Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR BIMBINGAN PRA NIKAH

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Nilai Plagirism Checker
sebagai syarat kelulusan Pelatihan ICT 2019

Oleh
RESTU LISTIA KHAERANI
1174010131

BANDUNG
2019 M/1441 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................ii


KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
1.1 Pengertian Bimbingan Pra Nikah ...................................................................................... 3
1.2 Tujuan dan Fungsi Bimbingan Pra Nikah ........................................................................ 4
1.3 Aspek Asesmen Bimbingan Pra Nikah .............................................................................. 7
BAB III ................................................................................................................................................. 11
1.1 Saran ................................................................................................................................... 11
1.2 Kesimpulan......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karuni-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Keluarga
Muslim yang diampu oleh Dra. Mu’minatul Jannah, M.Ag. yang membahas mengenai
“Bimbingan Pra Nikah” berkaitan dengan apa itu bimbingan pra nikah, tujuan dan
fungsi bimbingan pra nikah dan tahapan bimbingan pra nikah.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini memiliki banyak kekurangan dan
kelemahan mengingat kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Untuk itu, kritik
dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk pembelajaran di masa depan.

Semoga apa yang penulis sajikan dalam makalah ini dapat menjadi sumber
informasi, referensi dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Bandung, November 2019


Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pernikahan yang bahagia tidak dilihat dari seberapa tingkat kecocokan
pasangan, tetapi dilihat dari sebarapa kemampuan dan kesediaan pasangan
untuk mengatasi ketidakcocokan. Statistik memperlihatkan perlunya
menemukan kiat dalam menempuh pernikahan yang Sakinah Mawaddah
Warrahmah. Salah satu cara yang dapat menjadi alternatif solusi dengan cara
mengajukan pertanyaan yang tepat kepada pasangan sebelum menikah. Hal ini
dilakukan guna melanggengkan pernikahan yang sehat, serasi dan bahagia.
Banyak pasangan yang tidak siap menikah dan tidak diberikan
kesempatan belajar mengenai hal-hal yang dapat melanggengkan hubungan
rumah tangga. Pernikahan juga tidak akan selamanya akan berjalan baik, tentu
akan ada banyak rintangan yang dihadapi oleh setiap pasangan. Saat seseorang
mencari pasangan, maka harus menyadari bahwa tidak ada orang yang
sempurna karena setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Indahnya pernikahan justru kala menemukan pasangan yang dapat
menjadi teman dalam pencarian spiritual, mitra membangun kehidupan dan
pelipur meskipun pasangan kita memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya bimbingan pra nikah ini,
dapat menjadi angin segar bagi para pasangan yang akan membina rumah
tangga, guna mewujudkan pernikahan yang Sakinah Mawaddah dan
Warrahmah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bimbingan pra nikah?
2. Apa tujuan dan fungsi bimbingan pra nikah?
3. Apa saja yang diperlukan dalam asesmen bimbingan pra nikah?
4. Bagaimana tahapan-tahapan bimbingan pra nikah?

1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian bimbingan pra nikah
2. Memahami tujuan dan fungsi bimbingan pra nikah
3. Mengetahui tahapan-tahapan bimbingan pra nikah
4. Sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Bimbingan Keluarga Muslim
yang dibimbing langsung oleh Dra. Mu’minatul Zanah, M.Ag.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Bimbingan Pra Nikah


Pernikahan yang bahagia bukan hanya terletak pada kecocokan pasangan, tetapi
tingkat kemampuan dan kesediaan masing masing pasangan untuk mengatasi
ketidakcocokan. Cinta mungkin terlihat ideal, tetapi sesungguhnya pernikahanlah
yang benar-benar aktual. Ketidakjelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan
yang aktual (apa adanya) memang taki Statistk memperlihatkan perlunya
menemukan kiat menempuh pernikahan yang sukses.Mengajukan pertanyaan
yang tepat kepada pasangan (sebelum menikah) bisa menjadi alternatif solusi
melanggengkan perkawinan yang sehat,serasi dan bahagia.

