• Ketidakmampuan pasangan usia subur (PUS) untuk memperoleh
keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa pencegahan lebih dari satu tahun. Angka satu tahun ditetapkan karena biasanya 85% pasangan dalam satu tahun sudah memiliki keturunan. Ini berarti, 15% pasngan usia subur mempunyai masalah infertilitas. Pengklasifikasikan infertilitas 1. Primer : Suatu keadaan ketika PUS yang telah menikah lebih dari satu tahun melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa usaha Primer pencegahan, tetapi belum juga terjadi kehamilan, atau belum pernah Infertilitas melahirkan anak hidup. secara umum 2. Sekunder : Suatu keadaan ketika PUS Sekunder yang sudah mempunyai anak,sulit untuk memperoleh anak lagi, walaupun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa usaha pencegahan. Penyebab terjadinya infertilitas • Kenyataan menunjukan 40% 1. Faktor suami dan istri masalah yang membuat sulit a) Gangguan senggama (1)Gangguan kesehatan reproduksi yang dialami punya anak terdapat pada oleh suami atau istri perempuan, 40% pada pria, dan (2)Ketidaktahuan teknik senggama yang benar 20% pada keduanya. (3)Pengaruh psikologis terhadap pasangan b) Ketidaktahuan pasangan suami istri pada siklus masasubur. Hal ini sering terjadi terjadi pada pasangan suami istriyang siklus menstruasinya tidak teratur, sehinggawaktu ovulasi juga menjadi tidak teratur. Hubunganintim tidak menghasilkan kehamilan apabila dilakukanpada waktu yang tidak tepat. c) Reaksi imunologis (kekebalan) d) Adanya tumor otak (1)Respons imun nonspesifik Tumor ini memengaruhi kerja setelah berhubungan,misalnya hormon yangberhubungan dengan timbul gatal-gatal, bercak merah proses pematangan sel telur pada pada kulit, atau keluar cairan yang indung telur, sedang pada pria berlebihan dari vagina. dapat menghambat produksi sel (2)Reaksi spesifik, yaitu timbul pserma pada testis. antibodi terhadap sperma suami, e) Adanya gangguan fungsi sehingga sperma tidak bergerak/ kelenjar tiroid. tak mampu membuahi. Faktor suami Faktor Istri a. Varokokel yaitu pelebaran pembuluh darah • Berdasarkan catatan WHO, vena pada skrotum (buah zakar), merupakan penyebab terbanyak infertilitas pria. diketahui penyebab infertilitas pada b. Sumbatan/obstruksi saluran sperma perempuan diantaranya adalah menyebabkan spermatozoa tidak dapat faktor tuba fallopi 36%, gangguan disalurkan, walaupun diproduksi dengan ovulasi 33%, endometriosis 6%, dan baik. hal lain yang tidak diketahui sekitar c. Faktor lain yaitu tidak dapat diketahui, yaitu 40%. Ini berarti sebagian besar 20-25% dari kasus infertilitas. Kemungkinan dipengaruhi oleh faktor genetic, kelainan di masalah infertilisasi pada kromosom, gangguan hormon, pengaruh perempuan disebabkan oleh obat, gangguan ereksi, radiasi, keracunan gangguan pada alat reproduksi atau pestisida, gangguan imonulogi, operasi didaerah panggul, dan lain-lain. gangguan pada proses ovulasi. Faktor Istri a) Gangguan pada alat reproduksi yang menyebabkan terganggunya proses pembuahan. • Tingkat keasaman vagina yang tinggi menyebabkan sperma mati sebelum di buahi. • Gangguan pada servik (leher rahim) • Gangguan pada rahim (uterus) • Gangguan pada saluran tuba fallopi. b) Gangguan ovulasi • Kelainan endokrin atau hormonal • Penyakit ovarium polikistik c) Kegagalan implantasi d) Endometriosis, yaitu terdapatnya jaringan endometrium diluar rahim. Syarat-syarat pemeriksaan pasangan infertile 1. Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha mendapatkan anak selama 12 bulan. 2. Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika pertama kali datang. 