1 Pengertian Perkawinan
A. Perkawinan
Adalah suatu perkawinan sepasang mempelai yang dipertemukan secara formal di hadapan
penghulu/kepala agama, para sksi dan sejumlah hadirin yang disahkan secara resmi sebagai
suami isteri dengan upacara ritual-ritual tertentu. Dimana bentuk proklamasi laki-laki dan
wanita bersifat dwi tunggal yakni saling memiliki satu sama lain.
B. Regulasi/pengaturan perkawinan
Umur
Seks
Upacara perkawinan
Pembayaran uang nikah
Hak dan kewajiban suami isteri
Pembagian harta
Perceraian
C. Tujuan regulasi
Ø Dorongan seksual
Dorongan seksual lebih awal berkembang pada pria daripada wanita dan cenderung
tetap demikian, sedang pada wanita timbul secara periodic, dengan turun naik selama
siklus menstruasi. Variasi ini mempengaruhi minat dan kenikmatan akan seks, yang
kemudian mempengaruhi penyesuaian seksual.
Ø Efek vasektomi
Apabila seseorang mengalami operasi vasektomi, maka kan hilang ketakutan akan
kehamilan yang tidak diinginkan asektomi mempunyai efek yang sangat positif bagi
wanita tentang penyesuaian seksual wanita tetapi membuat pria mempertanyakan
kepriaannnya.
Dalam memilih pasangan,baik pria dan wanita sampai sejauh tertentu dibimbing oleh konsep
pasangan ideal yang dibentuk selama masa dewasa.semakin orang terlatih menyesuaikan diri
terhadap realitas semakin sulit penyesuaian dilakukan terhadap pasangan.
b) Pemenuhan Kebutuhan
Apabila penyesuaian yang baik dilakukan ,pasangan harus memmenuhi kebutuhannya yang
berasal dari pengalaman awal.Apabila orang dewasa perlu pengenalan,pertimbangan prestasi
dan status sosial agar bahagia,pasangan harus membantu pasangan lainnya untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Semakin sama latar belakang suami dan isteri semakin mudah untuk saling menyesuaikan
diri.Bagaimanapun juga apabila latar belakang mereka sama setiap orang dewasa mencari
pandangan unik tentang kehidupan.Semakin berbeda pandangan hidup ini, makin sulit
penyesuaian diri dilakukan.
Kepentingan yang saling bersamaan tentang suatu hal yang dapat dilakukan pasangan
cenderung membawa penyesuaian yang baik.
e) Keserupaan Nilai
Pasangan yang menyesuaikan diri dengan baik mempunyai nilai yang lebih serupa daripada
mereka yang penyesuaian dirinya buruk.Barangkali latar belakang yang sama menghasilkan
nilai yang sama pula.
f) Konsep Peran
Setiap lawan pasangan mempunyai konsep yang pasti mengenai bagaimana seharusnya
peranan seorang suami dan isteri , atau setiap orang mengharapkan pasangannya memainkan
perannya.Jika harapan terhadap peran tidak terpenuhi, akan mengakibatkan konflik dan
peyesuian yang buruk.
Walaupun dalam kenyataan sekarang,penyesuaian seksual lebih mudah ketimbang pada masa
lalu,karena banyak informasi tentang seks yang tersedia baik di rumah,di sekolah,di
universitas dan di perguruan tinggi serta tempat-tempat yang lain.kebnayakan pasangan
suami isteri hanya menerima sedikit persiapan di bidang keterampilan domestik,mengasuh
anak,dan manajemen umum.
Kecenderungan terhadap perubahan peran dalam perkawinan bagi pria dan wanita, dan
konsep yang berbeda tentang peran ini yang dianut kelas osial dan sekelompok religius yang
berbeda membuat penyesuaian dalam perkawinan semakin sulit sekarang daripada di masa
lalu ketika peran masih begitu ketat dianut.
c. Kawin Muda
Perkawinan dan kedudukan sebagai orang muda menyelesaikan pendidikan mereka dan
secara ekonomis independent membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk
mempunyai pengalaman yang dipunyai oleh teman-teman yang tidak kawin atau orang –
orang yang telah mandiri sebelum kawin.Hal ini mengakibatkan sikap iri hati dan menjadi
halangan bagi penyesuaian perkawinan.
