Anda di halaman 1dari 39

KIE Persiapan Pra Nikah

SITI MUTOHAROH, S.ST, MPH


 Edukasi pada hakekatnya
adalah suatu kegiatan atau
usaha untuk menyampaikan
 Komunikasi adalah suatu pesan kepada masyarakat,
proses penyampaian kelompok atau individu.
informasi (pesan, ide, Dengan harapan bahwa dengan
KIE gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi
adanya pesan tersebut,
masyarakat, kelompok atau
(komunikasi, saling mempengaruhi individu dapat memperoleh
diantara keduanya pengetahuan tentang yang
Informasi, dan  Informasi adalah lebih baik
Edukasi) pengetahuan yang  KIE bertujuan untuk
didapatkan dari mendorong terjadinya proses
pembelajaran, pengalaman, perubahan perilaku ke arah
atau instruksi yang positif, peningkatan
pengetahuan dan sikap agar
memiliki perilaku yang sehat
dan bertanggung jawab
Pengertian Pernikahan

 Menurut Undang-Undang  Sigelman (2003:37)


Pernikahan Pasal 1 No 1 mendefinisikan pernikahan
tahun 1974 menyatakan sebagai sebuah hubungan
bahwa pernikahan adalah antara dua orang yang
suatu ikatan lahir batin berbeda jenis kelamin dan
Konsep Pernikahan dikenal dengan suami istri.
antara seorang pria dan
wanita sebagai suami dan Dalam hubungan tersebut
istri dengan tujuan terdapat peran serta tanggung
membentuk keluarga yang jawab dari suami dan istri
bahagia dan kekal yang di dalamnya terdapat
berdasarkan Ketuhanan Yang unsur keintiman, pertemanan,
Maha Esa persahabatan, kasih sayang,
pemenuhan seksual, dan
menjadi orang tua.
 Menurut Duvall dan Miller
(1986:21), 6 fungsi pernikahan
yaitu:
a. Menumbuhkan dan
memelihara cinta serta kasih
 Menurut Soewondo sayang
(2001:154), dalam sebuah b. Menyediakan rasa aman dan
pernikahan perlu adanya penerimaan
fungsi-fungsi yang harus
Fungsi Pernikahan dijalankan dan bila fungsi- c. Memberikan kepuasan dan
fungsi tersebut tidak berjalan tujuan
atau tidak terpenuhi maka d. Menjamin kebersamaan secara
tidak ada perasaan puas dan terus-menerus
bahagia pada pasangan. e. Menyediakan status sosial dan
kesempatan sosialisasi
f. Memberikan pengawasan dan
pembalajaran tentang
kebenaran
 Persiapan pranikah adalah hal-hal yang harus dipersiapkan oleh
Persiapan Pranikah
calon pengantin (catin) sebelum menikah
1. Usia 2. Kondisi fisik

Persiapan  Usia yang ideal menurut  Kondisi fisik bagi mereka


pranikah : kesehatan dan juga program
KB, maka usia antara 20- 25
yang hendak berkeluarga
amat dianjurkan untuk
a. Aspek tahun bagi wanita dan usia
antara 25-30 tahun bagi pria
menjaga kesehatan, sehat
jasmani dan sehat rohani.
fisik/biologis adalah masa yang paling baik Kesehatan fisik meliputi
untuk berumah tangga. kesehatan dalam arti orang
Lazimnya usia pria lebih itu tidak menghidap penyakit
daripada usia wanita, (apalagi penyakit menular)
perbedaan usia relatif dan bebas dari penyakit
sifatnya keturunan
1. Kepribadian 2. Pendidikan