3. Istri pasangan infertile dengan usia 36-40 tahun dilakukan pemeriksaan bila belum dapat anak dari perkawinan ini. Langkah-langkah yang dilakukan • Pertama kali langkah yang dilakuikan dalam b)Anamnesis khusus pemeriksaanadalah mencari penyebab. Adapun langkah-langkahpemeriksaan infertilitas adalah • Istri : usia saat menarche, apakah sebagai berikut: menstruasi teratur, berapa lama terjadi 1.Pemeriksaan umum perdarahan/menstruasi, apakah pada saat menstruasi terjadi terdapat gumapalan 1)Anamnesis, terdiri atas pengumpulan data daripasangan suami istri secara umum dan khusus. darah dan rasa nyeri, adakah keputihan abnormal, apakah terjadi kontak bleeding, a)Anamnesis umum riwayar alat reproduksi (riwayat operasi, • Berapa lama menikah, umur suami istri, kontrasepsi,abortus, infeksi genetalia). frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, teknik • Suami : bagaimana tingkat ereksi, apakah hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu, pernah mengalami penyakit hubungan apakah dari perkawinan yang dulu mempunyai seksual, apakah pernah sakit mump anak, umur anak terkecil dari perkawinan (parotitis epidemika) tersebut. 1. Pemeriksaan fisik umum, 2. Pemeriksaan khusus (1) Pemeriksaan ovulasi meliputi tekanan darah,nadi, a) Pemeriksaan ovulasi dapat diketahui dengan suhu, dan pernapasan. berbagai pemeriksaan anatara lain: 2. Pemriksaan laboratorium dasar, • Penatalaksanaan suhu basal (kenaikan suhu basal setelah selesai ovulasi dipengaruhi oleh pemeriksaan laboratorium dasar hormone progesterone). rutin meliputi darah lengkap,urin • Pemeriksaan vaginal smear: pengaruh lengkap, fungsi hepar dan ginjal, progesterone menimbulkan sitologi pada sel-sel superficial. serta gula darah. • Pemeriksaan lendir serviks: hormone 3. Pemeriksaan penunjang, bias progesterone menyebabkan perubahan lendir serviks menjadi kental. pemeriksaan rontgen ataupun • Pemeriksaan endometrium, hormone estrogen, USG. ICSH, dan pregnandiol. (2) Pemeriksaan sperma • (3)Pemeriksaan lendir serviks •Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah • Keadaan dan sifat lendir yang memengaruhi keadaan spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. spermatozoa adalah kekentalan lendir serviks yang mudah Spermayang ditampung/diperiksa adalah dilalui spermatozoa adalahl endir yang cair, pH lendir serviks kurang dari 9 dan bersifat alkalis, enzim proteolitik, kuman- sperma yangkeluar dari pasangan suami istri kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa. yang tidak melakukan koitus selama tiga hari, Baik tidaknya lendir serviks dapatdiperiksa dengan tes berikut: pemeriksaan sperma dilakukan setelah sperma • (a)Sims Huhner Test (postcoital test),dilakukan sekitar ovulasi. keluar. Pemeriksaan ini menandakan bahwa teknik koitus baik, lendir •Ejakulasi normal adalah volume 2-5cc, jumlah serviks normal, estrogen ovarial cukup ataupun sperma cukup baik. spermatozoa 100-120 juta/cc, pergerakan 60% masih bergerak selama 4 jam stelah • (b)Kursrork Miller Test dilakukan bila hasil dari pemeriksaan sim dikeluarkan,bentuk abnormal 25%. huhner test kurang baik dan dilakukan pada pertengahan siklus. Spermatozoa pria fertile 60juta/cc atau lebih, subfertil 20-60 juta/cc, steril 20juta/cc atau • (c)Terapi yang diberikan adalah pemberian hormone estrogen maupun antibiotika bila terdapat infeksi. kurang. Penagnanan infertilitas • Penanganan infertilitas dilakukan • Beberapa usaha yang dapat dilakukan untukmendapatkan keturunan adlah sebagai berikut: menurut katagorinya, apakahpa a) Konsultasi medis: terkait dengan senggama yang sangan tersebut infertilitas benar yang memungkinkan pembuahanb)Manajemen masa subur yang benar. terjadi
primer atau sekunder. Hal b) Pemberian obat-obatan
