Anda di halaman 1dari 10

I

Pernikahan adalah jalan pintas menuju surga.

Melalui pernikahan semua kegiatan bernilai ibadah.

Ibadah terpanjang yang penuh tantangan.

Maka, lakukanlah yang terbaik agar tak pernah tumbang.

- Setahun Bersama PAK CAH -

2
Strategi
Merawat
Keluarga
Tidak sedikit masyarakat yang menjadikan pernikahan
sebagai solusi atas berbagai masalah kehidupannya.
Misalnya, menikah supaya masalah finansial keluarga
selesai, menikah untuk mengatasi kesepian, menikah untuk
menjaga kehormatan keluarga, menikah karena mengasihani
seseorang, dan sebagainya. Di sisi ini mungkin masalah-
masalah tadi akan selesai sesuai harapannya, ada juga
yang tidak.
Pernikahan sebagai solusi bisa benar, bisa juga tidak.
Jangan lupa bahwa dengan menikah justru akan ada
penambahan masalah, karena setelah menikah akan
ada 2 hati yang perlu disatukan, 2 pemikiran yang harus
diselaraskan, 2 ego yang harus ditundukkan, 2 keluarga yang
perlu disatukan, dan sebagainya. Jika sebelum menikah
masalahnya diri sendiri, maka setelah menikah, masalahnya

3
menjadi dua diri bahkan lebih.
Terkadang kita lupa bahwa tidak ada rumah tangga
tanpa masalah, yang mereka tahu pernikahan adalah
kebahagiaan atas segala problematika hidup. Mereka
tidak sadar bahwa pernikahan itu sendiri adalah awal dari
berbagai macam problematika kehidupan. Dan sayangnya
mereka tidak menyiapkannya sejak dini untuk menghadapi
problematika tersebut. Tidak siap menghadapi konflik di
dalam rumah tangga, yang akhirnya bisa berujung pada
perceraian.
Setidaknya ada 4 potensi ancaman rumah tangga
menurut data sebab terbanyak kasus perceraian nasional
yang perlu diwaspadai.
1. Komunikasi tidak harmonis
Apakah laki-laki lulusan ilmu komunikasi dan atau
perempuan lulusan ilmu komunikasi otomatis dapat
melakukan komunikasinya dengan baik saat berumah
tangga? Secara teori, mungkin benar bahwa laki-laki
dan perempuan itu memiliki teori komunikasi yang baik.
Tetapi, komunikasi dalam rumah tangga menjadi soal yang
berbeda, karena komunikasi bukan hanya tentang teori. Ada

4
aspek seni yang perlu dilakukan, karena inilah yang justru
menjadi kunci upaya untuk melancarkan komunikasi dalam
rumah tangga. Seni itu tentang kapan waktu yang tepat,
tentang pemahaman kondisi psikologi pasangan, intonasi,
memahami tipe bahasa cinta, dan sebagainya.
2. Rasa bosan pada pasangan
Jika kebosanan telah menghinggapi, apalagi hingga
merasa lebih nyaman sendiri, terpisah dari pasangan anda.
Maka inilah tanda yang amat kuat bahwa cinta mulai pudar.
Masing-masing merasa tidak butuh dengan pasangannya,
hingga akhirnya bisa berpisah sama sekali.
3. Masalah ekonomi
Ada 3 hal primer yang dibutuhkan manusia yaitu, rasa
aman, kesehatan, dan finansial (ekonomi). Apabila rumah
tangga Anda belum selesai dengan 3 hal ini, rumah tangga
Anda sangat berpotensi retak. Disinilah perlunya komunikasi
dan rasa saling memahami. Namun nyatanya memahami hal
ini tidaklah mudah.
4. Hadirnya pihak ke tiga
Cinta lama bisa bersemi kembali lho, berbahagialah Anda
yang tidak pernah memiliki sejarah “cinta lama”, karena tidak

5
perlu khawatir akan ada yang bersemi kembali. Namun anda
tetap memiliki kemungkinan “ada cinta baru” yang sewaktu-
waktu tumbuh bersemi. Oleh karenanya, Anda dan pasangan
harus senantiasa menjaga “imunitas” diri agar terhindar dari
berseminya “cinta lama” ataupun tumbuhnya “cinta baru”,
karena keduanya sangat mungkin terjadi dalam kehidupan
rumah tangga Anda.
Sekali lagi, semua potensi ancaman rumah tangga
tersebut sangat mungkin terjadi di kehidupan rumah tangga
Anda. Ada terlalu banyak cerita dari klien kami, yang
merasakan tahun-tahun romantis pernikahan, kemudian
perlahan memudar, hingga hampir saja bercerai. Ada juga
yang sejak awal pernikahan masih teringat masalalu, dan
sebagainya.

