Anda di halaman 1dari 123

Kumpulan Khotbah,

Renungan & Ilustrasi Kristen


Tentang Pernikahan

1
2
KATA PENGANTAR

Buku “Kumpulan Khotbah, Renungan & Ilustrasi


Kristen Tentang Pernikahan” diambil dari berbagai
sumber. Buku ini semoga bisa menjadi referensi
tambahan bagi para pelayan (penatua, diaken dan
pendeta) ketika menyampaikan nasihat atau wejangan
dalam kebaktian ataupun dalam acara resepsi
pernikahan.
Buku ini untuk kalangan sendiri dan tidak untuk
diperjualbelikan. Semoga bermanfaat.

Letwaru, 02 November 2021


Pendeta Ny. Sonja Waas-Latupeirissa

3
1. KHOTBAH PERNIKAHAN KRISTEN
Oleh: Irwin Day
Pernikahan adalah persekutuan yang ekslusif seumur
hidup antara seorang pria dan seorang wanita.
Pernikahan adalah satu komitmen antara seorang laki-
laki dan perempuan yang melibatkan hak-hak seksual
secara timbal balik. Pernikahan adalah satu lembaga
yang ditetapkan Tuhan bagi semua orang, bukan hanya
orang Kristen saja, tetapi untuk semua orang.
Nikahi Yang Kita Kasihi Dan Kasihi Yang Kita
Nikahi.
Cinta itu lebih dan sekedar perasaan, tetapi
merupakan suatu keputusan yang kita ambil. Dalam
cinta, kita dan pasangan saling menyanjung, bercakap,
mendengar, menguatkan, menghiubur, mengampuni,,
menghargai, menghormati, dan menjaga dalam suatu
hubungan pernikahan.
Tiada kepedihan yang melebihi kepedihan yang
timbul dari suatu pernikahan yang tidak bahagia.
Pernikahan yang diabaikan akan menciptakan
penderitaan dan kepahitan; Namun yang dengan baik
dipelihara akan menciptakan damai dan sukacita.
Pernikahan adalah puncak dua insan yang
membangun relasi yang saling mencintai. Memabangun
relasi dengan komitmen, cinta dan tanggungjawab.
Yang membedakan pernikahan Kristen dan pernikahan
diluar Kristen adalah ”melibatkan Tuhan didalamnya”
4
Ingat Pernikahan bukan disatukan karena kecocokan atau
karena cinta, sebab suatu saat bisa tidak cocok lagi dan
cinta bisa luntur dan pudar.
Pernikahan yang baik membutuhkan keteguhan hati
untuk menikah sehidup semati.
Matius 19:6
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak
boleh diceraikan manusia.”
Kejadian 2:21-24
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur
nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil
salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu
dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN
Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang
perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu
berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku
dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan,
sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-
laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging.
(1) Pernikahan Diprakarsai Oleh Tuhan Sendiri
Kejadian 2:21-22
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur
nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN ALLAH

5
MENGAMBIL salah satu rusuk dari padanya, lalu
menutup tempat itu dengan daging.
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari
manusia itu, DIBANGUN-NYALAH seorang
perempuan, lalu DIBAWA-NYA KEPADA manusia itu.
Oleh karena itu, mulai sejak awal kita berkenalan harus
sudah melibatkan Tuhan artinya dibawa dalam
pergumulan doa, sebab tanpa Tuhan kita akan gagal.
Amsal 16:3
Percayakanlah kepada TUHAN semua rencanamu, maka
kau akan berhasil melaksanakannya. (BIS)
Contoh: Ketika Eliezer (hambanya Abraham) ingin
mencarikan jodoh buat Ishak.
Kejadaian 24:12 Lalu berkatalah ia: “TUHAN, Allah
tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada
hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku
Abraham.
Mazmur 127:1-2
Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang
membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang
membangunnya; …
Hasilnya terbukti, bahwa Ishaklah nenek moyang Israel
yang pernikahannya monogami, dia puas hanya dengan
satu isteri saja !
• Ishak adalah orang yang setia dalam janji
pernikahannya.

6
• Ishak mengasihi Ribkah sampai maut memisahkan
mereka
• Ishak tidak pernah mau tergoda perempuan lain
• Ishak mencurahkan kasih dan perhatiannya hanya
kepada isterinya.
(2) Pernikahan Difondasi Atas Dasar Kasih
Kejadian 2:23
Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari
tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai
perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.”
Kalau hanya berdasar cinta saja tidak cukup sebab dari
kita mencintai harus menjadi kita mengasihi karena
Alkitab berkata : ”Dan di atas semuanya itu: kenakanlah
kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan”. (Kolose 3:14)
Kita bisa memberi tanpa mengasihi, tetapi kita tidak bisa
mengasihi tanpa memberi.
Mengikrarkan untuk hidup bersama dengan seseorang,
sungguh merupakan suatu tindakan iman yang
membutuhkan keyakinan dan mujizat.
Kita harus yakin bahwa pasangan kita adalah yang
Tuhan peruntukan untuk kita hidup bersamanya menjadi
suami isteri.
Efesus 5:33 Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-
masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri
dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
7
Dalam bukunya Nancy C. Anderson
”Avoiding The Greener Grass Syndrome”,
agar kisah hidupnya yang menyakitkan tidak dialami
orang lain. Buku tersebut menyarankan ada enam cara
untuk membangun semacam ”pagar” untuk melindungi
pernikahan dan menolong tercapainya suatu ”Pernikahan
yang Bahagia” yaitu :
 Pertama MENDENGAR: milikilah telinga yang
mau mendengarkan pasangan Anda.
 Kedua MENGUATKAN: bangunlah pasangan Anda
dengan memusatkan perhatian pada sifat-sifat
dirinya yang positif
 Ketiga KENCAN: ceriakanlah pernikahan Anda
dengan canda tawa dan menikmati waktu
kebersamaan
 Keempat WASPADA: ciptakanlah rasa aman
dengan membuat batasan-batasan yang jelas
 Kelima BELAJAR: kenalilah pasangan Anda supaya
Anda dapat sungguh-sungguh memahami dirinya
 Keenam MEMUASKAN penuhilah kebutuhan satu
sama lain.
(3) Pernikahan Dimulai Dengan Kemandirian
Kejadian 2:24
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya menjadi satu daging.

8
Meninggalkan orang tua maksudnya supaya dapat hidup
mandiri.
Arti rohaninya ; suami dan isteri keluar dari keduniawian
berubah hidupnya, sekarang lebih mengutamakan
keluarga ketimbang kesenangan pribadi.
Kalau sudah menikah masih tidak berubah pasti akan
problem.
Terlalu banyak campur tangan ortu, akan membuat RT
muda itu retak dan tidak dewasa. Tetapi bukan berarti
tidak boleh memberi wejangan (perlu juga) namun
jangan terlalu mencampuri terlalu banyak apalagi soal
mendidik anak.
TUHAN yang memprakarsai membentuk pernikahan.
Tuhan memberi Adam isteri setelah Adam disuruh
mengolah alam.
Orang menikah harus dengan tanggung jawab, sehingga
tak bergantung pada orang tua Oleh karena itu sebelum
menikah perlunya BERDOA sehingga mengerti benar
Rencana Tuhan. Amin.



9
2. RENUNGAN HARIAN, CERITA IMAN DAN
KISAH INSPIRASI KRISTEN
Amsal 10:12
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih
menutupi segala pelanggaran
Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya
pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan
dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati
hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar
biasa mengesankan.
Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya
dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah.
Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan
bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.
Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada
suaminya, “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di
majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan”
katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang
kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan
membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan
membuat hidup pernikahan kita bersama lebih
bahagia…..”
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal
dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji
tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-
10
hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan
mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk
berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam
benak mereka masing-masing.
Besok pagi ketika sarapan, mereka siap
mendiskusikannya. “Aku akan mulai duluan ya”, kata
sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali
yang ditulisnya, sekitar 3 halaman… Ketika ia mulai
membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari
suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya
mulai mengalir…..
“Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya. “Oh
tidak, lanjutkan…” jawab suaminya. Lalu sang istri
melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu
kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan
berkata dengan bahagia “Sekarang gantian ya, engkau
yang membacakan daftarmu”.
Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak
mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa
engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin
merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau
cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu
yang kudapatkan kurang…. ”
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan
ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya
menerimanya apa adanya… Ia menunduk dan
menangis…..Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa
11
dikecewakan, depresi dan sakit hati. Sesungguhnya tak
perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut.
Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan
pengharapan.
Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi
yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita
bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling
kita ? Kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita
mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik
dan mencoba melupakan yang buruk. Amin.



12
3. PERNIKAHAN KRISTEN YANG KUAT
Oleh: John Ratueda
Pernikahan Kristen yang kuat ~ Landasan firman
Tuhan untuk tema pernikahan Kristen yang kuat, diambil
dari Injil Matius 7:24-27.
Pernikahan Kristen Yang Kuat Pernikahan Kristen
yang kuat tidak bisa terjadi begitu saja. Ada upaya yang
serius dan sungguh-sungguh dari suami-istri secara
bersama untuk memiliki pernikahan Kristen yang kuat.
Tanpa kesungguhan dan keseriusan dari suami-istri
membangun pernikahan Kristen yang kuat, maka
mustahil mereka bisa memiliki rumah tangga yang
tangguh. Menikah bukan hanya sekedar merubah status
dalam KTP dan menyatakan kepada dunia bahwa anda
sudah tidak jomblo lagi.
Tetapi menikah menegaskan bahwa anda sedang
mengambil tanggung jawab besar untuk membangun
pernikahan Kristen yang kuat. Pada sisi lain, anda bukan
saja memiliki tanggung jawab untuk membangun
pernikahan Kristen yang kuat tetapi juga anda
mempunyai tanggung jawab untuk merawat pernikahan.
Sebab tidak cukup hanya dengan membangun sebuah
pernikahan lalu tidak diikuti dengan tindakan merawat
pernikahan itu.
Dan saya mau katakan bahwa :
 Merawat pernikahan tidaklah sama dengan merawat
rumah.

13
 Merawat pernikahan tidaklah sama dengan merawat
kendaraan.
 Merawat pernikahan juga tidaklah sama dengan
merawat tubuh anda.
Mengapa? Karena :
 Untuk merawat rumah, anda bisa minta orang lain
atau tukang untuk membereskan rumah, mengganti
perabot dan mengecet rumah anda.
 Untuk merawat kendaraan, anda tinggal bawa
kendaraan anda ke bengkel dan menyuruh montir
untuk mengganti onderdil yang dibutuhkan oleh
kendaraan anda.
 Untuk merawat tubuh, anda hanya datang ke salon,
lalu milih bahan bakunya. Selanjutnya mau mandi
pakai apa? Kembang wangi tujuh rupa, mau mandi
susu, semuanya sudah tersedia. Bahkan petunjuk
pemakaiannya juga sudah ada. Tetapi merawat
pernikahan sangat berbeda dengan semua bentuk
perawatan yang sudah saya jelaskan tadi. Merawat
pernikahan dibutuhkan komitmen, integritas dan
pengorbanan dari suami-istri.
Mengapa demikian? Karena sekali anda menikah itu
seumur hidup sampai Tuhan yang memisahkan suami
dari istri atau sebaliknya melalui kematian. Itu sebabnya
tidak ada tempat bagi perceraian dalam pernikahan
Kristen. Apa yang telah Tuhan satukan tidak boleh
dipisahkan oleh apa dan siapa pun. Pertanyaan penting

14
yang harus diajukan adalah: “Bagaimana supaya
memiliki pernikahan yang kuat?” Berdasarkan
kebenaran firman Tuhan dalam Injil Matius 7:24-27,
maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh suami-
istri supaya bisa memiliki pernikahan yang kuat, yaitu:
Satu, suami-istri harus sama-sama mendengar
firman Tuhan. Penulis Injil Matius dalam pimpinan,
tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus,
menulis: “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku
ini...” – Matius 7:24a. Di sini, suami-istri harus
membuka telinganya, membuka hatinya, membuka
jiwanya dan membuka rohnya untuk mendengar firman
Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab baik Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru. Tidak bisa hanya istri
yang disuruh untuk dengar firman Tuhan, tetapi suami
tidak mau mendengar firman Tuhan.
Atau sebaliknya tidak hanya suami yang disuruh
mendengar firman Tuhan, lalu istri tidak perlu
mendengar firman Tuhan. Harus keduanya sama-sama
mendengar firman Tuhan. Mengapa harus suami-istri
harus dengar firman Tuhan? Karena “..., iman timbul
dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”
– Roma 10:17.
Artinya adalah iman suami, iman istri bisa
bertumbuh hanya melalui mendengar firman Tuhan.
Kalau suami tidak dengar firman Tuhan, maka imanya
tidak bertumbuh, kalau imannya tidak bertumbuh maka
kerohaniannya mati dan kalau kerohaniannya mati, maka
pernikahannya juga hancur.
15
Demikian juga sebaliknya dengan istri. Itu sebabnya
sangat penting bagi suami-istri untuk sama-sama
mendengar firman Tuhan, sehingga iman keduanya
bertumbuh dan menjadikan pernikahannya kuat. Dua,
suami-istri harus sama-sama melakukan firman Tuhan.
Penulis Injil Matius menulis dalam pimpinan,
tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus,
menulis: “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku
dan melakukannya,...” – Matius 7:24b. Artinya suami-
istri tidak cukup hanya sama-sama mendengar firman
Tuhan, tetapi juga harus sama-sama melakukannya.
Rasul Yakobus dalam pimpinan, tuntunan, arahan,
bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Tetapi
hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya
mendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu
diri sendiri.
Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja
dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang
yang sedang mengamat-amati mukanya di depan cermin.
Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia
segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa
meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang
memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi
bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi
sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia
oleh perbuatannya” Yakobus 1:22-25.
Apa korelasinya mendengar dan melakukan firman
dengan mengamat-amati diri di depan cermin? Yakobus
ingin memberitahukan bahwa cermin hanya bisa
16
memberitahukan kekurangan yang ada pada diri kita
tetapi cermin itu tidak bisa memperbaiki kekuarangan
yang ada pada diri kita. Tetapi firman Tuhan yang kita
dengar dan lakukan akan sangat bermanfaat bagi
kehidupan. Rasul Paulus menulis: “Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”
– 2 Timotius 3:16.
Tiga, suami-istri harus sama-sama bijak menghadapi
badai Penulis Injil Matius dalam pimpinan, tuntunan,
arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis:
“Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu
angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh
sebab didirikan di atas batu” – Matius 7:25.
Pernikahan Kristen tidaklah bebas dari masalah,
pergumulan, ujian, tantangan dan hambatan. Allah tidak
membiarkan pernikahan Kristen di area yang tanpa
masalah. Dan memang demikianlah adanya sampai hari
ini, semua pernikahan Kristen mengalami pergumulan
yang maha dahsyat. Penulis Injil Matius menggunakan
simbol hujan, banjir, dan angin.
Ini mengindikansikan bahwa pernikahan Kristen
akan dihantam oleh berbagai ancaman, baik yang
kelihatan maupun yang tidak kelihatan dan berpotensi
meluluh-lantahkan bangunan sebuah pernikahan Kristen.
Tetapi suami-istri yang sudah sama-sama mendengar
firman Tuhan dan sama-sama melakukannya akan tetap
tegak berdiri dalam pernikahan yang kuat. Tidak akan
17
dirubuhkan oleh apa dan siapapun. Penulis Injil Matius
menggunakan dua kata kunci yaitu kata “bijaksana” dan
“bodoh”.
Ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan
intelektual dan gelar akademik suami-istri, tetapi
mengenai ketaatan. Baik orang “bijaksana” maupun
orang “bodoh” sama-sama mendengar firman Tuhan dan
sama-sama menghadapi badai. Tidak ada perbedaan dan
inilah keadilan Tuhan bagi pernikahan Kristen. Tetapi
yang membedakannya adalah orang “bodoh” yang
mendengar firman Tuhan tetapi tidak melakukannya
akan hancur.
Sebaliknya orang “bijaksana” yang mendengar
firman Tuhan dan melakukannya pasti selamat.
Pernikahan Kristen yang kuat tidak terjadi dalam waktu
yang singkat, melainkan membutuhkan sebuah proses
yang panjang dan membutuhkan kerjasama yang solid
antara suami-istri. Untuk mewujudkan pernikahan
Kristen yang kuat dibutuhkan: Satu, suami-istri sama-
sama mendengar firman Tuhan. Dua, suami-istri sama
melakukan firman Tuhan. Tiga, suami-istri sama-sama
bijak menyikapi badai dalam pernikahannya. Amin.



18
4. MENGAPA TUHAN MEMBERKATI
PERNIKAHAN?
Oleh: Pdt. Agus Lutan
Di Yohanes 2:1-11 tertulis tentang peristiwa
mukjizat pada acara pernikahan di Kana yang di Galilea.
Kalau kita pelajari kitab Yohanes, ada sekitar tujuh
mukjizat yang dilakukan Tuhan Yesus yang dicatat oleh
Yohanes, salah satunya yaitu peristiwa tersebut. Tetapi
masih banyak mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan
Yesus. Demikian juga setiap pengalaman & kesaksian
rohani masing-masing orang.
Ada Dua Hal Yang Bisa Kita Pelajari Dari Peristiwa Di
Kana Tadi:
(1) Mengapa Yesus melakukan mukjizat pertama-Nya
bukan di bait Allah atau suatu tempat yang besar dan
luas, melainkan di sebuah pesta pernikahan? Karena
pernikahan itu spesial di mata Tuhan. Tuhan sangat
cinta, mengasihi, dan memberkati sebuah
pernikahan. Alkitab pun paling banyak mencatat
tentang pernikahan, bahkan dari kitab Kejadian
tentang Adam dan Hawa, hingga kitab Wahyu, yaitu
kita sebagai mempelai Kristus. Sebab itu, Iblis
sangat benci & sangat tidak suka pernikahan, ia
ingin menghancurkan pernikahan! Serangan Iblis
bertubi-tubi terhadap pernikahan.

