Anda di halaman 1dari 4

1. Sangat penting.

Karena dengan adanya pendidikan pra nikah kita akan memiliki kesiapan
yang lebih untuk menghadapi masalah yang timbul dalam rumah tangga. Hal ini juga
penting sebagai bekal kita sebelum menikah untuk mengetahui apa saja yang harus kita
persiapkan untuk menjadi seorang istri maupun suami agar pernikahan yang dijalani dapat
menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah hingga ajal menjemput.
2. Pernikahan dalam perspektif psikologi adalah suatu hubungan antara seorang laki-laki dan
perempuan yang diakui secara soaial, menyediakan hubungan seksual dan pengasuhan
anak yang sah, dan didalamnya terjadi hubungan pembagian kerja yang jelas bagi masing-
masing pihak baik istri maupun suami.
3. Dalam pernikahan terdapat bermacam permasalahan yang muncul. Diantaranya 6 masalah
berikut:
a. Masalah ekonomi
Masalah ekonomi sering menjadi salah satu pemicu utama perceraian. Faktor
keberlangsungan sebuah perkawinan sangat dipengaruhi oleh kehidupan finansialnya.
Kebutuhan hidup akan dapat tercukupi dengan baik apabila pasangan suami istri memiliki
sumber finansial yang memadai. Permasalahan ekonomi dapat merenggangkan hubungan
dalam keluarga. Hal ini dapat terjadi karena pendidikan danpendapatan yag rendah
merupakan faktor yang menyebabkan stess dan kerenggangan dalam suatu hubungan.
b. Masalah komunikasi
Diantara fungsi komunikasi yaitu: 
 Pembentukan konsep diri, pernyataan eksitensi diri, untuk kelangsungan hidup, memupuk
hubungan, memperoleh kebahagian. Sehingga ketika komunikasi dalam sebuah keluarga
tidak berjalan dengan baik maka akan menimbulkan percekcokan yang akan membuat
ketentraman keluarga menjadi hilang.
c. Masalah pekerjaan
Pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana manusia menghabiskan sebagian besar
waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga interdependent satu sama lain
sebagaimana keduanya berkaitan dengan pemenuhan hidup seseorang. Melalui pekerjaan,
seseorang mengubah tidak hanya lingkungan namun juga dirinya, memperkaya dan
menumbuhkan hidup dan semangatnya. Sedangkan keluarga dipandang sebagai hal yang
pertama dan paling penting dalam human society. Jadi pekerjaan ditujukan bagi seseorang
dan keluarga. Seberapa baik human society dengan implikasinya pada bisnis dan
perekonomian, tergantung pada keluarga.
d. Masalah pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang membuat seseorang mendapatkan pekerjaan
dengan penghasilan yang tinggi. Jika seseorang yang memiliki pendidikan rendah maka
tingkat penghasilannya akan rendah. Sedangkan jika pendidikan kita tinggi kita lebih bisa
mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan seseorang yang
berpendidikan tinggi telah memiliki lebih banyak ilmu untuk di aplikasikan dalam
pekerjaannya.
e. Masalah seksual
kepuasan pernikahan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar dalam
pernikahan yang mana tiga kebutuhan dasar itu adalah kebutuhan materil, kebutuhan
seksual dan kebutuhan psikologis. Dalam hal faktor psikis yang dapat mengakibatkan
faktor psikis yang dapat mengakibatkan disfungsi seksual meliputi semua faktor dalam
semua periode kehidupan, yaitu periode anak-anak, remaja, dan dewasa. Faktor psikis
tersebut dikelompokkan menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi, dan faktor
pembinaan. 
f. Masalah kesehatan
kesehatan menjadi sangat penting karena kesehatan akan sangat berpengaruh pada lima
permasalahan diatas. Ketika kita tidak memiliki kesehatan maka disinilah awall mula yang
dapat meruntuhkan keutuhan keluarga. Karena dengan adanya kesehetan kita dapat
memberikan kepuasan dari lima factor diatas.
4. Penyesuaian diri dalam pernikahan adalah proses dimana dua individu memasuki tahap
perkawinan dan mulai membiasakan diri dengan situasi baru sebagai suami istri yang
saling menyesuaikan dengan kepribadian, lingkungan, kehidupan keluarga, dan saling
mengakomodasikan kebutuhan, keinginan dan harapan, serta saling menyesuaikan diri
dibeberapa aspek perkawinan untuk mencapai kepuasan maksimumdalam perkawinan.
