Petunjuk.
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat.
2. Jawaban UAS dikumpulkan tanggal 5 Juni 2023, melalui google drive yang
dikoordinir oleh PJ.
Soal.
1. Memasuki jenjang pernikahan merupakan suatu moment yang sangat
diinginkan oleh setiap orang, tetapi tidak sedikit suatu pernikahan itu
mengalami kegagalan. Terkait hal tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini.
a. Menurut Anda, apa esensi dari suatu pernikahan.
Jawaban:
Menurut saya, esensi dari pernikahan adalah ikatan yang dijalani oleh dua
individu yang saling mencintai, menghormati, dan berkomitmen untuk saling
mendukung, tumbuh, dan berbagi kehidupan bersama. Pernikahan melampaui
sekadar hubungan romantis atau kebersamaan fisik antara pasangan. Ia
melibatkan ikatan emosional, mental, dan spiritual yang mendalam.
Selain itu, pernikahan juga menjadi fondasi bagi pembentukan keluarga, yang
mencakup aspek seperti pembagian tanggung jawab, keputusan bersama, dan
perencanaan masa depan. Pernikahan adalah komitmen untuk bekerja sama
sebagai tim, menjalin komunikasi yang baik, dan menyelesaikan konflik dengan
cara yang konstruktif.
3. Anak adalah buah dari suatu pernikahan dan sebagai amanah yang harus
dijaga, dirawat, dididik dengan penuh tanggung jawab. Anak yang tumbuh
menjadi insan yang berkualitas baik dari segi agama, pendidikan maupun
kepribadian, tidak terlepas dari peran orang tuanya. Terkait hal tersebut,
jawablah pertanyaan berikut ini.
a. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan orang tua disaat anak sedang
mengalami masalah.
Jawaban:
Ketika anak mengalami masalah, orang tua memiliki peran penting dalam
memberikan dukungan dan bantuan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat
diambil oleh orang tua dalam menghadapi masalah anak:
1) Dengarkan dengan empati: Dengarkan anak dengan penuh perhatian dan
empati. Biarkan mereka berbicara tentang masalah yang mereka hadapi
tanpa menghakimi atau menginterupsi. Ini membantu anak merasa
didengar dan dihargai.
2) Beri dukungan emosional: Tunjukkan anak bahwa Anda memahami
perasaan dan emosi mereka. Berikan dukungan, kasih sayang, dan
jaminan bahwa Anda akan ada di samping mereka selama proses
penyelesaian masalah.
3) Jaga komunikasi terbuka: Buatlah suasana yang nyaman dan aman agar
anak merasa nyaman berkomunikasi dengan Anda. Dorong mereka untuk
berbagi masalah mereka dan berbicara terbuka tentang perasaan mereka.
4) Cari tahu akar permasalahan: Bantu anak untuk mengidentifikasi dan
memahami akar permasalahan yang mereka hadapi. Ajukan pertanyaan
yang membantu mereka memahami situasi secara lebih baik dan
mendorong refleksi.
5) Berikan saran dan solusi: Setelah memahami masalah, diskusikan
bersama anak mengenai strategi atau langkah-langkah yang dapat diambil
untuk mengatasi masalah tersebut. Jika diperlukan, berikan saran yang
relevan dan dukungan dalam mengambil keputusan.
6) Berikan bimbingan dan arahan: Bantu anak untuk membuat rencana
tindakan yang terarah dan tanggap terhadap masalah yang mereka hadapi.
Bimbing mereka dalam langkah-langkah yang perlu diambil dan berikan
arahan yang sesuai.
7) Cari bantuan profesional jika diperlukan: Jika masalah yang dihadapi
anak terlalu kompleks atau membutuhkan penanganan khusus,
pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog
anak atau konselor
b. Kapan waktu yang paling tepat dalam memberikan fondasi pendidikan pada
anak.
Jawaban:
Waktu yang paling tepat untuk memberikan fondasi pendidikan pada anak adalah
sejak mereka masih bayi hingga usia dini. Pada periode ini, otak anak sedang
berkembang dengan cepat dan mereka sangat rentan terhadap pengaruh
lingkungan. Oleh karena itu, memberikan pendidikan pada masa-masa awal
kehidupan anak dapat memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan mereka
di masa depan
4. Membangun tanggung jawab dan menyadari resiko dari pilihan tindakan yang
diambil seorang anak, tentu merupakan suatu kemampuan yang perlu
dikembangkan anak melalui peran orang tua. Manakala Anda menjadi seorang
“orang tua” dan ingin membangun anak sebagaimana pernyataan di atas, apa
yang akan Anda rencanakan dan lakukan sehingga anak Anda nanti menjadi
anak yang memiliki kepribadian yang baik.
