Anda di halaman 1dari 36

IKH

LAS BER A M AL

Dra. Hj. Artina Burhan, M.Pd


Widyaiswara Madya

Disampaikan pada Diklat Suscatin Dep.Agama Sumbar,


Riau, Jambi dan Kepri tahun 2009 di Padang
Pengertian Konseling

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


(1995), ” konseling adalah pemberian
bimbingan oleh ahli kepada seseorang dengan
menggunakan metode psikologis dsb;
pengarahan, - proses pemberian bantuan oleh
konselor kepada konseli sedemikian rupa
sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri
sendiri meningkat dalam memecahkan berbagai
masalah” .
Achmad Mubarok (2001),
 Mendefinisikan bahwa Bimbingan dan konseling
Agama sebagai suatu usaha memberikan
bantuan kepada seseorang atau sekelompok
orang yang sedang mengalami kesulitan lahir
batin dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya
dengan menggunakan pendekatan agama,
dengan membangkitkan kekuatan getaran batin
(iman) di dalam dirinya untuk mendorong
mangatasi masalah yang dihadapinya.
Tujuan Konseling

 Memfasilitasi Perubahan Perilaku ;


 Menigkatkan Kemampuan Klien untuk
Membangun dan Mempertahankan Hubungan;
 Menumbuhkan Pengambilan Keputusan;
 Meningkatkan Hubungan;
 Memfasilitasi Potensi Klien.
Tiga Kualifikasi Dasar Konselor:
1. Kongruen,

2. Empathy,
3. Penghargaan posotif
Kongruen
 Konselor haruslah menjadi diri sendiri, pribadi yang
lengkap, integral dan menyeluruh.
 Konselor tidak boleh berpura-pura walaupun
peran konselor dalam hidup ini beragam.
 Manfaatkan semua bagian dari diri anda yang
relevan dengan hubungan konseling yang anda
bangun dengan klien anda,
 Konselor fokus pada kebutuhan klien daripada
kebutuhannya sendiri, konseling bukanlah tempat
yang tepat bagi konselor untuk memecahkan
pribadinya, namun tempat di mana klien
merupakan fokus sentral.
Empati
 Merasakan kebersamaan dengan klien, dan
sebagai konsekwensinya lingkungan yang
dipercaya akan tercipta, dimana klien anda
akan merasa diperhatikan dan nyaman.
Dalam situasi ini klien bisa mengemukakan
rahasia yang paling dalam sekalipun, apa
yang ia pendam selama ini, hal-hal yang
tampak buruk baginya atau bersifat sangat
pribadi sehingga ia tidak mempunyai
keberanian untuk menceritakannya pada
orang lain.
Pandangan Positif Tanpa Syarat
 Menerima klien apa adanya, dengan utuh, tidak
menghakimi atas seluruh kelebihan,
kekurangannya dan kualitas positifnya.
 Konselor harus menerima semua nilai-nilai yang
ada pada klien, menghargainya, dan jangan
memaksakan menanamkan nilai-nilai pribadi
padanya.
 Langkah pertama untuk mencoba mencapainya
adalah dengan melihat dunia melalui sudut
pandang klien. Dengan cara ini konselor dapat
memahami dengan lebih baik motivasi klien dan
lebih menerima perilaku tersebut
Proses Konseling
 Proses konseling merupakan proses yang
dinamis dan unik, individu yang satu
membantu individu lainnya memanfaatkan
kelebihannya untuk menuju arah yang
positif, mengaktualisasi potensinya
sehingga mendapatkan kehidupan yang
lebih berarti.
Karakteristik Hubungan dalam
Proses Konseling.
1. Afektivitas
Hubungan yang dibangun antara konselor dan
kliennya lebih bersifat afektif ketimbang kognitif.
Ini mencakup eksplorasi perasaan dan persepsi
subjektif. Karena konten pribadi dari diskusi
antara konselor dan kliennya sangat besar,
hubungan yang mungkin saja menimbulkan
perasaan nyaman dan kegelisahan, hubungan
yang intens dan humoris, menakutkan dan
menyejukkan
2. Intensitas
Suatu hubungan bisa menjadi intens
karena berdasarkan komunikasi terbuka,
langsung, dan jujur. Anda sebagai
konselor dan klien diharapkan berbagi
dengan terbuka mengenai persepsi dan
reaksi mereka terhadap sesama dan
terhadap proses konseling, hal ini
menghasilkan komunikasi yang intens
3. Pertumbuhan dan perubahan
Suatu hubungan merupakan hal yang
dinamis, hubungan ini berubah secara
konstan selama klien dan konselor
berintekrasi. Sebagaimana klien tumbuh
dan berubah, begitu juga dengan
hubungan itu sendiri
4. Privacy
Semua yang diungkapan oleh klien adalah
rahasia, konselor berkewajiban untuk
tidak menceritakan lagi apa yang terjadi
dalam intervew pada orang lain kecuali
jika klien telah memberikan izin, aspek
prospektif dari hubungan ini bersifat unik
dan seringkali mendorong klien untuk
terbuka.
5. Dukungan
Konselor melalui hubungan yang dibangun,
menawarkan sistem dukungan kepada klien
yang sering memberikan stabilitas yang
diperlukan untuk mengambil resiko dan
perubahan perilaku