 Tingkat kecerdasan dan pendidikan


 Aspek kepribadian sangat masing-masing pasangan
hendaknya diperhatikan. Umumnya
penting karena hal ini akan
b. Aspek mempengaruhi pasangan
taraf kecerdasan dan pendidikan
pria lebih tinggi dari wanita,
dalam kemampuan meskipun tidak menutup
Mental / beradaptasi antar pribadi. kemungkinan terjadi hal yang
sebaliknya. Kalaupun hal ini terjadi,
Psikologis, Pasangan yang memiliki
kematangan pribadi akan
hendaknya keduanya memiliki
kemampuan adaptasi dan saling
memiliki kemampuan yang menghargai yang cukup tinggi,
baik dalam memberikan karena walau bagaimanapun, laki-
kebutuhan afeksional lakilah yang kelak manjadi
pemimpin dalam rumah tangganya,
sebagai unsur penting dalam sebagai pihak yang nantinya akan
berumah tangga banyak mengambil keputusan
penting dalam keluarga.
1. Beragama dan Berakhlak
Mulia

 Abu Hurairah r.a meriwayatkan


Maksud dari karakter ini ialah sebuah hadis yang erat kaitannya
memiliki nilai keagamaan yang dengan ciri ideal dalam memilih
c. Aspek baik, konsisten pada hukum-
hukum syara‟, mengerjakan calon pasangan hidup yaitu; Dari
Abu Huraira r.a dari Nabi SAW
Psikososial dan ketaatan dan amal shalih, jauh
dari perkara- perkara yang
diharamkan, akhlak yang terpuji,
bersabda: “Perempuan dikawini
lumrahnya karena empat hal: 1)
Spiritual dan perilaku yang lurus. Semua
itu demi terjaminnya kesuksesan
karena hartanya, 2) karena
keturunannya, 3) karena
interaksi yang baik dan keawetan kecantikannya, 4) karena
berumah tangga di atas jalan agamanya. Maka dapatkanlah
yang benar, agar laki-laki yang
hendak meminang dan hendak
wanita yang beragama (Islam),
dipinang sama-sama agamis dan niscaya kedua tanganmu kaya
berakhlak mulia (nescaya engkau akan selamat).”
(HR. Bukhari).
2. Nasab (keturunan yang 3. Latar belakang Budaya
baik)

 Perbedaan suku bangsa bahkan


perbedaan kebangsaan
bukanlah halangan untuk bisa
 Hendaknya pasangan yang melakukan pernikahan, asalkan
Next… akan dinikahi berasal dari masih seagama/ seaqidah.
Meskipun demikian, tetap
keturunan yang baik, karena
memperhatikan faktor adat
nasab itu memiliki pengaruh istiadat / budaya yang berlaku
kuat terhadap etika dan diantara keduanya untuk
perilaku seseorang diketahui masing-masing pihak
agar dapat saling menghargai
dan menyesuaikan diri dengan
ralatif muda
5. Persiapan Material
4. Pergaulan

 Islam tidak menghendaki kita


 Sebagai persiapan menuju berfikiran materialistik, yaitu
pernikahan, sudah tentu hidup hanya berorientasi
masing-masing pasangan pada materi. Akan tetapi bagi
Next.. harus saling mengenal
terlebih dahulu. Tapi perlu
seorang suami, yang akan
mengemban amanah sebagai
diperhatikan bahwa dalam kepala keluarga, maka
pergaulan keseharian antar diutamakan adanya kesiapan
calon pengantin harus tetap calon suami untuk
memegang nilai-nilai moral, menafkahi. Dan bagi pihak
etika dan kaidah agama yang wanita, adanya kesiapan
berlaku. untuk mengelola keuangan
keluarga.
a. Persiapan Fisik

Hal-hal yang harus


dipersiapkan oleh catin 3. Pemeriksaan Darah yang
sebelum menikah 1. Pemeriksaan status kesehatan: dianjurkan: Golongan Darah dan
Tanda-tanda vital Rhesus, Gula Darah Sewaktu
menurut Kementrian (suhu,nadi,frekuensi (GDS), Thalasemia, Hepatitis B dan
Kesehatan Republik nafas,tekanan darah) C, TORCH (toksoplasmosis, rubella,
Indonesia (2014) 2. Pemeriksaan Darah rutin: Hb,
cytomegalovirus dan herpes
simpleks)
Trombosit, Leukosit,
4. Pemeriksaan Urin: urin rutin
b. Persiapan Gizi

