1 Juni 2019
Komunikasi Interpersonal
Dalam Pernikahan
Ag.Krisna Indah Marheni
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma
Email: ienagustine@usd.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik komunikasi interpersonal dalam pernikahan pada
jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Kecamatan Wedi. Adapun subjek penelitian ini adalah jemaat yang sudah
menikah selama 10-20 tahun, tinggal bersama, dan menjadi anggota jemaat GKJ di Kecamatan Wedi. Jumlah
subjek sebanyak 43 orang. Jenis penelitian yaitu deskripsi kuantitaif. Instrumen pada penelitian ini
menggunakan kuesioner komunikasi interpersonal dalam pernikahan, yang terdiri dari 72 item. Adapun
aspek-aspek yang digunakan adalah aspek-aspek komunikasi interpersonal dalam pernikahan yaitu;
keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Nilai reliabilitas instrumen pada
penelitian ini 0.957. Analisis data yang digunakan yaitu kategorisasi komunikasi interpersonal dalam
pernikahan berdasarkan penilaian Azwar (2009). Kategorisasi tingkat komunikasi interpersonal dalam
pernikahan digolongkan menjadi lima yaitu; sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, sangat tidak baik.
Berdasarkan hasil penelitian komunikasi interpersonal dalam pernikahan pada jemaat GKJ di Kecamatan
Wedi, diketahui bahwa ada 8 orang (19%) memiliki kategori sangat baik, 3 orang (7%) dalam kategori baik,
16 orang (37%) masuk dalam kategori sedang, 15 orang (35%) dalam kategori tidak baik, dan ada 1 orang
(2%) dalam kategori sangat tidak baik. Berdasarkan butir item komunikasi interpersonal dalam pernikahan
yang capaianya masih tergolong rendah, diusulkan topik-topik pembinaan pasutri jemaat GKJ di Kecamatan
Wedi yaitu; komunikasi efektif dalam keluarga, menejemen peran dalam keluarga, berkolab orasi dalam
keluarga, manajemen konflik, menjalin hubungan sosial dalam pernikahan, dan menghargai perbedaan.
Kata kunci: komunikasi interpersonal dalam pernikahan, jemaat GKJ di Kecamatan Wedi
15
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
salah satu kunci dari pasangan suami istri hubungan yang telah terjalin sehingga
dalam menjalin relasi yang lebih intens dan menghindari diri dari situasi yang dapat
harmonis. merusak hubungan. Pasangan suami isteri
Keharmonisan pernikahan akan sulit yang mampu menyesuaikan diri dalam
terwujud tanpa adanya hubungan pernikahan, memiliki kenderungan lebih
interpersonal yang baik antara suami dan mampu menciptakan suasana komunikasi
istri. Dalam menciptakan hubungan interpersonal yang efektif. Hal ini
interpersonal perlu adanya komunikasi yang disebabkan adanya keterpaduan antar dua
baik antar pasangan tersebut. Komunikasi pribadi yang dapat memberikan efek
yang sering digunakan suami istri dalam keharmonisan dalam berumah tangga.
berinteraksi adalah komunikasi Namun, di sisi lain ada pasangan
interpersonal. Komunikasi interpersonal yang senantiasa berupaya menciptakan
yang baik adalah komunikasi yang efektif, keharmonisan dalam berkeluarga, namun
yang mempunyai ciri saling terbuka, empati, masih saja tidak asertif dalam
saling mendukung, sikap positif dan berkomunikasi. Ada pasangan yang
kesetaraan (Devito, 1997). Komunikasi terkadang menggunakan komunikasi yang
interpersonal merupakan komunikasi sebetulnya menyinggung perasaan
antara orang-orang secara tatap muka, yang pasangannya namun dimaknai oleh
memungkinkan setiap pesertanya siindividu sebagai bentuk asertif. Di sisi lain
menangkap reaksi orang lain secara pasangan berusaha untuk tidak melawan
langsung, baik secara verbal maupun atau membalas demi menjaga kerukunan
nonverbal (Mulyana, 2008). Salah satu tipe rumah tangga dan berupaya untuk
komunikasi interpersonal yang digunakan memberikan contoh yang “rukun” bagi anak-
dalam berinteraksi pada pasangan suami anaknya, artinya pasangan yang memilih
istri adalah yang bersifat diadik yaitu diam karena bermaksud menghindari
melalui komunikasi dalam situasi yang lebih konflik. Hal ini juga peneliti temukan ketika
intim, lebih dalam dan personal. Adanya observasi dan wawancara dengan beberapa
komunikasi interpersonal yang efektif subjek penelitian. Temuan dari observasi
memberikan peluang pada pasangan suami seperti; banyaknya pasangan suami istri usia
istri untuk dapat menghindari diri dari pernikahan 10-20 tahun dengan status anak-