Penyesuaian diri itu sendiri ada dengan pasangan, keuanagan, seksual, dan pihak keluarga.
5. Tahapan dalam perkembangan pernikahan ada 5:
a. Romantic love dimana pada tahapan ini pasangan sama-sama merasakan gejolak cinta
yang sangat menggebu-gebu
b. Disappointment or distress dimana mulai terlihatnya realita kehidupan yang
sesungguhnya dan mulai terlihatnya cela pada pasangan.
c. Knowledge and awareness pada tahap ini ada perenungan dan kesadaran pada iri
suami-istri untuk memiliki kualitas hidup berumah tangga yang lebih baik.
d. Transformation dimana mulai tumbuh penghormatan dan pemuliaan yang tulus kepada
pasangan.
e. Real love dimana pasutri akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan,
keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan.
6. Kepuasan pernikahan merupakan kondisi di mana pasangan yang membina hubungan
dalam sebuah bahtera rumah tangga dapat memenuhi segala aspek dalam sebuah
pernikahan
7. Perceraian dalam perspektif psikologi merupakan akibat dari tidak menyiapkannya
pernikahan dengan baik. Maksud menyiapkan pernikahan ini adalah tidak ada kesiapan
mental atau psikis dalam menghadapi masalah dalam pernikahan, sehingga perceraian akan
sangat mudah terjadi hanya karena permasalahan yang sepele yang dibesar-besarkan.
8. Mengelola konflik dalam pernikahan dapat dengan seseorang harus memiliki keterampilan
dasar dalam berumah tangga. Keterampilan yang harus dilatih Dn dikuasai dalam
membangun rumah tangga yaitu :
a. Komunikasi efektif, dimana baik perempuan maupun laki-laki harus memiliki skill ini
agar tidak timbulnya konflik dalam rumah tangga.
b. Ekspresikan perasaan, yaitu sebagai pasangan suami istri kita haru menampakkan
ekspresi perasaan yang kita rasakan terhadap pasangan kita. Namun jangan terlalu
berlebihan, karena itu dapat menyebabkan munculnya konflik baru.
c. Menyikapi masalah, sebagai pasangan suami istri keduanya harus pandai dalam
menyikapi permasalah yang timbul dalam pernikahannya.
d. Keintiman/ keharmonisan, keintiman/keharmonisan dalam sebuah keluarga haruslah
selalu dijaga sehingga konflik tidak akan menjadi semakin membesar.
9. Kasus 1
Saat ini pernikahan Esti, telah berusia lima tahun. Esti menikah pada usia 26 tahun
seteleh menyelesaikan studi S2, dan suaminya 32 tahun setelah S1. Keduanya telah
memiliki dua anak. Keduanya menikah setelah berpacaran selama studi S1. Meski
keduanya memiliki latar belakang agama dan status sosial yang tidak jauh berbeda. Pada
awalnya pernikahan keduanya di tentang karena jarak asal yang cukup jauh dari asal Esti.
Namun setelah Esti dapat meyakinkan orangtua akhirnya kedunya mendapatkan restu.
Masalah yang muncul dari Esti dalam pernikahan adalah masalah ekonomi, Meski
suaminya telah bekerja sebelum menikah. Permasalahan yang muncul di awal pernikahan
adalah masalah ekonomi, adaptasi dengan adik ipar dan komunikasi yang belum terbuka
dengan suami. Masalah ekonomi dengan berjalannnya waktu dapat diatasi dengan
keuletan dan ketekunan dan juga satu tahun yang lalu Esti ikut bekerja. Tahun kedua
pernikahan adik iparnya ikut tinggal bersama selama dua tahun, saat itu Esti merasa
tidak belum mampu untuk membicarakan secara terbuka perbedaan kebiasaan. Strategi
yang di gunakan dalam menyelesaikan masalah dengan membuka komuniksi agar lebih
nyaman dan dipahami, dan tidak melibatkan keluarga dalam menyelesaikan masalah.
Kasus 2
Yulia telah menikah selama enam tahun dengan suaminya, telah di karunia seorang
anak. Saat menikah Usia Yulia 33 tahun dan suaminya lebih muda yaitu 28 tahun. Di
awal memutuskan untuk tinggal di rumah masing- masing. Hal itu di lakukan kurang
lebih 5-6 tahun. Keduanya bertemu tiap tiga hari sekali. Yang menjadi maslah di
awal pernikahan adalah masalah ekonomi, karena beberapa saat setelah menikah
suaminya mengalami pemutusan hubungan kerja di mana dia bekerja. Setelah itu
suaminya bekerja sebagai petani dan kurir katering sedangkan Yulia bekerja sebagai
buruh jahit di pabrik. Strategi yang digunakan dalam menyelesaikan adalah mengatur
keuangan, komunikasi yang lebih baik, dan saling menguatkan.

Anda mungkin juga menyukai