 Peningkatan status gizi calon


Next… pengantin terutama
perempuan melalui
penanggulangan KEK
(Kekurangan Energi Kronis)
dan anemia gizi beserta
defisiensi asam folat.
Interval (selang waktu) Lama Perlindungan
c. Status Imunisasi TT Status TT minimal
  0
TTI
Pencegahan dan
perlindungan diri yang TTII 4 minggu setelah TTI 3 tahun
aman terhadap penyakit
tetanus dilakukan dengan TTIII 6 bulan setelah TTII 5 tahun
pemberian 5 dosis imunisasi
TTIV 1 tahun setelah TTIII 10 tahun
TT untuk mencapai
kekebalan penuh. 2
TTV 1 tahun setelah TTIV 5 tahun
5. Khusus untuk perempuan:
 Tidak boleh terlalu sering
1. Pakaian dalam diganti minimal menggunakan cairan pembilas
2 kali sehari. vagina.
2. Tidak menggunakan pakaian  Jangan memakai pembalut tipis
dalam yang ketat dan dalam waktu lama.
berbahan nonsintetik.
 Pergunakan pembalut ketika
d. Menjaga Kebersihan 3. Membersihkan organ menstruasi dan diganti paling lama
Organ Reproduksi reproduksi luar dari depan setiap 4 jam sekali atau setelah
buang air.
kebelakang dengan
menggunakan air bersih dan  Bagi perempuan yang sering
dikeringkan menggunakan keputihan, berbau dan berwarna
handuk atau tisu harap memeriksakan diri ke
petugas kesehatan.
4. Pakailah handuk yang bersih,
6. Bagi laki-laki dianjurkan disunat
kering, tidak lembab/bau.
untuk kesehatan.
1. Kekerasan secara fisik
Tindak Kekerasan yang (misal: memukul, 3. Kekerasan seksual (misal:
Mengganggu Pernikahan menendang, menampar, memaksa dan menuntut
menjambak rambut, berhubungan seksual)
Pernikahan ideal dapat menyundut dengan rokok,
terjadi ketika perempuan 4. Penelantaran (misal: tidak
melukai)
dan laki-laki saling memberi nafkah istri, melarang
menghormati dan 2. Kekerasan secara psikis istri bekerja)
menghargai satu sama lain. (misal: menghina,
5. Eksploitasi (misal:
Akan tetapi apabila hal di mengeluarkan komentar-
memanfaatkan,
atas tidak terjadi, maka hal- komentar yang
memperdagangkan dan
hal yang harus dihindari merendahkan, melarang
memperbudakkan pasangan)
dalam pernikahan adalah mengunjungi saudara atau
melakukan: teman-temannya,
mengancam)
1. Mendatangi fasilitas
kesehatan 3. Melapor ke polisi (Unit
Apabila hal tersebut terjadi, (Puskesmas/Rumah Sakit) Pelayanan Perempuan dan
maka sebaiknya baik suami untuk mengobati luka- Anak/UPPA)
maupun istri berupaya luka yang dialami dan
mendapatkan visum dari  
mencari solusi terlebih
dahulu dengan berdialog. dokter atas permintaan 4. Mendapatkan
Langkah-langkah berikut ini polisi/penyidik. pendampingan dari tokoh
juga dapat dilakukan ketika agama, Lembaga Swadaya
2. Menceritakan kejadian
terjadi kekerasan dalam Masyarakat (LSM), psikolog
kepada keluarga, teman
rumah tangga atau Lembaga Bantuan Hukum
dekat atau kerabat
(LBH).
1. Stereotipi (pelabelan 3. Marginalisasi (perempuan
kepada perempuan atau ditempatkan sebagai orang
Ketidaksetaraan Gender laki-laki. Misalnya, laki-laki yang tidak memiliki peran
kuat, perempuan lemah, penting
Ketidaksetaraan gender perempuan emosional, laki-
adalah perlakuan laki rasional). 4. Beban ganda (beban kerja
diskriminatif /berbeda yang perempuan lebih lama dan
diterima antara laki-laki dan 2. Subordinasi (yang lebih banyak: perempuan
perempuan (Nurhaeni, 2009) diutamakan adalah laki-laki dituntut menjadi ibu rumah
terlebih dahulu baru tangga sekaligus pencari
perempuan) nafkah keluarga)
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dalam Kesehatan
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan baik dalam
bentuk verbal, non verbal maupun emosional antara komunikator
kepada komunikan, sehingga terjadi proses saling berbagi informasi
satu sama lain untuk mencapai saling pengertian dan saling
Konsep KIE Catin memiliki (Everett M. Rogers).
Kesehatan Reproduksi dan
Seksual Informasi adalah data yang sudah diproses dan diorganisir untuk
memberi arti bagi penggunanya (Romney dan Steinbart: 2009).
Edukasi atau pendidikan secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan
1. Meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku hidup 3. Menyampaikan informasi yang
bersigh dan sehat. akurat kepada pengambil
keputusan untuk mendapatkan
2. Meningkatnya peran serta dukungan kebijakan, dana, sarana
Menurut Kementrian masyarakat, melalui interaksi dan sumberdaya lainnya dalam
Kesehatan dalam Pusat antara petugas kesehatan mendukung upaya pelayanan
dengan masyarakat, sehingga kesehatan di puskesmas.
Promosi Kesehatan (2015), dapat terbangun hubungan
Tujuan KIE dalam kesehatan yang baik, saling 4. Menggalang kemitraan dalam
adalah sebagai berikut: menguntungkan, saling bidang kesehatan
mengisi, saling dapat
memenuhi harapan dengan 5. Meningkatkan kualitas
masyarakat. pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh petugas puskesmas
a. Terjadi perubahan pendapat c. Terjadi perubahan perilaku
(opinion change): pengetahuan, (behavior change) kearah PHBS
ide, keyakinan dan pemikiran
6. Melalui KIE dalam bidang
kesehatan dapat dihasilkan b. Membangun sikap positif / d. Terjadi perubahan terhadap
hal-hal sebagai berikut : perubahan sikap (attitude kehidupan sosial (social change)
change) pada sasaran KIE yang lebih sehat.
  
