Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
______________________________________________________________________

UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Mata Kuliah : Kompetensi dan Keterampilan Parenting


Dosen : Dr. Ernawulan Syaodih, M.Pd
Dr. Heny Djoehaeni, S.Pd., M.Si
Sifat Ujian : Take Home Exams

Nama : Zahda Shafwatun Nissa


NIM : 2001483
kelas : 6B

Petunjuk.
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat.
2. Jawaban UAS dikumpulkan tanggal 5 Juni 2023, melalui google drive yang
dikoordinir oleh PJ.
Soal.
1. Memasuki jenjang pernikahan merupakan suatu moment yang sangat
diinginkan oleh setiap orang, tetapi tidak sedikit suatu pernikahan itu
mengalami kegagalan. Terkait hal tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini.
a. Menurut Anda, apa esensi dari suatu pernikahan.
Jawaban:
Menurut saya, esensi dari pernikahan adalah ikatan yang dijalani oleh dua
individu yang saling mencintai, menghormati, dan berkomitmen untuk saling
mendukung, tumbuh, dan berbagi kehidupan bersama. Pernikahan melampaui
sekadar hubungan romantis atau kebersamaan fisik antara pasangan. Ia
melibatkan ikatan emosional, mental, dan spiritual yang mendalam.

Pernikahan mencerminkan keseriusan untuk membangun kehidupan bersama,


dengan semua kegembiraan, tantangan, dan pengorbanan yang mungkin terjadi
sepanjang perjalanan tersebut. Esensi pernikahan melibatkan saling menghargai,
saling percaya, dan saling mendukung dalam setiap aspek kehidupan, termasuk
tujuan pribadi, karier, dan perkembangan pribadi.

Selain itu, pernikahan juga menjadi fondasi bagi pembentukan keluarga, yang
mencakup aspek seperti pembagian tanggung jawab, keputusan bersama, dan
perencanaan masa depan. Pernikahan adalah komitmen untuk bekerja sama
sebagai tim, menjalin komunikasi yang baik, dan menyelesaikan konflik dengan
cara yang konstruktif.

Secara keseluruhan, esensi dari pernikahan adalah menciptakan hubungan yang


kokoh, mendalam, dan berkelanjutan di antara dua orang yang memilih untuk
berbagi hidup mereka bersama-sama dengan penuh cinta, penghargaan, dan
pengertian

b. Apa alasan seseorang menginginkan suatu pernikahan


Jawaban:
Ada banyak alasan mengapa seseorang dapat menginginkan pernikahan.
Motivasi dan preferensi individu dapat bervariasi, namun berikut ini beberapa
alasan secara umum mengapa kebanyakan orang menginginkan pernikahan:
1) Keluarga dan keturunan: Beberapa orang ingin menikah untuk memulai
sebuah keluarga dan memiliki anak. Pernikahan dapat memberikan
struktur dan kerangka yang jelas untuk membesarkan anak-anak dan
menciptakan lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan mereka
2) Kesempatan untuk Tumbuh dan Berkembang Bersama: Pernikahan bisa
menjadi lingkungan yang aman dan mendukung untuk tumbuh dan
berkembang sebagai individu. Pasangan dapat saling mendukung, saling
menginspirasi, dan membantu satu sama lain mencapai tujuan pribadi dan
bersama.
3) Keamanan dan stabilitas emosional: Pernikahan dapat memberikan
keamanan dan stabilitas emosional dalam suatu hubungan. Menikah
dapat memberikan rasa aman bahwa pasangan selalu ada di sisimu,
dalam suka dan duka, serta siap bekerja sama mengatasi kesulitan hidup.
4) Komitmen dan Tanggung Jawab: Pernikahan seringkali merupakan
simbol komitmen serius antara dua orang. Dalam pernikahan, seseorang
berkomitmen untuk mendukung, mengasuh, dan merawat pasangannya.
Selain itu, pernikahan juga membawa tanggung jawab baru, seperti
membentuk keluarga dan membesarkan anak.
Perlu diingat bahwa alasan untuk ingin menikah sangatlah pribadi dan dapat
berbeda antar individu. Beberapa orang mungkin memiliki kombinasi dari
beberapa alasan di atas atau alasan yang unik bagi mereka sendiri.

c. Apa faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan suatu pernikahan.


