Anda di halaman 1dari 13

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pernikahan merupakan hal yang diinginkan oleh setiap individu, sebab setiap individu
membutuhkan nafkah batin, ketenangan, keharmonisan dan kesakinahan dalam menjalani
ataupun dalam membangun sebuah keluarga.

Membangun sebuah keluarga yang baru bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Ketika
dua orang membuat komitmen untuk menikah atau membangun sebuah keluarga, maka mereka
harus siap melakukan penyesuaian baru dengan pasangannya. Bukan penyesuaian dalam bidang
tertentu saja, namun penyesuaian yang mencakup seluruh aspek kehidupan.

Sebelum menikah, setiap pasangan itu perlu mengerti apa makna sebuah pernikahan dan
bagaimana dapat membina sebuah pernikahan yang berhasil. Untuk itulah diperlukan konseling
pranikah, agar individu mempersiapkan dan mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga
dan masyarakat, serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan.

Di dalam pernikahan haruslah dibarengi dengan rasa cinta dan komitmen serta
mempersiapkan pribadi masing-masing pasangan untuk mencapai pernikahan yang harmonis
sesuai yang diinginkan dan diharapkan oleh setiap pasangan.
2

BAB II

PEMBAHASAN

KONSELING PRANIKAH

A. Pengertian Konseling Pranikah


Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang
menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk
mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah.
Konseling pranikah juga dikenal dengan nama program persiapan pernikahan,
pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah dan terapi pranikah.
Konseling pranikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon pengantin
untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul dalam
rumah tangga mereka dan membekali mereka kecakapan untuk memecahkan
masalah.
Konseling pranikah ( premarital counseling)merupakan upaya untuk membantu
calon suami dan calon isteri oleh seorang konselor professional, sehingga mereka
dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui
cara-cara yang menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh pengertian,
sehingga tercapai motivasi keluarga, perkembangan, kemandirian dan kesejahteraan
seluruh anggota keluarga.
Yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan seseorang dengan
pasangan, tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan seseorang untuk
mengatasi ketidakcocokan. Ketidakjelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan
yang aktual (apa adanya) memang tidak pernah berujung. Statistik memperlihatkan
perlunya menemukan kiat menempuh pernikahan yang sukses. Mengajukan
pertanyaan yang tepat kepada pasangan (sebelum menikah) bisa menjadi alternatif
solusi melanggengkan perkawinan yang sehat, serasi dan bahagia.
Saat seseorang mencari pasangan, ia harus menyadari bahwa tidak ada seseorang
yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kesalahan dan kelemahan. Indahnya
3

pernikahan justru dikala menemukan suami atau isteri yang dapat menjadi teman
dalam pencarian spiritual, mitra membangun hidup dan pelipur meskipun dia
mempunyai kelemahan. Untuk mengatisipasi hal ini, harus ada semacam konseling
pernikahan atau konseling pranikah.

B.Tujuan Konseling Pranikah


Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan dan
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki
jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat,
serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan. Secara
khusus, tujuan pemberian layanan konseling pra nikah ialah untuk membantu
individu mempersiapkan diri menuju pernikahan yang meliputi aspek :
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan kepada Allah swt, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman dan
masyrakat.
2. Memiliki akhlakul karimah sebagai calon ibu dan calon ayah dan melaksanakan
serta memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugerah) dengan yang tidak (musibah) serta mampu
meresponnya dengan sikap positif sesuai dengan syariat islam.
4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis.
5. Memiliki sikap positif atau respect terhadap diri sendiri dan pasangan maupun
orang lain.
4

C.Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konseling pranikah


1.Cinta dan Komitmen
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka ataupun rasa
sangat kasih atau sangat tertarik hati. Cinta merupakan salah satu syarat untuk
melanjutkan kejenjang pernikahan. Karena sebahagian orang mengatakan bahwa
cinta adalah anugerah yang harus dijaga eksistensinya. Menurut Sarlito.W.Sarwono
cinta memiliki 3 unsur yaitu
keterikatan, keintiman, dan kemesraan
Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali
dengan dia.
Keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-
panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil
nama atau sebutan sayang.
Kemesraan yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh
atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.