19
Mengapa Tuhan Sayang, Cinta, & Memberkati
Pernikahan:
 Karena pernikahan adalah ide, desain, dan
inisiatifnya Tuhan sendiri. Pria butuh penolong, yaitu
wanita sebagai istri. Karena itu, biasanya wanita lebih
kuat sebagai istri, pribadi yang menolong kaum pria
sebagai suami. Pria (suami) tidak boleh menjajah
wanita (istri), demikian juga sebaliknya. Mereka
berdua adalah kawan sekerja dalam ladang Tuhan.
 Karena pernikahan adalah gambaran hubungan
Kristus dengan jemaat. Kita tidak akan mengerti
hubungan antara Kristus dengan jemaat kalau tidak
mempraktikkannya dalam pernikahan. Komitmen
artinya join together, stick together, tetap bersama
apa pun yang terjadi! Kenapa pernikahan bisa
langgeng, bukan karena sempurna, hebat, dan luar
biasa, sebab manusia tidak sempurna, tapi karena
mereka punya komitmen yang mengikat &
menyatukan, tetap bertahan di musim apa pun yang
terjadi dalam pernikahan kita. Dalam pernikahan ada
suka dan duka, sehat dan sakit, dan kita sudah janji di
hadapan Tuhan untuk tetap saling setia dalam
keadaan senang maupun susah, sehat maupun sakit,
miskin maupun kaya. Pernikahan yang punya
komitmen akan tetap pulang ke rumah meski tidak
ingin pulang! Demikian pula komitmen dalam hal
lainnya. Our God is God of commitment, Tuhan kita
adalah Tuhan yang mencintai dan menghargai

20
komitmen. Dia benci perceraian karena merusak
komitmen yang merupakan suatu ikatan janji.
Milikilah komitmen. Pria sebagai suami jangan
diktator, melainkan harus mengasihi tanpa syarat dan
apa adanya. Wanita sebagai istri mesti tunduk kepada
suami, sebab suami ialah pemimpin, kepala, dan raja.
Sebab wanita memiliki keinginan untuk posesif dan
menguasai.
(2) Mengapa mukjizat pertama Yesus, yaitu mengubah
air menjadi anggur, sesuatu yang sepertinya biasa-
biasa saja, bukannya berjalan di atas air,
membangkitkan orang mati, dan lain-lain? Karena
bagi Tuhan, mukjizat yang terpenting bukan
kesembuhan, berkat berlimpah-limpah, tetapi
mukjizat terpenting bagi Tuhan adalah perubahan!
Banyak orang fokus pada berkat, kesembuhan, hal
spektakular, padahal mukjizat terpenting dalam
hidup kita adalah PERUBAHAN (transformative
miracle)! Kiranya hari ini terjadi perubahan dalam
hidup kita. Perubahan itulah yang paling penting,
perubahan dalam hati kita. Tuhan bukan memberkati
karena penampilan dan paras kita, tetapi karena hati
kita. Perubahan harus dimulai dari dalam hati kkita.
Tuhan bukan memberkati apa yang kita lakukan,
tetapi mengapa kita melakukannya, yaitu motivasi
hati kita lebih penting daripada apa yang kita
lakukan. Banyak orang pun melayani Tuhan karena
hobi, bukannya karena cinta Tuhan. Padahal kita
21
berarti dan berharga karena kita miliknya Tuhan.
Belajarlah berubah, milikilah hati yang lebih lembut.
Kalau kita tidak mau ditegur, sering mau membalas,
maka kita itu sebenarnya masih sombong. Kiranya
Tuhan pun mengubah sikap dan karakter kita. Dia
sanggup membalikkan hidup Anda. Mana lebih
mahal, air atau anggur? Anggur. Hidup &
pernikahan kita ibarat air, tetapi Tuhan sanggup
ubahkan jadi anggur manis yang berharga &
berguna bagi banyak orang. Pertobatan (metanoia)
adalah perubahan dalam hidup & cara berpikir.
Banyak orang yang berbuat salah, lalu hanya
menyesal, tetapi menyesal tidak akan membawa
perubahan. Tetapi orang yang bertobat, berbalik 180
derajat, pasti berubah!
Apa Yang Menggerakkan Tuhan Melakukan
Mukjizat Dalam Hidup Kita:
(1) masalah: masalah bisa menciptakan mukjizat.
Problems can create miracles. Apa yang kurang atau
defisit dalam hidupmu? Di tengah-tengah masalah
itu, Tuhan sanggup mengadakan mukjizat! Apa yang
tidak berarti, di tangan Tuhan bisa menjadi berarti.
Yesus bisa atasi & selesaikan masalah kita;
(2) waktunya Tuhan: Allah tidak bekerja dalam waktu
kita, tetapi dalam waktu-Nya. Tuhan yang atur
waktunya. Jangan kehilangan momen kesempatan
Tuhan.

22
(3) mengikuti instruksinya Tuhan: banyak orang suka
mendengar firman & suara Tuhan, tetapi tidak
melakukan, padahal melakukannyalah yang
mendatangkan mukjizat. Amin.



23
5. SALING SETIA DALAM PERNIKAHAN
Oleh: Pendeta Diana Pesireron
Kalau membeli suatu benda atau barang biasanya kita
mendapat nota atau kwitansi pembelian. Dalam kwitansi
itu dijelaskan berapa harga barang yang kita beli dan dari
siapa kita membeli. Kadangkala pada suatu produk yang
kita beli terutama makanan kaleng ada batas masa
berlaku misalnya sampai bulan apa dan tahun berapa,
sesudah batas waktu itu makanan yang kita beli sudah
kadaluwarsa.
Ini sangat berbeda dengan pernikahan, pada saat
menikah pasangan akan beroleh surat nikah, di dalam
surat nikah tercantum dengan siapa menikah, ayah dan
ibu dari pasangan kita, kapan diberkati dalam pernikahan
kudus, dan jelas sekali tidak dicantumkan masa berlaku
pernikahan tersebut. Tidak ada masa kadaluwarsa untuk
pernikahan. Karena itu ada ungkapan : saat belum
menikah pilihlah diantara banyak pilihan tetapi sesudah
menikah terimalah apa adanya.
Kehidupan pernikahan Kristen mesti dilandasi dengan
Kesetiaan. Pada zaman ini, kesetiaan sangat mahal sebab
perilaku tidak setia ada dimana-mana. Perceraian dan
perselingkuhan dalam kehidupan pernikahan Kristen
seolah menjadi biasa-biasa. Tapi dibalik prilaku tidak
setia yang makin marak, kita diajak untuk belajar untuk
menjadi setia. Ingatlah bahwa dunia ini bisa berputar dan
terus berjalan karena kesetiaan. Bumi setia berputar pada
24
porosnya, matahari setia terbit di pagi hari tanpa pernah
absen. Hujan dan panas setia menyambangi bumi supaya
kehidupan dapat berlangsung. Organ-organ tubuh kita
bekerja siang malam dengan sinergi yang mengagumkan
dan setia supaya tubuh kita terus hidup. Lalu banyak
orang di sekeliling kita begitu setia menjalankan
tugasnya walau tugas itu selalu sama dan harus
dilakukan setiap hari tanpa putus, misalnya seorang ibu
yang harus selalu memasak untuk keluarga.
Demikianlah kesetiaan adalah barang mahal yang tak
ternilai harganya yang menopang seluruh kehidupan
umat manusia. Di saat kejenuhan atau kebosanan
melanda, ingatlah akan Tuhan yang tidak pernah bosan
memelihara manusia. Peliharalah kesadaran akan rasa
syukur atas hidup, dan betapa kehidupan ini dapat terus
berjalan karena ditopang oleh pilar-pilar kesetiaan.
Semoga ini menyemangati kita untuk menikmati
kehidupan pernikahan dan menjaganya sebaik-baiknya.
Sehingga kebahagiaan yang dicita-citakan banyak orang
dari sebuah kehidupan pernikahan, dapat mencapai
tujuannya yang hakiki, yaitu kebahagiaan yang dicita-
citakan Tuhan sendiri bagi manusia ciptaan yang
dikasihiNya.
Merpati adalah burung yang tidak pernah mendua hati.
Coba perhatikan, apakah ada merpati yang suka berganti
pasangan? Jawabannya adalah “tidak”! Pasangannya
cukup 1 seumur hidupnya. Merpati adalah burung yang
tahu kemana dia harus pulang. Betapapun merpati
25
terbang jauh, dia tidak pernah tersesat untuk pulang.
Pernahkah ada merpati yang pulang ke rumah lain?
Jawabannya adalah “tidak”! Merpati adalah burung yang
romantis. Coba perhatikan ketika sang jantan bertalu-talu
memberikan pujian, sementara sang betina tertunduk
malu. Pernahkah kita melihat mereka saling mencaci?
Jawabannya, “tidak”!
Burung merpati tahu bagaimana pentingnya bekerja
sama. Coba perhatikan ketika mereka bekerja sama
membuat sarang. Sang jantan dan betina saling silih
berganti membawa ranting untuk sarang anak-anak
mereka. Apabila sang betina mengerami, sang jantan
berjaga di luar kandang. Dan apabila sang betina
kelelahan, sang jantan gantian mengerami. Pernahkah
kita melihat mereka saling melempar pekerjaannya?
Jawabannya, “tidak”! Merpati adalah burung yang tidak
mempunyai empedu, ia tidak menyimpan “kepahitan”
sehingga tidak menyimpan dendam. Jika seekor burung
merpati bisa melakukan seperti itu, mengapa manusia
tidak bisa? Hidup itu indah jika kita saling mengerti,
berbagi, dan menghargai! Tuhan memberkati. Amin.



26
6. KUNCI RAHASIA KESUKSESAN HUBUNGAN
ANTARA SUAMI DAN ISTRI
Ayat bacaan: Efesus 5:23
“Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah
hubungan Kristus dan jemaat.” Betapa terkejutnya saya
hari ini mendengar kabar bahwa salah seorang sepupu
saya baru saja mengalami kekerasan dalam rumah
tangga alias dipukul oleh suaminya. Kejadian ini
sebenarnya adalah akumulasi dari berbagai
permasalahan yang terus dibiarkan berlarut-larut sejak
mereka menikah. Seorang pria memukul wanita, apalagi
istrinya sendiri, itu jelas salah.
Tetapi agar adil, sebenarnya kita pun harus melihat
terlebih dahulu permasalahannya secara lebih jelas,
sedapat mungkin menuju kepada akar-akar
permasalahannya, karena bisa jadi perlakuan kasar suami
dipicu oleh perilaku atau sikap yang kurang baik dari
istri, yang mungkin sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Apapun penyebabnya, yang jelas kita melihat semakin
banyak keluarga-keluarga yang mengalami kehancuran
meski usia pernikahannya masih relatif singkat.
Dan ini pun tidak lagi jarang terjadi di kalangan
umat Kristen sendiri. Iblis memang sangat suka merusak
hubungan antar pasangan, terlebih ketika kita sudah
memasuki zaman akhir seperti sekarang ini. Bentuk
penyebab pecahnya sebuah hubungan bisa bermacam-
macam, dan kita memang seharusnya melihat kasus per
kasus. Tapi mari kita lihat sebuah pertanyaan yang
27
mungkin sering dilontarkan orang, dan jelas dibutuhkan
setiap pasangan. Adakah sebuah kunci yang akan
mampu membuat sebuah hubungan antara suami dan
istri senantiasa harmonis? Adakah rahasia kesuksesan
sebuah hubungan yang akan mampu melewati badai
seperti apapun tanpa mengalami keretakan di dalamnya?
Jawabannya ada.
Kunci rahasia kesuksesan hubungan suami istri jelas
tertulis di dalam kitab Efesus pasal 5 dengan judul
perikop “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami istri.”
Bagian ini secara terang mengungkapkan kunci rahasia
dari kesuksesan hubungan ini. Kedua belah pihak, suami
dan istri, sama-sama punya tanggung jawabnya masing-
masing. “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti
kepada Tuhan.” (Efesus 5:22). Mengapa? “karena suami
adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala
jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.” (ay 23).
Para istri, hendaklah anda tunduk kepada suami
seperti halnya anda tunduk kepada tuhan. Ini adalah hal
yang tidak bisa ditawar-tawar atau diberi pengecualian
dengan alasan apapun. Kita tidak bisa tunduk dengan
Tuhan tergantung kondisi bukan? Seperti itu pula
seharusnya penundukan diri seorang istri terhadap
suaminya. Apakah istri yang berpenghasilan lebih besar,
apakah istri berperan lebih banyak dalam keluarga, atau
alasan lainnya, itu tidak serta merta bisa menjadi dalih
untuk berlaku sebaliknya. Istri tunduk kepada suami,
seperti halnya kepada Tuhan, itu kunci rahasia dari pihak
istri.
28
Lalu bagaimana dengan pihak suami? Para suami,
dengarlah ini. “Hai suami, kasihilah isterimu
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya.” (ay 25). Mudahkah itu?
Sama sekali tidak, sebab kita tahu bagaimana cara
Kristus mengasihi jemaat. Dia tidak menyayangkan
nyawaNya sendiri atau kenyamananNya, bahkan
statusNya demi keselamatan para jemaat. Dia rela
menyerahkan diri seutuhnya demi kita semua,
menggantikan kita semua yang seharusnya terpancang di
atas kayu salib selamanya. Seperti itulah bentuk dari
kasih Kristus.
Ini menjadi kunci rahasia kesuksesan hubungan dari
pihak suami. Para suami, hendaklah anda mengasihi istri
seperti bagaimana Yesus mengasihi jemaat hingga rela
mengorbankan diriNya sendiri.
Ada tambahan lain yang masih berkaitan bagi para
suami: “Demikian juga suami harus mengasihi isterinya
sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi
isterinya mengasihi dirinya sendiri.” (ay 28). Mengapa?
“Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri,
tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti
Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota
tubuh-Nya.” (ay 29-30).
Bacalah Roma 12:1-8 dan 1 Korintus 12:12-31 yang
berbicara jelas mengenai kita sebagai anggota dari tubuh
Kristus. Tidak ada satu orangpun yang mau menyakiti
atau menghancurkan bagian tubuhnya sendiri. Jika kita
dianggap sebagai bagian dari tubuh Kristus, maka jelas
29
Kristus akan memperhatikan dengan seksama
keselamatan kita masing-masing. Demikian pula
seharusnya sang suami harus mengasihi istrinya yang
tidak lain adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
mereka, dimana Tuhan sendiri yang telah menjadi saksi
atas janji setia yang kita ucapkan ketika menikah.
(Maleakhi 2:14).
Sebuah pernikahan membuat suami dan istri menjadi
satu daging, dan dengan demikian mereka bukan lagi
dua melainkan satu. (Matius 19:5-6). Karena itulah
suami yang tidak mengasihi istri sama artinya dengan
orang yang tidak mengasihi anggota tubuhnya sendiri,
yang dengan demikian tidak mencerminkan bagaimana
Kristus mengasihi jemaatNya, anggota tubuhNya sendiri.
Apa yang tertulis di dalam Efesus 5 adalah sebuah
rahasia besar yang menjadi kunci sukses keharmonisan
hubungan antara suami dan istri. Lihatlah kata-kata
Paulus berikut: “Rahasia ini besar, tetapi yang aku
maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.” (Efesus
5:32). Rahasia besar? Ya, rahasia besar. Bukankah
banyak pernikahan yang akhirnya hancur di tengah jalan
akibat ketidaktahuan akan fungsi, tugas, tanggung jawab
serta posisinya masing-masing? Secara umum inilah
yang seringkali menjadi awal dari kehancuran sebuah
keluarga. Rahasia besar ini sebenarnya telah
diungkapkan dengan jelas dalam Alkitab.
Mungkin bisa jadi aneh bagi kita ayat yang sudah
tersedia selama ribuan tahun dikatakan sebagai sebuah
rahasia yang besar, namun jika mengacu kepada realita
30
dimana ada banyak hubungan yang kandas akibat
ketidaktahuan akan kedua kunci ini, maka kita akan bisa
mengerti mengapa hal itu dikatakan sebagai sebuah
rahasia besar.
Jika kita melakukannya, maka kita akan melihat
sendiri bagaimana kunci ini mampu berperan secara luar
biasa dalam membangun atau membina hubungan suami
istri yang sukses. Dalam kondisi atau situasi apapun
yang saat ini anda alami dalam hubungan dengan
pasangan anda, dasarkanlah selalu kepada kedua kunci
ini : Istri tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan (ay
22) dan suami mengasihi istri seperti Kristus mengasihi
jemaat (ay 25).
Mari kita renungkan bersama-sama, sudahkah kita
menempatkan diri kita pada posisi yang tepat ?
Sudahkah kita menjalankan fungsi dan tanggungjawab
kita sesuai porsi kita seperti yang dinyatakan dalam
kedua kunci ini? Hubungan harmonis antara suami dan
istri yang bertahan hingga maut memisahkan akan selalu
menjadi dambaan semua manusia. Yang jelas, Tuhan
sebenarnya telah memberikan kunci bagi kita untuk
mencapainya, dan sekarang semua tergantung kita,
apakah kita mau menyadari dan menghidupi rahasia
besar ini atau tidak. Istri tunduk pada suami seperti
kepada Tuhan dan suami mengasihi istri seperti Kristus
mengasihi jemaat merupakan kunci kesuksesan sebuah
hubungan. Amin.