Jawaban:
Ada banyak faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan suatu pernikahan,
berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan
pernikahan tersebut:
1) Stres dan tekanan hidup: Tekanan hidup seperti masalah pekerjaan,
masalah kesehatan, atau perubahan besar dalam hidup dapat menambah
tekanan pada pernikahan. Jika pasangan tidak mampu mengatasi stres ini
bersama-sama, atau jika stres berkepanjangan, dapat menyebabkan
perselisihan dan ketidakpuasan.
2) Ketidakseimbangan dalam tanggung jawab: Ketidakseimbangan dalam
pembagian tanggung jawab rumah tangga, pekerjaan atau pengasuhan
anak dapat menyebabkan kelelahan, ketidakadilan, dan ketidakpuasan.
Jika pasangan lain merasa bahwa mereka yang harus disalahkan atau
bahwa beban tanggung jawab tidak adil, hal ini dapat membuat hubungan
menjadi tegang.
3) Ketidakcocokan nilai dan tujuan: Ketika pasangan memiliki perbedaan
nilai-nilai fundamental, tujuan hidup yang berbeda, atau pandangan yang
tidak sejalan, hal ini dapat menyebabkan konflik yang berkelanjutan.
Ketidakcocokan dalam hal-hal penting seperti agama, keuangan, atau
keinginan memiliki anak dapat menjadi beban yang berat bagi
pernikahan.
4) Masalah keuangan: Perselisihan keuangan atau kesulitan keuangan dapat
menimbulkan stres dan ketegangan dalam pernikahan. Ketidakmampuan
untuk mengelola keuangan secara bersama-sama atau perbedaan
pendapat dalam hal pengeluaran dapat menyebabkan konflik yang serius.
5) Kurangnya dukungan sosial: Kurangnya dukungan dari keluarga, teman,
atau jaringan sosial yang kuat dapat membuat pasangan merasa terisolasi
dan kesulitan mengatasi tantangan pernikahan. Dukungan sosial yang
kurang dapat memperburuk masalah dan menyebabkan perasaan kesepian

2. Dalam suatu pernikahan, ada dua peran utama yang mengiringi


keberlangsungan suatu pernikahan, yaitu sebagai istri atau suami dan sebagai
orang tua. Terkait hal tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini.
a. Untuk menjadi orang tua, persiapan apa yang harus dilakukan sebelum kehadiran
buah hati pernikahan.
Jawaban:
Menjadi orang tua adalah tanggung jawab besar dan persiapan yang baik
sebelum kehadiran buah hati pernikahan sangat penting. Berikut adalah beberapa
persiapan yang dapat Anda lakukan sebelum menjadi orang tua:
1) Edukasi dan Informasi: Perlu untuk mempelajari tentang kehamilan,
persalinan, perawatan bayi, perkembangan anak, dan topik terkait
lainnya. Baca buku, ikuti kelas kehamilan, dan bicarakan dengan dokter
atau ahli kesehatan untuk memperoleh pengetahuan yang cukup.
2) Keuangan: Persiapkan keuangan Anda dengan baik untuk memenuhi
kebutuhan bayi dan keluarga. Buat perencanaan anggaran untuk
memperhitungkan pengeluaran tambahan seperti perawatan kesehatan,
perlengkapan bayi, dan pendidikan.
3) Dukungan Emosional dan Sosial: Jalinlah hubungan baik dengan
keluarga dan teman-teman yang dapat memberikan dukungan emosional
dan sosial selama kehamilan dan setelahnya. Pertimbangkan untuk
bergabung dengan kelompok ibu hamil atau kelompok pendukung orang
tua untuk berbagi pengalaman dan informasi.
4) Persiapan Mental dan Emosional: Menjadi orang tua melibatkan
perubahan besar dalam hidup Anda. Pertimbangkan untuk
mempersiapkan diri secara mental dan emosional dengan membaca buku
atau mengikuti kursus tentang peran orang tua, menjaga kesehatan mental
Anda, dan berbicara dengan pasangan Anda tentang harapan dan
kekhawatiran Anda.

