Anda di halaman 1dari 11

SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.

1 Juni 2019

Komunikasi Interpersonal
Dalam Pernikahan
Ag.Krisna Indah Marheni
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma
Email: ienagustine@usd.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik komunikasi interpersonal dalam pernikahan pada
jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Kecamatan Wedi. Adapun subjek penelitian ini adalah jemaat yang sudah
menikah selama 10-20 tahun, tinggal bersama, dan menjadi anggota jemaat GKJ di Kecamatan Wedi. Jumlah
subjek sebanyak 43 orang. Jenis penelitian yaitu deskripsi kuantitaif. Instrumen pada penelitian ini
menggunakan kuesioner komunikasi interpersonal dalam pernikahan, yang terdiri dari 72 item. Adapun
aspek-aspek yang digunakan adalah aspek-aspek komunikasi interpersonal dalam pernikahan yaitu;
keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Nilai reliabilitas instrumen pada
penelitian ini 0.957. Analisis data yang digunakan yaitu kategorisasi komunikasi interpersonal dalam
pernikahan berdasarkan penilaian Azwar (2009). Kategorisasi tingkat komunikasi interpersonal dalam
pernikahan digolongkan menjadi lima yaitu; sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, sangat tidak baik.
Berdasarkan hasil penelitian komunikasi interpersonal dalam pernikahan pada jemaat GKJ di Kecamatan
Wedi, diketahui bahwa ada 8 orang (19%) memiliki kategori sangat baik, 3 orang (7%) dalam kategori baik,
16 orang (37%) masuk dalam kategori sedang, 15 orang (35%) dalam kategori tidak baik, dan ada 1 orang
(2%) dalam kategori sangat tidak baik. Berdasarkan butir item komunikasi interpersonal dalam pernikahan
yang capaianya masih tergolong rendah, diusulkan topik-topik pembinaan pasutri jemaat GKJ di Kecamatan
Wedi yaitu; komunikasi efektif dalam keluarga, menejemen peran dalam keluarga, berkolab orasi dalam
keluarga, manajemen konflik, menjalin hubungan sosial dalam pernikahan, dan menghargai perbedaan.

Kata kunci: komunikasi interpersonal dalam pernikahan, jemaat GKJ di Kecamatan Wedi

Pendahuluan Oleh sebab itu, relasi yang baik antara


Individu yang berada pada tahap seorang pria (suami) dan wanita (istri)
dewasa pada umumnya telah memasuki sangat dibutuhkan untuk membentuk ikatan
tahap intimasi versus isolasi. Tahap ini pernikahan yang bahagia, harmonis, dan
merupakan masa di mana indivdiu idealnya kekal.
telah mampu melakukan hubungan intim Setiap pasangan suami-istri
dengan pasangan hidup yang menjadi berharap kehidupan pernikahan yang
pilihanya, dan membina hidup berkeluarga dijalani dapat membawa ketenangan dan
mandiri terlepas dari keluarga besar dalam kebahagiaan bagi kehidupannya. Di sisi lain,
ikatan pernikahan. Pernikahan ialah ikatan kehidupan pernikahan senantiasa
lahir batin antara seorang pria dan seorang mengalami perubahan seiring dengan
perempuan sebagai suami istri dengan kematangan masing-masing pasangan serta
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) dihadapinya persoalan, kebutuhan,
yang bahagia dan kekal berdasarkan keinginan, harapan, dan masalah-masalah
Ketuhanan Yang Maha Esa (Wismanto, baru. Suatu pernikahan akan berlangsung
2004). Hal ini seperti yang tercantum dalam bahagia atau tidak tergantung pada apa yang
UU Pernikahan No. 1 tahun 1974, bahwa terjadi dalam pernikahan. Kondisi yang
tujuan suatu pernikahan yaitu membentuk terus berubah-ubah menuntut pasangan
keluarga yang bahagia dan kekal suami-istri saling berkomunikasi secara
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. efektif . komunikasi interpersonal menjadi

