Jika berbicara tentang pernikahan, semua pasangan tujuannya sama yaitu sekali
seumur hidup. Namun perjalanan pernikahan tidak melulu tentang sepakat untuk
menghabiskan waktu bersama seumur hidup, tapi juga tentang bagaimana
bertoleransi atas kekurangan dan kelebihan pasangan. Karena itu sebaiknya calon
pengantin menjalani konseling pranikah. Mengapa?
Pernikahan sangat rentan mengalami friksi, sama seperti interaksi antar manusia
pada umumnya. Bedanya pada pernikahan, Anda dan pasangan diharapkan bisa
tetap bertahan meski friksi atau pertentangan tidak mungkin untuk dihindari. Adapun
manfaat konseling pranikah, seperti dilansir dari Mayo Clinic, adalah membantu Anda
dan pasangan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, menjaga ekspektasi
tetap realistis, serta mengembangkan kemampuan menemukan solusi dari setiap
konflik yang terjadi. Harapannya, dengan mengikuti konseling pranikah, Anda dan
pasangan saling menciptakan interaksi yang sehat dan positif.
Jika Anda dan pasangan sepakat untuk mengikuti konseling pranikah, sebaiknya
tanyakan 9 pertanyaan ini pada sesi konsultasi. Dengan mendiskusikan topik-topik ini
dengan didampingi oleh konselor yang ahli, maka proses penyatuan visi bisa lebih
lancar sehingga risiko perceraian dapat ditekan secara optimal.
Meskipun menuai pro dan kontra, namun adanya pembekalan bagi calon pengantin
ternyata mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Dari polling yang dilakukan di
Instagram @skata_id, sebanyak 92% menyatakan setuju dengan pembekalan
pranikah. Sejumlah usulan materi yang perlu disampaikan saat pembekalan
pranikah antara lain manajemen emosi, resolusi konflik, perencanaan keluarga,
ilmu parenting dan financial planning, kesehatan mental, serta cara berkomunikasi.
Sebenarnya, apa saja materi sebaiknya dipelajari oleh calon pasangan suami istri
(pasutri) dalam pembekalan pranikah? Psikolog dari KALM, Wenny Aidina, M.Psi,
menjabarkannya dalam sejumlah poin berikut:
2. Komitmen pernikahan
Calon pasutri perlu menyadari bahwa pernikahan adalah komitmen yang akan
dijalani seumur hidup. Tujuannya, agar masing-masing dapat membangun kesiapan
untuk menjalani pernikahan, dan mempersiapkan diri untuk senantiasa melakukan
penyegaran hubungan pernikahan agar tidak terjadi kejenuhan.
5. Pengetahuan finansial
Materi ini mengajak pasangan untuk saling terbuka dalam hal finansial dalam bentuk
mengetahui pemasukan pasangan, biaya yang akan ditanggung pasangan sebelum
menikah, biaya yang akan dikeluarkan setelah menikah, dan cara-cara mengatur
keuangan selama hidup berumah tangga. Meskipun kondisi finansial yang baik
bukanlah faktor utama kebahagiaan rumah tangga, namun masalah finansial kerap
menjadi sumber masalah dalam rumah tangga. Mempersiapkannya sejak dini dapat
mengurangi potensi konflik karena urusan keuangan.
Ternyata, persiapan menikah tidak semata “punya uang berapa” dan mau tinggal
dimana ya. Dari ketujuh materi di atas, sebagian besar merupakan persiapan mental
karena memang ternyata hal tersebut memegang peranan kunci keharmonisan
rumah tangga. Jika Anda mengahadapi masalah seputar persiapan pernikahan atau
pernikahan, Anda dapat berkonsultasi dengan KALMselor di sini.
8. Perencanaan keluarga
Yang juga tidak boleh dilupakan adalah pentingnya pengetahuan tentang
perencanaan keluarga. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan kehamilan,
pada usia berapa berencana untuk hamil, berapa banyak anak yang ingin dimiliki,
dan berapa tahun jarak antaranak. Mengapa perencanaan keluarga itu penting?
Karena hal tersebut akan memengaruhi berbagai macam aspek dalam keluarga, dari
pemenuhan gizi anak, kesehatan mental ibu, hingga kemampuan finansial kepala
keluarga.