Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Konseling Pendekatan Islam

Judul:
“Konseling Pra Nikah Islam”

Oleh Kelompok :
Sinta Harfina (1730108070)
Widya Putri (1730108086)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Irman, S.Ag., M.Pd

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN BATUSANGKAR
2019

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling Pranikah


Pernikahan adalah ikatan sakral yang terjalin di antara laki-laki dan
perempuan yang telah memiliki komitmen usntuk saling menyayangi, mengasihi, dan
melindungi. Hubungan yang terjadi di antara pasangan dalam sebuah pernikahan,
merupakan hal yang paling mendasar .
Apabila hubungan yang terjadi di antara pasangan tersebut terjalin dengan
baik, maka akan nampak keharmonisan dan kebahagiaan di dalam pernikahan dan
hidup berkeluarga yang dijalaninya. Begitu pun sebaliknya, jika dalam memasuki
jenjang pernikahan , seseorang belum mampu mempersiapkan dirinya baik secra
fisik, mental, spritual, dan finansial, maka diperlukan sekali persiapan – persiapan
menuju ke jenjang pernikahan dan hidup berkeluarga.
Sebuah persiapan sangat diperlukan dengan tujuan agar masing-masing
pasangan dapat mengetahui, memahami, serta mensikapi nilai-nilai pernikahan yang
merujuk kepada makna dan hikmah pernikahan dalam hidup berkeluarga.
Dalam pendekatan konseling islami dijelaskan berbagai hadist yang
berkaitan dengan persiapan pernikahan, bagaimana seseorang diwajibkan untuk
menikah. Seperti yang dijelaskan dalam hadist berikut ini (Nani Sugandhi, 2008: 10):

“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin,
maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu,
maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai
baginya (HR. Bukhori-Muslim)

Untuk membantu mempersiapkan individu menuju jenjang pernikahan


dilakukan konseling pra nikah. Menurut Vinda Dian Ramadhan dan Putri Adinda
silmy Konseling Pra Nikah adalah suatu pola pemberian bantuan yang ditujukan

2
untuk membantu individu memahami dan menyikapi konsep pernikahan dan hidup
berkeluarga .
Sedangkan menurut Putri Marlenny konseling pra nikah ialah suatu proses
hubungan yang membantu, antara konselor degan klien dalam hal pemberikan
edukasi dan bimbingan tentang persiapan pernikahan dan cara membina rumah
tangga terhadap calon pengantin.
Dari defenisi diatas , dapat disimpulkan konseling pra nikah adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan konselor untuk mempersiapkan konseli menuju
jenjang pernikahan.

B. Prinsip Prinsip Konseling Pranikah


Menurut Putri Marlenny prinsip konseling pranikah diantaranya:
1. Kesedian klien dan tidak memaksa klien
2. Menjalin komunikasi terarah dan diskusi aktif dengan klien
3. Konselor menjaga kerahasian klien
4. Konselor menerima dan menghargai kondisi apapun kondisi klien
5. Konselor tidak berhak mengambil keputusan
6. Empati terhadap klien tanpa memihak salah satu
7. Bersifat membantu klien dalam mempersiapkan pernikahan dan membina
rumah tangga

C. Persoalan-Persoalan Pranikah Dalam Perspektif Islam


Adapun persoalan-persoalan yang ditemui pada pasangan yang akan
melangsungkan pernikahan adalah (Firman Hidayat : 3-4):
a. Memberikan informasi mengenai kehidupan pernikahan kepada pasangan
b. Meningkatkan kemampuan komunikasi pasangan
c. Mengembangkan keterampilan menyelesaikan konflik
d. Memberi kesempatan pada pasangan untuk mendiskusikan mengenai topik
tertentu yang sensitif, seperti mengenai peran dan tanggung jawab suami-
istri, seks, keuangan, dan hubungan dengan mertua.

3
Selain dari persoalan yang diatas, ada juga persoalan lain yang dapat
mengganggu pasangan sebelum menikah, persoalan-persoalan tersebut ialah (Firman
Hidayat : 4-5)::
a. Ekonomi
Problem ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang akan
melangsungkan pernikahan. Tidak hanya biaya untuk melangsungkan
pernikahan tetapi bianya terkait resepsi pernikahannya. Karena problem
ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin tidak berani memutuskan
untuk menikah.
b. Pasangan belum bekerja
Problem yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu masalah
pasangan yang belum bekerja tapi sudah ngebet pengen menikah. Pasangan
yang belum mempunyai pekerjaan seringkali menjadi problem ketika ingin
melangsungkan pernikahan. Ada kekhawatiran tidak bisa menghidupi
keluarga selama pernikahan.
c. Hamil di luar Nikah
Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil
di luar nikah (kehhamilan tidak diinginkan). Problem muncul ketika laki-
lakinya tidak bertanggungjawab, salah satu pasangannya masih sekolah dan
persoalan-persoalan lain yang mengikutinya.
d. Terlambat menikah
Jodoh adalah rahasia Allah. Tidak semua orang mudah mendapatkan
pasangan atau karena terlalu sibuk bekerja atau menempuh pendidikan
sehingga melupakan pernikahan. Usia-usia yang mestinya menikah terlewat
begitu saja sehingga mengalami kesulitan mencari pasangan ketika usia
seudah semakin bertambah.
e. Status palsu
Problem yang sering muncul pra nikah yang lain adalah adanya status palsu,
mengaku perjaka ternyata punya anak enam misalnya atau masih terikat