tersebut perlu diketahui terlebih c) Tindakan inseminasi buatan: yaitu peletakan sperma ke folikel ovarian (intravolikular), uterus dahulu sebelum dilakukan (intrauterine),serviks (intraservikal), atau tuba tindakan. fallopi (intratubal)perempuan dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami. d) Bayi tabung/pembuahan invitro: yaitu teknik pembuahan ovum dimana ovum dibuahi diluar tubuh perempuan.Metode ini dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburanketika metode lain tidak berhasil. Pencegahan infertilitas
Secara umum Secara khusus
1. Melakukan pola hidup sehat yang teratur 1. Tangani infeksi pada alat reproduksi dan seimbang. secara serius dantuntas. 2. Mengatasi berbagai ganggua kesehatan reproduksi yang dialami. 2. Berhenti merokok 3. Melakukan teknik senggama yang benar. 3. Menghentikan penggunaan alcohol. 4. Mengatasi masalah psikologis bersama 4. Konsultasi penggunakan obat-obatan pasangan. yang digunakan. 5. Berkonsultasi mengenai siklus masa subur. 6. Memperoleh informasi dan pengetahuan kesehatan reproduksi secara lengkap dan benar. Infeksi Menular Seksual (IMS)/ sexually transmitted infection (STI) or venereal disease (VD). • Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah suatu penyakit infeksi yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual {oral, anal, atau lewat vagina), selain itu juga dapat ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus dan parasite (Widyastuti, 2009). • Pertama kali penyakit ini disebut ‘Penyakit Kelamin’ atau Veneral Disease (VD) yang berasal dari kata UeHos(dewi cinta), namun saat ini sebutan yang paling tepat adalah Sexually Transmitted Infection (STI) yang berarti penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan kelamin (Daili, 2010). Penularan IMS
Melalui darah : Dari ibu hamil kepada bayi
• transfusi darah dengan darah yang sudah • saat hamil, terinfeksi HIV, • saling bertukar jarum suntik pada • saat melahirkan, pemakaian narkoba, • saat menyusui. • tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidaksengaja, • menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril, • penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan menyisakan darah pada alat). Jenis-jenis IMS 1. Gonore a) Penyebab : Neisseria gonorrhoeae b) Manifestasi Klinis: gejala infeksi muncul 1 - 14 hari setelah terpapar, meskipun ada kemungkinan terinfeksi gonore namun tidak memiliki gejala. Diperkirakan hampir setengah wanita yang terinfeksi gonore tidak merasakan gejala, atau memiliki gejala non- spesifik (Irianto, 2014). Pada Pria rasa panas selama buang air kemih dan keluarnya nanah dari penis (uretra). Pada Wanita Cairan putih keluar dari vagina, rasa nyeri di bagian perut, namun pada wanita gonore seringkali tidak menampilkan gejala-gejala 2. Klamidia a) Penyebab Chlamydia trachomatis b) Manifestasi klinis gejala dimulai dalam waktu 5 sampai 10 hari setelah paparan infeksi. Gejala pada wanita sakit perut, keputihan abnormal, perdarahan diluar menstruasi, demam ringan, hubungan sek menyakitkan, nyeri dan rasa terbakar saat kencing, pembengkakan di dalam vagina atau di sekitar anus, ingin buang air kecil melebihi biasanya, perdarahan vagina setelah berhubungan, keluarnya cairan kekuningan dari leher rahim yang mungkin memiliki bau yang kuat Gejala pada pria nyeri atau rasa terbakar saat kencing, cairan bernanah atau susu dari penis, testis bengkak atau lembek, pembengkakan di sekitar anus. Selain gejala diatas, klamidia yang menginfeksi mata dapat menimbulkan kemerahan, gatal dan tahi mata. Sedangkan klamidia yang menginfeksi tenggorokan dapat menyebabkan rasa sakit. 