31
7. MEMBANGUN PERNIKAHAN DI ATAS
DASAR YANG KOKOH
Matius 7: 21, 24 – 27
Oleh: Pdt. Jotje Hanri Karuh
Jika kita perhatikan sebuah bangunan, maka bagian-
bagian yang terpenting dari bangunan itu sendiri pada
umumnya tidak terlihat oleh mata kita. Karena tidak
terlihat maka sering kali kita tidak atau kurang
memperhatikannya.
Tetapi seorang perancang dan pembangunan sebuah
bangunan, sang arsitek bangunan, pasti sangat
memperhatikan dan memperhitungkan apa yang menjadi
bagian yang tak terlihat oleh mata dan yang umumnya
tidak diperhatikan oleh banyak orang.
Di sini saya berbicara mengenai fondasi bangunan.
Fondasi bangunan itu haruslah dalam, kokoh dan solid.
Untuk mendapatkan sebuah fondasi bangunan yang
kokoh dan solid itu diperlukan waktu dan perencanaan
yang matang, dan kerja keras yang tidak biasa-biasa saja.
Seorang pembangun yang bijaksana akan berpikiran jauh
ke depan.
Ia menyediakan waktu untuk merencanakan segala
sesuatunya dengan tepat, bahkan sebelum bangunan itu
selesai bangunan ia sudah dapat melihat dalam
pikirannya akan seperti apa bangunan yang sedang
dibangun itu.
Di dalam pikiran seorang pembangun yang
bijaksana, ia tidak hanya berpikir tentang rumah yang
32
akan dibangunnya tetapi juga berpikir mengenai orang-
orang yang akan tinggal dalam rumah tersebut.
Ia juga melihat pentingnya rumah tersebut kokoh
dari terpaan angin dan hujan yang lebat. Sehingga rumah
itu menjadi tempat berteduh yang nyaman dan aman bagi
mereka yang tinggal di dalamnya.
Selain itu, seorang yang bijaksana akan
menggunakan bahan-bahan yang terbaik supaya hasilnya
optimal sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
Tetapi sebaliknya, seorang pembangun yang bodoh,
ia tidak peduli atau menaruh perhatian penting pada
kualitas bahan-bahan yang dipergunakannya. Ia tidak
mengarahkan pandangannya ke masa depan. Sehingga
kualitas bangunan yang dibangunnya juga jelek.
Ia juga tidak peduli dengan orang-orang yang akan
tinggal di dalam rumah itu apakah mereka dapat
berteduh dari terpaan angin atau hujan.
Yang ada dalam pikirannya ialah bagaimana bangunan
itu dibangun semurah mungkin dan secepat mungkin.
Tidak peduli apakah rumah itu nantinya kokoh atau
rapuh.
Membangun Hidup Pernikahan Sama Halnya
Dengan Membangun Sebuah Rumah
(1) Tidak selesai dibangun dalam satu malam. Tidak ada
kehidupan pernikahan yang selesai dibangun dalam
satu malam. Bangunan pernikahan kalian tidak
selesai dibangun hanya pada hari pesta pernikahan
hari ini.
33
(2) Harus jauh memandang ke depan sebab pernikahan
harus tetap dipelihara sepanjang kehidupan bersama.
Setiap pasangan memasuki hidup pernikahannya
dengan harapan yang besar dan mimpi-mimpi yang
indah, tetapi banyak dari pasangan tersebut yang
menempatkan dan meletakkan dasar harapan dan
impiannya itu pada dasar atau fondasi yang lemah.
Sehingga banyak pernikahan yang kandas di tengah
jalan. Oleh sebab itu, setiap keluarga membutuhkan
fondasi yang kokoh dari hidup pernikahan yang
dimasuki dan dijalaninya.
“Batu-Batu Karang” Apa Saja Yang Perlu Ada
Dalam Sebuah Pernikahan Yang Utuh?
(1) Fidelity (kesetiaan). Kesetiaan kita pada pasangan
hidup kita tidak hanya secara fisik tetapi juga secara
hati kita. Sebab jika tidak demikian pernikahan akan
berada di jurang kehancuran. Perselingkuhan atau
adanya “WIL” atau “PIL” salah satu faktornya ialah
karena tidak adanya kesetiaan pada pasangan hidup
yang telah Tuhan berikan kepada kita.
(2) Trust (saling percaya). Sikap saling percaya
merupakan hal penting bagi sebuah pernikahan yang
kokoh. Kita mempercayai pasangan hidup kita
sepanjang perjalanan hidup pernikahan yang kita
jalani bersama. Tanpa adanya sikap saling percaya
pada pasangan hidup kita akan sangat sulit bagi kita
untuk membangun sebuah keluarga yang kokoh.
34
Jika semua saling curiga satu terhadap yang lain
akan sulit bagi pasangan hidup kita untuk
mengembangkan dirinya. Rasa tidak dipercayai akan
menyakitkan dan melukai perasaan pasangan hidup
kita. Oleh sebab itu, kembangkan rasa percaya di
antara kalian dan jaga kepercayan pasangan kalian
jangan mengecewakannya.
(3) Gentleness (kelemahlembutan). Sikap lemah-lembuh
bukanlah sikap yang lemah. Tetapi justru
sebaliknya, sebuah sikap yang memperlihatkan
kepribadian dan kematangan diri yang dewasa.
Orang yang lemah lembuh adalah orang yang dapat
mengontrol dan menguasai dirinya dengan baik,
ketika mengungkapkan segala hal yang menjadi
perasaan dalam dirinya. Orang yang lemah lembut
tidak akan menyakiti pasangan hidupnya. Orang
yang lemah lembuh menjaga penuh kepercayaan
pasangan hidupnya kepada dirinya. Orang yang
lemah lembut adalah orang yang dapat memaafkan
kesalahan yang dibuat pasangan hidupnya. Oleh
sebab itulah, Yesus pernah berkata bahwa orang
yang lemah lembut akan menguasai bumi.
(4) Communication (komunikasi). Pernikahan yang baik
menuntut adanya kedalaman hubungan yang hangat
antara suami dan istri. Setiap kali kita tidak
menaruh perhatian pada apa yang dikatakan
pasangan hidup kita, kita mengirimkan pesan kepada

35
mereka bahwa kita tidak menghargai pasangan
hidup kita. Orang bijak memonopoli mendengarkan
sedangkan orang bodoh menguasai percakapan.
(5) Acceptance (penerimaan). Penerimaan yang utuh
dan sungguh-sungguh pada pasangan hidup kita
dengan segala kelebihan dan kekurangannya
merupakan bentuk cinta yang sejati. Semakin lama
kita bersama orang yang kita cintai semakin kita
mengenal kelebihan dan kekurangannya. Di sini
kemampuan kita menerima pasangan kita apa
adanya dan menolongnya untuk semakin
mengurangi kelemahannya merupakan prasyarat
bagi sebuah pernikahan yang sehat dan
membahagiakan.
(6) Faith in God (iman kepada Allah). Sebuah keluarga
kristen belum dapat dikatakan sebagai keluarga
kristen yang seutuhnya apabila belum menyediakan
tempat dalam kehidupan mereka kehadiran Allah
yang menuntun kehidupan mereka dan pertumbuhan
rohani yang baik bagi setiap anggota keluarga yang
ada di dalamnya.
(7) Love (Kasih). Kasih adalah semen yang merekatkan
keenam batu karang tersebut di atas. Kasih
merupakan dasar pengikat bagi kita untuk hidup
bersama, berjalan bersama dan menikmati bersama
kehidupan dengan pasangan hidup yang Tuhan
berikan. Kita mengasihi pasangan kita tidak hanya
36
dengan kata-kata tetapi yang terutama ialah dengan
perbuatan nyata kita sehari-hari. Satu perbuatan
yang penuh kasih jauh bernilai dibandingkan seribu
kata cinta yang kita ucapkan pada pasangan hidup
kita.
Hari ini, ……………..….. dan ………………..,
memulai upaya mereka untuk membangun sebuah rumah
pernikahan yang baik dan membahagiakan mereka.
Tetapi perlu diingat bahwa pernikahan yang baik dan
membahagiakan tidak dapat dibangun dalam satu
malam. Itu membutuhkan pergumulan bersama,
komitmen bersama untuk meraih masa depan bersama.
Sebab Cinta Bukan Berarti Cuma Saling
Memandang, Tetapi Terutama
Menatap Ke Tujuan Yang Sama.
Dalam pandangan Allah, pernikahan adalah komitmen
yang utuh dari pribadi yang utuh bagi kehidupan
bersama yang utuh. Kurang dari itu, bukanlah
pernikahan kristen yang idenya dari Allah, dan sangatlah
mudah rusak dan berantakan apa yang semula dicita-
citakan.
Oleh sebab itu, kalian berdua harus seperti orang yang
bijaksana dalam perumpamaan Yesus tersebut, yaitu
meletakkan bangunan pernikahan mereka di atas dasar
yang kokoh seperti yang telah saya katakan. Sehingga
kalian berdua merupakan pembangun rumah tangga yang
bijaksana. Dengan demikian, dalam pernikahan itu
37
kalian akan menemukan kehangatan, penerimaan, rasa
saling memiliki satu terhadap yang lain serta kedamaian;
maka pernikahan kalian akan berhasil. Amin.



38
8. DALAM SUSAH ATAUPUN SENANG?
Nats:
Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada
Tuhan .... Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat (Efesus 5:22,25)
Bacaan : Efesus 5:22,33
Di dekat rumah kami ada sebuah lapangan golf. Saat
berdiri di halaman belakang, saya melihat kolam yang
seolah-olah tak sabar menunggu pukulan meleset saya
berikutnya. Sering kali saya membayangkan sandtraps
[lubang berisi pasir dalam permainan golf] dan
pepohonan mengejek permainan saya yang jelek.
Saya menceritakan permainan golf ini dengan perasaan
campur aduk. Sesekali saya suka bermain golf. Namun
tinggal berdekatan dengan lapangan golf selalu
mengingatkan saya akan kesalahan-kesalahan yang saya
buat saat bermain golf. Itulah tidak enaknya.
Masalah yang sama dapat timbul dalam pernikahan.
Terkadang suami-istri melupakan harapan dan mimpi
yang pernah saling mereka bagikan. Maka kehadiran
pasangan hanya menjadi sumber gangguan, pengingat
berbagai kesalahan dan kekecewaan di masa lalu.
Ketika Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus,
ia meminta agar para suami dan istri mengarahkan
pikiran mereka pada hubungan mereka dengan Anak
Allah (5:22,33). Di dalam Dia kita menemukan kasih
yang tak berkesudahan dan pengampunan bagi
kegagalan kita. Di dalam Dia kita menemukan Pribadi
39
yang suka melupakan hal-hal yang paling buruk dalam
diri kita dan memberikan yang terbaik. Dia
mengingatkan kita, bukan pada kekalahan kita, tetapi
pada apa yang belum kita capai.
Bapa, ampuni kami yang hanya memusatkan perhatian
pada kekurangan dan kesalahan kami, dan bukan pada
kasih Putra-Mu Yesus Kristus. Bantulah kami untuk
kembali mengasihipasangan kami dalam terang kasih
Tuhan yang besar --Mart De Haan II
Pernikahan Mungkin Ditentukan Di Surga Tetapi
Harus Dijalankan Di Dunia.
Amin.



40
9. BAHAGIA SELAMANYA?
Nats:
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, ... tetapi
perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi
(1Petrus 3:3,4)
Bacaan : 1Petrus 3:1-12
Selain dalam banyak cerita dongeng, tak pernah ada
jaminan bahwa pasangan yang menikah akan hidup
bahagia selamanya. Selalu ada saja masalah yang
muncul, bahkan kadang begitu rumit. Meskipun kita
berusaha membentuk keluarga yang bahagia, kita bisa
saja terperangkap dalam rumah tangga yang penuh
dendam, permusuhan, pertikaian, dan penderitaan. Tak
ada kesedihan yang lebih dalam dibanding kesedihan
yang diakibatkan oleh pernikahan yang tidak bahagia.
Namun, pernikahan yang sulit dapat menjadi tempat di
mana Allah menggarap "manusia batiniah yang
tersembunyi" (1Petrus 3:4). Daripada hanya
memfokuskan diri pada kesalahan pasangan, kita
seharusnya membuka hati bagi Tuhan dan memohon
agar Dia melawan kejahatan dalam hati kita. Secara
bertahap, Dia akan bekerja dengan lembut dan murah
hati. Dengan begitu, kita akan mulai melihat diri kita
yang sebenarnya. Ternyata kita bukan orang yang penuh
pertimbangan, sabar, sopan, ramah, murah hati, dan
penuh penguasaan diri seperti yang kita bayangkan. Kita
menjadi sadar betapa kita membutuhkan pengampunan
Juruselamat dan pertolongan Roh Kudus untuk
41
melakukan apa yang benar dan penuh kasih (ayat 1-12),
bahkan ketika kita disalahkan.
Pertumbuhan kita dalam kasih karunia bisa mengubah
pasangan kita, bisa juga tidak. Tak ada jaminan apa pun
dalam hidup ini selain kasih Allah. Namun, dengan
pertolongan-Nya, kita bisa berubah. Meskipun mungkin
tidak semua luka dalam pernikahan kita dapat
disembuhkan, kasih karunia Allah pasti mampu
memulihkan kita --David Roper
Sukses Dalam Pernikahan Bukanlah Menemukan
Melainkan Menjadi Pasangan Yang Cocok
Amin.



42
10. MEMBUKAKAN PINTU
Nats:
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah
bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih
lemah! (1Petrus 3:7)
Bacaan : 1Petrus 3:1-12
Saat saya dan istri makan siang bersama pasangan
suami-istri lain, saya perhatikan, setelah keluar dari
mobil, sang suami memutar ke sisi lain mobilnya dan
membukakan pintu bagi istrinya. Kemudian saya berkata
pada pria itu, "Sebagian wanita mungkin menganggap
tindakan itu memalukan." "Benar," jawabnya. "Seorang
wanita pernah melihat saya melakukan hal ini, dan ia
pun segera berkomentar, 'Saya yakin sebenarnya istri
Anda sangat mampu membuka pintu sendiri!' Lalu saya
menjelaskan kepadanya, 'Saya membukakan pintu untuk
istri saya bukan karena ia tidak mampu membuka pintu
sendiri, melainkan untuk menghormatinya.'"
Yesus memperlakukan wanita dengan penuh
penghargaan dan hormat (Yohanes 4:1-38; 8:3-11;
19:25-27). Begitu juga di dalam 1 Petrus 3:7, para suami
diminta untuk hidup bijaksana dengan istrinya, sebagai
kaum yang lebih lemah! Pria dan wanita masing-masing
memiliki kelemahan tersendiri. Namun secara umum,
wanita lebih lemah daripada pria secara fisik. Selain itu,
wanita juga memiliki kebutuhan dan sifat sensitif yang
unik. Hal ini bukan berarti kedudukan mereka lebih
rendah. Sebaliknya, Petrus berkata bahwa sebagai orang-
43
orang kristiani, pria dan wanita adalah "pewaris dari
kasih karunia, yaitu kehidupan" (ayat 7).
Membukakan pintu bagi seorang wanita mungkin
mungkin bagi sebagian orang tampak seperti sopan-
santun yang kuno. Namun, hal itu juga dapat menjadi
tanda penghargaan yang indah, baik bagi pria maupun
wanita, jika itu menggambarkan penghargaan dan rasa
hormat yang dimiliki seseorang terhadap pasangannya --
Dennis De Haan
Kita Menghargai Allah Ketika Kita Saling
Menghargai.
Amin.



44
11. KEAJAIBAN HIDUP PERNIKAHAN
Nats:
Adam berkata, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan
daging dari dagingku” (Kejadian 2:23)
Bacaan : Matius 19:1-8
Ketika Pendeta Howard Sugden memimpin upacara
pernikahan kami, ia menekankan bahwa kami sedang
terlibat dalam sebuah mukjizat. Kami memercayainya,
tetapi kami tidak memahami seberapa besar mukjizat
yang diperlukan untuk mengikat dua orang, apalagi
menjadikan keduanya satu.
Setelah 20 tahun, saya sadar bahwa kehidupan
pernikahan, bukan upacara pernikahan, adalah mukjizat
sejati. Setiap orang bisa menikah, tetapi hanya Allah
yang bisa menciptakan sebuah kehidupan pernikahan
yang sejati.
Sebuah definisi menikah adalah “membangun
keterikatan dengan setia atau keras kepala”. Bagi
beberapa pasangan, istilah “keras kepala” lebih tepat
menggambarkan keterikatan mereka daripada istilah
“setia”.
Allah memiliki definisi yang jauh lebih baik bagi kita
mengenai pernikahan daripada mendefinisikannya
sebagai keterikatan yang terus-menerus diusahakan agar
tidak terjadi perceraian. Kesatuan dalam pernikahan itu
begitu kuat sehingga kita menjadi “satu daging”. Allah
menginginkan hidup pernikahan berlangsung seperti
ketika Dia menciptakan Hawa dari Adam pertama kali
45
(Kejadian 2:21-24). Itulah penjelasan Yesus kepada
orang-orang Farisi ketika mereka bertanya kepada-Nya,
“Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya
dengan alasan apa saja?” (Matius 19:3). Yesus
menjawab, “Sebab itu laki-laki akan … bersatu dengan
istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging”
(ayat 5).
Menyerahkan hidup Anda kepada orang lain adalah
tindakan iman yang benar-benar memercayai mukjizat.
Puji syukur, Allah campur tangan dalam menciptakan
kehidupan pernikahan -JAL
Kehidupan Pernikahan Yang Bahagia
Adalah Bersatunya Dua Pengampun Yang Baik
Amin.



46
12. KASIH TAK PERNAH GAGAL
Nats:
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengha-
rapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah
kasih (1Korintus 13:13)
Bacaan : 1Korintus 13
Penyair Archibald MacLeish berkata bahwa "seperti
halnya sinar, kasih menjadi lebih baik di kegelapan". Ia
menyebut hal ini sebagai "hikmat terakhir di sore hari".
Hal yang sama berlaku atas kasih kita kepada satu sama
lain; kasih dapat menjadi lebih baik saat kita menua.
Saya telah melihatnya sendiri pada dua teman saya yang
sudah lanjut usia.
Mereka sudah menikah selama lebih dari 50 tahun,
namun masih sangat saling mencintai. Yang satu hampir
meninggal karena mengidap kanker pankreas; sedang
yang lainnya hampir meninggal karena Parkinson.
Minggu lalu saya melihat Barbara membungkuk ke
ranjang Claude, menciumnya, dan berbisik, "Aku
mencintaimu." Claude menjawab, "Engkau cantik."
Saya merenungkan pasangan-pasangan yang telah
mengabaikan pernikahan mereka, yang tidak mau
bertahan dalam situasi baik atau buruk, sakit atau sehat,
miskin atau kaya, dan saya sedih melihat mereka.
Mereka akan kehilangan kasih seperti yang dinikmati
oleh kedua teman saya di tahun-tahun terakhir mereka.
Saya telah menyaksikan Claude dan Barbara selama
bertahun-tahun, dan saya tahu bahwa iman yang dalam
47
kepada Allah, komitmen seumur hidup, kesetiaan, dan
kasih yang menyangkal diri adalah tema utama dari
pernikahan mereka. Mereka mengajarkan kepada saya
bahwa kasih yang sejati tidak pernah menyerah, "tidak
pernah gagal". Kasih mereka adalah "hikmat terakhir di
sore hari", dan akan berlanjut sampai akhir. Kiranya kita
menyatakan kasih yang tak berkesudahan serupa itu
kepada mereka yang mengasihi kita.
Jangan Menunda Untuk Mengucapkan Kata-Kata
Kasih Yang Dapat Anda Ucapkan Hari Ini.
Amin.



48
13. RUMPUT YANG LEBIH HIJAU
Nats:
Bagi kamu masing-masing berlaku: Kasihilah istrimu
seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati
suaminya (Efesus 5:33)
Bacaan : Efesus 5:22-33
Nancy Anderson mengatakan bahwa imannya berubah
menjadi suam-suam kuku, sehingga ia memercayai
kebohongan dunia: "Saya berhak untuk bahagia."
Kebohongan ini membuatnya terlibat dalam hubungan
cinta gelap yang nyaris mengakhiri perkawinannya. Ia
menulis buku berjudul Avoiding The Greener Grass
Syndome (Menghindari Sindrom Rumput yang Lebih
Hijau) agar kisah ketidaksetiaannya tidak menjadi "kisah
orang lain".
Di bukunya, Nancy menyarankan enam tindakan untuk
membangun "pagar" yang melindungi perkawinan Anda
dan membantu membentuk "perkawinan bahagia":
(1) Mendengar-pasang telinga bagi pasangan Anda.
Memberikan dorongan-membangun citra pasangan Anda
dengan memusatkan diri pada sifat-sifat baik.
Tanggal-memperingati pernikahan Anda dengan bermain
dan tertawa bersama.
Berhati-hati-membuat batas-batas yang jelas.
Belajar-mempelajari pasangan Anda agar dapat
sungguh-sungguh memahaminya.
Memuaskan-saling memenuhi kebutuhan satu sama lain.

49
Rumput di seberang pagar mungkin tampak lebih hijau,
tetapi kesetiaan kepada Allah dan janji kepada pasangan
Anda sajalah yang dapat memberikan damai di hati dan
kepuasan.
Apabila Anda menghindari sindrom rumput yang lebih
hijau dengan mencintai dan menghormati pasangan
Anda, pernikahan Anda akan menjadi gambaran tentang
hubungan Kristus dan jemaat bagi orang-orang di sekitar
Anda (Efesus 5:31,32).
Yesus Kristus Adalah Satu-Satunya Pihak Ketiga Di
Perkawinan Yang Dapat Membuat Perkawinan Itu
Berhasil.



