I. IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Menjadi Seorang Suami
Editor : Dr. Ir. Jarot Wijanarko, M.Pd
Penerbit : Keluarga Indonesia Bahagia, Jakarta
Halaman : 228 hal
Isi Buku : 17 BAB
D. Suami Bahagia
Pasangan yang bahagia ketika rumah tangga berada dalam suasana senang, tentram,
dan menguntungkan kedua pihak (lahir dan batin). Kebahagiaan suami akan menjauh
dan hilang ketika ia fokus kepada kekurangan isteri, banyak komplain, dan tidak
menjadi produktif sehingga perlu dicarikan solusinya. Suami bahagia akan fokus kepada
sang pemberi bahagia yaitu Yesus Kristus yang telah menjadikannya sebagai ciptaan
yang baru, menepatkan pekerjaan yang baik. Fokus berikutnya adalah memberi dengan
pikiran baru, perasaan baru dan tindakan yang baru.
G. Bahasa Cinta
Cinta dapat diungkapkan melalui kata-kata yang memberikan rasa bahagia dan
bangga pada pasangan melalui kata-kata peneguhan / pujian secara singkat atau
langsung dan melalui pemberian semangat. Cinta juga dapat diungkapkan melalui
tindakan melayani pasangan (isteri) sebagai obyek secara langsung karena terkadang
isteri mengharapkan suami juga ikut membantu mereka dalam melayani pekerjaannya
yang dilakukannya dalam rumah tangga. Cinta dapat diungkapkan juga melalui hadiah /
pemberian sebagai suatu pengungkapan kasih dan pengabdian. Banyak isteri yang
merasa dicintai oleh pasangannya, bila sering menerima hadiah istimewa yang tentunya
tidak harus mahal dari pasangannya. Bahkan terkadang kehadiran suami di saat-saat
yang penting merupakan hadiah yang tidak ternilai harganya.
Suami juga harus mempelajari suatu sentuhan fisik yang disukai oleh pasangannya
karena banyak pasangan merasa paling dicintai saat disentuh. Sentuhan fisik atau
kemesraan terhadap pasangan adalah cara yang efektif dalam mengkomunikasikan
cinta. Kemesraan yang dimaksud firman Tuhan adalah sentuhan fisik berdasarkan kasih
bukan nafsu. Itu sebabnya jangan ragu-ragu memegang tangan pasangan saat berdoa
atau memberikan pelukan kepada pasangan. Suami juga harus memberikan waktu yang
berkualitas terhadap pasangannya yaitu memfokuskan seluruh tenaga pada
pasangannya. Tidak menonton TV saat isteri mengajak bicara tetapi memberikan
nasihat sebagai bentuk respon dari pembicaraan yang dilakukan. Bisa juga melakukan
kegiatan yang disukai isteri secara bersama-sama sehingga isteri merasa dihargai dan
didukung.
Untuk memahami semua bentuk dari bahasa cinta terhadap pasangannya maka
diperlukan komitmen untuk mengetahuinya dengan mengajak isteri berbicara.
Pernikahan adalah upaya untuk terus mengenal dan menyesuaikan apa yang dinginkan
pasangan yang berlangsung seumur hidup. Cara untuk mengetahuinya adalah dengan
pendekatan Temperamen Dasar, Foto Karakter, Kepribadian MBTI maupun
kecenderungan perilaku (DISC).
J. Suami Setia
Standar kesetiaan bukan sekedar berkomitmen tidak menceraikan isteri tetapi
dengan bebas menyalurkan kebutuhan biologis dengan yang lain dan merasa telah
menghidupi keluarga. Kesetiaan suami adalah sungguh-sungguh dapat dipercaya. Suami
seperti apakah yang dapat dipercaya yaitu suami yang setia kepada satu isteri sehingga
diberkati Tuhan, suami yang tidak berselingkuh (memberi hati dan tubuhnya) hanya
untuk isterinya alias menjaga kekudusan pernikahan. Belajar dari Yusuf tdan Ishak
tentang menjaga kekudusan adalah dengan mencintai Tuhan dan pasangan. Suami yang
mencintai Tuhan akan menangkap isi hati Tuhan yang setia dan mengasihi orang-orang
yang setia. Suami yang mencintai pasangannya akan menjaga cintanya kepada isterinya
agar tidak kosong sehingga tidak memberi celah kepada pihak ketiga untuk
memuluskan perselingkuhan.