3. Sifilis a) Penyebab Treponema Pallidum b) Gejala muncul antara 10 hingga 90 hari setelah terpapar bakteri penyebab sifilis. Awalnya, gejala yang muncul berupa luka kecil pada kulit (chancre) yang tidak terasa sakit. Luka ini timbul pada lokasi bakteri masuk ke dalam tubuh, biasanya di area sekitar kelamin.Selain di area kelamin, luka juga dapat muncul di area mulut atau dubur. Tidak hanya muncul di bagian luar, luka akibat sifilis atau sipilis ini, juga bisa muncul di bagian dalam vagina, dubur, atau mulut sehingga tidak terlihat. Karena luka tersebut bisa tidak menimbulkan rasa sakit, penderita bisa tidak menyadari terkena sifilis. 4. Ulkus Mole a) Penyebab : Haemophilus ducreyl b) Gejala klasik ulkus mole adalah ulkus yang superficial dan dangkal dalam ukuran beberapa milimeter sampai 2 cm. Tepinya kasar atau berbentuk seperti kulit kerang dan dikelilingi oleh lapisan peradangan yang kemerahan. Dasarnya tertutup eksudasi yang terdiri dari jaringan nekrosis serta mudah berdarah bila eksudasi ini diangkat.Berbeda dengan ulkus sifilis, ulkus mole ini sangat nyeri dan lunak serta tidak indurasi. Pada pria lokalisasinya sering pada preputium dan frenulum, sedangkan pada wanita pada labia dan perianal. Akibat Virus 1. Herpes Genetalis a) Herpes genitalis adalah infeski pada genital yang disebabkan oleh Herpes simpleks virus dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekurens. b) Gejala khas dari herpes simplex genitalis adalah sebagai berikut: 1) Nyeri atau gatal di vagina, penis, area alat kelamin, atau bokong. 2) Luka melepuh yang berupa ruam merah atau lenting putih. 3) Koreng atau luka kering. 4) Nyeri saat buang air kecil 5) Sakit kepala. 6) Nyeri otot dan sendi. 7) Demam. 8) Pembengkakan kelenjar getah bening di lipatan paha. Akibat Virus 2. Kutil Kelamin (kondiloma akuminata) a) Penyebab : Human Papilloma virus (HPV) Kondiloma muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai dengan pembengkakan kecil yang lembut, lembab, berwarna merah atau merah muda dan tumbuh dengan cepat serta memiliki tangkai b) Gejala umum: kutil, gatal, gatal di sekitar anus, gatal pada vagina atau sensasi kulit terbakar 3. AIDS a) Acquired Imunodeficiency Syndrome adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya kekebalan suhu tubuh yang di peroleh,di sebabkan oleh human imunodeficiency virus ( HIV ). b) Gejala mayor: - Penurunan BB yang mencolok/ pertumbuhan abnormal - Diare kronik lebih dari 1 bulan - Demam lebih menjadi 1 bulan c) Gejala minor: - Limfadenopati umum - Kandidiasis orofaring - Infeksi umum berulang - Batuk lebih 1 bulan - Dermatitis umum - Infeksi HIV maternal Akibat Protozoa 1. Tricomoniasis a) Penyebab Trichomonas vaginalis b) Gejala : Pada pria, dapat menyebabkan uretritis nonspesifik dengan gejala: perasaan gatal pada uretra , Disuria, Keluarnya duh tubuh dari uretra yang biasanya lebih encer dibandingkan dengan duh tubuh yang keluar pada penderita gonore. Pada wanita, dapat menyebabkan vaginitis dengan tanda-tanda klinis: Leukorhoe atau fluor albus yang banyak dengan warna putih kehijau-hijauan dan berbau, perasaan gatal pada vulva dan kadang-kadang sampai ke paha, dinding vagina dijumpai banyak ulkus, oedemaos, dan erythem. Akibat Protozoa 1. Kandidiasis vaginalis • Kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai manifestasi klinis yang disebabkan oleh candida, candida albicans dan ragi (yeast) lain (terkadang C.glabarata) dari genus candida. Kandida pada wanita umumnya infeksi pertama kali timbul pada vagina yang di sebut vaginitis dan dapat meluas sampai vulva (vulvitis),jika mukosa vagina dan vulva keduanya terinfeksi disebut kandidiosis vulvovaginalis. Gejala penyakit ini adalah rasa panas dan iritasi pada