50
14. ADA CINTA
Nats:
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,
pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di
antaranya ialah kasih (1 Kor. 13:13)
Bacaan : 1 Yohanes 4:7-11
Beberapa waktu lalu, saya berkirim-kiriman e-mail
dengan seorang teman yang usianya mendekati 30 tahun
dan tidak sedang menjalin hubungan asmara yang serius.
Ia seorang pria kristiani yang berbakat, menyenangkan,
tampan, dan beriman. Namun sejauh ini, segala hal
romantis tampaknya tak banyak berarti lagi baginya.
Beberapa bulan sebelumnya, ia begitu bersemangat
menjalin hubungan de-ngan seorang wanita muda
sahabat penanya. Namun, dua minggu sebelum mereka
bertemu untuk kali pertama, wanita itu tewas tertabrak
seorang pengemudi mabuk. Teman saya pun pergi
menemui keluarga wanita itu, ikut berbelasungkawa, dan
mengatasi kehilangannya sendiri.
Dewasa ini, banyak orang merasakan ketidakhadiran
cinta, sejelas orang lain yang merayakan kehadirannya.
Di dunia di mana cinta sangat berarti, adakah firman
Tuhan yang berlaku bagi setiap orang, baik yang
memiliki maupun tidak memiliki kekasih?
Fokus 1 Yohanes 4 bukanlah tentang dicintai orang lain,
melainkan tentang kasih Allah kepada kita dan kasih kita
kepada sesama (ay. 7-11). Menurut 1 Korintus 13:7,
kasih seperti ini "menahan segala sesuatu, percaya segala
51
sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar
menanggung segala sesuatu". Bagaimana mungkin?
Karena kasih Allah "telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus" (Rm. 5:5).
Setelah kartu dan bunga lama dilupakan, selalu ada kasih
dari hati Allah bagi kita!
Hari ini saat kita mengungkapkan kasih setia yang tak
kunjung padam, Jangan lupa bahwa kasih Allah yang
sempurna Dinyatakan kepada kita di dalam Anak-Nya.
Semakin Dalam Kita Memahami Kasih Allah Bagi
Kita Semakin Banyak Kasih Yang Kita Tunjukkan
Kepada Sesama



52
15. BAGINYA
Nats:
Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya
baginya (Ef. 5:25)
Bacaan : Efesus 5:22-33
Ketika istri saya menjalani operasi gigi, ia bebas tugas
selama akhir minggu itu. Selama proses penyembuhan,
saya melakukan tugas yang tidak terlalu menyenangkan
bagi saya seperti merawat dia dan anak-anak. Saya
memasak, mencuci piring, berbelanja untuknya, dan
memandikan anak-anak. Ketika melihat semua yang
telah saya kerjakan, saya berpikir, Saya berhak
mendapatkan pujian ekstra dan pelayanan balasan saat ia
sembuh.
Namun, sebelum saya memuji diri sendiri, Roh Kudus
mengingatkan saya bahwa yang sedang saya kerjakan ini
merupakan suatu kehormatan bagi saya sekaligus tugas
saya sebagai seorang suami kristiani.
Di zaman Paulus, banyak orang yakin bahwa kebutuhan
suamilah yang diutamakan dalam rumah tangga, dan istri
hanya bertugas memenuhi kebutuhan suami dan
melayaninya. Namun, cara pandang kristiani sangat
berbeda. Wanita dipandang sama berharganya dengan
pria.

53
Wanita tidak lagi dianggap sebagai pembantu, tetapi
sebagai pribadi yang bernilai, yang menjadi fokus
perhatian sang suami. Kini bukannya menuntut kaum
wanita untuk melayaninya, kaum pria justru diminta
untuk melayani kaum wanita!
Efesus 5:25 menggambarkan Kristus sebagai Pribadi
yang mengasihi jemaat dan menyerahkan diri-Nya
baginya. Ayat 29 menunjukkan bahwa Yesus mengasuh
dan merawat jemaatnya. Ketika para suami berusaha
semakin menyerupai Yesus, mereka mendapatkan
kehormatan sekaligus tugas untuk berkorban, mengasuh,
dan merawat istri mereka. Meski pasangan punya
kekurangan, Pernikahan dapat bertahan selamanya;
Kalau keduanya meminta kepada-Nya. Untuk menjaga
cinta mereka.

Bila Anda Berpikir Anda Mengasihi Istri Anda


Secara Berlebih Berarti Anda Belum Cukup
Mengasihinya. Amin.



54
16. CEMBURU = TANDA CINTA?
Nats:
Kasih itu sabar; kasih itu baik hati; ia tidak cemburu
(1Korintus 13:4)
Bacaan : 1Korintus 13:4-7
Cemburu adalah perasaan marah atau pahit yang muncul
ketika ada orang yang kita anggap akan merebut kekasih
kita. Banyak orang mengatakan, cemburu adalah tanda
cinta. Bukankah orang menjadi cemburu karena merasa
sangat memiliki dan tidak rela kehilangan kekasihnya?
Sebenarnya cemburu tidak selalu identik dengan tanda
cinta. Alkitab menyatakan "kasih ... tidak cemburu"
(1Korintus 13:4). Kadang kala sikap cemburu justru
menunjukkan kurangnya kasih sejati. Mengapa
demikian? Sebab rasa cemburu bisa muncul dari sikap
egois. Kita memperlakukan kekasih seperti barang milik
kita. Tanpa sadar, kita berusaha "mencetaknya" menjadi
seperti yang kita inginkan. Ia tidak diberi ruang untuk
bebas bergerak. Kita mencurigai segala hubungannya
dengan orang lain. Kita tidak suka melihatnya bercanda
dan tertawa bersama orang lain. Kita merampas sukacita
hidupnya!
Rasa cemburu kerap kali muncul dalam relasi suami
istri, mertua menantu, pemuda pemudi yang sedang
berpacaran, bahkan dalam persahabatan. Tidak jarang,

55
hal ini bukannya membuat hubungan semakin harmonis,
malah merusak dan menjauhkan kita dari sang kekasih.
Bagaimana cara menghilangkan rasa cemburu? Surat
1Korintus 13:7 mengatakan, "Kasih ... percaya segala
sesuatu." Kasih percaya akan kesetiaan orang lain. Kasih
belajar melihat apa yang terbaik dalam diri sang kekasih,
sehingga kita pun berhenti berprasangka buruk. Jika kita
memiliki kasih yang percaya, kecemburuan akan lenyap!

Kasih Tak Menjadi Lebih Kuat Karena Cemburu


Kasih Diperkuat Oleh Sikap Lebih Percaya. Amin.



56
17. KUPU-KUPU
Nats:
Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak
menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang
Filistin ... sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu
menyesal, apabila mereka menghadapi (Keluaran 13:17)
Bacaan : Keluaran 13:17-22
Kupu-kupu adalah salah satu contoh hewan yang
mengalami siklus cukup panjang di hidupnya. Dari telur,
ia menetas sebagai ulat. Setelah beberapa saat, ia
membungkus dirinya sebagai kepompong. Dan, pada
waktunya ia menjadi seekor kupu-kupu yang bisa
terbang! Uniknya, bila salah satu saja dari tahapan ini
tidak dilewati dengan baik, maka ia akan gagal menjadi
kupu-kupu dan mati.
Seperti ulat yang baru menetas, demikian pula bangsa
Israel yang baru saja keluar dari tanah Mesir di bawah
pimpinan Musa. Allah tahu bahwa apa bila Israel terlalu
cepat tiba di tanah Kanaan, mereka akan mudah
melupakan penyertaan Tuhan dan menjadi hancur. Jadi,
Israel perlu dipersiapkan agar menjadi bangsa yang besar
dan mandiri saat memasuki Kanaan.
Itulah sebabnya Allah membawa mereka menjalani
siklusnya; menempuh perjalanan memutar melalui
57
padang gurun yang luas. Perjalanan berat yang membuat
Israel bersungut-sungut, bahkan membuat mereka
menyerah dan ingin kembali ke Mesir, sungguh akan
mendidik dan mendewasakan mereka.
Kerap kali Allah juga sengaja membawa kita menempuh
"jalan memutar". Bentuknya bisa berupa masalah-
masalah yang Dia izinkan terjadi di hidup kita;
kegagalan menempuh ujian di sekolah, kekalahan dalam
persaingan bisnis, atau masalah relasi dengan pasangan,
keluarga, atau teman-teman.
Semuanya ini mungkin membuat kita putus asa. Namun,
jangan menyerah. Jalanilah semua dengan tetap percaya
kepada Allah. Pada saatnya nanti, Allah akan menuntun
kita keluar dari situ. Dan kita akan siap menjalani
kehidupan dengan lebih mantap.
Masalah Dan Ujian Yang Dilewati Bersama Allah
Akan Menempa Dan Menyempurnakan Kita. Amin.



58
18. DASAR KELUARGA YANG KOKOH
Matius 7:24-27
Oleh: Pdt. Gindo Manogi
Pernikahan yang kokoh menjadi dambaan semua orang.
Bagi yang belum menikah, mereka berharap agar kelak
mereka memiliki pernikahan yang kokoh. Bagi anak-
anak, mereka mendambakan keluarga yang kokoh
sebagai tempat yang aman untuk bertumbuh. Bagi
pasangan suami-istri, kita sedang memperjuangkannya
dan terus memperjuangkannya. Jika demikian, apakah
itu keluarga yang kokoh? Bagaimana membangun
keluarga yang kokoh?
Melalui perikop yang kita baca, Tuhan Yesus
mengajarkan tentang bagaimana seorang Kristen
menjalani hidup, yakni “mendengar dan melakukan”
firman Tuhan. Gambarannya adalah seperti seseorang
yang sedang membangun rumah di atas batu. Pengajaran
ini bisa diaplikasikan di dalam pembangunan keluarga
dan pernikahan. Artinya, tatkala seorang Kristen mau
membangun rumah tangganya, maka ia harus mendengar
dan melakukan firman Tuhan.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari melalui pesan
Tuhan ini.
(1) Semua orang, termasuk keluarga dan
pernikahan, akan mengalami badai.
59
Hal itu yang Tuhan Yesus ingatkan lewat pengajaran
ini: “turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin
melanda rumah itu” (ay. 25 dan 27). Istilah “hujan,
banjir dan angin” menunjukkan pada kita tentang
berbagai kesulitan besar yang kita hadapi, dan itu
bisa menunjuk pada godaan maupun pergumulan
(misalnya: ekonomi, kesehatan, dsb.). Semuanya ini
terjadi secara tiba-tiba, tanpa dapat kita perkirakan.
Karena itu, keadaan-keadaan seperti ini dapat
menggoncang perkawinan, relasi di dalam keluarga,
bahkan iman kita. Jadi, dari faktor eksternal, ada
tekanan yang sangat kuat, dan faktor internal, kita
lemah dan terbatas. Hal ini membuat kita bisa
menjadi lemah dan lelah.
Akan tetapi, jangan pernah menyerah dengan
berbagai situasi. Atau, lari dari tanggung jawab yang
seharusnya kita tanggung. Ada Allah yang akan
menyertai dan menopang kita. Allah yang telah
“menumpangkan tangan-Nya” atas kita saat
pernikahan, adalah Allah yang berjanji hadir di
dalam sepanjang pernikahan kita. Dia mengulurkan
tangan-Nya kepada kita dan menemani kita
melewati berbagai pergumulan.
(2) Ketaatan membutuhkan perjuangan.
Untuk membuat “pondasi di atas batu,” maka
dibutuhkan sebuah upaya dan perjuangan yang
sangat keras. Meskipun berat, dampak dari ketaatan
60
adalah sebuah keindahan. Misalnya, menjaga
kekudusan. Ini merupakan sebuah tantangan
ketaatan yang sangat berat pada masa kini. Tapi, jika
setiap anggota keluarga bisa menjaga kekudusannya,
maka mereka bisa menjaga kekudusan pernikahan
dan keluarganya.
Gary Thomas menyatakan “Pernikahan yang baik
(kokoh) adalah pernikahan yang Anda ciptakan
(diperjuangkan), dan Anda harus terus
menciptakannya (memperjuangkannya).” Artinya,
setiap kita harus mengupayakannya. Ia juga
menegaskan tentang pentingnya spiritualitas di
dalam pernikahan. “Tidak ada apa pun yang bisa
menggantikan kehidupan yang dipersembahkan
kepada bagi kerajaan kekal Allah, karena
demikianlah Allah menciptakan kita. Setiap
pernikahan tanpa sebuah obsesi agung
sesungguhnya sedang berlomba menuju kebosanan
besar. Ini hanya masalah waktu.” Jika kita tidak
memperbaiki kehidupan rohani kita (kedalaman
relasi kita dengan Allah), maka segala upaya untuk
memperbaiki yang lain akan tetap sia-sia. Tuhan
Yesus menegaskan “di luar Aku, kamu tidak bisa
berbuat apa-apa” (Yoh. 15:5). Jadi, relasi kita
dengan Tuhan adalah sumber kekuatan dan inspirasi
kita dalam membangun pernikahan dan rumah
tangga kita.

61
Karena itu, saya mau mengajak Saudara:
(1) Rawatlah pernikahan dan keluarga Saudara mulai
sekarang. Perjuangkanlah, berapa pun harganya.
(2) Cintailah seluruh anggota keluarga anda dengan
sungguh, walaupun mereka memiliki banyak
kekurangan. Tidak ada seorang pun yang sempurna.
Mohon agar Tuhan memberikan kasih-Nya kepada
kita.
(3) Jangan lakukan semuanya ini dengan kekuatanmu
sendiri. Tapi andalkanlah Tuhan. Keluarga yang
kokoh bukan berarti tidak ada masalah. Sebaliknya,
meskipun ada banyak badai yang menyerang,
keluarga kita tetap “berjalan di dalam jalan
kebenaran” karena ada pertolongan dan kehadiran
Tuhan yang terus menerus.
Amin.



62
19. KEHIDUPAN BERSAMA DALAM
KELUARGA KRISTEN
Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th
"Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati
keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu
untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati,
ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya." (1
Tawarikh 17:27)
Keluarga merupakan lembaga yang fenomenal dan
universal. Di dalamnya terdapat anak-anak yang
dipersiapkan untuk bertumbuh. Keluarga adalah lembaga
masyarakat paling kecil tetapi paling penting. Tetapi,
kata keluarga terlalu banyak dipakai oleh berbagai orang
dari berbagai kelompok sehingga menjadi hilang makna
yang sesungguhnya. Sebuah film yang berjudul “The
Godfather”, Vito Corleone menggambarkan kelompok
pembunuh berdarah dingin yang ia pimpin sebagai
keluarga. Begitu juga dengan kelompok-kelompok yang
lain, entah bertujuan baik atau buruk, menamakan para
pengikut mereka sebagai keluarga. Bahkan dibanyak
gereja kita sering mendengar atau menyanyikan
nyanyian tentang persekutuan umat Allah sebagai
“keluarga Allah”. Lalu, apakah dimaksud dengan
keluarga itu?
Pengertian Keluarga Kristen

63
Keluarga adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan
anak-anak. Inilah yang disebut dengan keluarga kecil
atau keluarga inti. Keluarga pertama di dunia ini
dibentuk oleh Allah sendiri yakni keluarga Adam
Kejadian 1:27-29). Adam sebagai suami Hawa sekaligus
ayah dari Kain dan Habel; Hawa sebagai istri Adam
sekaligus sebagai ibu Kain dan Habel; Kain dan Habel
sebagai anak-anak dari Adam dan Hawa; Inilah keluarga
ini pertama yang dibentuk oleh Allah. Selain keluarga
kecil atau keluarga inti, ada juga yang disebut keluarga
besar, yaitu persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan
anak-anak serta kakek, nenek, paman dan bibi, dan lain-
lain. Mereka beresal dari hubungan keluarga
(kekerabatan) ayah maupun keluarga (kekerabatan) ibu.
Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah,
ibu, dan anak-anak yang telah percaya dan menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara
pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-ajaranNya
dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian ini dibangun
dari pengertian Kristen itu sendiri. Kristen artinya
menjadi pengikut Kristus, yang meneladani hidup dan
ajaran-ajaran Kristus.
Pentingnya Keluarga
Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya Is There a Family in
the House? memberi gambaran tentang maksud keluarga
dalam lima identifikasi, yaitu:

64
1) Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh,
menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial,
kasih dan rohani. Manusia diciptakan menurut
gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk
bertumbuh. Keluarga merupakan tempat memberi
energi, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan
yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal ke
arah Yesus Kristus.
2) Keluarga merupakan pusat pengembangan semua
aktivitas. Dalam keluarga setiap orang bebas
mengembangkan setiap karunianya masing-masing.
Di dalam keluarga landasan kehidupan anak
dibangun dan dikembangkan.
3) Keluarga merupakan tempat yang aman untuk
berteduh saat ada badai kehidupan. Barangkali orang
lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang
kita rasakan tetapi di dalam keluarga kita mendapat
perhatian dan perlindungan.
4) Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer
nilai-nilai, laboratorium hidup bagi setiap anggota
keluarga dan saling belajar hal yang baik.
5) Keluarga merupakan tempat munculnya
permasalahan dan penyelesaiannya. Tidak ada
keluarga yang tidak menghadapi permasalahan
hidup. Seringkali permasalahan muncul secara tidak
terduga. Misalnya, hubungan suami istri, masalah

65
yang dihadapi anak belasan tahun, dan masalah
ekonomi. Namun, keluarga yang membiarkan
Kristus memerintah sebagai Tuhan atas hidup
mereka pasti dapat menyelesaikan semua
permasalahan.
Hubungan, Kebersamaan, dan Tanggung Jawab
dalam Keluarga
Bagaimanakah bentuk hubungan dalam keluarga?
Bagimanakah bentuk hubungan antara suami dan istri,
orang tua dengan anak, dan anak dengan orang tua?
Untuk mengetahui bentuk hubungan ini dapat dilihat
dalam Efesus 5:22-23; 6:1-4; Kolose 3:18-21.
Berdasarkan ayat-ayat tersebut bentuk hubungan dalam
keluarga adalah sebagai berikut: 1) Suami mengasihi
istri dan tidak boleh berlaku kasar pada istrinya; 2) Istri
tunduk dan taat kepada suami dalam segala hal; 3) Orang
tua mendidik anak-anak di dalam ajaran dan nasihat
Tuhan, serta tidak membangkitkan amarah anak-
anaknya; 4) Anak-anak menghormati dan menaati orang
tuanya.
Keluarga adalah suatu lembaga atau unit yang paling
kecil dalam masyarakat. Keluarga Kristen khususnya
adalah miniatur dari keluarga gereja. Sebuah keluarga
adalah suatu tim dalam persekutuan hidup bersama
antara ayah, ibu, dan anak-anak. Persekutuan bersama
dalam keluarga bersifat dinamis dan harus dijaga
keharmonisannya. Untuk menjaga kebersamaan dalam
66
keluarga maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut: 1) Menyembah dan melayani Tuhan bersama-
sama di gereja lokal; 2) Berdoa bersama-sama atau
mezbah keluarga; 3) Mengatur keuangan bersama-sama;
4) membuat dan menetapkan rencana untuk masa depan
bersama-sama; 5) Biasakan makan bersama-sama; 6)
Melaksanakan peran dan tanggung jawab masing-masing
dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan hubungan diatas setiap anggota keluarga
memiliki tanggung jawab masing-masing yang harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. 1) Tanggung jawab
suami terhadap istri antara lain: mengasihi dan
menyayangi istrinya; memelihara dan melindungi;
menghargai dan menghormati; memimpin seluruh
anggota keluarga. 2) Tanggung jawab istri terhadap
suami antara lain: Penolong, teman dan sahabat bagi
suaminya; merawat dan mengatur seisi rumah; rendah
hati untuk tunduk pada suami; dan memperhatikan
kecantikan pribadi lebih dari kecantikan lahiriah. 3)
Tanggung Jawab orang tua terhadap anak-anaknya
antara lain: merencanakan masa depan mereka; merawat
dan memelihara mereka; mengasuh dan mencukupi
kebutuhan mereka; mengasihi mereka; mengajar,
mendidik, dan membimbing mereka; memberi teladan
dan bersaksi bagi mereka. 4) Tanggung jawab anak
terhadap orang tua antara lain: membantu orang tua
dalam memelihara seisi rumah; mengerjakan tugas-tugas

67
yang diberikan orang tua; dan belajar dibawah
bimbingan orang tua.