situasi yang dapat merusak hubungan yang anak sudah sekolah, sering kali berteriak
menyebabkan pernikahan menjadi tidak ketika sedang berkomunikasi dengan
harmonis.Suasana hubungan suami istri pasanganya baik dihadapan anak-anaknya
yang baik dapat terwujud dalam suasana maupun ketika sedang berdua. Ketika ada
yang hangat, penuh pengertian, penuh kasih hal yang membuat salah satu pasangan
sayang satu dengan lainnya sehinggadapat merasa tidak setuju, maka salah satu
menimbulkan suasana yang akrab dan pasangan tersebut berteriak
ceria.Dasar terciptanya hubungan ini adalah mengungkapkan ketidak setujuannya. Hal
terciptanya komunikasi interpersonal yang ini memicu sakit hati bagi pasangannya,
efektif dalam pernikahan tersebut. yang akhirnya berujung dengan
Komunikasi interpersonal yang pertengkaran. Dari observasi juga
terjalin antar suami istri mempunyai diketemukan banyaknya pasangan suami
peranan yang penting untuk menjaga istri yang senantasa bersikap rukun ketika
kelangsungan berumah tangga. Sastropoetro bertemu dengan orang lain, namun sudah
(1986) menyatakan bahwa dengan lama suami menyimpan kesedihan karena
komunikasi yang baik berarti memelihara pasangannya sering menuntut hal-hal yang
16
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
17
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
seseorang yang diterima oleh orang lain baik Komunikasi interpersonal dalam
satu orang atau beberapa orang dan pernikahan tidak begitu saja muncul, namun
mendapatkan umpan balik secara langsung. perlu dipupuk agar hubungan pasangan
Hal demikian juga terjadi pada interaksi semakin baik.Kesuksesan pasangan
komunikasi interpersonal pada pasangan melakukan komunikasi interpersonal dalam
suami istri. Komunikasi interpersonal antar pernikahan dapat dipengaruhi oleh
suami istri disebut komunikasi diadik. beberapa faktor. Gunarsa (dalam Suseno,
Komunikasi diadik merupakan komunikasi 2012) menyebutkan beberapa faktor yang
yang berlangsung antara dua orang yang dapat mempengaruhi komunikasi
memiliki hubungan yang mantap dan jelas, interpersonal, yaitu:
misalnya suami istri Komunikasi 1. Percaya/ trust. Rasa percaya pada diri
interpersonal dalam pernikahan disebut seseorang akan muncul jika ia memiliki
juga diadik, yaitu hubungan yang terjalin keyakinan bahwa dirinya tidak akan
antar dua orang yang memiliki hubungan dikhianati oleh pasangan. Semakin besar
jelas, misalnya suami dan istri. Komunikasi rasa percaya yang dimiliki seseorang,
interpersonal dalam pernikahan membantu maka semakin mudah orang tersebut
pasangan untuk dapat memahami maupun membuka diri kepada pasangan. Rasa
mengungkapkan pikiran dan perasaan percaya kepada pasangan dapat
secara langsung kepada dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
pasangan.Komunikasi interpersonal dalam berikut:
pernikahan ditandai dengan adanya a. Karakteristik seseorang. Rasa
keterbukaan antar pasangan, adanya empati, percaya akan muncul jika
sikap mendukung, sikap positi dan partner komunikasi memiliki
kesetaraan antar pasangan.Komunikasi keterampilan, kemampuan dan
interpersonal dalam pernikahan yang efektif pengalaman dalam suatu bidang.
semakin membantu pasangan dalam Seseorang yang dapat
menjaga keharonisan pernikahan. memunculkan sifat-sifat seperti
Komunikasi interpersonal dalam jujur, tulus dan dapat
pernikahan dapat dikatakan sukses jika diandalakan mampu membuat
masing-masing pasangan mendapatkan pasangannya percaya
banyak informasi tentang pasangannya kepadanya. Contohnya, seorang
selama berkomunikasi, misalnya suami yang memiliki
mengetahui keinginan pasangan, perasaaan, kemampuan dalam
mau pun hal-hal yang sedang dipikirkan oleh mendengarkan
pasangan secara positif. Komunikasi istrinya.Kemampuan suami
interpersonal dikatakan gagal jika informasi dapat membuat istri merasa
yang didapatkan pasangan selama nyaman dan percaya dalam
berkomunikasi tidak berkembang atau mengungkapkan pikiran
dangkal, hal ini biasnaya karena danya unsur maupun perasaannya.
negatif dari apa yang menjadi tujuan b. Hubungan Kekuasaan.
berkomunikasi.Kegagalan pasangan Hubungan kekuasaan dapat
melakukan komunikasi interpersonal dalam diartikan jika seseorang
pernikahan dapat menimbulkan adanya memiliki kekuasaan atas orang
konflik antarpribadi yang berujung kepada lain, maka orang tersebut
munculnya masalah dalam pernikahan. akanmembuat orang lain patuh
dan tunduk kepadanya.
