Anda di halaman 1dari 47

MASALAH-MASALAH KESEHATAN

REPRODUKSI DAN UPAYA


PENANGGULANGANNYA
RIZKIA TAUHIDILAH, S.Tr.Keb, MKM
1. Infertilitas
2. Seksual Transmitted deseases (Infeksi Menular Seksual)
3. Gangguan Haid
4. Pelvic Inflamantary Deseases
5. Unwanted Pregnancy dan Aborsi
Infertilitas

• Ketidakmampuan pasangan usia subur (PUS) untuk memperoleh


keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur dan
benar tanpa pencegahan lebih dari satu tahun. Angka satu tahun
ditetapkan karena biasanya 85% pasangan dalam satu tahun sudah
memiliki keturunan. Ini berarti, 15% pasngan usia subur mempunyai
masalah infertilitas.
Pengklasifikasikan infertilitas
1. Primer : Suatu keadaan ketika PUS
yang telah menikah lebih dari satu
tahun melakukan hubungan seksual
secara teratur dan benar tanpa usaha
Primer pencegahan, tetapi belum juga terjadi
kehamilan, atau belum pernah
Infertilitas melahirkan anak hidup.
secara umum 2. Sekunder : Suatu keadaan ketika PUS
Sekunder yang sudah mempunyai anak,sulit
untuk memperoleh anak lagi,
walaupun sudah melakukan hubungan
seksual secara teratur dan benar tanpa
usaha pencegahan.
Penyebab terjadinya infertilitas
• Kenyataan menunjukan 40% 1. Faktor suami dan istri
masalah yang membuat sulit a) Gangguan senggama
(1)Gangguan kesehatan reproduksi yang dialami
punya anak terdapat pada oleh suami atau istri
perempuan, 40% pada pria, dan (2)Ketidaktahuan teknik senggama yang benar
20% pada keduanya. (3)Pengaruh psikologis terhadap pasangan
b) Ketidaktahuan pasangan suami istri pada siklus
masasubur.
Hal ini sering terjadi terjadi pada pasangan suami
istriyang siklus menstruasinya tidak teratur,
sehinggawaktu ovulasi juga menjadi tidak teratur.
Hubunganintim tidak menghasilkan kehamilan
apabila dilakukanpada waktu yang tidak tepat.
c) Reaksi imunologis (kekebalan) d) Adanya tumor otak
(1)Respons imun nonspesifik Tumor ini memengaruhi kerja
setelah berhubungan,misalnya hormon yangberhubungan dengan
timbul gatal-gatal, bercak merah proses pematangan sel telur pada
pada kulit, atau keluar cairan yang indung telur, sedang pada pria
berlebihan dari vagina. dapat menghambat produksi sel
(2)Reaksi spesifik, yaitu timbul pserma pada testis.
antibodi terhadap sperma suami, e) Adanya gangguan fungsi
sehingga sperma tidak bergerak/ kelenjar tiroid.
tak mampu membuahi.
Faktor suami Faktor Istri
a. Varokokel yaitu pelebaran pembuluh darah • Berdasarkan catatan WHO,
vena pada skrotum (buah zakar), merupakan
penyebab terbanyak infertilitas pria.
diketahui penyebab infertilitas pada
b. Sumbatan/obstruksi saluran sperma
perempuan diantaranya adalah
menyebabkan spermatozoa tidak dapat faktor tuba fallopi 36%, gangguan
disalurkan, walaupun diproduksi dengan ovulasi 33%, endometriosis 6%, dan
baik. hal lain yang tidak diketahui sekitar
c. Faktor lain yaitu tidak dapat diketahui, yaitu 40%. Ini berarti sebagian besar
20-25% dari kasus infertilitas. Kemungkinan
dipengaruhi oleh faktor genetic, kelainan di masalah infertilisasi pada
kromosom, gangguan hormon, pengaruh perempuan disebabkan oleh
obat, gangguan ereksi, radiasi, keracunan gangguan pada alat reproduksi atau
pestisida, gangguan imonulogi, operasi
didaerah panggul, dan lain-lain.
gangguan pada proses ovulasi.
Faktor Istri
a) Gangguan pada alat reproduksi yang menyebabkan terganggunya proses pembuahan.
• Tingkat keasaman vagina yang tinggi menyebabkan sperma mati sebelum di buahi.
• Gangguan pada servik (leher rahim)
• Gangguan pada rahim (uterus)
• Gangguan pada saluran tuba fallopi.
b) Gangguan ovulasi
• Kelainan endokrin atau hormonal
• Penyakit ovarium polikistik
c) Kegagalan implantasi
d) Endometriosis, yaitu terdapatnya jaringan endometrium diluar rahim.
Syarat-syarat pemeriksaan pasangan infertile
1. Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha
mendapatkan anak selama 12 bulan.
2. Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika
pertama kali datang.
3. Istri pasangan infertile dengan usia 36-40 tahun dilakukan
pemeriksaan bila belum dapat anak dari perkawinan ini.
Langkah-langkah yang dilakukan
• Pertama kali langkah yang dilakuikan dalam b)Anamnesis khusus
pemeriksaanadalah mencari penyebab. Adapun
langkah-langkahpemeriksaan infertilitas adalah • Istri : usia saat menarche, apakah
sebagai berikut: menstruasi teratur, berapa lama terjadi
1.Pemeriksaan umum perdarahan/menstruasi, apakah pada saat
menstruasi terjadi terdapat gumapalan
1)Anamnesis, terdiri atas pengumpulan data
daripasangan suami istri secara umum dan khusus.
darah dan rasa nyeri, adakah keputihan
abnormal, apakah terjadi kontak bleeding,
a)Anamnesis umum riwayar alat reproduksi (riwayat operasi,
• Berapa lama menikah, umur suami istri, kontrasepsi,abortus, infeksi genetalia).
frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan
seks, penyakit yang pernah diderita, teknik • Suami : bagaimana tingkat ereksi, apakah
hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu, pernah mengalami penyakit hubungan
apakah dari perkawinan yang dulu mempunyai seksual, apakah pernah sakit mump
anak, umur anak terkecil dari perkawinan (parotitis epidemika)
tersebut.
1. Pemeriksaan fisik umum, 2. Pemeriksaan khusus
(1) Pemeriksaan ovulasi
meliputi tekanan darah,nadi,
a) Pemeriksaan ovulasi dapat diketahui dengan
suhu, dan pernapasan. berbagai pemeriksaan anatara lain:
2. Pemriksaan laboratorium dasar, • Penatalaksanaan suhu basal (kenaikan suhu basal
setelah selesai ovulasi dipengaruhi oleh
pemeriksaan laboratorium dasar hormone progesterone).
rutin meliputi darah lengkap,urin • Pemeriksaan vaginal smear: pengaruh
lengkap, fungsi hepar dan ginjal, progesterone menimbulkan sitologi pada sel-sel
superficial.
serta gula darah. • Pemeriksaan lendir serviks: hormone
3. Pemeriksaan penunjang, bias progesterone menyebabkan perubahan lendir
serviks menjadi kental.
pemeriksaan rontgen ataupun • Pemeriksaan endometrium, hormone estrogen,
USG. ICSH, dan pregnandiol.
(2) Pemeriksaan sperma • (3)Pemeriksaan lendir serviks
•Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah • Keadaan dan sifat lendir yang memengaruhi keadaan
spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. spermatozoa adalah kekentalan lendir serviks yang mudah
Spermayang ditampung/diperiksa adalah dilalui spermatozoa adalahl endir yang cair, pH lendir serviks
kurang dari 9 dan bersifat alkalis, enzim proteolitik, kuman-
sperma yangkeluar dari pasangan suami istri kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa.
yang tidak melakukan koitus selama tiga hari, Baik tidaknya lendir serviks dapatdiperiksa dengan tes berikut:
pemeriksaan sperma dilakukan setelah sperma • (a)Sims Huhner Test (postcoital test),dilakukan sekitar ovulasi.
keluar. Pemeriksaan ini menandakan bahwa teknik koitus baik, lendir
•Ejakulasi normal adalah volume 2-5cc, jumlah serviks normal, estrogen ovarial cukup ataupun sperma cukup
baik.
spermatozoa 100-120 juta/cc, pergerakan 60%
masih bergerak selama 4 jam stelah • (b)Kursrork Miller Test dilakukan bila hasil dari pemeriksaan sim
dikeluarkan,bentuk abnormal 25%. huhner test kurang baik dan dilakukan pada pertengahan
siklus.
Spermatozoa pria fertile 60juta/cc atau lebih,
subfertil 20-60 juta/cc, steril 20juta/cc atau • (c)Terapi yang diberikan adalah pemberian hormone estrogen
maupun antibiotika bila terdapat infeksi.
kurang.
Penagnanan infertilitas
• Penanganan infertilitas dilakukan • Beberapa usaha yang dapat dilakukan
untukmendapatkan keturunan adlah sebagai berikut:
menurut katagorinya, apakahpa a) Konsultasi medis: terkait dengan senggama yang
sangan tersebut infertilitas benar yang memungkinkan
pembuahanb)Manajemen masa subur yang benar.
terjadi