Saat ini banyak pasangan yang tidak siap menikah dan mereka biasa tidak diberi
kesempatan untuk belajar mengenai hal-hal yang bisa melanggengkan hubungan
pernikahan yang dijalani. Bahkan banyak diantara mereka yang tidak mengetahui
kriteria pasangan yang tepat untuk mereka. Pernikahan ini bukan sekedar
perencanaan atau gambaran sepasang pengantin saja, seperti halnya yang
diperankan di televisi, yang sering disebut dengan pasangan ideal.

Pada hakikatnya, seseorang mencari pasangan, mereka harus menyadari bahwa


tidak ada orang yang sempurna, baik itu laki-laki maupun perempuan. Setiap orang
pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan. Indahnya sebuah rumah tangga atau
pernikahan mana kala menemukan suami atau istri yang dapat menjadi teman
hidup dalam berbagai hal. Sebab, pada saat akad, menikah bukan sebatas pada
transaksi dan interaksi semata, tapi bagaimana menjadi pasangan sebagai
partneristik dalam menjalani kehidupan yang baru.

3
Bimbingan pra nikah merupakan upaya untuk membantu calon suami dan calon
istri oleh pembimbing, sehingga mereka dapat berkembang dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara yang menghargai,
toleransi dan dengan komunikasi yang penuh pengertian,sehingga tercapai
motivasi keluarga, perkembangan, kemandirian, dan kesejahteraan seluruh anggota
keluarga. (Sofyan S, 2009: 156).

Bimbingan pra nikah merupakan suatu pola bimbingan yang ditujukan untuk
membantu, memahami dan menyikapi konsep pernikahan dan hidup berkeluarga
berdasarkan tugas-tugas perkembangan dan nilai-nilai keagamaan sebagal rujukan
dalam mempersiapkan pernikahan yang mereka harapkan. (Santika, 2002: 13).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan pra nikah
merupakan pelatihan berbasis keterampilan yang menyediakan pengetahuan
intormasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat dan meningkatkan
hubungan untuk mempertahankan pasangan yang akan menikah serta mampu
memahami konsep pernikahan dan hidup berkeluarga berdasarkan peran dan
fungsinya dalam keluarga.

1.2 Tujuan dan Fungsi Bimbingan Pra Nikah


Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan dan
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki
jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan
masyarakat, serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang
pernikahan. Secara khusus, tujuan pmberian layanan konseling pranikah ialah
untuk membantu individu mempersiapkan diri menuju pernikahan yang meliputi
aspek:

4
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketakwaan kepada Allah swt, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
teman dan masyrakat.
2. Memiliki akhlakul karimah sebagai calon ibu dan calon ayah dan
melaksanakan serta memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif
antara yang menyenangkan (anugerah) dengan yang tidak (musibah) serta
mampu meresponnya dengan sikap positif sesuai dengan syariat islam.
4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik
maupun psikis.
5. Memiliki sikap positif atau respect terhadap diri sendiri dan pasangan
maupun orang lain.
6. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif

Fungsi Bimbingan Konseling Pranikah


Fungsi bimbingan konseling pranikah (Diamond, 2007:129), yaitu :
1. Punya pandangan kedepan
Dengan membicarakan tujuan dan apa sajah mengenai
hubungan kedepannya sebelum menikah hal itu akan membuat
pasangan lebih siap untuk menghadapi rintangan.

2. Lebih terarah
Pasangan yang mempunyai pengetahuan baik mengenai
pernikahan akan mendapatkan manfaatnya di kemudian hari. Mereka
akan mampu menjalani hubungan lebih baik dalam jangka panjang.

3. Tidak ada pernikahan yag tidak rentan

5
Semua orang pasti memerlukan saran dan nasihat, orang-orang
yang berpengalamanpun mereka membutuhkan nasihat, apalagi orang-
orang awam yang belum bahkan tidak mempunyai pengetahuan
mengenai pernikahan.

4. Lebih baik dari konseling pasca menikah


Lebih baik dari konseling pasca menikah dikarenakan konseling
pranikah mampu mencegah suatu permasalahan dengan pengetahuan,
ataupun memperkecil suatu masalah.

5. Mempermudah penyatuan visi


Bimbingan konseling pranikah membantu individu yang pasti
memiliki perbedaan itu untuk mengidentifikasi visi dan menyatukannya
sebelum akhirnya menjalani hidup bersama.