18
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
19
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
20
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
21
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
ini dikarenakan antara jumlah jemaat yang interpersonal yang baik. Antara suami istri
memiliki komunikasi interpersonal dalam sama-sama merespon secara positif apa
pernikahan dengan kategori sedang yang menjadi ungkapan emosi dan pikiran
memiliki jumlah yang tidak terpaut banyak pasanganya demikian halnya pasangan
dengan jemaat GKJ di Kecamatan Wedi yang suami istri tersebut sama-sama
memiliki komunikasi interpersonal dalam menyampaikan apa yang menjadi perasaan
pernikahan kurang bai. Hal ini menjadi dan pikiranya secara positif juga.
perhatian peneliti untuk membahasnya Gunarsa (1991) menjelaskan
lebih lanjut. keberhasilan komunikasi interpersonal bisa
Individu yang memiliki komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
interpersonal dalam pernikahan sedang sebagai berikut:
diasumsikan bahwa individu tersebut telah 1. Kepercayaan. Perasaan
berusaha untuk memiliki keterampilan percaya dan dipercaya membuat
berkomunikasi interpersonal dengan seseorang merasa nyaman untuk
pasanganya namun tidak tepat. Hal ini bisa menampilkan diri yang sesungguhnya
dikarenakan adanya kesalahpahaman dalam didepan pasangan. Semakin besar rasa
menartikan komunikasi yang efektif, asertif, percaya pada diri, maka semakin mudah
maupun tidak adanya kesadaran atas tujuan seseorang untuk membuka diri terhadap
utama dari komunikasi interpersonal dalam pasanganya. Oleh sebab itu, tiga faktor
pernikahan itu sendiri. Indivdiu terbiasa yang mendukung tumbuhnya rasa
menahan diri dalam mengemukakan percaya tersebut perlu terus dijaga. Tiga
perasaan maupun pikiran sebagai bentuk faktor tersebut yaitu; a) karakteristik
menghormati pasangan dan menghindari individu, seseorang akan percaya
konflik yang berkepanjangan. Selain itu, kepada pasanganya yang memiliki
indivdiu yang telah berusaha keterampilan dan kemampuan tertentu
mengembangkan komunikasi interpersonal yang dapat diandalkan. b) hubungan
dalam pernikahan tidak didukung atau kekuasaan, apabila seseorang memiliki
diimbangi oleh pasanganya. Pola seperti ini kekuasaan terhadap oranglain, maka
lambat laun akan menyakitkan bagi individu mampu membuat orang lain menjadi
yang berupaya melakukan komunikasi patuh. c)kualitas komunikasi dan
interpersonal, sehingga tidak menutup sifatnya menggambarkan keterbukaan.
kemungkinan individu tersebut melakukan Rasa percaya terhadap pasangan
transferen atas emosi yang dipendamnya. maupun sebaliknya, dapat membantu
Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, maka seseorang untuk terus berani
individu yang telah memiliki potensi menampilkan keunikan diri apa adanya.
keterampilan komunikasi interpersonal Rasa percaya dan dipercayai yang
akan mengalami ketidakbahagiaan dalam diungkapkan pasangan membuat
pernikahanya. Seperti yang dikemukakan seseorang merasa diterima sutuhnya
Olson (dalam Wisnuwardhani, 2012) sebagai pribadi. Adanya komunikasi
komunikasi interpersonal yang baik dapat interpersonal antar pasangan
menambah kebahagiaan suami istri dalam menjadikan individu satu dengan yang
pernikahanya. Hal tersebut dapat ditandai lain semakin mengenal dan memahami
dengan mengetahui bagaimana cara setiap keunikan pasanganya. Adanya
pasangan suami istri berkomunikasi. komunikasi interpersonal membantu
Pasangan suami istri yang bahagia jika pasangan untuk saling mengenal dan
kedua belah pihak melakukan komunikasi memahami dari hari kenari dengan
22
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
23
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
24
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019
Daftar Pustaka
Azwar, Saifudin. (2009). Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Davila, J. Karney, B. R., & Bradbury, T.N.
(1999). Attachment change
processes in early years of.
DeVito Joseph A. (2011). Komunikasi
Antarmanusia (Edisi 5).Tangerang:
Karisma Group Publishing
Gunarsa,(1991). Psikologi Praktis: Anak,
Remaja, dan Psikologi Perkembangan
Keluarga. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Sudhana, H., Dewi, N.R., (2013), Hubungan
Antara Komunikasi Interpersonal
Pasutri dengan Keharmonisan
25