15
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019

salah satu kunci dari pasangan suami istri hubungan yang telah terjalin sehingga
dalam menjalin relasi yang lebih intens dan menghindari diri dari situasi yang dapat
harmonis. merusak hubungan. Pasangan suami isteri
Keharmonisan pernikahan akan sulit yang mampu menyesuaikan diri dalam
terwujud tanpa adanya hubungan pernikahan, memiliki kenderungan lebih
interpersonal yang baik antara suami dan mampu menciptakan suasana komunikasi
istri. Dalam menciptakan hubungan interpersonal yang efektif. Hal ini
interpersonal perlu adanya komunikasi yang disebabkan adanya keterpaduan antar dua
baik antar pasangan tersebut. Komunikasi pribadi yang dapat memberikan efek
yang sering digunakan suami istri dalam keharmonisan dalam berumah tangga.
berinteraksi adalah komunikasi Namun, di sisi lain ada pasangan
interpersonal. Komunikasi interpersonal yang senantiasa berupaya menciptakan
yang baik adalah komunikasi yang efektif, keharmonisan dalam berkeluarga, namun
yang mempunyai ciri saling terbuka, empati, masih saja tidak asertif dalam
saling mendukung, sikap positif dan berkomunikasi. Ada pasangan yang
kesetaraan (Devito, 1997). Komunikasi terkadang menggunakan komunikasi yang
interpersonal merupakan komunikasi sebetulnya menyinggung perasaan
antara orang-orang secara tatap muka, yang pasangannya namun dimaknai oleh
memungkinkan setiap pesertanya siindividu sebagai bentuk asertif. Di sisi lain
menangkap reaksi orang lain secara pasangan berusaha untuk tidak melawan
langsung, baik secara verbal maupun atau membalas demi menjaga kerukunan
nonverbal (Mulyana, 2008). Salah satu tipe rumah tangga dan berupaya untuk
komunikasi interpersonal yang digunakan memberikan contoh yang “rukun” bagi anak-
dalam berinteraksi pada pasangan suami anaknya, artinya pasangan yang memilih
istri adalah yang bersifat diadik yaitu diam karena bermaksud menghindari
melalui komunikasi dalam situasi yang lebih konflik. Hal ini juga peneliti temukan ketika
intim, lebih dalam dan personal. Adanya observasi dan wawancara dengan beberapa
komunikasi interpersonal yang efektif subjek penelitian. Temuan dari observasi
memberikan peluang pada pasangan suami seperti; banyaknya pasangan suami istri usia
istri untuk dapat menghindari diri dari pernikahan 10-20 tahun dengan status anak-
situasi yang dapat merusak hubungan yang anak sudah sekolah, sering kali berteriak
menyebabkan pernikahan menjadi tidak ketika sedang berkomunikasi dengan
harmonis.Suasana hubungan suami istri pasanganya baik dihadapan anak-anaknya
yang baik dapat terwujud dalam suasana maupun ketika sedang berdua. Ketika ada
yang hangat, penuh pengertian, penuh kasih hal yang membuat salah satu pasangan
sayang satu dengan lainnya sehinggadapat merasa tidak setuju, maka salah satu
menimbulkan suasana yang akrab dan pasangan tersebut berteriak
ceria.Dasar terciptanya hubungan ini adalah mengungkapkan ketidak setujuannya. Hal
terciptanya komunikasi interpersonal yang ini memicu sakit hati bagi pasangannya,
efektif dalam pernikahan tersebut. yang akhirnya berujung dengan
Komunikasi interpersonal yang pertengkaran. Dari observasi juga
terjalin antar suami istri mempunyai diketemukan banyaknya pasangan suami
peranan yang penting untuk menjaga istri yang senantasa bersikap rukun ketika
kelangsungan berumah tangga. Sastropoetro bertemu dengan orang lain, namun sudah
(1986) menyatakan bahwa dengan lama suami menyimpan kesedihan karena
komunikasi yang baik berarti memelihara pasangannya sering menuntut hal-hal yang