6. Membantu memahami keluarga pasangan


Ketika sudah menikah, pasangan berkomitmen untuk menikahi
keluarga pasangan. Diperlukannya memahami seluruh anggota
keluarga pasangan termasuk pengasuhan dari dua keluarga yang
berbeda ini.

7. Mengulas finansial lebih terarah


Isu finansial merupakan hal krusial yang perlu didiskusikan
pasangan sebelum menikah. Anggaran pemasukan, tabungan dan
pengeluaran perlu dibiarakan sebelum menikah. Tujuannya agar isu
finansial ini tidak merusak hubungan pasangan.

6
8. Mengasah kemampuan berkomunikasi
Hubungan yang sehat dimulai dengan komunikasi yang baik.
Pasangan perlu saling memahami, menerima, dan memperoleh
informasi. Para pansangan bisa membantu mengasahnya bersama
konselor.

9. Mengurangi resiko perceraian


Studi pada 2006 oleh Stanley and Amato, mencatat pasangan
yang menjalani konseling pranikah, kecil kemungkinan bercerai. Faust
meyebutkan bimbingan konseling pranikah mengurangi resiko
perceraian dari 50% menjadi 20%.

10. Memiliki kemampuan untuk menyelesaikan konflik


Hubungan yang sehat berawal dari komunikasi yang baik.
Pasangan dapat belajar cara berkomunikasi yang baik dan
meningkatkan kemampuan menyelesaikan konflik melalui bimbingan
konseling pranikah.

1.3 Aspek Asesmen Bimbingan Pra Nikah


Aspek yang perlu dipahami dan dilakukan asesmen pada saat konselor jika
melakukan bimbingan pra nikah, meliputi:

1. Riwayat Perkenalan
Konselor perlu mengetahui riwayat perkenalan pasangan pra nikah.
Dimana mulai berkenalan, berapa lama perkenalan berlangsung,
bagaimana mereka saling mengetahui satu sama lain. Misalnya,
pembicaraan tentang nilai, tujuan dan harapan terhadap hubungan
pernikahan dan alasan mereka berkeinginan melanjutkan perkenalannya ke
arah pernikahan.

7
2. Perbandingan Latar Belakang Pasangan
Keberhasilan membangun keluarga seringkali dihubungkan dengan
latar belakang pasangan. Kesetaraan latar belakang lebih baik dalam
penyesuaian pernikahannya dibanding dengan yang memiliki latar
belakang yang berbeda. Konselor perlu mengungkapkan latar belakang
pendidikan. Budaya keluarga setiap pasangan dan status sosial ekonomi
serta perbedaan agama dan adat istiadat keluarganya.

3. Sikap Keluarga Keduanya


Sikap keluarga terhadap rencana pernikahannya, termasuk
bagaimana sikap mertua terhadap keluarga dan sanak keluarga. Apakah
mereka menyetujui terhadap rencana pernikahannya atau memberikan
dorongan agar menikah dengan orang yang disenangi. Sikap keluarga
keduannya ini sangat penting diketahui terutama untuk mempersiapkan
pasangan dalam menyikapi masing-masing keluarga calon pasangannya.

4. Perencanaan Terhadap Pernikahan


Perencanaan terhadap pernikahan meliputi rumah yang akan
ditempati, sistem keuangan keluarga yang hendak disusun dan apa yang
dipersiapkan menjelang pernikahan. Kemampuan pasangan untuk
memperkirakan tanggungjawab keluarga ditunjukkan oleh persiapan dan
perencanaan terhadap pernikahan yang hendak dilaksanakan. Oleh karena
itu, perlu dipahami apakah pasangan yang akan menikah memiliki
perencanaan yang cukup realistis atau tidak.

5. Faktor Psikologis dan Kepribadian


Sikap pasangan terhadap peran seks dan peran yang hendak
dijalankan dalam keluarga. Kemudian mengenai perasaan pasangan

8
terhadap dirinya (self image dan body image) dan usaha apa yang akan
dilakukan untuk keperluan keluarga nantinya.

6. Sifat Prokreatif
Menyangkut sikap pasangan terhadap hubungan seksusal dan
sikapnya jika memiliki anak serta pola pengasuhan terhadap anaknya kelak.