Orang dewasa yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi, dengan sedikit atau tanpa
pengalaman kerja,cenderung mempunyai konsep yang tidak realistis tentang makna
perkawinan berkenan dengan pekerjaan,deprivasi,pembelanjaan uang atau perubahan dalam
pola hidup.pendekatan yang tidak realistis ini menuju ke arah kesulitan penyesuaian yang
serius yang sering diakhiri dengan perceraian.
e. Perkawinan Campur
Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan para saudara dari pihak isteri
dan sebaliknya jauh lebih sulit dalam perkawinan antar agama daripada bika kedua berasal
dari latar belakang budaya yang sama.
f. Pacaran yang dipersingkat
Periode atau masa pacaran lebih singkat sekarang ketimbang masa dulu,dan karena itu
pasangan hanya punya sedikit waktu untuk memecahkan banyak masalah tentang
penyesuaian sebelum mereka melangsungkan perkawinan.
Banyak orang dewasa yang mempunyai,konsep perkawinan yang romantis yang berkembang
pada masa remaja.Harapan yang berlebihan tentang tujuan dan hasil perkawinan sering
membawa kekecewaan yang menambah kesulitan penyesuaian terhadap tugas dan tanggung
jawab perkawinan.
h. Kurangnya identitas
Sesekali berkeluh kesah kepada sahabat atau orang terdekat memang perlu. Namun, usahakan
menahan diri untuk tidak terlalu banyak menceritakan keburukan pasangan kepada orang lain.
Sebaiknya, usahakan untuk berkata yang baik-baik tentang pasangan kepada orang lain
Memendam perasaan sama buruknya dengan menjelekkan pasangan kepada orang lain.
Biasanya hal ini terjadi karena masalag barang-barang milik pasangan yang berserakan atau
menumpuk tak karuan
Kedua belah pihak terlalu sibuk dengan pekerjaan, anak-anak, dan kepentingan sendiri-sendiri,
tanpa sadar waktu untuk berbi. Gangguan Psikologis Pada Masa Perkawinan
1. “Keran Bocor”
Sesekali berkeluh kesah kepada sahabat atau orang terdekat memang perlu. Namun, usahakan
menahan diri untuk tidak terlalu banyak menceritakan keburukan pasangan kepada orang lain.
Sebaiknya, usahakan untuk berkata yang baik-baik tentang pasangan kepada orang lain
Memendam perasaan sama buruknya dengan menjelekkan pasangan kepada orang lain.
Biasanya hal ini terjadi karena masalag barang-barang milik pasangan yang berserakan atau
menumpuk tak karuan
Kedua belah pihak terlalu sibuk dengan pekerjaan, anak-anak, dan kepentingan sendiri-sendiri,
tanpa sadar waktu untuk berbicara pun tidak ada. Bahkan saat ditempat tidur,ketika pasangan mulai
mengurangi waktu berkualitas, ini bias membuat hubungan terasa santai
1. “Keran Bocor”
Sesekali berkeluh kesah kepada sahabat atau orang terdekat memang perlu. Namun, usahakan
menahan diri untuk tidak terlalu banyak menceritakan keburukan pasangan kepada orang lain.
Sebaiknya, usahakan untuk berkata yang baik-baik tentang pasangan kepada orang lain
Memendam perasaan sama buruknya dengan menjelekkan pasangan kepada orang lain.
Biasanya hal ini terjadi karena masalag barang-barang milik pasangan yang berserakan atau
menumpuk tak karuan
Kedua belah pihak terlalu sibuk dengan pekerjaan, anak-anak, dan kepentingan sendiri-sendiri,
tanpa sadar waktu untuk berbicara pun tidak ada. Bahkan saat ditempat tidur,ketika pasangan mulai
mengurangi waktu berkualitas, ini bias membuat hubungan terasa santai
cara pun tidak ada. Bahkan saat ditempat tidur,ketika pasangan mulai mengurangi waktu
berkualitas, ini bias membuat hubungan terasa santai
Menghadapi kenyataan
Suami isteri perlu menghadapi kenyataan hidup dari semua yang terungkap dan tersingkap.
Perlu usaha terus menerus dengan saling memperhatikan,saling mengungkapkan cinta dengan
tulus,menunjukkan pengertian,penghargaan dan saling memberi dukungan serta semangat.
Konseling dilakukan secara terpisah.metode ini digunakan bila salah seorang partner
memiliki masalah psikis tertentu untuk dipecahkan tersendiri selain juga mengatasi masalah
yang berhubungan dengan pasangannya.
Beberapa pasangan secara bersama-sama datang ke seseorang atau beberapa prang konselor.
3) Peran Konselor
Kesimpulan
Perkawinan adalah suatu penyatuan jiwa dan raga du manusia berlawanan jenis dalam suatu
ikatan yang suci dan mulia di bawah lindungan hukum dan Tuhan yang maha esa.
Companionate Marriage
Yaitu perkawinan tanpa anak dan perceraian atas dasar persetujuan bersama.
Beberapa cara mengatasi kesulitan menurut yulia (2002), yaitu :
1. Menghadapi kenyataan
2. Latar belakang suasana yang baik
3. Penyesuaian timbal balik