primer atau sekunder. Hal b) Pemberian obat-obatan


tersebut perlu diketahui terlebih c) Tindakan inseminasi buatan: yaitu peletakan sperma
ke folikel ovarian (intravolikular), uterus
dahulu sebelum dilakukan (intrauterine),serviks (intraservikal), atau tuba
tindakan. fallopi (intratubal)perempuan dengan menggunakan
cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami.
d) Bayi tabung/pembuahan invitro: yaitu teknik
pembuahan ovum dimana ovum dibuahi diluar
tubuh perempuan.Metode ini dilakukan untuk
mengatasi masalah kesuburanketika metode lain
tidak berhasil.
Pencegahan infertilitas

Secara umum Secara khusus


1. Melakukan pola hidup sehat yang teratur 1. Tangani infeksi pada alat reproduksi
dan seimbang. secara serius dantuntas.
2. Mengatasi berbagai ganggua kesehatan
reproduksi yang dialami. 2. Berhenti merokok
3. Melakukan teknik senggama yang benar. 3. Menghentikan penggunaan alcohol.
4. Mengatasi masalah psikologis bersama 4. Konsultasi penggunakan obat-obatan
pasangan. yang digunakan.
5. Berkonsultasi mengenai siklus masa subur.
6. Memperoleh informasi dan pengetahuan
kesehatan reproduksi secara lengkap dan
benar.
Infeksi Menular Seksual (IMS)/ sexually transmitted
infection (STI) or venereal disease (VD).
• Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah suatu penyakit infeksi yang
kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual {oral, anal, atau
lewat vagina), selain itu juga dapat ditularkan dari ibu ke anak selama
kehamilan dan persalinan. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat
berupa jamur, virus dan parasite (Widyastuti, 2009).
• Pertama kali penyakit ini disebut ‘Penyakit Kelamin’ atau Veneral
Disease (VD) yang berasal dari kata UeHos(dewi cinta), namun saat ini
sebutan yang paling tepat adalah Sexually Transmitted Infection (STI)
yang berarti penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui
hubungan kelamin (Daili, 2010).
Penularan IMS