16
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019

melebihi pendapatan ekonomi suami. interpersonal dalam pernikahan pada


Kesedihan suami tersebut tidak pernah jemaat anggota GKJ di Kecamatan Wedi,
dikomunikasikan dengan pasangannya, berdasarkan butir instrumen yang capaian
dengan alasan menjaga perasaan istri, skornyanya masih rendah?
sehingga seiring berjalannya waktu sang Komunikasi Interpersonal dalam
suami memendam kesedihan dan rasa malu Pernikahan
karena sikap istri yang berlebihan. Ketika Individu yang sudah menikah,
dalam kondisi tertekan, sang suami menjadi diasumsikan telah mampu berkomunikasi
sering murung, sakit-sakitan, motivasi interpersonal secara baik didalam
bekerja menurun, dan berujung dengan pernikahanya. Kesadaran akan diri sendiri
pertengkaran. dan pasangan menjadi dasar bagi pasangan
Hal-hal tersebut di atas merupakan suami istrei untuk lebih berkomunikasi
kesalahpahaman dalam memaknai secara diadik. Namun pada kenyataanya
komunikasi interpersonal dalam tidak semua pasangan suami isteri mampu
pernikahan. Apabila hal ini dibiarkan, maka memiliki komunikasi interpersonal yang
tidak menutup kemungkinan konflik batin baik. Masih banyak pasangan suami istri
antara suami-istri akan berkepanjangan, yang saling berupaya menjaga
menjadi role model bagi anak-anak, tidak keharmonisan kehidupan pernikahan,
optimalnya satu sama lain dalam namun memiliki komunikasi interpersonal
mengaktualisasikan diri, dan mengancam yang kurang baik.
ikatan pernikahan itu sendiri. Jemaat GKJ Komunikasi interpersonal dalam
Wedi merupakan indivdiu-indivdiu yang pernikahan menurut Effendy (dalam
berada dalam sebuah komunitas yang ikatan Liliweri, 1991) merupakan komunikasi yang
pernikahanya dikukuhkan oleh hukum terjadi antara komunikator (orang yang
gereja dan negara, dimana apa yang sudah memulai berkomunikasi) dengan seorang
dipersatukan oleh Tuhan tidak boleh komunikan (orang yang menerima
diceraikan oleh manusia. Demikian hal nya informasi).Komunikasi interpersonal
secara tinjauan hukum negara, apapun dianggap paling efektif digunakan dalam
alasanya ketidakharmonisan dalam rangka mengubah sikap, pendapat, atau
berumah tangga bahkan perceraian adalah perilaku seseorang karena bersifat dialogis
sesuatu yang patut untuk dihindari oleh yang berupa percakapan. Penggunaan
apsangan suami istri yang menikah secara komunikasi interpersonal memungkinkan
resmi baik agama maupun negara. Oleh komunikator segera mendapatkan
sebab itu, keharmonisan dalam hidup tanggapan dari komunikan karena arus balik
berumah tangga perlu senantiasa dipelihara (umpan balik) bersifat
dan dikembangkan salah satunya adalah langsung.Komunikator dapat langsung
dengan menciptakan komuniaksi mengetahui apakah komunikasi yang
interpersonal dalam pernikahan secara dilakukannya efektif atau tidak, apakah
efektif. informasi yang disampaikan dapat
Fenomena di atas menjadi daya tarik dipahamidengan baik atau tidak.
peneliti ingin mengetahui seberapa baik Komunikasi interpersonal membantu
komunikasi interpersonal dalam pernikahan komunikator untuk memahami komunikan
pada jemaat GKJ di Kecamatan Wedi? Topik- dalam berkomunikasi.
topik program pembinaan pasutri Hal senada diungkapkan oleh DeVito
apasajakah yang dapat diusulkan untuk (2011) yang mengatakan bahwa komunikasi
meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal adalah pengiriman pesan dari

17
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019

seseorang yang diterima oleh orang lain baik Komunikasi interpersonal dalam
satu orang atau beberapa orang dan pernikahan tidak begitu saja muncul, namun
mendapatkan umpan balik secara langsung. perlu dipupuk agar hubungan pasangan
Hal demikian juga terjadi pada interaksi semakin baik.Kesuksesan pasangan
komunikasi interpersonal pada pasangan melakukan komunikasi interpersonal dalam
suami istri. Komunikasi interpersonal antar pernikahan dapat dipengaruhi oleh
suami istri disebut komunikasi diadik. beberapa faktor. Gunarsa (dalam Suseno,
Komunikasi diadik merupakan komunikasi 2012) menyebutkan beberapa faktor yang
yang berlangsung antara dua orang yang dapat mempengaruhi komunikasi
memiliki hubungan yang mantap dan jelas, interpersonal, yaitu:
misalnya suami istri Komunikasi 1. Percaya/ trust. Rasa percaya pada diri
interpersonal dalam pernikahan disebut seseorang akan muncul jika ia memiliki
juga diadik, yaitu hubungan yang terjalin keyakinan bahwa dirinya tidak akan
antar dua orang yang memiliki hubungan dikhianati oleh pasangan. Semakin besar
jelas, misalnya suami dan istri. Komunikasi rasa percaya yang dimiliki seseorang,
interpersonal dalam pernikahan membantu maka semakin mudah orang tersebut
pasangan untuk dapat memahami maupun membuka diri kepada pasangan. Rasa
mengungkapkan pikiran dan perasaan percaya kepada pasangan dapat
secara langsung kepada dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
pasangan.Komunikasi interpersonal dalam berikut:
pernikahan ditandai dengan adanya a. Karakteristik seseorang. Rasa
keterbukaan antar pasangan, adanya empati, percaya akan muncul jika
sikap mendukung, sikap positi dan partner komunikasi memiliki
kesetaraan antar pasangan.Komunikasi keterampilan, kemampuan dan
interpersonal dalam pernikahan yang efektif pengalaman dalam suatu bidang.
semakin membantu pasangan dalam Seseorang yang dapat
menjaga keharonisan pernikahan. memunculkan sifat-sifat seperti
Komunikasi interpersonal dalam jujur, tulus dan dapat
pernikahan dapat dikatakan sukses jika diandalakan mampu membuat
masing-masing pasangan mendapatkan pasangannya percaya
banyak informasi tentang pasangannya kepadanya. Contohnya, seorang
selama berkomunikasi, misalnya suami yang memiliki
mengetahui keinginan pasangan, perasaaan, kemampuan dalam
mau pun hal-hal yang sedang dipikirkan oleh mendengarkan
pasangan secara positif. Komunikasi istrinya.Kemampuan suami
interpersonal dikatakan gagal jika informasi dapat membuat istri merasa
yang didapatkan pasangan selama nyaman dan percaya dalam
berkomunikasi tidak berkembang atau mengungkapkan pikiran
dangkal, hal ini biasnaya karena danya unsur maupun perasaannya.
negatif dari apa yang menjadi tujuan b. Hubungan Kekuasaan.
berkomunikasi.Kegagalan pasangan Hubungan kekuasaan dapat
melakukan komunikasi interpersonal dalam diartikan jika seseorang
pernikahan dapat menimbulkan adanya memiliki kekuasaan atas orang
konflik antarpribadi yang berujung kepada lain, maka orang tersebut
munculnya masalah dalam pernikahan. akanmembuat orang lain patuh
dan tunduk kepadanya.

