Anda di halaman 1dari 6

A.

KONSEP DASAR KELUARGA BARU MENIKAH


1. Defenisi
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman ,1998).
Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa
keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas perkawinan antara orang dewasa
yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang klaki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau
adopsi yang tinggal adalam sebuah rumah tangga. Menurut UU No.10 tahun 1992
tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Keluarga mempunyai tahap perkembangan sebagai layaknya individu,
perkembangan itu terutama dalam hal besarnya keluarga dan kemampuannya, mulai
dari keluarga baru yaitu tahap perkembangan keluarga dengan pasangan yang baru
menikah berawal dari perkawinan yang menandai bermulanya sebuah keluarga baru.
Keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status
lajang ke hubungan baru yang intim. Dua orang yang membentuk keluarga perlu
mempersiapkan kehidupan keluarga yang baru, karena keduanya membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing belajar
hidup bersama dan beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya
(Nadirawti, 2018).

2. Tugas perkembangan keluarga berdasarkan tahap perkembangannya:


Tahap perkembangan keluarga pasangan baru dimulai pada seorang laki-laki dan
seorang perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan, dan diakhiri saat
keluarga melahirkan anak pertama.
Tugas perkembangannya yaitu :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
Pada saat kedua orang menyatu dalam sebuah pernikahan, perhatian
pertama mereka adalah mempersiapkan tipe baru dalam kehidupan bersama.
Sumber dari dua orang digabungkan, peran mereka berubah, dan mereka
menanggung fungsi yang baru. Belajar untuk hidup bersama sementara
menyediakan kebutuhan dasar lain dari masing-masing pribadi menjadi tugas
perkembangan yang sangat penting. Pasangan harus saling mengakomodasi
dalam banyak cara. Misalnya, mereka harus mengembangkan jadwal rutinitas
makan, tidur, bangun di pagi hari, membersihkan rumah, berbagi kamar tidur,
melakukan rekreasi, dan pergi ke tempat yang mereka sukai. Dalam proses
akomodasi bersama ini, serangkaian pola transaksi dibentuk dan kemudian
dipertahankan oleh pasangan, dengan setiap pasangan memicu dan memantau
perilaku pasangan lainnya
Banyak pasangan yang mengalami masalah dalam penyesuaian seksual,
sering kali karena pengabaian dan kesalahan informasi yang menyebabkan
pengharapan yang tidak'realistik dan kekecewaan. Selain itu, ban yak
pasangan membawa kebutuhan dan hasrat mereka yang tidak terselesaikan ke
dalam hubungan, dan ini dapat memberi pengaruh buruk dalam hubungan
seksual (Goldenberg & Goldenberg, 2000; Heinrich, 1996).
b. Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan.
Perpindahan peran dasar terjadi dalam pernikahan pertama, pada saat
pasangan berpindah dari rumah orang tua mereka ke latar tempat yang baru.
Secara bersamaan, mereka menjadi anggota dari tiga buah keluarga-masing-
masing keluarga asli mereka ditambah keluarga mereka sendiri yang baru saja
mereka ciptakan. Pasangan menghadapi tugas perpisahan mereka sendiridari
masing-masing keluarga asal mereka ke keluarga yang baru dibentuk-dan
dalam menjalani hubungan yang berbeda dari orang tua, saudara kandung, dan
mertua, karena loyalitas primer kedua pasangan harus berpindah ke hubungan
pernikahan mereka. Bagi pasangan, bagian yang tidak dapat dihindari ini
membentuk hubungan baru dengan setiap latar belakang orang tua, hubungan
yang tidak hanya memungkinkan untuk memberi dukungan mutual dan
kesenangan, tetapi juga untuk suatu otonomi yang melindungi keluarga yang
baru dibentuk dari turut campur pihak luar yang dapat mengganggu bangunan
pernikahan yang memuaskan.
c. Merencanakan sebuah keluarga
Memiliki atau tidak memiliki anak dan menetapkan waktu kehamilan
adalah keputusan keluarga yang penting. Mckinney dan rekan (2000)
menekankan pentingnya mempertimbangkan kehamilan keluarga secara
menyeluruh ketika seseorang bekerja dalam unit perawatan maternitas. Jenis
pelayanan kesehatan yang diterima keluarga sebagai sebuah unit sangat
memengaruhi kemampuan keluarga untuk melaksanakan koping secara efektif
ketika menghadapi perubahan yang sangat besar setelah kelahiran bayi.
d. Perhatian kesehatan
Perhatian kesehatan pada saat ini meliputi perhatian yang terkait dengan
penyesuaian peran seksual dan pernikahan, penyuluhan dan konseling
keluarga berencana, serta komunikasi. Saat ini semakin tampak jelas bahwa
konseling harus diberikan sebelum pernikahan. Kurang informasi sering
menyebabkan masalah seksual dan emosional, ketakutan, perasaan bersalah,
kehamilan yang tidak direncanakan, dan penyakit kelamin baik sebelum
maupun sesudah pernikahan. Peristiwa yang tidak menguntungkan ini tidak
memtingkinkan pasangan untuk merencanakan kehidupan mereka dan
memulai hubungan mereka dengan pondasi yang baik. Konsep pernikahan
tradisional menjadi tertantang oleh hubungan cinta, dan hubungan pasangan
heteroseksual dan homoseksual. Masyarakat yang memasuki ikatan
nonpernikahan sering kali memerlukan banyak bahkan mungkin lebih banyak
memerlukan konseling dari petugas kesehatan yang dapat diminta untuk
membantu pasangan tersebut. Mungkin pada titik ini, perawat keluarga dapat
terperangkap di antara dua "keluarga", yaitu keluarga orientasi dan
pembentukan ikatan. Dalam situasi tersebut, profesional kesehatan keluarga
tidak perlu membuat penilaian berharga tetapi berusaha untuk membantu
setiap kelompok untuk memahami diri mereka sendiri dan orang lain.
3. Masalah yang sering terjadi pada tahap perkembangan keluarga baru
Masalah yang sering terjadi pada tahap perkembangan keluarga baru yaitu:
a. masalah kekurangan pengetahuan tentang KB atau Prenatal care
b. membina hubungan intim yang memuaskan
c. membina hubungan dengan anggota keluarga yang lain
d. dan membina kesepakatan untuk tujuan bersama (Harmoko, 2012).