Melalui darah : Dari ibu hamil kepada bayi


• transfusi darah dengan darah yang sudah • saat hamil,
terinfeksi HIV,
• saling bertukar jarum suntik pada • saat melahirkan,
pemakaian narkoba, • saat menyusui.
• tertusuk jarum suntik yang tidak steril
secara sengaja/tidaksengaja,
• menindik telinga atau tato dengan jarum
yang tidak steril,
• penggunaan alat pisau cukur secara
bersama-sama (khususnya jika terluka dan
menyisakan darah pada alat).
Jenis-jenis IMS
1. Gonore
a) Penyebab : Neisseria gonorrhoeae
b) Manifestasi Klinis: gejala infeksi muncul 1 -
14 hari setelah terpapar, meskipun ada
kemungkinan terinfeksi gonore namun tidak
memiliki gejala. Diperkirakan hampir
setengah wanita yang terinfeksi gonore tidak
merasakan gejala, atau memiliki gejala non-
spesifik (Irianto, 2014). Pada Pria rasa panas
selama buang air kemih dan keluarnya
nanah dari penis (uretra). Pada Wanita
Cairan putih keluar dari vagina, rasa nyeri di
bagian perut, namun pada wanita gonore
seringkali tidak menampilkan gejala-gejala
2. Klamidia
a) Penyebab Chlamydia trachomatis
b) Manifestasi klinis gejala dimulai dalam waktu 5 sampai
10 hari setelah paparan infeksi. Gejala pada wanita
sakit perut, keputihan abnormal, perdarahan diluar
menstruasi, demam ringan, hubungan sek
menyakitkan, nyeri dan rasa terbakar saat kencing,
pembengkakan di dalam vagina atau di sekitar anus,
ingin buang air kecil melebihi biasanya, perdarahan
vagina setelah berhubungan, keluarnya cairan
kekuningan dari leher rahim yang mungkin memiliki
bau yang kuat Gejala pada pria nyeri atau rasa terbakar
saat kencing, cairan bernanah atau susu dari penis,
testis bengkak atau lembek, pembengkakan di sekitar
anus. Selain gejala diatas, klamidia yang menginfeksi
mata dapat menimbulkan kemerahan, gatal dan tahi
mata. Sedangkan klamidia yang menginfeksi
tenggorokan dapat menyebabkan rasa sakit.
3. Sifilis
a) Penyebab Treponema Pallidum
b) Gejala muncul antara 10 hingga 90 hari setelah
terpapar bakteri penyebab sifilis. Awalnya,
gejala yang muncul berupa luka kecil pada kulit
(chancre) yang tidak terasa sakit. Luka ini timbul
pada lokasi bakteri masuk ke dalam tubuh,
biasanya di area sekitar kelamin.Selain di area
kelamin, luka juga dapat muncul di area mulut
atau dubur. Tidak hanya muncul di bagian luar,
luka akibat sifilis atau sipilis ini, juga bisa
muncul di bagian dalam vagina, dubur, atau
mulut sehingga tidak terlihat. Karena luka
tersebut bisa tidak menimbulkan rasa sakit,
penderita bisa tidak menyadari terkena sifilis.
4. Ulkus Mole
a) Penyebab : Haemophilus ducreyl
b) Gejala klasik ulkus mole adalah ulkus yang
superficial dan dangkal dalam ukuran
beberapa milimeter sampai 2 cm. Tepinya
kasar atau berbentuk seperti kulit kerang dan
dikelilingi oleh lapisan peradangan yang
kemerahan. Dasarnya tertutup eksudasi yang
terdiri dari jaringan nekrosis serta mudah
berdarah bila eksudasi ini diangkat.Berbeda
dengan ulkus sifilis, ulkus mole ini sangat nyeri
dan lunak serta tidak indurasi. Pada pria
lokalisasinya sering pada preputium dan
frenulum, sedangkan pada wanita pada labia
dan perianal.
Akibat Virus
1. Herpes Genetalis
a) Herpes genitalis adalah infeski pada genital yang
disebabkan oleh Herpes simpleks virus dengan gejala khas
berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema
dan bersifat rekurens.
b) Gejala khas dari herpes simplex genitalis adalah sebagai
berikut:
1) Nyeri atau gatal di vagina, penis, area alat kelamin, atau
bokong.
2) Luka melepuh yang berupa ruam merah atau lenting putih.
3) Koreng atau luka kering.
4) Nyeri saat buang air kecil
5) Sakit kepala.
6) Nyeri otot dan sendi.
7) Demam.
8) Pembengkakan kelenjar getah bening di lipatan paha.
Akibat Virus
2. Kutil Kelamin (kondiloma
akuminata)
a) Penyebab : Human Papilloma virus
(HPV) Kondiloma muncul dalam
waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi,
dimulai dengan pembengkakan kecil
yang lembut, lembab, berwarna
merah atau merah muda dan
tumbuh dengan cepat serta
memiliki tangkai
b) Gejala umum: kutil, gatal, gatal di
sekitar anus, gatal pada vagina atau
sensasi kulit terbakar
3. AIDS
a) Acquired Imunodeficiency Syndrome adalah kumpulan
gejala yang timbul akibat menurunnya kekebalan suhu
tubuh yang di peroleh,di sebabkan oleh human
imunodeficiency virus ( HIV ).
b) Gejala mayor:
- Penurunan BB yang mencolok/ pertumbuhan abnormal
- Diare kronik lebih dari 1 bulan
- Demam lebih menjadi 1 bulan
c) Gejala minor:
- Limfadenopati umum
- Kandidiasis orofaring
- Infeksi umum berulang