18
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019

Contohnya, suami sebagai 3. Sikap terbuka. Kemampuan


pemimpin rumah tangga. dalam melakukan penilaian secara
Seorang suami sebagai objektif.Kemampuan dalam
pemimpin keluarga membuat membedakan sesuatu dengan mudah,
istri patuh dalam melaksanakan memahami isi, mencari informasi dari
apa yang diminta oleh suaminya. berbagai sumber, memiliki keterbukaan
c. Kualitas komunikasi dan sifatnya dalam mengubah pikiran, dan
menggambarkan adanya professional.
keterbukaan. Rasa percaya Aspek-aspek komunikasi
akanmuncul apabila seseorang interpersonal dalam pernikahan
telah mengungkapkan maksud meliputi beberapa hal berikut (DeVito,
dan tujuan serta harapan setelah 1986):
berkomunikasi. Semakin banyak a. Keterbukaan, dapat diartikan
informasi yang diberikan sebagai kesediaan seseorang
seseorang selama untuk memberikan informasi
berkomunikasi, maka semakin secara jujur sesuai kenyataan
baikkualitas komunikasi yang dalam berinteraksi dengan
berlangsung. Contoh dari adanya pasangan.Kualitas keterbukaan
kualitas komunikasi pada komunikasi interpersonal dalam
pasangan adalah pasangan mau pernikahan mengacu pada tiga
membagi pengalaman hidup aspek, yaitu (1) kesadaran untuk
kepada pasangannya. membuka diri dan memberikan
2. Perilaku suportif akan meningkatkan informasi yang jujur tentang diri
komunikasi. Perilaku suportif memiliki kepada pasangan.Kesadaran
ciri-ciri, antara lain: (a) Deskripsi. untuk membuka diri dapat juga
Kemampuan seseorang dalam diartikan membagikan pikiran
menyampaikan pesan baik pikiran dan perasaan yang sedang
maupun perasaan tanpa menilai atau dirasakan kepada pasangan. (2)
mengecam kelamahan pasangan. (b) Kesadaran untuk bereaksi secara
Orientasi Masalah. Menyampaikan jujur dalam menanggapi pesan
keinginan untuk dapat bekerja sama dari pasangan. (3) Kesadaran
dalam menyelesaikan suatu masalah untuk mengakui perasaan dan
dengan pasangan. Mengajak pasangan gagasan yang muncul serta
untuk secara bersama-sama mampumempertanggungjawabk
menentukan tujuan dan cara untuk annya kepada pasangan. Contoh
mencapai tujuan yang diinginkan seseorang yang memiliki
bersama. (c) Spontanitas. Sikap jujur, keterbukaan adalah, ketika
tidak terencana dan tidak memiliki seseorang sedang menghadapi
tujuan tertentu. (d) Empati. Menganggap masalah, orang tersebut
pasangan sebagai pribadi (e) Persamaan. menceritakan masalahnya
Tidak mempermasalahkan perbedaan. kepada pasangan.
Bersikap netral, menghargai dan b. Empati, dapat diartikan sebagai
menghormati perbedaan yang ada pada kemampuan seseorang dalam
diri sendiri maupun pasangan. (f) memahami apa yang sedang
Profesionalisme. Kesediaan untuk dialami oleh pasangan.
meninjau pendapat pribadi. Seseorang dapat berempati

