Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN PADA MASA

SEBELUM HAMIL
Rizkia Tauhidilah S.Tr.Keb, MKM
 Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia di atur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa sebelum
hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
 Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
selamat serta memperoleh bayi yang sehat
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil dilakukan pada :
a. remaja
b. calon pengantin; dan/atau
c. pasangan usia subur.
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil :
a. pemeriksaan fisik
b. pemeriksaan penunjang
c. pemberian imunisasi
d. suplementasi gizi
e. konsultasi kesehatan
f. pelayanan kesehatan lainnya.
Pemeriksaan fisik

1. pemeriksaan tanda vital


2. pemeriksaan status gizi
Pemeriksaan status gizi harus dilakukan terutama untuk:
a. menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis (KEK);
b. pemeriksaan status anemia.
Pemeriksaan penunjang

 merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis,


terdiri atas:
a. pemeriksaan darah rutin
b. pemeriksaan darah yang dianjurkan
c. pemeriksaan penyakit menular seksual
d. pemeriksaan urin rutin
e. pemeriksaan penunjang lainnya.
Konseling Pranikah

 Konseling pranikah adalah  Secara umum, konseling pranikah


pelatihan berbasis pengetahuan bertujuan agar individu
dan keterampilan yang mempersiapkan dan
menyediakan informasi mengenai mengembangkan seluruh potensi
pernikahan yang dapat bermanfaat dan kekuatan yang dimilikinya
untuk mempertahankan dan dalam memasuki jenjang
meningkatkan hubungan pasangan pernikahan, menyesuaikan diri
yang akan menikah. Konseling dengan lingkungan keluarga dan
pranikah juga dikenal dengan nama masyarakat, serta mengatasi
program persiapan pernikahan, hambatan dan kesulitan
pendidikan pranikah, konseling menghadapi jenjang pernikahan.
edukatif pranikah dan terapi
pranikah.
 Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka kematian ibu dan
bayi,mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah komplikasi dalam
kehamilan dan persalinan,mencegah kelahiran mati, prematur dan bayi
dengan berat lahir rendah, mencegah terjadinya kelahiran cacat, mencegah
infeksi pada neonatal, mencegah kejadian underweight dan stunting sebagai
akibat dari masalah nutrisi ibu, mengurangi resiko diabetes dan penyakit
kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan Human
Immunodeficience Virus dari ibu kejanin
Konseling Pranikah

 Konsultasi kesehatan sebagaimana dimaksud dalam kegiatan pelayanan kesehatan masa sebelum
hamil adalah berupa pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi melalui ceramah tanya jawab,
kelompok diskusi terarah, dan diskusi interaktif dengan menggunakan sarana dan media
komunikasi, informasi, dan edukasi.
 Materi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi untuk remaja meliputi :
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. tumbuh kembang Anak Usia Sekolah dan Remaj
c. kesehatan reproduksi;
d. imunisasi;
e. kesehatan jiwa dan NAPZA;
f. gizi;
g. penyakit menular termasuk HIV dan AIDS;
h. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS);dan i. kesehatan intelegensia.
Materi pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi untuk calon pengantin dan pasangan usia
subur (prakonsepsi)
a. informasi pranikah meliputi: kesehatan reproduksi dan pendekatan siklus
hidup, hak reproduksi, persiapan yang perlu dilakukan dalam persiapan
pranikah meliputi persiapan fisik, persiapan gizi, status imunisasi Tetanus
Toxoid, dan menjaga kesehatan organ reproduksi.
b. informasi tentang keadilan dan kesetaraan gender dalam pernikahan
termasuk peran laki-laki dalam kesehatan.
Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konseling pranikah

 Ekonomi : Persoalan ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang akan melangsungkan
pernikahan. Tidak hanya biaya untuk melangsungkan pernikahan tetapi biayanya terkait resepsi
pernikahannya. Karena persoalan ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin tidak berani memutuskan
untuk menikah
 Pasangan belum bekerja :Masalah yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu pasangan yang belum
bekerja tetapi sudah ingin menikah. Pasangan yang belum mempunyai pekerjaan seringkali menjadi persoalan
ketika ingin melangsungkan pernikahan. Ada rasa kekhawatiran tidak bisa menghidupi keluarga selama
pernikahan.
 Hamil di luar nikah : Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil di luar nikah
(kehamilan yang tidak diinginkan). Persoalan muncul ketika laki-laki tersbut tidak bertanggung jawab, salah
satu pasangannya masih sekolah dan persoalan-persoalan lain yang mengikutinya.
 Terlambat menikah
 Status palsu :Masalah yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status palsu, mengaku perjaka
ternayat punya anak enam atau masih terikat pernikahan dengan perempuan lain. Persoalan ini berpotensi
mengakibatkan banyaknya praktik pernikahan pologami dan pernikahan siri.
 Minim pendidikan seks :Masalah ini mengakibatkan adanya pernikahan dini, tidak mengetahui organ
reproduksi diri sendiri, hak-hak seksual pasangan, kesehatan reproduksi pasangan, tidak mengetahui alat
kontrasepsi, masa subur dan persoalan kesehatan reproduksi lainnya.
Asas-Asas Konseling Pranikah