- Batuk lebih 1 bulan
- Dermatitis umum
- Infeksi HIV maternal
Akibat Protozoa
1. Tricomoniasis
a) Penyebab Trichomonas vaginalis
b) Gejala : Pada pria, dapat menyebabkan
uretritis nonspesifik dengan gejala: perasaan
gatal pada uretra , Disuria, Keluarnya duh
tubuh dari uretra yang biasanya lebih encer
dibandingkan dengan duh tubuh yang keluar
pada penderita gonore. Pada wanita, dapat
menyebabkan vaginitis dengan tanda-tanda
klinis: Leukorhoe atau fluor albus yang banyak
dengan warna putih kehijau-hijauan dan
berbau, perasaan gatal pada vulva dan
kadang-kadang sampai ke paha, dinding
vagina dijumpai banyak ulkus, oedemaos, dan
erythem.
Akibat Protozoa
1. Kandidiasis vaginalis
• Kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai
manifestasi klinis yang disebabkan oleh
candida, candida albicans dan ragi (yeast) lain
(terkadang C.glabarata) dari genus candida.
Kandida pada wanita umumnya infeksi
pertama kali timbul pada vagina yang di sebut
vaginitis dan dapat meluas sampai vulva
(vulvitis),jika mukosa vagina dan vulva
keduanya terinfeksi disebut kandidiosis
vulvovaginalis. Gejala penyakit ini adalah rasa
panas dan iritasi pada vulva, selain itu juga
sekret vagina yang berlebihan berwarna putih
susu. Pada dinding vagina terdapat gumpalan
seperti keju.
Penyebab Bakteri Penyebab Fungi/jamur
• Trichophyton rubrum
• Bacterial Vaginosis (BV)– not officially • Candidiasis, Yeast Infection
an STD but affected by sexual activity. • Penyebab Virus
• Chancroid (Ulkus mole) • Adenoviruses
• Donovanosis (Granuloma inguinale or • Cervical cancer, Kanker serviks
• Condiloma akuminata, Jengger ayam
Calymmato bacterium granulomatis)
• Hepatitis A
• Gonorrhea(GO ataukencing nanah). • Hepatitis B
• Klamidia • Hepatitis C
• Hepatitis E(transmisi via fecal-oral)
• Lymphogranuloma venereum (LGV)
• Herpes simpleks–Herpes 1,2
(Chlamydia trachomatisserotypes L1,
• HIV/AIDS
L2, L3.) • Human T-lymphotropic virus (HTLV)-1
• Non-gonococcal urethritis (NGU) • Human T-lymphotropic virus (HTLV)-2
• Staphylococcal infection • Human Papilloma Virus (HPV)
• Molluscum Contagiosum Virus(MCV)
• Syphilis, Sifilis, Raja Singa • Mononucleosis–Cytomegalovirus CMV–Herpes 5
Gejala–gejala IMS
• IMS seringkali tidak menampakkan gejala, 5. Gatal-gatal di sekitar alat kelamin
terutama pada wanita. Namun ada pula IMS
yang menunjukkan gejala-gejala umum 6. Terjadi pembengkakan kelenjar limfa
sebagaiberikut : yang terdapat pada lipatan paha
1. Keluarnya cairan dari vagina, penis atau 7. Pada pria, kantung pelir menjadi
dubur yang berbeda dari biasanya bengkak dan nyeri
2. Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing 8. Pada wanita, sakit perut bagian bawah
atau setelah kencing, atau menjadi sering yang kambuhan (tetapi tidakada
kencing hubungannya dengan haid),
3. Adanya luka terbuka, luka basah di sekitar
kemaluan atau sekitarmulut (nyeri ataupun 9. Mengeluarkan darah setelah
tidak) berhubungan seks
4. Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di 10. Secara umum merasa tidak enak
sekitar alat kelamin badan atau demam.
IMS tidak dapat dicegah dengan :
1. Meminum minuman beralkohol seperti bir dan lain-lain.
2. Meminum antibiotik seperti supertetra, penisilin dan lain-lain,sebelum atau sesudah
berhubungan seks, tidak ada satu obat pun yang ampuh untuk membunuh semua jenis
kuman IMS secara bersamaan(kita tidak tahu jenis IMS mana yang masuk ke tubuh kita).
Semakin sering meminum obat-obatan secara sembarangan malah akan semakin
menyulitkan penyembuhan IMS karena kumannya menjadi kebal terhadap obat.
3. Mendapatkan suntikan antibiotik secara teratur, pencegahan penyakit hanya dapat
dilakukan oleh antibodi di dalam tubuh kita.
4. Memilih pasangan seks berdasarkan penampilan luar (misalnya, yang berkulit putih bersih)
atau berdasarkan usia (misalnya, yang masihmuda), anak kecil pun dapat terkena dan
mengidap bibit IMS, karenapenyakit tidak membeda-bedakan usia dan tidakpandang bulu.
5. Membersihkan/mencuci alat kelamin bagian luar (dengan cuka, airsoda, alkohol, air jahe,
dll) dan bagian dalam (dengan odol, betadine atau jamu) segera setelah berhubungan seks
Pencegahan IMS
1. Anda jauhi seks, tidak melakukan hubungan seks (abstinensi), atau
Bersikap saling setia, tidak berganti-ganti pasangan seks
(monogami)
2. Cegah dengan memakaikondom, tidak melakukan hubungan seks
berisiko (harus selalu menggunakan kondom).
3. Tidak saling meminjamkan pisau cukur dan gunting kuku.
4. Edukasi, informasi mengenai HIV/AIDS dan IMS
Gangguan Menstruasi