Keluarga Kristen Sebagai Teladan dalam Perbuatan


Baik
Semua anggota keluarga Kristen wajib berbuat baik.
Kenapa setiap orang Kristen wajib berbuat baik? Karena
Tuhan telah berbuat baik kepada kita terlebih dahulu.
Dengan cara apa Tuhan berbuat baik kepada manusia? 1)
Karena Tuhan telah menciptakan alam semesta untuk
dikelola manusia; 2) Karena Tuhan telah mencipta dan
memberi kehidupan kepada kita; 3) Karena Tuhan telah
menebus kita dari kuasa dosa; 4) Karena Tuhan telah
menyediakan kehidupan yang kekal untuk kita.
Demikianlah perbuatan baik Tuhan yang Ia berikan
kepada manusia. Hal inilah yang menyebabkan setiap
anggota keluarga Kristen wajib berbuat baik dan menjadi
teladan dalam hal perbuatan baik ini.
Setiap perbuatan baik yang kita lakukan kepada
siapapun, kapanpun, dan dimanapun adalah sebagai
ucapan syukur kita kepada Tuhan yang telah berbuat
baik kepada kita (Kolose 3:23). Perbuatan baik apapun
yang kita lakukan bukanlah untuk mendapat pujian tau
penghargaan, melainkan sebagai bentuk syukur kepada
Tuhan. Sebagai contoh. Suami berbuat baik kepada istri
dan anak-anaknya, istri berbuat baik kepada suami dan
68
anak-anaknya, anak-ana erbuat baik kepada orang tua
dan saudara-saudaranya dan setiap anggota keluarga
Kristen berbuat baik kepada setiap orang. Tuhan Yesus
berkata “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di
depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang
baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Matius
5:16)
Kebutuhan Keluarga Saat Ini
Memperhatikan penting dan strategisnya peranan
keluarga, Paul Meier seorang psikiater Kristen Amerika
mengusulkan lima aspek yang harus terus bertumbuh
dalam kehidupan sebuah keluarga, yaitu:
(1) Kasih di antara suami istri dan di antara orang tua
terhadap anak harus terus meningkat (1 Korintus
13:4-7). Apakah kasih itu? Menurut Meier, kasih
mencakup komitmen, perhatian, perlindungan,
pemeliharaan, pertanggungjawaban, dan kesetiaan.
Kasih yang seharusnya berlanjut dalam relasi suami
istri tidak lagi sebatas ketertarikan secara fisik.
Kasih itu harus diungkapkan dalam perbuatan nyata,
saling berkomunikasi dan berelasi. Kasih itu juga
diaktualisasikan ketika menghadapi masalah,
memikiul tugas dan tanggung jawab hidup.
Ketiadaan kasih diantara orang tua dapat dirasakan
oleh anak, akibat selanjutnya adalah menggangu
pertumbuhan watak mereka.

69
(2) Harus ada disiplin yakni tegaknya keseimbangan
hukuman dan pujian yang dinyatakan orang tua bagi
anak mereka. Disiplin itu sendiri merupakan
kebutuhan dasar anak pada masa pembentukannya.
Disiplin tidaklah identik dengan hukuman saja.
Disiplin sebenarnya berarti pemberitahuan,
penjelasan, dan pelatihan dalam hal-hal kebajikan.
Melalui disiplin anak dimampukan mengenali dan
memilih serta mewujudkan pilihannya dalam
kebaikan itu. Disiplin orang tua bagi anak-anaknya
juga berkaitan dengan pembentukan iman anak
melalui pengajaran, percakapan, komunikasi formal,
dan non formal. Alkitab mengajarkan bahwa orang
tualah yang paling bertanggung jawab mengajari
anak-anaknya dalam iman dan moral secara
berulang-ulang dengan berbagai cara kreatif supaya
mereka bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan
(Baca: Ulangan 6:6-9; Matius 18:5-14).
(3) Pentingnya konsistensi yaitu aturan yang dianggap
benar, terus menerus dinyatakan dan diterapkan
orang tua. Aturan tersebut tidak boleh hanya penuh
semangat diterapkan satu minggu atau beberapa hari
saja kemudian tidak dilaksanakan lagi, melain terus
menerus dan konsisten. Penetapan aturan yang harus
diikuti anak semestinya mempertimbangkan keadaan
dan kebutuhan anak. Perlu dipahami bahwa cara
anak menanggapi aturan berbeda-beda sesuai tingkat
usia dan tahap perkembangan mereka.
70
(4) Mendesaknya keteladanan orang tua dihadapan
anak-anak, termasuk dalam segi perkataan, sikap,
penampilan dan perbuatan (Baca: Efesus 6:4; Kolose
3:20-21). Para ahli psikologi dan pendidikan
menyatakan bahwa anak kecil belajar dengan
melihat, mendengar, merasakan dan meniru.
Selanjutnya mereka mengolah dalam pikirannya apa
yang didengar dan dilihat, seiring dengan
perkembangan kognitifnya. Jika anak mendapatkan
contoh sikap dan perilaku yang buruk, ia
memandang itu sebagai yang “benar” untuk
diteladani. Yesus sendiri memang telah
mengingatkan para orang tua supaya menjaga
anggota tubuhnya sedemikian rupa agar tidak
membawa anak-anak mereka bertumbuh dengan
kekecewaan, lalu pada akhirnya jauh dari atau
menolak kasih dan rahmat Tuhan (Matius 18:6-9).
(5) Peran suami sebagai kepala rumah tangga harus
dilaksanakan. Ini merupakan ketetapan Allah bagi
setiap keluarga di dunia. Supaya keluarga
bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan, maka
istri harus memberi kesempatan dan dukungan agar.
Inilah perannya sebagai penolong yang sepadan bagi
suaminya. Suami yang takut akan Tuhan dan
menjadi pimpinan yang melayani di dalam
keluarganya dinyatakan akan berbahagia; berkat
Tuhan akan hadir dan nyata dalam kehidupan istri,
anak-anak dan pekerjaannya. Inilah yang dilakukan
71
oleh Yosua terhadap keluarganya. Ia
mendemonstrasikan peran ini ketika berkata “…
Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah
kepada TUHAN!" (Yosua 24:15b). Peranan orang
tua terutama, seorang suami untuk membawa
seluruh keluarga beribadah kepada Tuhan berlaku
dalam Perjanjian Lama dan tidak dibatalkan dalam
Perjanjian Baru. Dari sekian banyak peranan suami
dalam Alkitab, dua hal yang paling menonjol, yaitu:
1) Peranan suami sebagai kepala rumah tangga.
(Efesus 5:22-29). Sebagai kepala rumah tangga
suami adalah pemimpin keluarga dan pengambil
keputusan; pengayom bagi semua anggota keluarga;
pelindung yang melindungi dan bertanggung jawab;
mendidik, menegor dan menasihati. (Efesus 6:4);
memberi contoh dan teladan yang baik bagi
keluarga. 2) Peranan suami sebagai imam. Sebagai
imam Ia harus memimpin dan mengatur ibadah
dalam keluarga; Berdoa setiap waktu kepada Allah
bagi seluruh anggota keluarganya dan juga bagi
dirinya sendiri.
Dr. Tim La Haye dalam bukunya yang berjudul You and
Your Family, memberikan diagram silsilah dua orang
yang hidup pada abad 18.
Yang pertama adalah Max Jukes, seorang penyelundup
alkohol yang tidak bermoral.
Yang kedua adalah Dr. Jonathan Edwards, seorang
pendeta yang saleh dan pengkhotbah kebangunan rohani.
72
Jonathan Edwards ini menikah dengan seorang wanita
yang mempunyai iman dan filsafat hidup yang baik.
Melalui silsilah kedua orang ini ditemukan bahwa dari
Max Jukes terdapat 1.026 keturunan : 300 orang mati
muda, 100 orang dipenjara, 190 orang pelacur, 100
orang peminum berat. Dari Dr. Edwards terdapat 729
keturunan : 300 orang pengkhotbah, 65 orang profesor di
universitas, 13 orang penulis, 3 orang pejabat
pemerintah, dan 1 orang wakil presiden Amerika.
Berdasarkan diagram tersebut kita bisa melihat bahwa
kebiasaan, keputusan dan nilai-nilai dari generasi
terdahulu sangat mempengaruhi kehidupan generasi
berikutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli
psikologi dan pendidikan pada umumnya yang
menyatakan bahwa lingkungan dan agen yang banyak
mempengaruhi pembentukan watak, iman, dan tata nilai
seseorang adalah keluarga asal (the family of origin).
Dengan kata lain, keluarga asal dianggap paling berperan
dan berharga dengan berbagai dinamika dan kondisi
apapun. Karena itu, dalam Mazmur 78:5 dituliskan,
“Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum
Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita
diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada
anak-anak mereka”. Tuhan memerintahkan agar para
orangtua memperkenalkan kisah perbuatan-Nya yang
ajaib dalam sejarah Israel dan hukum-hukum-Nya
kepada anak-anak mereka. Hal ini bertujuan agar anak-
anak hidup taat akan Tuhan dan menaruh harapan
73
kepada-Nya. Orangtualah penanggung jawab utama
pendidikan rohani bagi anak-anaknya. Tanggung jawab
ini tidak dapat dialihkan kepada para guru disekolah
maupun sekolah minggu karena waktu yang mereka
miliki untuk bergaul dengan anak-anak di sekolah aupun
di gereja jauh lebih sedikit dibandingkan dengan waktu
yang dimiliki oleh orangtua.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa karakter, tata nilai,
dan cara beriman kita muncul dan berkembang dari
keluarga tempat dimana kita dibesarkan dan bertumbuh.
Selain itu betapa pentingnya kehidupan keluarga yang
baik, yang sesuai dengan prinsip Alkitab (2 Timotius
3:16-17). Syarat ini diperlukan untuk membentuk
generasi yang berkarakter mulia sesuai dengan kehendak
Allah.
Kehidupan Keluarga
Hampir semua orang menyukai cerita keluarga. Dalam
buku ‘The Shelter of Each Other’, Mary Pipher memberi
nasihat tentang membangun kembali keluarga-keluarga
yang bermasalah. Ia menyelidiki bagaimana anak-anak
zaman sekarang terkadang terlalu sering menonton
televisi dan bermain video game. Ia mencontohkan
pertemuan keluarga di mana anak-anak menonton video
di ruang belakangsedangkan para orang dewasa
berbicara di ruang lain agar tidak diganggu. Dr. Pipher
berpendapat bahwa hiburan semacam ini sesungguhnya
merampas sesuatu yang berharga dari anak-anak.
Walaupun berkumpul bersama, mereka tidak mengalami
74
kebersamaan dan saling mengisi atau membangun
kehidupan yang indah.
Alkitab mengisahkan salah satu cerita yang paling
terkenal di seluruh Kitab Suci, yaitu perumpamaan
tentang anak yang hilang. Pengarang Henri Nouwen, di
dalam bukunya yang berjudul ‘The Return Of The
Prodigal Son’, mengatakan bahwa semua orang kristiani,
diwakili oleh salah satu dari ketiga karakter utama dalam
cerita tersebut. Kadang-kadang kita menjadi si anak yang
memberontak, yang membutuhkan pertobatan dan
pengampunan. Pada kesempatan lain kita adalah sang
kakak yang ingin menyimpan kemarahan dan tidak mau
mengampuni. Namun, apabila kita semakin dewasa, kita
akan menjadi seperti sang bapa, yang rindu melihat
semua anaknya diperdamaikan. Nouwen mengakhiri
bukunya dengan kata-kata berikut: "Pada saat
memerhatikan tangan saya yang menua, saya kemudian
menyadari bahwa kedua tangan itu diberikan kepada
saya untuk menjangkau mereka yang menderita, untuk
menepuk bahu-bahu mereka yang datang, dan untuk
menawarkan berkat dari kebesaran kasih Allah."
Peran apakah yang Anda mainkan di dalam cerita
keluarga Anda? Apakah Anda membutuhkan keberanian
untuk bertobat dan memohon pengampunan? Atau
apakah Anda membutuhkan belas kasihan untuk
memberikan pengampunan? Allah memberikan kita
keluarga untuk mengisi dan membangunnya dengan baik
agar kita berbahagia. Sekarang adalah waktu yang baik
untuk memulai.
75
Kita adalah keluarga. Kita saling membutuhkan. Bekerja
seorang diri takkan memberikan banyak hasil. Kita
mengira dapat mengandalkan diri sendiri, tetapi ternyata
tidak. Kita tidak dapat memenuhi panggilan tertinggi kita
sebagai anggota tubuh Kristus bila kita tidak menyadari
bahwa kita semua memiliki peran penting untuk
dimainkan.
Marilah kita melakukan bagian kita dengan baik demi
kebahagiaan bersama. Kita berusaha mengasihi, saling
mendukung untuk kepentingan bersama, karena semua
itu adalah untuk kebaikan kita sendiri, keluarga, dan
sesama.
Berkumpul Bersama Adalah Permulaan; Tetap
Bersama Adalah Kemajuan; Bekerja Sama Adalah
Keberhasilan



76
20. KELUARGA KRISTEN DI ZAMAN
MILENIAL
Oleh: Obden Sumero Odoh S.Th, M.Pd.K
“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah
kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa
kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek
moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau
allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini.
Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah
kepada TUHAN!” (Yosua 24:15)
Disitu ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernanama
Akwila, berasal dari negeri Pontus, Akwila baru saja
datang dari Italia dengan istrinya Friskila. Mereka datang
ke Korintus sebab Kaisar Klaudius telah menyuruh
semua orang Yahudi keluar dari Roma.Paulus pergi
mengunjungi mereka berdua.Dan karena mereka
melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama
sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama sama,
karena mereka sama sama tukang kemah. Kisah 18: 2-3
Alkitab menjelaskan bahwa disetiap zaman dan generasi
Tuhan selalu membangkitkan setiap keluarga untuk
melakukan kehendak Tuhan.Keluarga adalah satu-

77
satunya lembaga yang dibentuk sebagai inisiatif Tuhan
sebelum manusia jatuh dalam dosa.Pada zaman
Perjanjian Lama Tuhan memilih keluarga Yosua bagi
bangsa Israel dan Perjanjian Baru Tuhan memilih
keluarga Akwila bersama Rasul Paulus melayani
Jemaat.Keluarga adalah pusat rencana Allah dibumi.
Penulis percaya dizaman milenial ini Tuhan sedang
membangkitkan setiap keluarga kristen untuk melayani
generasinya supaya manusia kembali kepada Tuhan.
Berdasarkan undang-undang 52 tahun 2009 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga, menjelaskan pengertian keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri;
atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya
(duda), atau ibu dan anaknya (janda).
Keluarga Kristen Dalam Perjanjian Lama
(1) Pola Hidup Keluarga Yosua
Nama Ibrani “Yosua” atau “Yehoshua”, dalam bahasa
Yunani dialihbahasakan menjadi “Yesus”. Arti nama ini
adalah “Yahweh adalah keselamatan” atau
“juruselamat”. Dalam konteks Yosua pasal 24 ini adalah
pidato perpisahan Yosua kepada orang Israel sebelum ia
selesai tugas sebagai pemimpin Israel. Yosua
memberikan nasihat-nasihat dan peringatan kepada
orang Israel agar setia kepada Tuhan, Nasihat-nasihat ini
penting mengingat orang Israel yang telah berhasil
memasuki tanah Kanaan pernah melupakan Tuhan yang
78
telah memberi keberhasilan kepada mereka. Dalam
prakteknya, Israel terjatuh dalam godaan untuk
menyembah kepada “allah orang Mesir” yang pernah
disembah nenek moyang mereka atau kepada “allah
orang Amori” yang disembah oleh masyarakat lokal.
Dalam persimpangan iman itulah Yosua mengingatkan
mereka untuk kembali beribadah kepada TUHAN.Yosua
juga memberikan tantangan agar orang Israel mengambil
keputusan tegas untuk tetap beribadah kepada Tuhan.Ini
bukan sekedar tantangan kepada orang Israel, tetapi juga
kepada dirinya sendiri dan keluarganya. Yosua memberi
teladan dan memutuskan bahwa ia dan seisi rumahnya
telah membuat keputusan untuk tetap setia beribadah
kepada Tuhan Allah Israel. Itu berarti istri, anak-
anaknya, bahkan semua kaum keluarganya beribadah
hanya kepada Tuhan.Berdasarkan dua ayat dalam Yosua
24:14,15, terdapat empat hal kebenaran penting tentang
ibadah bagi orang percaya yaitu:
1. Ibadah didasarkan pada takut akan Tuhan
Keluarga yang beribadah belum tentu takut akan Tuhan,
tetapi keluarga yang takut akan Tuhan pasti beribadah,
bagaimanapun situasi dan kondisinya. Contoh : Daniel,
sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah orang yang takut
akan Tuhan dan tetap beribadah kepada Tuhan walaupun
bahaya menghadang mereka. Di dalam bukunya You and
Your Family, Dr. Tim La Haye memberikan gambaran
silsilah dua keluarga yang hidup pada abad 18. Yang
pertama adalah Keluarga Max Jukes, seorang
79
penyelundup alkohol yang tidak bermoral. Yang kedua
adalah keluarga Jonathan Edwards dan Sarah.,keluarga
yang hidup saleh, mempunyai iman dan prinsip hidup
yang benar. Melalui silsilah kedua keluarga ini
ditemukan bahwa :
 Keluarga Max Jukes terdapat 1.026 keturunan, 300
orang mati muda, 100 orang dipenjara, 190 orang
pelacur, 100 orang peminum berat.
 Keluarga Edwards terdapat 729 keturunan : 300 orang
pengkhotbah, 65 orang profesor di universitas, 13
orang penulis, 3 orang pejabat pemerintah, dan 1 orang
wakil presiden Amerika.
Dari silsilah kedua keluarga tersebut kita bisa melihat
bahwa pola hidup dari orang tua di atas kita sangat
mempengaruhi kehidupan kita.Demikian juga dengan
pola hidup yang kita berikan kepada anak-anak kita
bukan saja mempengaruhi mereka tetapi juga
mempengaruhi generasi dibawah kita.
2. Ibadah kepada Allah harus berasal dari hati yang
tulus iklas.
Kata tulus iklas dapat diartikan sebagai: rela, sungguh-
sungguh, dan penuh penyerahan. Ketulusan kita berbakti
kepada Tuhan terlihat dari sikap dan tindakan-tindakan
kita.Contoh : Ketika saya meminta anak anak saya
mengambilkan minum atau membantu tugas saya, maka
saya akan tahu dengan segera apakah ia melakukannya

80
dengan tulus atau tidak, reaksinya terlihat atau tergambar
dari raut mukanya dan tindakannya.

