Hubungan antara Keintiman dengan Komitmen Pernikahan pada Suami Istri yang
Bekerja
ABSTRAK
Komitmen pernikahan adalah keinginan untuk bertahan dalam ikatan pernikahan secara
personal, moral dan struktural. Perubahan peran wanita dan pria dari model keluarga tradisional
ke model keluarga modern membentuk hubungan relasi yang disebut dengan pasangan suami
istri yang bekerja, Suami istri yang bekerja mengejar karir dan pernikahan yang sukses. Komitmen
antara suami istri berhubungan erat dengan perilaku dan interaksi seseorang, hal ini disebut
dengan keintiman. Keintiman sebagai salah satu strategi yang membangun kualitas hubungan,
terutama komitmen. Suami istri yang bekerja penuh waktu menghadapi kesulitan mengenai
keseimbangan antara pekerjaan dan pernikahan, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara keintiman dengan komitmen pernikahan pada suami istri yang bekerja. Semakin
dalam tingkat keintiman, maka semakin tinggi komitmen pernikahan seseorang.
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara keintiman dengan komitmen pernikahan
pada suami istri yang bekerja. Semakin dalam tingkat keintiman, maka semakin tinggi komitmen
pernikahan seseorang.
Populasi penelitian ini ialah suami istri yang bekerja. Responden diambil dengan kriteria suami
istri yang bekerja, berlatar pendidikan minimal sarjana, dan status pekerjaan sebagai pegawai
negeri atau pegawai swasta. Teknik pengambilan responden menggunakan purposive incidental
sampling. Pengumpulan data menggunakan modifikasi skala komitmen pernikahan oleh Johnson
(1999) dan skala PAIR (Personal Assesment Intimacy Relationship). Teknik analisis data yang
digunakan ialah korelasi analisis regresi linier sederhana dan koefisien determinasi (R 2).
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,617 (p = 0,000) dan koefisien determinasi
(R2) = 38,1%. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan terdapat hubungan positif dan
signifikan antara keintiman dengan komitmen pernikahan. Keintiman secara efektif menyumbang
sebesar 38,1% demi bertahannya komitmen pernikahan, sisanya yaitu sebesar 67,9% dipengaruhi
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
1
HARYANTI / HUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN DENGAN KOMITMEN
Pernikahan dianggap sebagai salah satu hidup modern. Hal ini dijadikan pendorong
hubungan timbal balik antara suami dan istri masyarakat Indonesia terutama suami istri
secara psikologis, intelektual, sosial dan untuk terlibat dalam pekerjaan dan menjadi
material (Volsky, 1998). pasangan dual karir. Perubahan gaya hidup
Hilangnya hubungan timbal balik membuat sosial yang modern dan individualis akibat dual
relasi keintiman yang tercipta dalam ikatan karir seringkali berujung dengan perceraian.
pernikahan juga memudar, sehingga membuat Penyebabnya yaitu semakin besar tekanan yang
tidak adanya rasa tertarik dalam berhubungan diterima dalam kehidupan rumah tangga dan
dengan pasangan, ketegangan dan kesulitan tidak adanya hubungan yang membangun
untuk berinteraksi antara individu satu dengan antara pasangan dan keluarga. (Saraceno,
yang lain. Seseorang merasa asing terhadap 2007).
pasangan, hubungan yang merenggang dari Konflik yang tercipta selalu berhubungan
waktu ke waktu, dan berakhir dengan dengan kehidupan kerja ataupun keintiman
perpisahan merupakan akibat hilangnya relasi keluarga, sehingga untuk mempertahankan
keintiman dalam institusi pernikahan (Garcia & pernikahan lebih banyak didominasi alasan
Gomez, 2014). struktural dan moralitas. Alasan tersebut antara
Perubahan rencana, harapan, motivasi dan lain rasa tanggung jawab, janji pernikahan,
tujuan individu dalam pernikahan yang nama baik keluarga, ajaran agama yang
dijalaninya sehingga melahirkan individu melarang perceraian dan dampak negatif
modern yang individualis dan impersonal perceraian terhadap anak (Wulandari, 2014).