Gangguan siklus haid


a. Polimenorea b. Oligomenorea
• Siklus haid lebih pendek dari normal,
yaitu kurang dari 21 hari, perdarahan
• Siklus haid lebih panjang dari
kurang lebih sama atau lebih banyak normal, yaitu lebih dari 35 hari,
daripada haid normal. Penyebabnya dengan perdarahan yang lebih
adalah gangguan hormonal, kongesti sedikit. Umumnya pada kasus ini
ovarium karena peradangan, kesehatan penderita tidak
endometriosis, dan lai-lain. Pada
gangguan hormonal terjadi gangguan terganggu dan fertilitas cukup
ovulasi yang menyebabkan pendeknya baik.
masa luteal.
Gangguan Menstruasi
Gangguan siklus haid
Gangguan volume dan lama haid
c. Amenorea a) Hipermenorea (menoragia)
• Keadaan dimana tidak adanya haid selama minimal
3 bulan berturut-turut.Amenorea dibagi menjadi 2,
• Merupakan perdarahan haid yang lebih
yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorea banyak dari normal, atau lebih lama
primer ialah kondisi dimana seorang perempuan dari 8 hari.Penyebab kelainan ini
berumur 18 tahun atau lebih tidak pernah haid, terdapat pada kondisi dalam
umumnya dihubungkan dengan kelainan-kelainan
kongenital dan genetik. Amenorea sekunder adalah uterus.Biasanya dihubungkan dengan
kondisi dimana seorang pernah mendapatkan haid, adanya mioma uteri dengan permukaan
tetapi kemudian tidak mendapatkan haid, biasanya endometrium yang lebih luas dan
merujuk pada gangguan gizi, gangguan gangguan kontraktilitas, polip
metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain.
endometrium, gangguan peluruhan
endometrium, dan sebagainya.
Gangguan volume dan lama haid
Gangguan lain terkait haid
b) Hipomenorea a) Dismenorea
• Dismenorea adalah gangguan ginekologik berupa nyeri saat
menstruasi, yang umumnya berupa kram dan terpusat di bagian
• Merupakan perdarahan haid perut bawah. Dismenorea dibagi menjadi dua yaitu:
yang lebih pendek dan atau 1. Dismenorea primer
Merupakan nyeri menstruasi yang diasosiasikan dengan siklus
lebih sedikit dari ovulasi dan merupakan hasil dari kontraksi miometrium tanpa
teridentifikasinya kelainan patologik.Dismenorea primer
normal.Penyebabnya adalah umumnya terjadi 12-24 bulan setelah menarche, ketika siklus
ovulasi sudah terbentuk.
terdapat pada konstitusi 2. Dismenorea sekunder
penderita, kondisi uterus, Merujuk pada nyeri saat menstruasi yang diasosiasikan dengan
kelainan pelvis, seperti endometriosis, adenomiosis, mioma
gangguan endokrin, dan lain- uterina dan lainnya. Oleh karena itu, dismenorea sekunder
umumnya berhubungan dengan gejala ginekologik lain seperti
lain. disuria, dispareunia, perdarahan abnormal atau infertilitas.
Pre Menstrual Syndrome/Tension
• Merupakan kumpulan keluhan yang umumnya dimulai satu minggu
hingga beberapa hari sebelum mulainya haid dan menghilang sesudah
haid mulai, meskipun terkadang berlangsung sampai selesai
haid.Keluhan yang sering muncul umumnya berupa iritabilitas,
gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran
dan rasa nyeri payudara, dan lain-lain. Keluhan pada kasus berat
dapat meliputi depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi, dan lain-lain
Pre Menstrual Syndrome/Tension
Penyebabnya belum diketahui dengan jelas, tetapi salah satu faktor
yang berpengaruh adalah ketidakseimbangan antara estrogen dan
progesteron yang mengakibatkan retensi cairan dan natrium,
penambahan berat badan, serta terkadang edema.Faktor kejiwaan
serta masalah-masalah sosial juga berpengaruh. Perempuan yang
mudah mengalami premenstrual syndrome ini adalah perempuan yang
lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan faktor-
faktor psikologis.
Pelvic Inflamatory Deseases (Infeksi Radang