b. Keterampilan-keterampilan apa saja yang harus dipahami dan dikuasai seseorang


untuk menjadi orang tua yang baik.
Jawaban:
Keterampilan inti dalam pengasuhan (Core Parenting Skills) merupakan
keterampilan yang penting dipahami dan dikuasai bagi orangtua maupun calon
orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan dan memberikan dukungan
yang diperlukan bagi perkembangan dan kesejahteraan anak-anak mereka.
Berikut adalah beberapa keterampilan inti dalam pengasuhan yang harus
dikuasai oleh orang tua:
1. Komunikasi yang efektif: Orang tua harus dapat berkomunikasi dengan
anak-anak mereka secara jelas dan lugas agar anak-anak dapat mengerti
apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan dari mereka. Orang tua
juga harus dapat mendengarkan anak-anak mereka dengan penuh
perhatian dan memberikan respons yang positif dan mendukung.
2. Keterampilan manajemen emosi: Orang tua harus memiliki kemampuan
untuk mengelola emosi mereka sendiri dan juga membantu anak-anak
mereka dalam mengelola emosi mereka. Orang tua harus mengenali
emosi mereka sendiri dan mengatasi stres dengan cara yang positif
sehingga mereka dapat membantu anak-anak mereka dalam mengatasi
emosi yang sulit.
3. Konsistensi: Orang tua harus konsisten dalam memberikan aturan dan
konsekuensi bagi anak-anak mereka. Hal ini membantu anak-anak
mengembangkan kepercayaan dan rasa aman karena mereka tahu apa
yang diharapkan dari mereka dan apa yang akan terjadi jika mereka
melanggar aturan.
4. Keterampilan mengajarkan: Orang tua harus memiliki kemampuan untuk
mengajarkan anak-anak mereka keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan hidup yang penting. Orang tua harus mampu
memberikan pengajaran yang sesuai dengan usia dan perkembangan
anak-anak mereka dan memberikan dukungan yang diperlukan agar
anak-anak mereka dapat belajar dengan sukses.
5. Memberikan dukungan: Orang tua harus memberikan dukungan yang
tepat untuk perkembangan dan kebutuhan anak-anak mereka. Orang tua
harus memperhatikan kebutuhan fisik, emosional, dan sosial anak-anak
mereka dan memberikan dukungan yang diperlukan agar anak-anak dapat
berkembang secara optimal.
6. Kreativitas: Orang tua harus memiliki kemampuan untuk berpikir secara
kreatif dan menemukan solusi yang kreatif untuk masalah yang muncul
dalam pengasuhan anak-anak mereka. Orang tua harus dapat
memperhatikan kebutuhan dan minat anak-anak mereka dan mencari cara
yang kreatif untuk membantu anak-anak mereka berkembang.
Dalam rangka menjadi orang tua yang baik, penting untuk mengembangkan
keterampilan inti dalam pengasuhan ini. Keterampilan inti ini akan membantu
orang tua memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan bagi
perkembangan dan kesejahteraan anak-anak mereka.

c. Bagaimana membangun kerjasama yang baik dengan pasangan untuk menjadi


orang tua yang baik.
Jawaban:
Menciptakan kerjasama yang baik dengan mitra dalam peran orang tua sangat
penting untuk menciptakan lingkungan keluarga yang seimbang dan mendukung
tumbuh kembang anak. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda
lakukan untuk membangun kerjasama yang baik dengan pasangan:

