Anda di halaman 1dari 5

Membangun Keluarga Harmoni &

Bahagia
.Maka

ALLAH menciptakan manusia itu


menurut gambar-Nya, menurut gambar
1

ALLAH diciptakan-Nya dia; lakilaki dan perempuan diciptakan-Nya


mereka. Kejadian 1:27
Keluarga adalah sebuah lembaga yang diciptakan oleh ALLAH sendiri, ALLAH yang
mengambil inisiatif untuk menciptakan manusia dengan dua jenis kelamin yang berbeda
yaitu : laki-laki dan perempuan, karena itu pernikahan dalam konsep agama Kristen
memiliki nilai sakral yang sangat tinggi sebab pernikahan itu adalah KUDUS.
Dalam perkembangan jaman yang semakin modern ini, makna dari nilai sakral
dalam sebuah pernikahan jadi semakin luntur. Banyak orang yang menganggap
pernikahan seperti sebuah mainan yang dapat digunakan untuk kesenangan dan
kepentingan diri sendiri demi memuaskan nafsu duniawi. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya angka perceraian yang terjadi di dunia. Di Indonesia saja, menurut data
Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kementerian Agama Indonesia, angka perceraian
mencapai 10% dalam setiap tahunnya, yaitu sekitar 250.000 pasangan kawin yang sah
bercerai setiap tahunnya. Belum lagi perkawinan-perkawinan yang tidak tercatat, seperti
nikah sirih dan lain sebagainya.
Sebagai pengikut KRISTUS, kita harus mengetahui bahwa TUHAN yang kita sembah itu
membenci perceraian. Karena itu, konsep perkawinan dalam agama Kristen adalah :
SEKALI UNTUK SELAMANYA, SAMPAI MAUT MEMISAHKAN.
Salah satu faktor penyebab tingginya angka perceraian ialah karena
KETIDAKHARMONISAN dalam rumah tangga. Suami-istri yang sering bertengkar,
salah paham yang terjadi, masalah ekonomi, serta faktor orang ke-tiga, seringkali
menjadi penyebab terjadinya perceraian.
Untuk mencegah hal itu terjadi, maka hari ini kita akan sama-sama belajar tentang
bagaimana cara untuk membangun keluarga Kristen yang harmonis dan bahagia.
1. Meletakkan KASIH KRISTUS sebagai DASAR yang mempersatukan
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan
dan menyempurnakan. Kolose 3:14
Bahasa Yunani untuk kata kasih yang digunakan dalam kitab Kolose 3:14 ini
menggunakan kata agape. Dalam bahasa Yunani, sedikitnya ada 4 kata yang dapat
menggambarkan tentang KASIH, yaitu : Agape, Philia, Storage dan Eros. Dan kasih
agape memiliki tingkat yang paling tinggi dari semua jenis kasih yang lain.
Kasih agape adalah kasih ALLAH sendiri, kasih yang tulus, murni dan suci, kasih

yang tidak egois dan mencari keuntungan sendiri seperti yang terdapat dalam 1 Korintus
13:4-8.
Dalam membangun keluarga kristen yang harmonis dan bahagia, unsur kasih ini mutlak
diperlukan. Sehingga dengan demikian setiap masalah maupun persoalan yang timbul,
dapat diselesaikan dengan baik, karena keluarga tersebut memiliki kasih KRISTUS
sebagai dasar yang mengikat dan mempersatukan mereka. Dengan adanya kasih ini, maka
masalah yang besar dapat dibuat menjadi kecil, dan masalah yang kecil dapat
dihilangkan. Tetapi jika sebuah keluarga tidak memiliki kasih KRISTUS, maka yang
terjadi adalah sebaliknya, masalah yang sebenarnya kecil, dapat berkembang menjadi
sangat besar, karena ada unsur emosi, kemarahan dan sakit hati yang turut bermain
didalamnya.
2. Membangun MEZBAH DOA KELUARGA
Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; Lalu ALLAH memberkati Nuh dan anakanaknya Kejadian 8:20, 9:1
Adalah sangat penting membangun mezbah doa dalam sebuah keluarga. Melalui mezbah
ini setiap anggota keluarga dibawa untuk menjadi semakin dekat dan semakin intim
dengan TUHAN. Mereka juga akan belajar disiplin untuk berdoa, memuji dan
menyembah TUHAN. Mereka akan membiasakan diri untuk berdiskusi tentang
kebenaran Firman TUHAN, sehingga karakter dari setiap anggota keluarga menjadi
semakin terbentuk melalui kebenaran Firman TUHAN tersebut. Karena itu mezbah
keluarga juga menjadi sarana pembentukan karakter bagi setiap anggota keluarga. Tentu
proses pembentukan karakter tersebut tidak akan terjadi dalam semalam, dibutuhkan
kesabaran dan kerja keras dari setiap anggota keluarga agar semakin hari menjadi
semakin serupa dengan pribadi YESUS.
3. Suami harus menjadi IMAM dalam keluarga
karena suami adalah kepala isteri sama seperti KRISTUS adalah kepala jemaat. Dialah
yang menyelamatkan tubuh. Efesus 5:23
Dalam kehidupan berumahtangga, suami harus menjalankan fungsinya sebagai imam
dalam keluarga. Ia bertanggung jawab untuk membawa seluruh anggota keluarganya
datang kepada TUHAN. Ia harus menanamkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip
kebenaran iman Kristen kedalam kehidupan keluarganya. Seorang suami yang tidak
menjalakan fungsinya sebagai imam dalam keluarga akan berdampak buruk bagi
keharmonisan rumah tangga tersebut. Sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia
membutuhkan sebuah figur yang dapat dijadikan panutan/ teladan bagi seisi
rumahnya, dan iblis mengetahui hal ini, karena itu dia berusaha dengan sekuat tenaga
untuk merusak figur ini. Karena itu bagi para suami : jadilah IMAM dalam
keluargamu.
4. Istri TUNDUK kepada suami, dan suami MENGASIHI istri

Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam TUHAN.


Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Kolose
3:18-19
ALLAH yang kita sembah adalah ALLAH yang luar biasa. Dia yang menciptakan kita
manusia, dan Dia mengenal kita lebih dari kita mengenal diri kita sendiri. Karena itu Dia
tahu, bahwa semua wanita di dunia mempunyai kebutuhan yang sama, yaitu mereka ingin
merasa DISAYANG oleh suaminya. Dan semua pria didunia mempunyai kebutuhan yang
sama juga, yaitu mereka ingin DIHARGAI / DIHORMATI oleh istrinya. Wanita sebagai
mahkluk yang secara fisik lebih lemah dari pria, membutuhkan rasa aman dan dilindungi
oleh suaminya. Dan pria sebagai mahkluk yang secara fisik lebih kuat dari wanita,
membutuhkan pengakuan bahwa memang dia lebih kuat, lebih perkasa dari istrinya.
Karena itu kedua hal ini harus berjalan bersama-sama, yaitu istri TUNDUK kepada
suami, dan suami MENGASIHI istri. Jika ada salah satunya yang dilanggar, maka akan
mengakibatkan pelanggaran juga pada sisi yang lain. Contoh : jika suami tidak mengasihi
istri dan berlaku kasar, maka akan mengakibatkan istri tidak mau tunduk kepada suami.
Atau jika istri tidak mau tunduk kepada suami melainkan tanduk, maka akan
mengakibatkan suami berlaku kasar kepadanya.
5. Anak TAAT kepada orang tua, dan orang tua JANGAN SAKITI HATI anak
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam
TUHAN. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Kolose 3:20-21
Untuk membangun sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia dibutuhkan kerjasama
yang baik antara anak dan orang tuanya. Peraturan bagi seorang anak ialah TAAT kepada
orang tua. Didalam kekristenan, orang tua memegang otoritas atas anaknya. Selama anak
tersebut belum menikah dan membangun keluarganya sendiri, maka yang memegang
otoritas atas anak itu ialah orang tuanya. Tidak ada orang tua yang mau mencelakakan
anaknya sendiri, setiap orang tua pasti ingin melihat anaknya berhasil, sukses dan hidup
bahagia. Sebagai seorang yang sudah banyak makan asam garam kehidupan tentu
orang tua memiliki pengalaman yang lebih banyak daripada anaknya. Tetapi hal ini sering
tidak disadari oleh sang anak, sebagai orang yang masih muda mereka cenderung
mengikuti keinginan hatinya sendiri, sehingga mereka memberontak dan tidak mau TAAT
kepada orang tua. Untuk membangun sebuah keluarga yang harmonis, seorang anak
harus menjalankan perannya dengan baik, yaitu TAAT kepada orang tua. Dan sebaliknya,
bagi orang tua peraturannya adalah JANGAN SAKITI HATI ANAK. Ada banyak orang
tua yang menyakiti hati anaknya, misalnya dengan cara tidak menepati janji, menghukum
secara berlebihan, pertengkaran antara suami istri dan lain sebagainya. Sebagai orang tua,
kita harus menyadari bahwa anak adalah titipan TUHAN yang harus dididik,
dibesarkan dan dibina sesuai dengan nilai-nilai kristiani, agar mereka bertumbuh besar
menjadi anak-anak yang cinta TUHAN dan berhasil dalam hidupnya.

Kesimpulan :
Memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia tentu menjadi idaman bagi setiap rumah
tangga. Namun untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh
serta komitmen dari setiap anggota keluarga untuk mau menjalankan fungsi perannya
masing-masing sesuai dengan kebenaran Firman TUHAN, sebab hanya Firman
TUHANlah satu-satunya standar yang harus kita milki untuk mencapai keluarga yang
harmonis dan bahagia.

Anda mungkin juga menyukai