7. Kesehatan dan Kondisi Fisik


Perlunya diketahui kesesuaian usia untuk mengukur kematangan
emosional dari usia, kronologis, kesehatan secara fisik dan mental serta
faktor-faktor genetik lainnya.

1.4 Tahapan Bimbingan Pra Nikah


Hal-hal yang menjadi penekanan dalam bimbingan pra nikah lebih bersifat
antisipatif, yaitu mempersiapkan diri untuk menetapkan pilihan yang tepat
sehubungan dengan rencana pernikahannya. Adapun prosedur atau tahapan-
tahapan dalam bimbingan pra nikah adalah : (Abdul Aziz, 1990:16)

1. Persiapan, yaitu tahap yang dilakukan oleh klien untuk menghubungi


konselor
2. Tahap Keterlibatan (the joining) adalah tahap keterlibatan bersama klien.
Pada tahap ini konselor mulai menerima klien secara isyarat (non-verbal)
maupun verbal, merefleksi perasaan, melakukan klarifikasi dsb.
3. Tahap Menyatakan Masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi oleh
pasangan. Maka dari itu, konselor dan konseli harus mengetahui dengan
jelas apa permasalahan yang dihadapi, siapa yang bermasalah, apa
indikasinya, apa yang telah terjadi dsb.
4. Tahap Interaksi, yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk
penyelesaian masalah. Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan

9
informasi yang diperlukan untuk memahami masalahnya dan konselor
dapat melatih anggota keluarga itu berinteraksi dengan cara-cara yang dapat
diikuti dalam kehidupan mereka.
5. Tahap Konferensi, yaitu tahap untuk meramalkan keakuratan hipotesis dan
memformulasikan langkah-langkah pemecahan. Pada tahap ini konselor
mendesain langsung atau memberi pekerjaan rumah untuk melakukan atau
menerapkan pengubahan ketidakberfungsian pernikahan.
6. Tahap Penentuan Tujuan, yaitu tahap yang dicapai klien. Salah satunya
mencapai perilaku yang normal, memperbaiki cara berkomunikasi,
menaikkan self-esteem dan membuat keluarga lebih kohesif.
7. Tahap Akhir dan Penutupan yaitu kegiatan mengakhiri hubungan
bimbingan dan konseling setelah tujuannya tercapai.

10
BAB III
PENUTUP

1.1 Saran
Perlu diadakannya sosialisasi mengenai bimbingan pra nikah secara menyeluruh
kepada masyarakat. Mengingat masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
adanya bimbingan pra nikah. Besar harapan, bimbingan pra nikah ini dapat dikenal
dan dimanfaatkan oleh masyarakat, guna membantu para calon pasangan yang
akan menikah dalam mewujudkan pernikahan yang sakinah, mawaddah dan
warrahmah, serta menjadikan profesi para konselor yang menekuni bidang ini,
semakin diterima eksistensi dan kinerjanya.

1.2 Kesimpulan
Bimbingan pra nikah merupakan pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan
yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk
mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah serta
mampu memahami konsep pernikahan dan hidup berkeluarga berdasarkan peran
dan fungsinya dalam keluarga. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan
sebelum pernikahan sehingga dapat berkembang menjadi hubungan pernikahan
yang stabil dan memuaskan. Maka dari itu, bimbingan pra nikah ini perlu
diselenggarakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang bersifat antisipatif, yaitu
mempersiapkan diri untuk menetapkan pilihan yang tepat sehubungan dengan
rencana pernikahan.

11
DAFTAR PUSTAKA

[1] A. P. B and R. Defry, "Implementasi strategi peta konsep (Concept mapping)


dalam program tutorial teknik penulisan artikel ilmiah," vol. 16, no. 2, pp. 76-88.

[2] Lilis Satriah, Bimbingan dan Konseling Keluarga Untuk Mewujudkan Keluarga
Sakinah Mawaddah Warahmah, Bandung: CV. Mimbar Pustaka, 2017.

[3] L. Satriah, Bimbingan dan Konseling Kelompok Seting Masyarakat, Bandung:


CV. Mimbar Pustaka, 2016.

12

Anda mungkin juga menyukai