19
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019

dengan menahan godaan untuk pasangan.Seseorang yang


mengevaluasi, menilai, memiliki sikap positif dapat
menafsirkan dan mengkritik. membuat pasangan merasa
Seseorang perlu mencoba untuk positif juga saat berkomunikasi.
mengerti alasan yang Sikap positif suatu komunikasi
diungkapkan pasangannya, ikut interpersonal dalam pernikahan
merasa apa yang dirasakan dapat dilakukan dengan cara (1)
pasangan, serta mencoba menyatakan sikap positif, (2)
merasakan sesuatu dari sudut memberikan dorongan baik
pandang pasangan. Contoh berupa pujian, senyuman serta
seseorang yang memiliki empati anggukan kepala saat. Contoh
adalah ketika suamisedang seseorang yang memiliki sikap
menyampaikan gagasan, istri positif adalah seseorang yang
mendengarkan dan mencoba menganggap bahwa masalah
memahami sudut pandang dalam pernikahan bukan sebagai
berpikir suami. pemecah melaikan sebagai
c. Sikap Mendukung, komunikasi sarana pasangan bekerjasama
interpersonal dalam pernikahan dalam menjaga pernikahan.
tidak dapat berlangsung tanpa e. Kesetaraan, dalam komunikasi
adanya sikap mendukung. Sikap interpersonal dalam pernikahan
mendukung muncul dalam 3 diartikan sebagai adanya
sikap, yaitu: (1) Bersikap pengakuan dari pasangan bahwa
deskriptif bukan efaluatif. Tidak masing-masing sama-sama
adanya evaluasi membuat bernilai dan berhaga serta
seseorang meras bebas dalam memiliki sumbangan bagi
mengungkapkan pikiran dan kebaikan bersama. Adanya
perasaan. (2) spontanitas. kesetaraan akan membangun
Kemapuan seseorang dalam suasana yang akrab, karena
bereaksi secara jujur apa adanya masing-masing dapat
dalam menanggapi stimulus dari berkomunikasi dengan nyaman.
pasangan. (3) Bersikap Adanya kesataraan dalam
profesionalisme. Memiliki melakukan komunikasi
kemampuan untuk berpikiran interpersonal dalam penikahan
terbuka, mau menerima kritikan membuat perbedaan dapat
dan saran dari pasangan yang dipahami dan tidak dijadikan
dirasa berguna bagi diri. Contoh alasan untuk menjatuhkan
individu yang memiliki sikap pasangan. Contoh pasangan yang
mendukung adalah seorang memiliki kesetaraan adalah
istriyang memberikan suami dan istri yang saling
kesempatankepada memahami dan menerima
suaminyauntuk melakukan kekurangan dan kelebihan
keputusan yang dibuatnya. pasangannya agar pernikahan
d. Sikap Positif, merupakan terus berjalan dengan baik.
kemampuan seseorang dalam Berdasarkan paparan di atas,
menilai diri secara positif dan peneliti berasumsi adanya kondisi yang
berperasaan positif kepada kurang baik dalam hal komunikasi

20
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019

interpersonal dalam pernikahan pada reliabilitas instrumen pada penelitian ini


Jemaat GKJ di Kecamatan Wedi. Hal ini 0.957. Adapun tujuan penelitian ini yaitu; 1)
seperti yang diketemukan oleh Fauziah dan mengetahui seberapa baik komunikasi
Indrawati (2012) dalam penelitianya interpersonal pasangan muda jemaat GKJ di
memberikan bukti bahwa selama Kecamatan Wedi. 2) mengetahui topik-topik
pernikahan pasangan suami-istri melakukan pendampingan pasutri apasajakah yang
penyesuaian terhadap pasangannya, namun relevan diusulkan untuk meningkatkan
memiliki kendala dalam hal seperti komunikasi interpersonal dalam pernikahan
attachment, wellbeing, dan komunikasi pada jemaat GKJ di Kecamatan Wedi,
interpersonal. Hal ini didukung oleh hasil berdasarkan skor item yang kemunculanya
penelitian Sudhana dan Dewi (2013) yang masih rendah. Analisis data pada penelitian
memberikan gambaran bahwa ini menggunakan skala kategorisasi
keharmonisan pernikahan akan sulit sederhana Azwar (2009) dengan kriteria
terwujud tanpa adanya hubungan Sangat Baik, Baik, Cukup Baik, Kurang Baik,
interpersonal yang baik antara suami dan dan Sangat Tidak Baik.
istri. Dalam menciptakan hubungan
interpersonal yang baik perlu adanya Hasil dan Pembahasan
komunikasi yang efektif sehingga dapat Berdasarkan hasil penelitian,
menghindari diri dari situasi yang dapat diketahui terdapat 8 orang (19%) memiliki
merusak hubungan yang menyebabkan kategori sangat baik, 3 orang (7%) dalam
pernikahan menjadi tidak harmonis. Oleh kategori baik, 16 orang (37%) masuk dalam
sebab itu, komunikasi interpersonal dalam kategori sedang, 15 orang (35%) dalam
pernikahan perlu dimiliki oleh masing- kategori tidak baik, dan ada 1 orang (2%)
masing pasangan guna mencapai dalam kategori sangat tidak baik. Dan
kebahagiaan dalam pernikahan. diketahui juga ada 4 (6.68%) item
komunikasi interpersonal dalam pernikahan
Metode Penelitian masuk dalam kategori sedang. Kategori
Jenis penelitian ini yaitu deskripsi sedang dalam penelitian ini menjadi hasil
kuantitatif. Variabel penelitian ini yaitu kategorisasi yang paling rendah, hal ini
komunikasi interpersonal dalam dikarenakan item-item komunikasi
pernikahan. Instrumen yang digunakan interpersonal dalam pernikahan yang lain
yaitu kuesionel komunikasi interpersonal 10 item (16.68%) masuk kategori tinggi, dan
dalam perniakhan yang terdiri dari item. 46 (76.68%) masuk dalam kategori sangat
Subjek penelitian sejumlah 43 orang. Subjek tinggi. Oleh sebab itu, topik-topik yang dapat
penelitian bersifat purposif sampling, dengan diusulkan untuk program pembinaan
kriteria yaitu; sudah menikah selama 10-20 pasutri jemaat GKJ di Kecamatan Wedi
tahun, tinggal bersama, menjadi anggota adalah komunikasi efektif dalam keluarga,
jemaat GKJ di Kecamatan Wedi. Instrumen menejemen peran dalam keluarga,
pada penelitian ini menggunakan kuesioner berkolaborasi dalam keluarga, manajemen
komunikasi interpersonal dalam konflik, menjalin hubungan sosial dalam
pernikahan, yang terdiri dari 72 item. pernikahan, dan menghargai perbedaan.
Adapun aspek-aspek yang digunakan adalah Berdasarkan hasil penelitan dapat
aspek-aspek komunikasi interpersonal diketahui bahwa tingkat komunikasi
dalam perniakhan menurut Devito (1986); interpersonal dalam pernikahan pada
keterbukaan, empati, sikap mendukung, jemaat GKJ di Kecamatan Wedi mayoritas
sikap positif, dan kesetaraan. Nilai masuk kategori sedang dan kurang baik. Hal