Panggul)
• PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul
adalah infeksi dan radang pada saluran genitalia bagian atas (uterus,
tuba falopii, ovarium, dan struktur-struktur sekitar panggul).
Patofisiologi
• Patofisiologi PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul dimulai dari infeksi di vagina atau
serviks yang didapatkan dari infeksi menular seksual (IMS), biasanya disebabkan oleh C. trachomatis atau N.
gonorrhoeae. Selanjutnya, bakteri tersebut naik ke saluran genitalia yang lebih atas. Mekanisme penyebab kenaikan
ini diduga bersifat multifaktorial. Selain kedua bakteri tersebut, bakteri yang juga dapat berperan pada patogenesis
PID adalah flora vaginalis seperti Gardnerella vaginalis, Haemophilus influenzae, dan bakteri anaerob. Namun, tidak
hanya bakteri, beberapa kasus PID juga berkaitan dengan infeksi virus yakni CMV dan HSV-2. Lendir serviks
merupakan salah satu sistem pertahanan yang menghalangi mikroorganisme pathogen naik ke saluran genitalia
yang lebih atas. Namun, pada kondisi infeksi yang menyebabkan peradangan pada vagina atau serviks, efektvitas
perlindungan lendir serviks ini menjadi berkurang. Begitu juga pada saat ovulasi dan menstruasi, efektivitas
perlindungan serviks menjadi berkurang diakibatkan perubahan hormonal. Selain itu, aliran darah menstruasi
merupakan medium biakan yang baik untuk bakteri.Faktor lain yang mungkin berperan adalah status hubungan
seksual pasien. Diperkirakan saat orgasme, kontraksi uterus yang ritmik turut memfasilitasi naiknya bakteri ke
saluran genitalia atas. Bakteri juga dapat terbawa oleh sperma masuk ke dalam rahim dan saluran telur (tuba
falopii). Infeksi pada tuba falopii ini awalnya hanya menyerang selaput lender saja, tetapi selanjutnya peradangan
menyebar dengan cepat ke jaringan sekitarnya. Inflamasi ini dapat terus berlanjut ke struktur di luar organ
reproduksi termasuk usus. Melalui tumpahan cairan infeksius dari tuba falopii atau penyebaran limfatik, infeksi
dapat berlanjut sampai melewati pelvis yang menyebabkan peritonitis akut dan radang hati akut (Sindrom Fitz-
Hugh–Curtis).
Gejala PID
• Nyeri panggul atau perut bagian bawah
• Nyeri ketika buang air kecil
• Nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia)
• Keluar perdarahan di luar menstruasi atau setelah berhubungan seksual
• Menstruasi menjadi lebih deras dan lebih lama (menorrhagia)
• Mual dan muntah
• Demam
• Mudah merasa lelah atau tidak enak badan
• Keputihan menjadi lebih banyak, berbau tak sedap, serta berubah warna
menjadi kekuningan atau kehijauan
Pemeriksaan
Pemeriksaan akan dimulai dengan anamnesis riwayat aktivitas seksual pasien dan juga
pasangan, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik termasuk
pemeriksaan daerah sekitar vagina untuk melihat adanya cairan yang keluar. Selanjutnya
dilakukan pengambilan sampel cairan melalui tes usap (swab) pada vagina atau serviks dapat
dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi bakteri dan jenis bakteri dari sampel yang diambil.
emeriksaan penunjang yang dibutuhkan antara lain :
• Tes darah: untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi di dalam tubuh
• Tes urine: untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi di saluran kemih, termasuk infeksi menular
seksual
• Ultrasonografi (USG): untuk menilai ada tidaknya kelainan pada organ reproduksi
• Laparoskopi: untuk melihat kondisi organ reproduksi bagian dalam dengan memasukkan
kamera mikro lewat pembedahan kecil pada perut
• Biopsi rahim: untuk mendeteksi ketidaknormalan pada sampel jaringan dinding rahim.
Komplikasi Radang Panggul