K. Suami Perhatian
Suami yang perhatian adalah suami yang selalu mewujudkan kasihnya yang
merupakan dasar dari kehidupan keluarga Kristen. Terhadap isterinya, suami tidak
boleh cuek dan harus intim dengannya. Isteri adalah prbadi yang lemah dalam perasaan
dan sangat membutuhkan keintiman karena memberi rasa aman. Suami cuek sama saja
dengan menolak isterinya dan merusak komunikasi sehingga diperlukan suatu inisatif
untuk memberi perhatian agar kasih terbangun.
Penyebab suami cuek adalah penolakan dan pengabaian di masa lalu sehingga saat
suami cuek sesungguhnya hanya karena balasan dendam dan ini dapat merusak
pernikahan dan keluarga. Di samping itu juga adanya pelecehan yang pernah dialami
sehingga menimbulkan trauma dan ketakutan untuk terluka yang kedua kali atau
pelarian karena tidak mau mengingat sakit dari masa lalu. Diperlukan sikap untuk
mengampuni saat suami terluka dengan memohon pengampunan dari Tuhan terlebih
dahulu sehingga dimampukan untuk melayani, menghormati dan mengasihi dengan
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Fokus pada hal yang lain dan kesendirian juga
menjadi penyebab suami cuek. Tuhan mengajarkan pentingnya saling memperhatikan
kepentingan orang lain (isteri) maka sikap cuek sesungguhnya tidak akan mendatangkan
kebaikan, sebaliknya perhatian adalah wujud dari tindakan nyata dalam memenuhi
hukum Kristus sehingga ada kebahagiaan dan pemulihan.
L. Suami Romantis
Suami yang romantis adalah pribadi yang selalu membahagiakan roh, jiwa dan
tubuh isterinya. Pusat kehidupan wanita adalah hati atau perasaannya dan pintu masuk
kehatinya melalui telinga, mulut, dompet, kepuasan seksual dan membangun sikap
romantis. Telinga isteri perlu mendengar pujian atau apresiasi, kata-kata dorongan,
penerimaan dan pembicaraan yang berkualitas bukan bentakan dengan kata-kata
penghinaan, kata-kata kotor. Mulut wanita kuat sehingga ia akan mudah berbicara dari
satu tema kepada tema lain, tanpa memperdulikan ada hubungan atau tidak terhadap
hal-hal yang dibicarakan. Intim bagi wanita adalah berbicara dan suami yang romantis
jika bisa diajak berbicara.
Suami yang romantis adalah suami yang tidak pelit dan murah hati untuk
memenuhi dompet sang isteri (saat pegang uang merasa aman / bukan materialistik)
karena tahu anak-anaknya akan makan cukup tiap bulannya dan uang sekolah akan
tercukupi tiap tahunnya. Suami yang romantis adalah suami memahami pribadi seorang
wanita dan memperlakukannya dengan cinta kasih termasuk dalam hal kepuasan seks
sebagai kenikmatan dan rekreasi bersama yang menyenangkan. Suami yang romantis
adalah menunjukkan gaya hidup mesra (DNA & kepribadian) dengan melatih kebiasaan
secara terus menerus untuk romantis terhadap isteri di setiap kesempatan.
M. Suami Dewasa
Laki-laki menikah karena ketertarikan biologis sedangkan wanita karena
ketertarikan psikologis untuk mendapat rasa aman dan perlindungan. Ada tuntutan yang
perlu diperhatikan oleh suami yaitu menjadi suami dewasa dengan rela untuk berkoban
dan tidak bersifat kekanak-kanakan. Kerelaan berkorban mungkin tidak bersifat heroik
bisa saja dilakukan dengan mengesampingkan kesibukan untuk bercengkrama dengan
isteri, mengesampingkan kesenangan untuk meringankan beban isteri dan
mengesampingkan keinginan dengan menyisihkan uang untuk membelikan hadiah yang
berkesan kepada isteri.
Sifat kekanak-kanakan suami nampak dari sifat egois, tidak bisa mengalah, selalu
merepotkan, tidak berani mengambil keputusan, tidak bertanggung jawab dan lain-
lainnya. Hal ini dapat terjadi karena luka masa lalu yang diakibatkan kurangnya
perhatian orang tuanya dan juga karena ingin mengendalikan isterinya dengan
menunjukkan kemarahan. Di sini diperlukan jalan pemulihan di hati suami dengan
memohon hati yang diperbaharui dan perilaku yang baru.