1) Komunikasi yang efektif: Komunikasi yang terbuka dan jujur dengan


pasangan adalah hal penting. Bicarakan secara teratur tentang keinginan,
nilai, dan peran dalam membesarkan anak. Dengarkan baik-baik pendapat
dan perspektif pasangan dan cari solusi yang saling menguntungkan.
2) Kesepakatan dan Rencana Bersama: Buat kesepakatan dan rencana
bersama untuk pendidikan, perawatan kesehatan, dan pengasuhan anak.
Bicarakan tentang harapan dan tujuan jangka panjang dan bagaimana
Anda dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan dan membuat
keputusan tentang anak-anak.
3) Kerja tim: Jadilah tim parenting yang solid. Saling membantu dengan
tugas sehari-hari seperti memberi makan, membersihkan, dan
pemrograman. Berbagi tanggung jawab secara adil dan sesuai dengan
kemampuan dan minat individu.
4) Hormati perbedaan: Setiap orang tua memiliki gaya pengasuhan yang
berbeda. Hormati perbedaan ini dan temukan kesepakatan tentang
pendekatan paling efektif untuk membesarkan anak. Jika ada
ketidaksepakatan, bicarakan secara terbuka dan cobalah mencari solusi
kompromi yang menghormati kepentingan anak.
5) Dukungan emosional: Mengasuh anak bisa membuat stres dan
menantang. Dukung pasangan Anda secara emosional dan jangan ragu
untuk mencari dukungan dari pasangan Anda saat Anda merasa
kewalahan. Bagikan perasaan dan pengalaman dengan mendengarkan
satu sama lain dan menawarkan dukungan positif. Waktu bersama: Pesan
waktu berkualitas bersama sebagai pasangan dan keluarga. Habiskan
liburan bersama anak-anak Anda, bagikan aktivitas menyenangkan dan
gunakan waktu ini untuk memperkuat ikatan dan hubungan Anda dengan
pasangan.
6) Tetap fleksibel: Mengasuh anak yang sukses seringkali membutuhkan
adaptasi dan fleksibilitas. Bersikaplah terbuka terhadap perubahan,
terutama saat anak tumbuh dan kebutuhan baru muncul. Bersiaplah
untuk menyesuaikan pendekatan dan keputusan Anda dengan pasangan
Anda.
Membangun kerjasama yang baik dengan pasangan membutuhkan komitmen,
komunikasi dan kerjasama yang erat. Dengan menghargai keberagaman dan
bekerja sama, Anda dapat menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis yang
mendukung tumbuh kembang anak dengan baik

3. Anak adalah buah dari suatu pernikahan dan sebagai amanah yang harus
dijaga, dirawat, dididik dengan penuh tanggung jawab. Anak yang tumbuh
menjadi insan yang berkualitas baik dari segi agama, pendidikan maupun
kepribadian, tidak terlepas dari peran orang tuanya. Terkait hal tersebut,
jawablah pertanyaan berikut ini.
a. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan orang tua disaat anak sedang
mengalami masalah.
Jawaban:
Ketika anak mengalami masalah, orang tua memiliki peran penting dalam
memberikan dukungan dan bantuan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat
diambil oleh orang tua dalam menghadapi masalah anak:
1) Dengarkan dengan empati: Dengarkan anak dengan penuh perhatian dan
empati. Biarkan mereka berbicara tentang masalah yang mereka hadapi
tanpa menghakimi atau menginterupsi. Ini membantu anak merasa
didengar dan dihargai.
2) Beri dukungan emosional: Tunjukkan anak bahwa Anda memahami
perasaan dan emosi mereka. Berikan dukungan, kasih sayang, dan
jaminan bahwa Anda akan ada di samping mereka selama proses
penyelesaian masalah.
3) Jaga komunikasi terbuka: Buatlah suasana yang nyaman dan aman agar
anak merasa nyaman berkomunikasi dengan Anda. Dorong mereka untuk
berbagi masalah mereka dan berbicara terbuka tentang perasaan mereka.
4) Cari tahu akar permasalahan: Bantu anak untuk mengidentifikasi dan
memahami akar permasalahan yang mereka hadapi. Ajukan pertanyaan
yang membantu mereka memahami situasi secara lebih baik dan
mendorong refleksi.
5) Berikan saran dan solusi: Setelah memahami masalah, diskusikan
bersama anak mengenai strategi atau langkah-langkah yang dapat diambil
untuk mengatasi masalah tersebut. Jika diperlukan, berikan saran yang
relevan dan dukungan dalam mengambil keputusan.
6) Berikan bimbingan dan arahan: Bantu anak untuk membuat rencana
tindakan yang terarah dan tanggap terhadap masalah yang mereka hadapi.
Bimbing mereka dalam langkah-langkah yang perlu diambil dan berikan
arahan yang sesuai.
7) Cari bantuan profesional jika diperlukan: Jika masalah yang dihadapi
anak terlalu kompleks atau membutuhkan penanganan khusus,
pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog
anak atau konselor

b. Kapan waktu yang paling tepat dalam memberikan fondasi pendidikan pada
anak.
Jawaban:
Waktu yang paling tepat untuk memberikan fondasi pendidikan pada anak adalah
sejak mereka masih bayi hingga usia dini. Pada periode ini, otak anak sedang
berkembang dengan cepat dan mereka sangat rentan terhadap pengaruh
lingkungan. Oleh karena itu, memberikan pendidikan pada masa-masa awal
kehidupan anak dapat memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan mereka
di masa depan