Jawaban:
Manakala saya menjadi orang tua, ada beberapa langkah yang dapat saya
rencanakan dan lakukan untuk membangun anak yang memiliki kepribadian
yang baik:
1) Memberikan teladan yang baik: Saya akan berusaha menjadi contoh yang
baik bagi anak saya dalam segala aspek kehidupan. Saya akan
menunjukkan nilai-nilai seperti integritas, empati, kerja keras, dan
tanggung jawab melalui tindakan dan perilaku sehari-hari.
2) Mengajarkan nilai-nilai dan etika: Saya akan mengajarkan nilai-nilai
yang penting seperti menghormati orang lain, jujur, bertanggung jawab,
dan adil. Saya akan menceritakan cerita atau memberikan contoh konkret
dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu anak memahami
pentingnya nilai-nilai tersebut.
3) Memberikan tanggung jawab yang sesuai usia: Saya akan memberikan
tanggung jawab kepada anak saya yang sesuai dengan usianya. Ini dapat
meliputi tugas-tugas rumah tangga, merawat hewan peliharaan, atau
mengurus tanaman. Tanggung jawab ini akan membantu mereka belajar
tentang pentingnya kedisiplinan, menghargai pekerjaan keras, dan
memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
4) Mengajarkan konsekuensi dari tindakan: Saya akan mengajarkan anak
saya tentang hubungan antara tindakan dan konsekuensinya. Mereka
perlu menyadari bahwa setiap tindakan memiliki dampak, baik itu positif
maupun negatif, dan bahwa mereka bertanggung jawab atas pilihan yang
mereka buat. Ini akan membantu mereka memahami pentingnya
mempertimbangkan risiko dan memilih tindakan yang bertanggung
jawab.
5) Mendorong pemecahan masalah dan pengambilan keputusan: Saya akan
mendorong anak saya untuk mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan yang baik. Saya akan memberikan
kesempatan bagi mereka untuk menghadapi tantangan, merencanakan
solusi, dan mengambil keputusan sendiri dengan bimbingan yang tepat.
6) Membangun komunikasi yang baik: Saya akan membuka jalur
komunikasi yang baik dengan anak saya, mendengarkan dengan penuh
perhatian, dan memberikan dukungan emosional. Dengan cara ini,
mereka akan merasa nyaman untuk berbagi pemikiran, perasaan, dan
masalah mereka. Komunikasi yang baik akan membantu membangun
hubungan yang kuat antara orang tua dan anak, dan memungkinkan
mereka untuk belajar dari pengalaman dan masukan.
7) Menghargai dan mendorong keberagaman: Saya akan mengajarkan anak
saya untuk menghargai perbedaan dan memahami bahwa setiap individu
memiliki nilai dan keunikan mereka sendiri. Saya akan mendorong
mereka untuk mempelajari dan menghormati budaya, agama, dan latar
belakang yang berbeda.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, saya berharap dapat membangun anak
yang memiliki kepribadian yang baik, bertanggung jawab, dan menyadari resiko
dari pilihan tindakan mereka
Referensi:
Cowan, C. P., & Cowan, P. A. (1992). When partners become parents: The big life change
for couples. Lawrence Erlbaum Associates.
Doss, B. D., Rhoades, G. K., Stanley, S. M., & Markman, H. J. (2009). The effect of the
transition to parenthood on relationship quality: An 8-year prospective study.
Journal of Personality and Social Psychology, 96(3), 601-619.
GoodTherapy. (n.d.). Parenting Skills: Tips for Parents to Resolve Child Behavior
Problems. Diakses pada 1 Juni 2023, dari
https://www.goodtherapy.org/for-professionals/member-benefits-marketing-professi
onal-website/personal-growth/parenting-skills-tips-for-parents-to-resolve-child-beh
avior-problems
Kotsopoulos, S., & Green, S. (2006). The transition to parenthood: What does it mean for
fathers? Journal of Men's Health and Gender, 3(3), 322-330.
Psych Central. (2021). How to Help Your Child Solve Problems. Diakses pada 1 Juni 2023,
dari https://psychcentral.com/lib/how-to-help-your-child-solve-problems