21
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019

ini dikarenakan antara jumlah jemaat yang interpersonal yang baik. Antara suami istri
memiliki komunikasi interpersonal dalam sama-sama merespon secara positif apa
pernikahan dengan kategori sedang yang menjadi ungkapan emosi dan pikiran
memiliki jumlah yang tidak terpaut banyak pasanganya demikian halnya pasangan
dengan jemaat GKJ di Kecamatan Wedi yang suami istri tersebut sama-sama
memiliki komunikasi interpersonal dalam menyampaikan apa yang menjadi perasaan
pernikahan kurang bai. Hal ini menjadi dan pikiranya secara positif juga.
perhatian peneliti untuk membahasnya Gunarsa (1991) menjelaskan
lebih lanjut. keberhasilan komunikasi interpersonal bisa
Individu yang memiliki komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
interpersonal dalam pernikahan sedang sebagai berikut:
diasumsikan bahwa individu tersebut telah 1. Kepercayaan. Perasaan
berusaha untuk memiliki keterampilan percaya dan dipercaya membuat
berkomunikasi interpersonal dengan seseorang merasa nyaman untuk
pasanganya namun tidak tepat. Hal ini bisa menampilkan diri yang sesungguhnya
dikarenakan adanya kesalahpahaman dalam didepan pasangan. Semakin besar rasa
menartikan komunikasi yang efektif, asertif, percaya pada diri, maka semakin mudah
maupun tidak adanya kesadaran atas tujuan seseorang untuk membuka diri terhadap
utama dari komunikasi interpersonal dalam pasanganya. Oleh sebab itu, tiga faktor
pernikahan itu sendiri. Indivdiu terbiasa yang mendukung tumbuhnya rasa
menahan diri dalam mengemukakan percaya tersebut perlu terus dijaga. Tiga
perasaan maupun pikiran sebagai bentuk faktor tersebut yaitu; a) karakteristik
menghormati pasangan dan menghindari individu, seseorang akan percaya
konflik yang berkepanjangan. Selain itu, kepada pasanganya yang memiliki
indivdiu yang telah berusaha keterampilan dan kemampuan tertentu
mengembangkan komunikasi interpersonal yang dapat diandalkan. b) hubungan
dalam pernikahan tidak didukung atau kekuasaan, apabila seseorang memiliki
diimbangi oleh pasanganya. Pola seperti ini kekuasaan terhadap oranglain, maka
lambat laun akan menyakitkan bagi individu mampu membuat orang lain menjadi
yang berupaya melakukan komunikasi patuh. c)kualitas komunikasi dan
interpersonal, sehingga tidak menutup sifatnya menggambarkan keterbukaan.
kemungkinan individu tersebut melakukan Rasa percaya terhadap pasangan
transferen atas emosi yang dipendamnya. maupun sebaliknya, dapat membantu
Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, maka seseorang untuk terus berani
individu yang telah memiliki potensi menampilkan keunikan diri apa adanya.
keterampilan komunikasi interpersonal Rasa percaya dan dipercayai yang
akan mengalami ketidakbahagiaan dalam diungkapkan pasangan membuat
pernikahanya. Seperti yang dikemukakan seseorang merasa diterima sutuhnya
Olson (dalam Wisnuwardhani, 2012) sebagai pribadi. Adanya komunikasi
komunikasi interpersonal yang baik dapat interpersonal antar pasangan
menambah kebahagiaan suami istri dalam menjadikan individu satu dengan yang
pernikahanya. Hal tersebut dapat ditandai lain semakin mengenal dan memahami
dengan mengetahui bagaimana cara setiap keunikan pasanganya. Adanya
pasangan suami istri berkomunikasi. komunikasi interpersonal membantu
Pasangan suami istri yang bahagia jika pasangan untuk saling mengenal dan
kedua belah pihak melakukan komunikasi memahami dari hari kenari dengan