Cinta dapat dilukiskan dengan memberi sebagai dorongan mulia untuk memintakan
eksisistensi dirinya atau aktualisasi dirinya kepada orang lain.

Komitmen dapat diartikan sebagai janji, dimana janji yang dimaksud ialah janji akan
kekuatan cinta. Dengan adanya janji dalam menjalin hubungan proses pranikah yang
tidak mendapatkan kekuatan yang kuat maka akan bisa menjadi terwujud demi
tercapainya pernikahan .
Macam-macam komitmen :

a. Komitmen mendekat, yaitu ketika seseorang berkomitmen karena perasaan


bahwa dengan terus melanjtukan hubungan maka hidup akan lebih bahagia. Jadi,
seseorang tersebut berkomitmen karena mendapatkan hal-hal positif dari
hubungan cinta yang dijalani. Contoh pernyataan komitmen mendekat ialah “
5

saya merasa bahagia dan saya ingin terus bersamanya”.Saya merasa sangat terikat
pada pasangan saya.”
b. Komitmen mmenghindar, yaitu ketika seseorang berkomitmen karena khawatir
akan mendapatkan hal-hal negatif jika hubungannya berakhir.

D. Konflik Pribadi

Konflik Pribadi Pada proses pengenalan masalah pranikah terungkap 6 (enam)


persoalan sebelum menikah, yaitu:
a. Ekonomi Persoalan ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan
yang akan melangsungkan pernikahan. Tidak hanya biaya untuk
melangsungkan pernikahan tetapi biayanya terkait resepsi pernikahannya.
Karena persoalan ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin tidak
berani memutuskan untuk menikah.
b. Pasangan belum bekerja
Masalah yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu pasangan yang
belum bekerja tetapi sudah ingin menikah. Pasangan yang belum mempunyai
pekerjaan seringkali menjadi persoalan ketika ingin melangsungkan
pernikahan. Ada rasa kekhawatiran tidak bisa menghidupi keluarga selama
pernikahan .
c. Hamil di luar nikah
Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil di
luar nikah (kehamilan yang tidak diinginkan). Persoalan muncul ketika laki-
laki tersbut tidak bertanggung jawab, salah satu pasangannya masih sekolah
dan persoalan- persoalan lain yang mengikutinya.
d. Terlambat menikah
Jodoh adalah rahasia Allah. Tidak semua orang mudah mendapatkan
pasangan atau karena terlalu sibuk bekerja atau menempuh pendidikan
sehingga melupakan pernikahan. Usia-usia yang mestinya menikah terlewat
6

begitu saja sehingga mengalami kesulitan mencari pasangan ketika usia sudak
semakin bertambah.
e. Status palsu
Masalah yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status palsu,
mengaku perjaka ternyata masih terikat pernikahan dengan perempuan lain.
Persoalan ini berpotensi mengakibatkan banyaknya praktik pernikahan
pologami dan pernikahan siri.

f. Minim pendidikan seks Masalah ini mengakibatkan adanya pernikahan dini,


tidak mengetahui organ reproduksi diri sendiri, hak-hak seksual pasangan,
kesehatan reproduksi pasangan, tidak mengetahui alat kontrasepsi, masa
subur dan persoalan kesehatan reproduksi lainnya.