merupakan salah satu pengaruh egaliter dalam Berbagai penelitian mengenai komitmen
institusi pernikahan. Pengaruh ini berpotensi pernikahan menemukan bahwa terdapat
merenggangkan hubungan antara individu satu pasangan yang tetap mempertahankan
dengan yang lain, sehingga memicu seseorang perkawinan meskipun hubungan mereka sudah
untuk merasakan kesepian dan haus akan rasa tidak memuaskan lagi (Adams & Jones, dalam
intim terhadap pasangan (Wilcox & Nock, Wulandari, 2014). Penelitian yang dilakukan
2006). oleh Wulandari (2014) menemukan bahwa rasa
Dampak konstelasi egaliter yang lain dalam puas terhadap pasangan dan ikatan pernikahan
institusi pernikahan, yaitu meningkatnya kaum mendorong seseorang untuk menjaga komitmen
istri yang melibatkan diri dalam pencapaian pernikahan sebanyak 30%. Adapun 70%
karir. Tahun 1990, lebih dari 85% pasangan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti
suami-istri Amerika berperan sebagai pasangan berkurangnya pilihan lain diluar, komunikasi
dual karir. Pendorong seseorang untuk bekerja dan usia pernikahan. Schoebi, Karney dan
sebagian besar dipengaruhi oleh uang, status Bradburry (2012) menemukan bahwa
sosial, tuntutan kesejahteraan individu dan gaya kecenderungan perilaku berkorban terhadap
2
HARYANTI / HUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN DENGAN KOMITMEN
3
HARYANTI / HUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN DENGAN KOMITMEN
4
HARYANTI / HUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN DENGAN KOMITMEN
terhadap emosi yang ditampilkan tiap-tiap Johnson (1999) dan skala PAIR (Personal
individu. Assesment Intimacy Relationship). Modifikasi
Bertambahnya tingkat dan jenis tersebut antara lain menggunakan skala model
perkembangan keintiman membuat Schaffer Likert dengan 4 pilihan jawaban, yaitu sangat
dan Olson (dalam Zerach dkk., 2013) setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak
mendeskripsikan keintiman pernikahan dalam setuju, serta penambahan aitem skala
lima aspek yaitu aspek emosional, sosial, penelitian.
intelektual, seksual dan rekreasional. Hal ini Kedua skala tersebut selanjutnya dilakukan
membuat keintiman dipahami sebagai perhitungan reliabilitas dengan pendekatan
fenomena multidimensional yang dialami alpha cronbach dengan program SPSS versi
dengan berbagai cara dalam sebuah hubungan 22.0 for window. Skala komitmen pernikahan
meliputi kemampuan percaya terhadap satu memiliki reliabilitas 0,904 dengan 35 aitem
sama lain, berbagi pendapat dan perasaan, serta valid, sedangkan skala keintiman memiliki
mengikat hubungan yang melibatkan reliabilitas 0,898 dengan 29 aitem valid.
pertemanan dan seksualitas. Teknik analisis data yang digunakan ialah
korelasi analisis regresi linier sederhana dan
METODE PENELITIAN koefisien determinasi (R2). Sebelum dilakukan
uji hipotesis, dilakukan uji asumsi, yaitu uji
Penelitian ini menggunakan pendekatan
normalitas dan uji linearitas hubungan.
kuantitatif korelasional dengan variabel
independen keintiman dan variabel dependen
komitmen pernikahan. Penelitian ini bertujuan HASIL- HASIL
untuk menguji keeratan hubungan keintiman
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil,
dengan komitmen pernikahan.
bahwa keintiman memiliki hubungan dengan
Responden penelitian ini adalah suami istri
komitmen pernikahan. Koefisien korelasi 0,671
yang bekerja di Kota Surakarta dengan
dan p = 0,000. Taraf signifikansi p<0,05
karakteristik suami istri yang bekerja, berlatar
menunjukkan bahwa komitmen pernikahan
pendidikan minimal sarjana, dan status
memiliki hubungan signifikan, artinya semakin
pekerjaan sebagai pegawai negeri atau pegawai
tinggi keintiman semakin tinggi komitmen
swasta. Jumlah responden penelitian yang
pernikahan dan semakin rendah keintiman
didapat sebanyak 47 responden, dengan rincian
maka semakin rendah komitmen pernikahan.
23 pria dan 24 wanita. Teknik pengambilan
Hasil koefisien determinasi menunjukkan,
responden menggunakan purposive incidental
bahwa keintiman memberikan sumbangan
sampling.
efektif terhadap komitmen pernikahan sebesar
Pengumpulan data menggunakan
38,1%
modifikasi skala komitmen pernikahan oleh
5
HARYANTI / HUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN DENGAN KOMITMEN
6
HARYANTI / HUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN DENGAN KOMITMEN
karakteristik lain seperti pembagian tingkat Commitment to the Relationship, Extradyadic Sex,
and AIDS Preventive Behavior. Journal of Applied
pendidikan dan perluasan karakteristik
Social Psychology, 27(14), 1241-1257
responden sehingga mampu memberikan hasil
Dalimunte, R.M. (2013). Kepuasan
penelitian yang lebih komprehensif Pernikahan pada Pasangan Suami dan Istri yang
Untuk Institusi Terkait, penyediaan Terlibat dalam Dual Career Family: Studi Kasus
pada Tiga Pasangan Suami Istri di Kota Bandung.
konselor ataupun psikolog pada setiap KUA Tesis. Tidak Diterbitkan. Bandung: Program Studi
(Kantor Urusan Agama) sebagai salah satu Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia
penasihat diharapkan dapat memberikan
Defrain, J. & Asay, S. M. (2007). Strong
informasi terkait dengan tahap-tahap dan
Families around the World: An Introduction to the
potensi munculnya masalah dalam pernikahan Family Strenghts Perspective. The Haworth Press
Inc.
serta alternatif pencegahan masalah pernikahan.