Proses dan Unsur-Unsur KIE
dalam Bidang Kesehatan
1. Menyampaikan informasi (to 7. Konseling (to councel)
inform) 8. Motivasi (to motivate)
2. Mendidik (to educate) 9. Memberikan instruksi ( to
3. Menghibur (to entertain) instructive)
Fungsi KIE dalam Bidang
Kesehatan 4. Mempengaruhi (to influence/ 10. Negosiasi (to negosiate)
persuasive). 11. Memprovokasi (to provoke)
5. Promosi (to promote) 12. Meyakinkan (to convince)
6. Bimbingan (to guidance)
1. Tujuan dan sasaran KIE harus jelas.
2. Adanya saling memahami isi pesan saat berkomunikasi.
3. Adanya kesamaan persepsi antara komunikator dan
Prinsip KIE dalam Bidang komunikan.
Kesehatan
4. Menggunakan berbagai aspek komunikasi :verbal, non-vebal,
emosional, isi pesan serta saluran, media yang digunakan
5. Menggunakan alat bantu/ media komunikasi yang sesuai
dengan :keadaan, kebutuhan dan krakteristik sasaran
1. Berdasarkan proses komunikasi : komunikasi langsung dan tidak
langsung.
2. Berdasarkan penyampaian pesan : komunikasi verbal, non-verbal,
emosional
3. Berdasarkan arah penyampaiannya : satu arah dan timbal balik
Jenis KIE dalam Upaya
Promosi Kesehatan 4. Berdasrkan jumlah sasaran : Komunikasi individu, kelompok dan massa
5. Berdasrkan model pendekatan KIE : Komunikasi Risiko, Komunikasi
Persuasif, KPP, Komunikasi Antar dan Lintas Budaya
6. Berdasarkan strategi promkes : advokasi, bina suasana, gerakan
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan
1. Komunikasi Individu 2. Komunikasi Kelompok