Jika tidak segera ditangani, radang panggul dapat menyebabkan


beragam komplikasi, antara lain:
• Infertilitas atau kemandulan
• Kehamilan ektopik
• Terjadi abses pada ovarium atau tuba falopi
• Nyeri panggul kronis
• Sepsis
Pencegahan PID
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya radang
panggul, yaitu:
• Jangan berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
• Gunakan kondom saat berhubungan seksual
• Periksa kesehatan rutin jika memiliki risiko tertular infeksi menular
seksual.
• Konsultasikan pilihan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi dengan
dokter.
• Bersihkan area kemaluan dari depan ke belakang dan jangan sebaliknya.
Kehamilan yang Tidak Diinginkan dan
Aborsi
• Unwanted pregnancy atau dikenal dengan kehamilan yang tidak
diharapkan merupakan kondisi ketika pasangan tidak menghendaki
adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa
merupakan akibat dari suatu perilaku seksual, baik yang disengaja
ataupun tidak.
Sebab–sebab kehamilan tidak diinginkan
1. Penundaan dan peningkatan jarak usia perkawinan dan semakindininya usia menstruasi pertama
2. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat mengakibatkan
kehamilan
3. Tidak menggunakan alat kontrasepsi terutama pada perempuan yang sudah menikah
4. Kegagalan kontrasepsi
5. Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan
6. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan kehamilan
7. Persoalan ekonomi(biaya persalinan dan membesarkan anak
8. Alasan karier atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekwensi lainnya yang dianggap
menghambat karier dan kegiatan belajar
9. Kehamilan karena incest
10. Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berjenis kelamin yang tidak diharapkan
Dampak kehamilan bagi remaja
Dua pilihan yang dihadapi remaja pada saat mengalami kehamilan yang
tidak diharapkan (KTD) adalah mempertahankan kehamilan atau
mengakhiri kehamilan (aborsi). Semua tindakan tersebut dapat membawa
risiko, baik fisik, psikis, maupun sosial. Menurut Bolton (1980) ada berbagai
dampak yang dialami akibat kehamilan remaja diantaranya adalah :
1) Terhambatnya tugas perkembangan
2) Disfungsi keluarga
3) Risiko kesehatan
4) Konflik emosional
5) Defisiensi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
Bila kehamilan dipertahankan
1. Risiko fisik kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan
dalam persalinan seperti perdarahan, bahkan bias sampai kematian.
2. Risiko psikis atau psikologi
3. Risiko sosial
4. Risiko ekonomi
Bila kehamilan diakhiri (aborsi)
• Aborsi dapat menimbulkan dampak negatif, diantaranya :
1. Risiko fisik : perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah
saturisiko aborsi.
2. Risiko psikis : pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan –
perasaan takut, panik, stress, trauma mengingat proses aborsi,
dankesakitan.
3. Risiko sosial : ketergantungan pada pasangan seringkali menjadi
lebih besar karena perempuan merasa sudah tidak perawan pernah
mengalami KTD, dan aborsi.
Aborsi
• Adalah pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (usia kehamilan
di bawah 20 minggu ). Ini adalah suatu proses mengakhiri hidup janin
sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Dalam kedokteran
dikenal dengan 3 macam jenis aborsi : aborsi spontan/alamiah, aborsi
buatan/sengaja, aborsi terapeutik/medis. Secara hukum aborsi buatan
belum diizinkan kecuali atas izin alasan medis untuk penyelamatan
jiwa ibu (UU kesehatan No. 23/1992 ayat 15).
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi akan ada beberapa risiko yang akan dihadapi
perempuan, seperti yang dijelaskan dalam buku Fact of Life yang dituliskan oleh Brian Clowes,P.hD., yaitu :
1. kematian mendadak karena perdarahan mendadak.
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
3. Kematian yang lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan.
4. Rahim yang robek (uterine perforation)
5. Kerusakan serviks (cervical lacerations) yang akan menyebabkan cacatan anak berikutnya.
6. Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormon estrogen pada perempuan)
7. Kanker indung telur (ovarian cancer)
8. Kanker serviks (cervical cancer)
9. Kelainan pada plasenta/ari – ari (placenta previa)
10. Infeksi rongga panggul
11. Infeksi pada lapisan Rahim

Anda mungkin juga menyukai