3. Ibadah kepada Allah harus dilakukan dengan setia.


Ibadah dengan setia ini dibagi tiga pengertian, yaitu :
Ibadah dengan komitmen, ibadah dengan tekun atau
terus-menerus, dan ibadah yang menjadi gaya hidup kita.
Kesetiaan diawali dari sebuah keputusan yang
kuat.Komitmen adalah sebuah penyerahan yang
total.Komitmen dimulai dari sikap hati.Selanjutnya
komitmen itu harus dilakukan, sebab sebuah komitmen
tidak dapat disebut komitmen jika tidak dilakukan. Dan
ibadah ini akhirnya harus menjadi gaya hidup yang
dilaksanakan tanpa paksaan tetapi dengan sukacita dan
karena kasih kepada Tuhan.
4. Tugas seorang Bapak untuk membawa seluruh
keluarga beribadah kepada Tuhan.
Inilah yang dilakukan Yosua terhadap keluarga-
nya.Yosua melakukan peran ini. Peranan orang tua
terutama, seorang ayah untuk membawa seluruh
keluarga beribadah kepada Tuhan berlaku dalam
Perjanjian Lama dan tidak dibatalkan dalam Perjanjian
Baru. Dari sekian banyak peranan bapak dalam Alkitab,
saya membagikan empat hal kepada kita, yaitu:
81
 Efesus 5:22-29 Peran bapak sebagai kepala rumah
tangga, yaitu: pengayom, pelindung, mendidik,
menegor, menasihati,memberi contoh dan teladan
yang baik bagi keluarga.

 Peranbapak sebagai imam yaitu: berdiri dihadapan


Tuhan mewakili keluarganya, mengatur ibadah dalam
keluarga, berdoa setiap waktu kepada Allah bagi
seluruh anggota keluarganya dan juga bagi dirinya
sendiri.
 Bapak sebagai Nabi menyampaikan Firman Tuhan
sebagai pelita bagi keluarga
 Bapak sebagai Raja, dengan otoritas Tuhan memimpin
semua anggota keluarga supaya hidup takut kepada
Tuhan.
Ketegasan Yosua harusnya menjadi teladan bagi orang
tua kristen, setiap kepala keluarga untuk memimpin seisi
keluarganya mengenal Kristus sebagai Tuhan. Bapak
perlu memimpin seisi keluarganya bertumbuh dewasa
dalam iman, kebenaran, kasih, dan pelayanan yang
setia.Jadi, orangtua adalah penanggung jawab utama
pendidikan rohani bagi anak-anaknya.Tanggung jawab
ini tidak dapat dialihkan kepada para guru disekolah
maupun guru sekolah minggu karena waktu yang mereka
miliki untuk bergaul dengan anak-anak di sekolah
ataupun di gereja jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
waktu yang dimiliki oleh orangtua.

82
Keluarga Kristen Dalam Perjanjian Baru
Pola hidup keluarga Akwila dan Priskila. Kisah 18:1-4.
Arti nama Akwila adalah burung rajawali. Sedangkan
arti nama Priska atau Priskila adalah, patut dimuliakan.
Akwila dan Priskila adalah sepasang suami-istri Kristen
pada abad pertama.Mereka adalah orang Yahudi asli
yang berasal dari Pontus. Mereka pernah mengungsi ke
Roma, yang kemudian mengungsi ke Korintus karena
Kaisar Kladius melarang orang-orang Yahudi untuk ada
di Roma..Dikota inilah mereka bertemu dengan rasul
Paulus yang baru saja datang dari Athena.Rupanya
keluarga ini memiliki tempat khusus di hati Paulus,
sehinga Paulus harus menulis beberapa kali mengenali
Akwila dan Priskila ini.Alkitab menulis nama Akwila
dan Priskila sebanyak 7 kali, 3 kali dalam surat Paulus
dan 4 kali dalam kitab Kisah Para Rasul. ( II Tim 4:19,
Roma 16:3, I Kor 16:19, Kisah 18-2, Kisah 18:18, Kisah
18:19 dan Kisah 18:26). Berikut teladan kehidupan
keluarga Akwila dan Priskila yang bisa kita contoh yaitu:
 Mereka adalah pasangan yang memiliki kesehatian.
Perhatikan ayat-ayat yang menulis tentang Akwila

83
dan Priskila, selalu disebut bersama-sama.Kisah
18:2-3.
 Mereka adalah pasangan suami-istri yang melayani
Tuhan.Alkitab satu setengah tahun mereka
menampung Paulus ( Kisah 18:3, 11).
 Mereka adalah keluarga yang bekerja dan usaha.
Pekerjaan mereka adalah tukang kemah atau
pengusaha property.
Kisah hidup keluarga Yosua dan keluarga Akwila adalah
sebagai contoh yang baik untuk kita teladani bagaimana
pola dan kulaitas hidup keluarga mereka.
Berikut ini lima pola dankualitas hidup keluarga kristen
di zaman milenial:
1) Keluarga milenial mengusai dan menggunakan
teknologi dengan benar. Dunia begitu cepat berubah
dan berkembang oleh karena adanya teknologi,
dimana setiap pribadi, keluarga atau masyarakat
mengalami langsung dampaknya, baik secara positif
dan negative. Contoh positifnya saat ini kita mudah
berkomunikasi dan megetahui suatu peristiwi
ditempat yang lain dengan cepat karena teknologi.
Pemerintah Indonesia mentapkan bahwa saat ini
Indonesia sudah memasuki era indusrti 4.0 atau
sering disebut generasi milenial. Meningkatnya
bebagai layanan dengan system online. Seperti
layanan pendidikan untuk pendaftaran Siswa/I baru
PPDB online, Ujian Nasional Berbasis Komputer
UNBK. Dimana kehidupan keluarga sangat
84
dipengaruhi oleh teknologi.Contoh negative
kemajuan teknologi adalah, manusia semakin rendah
interaksi hubungan sosialnya, teknologi bisa
mendekatkan orang yang jauh dan bisa menjauhkan
orang yang dekat, anak-anak mengalami kecanduan
kepada game online/ofline, prostitusi online, dll.
Kita tidak bisa menghentikan kemajuan teknologi,
yang kita lakukan adalah mengusai, menyelaraskan
diri, dengan kemajuan teknologi. Karena itu orang
tua dalam keluarga kristen harus membuat aturan,
batasan, polisi tidur, sebagai kontrol kepada semua
anggota keluarga. Daniel 12:4
2) Peran dan fungsi orang tua (bapak/ibu) memimpin
seluruh anggota keluarga mengenal Tuhan,
melakukan ibadah dirumah secara rutin, membaca
Alkitab bersama secara teratur. Dizaman milenial ini
keluarga-keluarga akan mengalami kegoncangan
baik secara ekonomi, hubungan, social terlebih
iman. Tetapi keluarga yang beribadah akan tetap
hidup.Yosua 24
3) Melayani bersama.Ekspresi iman keluarga kristen
adalah semua anggota keluarga (bapak, ibu dan
anak) harus melayani bersama sesuai talentah
masing masing. Ciri manusia di zaman milenial
ingin dilayani. Yesus sudah memberikan contoh
bahwa Yesus datang untuk melayani. Matius 20:28

85
4) Hidup dalam komunitas keluarga Rohani.Komitmen
hidup kepada rumah Rohani atau Gereja lokal
adalah penting. Manusia adalah makluk social
artinya setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan
interaksi karena itu rumah rohani adalah
solusinya,rumah rohani adalah benteng pertahanan
yang tidak bisa digoncangkan. Ibrani 10: 25
5) Bekerja keras,bekerja cerdas dan bekerja iklas.
Bekerja adalah bentuk ibadah kepada Tuhan dan
tanggung jawab sebagai orang tua dalam keluarga.
Tuhan menempatkan keluarga Adam di taman eden
untuk mengusahakan dan memelihara taman.
Dengan carakita bekerja, usaha maka kapasitas,
talenta dalam diri manusia akan berkembang dan
maximal. Kejadian 2



86
21. KHOTBAH PERNIKAHAN : KOMITMEN
CINTA (Rut 1: 16 - 17)
Ditulis oleh Diana Pesireron
Membuat pilihan itu mudah tapi tetap setia dan bertahan
pada apa yang dipilih tidaklah mudah. Jatuh cinta juga
mudah. Dalam pandangan pertama dua orang bisa
langsung jatuh cinta. Tetapi membangun cinta tidak
semudah jatuh cinta. Hanya butuh waktu yang singkat
untuk membuat pilihan dan jatuh cinta tetapi butuh
waktu bertahun – tahun bahkan seumur hidup untuk setia
pada pilihan dan cinta. Untuk jatuh cinta yang
dibutuhkan adalah rasa sedangkan untuk membangun
cinta yang dibutuhkan bukan sekedar rasa tapi juga
komitmen.
Rut adalah orang yang berkomitmen. Dalam pembacaan
kita Rut 1:16 -17, Rut menyatakan komitmennya:
“Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang
dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau
pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau
bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah
bangsaku dan Allamulah Allahku; di mana engkau mati,
akupun mati di sana dan di sanalah aku dikuburkan.

87
Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih
lagi dari pada it, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku
dari engkau, selain dari pada maut.”

Rut bukan hanya sekedar menyampaikan komitmen


dengan kata – kata saja. Rut membuktikan komitmennya
dengan perbuatan. Ketika Naomi masih dirundung
dukacita dan beban – beban hidupnya. Rut menyambut
masa depan dengan bekerja di Ladang Boas. Melalui
Rut, Naomi melihat secercah cahaya bagi kehidupan
mereka. Ketika Naomi meminta Rut bertemu Boas
dengan cara yang beresiko, Rut bersedia menempuh
resiko itu. Rut, seorang janda muda dari Moab bertemu
dengan Boas, seorang lelaki terpandang di Betlehem.
Pertemuan di tempat pengirikan itu, apabila diketahui
orang banyak maka Rut akan menjadi bahan
pergunjingan. Tetapi Rut memahami maksud positif
Naomi, karena Rut telah mengenal cinta dari Ibu
mertuanya itu.
Kesetiaan Rut terhadap komitmennya membuat kisah
“pahit” Naomi berubah menjadi kisah yang berakhir
“manis”. Kesetiaan Rut terhadap komitmennya membuat
Rut disebut sebagai perempuan yang lebih berharga dari
tujuh anak laki – laki (Rut 4:15). Kesetiaan Rut terhadap
komitmennya menjadikannya sebagai perempuan
istimewa yang namanya di catat dalam silsilah Yesus
Kristus (Matius 1:3). Rut adalah perempuan yang
berkomitmen dengan sungguh – sungguh.
88
Berkomitmen bukan sekedar janji manis di bibir.
Berkomitmen berarti mengikatkan diri pada sesuatu atau
seseorang dengan kerelaan dan ketulusan hati.
Berkomitmen berarti menyuruh diri membuat kontrak
dengan diri sendiri untuk membuat sesuatu dengan
keteguhan hati. Anak - anak belajar komitmen dari orang
tua seperti Rut belajar berkomitmen dari keluarga
Elimelekh dan Naomi.
Berkomitmen tidak mudah. Kita bisa mempunyai pacar,
suami, istri atau anak. Kita bisa mengaku menerima
tugas tertentu dalam Gereja tapi itu belum menjadi
jaminan bahwa kita mampu berkomitmen.
Hari ini kita mendengar janji dan komitmen pasangan
pengantin. Ini menjadi awal membangun komitmen.
Dalam berkomitmen kita saling belajar, belajar
mengasihi dalam keadaan apapun terhadap suami dan
istri. Belajar mengasihi sebagai orang tua terhadap anak
dan belajar berkomitmen dalam hal iman kepada Yesus.
Kalimat “I love you” : “aku cinta kamu” adalah kalimat
yang sangat singkat tapi bisa membuat hati dari
pasangan kita bergetar. Ada perasaan yang sulit
dilukiskan oleh ribuan kata-kata sekalipun. Ketika orang
tua berkata kepada anak, suami berkata kepada istri“I
love you” atau “Aku sayang kamu”, hati akan
mendapatkan ketentraman yang sulit diungkapkan
dengan kata - kata.

89
Kalimat “I love you” adalah seperti tetesan air segar di
musim kering, seperti harum bunga mawar di tengah
kesesakan, seperti terang bulan purnama di tengah
kegelapan. Kita semua rindu mendengar kata – kata ini
dari orang – orang yang kita cintai.
Kata - kata “I love you” indah di dengar tapi belum tentu
disertai komitmen. Ketika rumah tangga mulai dihadang
badai, perahu rumah tangga terombang-ambing di tengah
samudera masalah, adakah kalimat “I love you” masih
terdengar? Ketika sang buah hati mulai pandai
membantah, sang bayi yang dulu menggemaskan telah
tumbuh menjadi anak yang lihai melawan orang tua,
pandai berbohong, menjadi anak yang malas serta
menghindar dari pekerjaan yang ditugaskan, adakah
kalimat “I love you” ini tetap memiliki power ? Rasanya
kalimat ini tiba - tiba hilang tanpa meninggalkan
jejaknya.
Karena itu masih ada satu kata lagi di belakang kalimat
yang powerful ini yang terkadang kita lupakan yaitu “I
LOVE YOU FOREVER”! Kata FOREVER berarti
selamanya kita akan mencintai orang tersebut.
Selamanya sang suami akan mencintai istrinya sekalipun
ada gunung masalah yang harus dilaluinya. Selamanya
sang istri akan mencintai suaminya, sekalipun harus
melewati kesulitan ibarat melewati lembah kekelaman.
Selamanya orang tua akan mengasihi anak-anaknya
sekalipun sang anak rasanya tidak tahu lagi cara
berterima kasih kepada orang tuanya.
90
Kalimat “I LOVE YOU” perlu disertai dengan
komitmen “FOREVER”. Ini mampu membantu bahtera-
bahtera keluarga yang sedang berjuang keras di tengah-
tengah hantaman gelombang masalah dan tiupan angin
badai yang sangat kencang. Sekalipun di tengah gelora
masalah ucapan ini hilang terbawa badai, tetapi kalimat
ini telah diukir dalam hati setiap kita oleh tangan Tuhan
yang penuh kasih: I LOVE YOU FOREVER !!!
Yang terpenting dan tidak boleh terlupakan dalam
kehidupan beriman dan dalam kehidupan rumah tangga
Kristen adalah bahwa I love you forever bukan hanya
untuk pasangan dan keluarga tetapi juga untuk Yesus.
“KU MAU CINTA YESUS SELAMANYA”.
Tempatkan Yesus sebagai yang utama dalam kehidupan
pernikahanmu agar Cinta Yesus memampukanmu
mengarungi bahtera rumah tangga bersama pasanganmu,
dengan tetap tangguh bahkan di tengah badai sekalipun.
Berkomitmenlah sebagai orang percaya, sebagai
pasangan dengan berdasar pada Cinta Yesus. Sebab
hanya cinta Yesuslah yang abadi. Selamat membangun
Cinta. Selamat mengarungi bahtera Rumah Tangga
dalam Cinta Yesus. Tuhan memberkati. Amin.


91
22. KHOTBAH PERNIKAHAN: TULANG RUSUK
YANG DINANTIKAN (Kejadian 2:21-25)
Ditulis oleh Diana Pesireron
Wanita diciptakan bukan dari tulang pundak untuk
menjadi beban, bukan dari tulang kepala untuk menjadi
saingan, bukan dari tulang kaki untuk diinjak, bukan
juga dari tulang tangan untuk menjadi mainan. Tapi
wanita diciptakan dari tulang rusuk laki – laki. Tulang
rusuk itu dekat dengan lengan agar selalu dirangkul dan
dilindungi, dekat dengan jantung agar dihargai dan dekat
dengan hati untuk dicintai.
Dari rusuk yang diambil Tuhan pada Adam,
dibangunNyalah seorang perempuan. Adam meresponi
Hawa sebagai pemberian Tuhan. Hawa adalah anugerah
Tuhan bagi Adam. Karena itu Adam berkata: “Inilah dia
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” Lalu
keduanya menjadi satu daging. Bahasa asli Ibrani untuk
satu daging adalah “ekhad bassar”, yang artinya satu
tubuh, satu gumpalan urat, satu bagian yang tak
terpisahkan. Bacaan kita ini menegaskan hakekat
manusia sebagai karya Allah. Jika Tuhan sendirilah yang
membentuk Adam dari debu tanah maka Tuhan yang

92
sama itu, membentuk Hawa dari bagian tubuh dan
kehidupan Adam. Adam dan Hawa adalah satu kesatuan
yaitu satu kesatuan karya sang Pencipta, satu kesatuan
daging dan satu kesatuan kehidupan baik dalam hidup
bersama seluruh ciptaan maupun secara khusus dalam
perkawinan. Oleh karena itu laki – laki dan perempuan
sebagai gambar Allah adalah rekan, partner, mitra tapi
juga teman hidup.
Dalam karya Allah, Adam dan Hawa menjadi satu.
Secara matematika 1 + 1 = 2. Tapi dalam pernikahan
Kristen 1 + 1 = 1. Dalam pernikahan: dua otak, dua
kepala, dua sifat, dua karakter, dua kebiasaan, dua masa
lalu menjadi satu dalam ikatan cinta Tuhan. 1+1 = 1
secara iman dapat diterima tapi dalam prakteknya tidak
semudah itu. Pasangan yang sudah menjalani asam
garam dan pahit manis berumah tangga pasti paham.
Mesti ada pengertian, penerimaan, kesadaran untuk
berjuang bersama sampai rambut memutih, kulit
mengerut, tenaga melemah tapi kehangatan cinta tidak
berkurang, kasih sayang tak memudar dan perhatian
serta keromantisan tak menjadi luntur.
Ada sebuah kisah tentang satu pasangan Tete dan Nene
(Kakek dan Nenek). Tete dan Nene jalan – jalan sore
dengan motor matic keliling kota. Tete gas full dan Nene
polo rapat (peluk kuat). Tapi karena terlalu gas (ngebut),
Tete dan Nene slep (jatuh). Dalam kesakitan Nene
berteriak: “Tete tolong, saya pu kaki sakit sekali”.
Bukannya tolong Nene, tapi Tete justru angkat motor
93
dan bersihkan motor. Nene marah dan bilang: “Tete,
bagus e, sa yang urus ko tiap hari tapi sa jatuh trus ko tra
peduli, ko malah liat motor itu.” Dengan santai Tete
jawab: “Nene, jang ko marah. Ko itu su lunas tapi motor
ini masih kredit”. Tete pu jawaban tidak salah tapi
bayangkan bagaimana Nene pu hati?
Bagian Firman Tuhan saat ini mengingatkan kita bahwa
pasangan kita adalah anugerah dan pemberian Tuhan,
yang mesti kita syukuri kehadirannya, kita terima baik
buruknya dan kita cintai sepenuh jiwa. Jadi jangan ikut
Tete punya kelakuan. Su bagus, tetap bersama dan baku
sayang sampai tua bahkan polo rapat di atas motor.
Tidak ada yang berbeda tapi ada yang berubah. Sikap
saat sebelum menikah dan sesudah menikah, sampai
motor yang masih kredit lebih penting dari Nene yang su
lunas mas kawinnya.
Dalam pernikahan, laki – laki dan perempuan telah
menjadi satu. 1+1=1, jadi jangan bikin tambah – tambah
lagi jadi 2 atau 3 dan seterusnya. Tetap menjadi satu
menjalani hidup bersama dalam keuntungan dan
kemalangan, sakit dan sehat, susah dan senang. Hari ini
kedua mempelai telah mengikat janji bersama dengan
Tuhan, meninggalkan masa lalu dan menyongsong masa
depan bersama. Badai hidup yang dialami, masalah dan
ujian yang dihadapi, bisa saja sangat hebat, tapi Kristus
Gembala baik akan membawa keluarga pada air yang
tenang dan sejuk.