22
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019

keunikan yang dimiliki masing-masing c. Spontanitas. Perilaku ini merupakan


tanpa menghadirkan respon yang sikap jujur yang tidak dilandasi
negatif. tujuan tertentu. Contoh, ketika sang
2. Perilaku suportif akan meningkatkan suami mengetahui istrinya naik
komunikasi interpersonal yang baik. jabatan secara spontan suami
Adapun ciri-ciri perilaku suportif yaitu: memeluk istri sembari memberikan
a. Deskripsi. Pasangan mampu ucapan selamat dan dilanjutkan
menyampaikan pesan baik pikiran dengan dukungan-dukungan. Lain
maupun perasaan tanpa adanya halnya dengan respon suami yang
tujuan atau niat menilai sesuatu. memberikan ucapan selamat namun
Namun, apa yang diungkapkan dilanjutkan dengan kalimat-kalimat
merupakan murni dari pemenuhan bernada merendahkan atau
kebutuhan atas penghormatan dan menyepelekan atau mengintimidasi
penghargaan bagi pasanganya. yang justru menyinggung perasaan
Contoh, suami mengungkapkan rasa sang istri. Hal ini tentu saja
rindu terhadap istrinya yang sudah mencirikan tidak adanya komunikasi
beberapa hari bertugas keluar kota. interpersonal yang baik, karena sang
Secara ramah dan hangat suami suami dalam merespon istri atau
mengungkapkan kerinduan situasi masih dilandasi dengan
terhadap sang istri. Hal ini ada tujuan-tujuan tertentu yang
sebagian orang mengawali dengan sekiranya merupakan permasalahan
bahasa non verbal yaitu dengan dengan diri sendiri yang belum
memeluk sang istri. tuntas.
b. Orientasi masalah. pasangan secara d. Empati: perilaku empati
bersama-sama mencari solusi menunjukan respon yang positif atas
permasalahan. Pasangan secara orang lain yaitu menganggap
bersama-sama juga menetapkan pasanganya adalah seorang pribadi.
tujuan dan merencanakan cara Perilaku empati dapat berupa
mencapai tujuan tersebut. Contoh, adanya keterlibatan individu atas
dalam hal memiliki dan mengasuh apa yang sedang dialami oleh
anak, suami istri berkomunikasi pasanganya. Keterlibatan disini
interpersonal secara bersama-sama menekankan pada sikap turut
perihal berapa jumlah anak yang merasakan apa yang sedang
akan dimiliki, biaya pendidikan anak, dirasakan oleh pasanganya. Hal ini
asuransi, rencana sekolah dan lain menunjukan seberapa peka indivdiu
sebagainya. Demikian halnya terhadap pasanganya. Contoh; ketika
tentang pembagian tugas suami sedang mengalami kehilangan
mengerjakan pekerjaan rumah pekerjaan, maka istri turut dapat
maupun bersosialisasi dengan merasakan kesedihan dan
lingkungan sekitar. Dengan kekecewaan yang dialami oleh sang
demikian suami istri akan memiliki suami. Namun, sang istri
fleksibilitas yang baik dalam memberikan dorongan kepada
menghadapi setiap tugas dan suami untuk segera bangkit dari rasa
tanggungjawab yang harus mereka sedih dan kecewa, mencari solusi
emban. atas permasalahand an mendukung
rencana yang akand ilakukan