4
pernikahan dengan perempuan lain. Problem ini berpotensi mengakibatkan
banyaknya praktik pernikahan poligami dan pernikahan sirri.
f. Minim pendidikan seks
Problem yang lain adalah minimnya pendidikan seks. Problem ini
mengakibatkan adanya pernikahan dini, tidak mengetahui organ reproduksi
diri sendiri, hak-hak seksual pasangan, kesehatan reproduksi pasangan, tidak
mengetahui alat kontrasepsi, masa subur dan persoalan kesehatan reproduksi
lainnya.

D. Tujuan Konseling Pranikah Islam


Tujuan konseling pranikah banyak sekali jika diulas, namun secara garis besar
dapat dipahami sebahai berikut ( Indah Damayanti, 2012 dalam Firman Hidayat, :5-
6):
a. Tujuan konseling pranikah ialah untuk meningkatkan hubungan sebelum
pernikahan sehingga dapat berkembang menjadi hubungan pernikahan yang
stabil dan memuaskan.
b. Konseling pranikah akan membekali pasangan dengan kesadaran akan
masalah potensial yang dapat terjadi setelah menikah, dan informasi serta
sumber daya untuk secara efektif mencegah atau mengatasi masalah-
masalah tersebut hingga pada akhirnya dapat menurunkan tingkat
ketidakbahagiaan dalam pernikahan dan perceraian.
c. Konseling pranikah juga bermanfaat untuk menjembatani harapan-harapan
yang dimiliki oleh pasangan terhadap pasangannya dan pernikahan yang
mereka inginkan yang belum sempat atau belum bisa dibicarakan
sebelumnya dengan dibantu oleh tenaga profesional psikolog/konselor
pernikahan.

5
E. Praktek Konseling Pranikah Islam
Konseling pranikah diselenggarakan sebagaimana sesuai prosedur konseling
perkawinan. Penekanan pada konseling pranikah bersifat antisipatif yaitu
mempersiapkan diri untuk menetapkan pilihan yang tepat sehubungan dengan
rencana pernikahanya.
Langkah konseling yang dapat dilakukan dalam konseling pranikah yang sesuai
dengan konseling keluarga dan perkawinan menurut Capuzzi dan Gross (dalam
Miftahul Jannah: 8) adalah sebagai berikut:
a) Persiapan, tahap yang dilakukan klien menghubungi konselor.
b) Tahap keterlibatan (the joining), adalah tahap keterlibatan bersama klien.
Pada tahap ini konselor mulai menerima klien secara isyarat (nonverbal)
maupun secara verbal, merefleksi perasaan, melakukan klarifikasi dan
sebagainya.
c) Tahap menyatakan masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi oleh
pasangan. Maka, masalahnya harus jelas, siapa yang bermasalah, apa
indikasinya, apa yang telah terjadi dan sebagainya.
d) Tahap interaksi, yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk penyelesaian
masalah. Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk memahami masalahnya dan konselor dapat melatih anggota
keluarga berinteraksi dengan cara-cara yang dapat diikuti (pelan, sederhana,
detail dan jelas) dalam kehidupan mereka.
e) Tahap konferensi, yaitu tahap untuk meramalkan keakuratan hipotesis dan
memformulasi langkah-langkah pemecahan. Pada tahap ini konselor
mendesain langsung atau memberi pekerjaan rumah untuk melakukan atau
menerapkan pengubahan ketidak berfungsinya perkawinan.
f) Tahap penentuan tujuan, tahap yang dicapai klien telah mencapai perilaku
yang normal, telah memperbaiki cara berkomunikasi, telah menaikkan self-
esteem dan membuat keluarga lebih kohesif.
g) Tahap akhir dan penutup, merupakan kegiatan mengakhiri hubungan
konseling setelah tujuannya tercapai.

6
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Sugandhi, Nani. 2008. Konseling Pra Nikah Bagi Mahasiswa Di Perguruan Tinggi
Melalui Pendekatan Kelompok. (Online).
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195
708301981012-
NANI_M_SUGANDHI/KONSELING_PRA_NIKAH__BAGI__MAHASISWA.pdf
diakses 16 Oktober 2019)

Jannah, Miftahul. Konseling Pra Nikah. (online).


(https://www.academia.edu/9901566/Konseling_Pranikah diakses 16 Oktober 2019)

Marlenny, Putri. Modul Konseling Pra Pernikahan. (online).


(http://gebersepti.semarangkota.go.id/admin148/filemateri/20180526175826MODUL
KONSELING.pdf diakses 16 Oktober 2019)

Hidayat, Firman. Konseling Pranikah Perspektif Islam. (online).


(https://www.academia.edu/31653713/KONSELING_PRANIKAH_PERSPEKTIF_IS
LAM diakses 16 Oktober 2019)
h)

Anda mungkin juga menyukai