FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2023 Persiapan-Persiapan Untuk Kehidupan Berkeluarga
A. Maksud dan tujuan persiapan untuk berkeluarga.
Persiapan untuk berkeluarga memiliki maksud dan tujuan yang
penting dalam membangun keluarga yang sehat, bahagia, dan berkualitas. Beberapa maksud dan tujuan persiapan untuk berkeluarga antara lain:
1. Membangun ketahanan dan kualitas anggota keluarga: Persiapan ini
meliputi persiapan fisik-biologis, mental-psikologi, sosial-ekonomi, pendidikan, ketrampilan, dan keyakinan atau agama. Dengan persiapan yang baik, anggota keluarga akan mampu menghadapi tantangan dan hambatan dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
2. Meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak: Salah satu tujuan utama
pembangunan keluarga adalah membangun ketahanan dan kualitas balita, anak, remaja, dan lansia. Dengan persiapan yang tepat, orang tua dapat memenuhi tumbuh kembang anak dengan baik, seperti mendampingi mereka dalam belajar, mengajarkan nilai-nilai yang baik, dan memberikan perhatian yang cukup.
3. Mengurangi campur tangan keluarga dalam rumah tangga: Persiapan yang
baik juga dapat membantu mengurangi campur tangan keluarga dalam rumah tangga. Dengan memiliki kemandirian dan kemampuan yang cukup, pasangan suami istri dapat mengambil keputusan sendiri dalam menghadapi masalah dan mengelola rumah tangga.
4. Membangun keluarga yang berkualitas dan bahagia: Persiapan yang
matang akan membantu pasangan suami istri dalam membangun keluarga yang berkualitas dan bahagia. Dengan memiliki rencana dan persiapan yang baik, pasangan suami istri dapat menghadapi berbagai tantangan dan memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial anggota keluarganya. 5. Membangun keluarga yang berdasarkan keyakinan dan agama: Persiapan keyakinan dan atau agama juga penting dalam membangun keluarga yang sehat dan bahagia. Keyakinan akan menjadi pemicu bagi pasangan suami istri untuk mau bekerja keras, sementara agama akan menjadi pembatas sekaligus penyelaras hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Dalam melakukan persiapan untuk berkeluarga, ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan, antara lain persiapan fisik-biologis, persiapan mental-psikologi, sosial-ekonomi, persiapan pendidikan dan ketrampilan, serta persiapan keyakinan atau agama. Selain itu, juga perlu adanya rencana dan persiapan yang matang dalam menghadapi berbagai tantangan dan memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Dengan melakukan persiapan yang baik, diharapkan pasangan suami istri dapat membangun keluarga yang sehat, bahagia, dan berkualitas.
B. Jenis- jenis persiapan untuk berkeluarga; persiapan fisik, persiapan
mental, persiapan ekonomi
Persiapan dalam berkeluarga, apabila kita cermati dengan teliti, paling
tidak harus mencakup 5 aspek. Yakni persiapan fisik-biologis, persiapan mental psikologi, sosial ekonomi, persiapan pendidikan dan ketrampilan, serta persiapan keyakinan atau agama.
1. Persiapan fisik-biologi
Persiapan fisik-biologis sangat diperlukan untuk membangun keluarga
yang sejahtera. Sebab untuk mencapai keluarga yang sejahtramcalon sauami dan isteri harus dalam kondisi yang sehat dan siap untuk menjalankan tugas-tugas yang membengkak ketiak sudah berkeluarga, termasuk dalam menjalankan fungsi reproduksi (melanjutkan keturunan) keluarga. Persiapan fisik yakni untuk saling menjaga kesehatan agar pasangan nantinya dapat memperoleh keturunan yang sehat. Dalam hal ini setiap individu hendaknya menyadari bahwa dalam kehidupan pernikahan kelak salah satu yang diharapkan adalah hadirnya anak. Maka fisik yang dimaksud tidak hanya dilihat dari sisi fisik luar saja, sehingga dalam hal ini individu yang hendak menikah perlu membicarakan hal tersebut, agar tidak terjadi bias gender antara laki-laki dan perempuan serta kecukupan gizi bagi calon pasangan dan anak nantinya hendaknya diperhatikan dan dijaga sehingga dengan demikian akan lahir bayi yang sehat dari seorang ibu yang sehat (Wulansari, 2017).
2. Persiapan mental psikologi
Persiapan ini sangat diperlukan untuk membangun keluarga dengan
ketahanan yang tinggi. Ini dapat dimengerti karena dengan kondisi kebutuhan modern seperti sekarang ini, dibutuhkan persiapan mental yang kuatuntuk mampu mengadapinya. Persiapan mental psikologi akan banyak mengurangi kemungkinan menjadi retak / pecah, ketika keluarga baru menghadapi cobaan atau hambatan dalam keluarga. Baik yang mengkait dengan aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial budaya, maupun latar belakang keluarga.