1. Dalam gedung: diskusi


kelompok dengan pasien,
keluarga pasien dan
1. Dalam gedung: KIPK pada
pengunjung puskesmas,
pasien dan keluarga pasien.
kelompok remaja di
Pelaksanaan KIE di
2. Luar gedung : kunjungan puskesmas, dll
Puskesmas
rumah dalam upaya
2. Luar gedung:pemberdayaan
pemberdayaan keluarga,
kader, pengembangan UKBM,
pembinaan pada kader,
pelaksanaan kegiatan UKS,
advokasi atau pendekatan
pelatihan kader, penyuluhan
pada tokoh masyarakat, dll
kesehatan pada ibu-ibu di
Posyandu, kelompok ibu hamil,
kelompok ibu menyusui, dll
3. Komunikasi Massa

1. Dalam gedung: pemasangan 2. Luar gedung : siaran radio,


Next.. media cetak (poster),
pembuatan mading, billboard,
pameran, media tradisional,
gerakan masyarakat dalam PHBS
spanduk yang berisi pesan (saat Hari Bebas Tembakau
kesehatan, pemutaran radio/ Sedunia, Hari Kesehatan, Gebrak
tv spot yang berisi pesan- Malaria), dll
pesan kesehatan, dll
1. Struktur dan Fungsi Organ
Reproduksi
2. Kehamilan
Materi KIE 3. Kontrasepsi
4. IMS
5. HIV/AIDS
 KIE Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon Pengantin
Pelaksanaan KIE Kesehatan
dilakukan dengan menggunakan alat bantu/media KIE yaitu
Reproduksi dan Seksual
Lembar Balik Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon
pada Calon Pengantin
Pengantin
 Infeksi saluran reproduksi,
infeksi menular seksual serta
 Persiapan pranikah hiv dan aids, termasuk
pencegahan penularan hiv-
 Kesetaraan gender dalam aids dari ibu ke anak (ppia)
Informasi kesehatan pernikahan   Informasi tentang deteksi
reproduksi yang diberikan  Keluarga berencana  dini kanker leher rahim dan
dalam lembar balik kanker payudara gangguan
 Kehamilan, pencegahan
dalam kehidupan seksual
komplikasi, persalinan dan suami istri, dan
pasca salin 
 Mitos pada perkawinan
 Pelayanan kesehatan
reproduksi dan seksual yang
diberikan kepada pasangan
calon pengantin adalah:
Jenis  KIE kesehatan reproduksi dan
Pelayanan dan seksual: penyuluhan,
konseling
Tempat  Pemeriksaan kesehatan:
Pelayanan pemeriksaan fisik dan
penunjang (jika diperlukan)
 Imunisasi Tetanus Toxoid
sesuai skrining status T
1. Kepala Puskesmas sebagai 2. Tenaga kesehatan
penanggung jawab dan bertanggung jawab dalam
koordinator pelaksanaan pelaksanaan pelayanan
Peran pelayanan kesehatan kesehatan reproduksi dan
seksual bagi calon pengantin
reproduksi dan seksual bagi
Puskesmas calon pengantin di wilayah (identifikasi klien, koordinasi
kerjanya. dengan stake holder, fasilitasi
pertemuan, monitoring,
evaluasi dan pelaporan).
Fasilitator pelayanan kesehatan
reproduksi dan seksual bagi calon
pengantin adalah tenaga
kesehatan yang memiliki
pengetahuan tentang kesehatan  Dalam pelaksanaan KIE
2. Fasilitator dan reproduksi di puskesmas dan
jajarannya.
kesehatan reproduksi dan
seksual bagi calon pengantin,
Narasumber Kriteria petugas kesehatan dapat fasilitator dapat meminta
bidan, dokter, dokter gigi, bantuan narasumber untuk
perawat, sarjana kesehatan menyampaikan materi
masyarakat atau petugas bidang tertentu
kesehatan yang telah mendapat
orientasi tentang pelayanan
kesehatan reproduksi dan seksual
bagi calon pengantin
 Ruangan atau aula
 Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, balpoin)
 Lembar Balik Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon
pengantin
3. Sarana dan  Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon
Prasarana pengantin
 Buku/media kesehatan ibu dan anak seperti Buku KIA, poster gizi
dll.
 Komputer/laptop dan LCD
Persiapan Pelaksanaan