E . Asas-Asas Konseling Pranikah


1. Asas kabahagiaan dunia akhirat
Perkawinan bukan saja merupakan sebuah sistem hidup yang diatur oleh
Negara tetapi juga merupakan sistem kehidupan yang syarat dengan tuntutan
agama. Karenanya setiap kali muncul permasalahan dalam perkawinan yang
dijalani, segala upaya pemecahan masalah selalu diupayakan terselesaikannya
masalah sekarang ini dan mendapatkan kebaikan pula dari sisi tuntunan
agama.
2. Asas sakinah mawaddah warahmah
Keluarga bahagia dan kekal merupakan tujuan dari sebuah perkawinan. Untuk
mencapai itu semua landasan cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang
membentuk didalamnya menjadi sangat penting. Karenanya proses
bimbingan konseling pranikah juga harus tetap berpegang teguh pada asas ini.
3. Asas komunikasi dan musyawarah
Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan keluarga.
Banyaknya masalah yang muncul sering kali karena komunikasi yang terjalin
antara anggota keluarga tidak harmonis. Karenanya dalam melakukan
7

komunikasi dalam musyawarah antar kedua belah pihak harus dilakukan


sehingga segala masalah dapat teratasi.
4. Asas sabar dan tawakal
egala permasalahan dalam rumah tangga pada dasarnya dicari penyelesainnya
dengan baik. Kuncinya adalah usaha dari suami isteri untuk terus mencari jalan
keluar dan berpasrah diri kepada Allah. Konselor dapat membantu pasangan
untuk tetap tegar dan berusaha mencari solusi terbaik dari setiap masalah yang
ada.
F.Aspek yang perlu diasesmen
Aspek yang perlu diasesmen dan dipahami konselor jika melakukan konseling
pranikah yaitu sebagai berikut:
1.Riwayat Perkenalan
Konselor perlu mengetahui riwayat perkenalan pasangan pranikah, mulai dari
perkenalan (seberapa lama perkenalan berlangsung), bagaimana mereka
mengetahui satu sama lain. Misalnya mengenai pembicaraan tentang nilai, tujuan,
dan harapan terhadap hubungan pranikah.
2.Perbandingan Latar Belakang Pasangan
Kesetaraan latar belakang lebih baik dalam penyesuaian pernikahan dari pada
latar belakang yang berbeda. Konselor perlu mengungkapkan latar belakang
pendidikan, budaya keluarga, status sosial ekonominya, dan perbedaan agama,
serta adat istiadat keluarganya.
3.Sikap Keluarga Keduanya
Sikap keluarga terhadap rencana pernikahan, termasuk bagaimana sikap mertua
dan sanak keluarga terhadap keluarga nantinya. Sikap keluarga penting untuk
mempersiapkan pasangan dalam menyikapi masing-masing keluarga calon
pasangannya.
4.Perencanaan Terhadap Pernikahan
Meliputi rumah yang akan ditempati, sistem keuangan keluarga yang hendak
disusun dan apa yang dipersiapkan menjelang pernikahan.
8

5.Faktor Psikologis dan Kepribadian


Faktor psikologis dan kepribadian yang perlu diasesmen adalah sikap mereka
terhadap peran seks dan bagaimana yang hendak dijalankan dikeluarga nanti,
bagaimana peran mereka terhadap dirinya (self image, body-image),dan usaha
apa yang akan dilakukan untuk keperluan keluarga nanti.
6.Sifat Prokreatif
Menyangkut sikap mereka terhadap hubungan seksual dan sikapnya jika memiliki
anak. Bagaimana rencana mengasuh anaknya kelak.
7.Kesehatan dan Kondisi fisik
Kesesuaian usia untuk mengukur kematangan emosionalnya secara usia
kronologis, kesehatan secara fisik dan mental, serta faktor-faktor genetik.