 Asas kabahagiaan dunia akhirat


 Asas sakinah mawaddah warahmah :Keluarga bahagia dan kekal merupakan
tujuan dari sebuah perkawinan. Untuk mencapai itu semua landasan cinta dan
kasih sayang dari orang-orang yang membentuk didalamnya menjadi sangat
penting. Karenanya proses bimbingan konseling pranikah juga harus tetap
berpegang teguh pada asas ini.
 Asas komunikasi dan musyawarah: Komunikasi menjadi hal yang sangat
penting dalam kehidupan keluarga. Banyaknya masalah yang muncul sering
kali karena komunikasi yang terjalin antara anggota keluarga tidak harmonis
 Asas sabar dan tawakal
Aspek yang perlu diasesmen dan dipahami
konselor jika melakukan konseling pranikah yaitu
sebagai berikut
 Riwayat Perkenalan
Konselor perlu mengetahui riwayat perkenalan pasangan pranikah, mulai dari
perkenalan (seberapa lama perkenalan berlangsung), bagaimana mereka
mengetahui satu sama lain. Misalnya mengenai pembicaraan tentang nilai,
tujuan, dan harapan terhadap hubungan pranikah.
 Perbandingan Latar Belakang Pasangan
Kesetaraan latar belakang lebih baik dalam penyesuaian pernikahan dari pada
latar belakang yang berbeda. Konselor perlu mengungkapkan latar belakang
pendidikan, budaya keluarga, status sosial ekonominya, dan perbedaan agama,
serta adat istiadat keluarganya.
 Sikap Keluarga Keduanya
Sikap keluarga terhadap rencana pernikahan, termasuk bagaimana sikap mertua dan sanak keluarga terhadap
keluarga nantinya. Sikap keluarga penting untuk mempersiapkan pasangan dalam menyikapi masing-masing
keluarga calon pasangannya.
 Perencanaan Terhadap Pernikahan
Meliputi rumah yang akan ditempati, sistem keuangan keluarga yang hendak disusun dan apa yang
dipersiapkan menjelang pernikahan.
 Faktor Psikologis dan Kepribadian
Faktor psikologis dan kepribadian yang perlu diasesmen adalah sikap mereka terhadap peran seks dan
bagaimana yang hendak dijalankan dikeluarga nanti, bagaimana peran mereka terhadap dirinya (self image,
body-image), dan usaha apa yang akan dilakukan untuk keperluan keluarga nanti.
 Sifat Prokreatif
Menyangkut sikap mereka terhadap hubungan seksual dan sikapnya jika memiliki anak. Bagaimana rencana
mengasuh anaknya kelak.
 Kesehatan dan Kondisi fisik
Kesesuaian usia untuk mengukur kematangan emosionalnya secara usia kronologis, kesehatan secara fisik dan
mental, serta faktor-faktor genetik.
 
Prosedur konseling pranikah

 Langkah konseling yang dapat dilakukan dalam konseling pranikah yang sesuai dengan
konseling keluarga dan perkawinan menurut Capuzzi dan Gross adalah sebagai berikut:
 Persiapan, tahap yang dilakukan klien menghubungi konselor.
 Tahap keterlibatan (the joining), adalah tahap keterlibatan bersama klien. Pada tahap ini
konselor mulai menerima klien secara isyarat (nonverbal) maupun secara verbal,
merefleksi perasaan, melakukan klarifikasi dan sebagainya.
 Tahap menyatakan masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi oleh pasangan.
Maka, masalahnya harus jelas, siapa yang bermasalah, apa indikasinya, apa yang telah
terjadi dan sebagainya.
 Tahap interaksi, yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk penyelesaian masalah.
Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami
masalahnya dan konselor dapat melatih anggota keluarga berinteraksi dengan cara-cara
yang dapat diikuti (pelan, sederhana, detail dan jelas) dalam kehidupan mereka.
 Tahap konferensi, yaitu tahap untuk meramalkan keakuratan hipotesis dan
memformulasi langkah-langkah pemecahan. Pada tahap ini konselor
mendesain langsung atau memberi pekerjaan rumah untuk melakukan atau
menerapkan pengubahan ketidak berfungsinya perkawinan.
 Tahap penentuan tujuan, tahap yang dicapai klien telah mencapai perilaku
yang normal, telah memperbaiki cara berkomunikasi, telah menaikkan self-
esteem dan membuat keluarga lebih kohesif.
 Tahap akhir dan penutup, merupakan kegiatan mengakhiri hubungan
konseling setelah tujuannya tercapai

Anda mungkin juga menyukai