HUBUNGAN BERKUALITAS OLEH WILLIE DAN ELAINE OLIVER
SENIN, 28 November 2022
STEWARDSHIP DEPARTMEN OF SOUTH SUMATERA MISSION Bagaimanakah situasi pernikahan yang Anda miliki? Apakah sebagaian besar waktu dalam pernikahan Anda, Apakah Anda merasa Bahagia dan puas, atau apakah Anda lebih sering merasa sedih dan marah dan berharap Anda dulu mendengarkan orang tua Anda tentang bagaimana menjalani hubungan dan membuat keputusan pernikahan secara perlahan? • Tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk menyadari- Begitu Anda mulai membaca literatur maupun informasi penelitian tentang pernikahan atau berbicara dengan pasangan suami –isteri lain yang Anda kenal baik bahwa setiap pasangan akan mengalami masa-masa sulit dalam pernikahan mereka. • Tidak ada pernikahan yang sempurna karena tidak ada manusia yang sempurna . Namun banyak pasangan yang ditemui cendrung melihat pernikahan mereka sebagai hubungan yang disfungsional • Ketika kata disfungsional digunakan dalam konteks hubungan, maka hal itu mengacu pada keruntuhan yang normal dalam hubungan pernikahan • Sangat normal bagi dua orang pasangan yang tidak sempurna, memiliki perbendaan pandangan tentang dunia. Artinya setiap pernikahan akan mengalami tantangan dalam menghadapi konflik • Ketika pasangan mengabaikan perbedaan mendasar mereka dan hanya berurusan dengan perbedaan tersebut Ketika suatu peristiwa atau episode terjadi, hal ini cendrung membangun kebencian dan menghancurkan kedamaian pernikahan mana pun. • Bahkan Ketika pasangan memiliki pernikahan yang relatif sehat, jika mereka tidak membicarakan perbedaan mereka dengan cara yang tenang dan terkendali, ini dapat menyebabkan keputusasaan dan perasaan ingin keluar dari hubungan tersebut. • Meskipun ada banyal faktor yang berkontribusi pada hubungan disfungsional, termasuk kekerasan, pengabaian, kecanduan, dan gangguan psikologis seperti kecemasan, defresi dan gangguan kepribadian yang dinilai secara klinis. Namun banyak pasangan yang mengalami disfungsi hubungan karena mereka tidak pernah belajar berkomunikasi dengan baik, yang seringkali berujung pada perasaan putus asa dan frustrasi. • Perasaan ini dapat dengan muda meningkatkan pemikiran bahwa mereka menikahi orang yang salah, dan satu-satunya cara untuk melarikan diri dari mimpi buruk itu adalah dengan bercerai. • Pasangan yang menemukan kesuksesan dalam pernikahan belajar untuk menghilangkan pola destruktif atau negatif dalam hubungan dengan satu sama lain • Alih-alih frustrasi dan menuduh pasangannya selalu melakukan hal-hal dengan cara yang salah, maka masing- masing pasangan berfokus pada apa yang bisa mereka lakukan untuk menjadi pasangan yang lebih baik. Pasangan sepert ini cendrung melihat hubungan pernikahan mereka sebagai cangkir yang setengah penuh, memamfaatkan kekuatan pasangan mereka, daripada melihat pernikahan mereka sebagai cangkir yang setengah kosong yang berkonsentrasi pada kelemahan pasangan dan hubungan mereka Kabar baiknya adalah bahwa adalah mungkin untuk memupuk hubungan yang berkualitas. Kedua orang dalam hubungan tersebut dapat memilih untuk membangun pernikahan mereka dengan menemukan kebaikan dalam diri orang lain dan mengubah cara mereka memandang pasangan. Alih-alih melihat pasangan mereka sebagai musuh, mereka dapat memilih untuk bermain di tim yang sama • Jadi bagaimana pasangan bisa belajar menjadi pelayan yang lebih baik dalam hubungan pernikahan mereka? • Kebenarannya adalah, sama seperti orang yang berkomitmen untuk mengembalikan persepuluhan dengan setia dan memberikan persembahan yang murah hati, mereka dapat mengenali pernikahan mereka sebagai tanggung jawab untuk mencerminkan citra Allah kepada dunia. • Kita akan mempelajari tujuh kebiasaan yang akan membantu setiap pernikahan dapat memupuk 1. Pandanglah Pernikahan Anda sebagai hadiah dari Tuhan • Semakin Anda melihat pernikahan sebagai asset berharga dan hadiah dari Allah, maka akan semakin positif perasaan Anda tentang hubungan pernikahan. • Karena otak kita dirancang untuk mempercayai apa yang kita katakan, maka ubahlah “self talk” Anda dan mulailah mengatakan pada diri Anda bahwa Anda memiliki pernikahan yang hebat. • Jika Anda melakukan “Self Talk” yang positif secara teratur, maka Anda dan pasangan Anda akan segera mempercayainya dan merasakannya. • Tuhan Yesus berkata: “Jika engkau dapat percaya? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya (Markus 9:23) 2. Berdoalah secara teratur untuk pernikahan dan Pasangan Anda
• Karena Allah yang menciptakan pernikahan, maka penting sekali
untuk menjadikan Dia sebagai pusat hubungan Anda. • Gunakan iman dan meminta kesabaran kepada Allah, keinginan untuk memahami dan kesanggupan untuk bersikap baik hati kepada pasangan Anda. • Jika Anda percaya bahwa Allah melihat segalanya dan mengetahui segalanya, maka Anda harus berhati-hati dengan apa yang Anda katakan atau lakukan kepada pasangan Anda • “Dan saat cinta Anda kepada Allah meningkat, Cinta Anda satu- sama lain akan tumbuh lebih dalam dan lebih kuat.” (Ellen. G. White, Adventist Home. Hal. 106) • Berdoalah agar Allah melakukan dalam pernikahan Anda “jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” (Efesus 3:20) 3. Belajar dan latih ketrampilan komunikasi yang efektif
• Kebanyakan manusia belajar berkomunikasi sejak lahir.