23
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019

selanjutnya guna memperbaiki sama-sama mau mengevaluasi diri


kondisi. dan refleksi. Komunikasi
e. Persamaan. Pasangan suami istri interpersonal yang baik tidak akan
tidak meributkan atau terjadi bila profesionalisme
mempermasalahkan atas perbedaan dilakukan hanya oleh satu pihak atau
yang dimiliki antar mereka. Namun, dituntut oleh satu pihak, karena
suami istri lebih berfokus pada pihak yang tidak mengevaluasi diri
saling menghormati dan menghargai dan refleksi atau yang menuntut
perpedaan pendapat, sikap, perilaku, hanya akan menyudutkan dan
dan keyakinan dengan membuat menyalahkan pasanganya. Makna
sebuah kesepakatan yang saling dari evaluasi dan refleksi adalah
melengkapi. Salah satu contoh; istri lebih pada tilik diri dan
memiliki pandangan bahwa kebermanfaatanya bagi orang lain
menyantap buah-buahan lebih baik (pasanganya) bukan menunjuk
sebelum makan nasi, sedangkan kesalahan pasanganya.
suami memiliki pendapat yang 3. Sikap terbuka.
berketerbalikan yaitu makan nasi Ketiga faktor ini sangat
terlebih dahulu baru menyantap mempengaruhi keberhasilan komunikasi
buah. Komunikasi interpersonal interpersonal dalam pernikahan.
yang baik antara suami istri akan Berdasarkan penjelasan di atas maka,
menghasilkan sebuah kesepakatan individu dengan komunikasi interpersonal
yang saling mendukung tanpa harus dalam pernikahan yang sedang atau cukup
mengubah pribadi pasanganya baik perlu dibantu untuk terus
menjadi seperti dirinya, maka sang mengembangkan dan memeilihara
suami menghargai pendapat istri keterampilan komunikasi interpersonal
begitu juga sebaliknya. Oleh sebab dalam pernikahan guna mencapai
itu, sang istri tetap akan menyantap kehidupan yang harmonis dan bahagia. Hal
buah terlebih dahulu baru makan senada juga perlu dilakukan bagi individu
nasi, dan sang suami akan makan yang memiliki komunikasi interpersonal
nasi terlebih dahulu baru menyantap kurang baik, mereka perlu mendapat
buah. Dengan demikian suami istri pembimbingan agar memiliki keterampilan
tetap menikmati buah dan makanan berkomunikasi interpersonal yang baik
secara seimbang dan tenang. Sama sehingga dapat membahagiakan kehidupan
hal nya dnegan contoh berikut ini; rumah tangganya. Seperti yang
ketika hendak makan malam sang dikemukakan oleh Gottman
istri ingin makan suatu makanan (Wisnuwardhani, 2012), pasangan yang
tertentu yang berbeda dengan tidak bahagia memiliki pola komunikasi
suami, maka acara makan malam yang menunjukan bahwa pasangan saling
tetaplah berjalan dengan harmonis merespon secara negatif berkaitan dengan
walau ada perbedaan selera jenis perkataan yang disampaikan oleh
makanan. Suami-istri membeli atau pasanganya. Segala bentuk yang
memasak dua jenis makanan (satu disampaikan oleh pasangan akan selalu
selera suami, satu selera istri) dan diartikan sebagai hal yang negatif.
akan dimakan bersama-sama. Pola komunikasi yang negatif antar
f. Profesionalisme. Hal ini berarti pasangan jika dibiarkan secara terus
bahwa baik suami maupun istri menerus, maka tidak menutup kemungkinan

24
SOLUTION, Jurnal of Counseling and Personal Development Vol. 1 No.1 Juni 2019

menjadi faktor kesalahpahaman yang dalam Pernikahan. Jurnal Psikologi


berujung konflik rumah tangga. Oleh sebab Udayana, Vol.1, No.1, 22-31.
itu komunikasi interpersonal perlu Wisnuwardhani, Dian dan Fatmawati S.M.
diciptakan dan dipelihara dalam kehidupan (2012). Hubungan Interpersonal.
pasanga suami istri guna mencapai tujuan Jakarta: Salemba Humanika.
dari pernikahan. Berdasarkan dari hasil
penelitian ini maka peneliti mengusulkan
topik-topik yang dapat diusulkan sebagai
usulan program pembinaan atau
pendampingan pasangan suami istri jemaat
GKJ di Kecamatan Wedi.
Usulan topik-topik progam
pembinaan atau pendampingan pasangan
suami istri yang dapat diusulkan bagi Jemaat
GKJ di Kecamatan Wedi antaralain yaitu;
komunikasi efektif dalam keluarga,
menejemen peran dalam keluarga,
berkolaborasi dalam keluarga, manajemen
konflik, menjalin hubungan sosial dalam
pernikahan, dan menghargai perbedaan.
Bentuk kegiatan yang dapat diberikan yaitu;
rekoleksi, outbond, worksop, dan sarasehan.
Adapun tujuanya adalah membantu
meningkatkan keterampilan komuniaksi
interpersonal dalam pernikahan pada
Jemaat GKJ di Kecamatan Wedi, sehingga
dapat mencapai tujuan dari pernikahan.

Daftar Pustaka
Azwar, Saifudin. (2009). Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Davila, J. Karney, B. R., & Bradbury, T.N.
(1999). Attachment change
processes in early years of.
DeVito Joseph A. (2011). Komunikasi
Antarmanusia (Edisi 5).Tangerang:
Karisma Group Publishing
Gunarsa,(1991). Psikologi Praktis: Anak,
Remaja, dan Psikologi Perkembangan
Keluarga. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Sudhana, H., Dewi, N.R., (2013), Hubungan
Antara Komunikasi Interpersonal
Pasutri dengan Keharmonisan

25

Anda mungkin juga menyukai