G.Prosedur konseling pranikah


Konseling pranikah diselenggarakan sebagaimana sesuai prosedur konseling
perkawinan. Penekanan pada konseling pranikah bersifat antisipatif yaitu
mempersiapkan diri untuk menetapkan pilihan yang tepat sehubungan dengan
rencana pernikahanya. Langkah konseling yang dapat dilakukan dalam konseling
pranikah yang sesuai dengan konseling keluarga dan perkawinan menurut
Capuzzi dan Gross adalah sebagai berikut:
a)Persiapan, tahap yang dilakukan klien menghubungi konselor.
b)Tahap keterlibatan(the joining), adalah tahap keterlibatan bersama klien. Pada
tahap ini konselor mulai menerima klien secara isyarat (nonverbal) maupun
secara verbal, merefleksi perasaan, melakukan klarifikasi dan sebagainya.
c)Tahap menyatakan masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi oleh
pasangan. Maka, masalahnya harus jelas, siapa yang bermasalah, apa indikasinya,
apa yang telah terjadi dan sebagainya.
d)Tahap interaksi, yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk penyelesaian
masalah. Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk memahami masalahnya dan konselor dapat melatih anggota
keluarga berinteraksi dengan cara-cara yang dapat diikuti (pelan, sederhana,
detail dan jelas) dalam kehidupan mereka.
9

e)Tahap konferensi, yaitu tahap untuk meramalkan keakuratan hipotesis dan


memformulasi langkah-langkah pemecahan. Pada tahap ini konselor mendesain
langsung atau memberi pekerjaan rumah untuk melakukan atau menerapkan
pengubahan ketidak berfungsinya perkawinan.
f)Tahap penentuan tujuan, tahap yang dicapai klien telah mencapai perilaku yang
normal, telah memperbaiki cara berkomunikasi, telah menaikkan self-esteem
dan membuat keluarga lebih kohesif.
g)Tahap akhir dan penutup, merupakan kegiatan mengakhiri hubungan konseling
setelah tujuannya tercapai.
10

Dokumentasi kebidanan SOAP pada klien pranikah di Poli KIA dan KB


Puskesmas Tambusai Oktober 2022

S : 1. Klien mengatakan ingin konseling pranikah


2. Klien mengatakan belum mendapatkan penyuluhan kespro pranikah.

O : k/u Baik kesadaran Composmentis


TTV:
Td : 110/70 mmHg
Rr : 21x/i
N :81 x/i
S :36
LILA : 24,5 Cm
HIV : Non reaktif
Sifilis : negative

A : Nn A Usia 23 tahun pranikah dengan pengetahuan kurang


P : 1. Jelaskan hasil pemeriksaan
2. Jelaskan pada klien tentang pernikahan yang ideal, dimana kehidupan
keluarga harus didasari rasa kasih sayang, saling percaya dan menghormati
pasanagan.
3. Jelaskan pada catin bahwa status TT nya sudah TT 4
4. Berikan TT5 yaitu di lengan kiri dengan dosis 0,5 cc
5. Anjurkan catin wanita untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
zat besi.

E:1. Klien sudah mengetahui hasil pemeriksaanya

2. Klien sudah paham tentang pernikahan ideal

3. klien sudah paham status TT nya

4. TT 5 sudah di berikan
11

5. Catin wanita bersedia mengkonsumsi makanan kaya zat besi di


rumah
12

KESIMPULAN
Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan
keterampilan yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat
bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang
akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan nama program persiapan
pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah dan terapi
pranikah
Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan
dan mengambangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam
memasuki jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga
dan masyarakat, serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang
pernikahan. Dan secara khusus, salah satu tujuan konseling pranikah ialah untuk
memiliki sikap positif atau respect terhadap diri sendiri dan pasangan maupun
orang lain.
Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konseling pranikah ialah cinta
dan komitmen serta konflik pribadai yang meliputi ekonomi, pasangan belum
bekerja, hamil di luar nikah, terlambat menikah, status palsu dan minim
pendidikan seks. Asas konseling pranikah ialah asas kabahagiaan dunia akhirat,
asas sakinah mawaddah warahmah, asas komunikasi dan musyawarah, asas sabar
dan tawakal. Adapun prosedur dalam konseling pranikah yang dapat dilakukan
yang sesuai dengan konseling keluarga dan perkawinan menurut Capuzzi dan
Gross adalah tahap persiapan, tahap keterlibatan, tahap menyatakan masalah,
tahap interaksi, tahap konferensi, tahap penentuan tujuan, tahap akhir dan
penutup.
13

Anda mungkin juga menyukai