Anda di halaman 1dari 3

KOMUNIKASI

Komunikasi yang baik antara suami istri sangatlah penting dalam menjaga keharmonisan
hubungan pernikahan. Pernikahan bukanlah perkara mudah, dan seringkali pasangan akan
mengalami masalah atau konflik yang dapat mempengaruhi kebahagiaan dalam rumah tangga.
Namun, dengan komunikasi yang efektif, pasangan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut
dengan cara yang sehat dan memperkuat hubungan mereka.

Salah satu hal yang sangat penting dalam komunikasi suami istri adalah mendengarkan dengan
penuh perhatian. Ketika pasangan sedang berbicara, janganlah mengalihkan perhatian atau
menilai apa yang diucapkannya. Cobalah untuk benar-benar memahami apa yang pasangan
Anda ingin sampaikan. Selain itu, jangan ragu untuk menanyakan pertanyaan atau klarifikasi jika
ada hal yang tidak Anda pahami.

Memahami perasaan dan perspektif pasangan juga sangat penting dalam komunikasi yang
efektif. Setiap orang memiliki pengalaman dan latar belakang yang berbeda, sehingga mungkin
saja pandangan pasangan mengenai suatu masalah berbeda dengan Anda. Cobalah untuk
membuka pikiran Anda dan mencoba melihat dari sudut pandang pasangan. Hal ini akan
membantu Anda untuk lebih memahami perasaan dan kebutuhan pasangan.

Berbicara dengan jujur dan terbuka juga merupakan bagian penting dari komunikasi suami istri.
Janganlah menutupi perasaan atau kebutuhan Anda, karena hal ini hanya akan memperburuk
situasi. Sebaliknya, cobalah untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran Anda dengan cara yang
jelas dan tegas. Hal ini akan membantu pasangan untuk lebih memahami Anda dan dapat
mencari solusi bersama.

Namun, terkadang konflik tidak dapat dihindari dalam pernikahan. Oleh karena itu, pasangan
perlu belajar untuk mengatasi konflik dengan cara yang sehat dan konstruktif. Cobalah untuk
mencari solusi bersama, bukan hanya memenangkan argumentasi. Hindari juga membuat
tuduhan atau mengkritik pasangan, karena hal ini hanya akan memperkeruh suasana.
Sebaliknya, fokuslah pada solusi dan cara untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam kesimpulannya, komunikasi yang efektif merupakan kunci penting dalam menjaga
keharmonisan hubungan suami istri. Mendengarkan dengan penuh perhatian, memahami
perasaan dan perspektif pasangan, berbicara dengan jujur dan terbuka, serta mengatasi konflik
dengan cara yang sehat dan konstruktif adalah beberapa hal yang dapat membantu pasangan
untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan bahagia bersama-sama.

TRUST
Perasaan dimanfaatkan atau kepercayaan yang terabaikan pada suami istri dapat menjadi
masalah serius dalam sebuah pernikahan. Ketika satu pasangan merasa dimanfaatkan atau tidak
dipercaya, hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan dalam
hubungan pernikahan. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk menghargai dan
memperhatikan perasaan serta kepercayaan satu sama lain.
Perasaan dimanfaatkan dalam pernikahan dapat muncul ketika salah satu pasangan merasa
bahwa ia tidak dihargai atau bahwa ia selalu harus memberikan lebih banyak daripada
pasangan. Perasaan ini dapat terjadi ketika satu pasangan merasa bahwa ia harus selalu
mengalah atau memberikan lebih banyak waktu, uang, atau perhatian daripada pasangan. Hal
ini dapat menyebabkan rasa frustasi dan kesedihan pada pasangan yang merasa dimanfaatkan.

Di sisi lain, kepercayaan adalah unsur penting dalam pernikahan yang dapat memperkuat ikatan
pasangan. Ketika pasangan saling mempercayai, mereka dapat merasa lebih aman dan terbuka
satu sama lain. Namun, ketika kepercayaan terabaikan atau hilang, hal ini dapat menyebabkan
ketidakharmonisan dan bahkan dapat mengancam keberlangsungan hubungan pernikahan.

Untuk memperkuat hubungan pernikahan dan mencegah perasaan dimanfaatkan atau


hilangnya kepercayaan, pasangan perlu saling menghargai dan memperhatikan satu sama lain.
Cobalah untuk membagi tanggung jawab dan memberikan dukungan secara seimbang. Juga,
cobalah untuk tetap terbuka dan jujur satu sama lain, bahkan ketika menghadapi masalah atau
konflik.

Sumber:
Gottman, J. M., & Silver, N. (2000). The seven principles for making marriage work. Harmony.
Greenberg, L. S., & Goldman, R. N. (2008). Emotion-focused couples therapy: The dynamics of
emotion, love, and power. American Psychological Association.

SIFAT
Setelah menikah, sifat seorang suami dan istri akan mengalami perubahan yang signifikan.
Pasangan yang awalnya mungkin terkesan manis dan romantis, bisa saja menjadi lebih dingin
dan cuek setelah menikah. Namun, hal ini tidak selalu terjadi pada semua pasangan, karena
setiap individu memiliki sifat yang unik dan perbedaan dalam cara mereka beradaptasi dengan
pernikahan.

Suami dan istri yang bahagia biasanya memiliki beberapa sifat yang sama seperti saling
menghargai, saling mendukung, dan berkomunikasi dengan baik. Kedua pasangan juga memiliki
sifat tanggung jawab dan komitmen untuk menjaga hubungan mereka. Hal ini dapat dicapai
dengan saling memahami kebutuhan satu sama lain, mendukung keputusan pasangan, dan
mengambil inisiatif untuk memperbaiki kesalahan dalam hubungan.

Selain itu, sifat yang penting bagi seorang suami dan istri setelah pernikahan adalah kesetiaan
dan kepercayaan satu sama lain. Ini berarti bahwa setiap pasangan harus menghormati dan
mempercayai satu sama lain, menghargai privasi dan ruang pribadi masing-masing, serta
berkomitmen untuk mempertahankan hubungan tersebut.

Namun, ada juga sifat negatif yang dapat muncul pada suami dan istri setelah menikah, seperti
egoisme, keengganan untuk berkomunikasi, dan kecenderungan untuk memprioritaskan
kepentingan individu daripada kepentingan pasangan. Hal ini dapat memicu konflik dalam
hubungan dan bahkan dapat memperburuk situasi yang sudah buruk.
Untuk menjaga keharmonisan dalam hubungan, penting bagi pasangan untuk bekerja sama dan
mengatasi masalah bersama. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berbicara secara terbuka dan
jujur tentang masalah yang ada, memperbaiki komunikasi, dan memperkuat ikatan dalam
hubungan.

Sumber:

Amato, P. R. (2010). Research on divorce: Continuing trends and new developments. Journal of
Marriage and Family, 72(3), 650-666.
Fincham, F. D., & Bradbury, T. N. (1987). The assessment of marital quality: A reevaluation.
Journal of Marriage and Family, 49(4), 797-809.
Gottman, J. M. (1994). What predicts divorce? The relationship between marital processes and
marital outcomes. Psychology Press.

Anda mungkin juga menyukai