c. Apa kemampuan-kemampuan utama yang perlu dikembangkan pada anak agar


menjadi anak yang kuat, tangguh, dan dapat survive dalam kehidupan.
Jawaban:
Untuk mengembangkan kekuatan, ketangguhan, dan kemampuan untuk bertahan
dalam kehidupan, ada beberapa kemampuan utama yang dapat diperkuat pada
anak. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1) Keterampilan Emosional: Anak perlu belajar mengenali dan mengelola


emosinya dengan baik. Mereka harus mampu mengidentifikasi emosi
yang mereka rasakan, memahami penyebabnya, dan belajar mengatasi
emosi negatif dengan cara yang sehat. Kemampuan ini membantu mereka
dalam menghadapi tantangan, frustrasi, dan stres dalam hidup.
2) Ketahanan Mental: Penting untuk mengembangkan ketahanan mental
pada anak agar mereka dapat menghadapi tekanan, kegagalan, dan
tantangan dengan sikap yang positif. Mendorong pola pikir yang optimis,
membantu mereka mengembangkan ketekunan, dan memotivasi mereka
untuk terus belajar dan berkembang adalah aspek penting dalam
membangun ketahanan mental.
3) Kemandirian: Anak perlu diajarkan kemandirian agar mereka dapat
mengambil tanggung jawab atas kehidupan dan keputusan mereka
sendiri. Mereka harus belajar untuk mengatur waktu, mengatur tugas, dan
memecahkan masalah secara mandiri. Kemandirian membantu anak
menjadi lebih percaya diri dan mandiri dalam menjalani kehidupan.
4) Kemampuan Sosial: Kemampuan sosial yang baik sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Anak perlu belajar berkomunikasi dengan baik,
bekerja sama dengan orang lain, membangun hubungan yang sehat, dan
mengembangkan empati terhadap orang lain. Kemampuan sosial yang
kuat membantu anak dalam mengatasi konflik, membangun dukungan
sosial, dan menjalin hubungan yang positif.
5) Keterampilan Problem Solving: Anak perlu diajarkan keterampilan
problem solving atau pemecahan masalah. Mereka harus belajar untuk
mengidentifikasi masalah, menganalisis situasi, dan mencari solusi yang
kreatif dan efektif. Keterampilan ini membantu anak dalam mengatasi
rintangan dan menghadapi situasi yang membutuhkan pemecahan
masalah.
6) Ketahanan Fisik: Selain aspek mental dan emosional, penting juga untuk
mengembangkan ketahanan fisik pada anak. Melalui olahraga, kegiatan
fisik, dan pola hidup sehat, anak dapat mengembangkan kekuatan fisik,
daya tahan, dan energi yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan
sehari-hari.
7) Kreativitas dan Inovasi:
Mendorong anak untuk berpikir kreatif dan inovatif membantu mereka
dalam menemukan solusi yang baru dan menghadapi situasi yang
kompleks. Memberi mereka kesempatan untuk bereksplorasi,
berimajinasi, dan berkreasi melalui berbagai kegiatan seperti seni, musik,
atau penulisan juga sangat bermanfaat