Namun kebanyakan orang telah mengembangkan cara berkomunikasi yang salah dan cacat. • Suami dan isteri membawa pola komunikasi yang baik dan buruk ke dalam pernikahan mereka. Inilah sebabnya mengapa setiap pasangan perlu bersedia melakukan perubahan dalam gaya relasional dan komunikasi mereka untuk meningkatkan kualitas hubungan pernikahan mereka. • Jika pasangan meluangkan waktu untuk benar- benar mendengarkan satu sama lain dan melihat sesuatu dari sudut pandang satu sama lain, maka banyak masalah akan terselesaikan. • “Hai Saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk bekata-kata, dan juga lambat untuk marah.” (Yakobus 1:19) 4. Cari tahu apa yang disukai pasangan Anda, dan terus lakukan itu. Cari tahu apa yang tidak disukai pasangan Anda, dan berhenti melakukannya. • Sebelum menikah, masing-masing pasangan sangat bangga menjadi versi diri mereka yang terbaik. Mereka rela melakukan apa saja untuk membuat pasangannya Bahagia. • Namun setelah pernikahan dan masa bulan madu, banyak pasangan cendrung berhenti melakukan hal-hal khusus untuk satu sama lain dan mulai menjauh • Setiap pasangan hendaknya menerapkan aturan hukum emas, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. (Matius 7:12) • Maka hubungan pernikahan mereka akan tumbuh dan terisi dengan kepuasan dan sukacita dari Allah. 5. Sering Memaafkan • Dalam pernikahan pasangan pasti akan saling menyakiti • Kita tidak harus berbicara tentang pelecehan dan kekerasan dalam bentuk apapun- walaupun itu juga kemungkinan dapat terjadi, tetapi tentang realitas yang tertanam dalam hubungan manusia yang tidak sempurna. Tanpa pernah bermaksud menyakiti yang lain, pasangan sering kali mengatakan atau melakukan hal-hal yang menyakiti. Inilah alasan mengapa Anda harus belajar memaafkan. • Memaafkan seseorang yang telah menyakiti Anda adalah bagian tersulit dari mencintai, namun tidak ada cinta sejati tanpa pengampunan. • Memaafkan bukan berarti menjadi keset atau melepaskan orang lain dari tanggung jawab. Namun, membantu memulai proses penyembuhan dari luka Anda dan dari keinginan untuk menghukum orang lain. • Memaafkan juga membantu mempersempit kesenjangan yang telah berkembang dalam hubungan. • “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” (Matius 6:12) 6. Belajar tertawa • Pepatah kuno berkata: “Tertawa adalah obat yang manjur”. Dan ini masih belaku hingga saat ini. • Penelitian medis menunjukkan bahwa tertawa memiliki mamfaat fisiologis dan neurologis. Tertawa membantu mengurangi stres, merangsang sistem kekebalan, mengurangi tekanan darah, mengikat pasangan, dan menjaga hubungan tetap segar. • Setiap pasangan yang sudah menikah perlu menemukan hal-hal untuk ditertawakan, dan harus berhenti stres tentang hal-hal kecil. • Amsal 17: 22 mengingatkan kita akan: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” 7. Buatlah tabungan deposito emosional • Hubungan dalam suatu pernikahan berfungsi seperti rekening bank. Ketika Anda melakukan atau mengatakan hal-hal baik satu sama lain, Anda membuat tabungan deposito emosional di rekening bank emosional masing-masing pasangan • Namun, ketika Anda saling menyakiti atau tidak menepati janji, Anda melakukan penarikan tabungan emosional. • Semakin banyak uang yang kita simpan di rekening bank kita, semakin banyak uang yang kita miliki. Semakin banyak penarikan yang kita lakukan, semakin sedikit uang yang kita miliki. • Jika kita melakukan penarikan tabungan emosional lebih banyak daripada deposit tabungan emosional di rekening bank emosional pasangan kita, maka kita pada akhirnya bangkrut. • Kolose 3:14 berkata: “Dan diatas semuanya itu: Kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnahkan.” Ketika Anda setia dalam penatalayanan, maka Allah akan membuka jendela surga dan mencurahkan berkat yang berlimpah. Ketika Anda sabar, baik hati, setia, dan lemah lembut satu sama lain dalam pernikahan, berkat Tuhan tidak hanya melimpah di rumah Anda, tetapi juga di rumah tetangga, kerabat, dan teman. Komitmen Saya
Saya akan memperbaiki
hubungan saya dengan bertumbuh dalam kesetiaan, pengampunan, dan kasih sebagai prinsip