Kesiapan mental yang perlu dimiliki oleh individu yang akan
memutuskan untuk memasuki kehidupan pernikahan dan berkeluarga menurut Handayani (2012) yaitu:
a. Terbentuknya sikap kepemimpinan dalam diri seseorang Tanggung
jawab adalah salah satu indicator terbentuknya sikap kepemimpinan dalam diri seseorang.Setiap individu haruslah pribadi yang bertanggung jawab. Mereka harus siap memimpin anggota keluarganya, sekaligus juga siap untuk dipimpin. b. Komitmen untuk menanggung beban Salah satu beban tersebut adalah beban menafkahi keluarga bagi lakilaki.Kesediaan untuk menafkahi anggota keluarga menuntut sikap kerja keras dan pantang menyerah.Dalam konteks ini, indikatornya bukan besar- kecil penghasilan, tetapi kesediaan untuk menanggung beban.
c. Stabilitas emosi saat menghadapi masalah keluarga Salah satu yang
perlu disiapkan adalah kematangan emosi saat terjadi konflik di dalam keluarga. Individu yang masih kekanak-kanakan saat menghadapi masalah, meskipun dari sisi usia telah dianggap cukup, tetap dianggap belum siap memasuki pernikahan.
d. Kesiapan menghadapi pasangan Salah satu tanda kematangan emosi
individu yang siap menuju pernikahan adalah kesiapannya untuk menghadapi perbedaan dengan pasangan, missal perbedaan karakter, selera, dan pandangan. Termasuk dalam kesiapan ini adalah kesiapan dan kesediaan untuk menerima kekurangan pada diri pasangan, serta dorongan untuk menumbuhkan pasangan agar dapat menjadi individu yang lebih baik.
3. Persiapan sosial ekonomi
Persiapan dalam bidang sosial ekonomi, harus mendapat perhatian
yang serius apabila kelak kita menginginkan keluarga yang kita bangun dapat lancar dalam menjalankan tugas-tugas dan fungsi keluarga. Terlebih pada aspek ekonomi, perhatian kita harus terfokus bagaimana kita nantinya dapat menggali sumber-sumber ekonomi keluarga yang bakal kita bangun. Ini bukan rencana atau persiapan main-main. Lebih- lebih di era seperi sekarang ini, orang semakin sulit mencari pekerjaan apabila tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dan dapat diandalkan. Sementara harus kita akui, kebutuhan sehari-hari semasa bujangan pun telah demikian banyak. Bagaimana jadinya kalau kita sudah berkeluarga, namun kita belum memiliki penghasilan yang tetap ?
4. Persiapan Pendidikan dan Ketrampilan
Belajar dan mencari ilmu pengetahuan dan ketrampilan adalah
kewajiban kaum muda. Masa muda harus digunakan untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. Lebih-lebih ilmu itu sendiri akan dapat mengangkat derajat seseorang ke tingkat yang lebih tinggi. Tidak sedikit orang yang awalnya kondisinya miskin, namun karna memilik ilmu yang banyak maka ia dapat hidup berkecukupan dan dihormati banyak orang. Persiapan pendidikan dan ketrampila dalam hal ini, mempunyai maksud untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang akan menjadi sumber penghasilan kita. Belajar ilmu dan ketrampilan tidak boleh setengah-setengah, melainkan harus ditekuni dengan sungguh- sungguh. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, kita harus mendisiplin diri untuk selalu belajar setiap saat, dinamapun dan kapanpun serta dalam situasi bagaimanapun. Kita perlu menjadikan belajar sebagai tuntutan dan kebutuhan hidup, sehingga belajar dapat kita lakukan tanpa ada perasaan tertekan atau terpaksa.
5. Persiapan keyakinan dan atau agama
Sebenarnya, persiapan in sejak masih kecil perlu dilakukan di bawah
bimbingan orang tua. Setelah memasuki usia dewasa persiapan ini perlu diintensifkan. Keyakinan akan menjadi pemicu bagi kita untuk mau bekerja kera, sementara agama akan menjadi pembatas sekaligus penyelaras hubungan antara manusia dengan Tuhan. Dengan berbekal keyakinan, kita akan teguh dalam berusaha dan tidak cepat putus asa bila mengalami kegaglan. Keyakinan akan memberi kekuatan pada kita hingga usaha yang kita lakukan dapat mencapai keberhasilan. Dengan keyakinan yang kuat yang ada pada diri kita bahwa kita akan dapat membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera, maka akan memberi peluang yang besar pada keluarga yang kita bangun untuk benar-benar dapat menjadi bahagia dan sejahtera. DAFTAR PUSTAKA Handayani,R. dkk. (2022). Dasar Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Yayasan Kita Menulis. Wulansari, P. (2017). Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin Sebagai Upaya Pencegahan Perceraian (Studi Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan Di Kantor Urusan Agama Kedondong Pesawaran) (Doctoral dissertation, IAIN Raden Intan Lampung)