Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DI PERHATIKAN DALAM MEMBINA

KEHIDUPAN KELUARGA
Di
S
U
S
U
N
Oleh

NAMA : M.NAZARUDDIN TANJUNG

NPM : 10101411011

PRODI : BIMBINGAN DAN KONSELING


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “faktor-faktor yang harus di perhatikan
dalam membina kehidupan keluarga”
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan
dukungan, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada
langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
secara garis besar ciri-ciri keluarga yang bahagia bukan hanya tentang uang,
kekayaan, jabatan atau kesuksesan lainnya yang kita raih, tetapi juga keluarga yang
harmonis. Ciri keluarga sehat, bahagia juga harmonis berikut bisa kita jadikan cermin
untuk melihat tanda-tandanya dalam keluarga kia nanti. Ciri-ciri keluarga yang harmonis
diantaranya adalah :

Menikmati kehadiran yang lain. Antara suami dan istri, orang tua dengan anak, dengan
saudara dengan mertua dan dengan anggota lain di dalam keluarga  tidak berarti mereka
harus selalu bersama-sama, tetapi begitu bersama-sama mereka menikmati kebersamaan
itu dan menciptakan suasana kekeluargaan dan kebahagiaan.

Saling menghargai satu sama lain dan menemukan hal-hal positif pada diri masing-
masing anggota.

Meski tidak selalu, mereka sering melakukan rekreasi bersama-sama. Nonton konser,
berlibur, dan berjalan-jalan ke tempat yang sama tapi tetap merasakan arti kebahagiaan
dalam kesederhanaan.

Saling terbuka dan percaya satu sama lain, termasuk hal-hal yang sangat pribadi.

Bila salah satu tertimpa kesusahan, ia selalu bisa datang pada yang lain tanpa rasa
sungkan dari semua antar anggota keluarga.

Sering menertawakan satu hal yang sederhana bersama-sama, menyanyi lagu yang sama,
dan menikmati acara yang sama untuk menciptakan kebahagian melalui hal-hal yang
kecil dan sederhana.

Tidak pernah kehabisan acara atau ide untuk melakukan hal bersama-sama.
Bila hal-hal umum yang mencirikan keluarga bahagia diatas telah kita miliki, tentu arti
makna kehidupan pun sudah kita  temukan. Mungkin selama ini banyak permasalah
keluarga yang salah satu penyebabnya adalah tidak adanya waktu luang untuk keluarga.
Kita  tentu ingin tetap meraih kesuksesan dalam karir, kesehatan dan financial tanpa
melupakan keluarga. Oleh sebab harus ada keseimbangan dari berbagai aspek-aspek
kehidupan yang kita jalani untuk memperoleh kebahagian dalam hidup.

B. Manfaat dan Tujuan.

1. Sebagai mahasiswa yang nantinya pasti akan atau sudah berkeluarga dapat
mengetahui dan memahami makna dari keluarga, khususnya hubungan antar
anggota keluarga secara sehat
2. Dapat menjadi petunjuk agar bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
3. Sebagai ilmu tambahan yang di pelajari seiring sebagai mata pelejaran
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Faktor-Faktor Agar Tercapainya Keluarga Bahagia


Intidasar dasar berarti sebuah pondasi. membangun berarti mewujudkan bahagia
berarti senang.  Untuk membuat pondasi agar bangunan itu kuat kita perlu usaha, agar
dapat membangun sebuah keluarga bahagia dengan sempurna dan kokoh.menjadi
keluarga yang penuh dengan ketenangan, kasih sayang dan cinta kasih, adapun inti
membangun sebuah keluarga bahagia tersebut antaralain:

Dengan mewujudkan keharmonisan keluarga antara suami-istri.  Adapun upaya


mewujudkan keharmonisasi  hubungan suami-istri dapat di capai melalui :

Ada nya saling pengertian.   Diantara suami-istri hendaknya saling memahami  dan
mengerti tentang ke,adaan masing-masing, baik secara fisik maupun mental, masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.

Saling menerima kenyataan. Suami-istri hendaknya sadar bahwa jodoh, rezqi, dan
kematian, itu dalam kekuasaan sang maha pencipta alam, dan tdk dapat di rumuskan
secara metametis. namun sebagi manusia di perintakan melakukan ikhtiar dan berusaha.
dan hasilnya kita terima dengan ihklas.

Saling menyusuaikan diri. Pennyusuian diri dalam keluarga berarti setiap anggota


keluarga dapat saling mengisi.dan melengkapi kekurangan diri masing-masing serta
menerima dan mengakui kelebihan masing-masing. dan mengakui kelebihan oranglain
dalm lingkungannya.(menghargai)

Memupuk rasa cinta. Untuk mencapai keluarga bahaia hendaknya antara suami-istri


senantiasa memupuk rasa kasih sayang cinta kasih dan menyayangi,  menghargai dan
saling terbuka.