vulva, selain itu juga sekret vagina yang berlebihan berwarna putih susu. Pada dinding vagina terdapat gumpalan seperti keju. Penyebab Bakteri Penyebab Fungi/jamur • Trichophyton rubrum • Bacterial Vaginosis (BV)– not officially • Candidiasis, Yeast Infection an STD but affected by sexual activity. • Penyebab Virus • Chancroid (Ulkus mole) • Adenoviruses • Donovanosis (Granuloma inguinale or • Cervical cancer, Kanker serviks • Condiloma akuminata, Jengger ayam Calymmato bacterium granulomatis) • Hepatitis A • Gonorrhea(GO ataukencing nanah). • Hepatitis B • Klamidia • Hepatitis C • Hepatitis E(transmisi via fecal-oral) • Lymphogranuloma venereum (LGV) • Herpes simpleks–Herpes 1,2 (Chlamydia trachomatisserotypes L1, • HIV/AIDS L2, L3.) • Human T-lymphotropic virus (HTLV)-1 • Non-gonococcal urethritis (NGU) • Human T-lymphotropic virus (HTLV)-2 • Staphylococcal infection • Human Papilloma Virus (HPV) • Molluscum Contagiosum Virus(MCV) • Syphilis, Sifilis, Raja Singa • Mononucleosis–Cytomegalovirus CMV–Herpes 5 Gejala–gejala IMS • IMS seringkali tidak menampakkan gejala, 5. Gatal-gatal di sekitar alat kelamin terutama pada wanita. Namun ada pula IMS yang menunjukkan gejala-gejala umum 6. Terjadi pembengkakan kelenjar limfa sebagaiberikut : yang terdapat pada lipatan paha 1. Keluarnya cairan dari vagina, penis atau 7. Pada pria, kantung pelir menjadi dubur yang berbeda dari biasanya bengkak dan nyeri 2. Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing 8. Pada wanita, sakit perut bagian bawah atau setelah kencing, atau menjadi sering yang kambuhan (tetapi tidakada kencing hubungannya dengan haid), 3. Adanya luka terbuka, luka basah di sekitar kemaluan atau sekitarmulut (nyeri ataupun 9. Mengeluarkan darah setelah tidak) berhubungan seks 4. Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di 10. Secara umum merasa tidak enak sekitar alat kelamin badan atau demam. IMS tidak dapat dicegah dengan : 1. Meminum minuman beralkohol seperti bir dan lain-lain. 2. Meminum antibiotik seperti supertetra, penisilin dan lain-lain,sebelum atau sesudah berhubungan seks, tidak ada satu obat pun yang ampuh untuk membunuh semua jenis kuman IMS secara bersamaan(kita tidak tahu jenis IMS mana yang masuk ke tubuh kita). Semakin sering meminum obat-obatan secara sembarangan malah akan semakin menyulitkan penyembuhan IMS karena kumannya menjadi kebal terhadap obat. 3. Mendapatkan suntikan antibiotik secara teratur, pencegahan penyakit hanya dapat dilakukan oleh antibodi di dalam tubuh kita. 4. Memilih pasangan seks berdasarkan penampilan luar (misalnya, yang berkulit putih bersih) atau berdasarkan usia (misalnya, yang masihmuda), anak kecil pun dapat terkena dan mengidap bibit IMS, karenapenyakit tidak membeda-bedakan usia dan tidakpandang bulu. 5. Membersihkan/mencuci alat kelamin bagian luar (dengan cuka, airsoda, alkohol, air jahe, dll) dan bagian dalam (dengan odol, betadine atau jamu) segera setelah berhubungan seks Pencegahan IMS 1. Anda jauhi seks, tidak melakukan hubungan seks (abstinensi), atau Bersikap saling setia, tidak berganti-ganti pasangan seks (monogami) 2. Cegah dengan memakaikondom, tidak melakukan hubungan seks berisiko (harus selalu menggunakan kondom). 3. Tidak saling meminjamkan pisau cukur dan gunting kuku. 4. Edukasi, informasi mengenai HIV/AIDS dan IMS Gangguan Menstruasi
Gangguan siklus haid