4. Ciri – ciri keluarga


Menurut Robert Maclver dan Carles Marto Page menjelaskan ciri-ciri keluarga itu
sebagai berikut :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara
c. Keluarga mempunyai suatu nomenclature termasuk garis keturunan

5. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga secara umum menurut (Friedman, 1998) adalah sebagai berikut :
1. Fungsi afektif (the affective function)
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement
function)
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan
interaksi social, dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan
social. Keluarga adalah tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota
keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan prilaku melalui interaksi dalam
keluarga sehingga individu mampu berperan didalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi (the reproductive function)
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
4. Fungsi ekonomi (the economic function)
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function)
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi dikembangkan menjadi tugas keluarga
di bidang kesehatan.

Fungsi keluarga adalah apa yang dilakukan keluarga. Aspek fungsional secara
sepsifik meliputi bagaimana caranya sebuah keluarga berproduksi, berinteraksi
dengan sosial, bekerjasama menyesuaikan kebutuhan ekonomi dan berhubungan
dengan masyarakat luas. Fungsi keluarga juga berfokus pada proses yang
digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuannya. Beberapa proses meliputi
komunikasi antar anggota keluarga, membuat tujuan, penyelesaian konflik,
pengasuhan, dan penggunaan sumber daya internal maupun eksternal. Tujuan
reproduksi tradisional, seksual, ekonomi dan pendidikan yang telah menjadi
tujuan bersama dalam keluarga tidak dapat disamakan pada semua anggota
keluarga. Sebagai contoh, pasangan yang sudah menikah memutuskan untuk tidak
memiliki anak masih mempertimbangkan dirinya sebagai keluarga. contoh
lainnya meliputi sebuah keluarga campuran di mana pasangan membawa anak
usia sekolah kedalam perkawinannya. Namun demikian, pasangan tersebut
memutuskan untuk tidak mencampur keuangan mereka dan membedakan tujuan
pendidikan dengan anak kandung mereka. Sehingga keluarga ini tidak menganut
pola ekonomi tradisional dari keluarga inti.

Tahapan siklus kehidupan keluarga yang baru menikah akan mengalami


perubahan proses emosional dan memiliki prinsip kunci komitmen pada sistem
baru. Kebutuhan perubahan dalam keluarga memproses perkembangannya yaitu
membentuk sistem pernikahan dan meluruskan kembali hubungan dengan
keluarga dan teman untuk melibatkan pasangan.
DAFTAR PUSTAKA

Novieastari, E., dkk. 2020. Dasar-Dasar Keperawatan. Singapore: ELSEVIER.

Friedman, Marilyn M. Buku ajar keperawatan keluarga : riset, teori, & praktik I Marilyn M.
Friedman, Vicky R. Bowden, Elaine 0. Jones; alih bahasa, Achir Yani S. Hamid ... [et al.] ;
editor edisi bahasa Indonesia, Estu Tiar. - Ed..5 - Jakarta: EGC, 2010.

Anda mungkin juga menyukai