Anda di halaman 1dari 3

Laporan Bacaan

Nama : Findi Adolfina Nafi

Semester : IV

Mata kuliah : PAK Dewasa

Buku : asas-asas psikologi keluarga idaman

Pengarang : Dra. Yulia Singgih D. Gunarsa

Dosen : Pdt. Mariana, M.Th

I. Ringkasan
PSIKOLOGI UNTUK KELUARGA
Membina pernikahan yang bahagia
A. Persiapan diri
Dalam satu pernikahan, dua pribadi akan dipersatukan dalam satu ikatan formal melalui
catatan sipil serta diadakan di hadapan Tuhan sesuai dengan agama yang disetujui kedua
belah pihak. Persiapan diri meliputi semua daya upaya yang dipusatkan pada beberapa
pokok berikut.
1. Belajar untuk mengenal sebanyak mungkin mengenai calon psangan yang akan
dinikahi.
2. Mempertimbangkan sejauh mana sikap calon pasangannya cocok atau sesuai dengan
sikap sendiri.
3. Sejauh mana pribadi masing-masing dapat saling mengisi dan menyatu dalam
perjalanan hidup.
4. Dua ornag yang disatukan dalam pernikahan akan membentuk pernikahan yang
bahagia, apabila kedua pasangan berbahagia.

Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya mengenal pasangan adalah


perbedaan-perbedaan yang dimiliki masing-masing. Perbedaan-perbedaan inilah yang
sering menjadi pangkal sebab dan salah paham yang mengganggu ketenangan dan
suasana aman dalam keluarga. Cinta harus dipupuk sehingga bertambah kuat. Dalam
pernikahan dua orang menjadi satu kesatuan yang saling berdampingan dan
membutuhkan dukungan. Saling melayani yang diwujudkan dalam hidup berbagi. Kita
perlu mengetahui adanya perbedaan-perbedaan antara pria dan wanita.

1. Cara memandang dan melihat hal-hal tertentu berbeda antara sikap laki-laki dan
wanita.
2. Perbedaan sifat, mental dan emosionalitas, serta intuisi rasional.
3. Ibu memiliki naluri keibuan. Ayah memiliki rasa bangga. Ayah kepada keluarga. Ibu
merupakan jantung dari keluarga. Naluri ibu tidak sama dengan rasa kebanggaan.
4. Wanita memiliki derajat kematangan emosional lebih daripada pria. Wanita terus
menunjukan peran ibu terhadap suami. Pria perlu didukung.

Keberhasilan dalam membentuk keluarga bahagia dapat dicapai dengan persiapan diri,
dilanjutkan dengan perencanaan mengenai biaya hidup dan jumlah anak. upaya dalam
mencapai kebahagian yang langgeng meliputi upaya memupuk saling pengertian dan
penyesuaian satu sama lain. Sebagai penyegaran kembali perlu diperhatikan hal-hal
berikut.

1. Awal pernikahan harus merupakan start yang baik


2. Perlu kesabaran dan kebijaksanaan khususnya pada permulaan pernikahan
3. Perlu penyesuaian terhadap perbedaan suami/istri sendiri.
4. Reeduksi bagi pria perlu lebih banyak pada masa kritis, yakni dua tahun pernikahan.
5. Suami yang baru pulang dari pekerjaan perlu istirahat, sedangkan istri justru perlu
perubahan suasana dan rekreasi aktif.
6. Lebih banyak memberi daripada menerima akan memberikan kebahagiaan.
7. Bentuklah kebiasaan yang sehat dan wajar.
8. Dalam hal-hal tertentu, istri dapat berperan membimbing,. Pada kesempatan lain,
suamilah yang berperan.
9. Partnership dalam pernikahan yang didasarkan atas persamaan hak, perlu diilhami
oleh cinta dan saling memperhatikan.
10. Perlu keterbukaan hati dan bukan kekasaran.
11. Perlu mencari kesempatan untuk menunjukan apresiasi/penghargaan terhadap
pasangan.
12. Persamaan dalam pernikahan lebih diartikan dengan suasana saling menghargai dan
menghindari kecenderungan penghinaan terhadap pasangannya.
13. Perlu menghadapi dan menjalani hidup pernikahan atau berkeluarga sebagai suatu
kenyataan sedini mungkin dan bukan sebagai suatu dongeng.
14. Perlu memupuk minat bersama yang melibatkan partisipasi aktif dari pasangan, juga
dalam rekreasi.
15. Agar pernikahan bahagia bisa dibina dan dipelihara terus pasangan harus terus-
menerus berupaya menjadi pendamping terbaik pasangannya.

Dalam perjalanan hidup pernikahan, kadang-kadang timbul masalah yang hrus diatasi,
baik di luar lingkungan keluarga maupun di dalam lingkungan keluarga, yang tidak
jarang menimbulkan kesulitan dalam hubungan suami istri.

1. Menghadapi kenyataan
Dalam kebersamaan hdiup dari hari ke hari, tahun demi tahun, banyak hal akan
terungkap dan banyak kenyataan akan tersingkap. Karena itu, suami istri perlu
menghadapi kenyataan hidup dan semua yang terunkap dan tersingkap bersama-sama
sebagai satu tim.
2. Penyesuaian yang timbal balik
Sangat sulit meramalkan permasalahan dan kesulitan yang akan muncul dalam
pernikahan, tetapi suatu saat masalah dan kesulitan pasti timbul. Jadi, perlu upaya
untuk menegah timbulnya kerenggangan yang dapat emnjadi sumber keretakan.
3. Latar belakang suasana yang baik.
Perlu suatu suasana yang dilatarbelakangi oelh pikiran-pikiran yang penuh cinta
kasih, untuk menciptkan suasan yang baik.

II. Implikasi
Pemahaman tentang rumah tangga itu perlu. Buku ini membantu saya dalam memahami arti
sebuah rumah tangga itu seperti apa, dan ini sangat membantu saya dalam pelayanan.

III. Rekomendasi
Buku ini cocok dibaca oleh orang yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga.

Anda mungkin juga menyukai