a. Polimenorea b. Oligomenorea • Siklus haid lebih pendek dari normal, yaitu kurang dari 21 hari, perdarahan • Siklus haid lebih panjang dari kurang lebih sama atau lebih banyak normal, yaitu lebih dari 35 hari, daripada haid normal. Penyebabnya dengan perdarahan yang lebih adalah gangguan hormonal, kongesti sedikit. Umumnya pada kasus ini ovarium karena peradangan, kesehatan penderita tidak endometriosis, dan lai-lain. Pada gangguan hormonal terjadi gangguan terganggu dan fertilitas cukup ovulasi yang menyebabkan pendeknya baik. masa luteal. Gangguan Menstruasi Gangguan siklus haid Gangguan volume dan lama haid c. Amenorea a) Hipermenorea (menoragia) • Keadaan dimana tidak adanya haid selama minimal 3 bulan berturut-turut.Amenorea dibagi menjadi 2, • Merupakan perdarahan haid yang lebih yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorea banyak dari normal, atau lebih lama primer ialah kondisi dimana seorang perempuan dari 8 hari.Penyebab kelainan ini berumur 18 tahun atau lebih tidak pernah haid, terdapat pada kondisi dalam umumnya dihubungkan dengan kelainan-kelainan kongenital dan genetik. Amenorea sekunder adalah uterus.Biasanya dihubungkan dengan kondisi dimana seorang pernah mendapatkan haid, adanya mioma uteri dengan permukaan tetapi kemudian tidak mendapatkan haid, biasanya endometrium yang lebih luas dan merujuk pada gangguan gizi, gangguan gangguan kontraktilitas, polip metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. endometrium, gangguan peluruhan endometrium, dan sebagainya. Gangguan volume dan lama haid Gangguan lain terkait haid b) Hipomenorea a) Dismenorea • Dismenorea adalah gangguan ginekologik berupa nyeri saat menstruasi, yang umumnya berupa kram dan terpusat di bagian • Merupakan perdarahan haid perut bawah. Dismenorea dibagi menjadi dua yaitu: yang lebih pendek dan atau 1. Dismenorea primer Merupakan nyeri menstruasi yang diasosiasikan dengan siklus lebih sedikit dari ovulasi dan merupakan hasil dari kontraksi miometrium tanpa teridentifikasinya kelainan patologik.Dismenorea primer normal.Penyebabnya adalah umumnya terjadi 12-24 bulan setelah menarche, ketika siklus ovulasi sudah terbentuk. terdapat pada konstitusi 2. Dismenorea sekunder penderita, kondisi uterus, Merujuk pada nyeri saat menstruasi yang diasosiasikan dengan kelainan pelvis, seperti endometriosis, adenomiosis, mioma gangguan endokrin, dan lain- uterina dan lainnya. Oleh karena itu, dismenorea sekunder umumnya berhubungan dengan gejala ginekologik lain seperti lain. disuria, dispareunia, perdarahan abnormal atau infertilitas. Pre Menstrual Syndrome/Tension • Merupakan kumpulan keluhan yang umumnya dimulai satu minggu hingga beberapa hari sebelum mulainya haid dan menghilang sesudah haid mulai, meskipun terkadang berlangsung sampai selesai haid.Keluhan yang sering muncul umumnya berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri payudara, dan lain-lain. Keluhan pada kasus berat dapat meliputi depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi, dan lain-lain Pre Menstrual Syndrome/Tension Penyebabnya belum diketahui dengan jelas, tetapi salah satu faktor yang berpengaruh adalah ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron yang mengakibatkan retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, serta terkadang edema.Faktor kejiwaan serta masalah-masalah sosial juga berpengaruh. Perempuan yang mudah mengalami premenstrual syndrome ini adalah perempuan yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan faktor- faktor psikologis. Pelvic Inflamatory Deseases (Infeksi Radang Panggul) • PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul adalah infeksi dan radang pada saluran genitalia bagian atas (uterus, tuba falopii, ovarium, dan struktur-struktur sekitar panggul). Patofisiologi • Patofisiologi PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul dimulai dari infeksi di vagina atau serviks yang didapatkan dari infeksi menular seksual (IMS), biasanya disebabkan