6.Kejujuran
Hubungan konseling ini didasari atas kejujuran
dan keterbukaan, komunikasi langsung antara
konselor dan klien. Karakteristik hubungan
konseling ini bukanlah harga mati. Banyak yang
bisa ditambahkan, namun penekannya pada
hubungan konselor dan klien.
7. Nilai Terapi

Suatu faktor penting adalah bahwa hubungan yang


dibangun antara klien dan konselor merupakan dunia
klien yang berbentuk makro, dimana dunia itu
merefleksikan pola interaksi klien dengan orang lain.
Hubungan ini memungkinkan konselor mengobservasi
gaya interpribadi klien dan juga merupakan sarana
untuk merubah pola komunikasi yang tidak efektif.
Dari perspektif ini hubungan tersebut bersifat terapetik,
karena klien dan anda sebagai konselor bertemu untuk
bersama- sama menyelesaikan kompleksitas hubungan
yang intim.
8.Kepercayaan

Kepercayaan klien kepada konselor


prasyarat dalam membangun iklim
terapetik. Klien yang mengikuti suatu
hubungan konseling seringkali gelisah dan
takut. Ekspektasi mereka terhadap
konseling ini bisa tidak jelas. Mereka
mencari bantuan pribadi yang
memperhatikan pribadi mereka dan
berharap konselor akan mengerti diri
mereka.
9.Penerimaan
Sikap yang menerima menunjukkan bahwa
konselor bisa mendengarkan masalah- masalah
klien tanpa menghakimi dan bisa menghargai
kliennya sebagai pribadi tanpa memandang
pemikiran – pemikirannya dan sikap, serta nilai
– nilai pribadinya. Sikap ini menunjukkan
penghargaan bagi klien sebagai sebuah pribadi
yang layak dan penuh harga diri, klien akan
merasa dimengerti dan dihargai dengan baik.
MASALAH-MASALAH PERKAWINAN

1. Masalah Psikologis
2. Masalah Sosial Ekonomi Keluarga ( Materi)
3. Masalah Ambisi Karir
4. Masalah Pendidikan Anak
5. Masalah Campur Tangan Keluarga (mertua, ipar,
orang tua, dan lain sebagainya)
6. Masalah Orang Ketiga
7. Masalah Perbedaan Umur, Pendidikan, Suku,
Bangsa dan Agama
8. Masalah Kebiasaan, Hobby dan Kesenangan
HAL YANG MENGGANGGU KELUARGA

Disebabkan oleh:
1. Suami isteri menyeleweng
2. Suami isteri sibuk dengan karir dan ambisi
a. tidak perhatian
b. tidak ada waktu
c. kurang perhatian
d. tidak dapat mengikuti jalan pikiran
3. Tidak ada komunikasi masalah keluarga
4. Tidak ada kepuasan sexual
5. Tidak ada rasa cinta
PENYEBAB KERETAKAN & PERCERAIAN
1. Tidak ada saling pengertian
2. Terdapat perbedaan suami isteri dalam hal:
a. Latar belakang dan kebiasaan keluarga masing-
masing
b. Perbedaan pendapat dan nilai-nilai yang diyakini
c. Perbedaan tata cara mendidik anak
d. Ketidak cocokan dalam berpikir
e. Perbedaan pendidikan yang terlalu menyolok
f. Perbedaan usia yang menyolok
g. Tidak ada tenggang rasa
3. Masing-masing merasa benar sendiri
Pendapat lain Penyebab
Perceraian:
 Kepribadian
 Motivasi perkawinan
 Sosial ekonomi
 Perilaku seksual
 Kultur & agama
 Orang ketiga
HASIL PENELITIAN ( 1984):
 Kepribadian dan sosial ekonomi
bermakna penyebab cerai.
 Faktor2 tersebut tidak berdiri sendiri tapi
berkolaborasi
 Masalah seksual sangat rahasia sehingga
sulit diungkapkan
KONDISI SUAMI ISTERI TERANCAM
PERCERAIAN
1. Emosional mengalahkan rasional
2. Selalu memikirkan :
a. kekurangan/kejelekan
pasangan
b. kebaikan dirinya
3. Tidak memikirkan akibat perceraian
PENYEBAB PENYELEWENGAN
DALAM PERKAWINAN