94
Disini kita mengakui bahwa langgengnya sebuah
pernikahan hingga maut memisahkan bukan ditentukan
dari pesta yang meriah atau dekorasi yang wah bahkan
panggung yang megah. Pernikahan bukan sekedar sarana
belajar memasak dan menjahit bagi istri atau sarana
belajar membetulkan peralatan bagi suami. Menikah
bukan sekedar menyamakan hobi dan kegemaran tapi
menjadi satu dalam komitmen. Menyatukan dua isi
kepala, dua ide, dua impian dalam sinergi. Menikah
membutuhkan kelapangan hati untuk melebur kata ‘aku’
dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’. Belajar memaafkan. Belajar
berkomunikasi dua arah. Menikah adalah proses
pendewasaan seseorang yang rela memahami dan
mencintai dengan kasih Agape, kasih Kristus. Menikah
adalah sekolah kehidupan dimana cobaan materi, hati,
iman adalah ujiannya. Menikah, mengajari kita begitu
banyak hal tentang hidup, tentang bagaimana mencintai
Allah dengan sempurna melalui cinta kepada pasangan.
Apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat dipisahkan
oleh apaapun kecuali maut.
Maka jadilah pasangan hidup, yang membuat hati
SENANG bukan karena UANG, tapi karena penuh
KASIH SAYANG. Menjadi pasangan yang membuat
hati NYAMAN bukan karena JABATAN, tapi karena
PENGERTIAN. Yang membuat hati BERSYUKUR
bukan karena hidup yang MAKMUR, tapi karena hidup
yang JUJUR. Yang membuat semangat BERKOBAR
bukan karena mobil yang BERJAJAR, tapi hidup yang
95
PENYABAR. Yang membuat hidup penuh BERKAT
bukan rumah yang BERTINGKAT, tapi hidup yang
TAAT. Yang membuat hidup BAHAGIA bukan karena
HARTA tapi karena SETIA. Yang membuat hidup
SUKACITA bukan karena memiliki PERMATA, tapi
karena CINTA.
Semoga Tuhan memberi kasihNya yang besar, kasih
sejati, kasih berlimpah, agar sesulit apapun, setiap
pasangan bisa tetap saling menerima, mengasihi dan
merawat. Pasanganmu adalah pelengkap hidupmu.
Dialah penolong hidupmu. Dialah teman hidupmu.
Dialah tulang rusuk yang dinanti dalam doa. Tulang
rusuk yang menjadi pendamping dan penolong. Selamat
menempuh hidup baru. Tuhan memberkati. Amin.



96
23. PERNIKAHAN KRISTEN
Ayat Bacaan:
Kejadian pasal 2 ayat 18 sampai 24, Matius pasal 19 ayat
5 sampai 6a
Pendahuluan
(1) Allah menciptakan pernikahan sebagai lembaga
pertama.
(2) Allah menilai pernikahan sangat kudus dan bernilai
tinggi.
(3) Allah sendiri yang merancang pernikahan.
(4) Allah melarang adanya perceraian.
Unsur Penting Dalam Pernikahan
Supaya pernikahan mendatangkan kebahagiaan, maka
pernikahan harus sesuai dengan rencana dan kehendak-
Nya. 3 (tiga) unsur penting yang harus diketahui dan
ditaati oleh setiap orang yang menikah yaitu :
(1) Meninggalkan
Yang dimaksudkan dengan kata “meninggalkan” di
sini berarti orang yang sudah siap menikahharus
sudah dewasa baik secara jasmani, rohani, sosial,
dan ekonomi, karena orang yangsudah menikah
97
harus mandiri dalam mengatasi semua persoalan
yang akan timbul dalamrumah tangganya.

(2) Bersatu
Maksud Tuhan dengan pernikahan, supaya
pernikahan itu menjadi Satu Persekutuan yang
Hidup
a. Satu didalam kasih dan iman kepada Tuhan
b. Satu dalam saling mengasihi dengan kepatuhan
c. Satu dalam menghayati kemanusiaannya
d. Satu dalam memikul beban pernikahan
e. Satu dalam menunjukkan perhatian kepada
pekerjaan masing-masing
f. Satu dalam pengabdian kepada Tuhan dan
rencanaNya.
Banyak pernikahan tidak membahagiakan, perse-
lisihan, bahkan berakhir dengan perceraian, karena
masing-masing, suami dan isteri membentuk dunia,
kerajaannya sendiri-sendiri,masing-masing mencari
kehormatan, keberuntungan dan kemauannya sendiri
(Matius pasal 12 ayat 25).
Kehendak Tuhan, pernikahan merupakan Kesatuan,
Persekutuan yang sejati yang bersifat kekal selama-
lamanya.(Tidur sebantal, makan sehidangan, seharta
semilik, doa bersama-sama, membaca firmanTuhan

98
bersama-sama, memuji dan bersyukur kepada Tuhan
bersama-sama).

(3) Menjadi Sedaging


Adalah persekutuan hidup total antara laki-laki dan
perempuan meliputi “persetubuhan”(Kejadian pasal
4 ayat 1) tidak ada yang disembunyikan.
Dirahasiakan, mengijinkan sesuatu yang tidak
dijinkan untuk orang lain. Persetubuhan antara
suami dan isteri oleh Alkitab tidak dipandang
sebagai suatu dosa, tetapi sebagai Anugerah Tuhan
yg hanya terdapat dalam pernikahan.
Kesimpulan
a. Sejak semula Allah telah merencanakan sebuah
pasangan/keluarga yang berbahagia, diberkati dan
yang dikehendaki olehNya.
b. Sejak semula Allah sudah menangkal penyalah-
gunaan seks diluar pernikahan yang resmi.
c. Sejak semula Allah tidak menghendaki tiap keluarga
memikirkan hal-hal lain selain pasangannya.


99
24. RENUNGAN PERNIKAHAN (I)
Oleh: Pdt. Agustiman J. Namang
NAS : KEJADIAN 2:15-25
Ketika orang melihat suatu pernikahan begitu indah dan
baik, maka banyak mitos muncul waktu itu. Orang
mengatakan:
a. “Pernikahan mereka bahagia karena pernikahan
mereka tidak pernah dilanda oleh masalah yang
besar. Beda dengan kami, memasuki pernikahan
terlalu banyak masalah
b. “Pernikahan mereka baik sebab semuanya sudah
dipersiapkan, tidak usah pusing memikirkan hari
pernikahannya karena semua sudah tersedia,
Sebuah buku mencatat bahwa satu pernikahan itu
menjadi baik atau tidak, ketika ia bisa men-tackle satu
persoalan yang paling penting di depan, kalau yang itu
beres, maka yang lain akan menjadi lebih mudah. Perlu
kita ingat, satu pernikahan yang indah tidak berarti
pernikahan itu bebas dari persoalan. Pernikahan Kristen
bukan membuat saudara terlindung dari permasalahan.
Pernikahan Kristen yang baik adalah bagaimana sikap

100
kita dan pasangan kita ketika menghadapi kesulitan dan
permasalahan.
Pada waktu kita akan menikah, kita akan memikirkan
pertanyaan ini, “Apa tujuan kami menikah? Mengapa
saya menikah dengan dia? Apa tujuan Allah bagi
pernikahan kami?” Pertanyaan-pertanyaan ini sangat
penting untuk kita pikirkan. Kalimat ini memang sangat
sederhana, tetapi memiliki makna yang begitu
dalam, .”..sebab itu manusia akan meninggalkan ayahnya
dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga
keduanya menjadi satu daging…”
Mari kita memperkokoh pernikahan kita dengan melihat
tips di bawah ini.
Pertama, kata “meninggalkan"
Pernikahan berarti anak itu meninggalkan, bukan diusir
orang tua. Meninggalkan berarti keterpisahan dari satu
posisi yang lama, meninggalkan keadaan yang lama,
meninggalkan sesuatu yang tidak boleh lagi menjadi life-
style waktu masih single.
Meninggalkan berarti ada sesuatu yang berubah pada
waktu seseorang masuk ke dalam satu pernikahan. Itu
awal dari satu pernikahan. Meninggalkan bukan berarti
membuang atau sama sekali tidak mengurusi orangtua.
Meninggalkan berarti pernikahan itu mengandung aspek
perubahan drastis. Meninggalkan berarti ada hal-hal

101
yang saudara korbankan di dalam hidup ini. Sesudah
menikah, orang yang single tidak bisa lagi menjalani
hidup sebagai orang yang single. Dulu waktu single,
pakaian mungkin tidak dicuci satu minggu, tinggal
didaur ulang. Kita mau pulang pagi, tidak peduli. Tidak
ada yang peduli kepadamu kalau warna kaus kakimu
berbeda. Tidak ada yang peduli kepadamu kalau saudara
meninggalkan rumah dengan piring masih belum dicuci.
Tidak ada yang peduli kepadamu ketika saudara mau
membeli apa saja yang kau inginkan.
Tetapi meninggalkan berarti dua belah pihak harus
beranjak, sama-sama meninggalkan posisi yang lama.
Maka meninggalkan itu sama seperti menjadi seorang
Kristen, manusia lama kita disalibkan dan kita menjadi
manusia baru.
Ada beberapa konsep Alkitab yang penting untuk
mengerti apa artinya MENINGGALKAN:
1) Meninggalkan berarti sekarang hubungan orangtua
dengan anaknya yang sudah menikah adalah
hubungan antar orang dewasa. Kita berhenti
memperlakukan mereka sebagai anak yang belum
dewasa. . Kita tidak dipanggil Tuhan untuk selama-
lamanya mem’bekap’ anak itu di ketiak kita. (ada 2
orang anak yg berusia 45thn masih dipukul ibunya,
dan di jalan ibunya teriak2)
2) Pernikahan berarti sekarang interaksi pikiran,
interaksi pendapat, interaksi keputusan hidup yang
102
paling dekat adalah interaksi di antara suami dan
istri dan bukan dengan keluarga yang lain.
Pernikahan berarti relasi antara suami dan istri
menjadi relasi yang paling prioritas, lebih daripada
hubungan orangtua dengan anak, antara sahabat dan
rekan, dsb.
3) Pernikahan berarti itu saatnya anak menjadi dewasa,
dia tidak lagi tergantung kepada orangtua untuk
mendapatkan kasih sayang, persetujuan atau
dukungan yang paling prioritas.
Kedua, “bersatu”
Bentuk persatuan yang seperti apa? Saya lebih
cenderung menggambarkannya seperti persatuan baut
dan mur. Ada 3 hal yang menarik di dalam persatuan ini,
yaitu: sepadan, satu daging, dan hingga kematian
memisahkan mereka. Kata ‘sepadan’ dikaitkan di dalam
pengertian Adam adalah satu2nya manusia saat itu, tidak
sepadan dengan binatang yang ada di taman Eden.
Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, Dia melihat
semua yang Dia ciptakan itu amat baik. Satu-satunya
keluar kalimat dari Tuhan “Tidak baik…” adalah ketika
Dia melihat Adam seorang diri. Relasi kita dengan
Tuhan merupakan relasi yang indah dan penting, relasi
yang paling fundamental di dalam hidup kita. Seluruh
relasi yang lain harus didasarkan relasi kita dengan
Tuhan.

103
Kalau Tuhan sendiri mengatakan tidak ada yang sepadan
sehingga Tuhan perlu ciptakan Hawa, di tengah intimnya
relasi Tuhan dengan Adam, tetap Tuhan melihat ada sisi-
sisi yang lain di mana relasi itu hanya bisa diisi di dalam
relasi hubungan laki-laki dan perempuan. Sedekat-
dekatnya hubungan kakak-adik, sedekat-dekatnya
hubungan teman, sedekat-dekatnya hubungan ayah-anak,
tidak ada yang sanggup mengisi hal-hal yang kosong di
dalam hubungan suami dan istri. Itu sebab Tuhan
memberi Hawa bagi Adam supaya dia memiliki relasi
yang penuh. Ada bagian sisi relasi kita dengan Tuhan,
ada bagian relasi kita dengan teman-teman, kolega, adik
atau kakak, tetapi tetap ada satu sisi yang hanya bisa
diisi di dalam relasi suami dan istri. Maka pernikahan
berarti pria dan wanita itu bersatu bersama. Sepadan,
menjadi satu daging, hingga kematian memisahkan
mereka. Ini bukan satu persatuan kontrak biasa atau satu
persatuan sementara tetapi satu persatuan yang permanen
adanya. Tidak gampang, bukan?
Ketiga, Menjadi Satu Daging
Berarti pernikahan merupakan satu komitmen
seumur hidup untuk setia, untuk bersama-sama melewati
apa yang terjadi di dalam hidup. Dalam suka dan duka,
dalam sehat dan sakit, kaya atau miskin, sampai
kematian memisahkan kita. Itu janji kita untuk melewati
hidup ini bersama-sama apa pun yang terjadi.

104
Saudara-saudara, di samping beberapa hal di atas,
untuk langgengnya sebuah pernikahan maka dalam
pernikahan kristen itu harus ada usaha dari kedua belah
pihak (suami-istri) untuk:
 Hidup saling mengasihi.
 Hidup saling menerima pasangan hidupnya dengan
segala kelemahan dan kelebihannya, kegagalan dan
keberhasilan, serta dalam sakit dan sehat.
 Hidup saling mengampuni/memaafkan.
 Hidup saling melayani.
Kata ‘saling’ di sini berarti kita berbuat sesuatu tanpa
harus menunggu pasangan hidup kita yang terlebih
dahulu berbuat demikian. Karena dengan menunggu
berarti kita telah membuat suatu persyaratan; dan kasih
kita kepada pasangan hidup kita tidak murni dan tulus.
Jadi, Pernikahan yang langgeng itu bukan karena faktor
keberuntungan atau kebetulan.
Apakah saudara ingin hidup bahagia dengan pasangan
saudara sampai maut memisahkan kalian?
Seberapa seriuskah saudara dan pasangan ingin hidup
dalam pernikahan yang menyejahterakan?
Jangan jawab sekarang, tetapi wujudkan dan nyatakan!
Tuhan akan menolong kitaa yang sungguh-sungguh
ingin berhasil dalam hidup pernikahannya dan menjadi
saluran berkat Tuhan melalui rumah tangganya. Ingat :
“Untuk mewujudkan keutuhan sebuah keluarga
105
dibutuhkan dua orang. Sedangkan untuk mengancur-
kannya cukup diperlukan satu orang.” Amin.



25. RENUNGAN PERNIKAHAN (II)


NAS : KOLOSE 3:18-19
Saudara-saudara, akhir-akhir ini marak dibicarakan di
dalam masyarakat tentang kejadian-kejadian yang
dilakukan oleh anggota keluarga (rumah tangga) yang
satu terhadap anggota keluarga (rumah tangga) yang lain
seperti penganiayaan, penyiksaan, pelecehan seksual,
merendahkan martabat, baik secara fisik maupun secara
psikis. Kejadian demikian bukan merupakan kejadian
yang baru melainkan sebenarnya sudah berlangsung
lama dan sering terjadi di dalam masyarakat. Hanya saja
hal tersebut kurang mendapat perhatian serius baik dari
pemerintah maupun masyarakat sendiri. Pada umumnya
anggota masyarakat yang menjadi korban baik secara
pribadi maupun dengan anggota keluarga (rumah tangga)
yang lain enggan maupun takut melaporkan atau
memberitahukan kepada pihak yang berwajib atau pihak
lain, karena mereka khawatir akan terjadi akibat yang

106
lebih buruk dan terjadi perpecahan/keretakan di dalam
keluarga (rumah tangga).
Sampai sejauh ini kejadian demikian masih terasa sulit
pemecahannya. Tanpa adanya pengaduan dari korban,
pihak lain atau pihak yang berwajib tidak bisa bertindak
untuk mencampuri atau mengambil tindakan, karena
merupakan ‘delik aduan’, kalau tidak ada pengaduan
tentu pihak yang berwajib tidak bisa melakukan tindakan
apa-apa.
Tindakan kekerasan di dalam keluarga (rumah tangga)
dewasa ini kerap kali menjadi topik utama dan menjadi
perhatian publik dalam media informasi baik cetak atau
elektronik setelah sering disinggung-singgung dan
diperbincangkan oleh para pemerhati kehidupan sosial di
dalam masyarakat kita tentang persamaan gender, hak
asasi, diskriminasi dan lainnya.
Dalam firman kita hari ini, Tuhan ingin memberikan
pedoman hidup bersama menurut cara Allah. Jika kita
menaatinya, kita akan menikmati relasi yang rukun,
sebaliknya, bila kita melanggarnya, kita akan mencicipi
relasi yang penuh konflik.
Ada beberapa pertanyaan yang muncul tatkala membaca
ayat ini yaitu:
(1) Isteri harus tunduk kepada suaminya.
Mengapakah Tuhan secara spesifik menetapkan
suami sebagai kepala sehingga istri harus tunduk
107
kepadanya? Apakah artinya "tunduk" di sini? Sejauh
manakah kita akan tunduk kepada suami?
Saudara-saudara, Tunduk adalah syarat keanggotaan
dalam suatu organisasi atau ikatan. Tanpa
ketundukan, mustahil tercipta kerukunan.
Tunduk adalah pedoman yang Tuhan berikan kepada
istri agar dapat melanggengkan hidup bersama,
bukan perintah yang Tuhan sampaikan kepada
wanita karena seolah-olah ini adalah masalah atau
kelemahan wanita. Tanpa kecuali, kita semua sulit
untuk tunduk.
Tunduk tidak berarti tidak berpendapat atau
kehilangan keunikan diri; ingat, pernikahan adalah
sebuah penyatuan.
(2) Seorang suami yang takut akan Tuhan mempunyai
kewajiban mengasihi istrinya.
Mengasihi istri adalah perintah Allah kepada para
suami, yang harus dilakukan untuk mewujudkan
keluarga bahagia.
Ada 3 prinsip Alkitabiah seorang suami dalam
mengasihi istri, yaitu:
1. Mengasihi adalah mengorbankan diri bagi istri. Kasih
yang sejati selalu ditandai dengan pengorbanan dan
pengabdian yang tulus. Suami yang mengasihi
istrinya selalu berusaha menyenangkan dan
membahagiakan istrinya, sesuai dengan prinsip-
prinsip kebenaran firman Tuhan.
108
2. Mengasihi adalah perhatian untuk kesejahteraan
rohani istri. Suami haruslah memberi prioritas
pertama bagi kebutuhan rohaninya. Usahanya yang
pertama adalah mendorong istrinya mempunyai
hubungan yang baik dengan Tuhan.
3. Mengasihi adalah memegang kekuasaan dengan
kerendahan hati (Yoh. 13:3-4). Kekuasaan dalam
rumah tangga harus tetap berada pada suami, karena
memang sudah diberi kepadanya, tetapi haruslah
dirasakan bukan sebagai haknya, tetapi sebagai
kewajibannya. Jangan pernah memikirkan kekuasaan
tanpa memikirkan tanggung jawabnya. Para suami
harus membuang keangkuhannya, ego. Seperti Tuhan
Yesus sendiri telah merendahkan diri kepada para
murid-Nya.
Jadilah Suami Dan Isteri Yang Saling Peduli, Mengerti,
Memahami Dan Mengasihi. Amin.