oleh C. trachomatis atau N. gonorrhoeae. Selanjutnya, bakteri tersebut naik ke saluran genitalia yang lebih atas. Mekanisme penyebab kenaikan ini diduga bersifat multifaktorial. Selain kedua bakteri tersebut, bakteri yang juga dapat berperan pada patogenesis PID adalah flora vaginalis seperti Gardnerella vaginalis, Haemophilus influenzae, dan bakteri anaerob. Namun, tidak hanya bakteri, beberapa kasus PID juga berkaitan dengan infeksi virus yakni CMV dan HSV-2. Lendir serviks merupakan salah satu sistem pertahanan yang menghalangi mikroorganisme pathogen naik ke saluran genitalia yang lebih atas. Namun, pada kondisi infeksi yang menyebabkan peradangan pada vagina atau serviks, efektvitas perlindungan lendir serviks ini menjadi berkurang. Begitu juga pada saat ovulasi dan menstruasi, efektivitas perlindungan serviks menjadi berkurang diakibatkan perubahan hormonal. Selain itu, aliran darah menstruasi merupakan medium biakan yang baik untuk bakteri.Faktor lain yang mungkin berperan adalah status hubungan seksual pasien. Diperkirakan saat orgasme, kontraksi uterus yang ritmik turut memfasilitasi naiknya bakteri ke saluran genitalia atas. Bakteri juga dapat terbawa oleh sperma masuk ke dalam rahim dan saluran telur (tuba falopii). Infeksi pada tuba falopii ini awalnya hanya menyerang selaput lender saja, tetapi selanjutnya peradangan menyebar dengan cepat ke jaringan sekitarnya. Inflamasi ini dapat terus berlanjut ke struktur di luar organ reproduksi termasuk usus. Melalui tumpahan cairan infeksius dari tuba falopii atau penyebaran limfatik, infeksi dapat berlanjut sampai melewati pelvis yang menyebabkan peritonitis akut dan radang hati akut (Sindrom Fitz- Hugh–Curtis). Gejala PID • Nyeri panggul atau perut bagian bawah • Nyeri ketika buang air kecil • Nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia) • Keluar perdarahan di luar menstruasi atau setelah berhubungan seksual • Menstruasi menjadi lebih deras dan lebih lama (menorrhagia) • Mual dan muntah • Demam • Mudah merasa lelah atau tidak enak badan • Keputihan menjadi lebih banyak, berbau tak sedap, serta berubah warna menjadi kekuningan atau kehijauan Pemeriksaan Pemeriksaan akan dimulai dengan anamnesis riwayat aktivitas seksual pasien dan juga pasangan, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan daerah sekitar vagina untuk melihat adanya cairan yang keluar. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel cairan melalui tes usap (swab) pada vagina atau serviks dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi bakteri dan jenis bakteri dari sampel yang diambil. emeriksaan penunjang yang dibutuhkan antara lain : • Tes darah: untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi di dalam tubuh • Tes urine: untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi di saluran kemih, termasuk infeksi menular seksual • Ultrasonografi (USG): untuk menilai ada tidaknya kelainan pada organ reproduksi • Laparoskopi: untuk melihat kondisi organ reproduksi bagian dalam dengan memasukkan kamera mikro lewat pembedahan kecil pada perut • Biopsi rahim: untuk mendeteksi ketidaknormalan pada sampel jaringan dinding rahim. Komplikasi Radang Panggul
Jika tidak segera ditangani, radang panggul dapat menyebabkan
