Menejemen waktu saat kita masih single atau sendiri tentu akan jauh berbeda dengan
menejemen waktu saat kita sudah menikah. Dan menejemen waktu saat kita sudah
menikah dan belum punya anak tentu berbeda dengan menejemen waktu setelah kita
punya anak. Bahkan menejemen waktu saat kita baru memiliki satu orang anak
dengan saat kita sudah memiliki 2 anak lebih tentu juga akan sangat berbeda.
Belum lagi menejemen waktu saat kita juga bekerja dan mengurus keluarga.
Kita seringkali ‚dipaksa‛ oleh keadaan untuk mengatur ritme aktivitas dan kesibukan
kita. Sehingga tidak sedikit orang yang merasa keteteran, merasa 24 jam waktunya
tidak cukup, merasa jenuh dengan setumpuk tugas yang harus diselesaikan, bahkan
yang paling parah adalah berujung dengan tidak melakukan apa-apa karna sudah
merasa ‚kelelahan‛ atas setumpuk kerjaan tersebut.
Jika iya, maka insyaAllah Anda akan terbantu dengan tips yang disampaikan di ebook
ini ^_^
Pertama sebelum kita menuju tips2 yang bisa dilakukan, hal paling awal yang perlu
kita luruskan adalah mindset atau pikiran kita. Seringkali kita bukan keteteran karena
setumpuk kerjaan kita, tapi, bagaimana cara kita menyelesaikan kerjaan-kerjaan
tersebut seperti kutipan salah satu buku Manage Your Day to Day “Its not the load
that break you down, it’s the way you carry on”.
Jadi, banyak yang masih berpikir ‚waduh, banyak banget kerjaanku‛, ‚aku gak punya
waktu, sibuk banget aku‛, ‚gak sempat makan, sibuk banget‛, ‚aku gak bisa ikut ini
itu lagi karena sudah full‛. Padahal kita belum pernah mencoba menuliskan semua hal
yang harus kita kerjakan hari itu. Cobalah Anda tuliskan semua hal yang harus Anda
kerjakan hari ini, tulis semuanya. Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi,
ternyata…..setelah ditulis, masih banyak sela sela waktu yang kita punya, masih
sempat untuk makan di sela-sela kesibukan, yang mungkin sela sela waktunya justru
dihabiskan untuk scroll scroll sosmed atau hal2 lain yang membuat kita semakin
merasa tidak ada waktu luang
Nah, salah satu cara yang bisa membantu merapikan tidak hanya aktivitas tapi juga
pikiran kita adalah dengan membuat to do list harian. Masing-masing orang
mempunyai waktu berbeda untuk membuat to do list, ada yang membuat di malam
hari sebelum tidur untuk aktivitas yang akan dikerjakan besok, ada yang membuat to
do list di pagi hari tentang aktivitas yang akan dikerjakan hari itu. To do list bisa
dibuat di buku tulis, note2 kecil, buku diary/agenda, atau bahkan di hp Anda.
Kapan waktunya dan melalui apa pembuatannya silakan dipilih sesuai yang Anda
inginkan, yang terpenting adalah to do listnya tetap dibuat.hehe
To do List adalah bagian dari perencanaan yang berupa sekumpulan daftar tugas yang
perlu diselesaikan dalam rentan waktu tertentu. Dibuat dalam rentan waktu tertentu
(harian, mingguan atau bulanan).
Belum semua orang terbiasa membuat to do list, tapi jika kita sudah terbiasa,
membuat to-do-list adalah hal menyenangkan. Apalagi ketika tiap list yang dibuat
dicoret/dicentang sebagai bentuk selesainya tugas tersebut, maka kepuasaan batin akan
dirasakan.
Biasanya saat malam adalah saat menceklist to-do-list aktivitas hari tersebut. Setelah
melakukannya, Anda bisa langsung membuat to-do-list untuk hari esok. Membuat to-
do-list seteleh mereview to-do-list sebelumnya akan memudahkan mengurutkan prioritas
jika ada tugas yang belum diselesaikan di hari sebelumnya.
Membuat to-do-list saat malam juga berarti memberikan waktu lebih luang untuk
memikirkan apa-apa saja yang diprioritaskan dan harus dikerjakan. Membuatnya saat
pagi sebelum kerja justru bisa membuat terburu-buru dan to-do-list yang dibuat tidak
efektif.
Namun, jika Anda lebih memilih menuliskan to do list pagi hari, Anda bisa langsung
menyusun hal-hal yang perlu Anda kerjakan hari itu sebelum memulai aktivitas. Bagi
sebagian orang, menulis to do list di pagi hari lebih memudahkan untuk mengingat
keseluruhan kegiatan hari tersebut.
Sama halnya seperti membuat daftar belanjaan, apa yang ditulis diawal lebih
cenderung akan kita cari lebih dulu. Begitupun untuk membuat to-do-list, sebaiknya
menyusun berdasarkan urutan prioritasnya. Tugas yang dianggap paling mendesak
diurutkan pertama agar lebih mudah diingat dan menjadi fokus.
Agar to-do-list benar-benar efektif, buatlah penjelasan rinci di setiap list tugasnya.
Misalkan tugas membuat artikel, tulislah secara terperinci apa saja yang menjadi target
seperti ‘menulis artikel dari pendahuluan sampai tinjauan pustaka’. Jangan hanya
membuat to-do-list dengan hanya menulis ‘Buat Artikel’ karena justru akan membuat
bingung dan tidak terarah yang justru akan membuang-buang waktu.
Atau saat menuliskan to do list untuk membaca artikel Premium SB Pak Cah, kakak
bisa menuliskan judul2 artikel mana saja yang akan dibaca atau materi2 video mana
saja yang akan Anda simak.
Terkadang dalam membuat to-do-list harian kita terlalu berobsesi mengerjakan banyak
hal bahkan untuk tugas yang jelas tak akan sempat dilakukan. Hal seperti inilah yang
harus dihindari. Pastikan bahwa to-do-list yang ditulis adalah hal yang perlu Anda
lakukan di hari itu. Memaksakan memasukkan tugas-tugas lain yang tidak mendesak
dilakukan dihari itu, akan membuat to do list Anda tidak efektif.
Dampak lain adalah perasaan gagal karena sering melihat list yang tidak
dicoret/dicontreng, hingga yang lebih parah adalah merasa biasa saja dengan list yang
tidak dilakukan karena sudah sering dilihat. Dampak terakhir ini tentu saja akan
membuat kebiasaan menulis to-do-list justru tidak lagi efektif. Gunakan skala prioritas
untuk memastikan to do list yang Anda tuliskan menjadi bermanfaat dan efektif.
5. Metode 1-3-5
Metode 1-3-5 mungkin bisa dicontoh agar to-do-list menjadi lebih efektif diterapkan.
Metode ini bisa dilakukan bagi kalian yang memang cukup banyak agenda yang akan
dikerjakan di hari tersebut. Maksud metode ini adalah menetapkan satu prioritas
pekerjaan yang dianggap paling krusial/penting, lalu tiga tugas umum atau standar,
dan lima tugas-tugas kecil.
Tips ini mungkin secara sadar atau tidak bisa sangat membantu mengefektifkan to-do-
list. Menggunakan kalimat perintah menjadi pemicu diri untuk dengan serius
mengerjakannya. Sebagai contoh jika ingin mengerjakan artikel, jangan hanya tulis
‘artikel’ tetapi menjadi ‘membaca artikel’. Jika memang perlu, kalian juga bisa
menambangkan kata-kata penyemangat lain seperti alasan mengapa hal tersebut harus
dikerjakan.
Semangaaaaattttttt Memulai