109
26. RENUNGAN PERNIKAHAN (III)
NAS: 1 KORINTUS 11:11-12
Saudara-saudara, sebelum menikah biasanya mempelai
mengikuti katekisasi nikah dan diajukan pertanyaan
seperti ini; Kenapa kalian ingin menikah? Berdasarkan
pertanyaan tersebut, tentunya jawaban atas pertanyaan
ini bisa amat beragam. Akan tetapi tidak semua jawaban-
jawaban itu tepat dan lengkap. Jawaban-jawaban itu
menyiratkan egoisme dan egosentrisme,sebab hanya
berfokus pada kepentingan diri sendiri, harapan dan
keinginan pribadi serta apa yang ingin kita dapatkan.
Padahal, dalam sebuah pernikahan tidak selalu berisi apa
yang bisa kita dapatkan dari pasangan kita.

Pernikahan Yang Hanya Berfokus Pada Apa Yang Ingin


Kita Dapatkan, Akan Menjadi Sebuah Pernikahan Yang
Penuh Tuntutan – Tidak Seimbang -Tidak Fair – Hanya
Akan Melahirkan Sebuah Pernikahan Yang Rapuh Dan
Keropos.
110
Dalam nas I Korintus 11: 11 – 12 kita dapat melihat
beberapa pokok penting yang perlu kita pahami dalam
kaitannya dengan hidup pernikahan dan membangun
sebuah keluarga. Sebab Pernikahan adalah relasi dua
arah dan seimbang. Kedudukan suami tidak lebih tinggi
daripada istri. Begitu juga kedudukan istri tidak lebih
tinggi daripada suami. Yang satu tidak lengkap tanpa
yang lain.
Dari bacaan kita setidaknya ada empat (4) hal yang dapat
kita lihat dan kembangkan sebagai kunci keberhasilan
dalam membangun sebuah pernikahan.
1. Pernikahan harus dilihat sebagai sebuah
komitmen pada sebuah hubungan yang
permanen.
Yang membedakan manusia dengan makhluk hidup
lainnya adalah komitmen. Hidup pernikahan
dibangun di atas serangkaian komitmen antara suami
dan istri. Komitmen untuk saling mengasihi, saling
menghargai, saling mengingatkan, saling mendoa-
kan dan komitmen untuk menjalani kehidupan
pernikahan sampai maut memisahkan. Oleh sebab
itu, Yesus pernah berkata, “Apa yang telah dipersa-
tukan oleh Allah jangan dipisahkan oleh manusia.”
Komitmen untuk mengasihi dan mencintai harus
menjadi dasar hidup pernikahan. Komitmen
menjadikan rumah tangga kita semakin hari semakin
kokoh dan semakin terasa menyenangkan.
111
2. Pernikahan harus dilihat sebagai sebuah
panggilan untuk melayani dengan penuh
kesetiaan.
Pernikahan adalah sebuah panggilan bagi masing-
masing, suami dan istri, untuk melakukan yang
terbaik bagi pasangannya. Alangkah indahnya
sebuah rumah tangga yang di dalamnya satu sama
lainnya terdorong untuk saling melayani dan saling
memberi.
3. Pernikahan harus dilihat sebagai sebuah proses
pemurnian.
Pernikahn adalah sebuah perpaduan dua pribadi, di
mana masing-masing pribadi, suami dan istri,
dengan kesadaran penuh memberikan sebagian
ruang dalam hidupnya bagi kita. Bukan
kepentinganmu atau kepentinganku, yang ada adalah
kepentingan kita bersama.
4. Pernikahan harus dilihat sebagai sebuah
anugerah.
Tidak ada orang yang tidak senang menerima
hadiah. Hadiah akan selalu disambut dengan
sukacita dan rasa syukur sesederhana apa pun
bentuknya. Dengan memandang pernikahan sebagai
sebuah hadiah, kita akan menjalaninya dengan
penuh sukacita dan penuh rasa syukur, bukan

112
sebagai beban apalagi sebagai penjara. Selamat
Menempuh Hidup Baru.

Amin.



27. SENYUM SEJENAK ALA KELUARGA


KRISTIANI
 Pikullah Salibmu
Pulang dari Gereja Minggu pagi seorang suami
sangat gembira dan bersikap lemah lembut kepada
isterinya yang kebetulan tidak ke Gereja. Ia selalu
memandang isterinya dengan manis dan penuh simpatik.
Isterinya jelas heran karena suasana dan sikap
seperti ini tidak pernah terjadi selama ini. Yang biasa
terjadi ialah sikap kasar, pandangan yang tidak
bersahabat dan tatapan tidak simpatik.
Belum habis rasa keheranan isterinya, tiba-tiba sang
suami menggendong isterinya berkeliling keliling di
ruangan dalam rumah itu.
Isteri berteriak, “Ada apa denganmu kog tiba-tiba
berobah. Apakah Pastor tadi mengatakan dalam
kotbahnya kasihilah isterimu atau menyuruh suami lebih
lemah lembut dan bersikap romantis?

113
Suaminya dengan sedikit keras mengatakan,
“Bukan, bukan itu. Pastor dalam kotbahnya tadi
mengatakan, “Pikullah salibmu.”

 Janji Pernikahan
Malam sebelum pemberkatan pernikahan calon
pengantin pria datang ke paroki menjumpai pastor yang
akan memberkati. Setelah jumpa ia mengatakan, “Pastor
ada permintaan khusus dari saya dalam pemberkatan
nikah besok”
Dengan lembut pastor menjawab, “Oh silahkan”
Calon pengantin laki-laki itu mengutarakan, “Janji nikah
besok bukan untuk seumur hidup hidup tetapi hanya satu
tahun,”
Pastor dengan sedikit marah berteriak, “Tidak bisa.
Sama sekali tidak bisa. Itu adalah hukum dan mustahil
diobah.”
Sedikit senyum si calon itu membujuk bagaimana
kalau saya kasih pastor lima juta,” Sang pastor berpikir
sejenak dan kemudian mengangguk baiklah, saya setuju.
Besoknya dalam pemberkatan nikah, pastor
mempersilahkan calon pengantin laki-laki membaca janji
nikah dalam buku tata perayaan pemberkatan nikah.

114
Dengan semangat ia membaca, “Cyntio sobinoto
puriharjo, hari ini saya menikahimu dan menjadi
suamimu. Saya akan setia kepadamu dalam untung dan
malang, di waktu sehat dan sakit, se,,, se,,,, seumur
hidupku. Wajahnya merah karena janji nikah yang
tertulis di sana tidak berobah dan tetap seumur hidup.
Selesai upacara pemberkatan pernikahan ia datang
ke sakristi dan marah ke pastor. “Kenapa pastor tidak
menepati janji dan tidak konsisten dengan apa yang kita
bicarakan tadi malam. Apakah pastor lupa mengobah
janji nikah itu padahal suda saya kasih lima juta,”
Dengan tenang pastor mengatakan, “Saya sama sekali
tidak lupa. Hanya isterimu memberi saya sepuluh juta,”

 Ganti semuanya
Satu Minggu sebelum pemberkatan nikah calon
pengantin perempuan menelepon percetakan yang
mencetak undangan. Ia mengatakan, “Apakah masih bisa
diganti,”
Pegawai percetakan itu menjawab, “Oh masih bisa.
Apa saja yang perlu diganti?”
Calon pengantin perempuan itu mengatakan,
“Tanggal pernikahan diganti. Waktu diganti. Tempat
resepsi diganti. Dan paling penting calon pengantin laki-
laki juga diganti.”

115
28. ILUSTRASI NAFSU VERSUS CINTA SEJATI
Penulis: Fera Nur Aini
Padahal baik nafsu dan cinta sejati itu bisa dibedakan
secara jelas selama membangun hubungan rumah tangga
bersama pasangan. Sebenarnya ada beberapa yang telah
berhasil membedakan dua hal ini, namun ada juga yang
masih samar-samar dan kebingungan.
(1) Cinta itu tidak segan untuk membantu, bukan
hanya selalu ingin dilayani.
Rasa cinta suami istri akan terasa begitu kental,
hangat dan tulus ketika pasangan tidak segan dalam
membantu dalam keadaan apa saja. Pasangan yang
mengenal kata cinta biasanya akan menawarkan
bantuan saat orang yang dicintainya sedang
kesusahan. Perlu diingat bahwa cinta itu bukan
hanya selalu ingin dilayani, namun juga bisa inisiatif
membantu pasangannya tanpa perlu diminta.

116
(2) Kebaikan pasangan yang sering diperlihatkan
lewat media sosial? Itu nafsu namanya!
Adanya media sosial di era sekarang membuat
seseorang lebih mudah dalam membagikan berbagai
kebahagiaan melalui akun pribadinya mulai dari foto
selfie, jalan-jalan, kulineran atau berbagai kebaikan
dari pasangan. Pasangan yang bahagia itu
seharusnya tidak membutuhkan komentar orang lain
atas setiap foto yang terunggah di media sosial.
Perlu diingat kalau hubungan pasangan yang saling
cinta sebisa mungkin tidak terpengaruh oleh reaksi
orang lain terhadapnya.
(3) Tidak hanya terbiasa mengkritik, tetapi cinta
sejati seharusnya bisa turun tangan
memperbaiki.
Hubungan suami istri tentu tidak akan selalu
berjalan mulus sesuai keinginan. Bahkan salah satu
sikap pasangan yang terbiasa mengkritik bisa
membuat hubungan keduanya menjadi buruk atau
bahkan tidak sehat. Padahal seharusnya cinta sejati
akan berusaha meminimalisir segala kritik yang
diberikan ke pasangan. Jika ada kritik pun perlu
disampaikan dengan cara yang berbeda atau justru
perlahan-lahan turun tangan demi memperbaiki
segala sesuatunya.

117
(4) Selalu ada cara bagi cinta untuk bisa saling
menenangkan, meski keadaan sedang tak
mendukung.
Saat punya masalah, terkadang seseorang mencari
pelarian ke orang yang tepat di luar sana untuk
sekedar berkeluh kesah. Padahal ada pasangan
sebagai orang terdekat ketika ingin diajak untuk
berdiskusi. Daripada curhat di dunia maya atau
mungkin dengan orang yang tidak tepat, ada baiknya
berceritalah dengan pasangan. Bersama pasangan
yang begitu mencintai, setidaknya mampu
membantu untuk menenangkan situasi dan perasaan
walau keadaannya seolah tidak mendukung.
(5) Nafsu akan memujimu ketika Mama sedang
memberikan penampilan terbaik, bukan justru
saat tampil apa adanya.
Ketika seseorang memiliki cinta yang tulus, maka
pasangan perlu menerima dari berbagai sisi mulai
dari baik atau buruk. Bahkan kalau lebih besar cinta
daripada nafsu, pasangan pun akan terbiasa memuji
Mama diberbagai kesempatan baik saat sedang
tampil terbaik atau justru apa adanya.

(6) Cinta selalu berpikir bahwa apapun akan lebih


baik jika dilakukan berdua.

118
Kalau sudah menikah, maka segala sesuatunya akan
dilakukan berdua. Tidak hanya mengurus kebutuhan
rumah tangga bersama saja, namun kalau ada
masalah juga sebaiknya memang menyelesaikannya
secara bersama-sama. Usahakan tidak menyimpan
permasalahan sendiri dengan berusaha menutup diri
seolah enggan bercerita.
Jika ada masalah sekecil apapun, sebaiknya memang
diselesaikan bersama dengan pasangan. Selain
mengurangi pemicu stres, saat berbagi setidaknya
pasangan akan memberikan solusi terbaik.

(7) Selalu bercerita tentang dirimu sendiri tanda


bahwa itu nafsu, itu sama sekali bukan cinta.
Dalam menjalani pernikahan itu istri dan suami
memiliki porsinya masing-masing, sehingga tidak
ada yang saling mendominasi. Jika ada yang selalu
bercerita mengenai dirinya sendiri tanpa memikirkan
perasaan orang lain, maka itu nafsu karena selalu
ingin dipandang atau dimengerti. Padahal masing-
masing perlu ada bagian ketika sudah menjadi satu
dalam ikatan pernikahan. Usahakan ini tidak sampai
membuat rasa cinta berkurang dan memicu
kekacauan di rumah tangga.
(8) Tak cukup hanya dengan kata-kata, cinta
seharusnya bisa langsung membuktikan dengan
tindakan nyata.

119
Walau termasuk ke dalam bahasa cinta, namun cinta
itu bukan hanya sekedar kata-kata indah saja. Kata-
kata buaian tanpa tindakan nyata juga sama sekali
tidak ada artinya. Kalau cinta, seharusnya perlu
membuktikan semua dengan tindakan nyata. Jangan
sampai mengumbar janji melalui kata-kata saja ya.
(9) Hubungan yang disertai dengan cinta mampu
memberikan kesempatan pada keduanya untuk
berpendapat.
Perbedaan pendapat tentu akan menjadi salah satu
pemicu masalah yang sering dialami di dalam rumah
tangga. Padahal hubungan yang ada cinta di
dalamnya mampu menjadi obat bila keduanya
sedang berbeda pendapat.
Jika sedang mengalami masalah ini, maka ada
baiknya memberikan masing-masing kesempatan
dalam mengutarakan pendapat. Jika pendapat
masing-masing sudah diutarakan, maka perlu dicari
jalan keluar sebagai solusi untuk menyamakan
pendapat.
Ingat juga kalau mendengarkan pasangan itu sangat
penting apalagi ketika dirinya memiliki pendapat
yang berbeda.

(10) Tak ada kata mengganggu dalam hubungan


yang tidak hanya berdasar pada nafsu.

120
Komunikasi penting dilakukan untuk meningkatkan
kualitas di dalam hubungan apalagi jika didasari
dengan cinta. Namun, tak jarang ada situasi yang
seorang merasa ragu untuk berkomunikasi dengan
pasangannya.
Padahal segala sesuatu yang ditunda atau tidak
dikomunikasikan secara baik hanya akan
menimbulkan masalah. Untuk mengatasi hal ini,
usahakan tidak perlu ragu lagi saat ingin
berkomunikasi dengan pasangan apalagi untuk
sekadar curhat.

(11) Tak terlalu banyak drama dan kecurigaan,


begitulah cinta yang sebenarnya.
Sering curiga dengan pasangan hanya akan
membuat hubungan suami istri menjadi banyak
drama. Rasa khawatir dan pikiran negatif
seharusnya perlu dihindari untuk meminimalisir
dampak buruk yang tak diinginkan.
Meski dianggap sebagai bumbu-bumbu di dalam
rumah tangga, bukan berarti rasa curiga atau
cemburu kepada pasangan bisa terus terjadi.
Kecurigaan yang berlebihan terhadap pasangan
hanya akan memicu gangguan psikologis.
(12) Jarak bukan sebuah halangan apalagi
pasangan yang penuh cinta, beda dengan yang
hanya nafsu saja.
121
Setiap pasangan suami istri tentu menjadi masalah
yang berbeda-beda termasuk masalah jarak yakni
LDR. Menjalani hubungan jarak jauh tentu
menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk setiap
pasangan.
Meskipun begitu, pasangan yang penuh cinta tidak
akan menganggap ini sebagai sebuah halangan.
Bagi mereka, hubungan jarak jauh bisa dilandasi
dengan sikap saling percaya hingga mampu
membina komunikasi.

(13) Bukan kemesraan yang cinta tunjukkan di


depan umum, tetapi sebuah kebanggaan.
Kemesraan itu hanya untuk kamu dan pasangan,
tanpa perlu dipublikasikan ke publik apalagi kalau
hanya ingin membuat orang lain cemburu atau iri
saja. Kualitas hubungan bersama pasangan sebagai
suami istri perlu dijaga kemesraannya tanpa
memamerkan itu ke orang lain karena bisa saja
justru akan memancing orang ketiga. Hubungan ini
cukup menjadi kebanggaan saat bersama pasangan
saja ya.

(14) Cinta tidak meminta, dia akan tahu apa yang


kamu inginkan dengan sendirinya.
Kepekaan menjadi salah satu yang diinginkan oleh
seseorang terhadap pasangannya. Terlalu banyak

122
meminta dan terkesan memaksa tentu akan
membuat pasangan menjadi tidak nyaman. Harus
diingat bahwa seharusnya cinta tidak perlu banyak
menuntut karena pasangan akan peka dengan
sendirinya.
(15) Cinta tak pernah lekang oleh waktu, bahkan
ketika usia sudah menua.
Cinta sejati tentu hal yang paling indah dan
diinginkan oleh banyak pasangan. Tak pernah
lengkang oleh waktu hingga usia sudah menua
alias kakek nenek seharusnya masih bisa
mempertahankan kualitas hubungan dengan
pasangan.

Itulah beberapa ilustrasi yang membedakan cinta serta


nafsu.



123

Anda mungkin juga menyukai