Melaksanakan musyawarah. Dalam kehidupan berkeluarga, sikap musyawarah terutama


antara suami-istri  merupakn yang sangat perlu di terapkan. Dalam hal ini dituntut  sikap
terbuka,lapang dada, jujur, maumenerima dan memberi serta sikap tidak mau menang
sendiri dari pihak suami maupun pihak istri.

Suka memafkan. Diatara suami-istri harus ada sikap saling memaafkan atas keselahan
masing-masing. dalam haini penting karena tdk jarang soal kecil dan spele dapat menjadi
sebab terganggunya suami-istri. yg tdk jarang dapt menjurus ke perselisihan yg
berkepanjangan

B. Adapun Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga

Ada banyak ahli yang mengemukakan tentang faktor-faktor yangmempengaruhi


keharmonisan keluarga. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa faktor yang
mempengaruhi keharmonisan keluarga menurut paraahli. Keluarga harmonis atau sejahtera
merupakan tujuan penting.Oleh karena itu untuk menciptakan perlu diperhatikan faktor-
faktor berikut:

1. Perhatian. Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama
hubungan yang baik antar anggota keluarga. Baik pada perkembangan keluarga
dengan memperhatikan peristiwa dalam keluarga,dan mencari sebab akibat
permasalahan, juga terdapat perubahan pada setiap anggotanya.

2. Pengetahuan. Perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk


memperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan keluarga.
Sangat perlu untuk mengetahui anggota keluaranya, yaitu setiap perubahan dalam
keluarga, dan perubahan dalam anggota keluarganya, agar kejadian yang kurang
diinginkan kelak dapat diantisipasi.

3. Pengenalan terhadap semua anggota keluarga. Hal ini berarti pengenalan terhadap
diri sendiri dan pengenalan diri sendiri yang baik penting untuk memupuk
pengertian-pengertian.
4. Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudah menyoroti semua
kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam keluarga.Masalah akan lebih mudah
diatasi, karena banyaknya latar belakang lebihcepat terungkap dan teratasi,
pengertian yang berkembang akibatpengetahuan tadi akan mengurangi kemelut
dalam keluarga.

5. Sikap menerima. Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikapmenerima, yang
berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dankelebihannya, ia seharusnya tetap
mendapatkan tempat dalam keluarga.Sikap ini akan menghasilkan suasana positif
dan berkembangnyakehangatan yang melandasi tumbuh suburnya potensi dan minat
darianggota keluarga.

6. Peningkatan usaha. Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlumeningkatkan


usaha. Yaitu dengan mengembangkan setiap dari aspekkeluarganya secara optimal,
hal ini disesuaikan dengan setiap kemampuamnmasing-masing, tujuannya yaitu agar
tercipta perubahan-perubahan danmenghilangkan keadaan bosan.

Kunci utama keharmonisan sebenarnya terletak pada kesepahaman hidup suami dan
istri. Karena kecilnya kesepahaman dan usaha untuk saling memahami ini akan membuat
keluarga menjadi rapuh. Makin banyak perbedaan antara kedua belah pihak maka makin
besar tuntutan pengorbanan dari kedua belah pihak.Jika salah satunya tidak mau
berkorban maka pihak satunya harus mau berkorban.Jika pengorbanan tersebut telah
melampaui batas atau kerelaannya maka keluarga tersebut akan terancam. Maka
fahamilah keadaan pasangan, baik kelebihan maupun kekurangannya yang kecil hinga
yang tebesar untuk mengerti sebagai landasan dalam menjalani kehidupan berkeluarga.
Rencana kehidupan yang dilakukan kedua belah pihak merupakan faktor yang sangat
berpengaruh karena dengan perencanaan ini keluarga bisa mengantisiapsi hal yang akan
datang dan terjadi saling membantu untuk misi keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk membuat pondasi agar bangunan itu kuat kita perlu usaha, agar
dapat membangun sebuah keluarga bahagia dengan sempurna dan kokoh.menjadi
keluarga yang penuh dengan ketenangan, kasih sayang dan cinta kasih
Suami-istri hendaknya sadar bahwa jodoh, rezqi, dan kematian, itu dalam
kekuasaan sang maha pencipta alam, dan tdk dapat di rumuskan secara metametis.
Ke enam factor yang terdata di atas sebaiknya di aplikasikan apabila ingin
keutuhan keluarga selalu tejaga.

Anda mungkin juga menyukai