4. Membangun tanggung jawab dan menyadari resiko dari pilihan tindakan yang
diambil seorang anak, tentu merupakan suatu kemampuan yang perlu
dikembangkan anak melalui peran orang tua. Manakala Anda menjadi seorang
“orang tua” dan ingin membangun anak sebagaimana pernyataan di atas, apa
yang akan Anda rencanakan dan lakukan sehingga anak Anda nanti menjadi
anak yang memiliki kepribadian yang baik.
Jawaban:
Manakala saya menjadi orang tua, ada beberapa langkah yang dapat saya
rencanakan dan lakukan untuk membangun anak yang memiliki kepribadian
yang baik:
1) Memberikan teladan yang baik: Saya akan berusaha menjadi contoh yang
baik bagi anak saya dalam segala aspek kehidupan. Saya akan
menunjukkan nilai-nilai seperti integritas, empati, kerja keras, dan
tanggung jawab melalui tindakan dan perilaku sehari-hari.
2) Mengajarkan nilai-nilai dan etika: Saya akan mengajarkan nilai-nilai
yang penting seperti menghormati orang lain, jujur, bertanggung jawab,
dan adil. Saya akan menceritakan cerita atau memberikan contoh konkret
dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu anak memahami
pentingnya nilai-nilai tersebut.
3) Memberikan tanggung jawab yang sesuai usia: Saya akan memberikan
tanggung jawab kepada anak saya yang sesuai dengan usianya. Ini dapat
meliputi tugas-tugas rumah tangga, merawat hewan peliharaan, atau
mengurus tanaman. Tanggung jawab ini akan membantu mereka belajar
tentang pentingnya kedisiplinan, menghargai pekerjaan keras, dan
memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
4) Mengajarkan konsekuensi dari tindakan: Saya akan mengajarkan anak
saya tentang hubungan antara tindakan dan konsekuensinya. Mereka
perlu menyadari bahwa setiap tindakan memiliki dampak, baik itu positif
maupun negatif, dan bahwa mereka bertanggung jawab atas pilihan yang
mereka buat. Ini akan membantu mereka memahami pentingnya
mempertimbangkan risiko dan memilih tindakan yang bertanggung
jawab.
5) Mendorong pemecahan masalah dan pengambilan keputusan: Saya akan
mendorong anak saya untuk mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan yang baik. Saya akan memberikan
kesempatan bagi mereka untuk menghadapi tantangan, merencanakan
solusi, dan mengambil keputusan sendiri dengan bimbingan yang tepat.
6) Membangun komunikasi yang baik: Saya akan membuka jalur
komunikasi yang baik dengan anak saya, mendengarkan dengan penuh
perhatian, dan memberikan dukungan emosional. Dengan cara ini,
mereka akan merasa nyaman untuk berbagi pemikiran, perasaan, dan
masalah mereka. Komunikasi yang baik akan membantu membangun
hubungan yang kuat antara orang tua dan anak, dan memungkinkan
mereka untuk belajar dari pengalaman dan masukan.
7) Menghargai dan mendorong keberagaman: Saya akan mengajarkan anak
saya untuk menghargai perbedaan dan memahami bahwa setiap individu
memiliki nilai dan keunikan mereka sendiri. Saya akan mendorong
mereka untuk mempelajari dan menghormati budaya, agama, dan latar
belakang yang berbeda.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, saya berharap dapat membangun anak
yang memiliki kepribadian yang baik, bertanggung jawab, dan menyadari resiko
dari pilihan tindakan mereka
Referensi:

Center on the Developing Child at Harvard University. (2007). A science-based framework


for early childhood policy: Using evidence to improve outcomes in learning,
behavior, and health for vulnerable children. Diakses pada 1 juni 2023, dari
https://developingchild.harvard.edu/resources/a-science-based-framework-for-early
-childhood-policy/

Cowan, C. P., & Cowan, P. A. (1992). When partners become parents: The big life change
for couples. Lawrence Erlbaum Associates.

Doss, B. D., Rhoades, G. K., Stanley, S. M., & Markman, H. J. (2009). The effect of the
transition to parenthood on relationship quality: An 8-year prospective study.
Journal of Personality and Social Psychology, 96(3), 601-619.

Feinberg, M. E., & Kan, M. L. (2008). Establishing family foundations: Intervention


effects on coparenting, parent/infant well-being, and parent-child relations. Journal
of Family Psychology, 22(2), 253-263.

GoodTherapy. (n.d.). Parenting Skills: Tips for Parents to Resolve Child Behavior
Problems. Diakses pada 1 Juni 2023, dari
https://www.goodtherapy.org/for-professionals/member-benefits-marketing-professi
onal-website/personal-growth/parenting-skills-tips-for-parents-to-resolve-child-beh
avior-problems

Kotsopoulos, S., & Green, S. (2006). The transition to parenthood: What does it mean for
fathers? Journal of Men's Health and Gender, 3(3), 322-330.

Psych Central. (2021). How to Help Your Child Solve Problems. Diakses pada 1 Juni 2023,
dari https://psychcentral.com/lib/how-to-help-your-child-solve-problems

Anda mungkin juga menyukai