1. Kehidupan perkawinan yang monoton

2. Melakukan affair karena rangsangan


untuk menikmati hal-hal baru
3. Melakukan affair karena balas dendam

4. Affair yang terjadi pada masa-masa


vacuum (kosong)
5. Dasar perkawinan lemah
MENGURANGI PENYELEWENGAN

1. Menjaga komunikasi
Komunikasi Verbal
a. pujian
b. dorongan
Komunikasi non-verbal
a. sentuhan
b. belaian dan
c. kontak sosial
2. SIKAP TERUS TERANG
(pertengkaran terkendali)
a. Sebaiknya pertengkaran dibahas dari
masalah yang sedang dipersoalkan

b. Tidak mengungkit-ungkit masa lalu

c. Tidak mengkritik orangnya, melainkan


perbuatannya.

d. Sadari bahwa kesalahan tidaklah semata-


mata merupakan tanggung jawab yang
bersalah tetapi tanggung jawab bersama.
3. Meningkatkan daya tarik pasutri

4. Mengurangi tingkat daya tarik


unsur-unsur yang datang dari luar

5. Meningkatkan daya tahan batas-


batas otonomi keluarga sebagai
buah kesatuan keluarga
PENGARUH MODERNISASI TERHADAP
KEHIDUPAN KELUARGA

1. Kehidupan sosial-religius berubah


kearah pola individualistik materialistik.
2. Pola hidup sederhana dan produktif
berubah kearah pola konsumtif.
3. Pola keluarga besar berubah kearah
keluarga kecil bahkan single parent
family
4. Hubungan keluarga semula dekat
semakin longgar
5. Nilai-nilai tradisi & agama berubah menjadi
seculer dan berpola permisive society
6. Lembaga perkawinan mulai diragukan dan
beralih kepada kehidupan bersama di luar
nikah
7. Ambisi karir dan materi mengganggu
hubungan interpersonal dalam keluarga
dan masyarakat
KONSELING PERKAWINAN

1. Pra Marriage Counseling

2. Marriage Counseling

3. Family Counseling
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
OLEH KS (MARRIAGE COUNSELING

1. Sifat konsultasi Pasif


(Konseling)
Aktif

2. Jenis masalah Sederhana

Kompleks
3. Identitas Ks dan Ki
4. Pengambilan keputusan oleh
Klien
5. Masalah waktu Tidak terburu
6. Masalah Konselor Objektif

Netral
7. Tahap Konsultasi
- Tahap I Inventarisasi masalah
- Tahap II Menjelaskan masalah
secara objektif dan
proporsional (
persepsi)
8. Harapan dan Kenyataan, dengan
Analisis SWOT S = Strenght
W = Weakness
O = Opportunity
KONDISI SUAMI ISTERI TERANCAM
PERCERAIAN

1. Emosional mengalahkan rasional


2. Selalu memikirkan :
a. kekurangan/kejelekan
pasangan
B. Kebaikan dirinya
3. Tidak memikirkan akibat perceraian
STRATEGI SOLUSI:
1. Dengar bersama pasangan unek unek
mereka bergantian
2. Perhatikan sungguh2 (empati) dan perbaiki
hal yang dapat diperbaiki
3. Beri pekerjaan rumah kedua pihak:
a. tenangkan fikiran, tahajud dan istiqarah.
b. tulis pada kertas hal hal :
> kebaikan pasangan
> kekurangan diri
> akibat perceraian
HASIL PR :
1. Biasanyaawalnya susah tapi tetap
dituntut perminggu bertambah.

2. Setelah beberapa minggu terlihat hasilnya

3. Lama lama akan bertambah banyak

4. Kalau sudah banyak dia akan melihat


pasangan dengan kaca mata baik sehingga perceraian
dapat dihindari dan kembali rukun berkeluarga
TERIMA KASIH
ASSALAMU’ALAIKUM W.W.

Anda mungkin juga menyukai