A. TENTANG SAKINAH
Tentang rumah tangga sakinah, bukanlah rumah
tangga tanpa konflik. Bahkan tidak mungkin seseorang
secara personal, tidak memiliki konflik. Apalagi seseorang
dalam perannya saat berinteraksi dengan orang lain, pasti
akan terjadinya konflik. Konflik adalah konsekuensi adanya

6
interaksi, maka apabila tidak ingin memiliki konflik cobalah
untuk tidak berinteraksi. Tetapi, apakah bisa hidup kita tidak
berinteraksi? Sedangkan pernikahan isinya adalah interaksi.
Semakin dekat seseorang, semakin besar potensinya untuk
berkonflik.
Kesalahan kebanyakan orang adalah terlalu berlebihan
dalam berharap. Berharap keluarganya tanpa konflik, bahagia
selamanya. Harapan ini keliru, karena tidak mungkin keluarga
tanpa konflik. Jadi keluarga sakinah bukanlah keluarga yang
tanpa konflik, yang membedakan antara keluarga sakinah
dan keluarga tidak sakinah adalah bagaimana mereka
mengelola konflik dan mampu mengelola konflik menuju cinta
dan kebahagiaan. Oleh karenanya, perlu adanya proses
belajar untuk menjadi bijak dalam menghadapi konflik.

B. TUMBUH BERSAMA
Berumah tangga bukan hanya tentang hidup bersama.
Berumah tangga adalah perjalanan menuju kehidupan
abadi. Oleh karenanya, jika belum Anda perlu mendefinisikan
visi rumah tangga Anda. Sebagai keluarga muslim, tentu visi
tertinggi kehidupan rumah tangga Anda adalah bersama di

7
dunia dan akherat, atau yang biasa kita kenal dengan istilah
“Sehidup, sesurga”.
Tidak mudah menciptakan rumah tangga yang begitu.
Perlu adanya proses panjang sampai akhir hayat, yang
namanya proses belajar. Proses belajar yang baik akan
menghasilkan pertumbuhan, baik secara pemikiran ataupun
secara ketenangan hati.
Keluarga yang baik senantiasa saling belajar, karena
itulah tujuan dari kehidupan rumah tangganya. Tidak
mungkin keluarga menjadi baik tanpa proses pembelajaran,
dan tidak mungkin pula anggota keluarga tumbuh sendiri-
sendiri. Ibarat pohon, semuanya harus saling menyirami agar
senantiasa sama dalam satu frekuensi.

C. BERIKAN ASUPAN YANG TERBAIK


Rumah tangga adalah perjalanan rohani, setiap jejak
hidup adalah ibadah, dan setiap ibadah adalah manifestasi
dari keimanan. Jika tubuh butuh asupan berupa makanan,
maka rumah tangga juga membutuhkan asupan rohani/
keimanan berupa ilmu pengetahuan. Apakah perlu belajar
rumah tangga?

8
Membina rumah tangga tidak bersifat naluriah, ada
proses belajar. Jika solat saja membutuhkan ilmu dalam
pelaksanaannya, apalagi rumah tangga yang notabene
ibadah terpanjang yang dilakukan manusia. Tentu ada
terlalu banyak ilmu yang perlu dipelajari, dari ilmu komunikasi,
ilmu ekonomi, ilmu sosial masyarakat, ilmu fiqih, dan
sebagainya. Oleh karenanya, berjanjilah kepada diri untuk
terus belajar, menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari
dengan memberikan asupan rohani/keimanan dengan ilmu
pengetahuan.

Semoga kita semua senantiasa belajar dan terus


diberikan kekuatan untuk menjalani kehidupan rumah tangga
dengan baik. Beruntungnya Pak Cah siap menemani proses
belajar Anda, untuk menjadi suami/istri yang bijak dalam
menghadapi konflik rumah tangga. Pengalaman Pak Cah
laksana mata air inspirasi yang tak pernah kering.

9
10

Anda mungkin juga menyukai