2. Mempersiapkan tempat dan


sarana pelaksanaan untuk KIE
4. Tahapan 1. Melakukan koordinasi dengan
KUA/BP4/Gereja/parisada/vih
kesehatan reproduksi dan seksual
bagi calon pengantin, misalnya di
Pelaksanaan ara setempat untuk
memastikan adanya peran
Puskesmas/Poskesdes/KUA/gereja
/ parisada/vihara, dan lain-lain.
aktif dan dukungan terhadap 3. Mempersiapkan materi, alat
pelaksanaan kegiatan bantu penyuluhan dan jadwal
tersebut. pelaksanaan, serta mempelajari
materi yang akan disampaikan.
 Pelaksanaan pertemuan pelayanan kesehatan reproduksi dan
Next..
Pelaksanaan kegiatan seksual bagi calon pengantin dilakukan sesuai kesepakatan antara
petugas kesehatan dengan pihak KUA. Oleh karena itu perlu adanya
kerja sama dengan lembaga/kelompok keagamaan setempat
1. Calon pengantin datang ke 4. Di Puskesmas petugas kesehatan
KUA/Gereja/parisada/vihara memberikan pelayanan kesehatan,
untuk mengurus KIE kesehatan reproduksi dan
pernikahannya. imunisasi TT bila diperlukan.
2. Calon pengantin mengisi 5. Calon pengantin kembali ke KUA/
formulir N1, N2 dan N4 dari Gereja/ parisada/ vihara dengan
Alur kelurahan/desa yang membawa surat keterangan sehat
dan status imunisasi TT.
membawahi tempat tinggal
Pelaksanaan calon pengantin. 6. KUA akan mencatatkan
KIE calon 3. Calon pengantin membawa
surat pengantar yang
pernikahan pasangan pengantin
yang telah menyerahkan

pengantin diperoleh dari


KUA/Gereja/parisada/vihara
formulir N1, N2, N4, surat
keterangan sehat dan imunisasi TT.

ke Puskesmas untuk 7. Untuk pasangan calon pengantin


diluar agama Islam, pencatatan
mendapatkan surat pernikahan, sesuai dengan aturan
keterangan sehat dan masing-masing agama.
imunisasi TT (melalui
skrining status T).
Indikator Input Indikator Proses

1. Adanya Petunjuk pelaksanaan 1. Persentase calon pengantin yang


KIE lembar balik kesehatan mendapatkan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan KIE kesehatan
reproduksi dan seksual bagi reproduksi dan seksual
calon pengantin dan Buku KIA
2. Persentase fasilitator yang
Indikator Keberhasilan 2. Adanya petugas kesehatan melaksanakan KIE kesehatan
sebagai fasilitator untuk KIE reproduksi dan seksual
kesehatan reproduksi dan 3. Persentase Puskesmas yang
seksual bagi calon pengantin melaksanakan KIE kesehatan
reproduksi dan seksual bagi calon
1. Tersedianya anggaran untuk pengantin
KIE kesehatan reproduksi dan
seksual bagi calon pengantin
Indikator Output
 Seluruh calon pengantin mendapat KIE
Kesehatan reproduksi dan seksual.

Anda mungkin juga menyukai