beragam komplikasi, antara lain: • Infertilitas atau kemandulan • Kehamilan ektopik • Terjadi abses pada ovarium atau tuba falopi • Nyeri panggul kronis • Sepsis Pencegahan PID Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya radang panggul, yaitu: • Jangan berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan • Gunakan kondom saat berhubungan seksual • Periksa kesehatan rutin jika memiliki risiko tertular infeksi menular seksual. • Konsultasikan pilihan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi dengan dokter. • Bersihkan area kemaluan dari depan ke belakang dan jangan sebaliknya. Kehamilan yang Tidak Diinginkan dan Aborsi • Unwanted pregnancy atau dikenal dengan kehamilan yang tidak diharapkan merupakan kondisi ketika pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual, baik yang disengaja ataupun tidak. Sebab–sebab kehamilan tidak diinginkan 1. Penundaan dan peningkatan jarak usia perkawinan dan semakindininya usia menstruasi pertama 2. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan 3. Tidak menggunakan alat kontrasepsi terutama pada perempuan yang sudah menikah 4. Kegagalan kontrasepsi 5. Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan 6. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan kehamilan 7. Persoalan ekonomi(biaya persalinan dan membesarkan anak 8. Alasan karier atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekwensi lainnya yang dianggap menghambat karier dan kegiatan belajar 9. Kehamilan karena incest 10. Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berjenis kelamin yang tidak diharapkan Dampak kehamilan bagi remaja Dua pilihan yang dihadapi remaja pada saat mengalami kehamilan yang tidak diharapkan (KTD) adalah mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan (aborsi). Semua tindakan tersebut dapat membawa risiko, baik fisik, psikis, maupun sosial. Menurut Bolton (1980) ada berbagai dampak yang dialami akibat kehamilan remaja diantaranya adalah : 1) Terhambatnya tugas perkembangan 2) Disfungsi keluarga 3) Risiko kesehatan 4) Konflik emosional 5) Defisiensi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan Bila kehamilan dipertahankan 1. Risiko fisik kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan, bahkan bias sampai kematian. 2. Risiko psikis atau psikologi 3. Risiko sosial 4. Risiko ekonomi Bila kehamilan diakhiri (aborsi) • Aborsi dapat menimbulkan dampak negatif, diantaranya : 1. Risiko fisik : perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah saturisiko aborsi. 2. Risiko psikis : pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan – perasaan takut, panik, stress, trauma mengingat proses aborsi, dankesakitan. 3. Risiko sosial : ketergantungan pada pasangan seringkali menjadi lebih besar karena perempuan merasa sudah tidak perawan pernah mengalami KTD, dan aborsi. Aborsi • Adalah pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (usia kehamilan di bawah 20 minggu ). Ini adalah suatu proses mengakhiri hidup janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Dalam kedokteran dikenal dengan 3 macam jenis aborsi : aborsi spontan/alamiah, aborsi buatan/sengaja, aborsi terapeutik/medis. Secara hukum aborsi buatan belum diizinkan kecuali atas izin alasan medis untuk penyelamatan jiwa ibu (UU kesehatan No. 23/1992 ayat 15). Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi akan ada beberapa risiko yang akan dihadapi perempuan, seperti yang dijelaskan dalam buku Fact of Life yang dituliskan oleh Brian Clowes,P.hD., yaitu : 1. kematian mendadak karena perdarahan mendadak. 2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal. 3. Kematian yang lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan. 4. Rahim yang robek (uterine perforation) 5. Kerusakan serviks (cervical lacerations) yang akan menyebabkan cacatan anak berikutnya. 6. Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormon estrogen pada perempuan) 7. Kanker indung telur (ovarian cancer) 8. Kanker serviks (cervical cancer) 9. Kelainan pada plasenta/ari – ari (placenta previa) 10. Infeksi rongga panggul 11. Infeksi pada lapisan Rahim