Fife, S. T. & Weeks, G. D. (2009). Rebuilding
Intimacy Following Infedility. Journal of
Psychoterapy, 15(3)
DAFTAR PUSTAKA
Fife, S.T. & Weeks, G. D. (2010). Barriers to
Abele, A. E., & Volmer, J. (2011). Dual- Recovering Intimacy. In J. Carlson & L. Sperry
Career Couples: Specific Challenges for Work- (Eds) Recovering Intimacy in Love Relationship:
Life Integration. Springer-Verlag Berlin A Clinician’s Giude (pp. 157-179). New York:
Heidelberg Routledge
Adelina, R.A.A & Andromeda. (2014). Gaia, A. C. (2013). The Role of Gender
Pasangan Dual Karir: Hubungan Kualitas Stereotypes in the Social Acceptability of the
Komunikasi dan Komitmen Perkawinan Di Expression of Intimacy. The Social Science
Semarang. Journal of Developmental and Clinical Journal, 50, 591-602
Psychology, 3(1)
Garcia, V. C. & Gomez, V. A. (2014).
Arikunto, S. (1995). Manajemen Penelitian. Limitation of Evolutionary Theory in Explaining
PT. Rineaka Cipta: Jakarta Marital Satisfaction and Stability of Couple
Relationships. International Journal of.Psychology
Azwar, S. (2013). Dasar-Dasar Psikometri. Research, 7(1), 81-93
Penerbit Andi: Yogyakarta
Hadi, S. (2004). Statistik: Jilid 2. Penerbit
________ (2013). Penyusunan Skala Andi: Yogyakarta
Psikologi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Handayani, U. R. (2006). Persepsi terhadap
Badan Pusat Statistik (BPS). (2014). Jawa Keintiman pada Suami Istri di Usia Pernikahan
Tengah Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Dua Tahun Pertama. Skripsi: Tidak Diterbitkan.
Prov. Jawa Tengah dan BAPPEDA Prov. Jawa Sumatera Utara: Program Studi Psikologi Fakultas
Tengah: Semarang Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Badan Pusat Statistik (BPS). (2014). Statistik Impett, E. A., Finkel, E. J., Strachman, A. &
Indonesia 2014. Badan Pusat Statistik Pusat: Gable, S. L. (2008). Maintaining Sexual Desire in
Jakarta Intimate Relationship: The Importance of
Approach Goals. Journal of Personality and Social
Badan Pusat Statistik (BPS). (2014).
Psychology, 94(5), 808-823
Surakarta dalam Angka 2014. Badan Pusat
Statistik Kota Surakarta: Surakarta Johnson, M. P. (1999). The Triparte Nature of
Marital Commitment: Personal, Moral, and
Bakker, A.B. & Buunk, B. P. (1997).
Structural Reasons to Stay Married. Journal of
7
HARYANTI / HUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN DENGAN KOMITMEN
Marriage and the Family, 61(1), 160-177 Prianto, B., Wulandari, N. W., & Rahmawati,
A. (2013). Rendahnya Komitmen Pernikahan
Larson, J.H., Hammond, C.H., & Harper, J.M. Sebagai Sebab Perceraian. Jurnal Komunitas, 5(2),
(1998). Perceived Equity and Intimacy In 208-218
Marriage. Journal of Marital amd Family Therapy.
24(4), 487-506 Price, T. (2014). Unmasking Masculinity: A
Qualitative Study of Men’s Experience and
Laurenceau, J., Feldman-Barret, L. & Understanding of Intimacy. Tesis: Tidak
Pietromonaco, P. R. (1998). Intimacy as an Diterbitkan. Canada: Master of Science in Family
Interpersonal Process: The Importance of Self- Relations and Human Development University of
Disclosure, Partner Disclosure, and Preceived Guelph
Partner Responsiveness in Interpersonal
Exchanges. Journal of Personality and Social Priyatno. (2008). Mandiri Belajar SPSS.
Psychology, 74(5), 1238-1251 Yogyakarta: Mediakom
Laurenceau, J., Feldman-Barret, L. & Rovine, Olson, D. H., & Olson, A. K. (2000).
M. J. (2005). The Interpersonal Process Model of Empowering couples: Building on your strengths.
Intimacy in Marriage: A Daily-Diary and Minneapolis: Life Innovations Inc.
Multilevel Modelling Approach. Journal Family
Psychology, 19(2), 314-323. Rahmatika, N.S. & Handayani, M.M. (2012).
Hubungan antara Bentuk Strategi Coping dengen
Le, B. & Etcheverry, P. E. (2005). Thinking Komitmen Perkawinan pada Pasangan Dewasa
about Commitment: Accesibility of Commitment Madya Dual Karir. Jurnal Psikologi Pendidikan
and Prediction of Relationship dan Perkembangan, 1(3)
Persistence.Accomodation, and Willingness to
Sacrifice. Journal of Personal Relationship, 5, Roberts, J. & Pryor, J. (2005). What is
103-123 Commitment? How Married and.Cohabiting
Parents Talk about Their Relationship. Journal of
Lloyd, M. E. (2011). Fear of Intimacy in Family, 71
Romantic Relationship during Emerging
Adulthood: The Influence of Past Parenting and Rovers, M., West, R., Schmerk, T. &
Separation-Individuation. Tesis: Tidak Diterbitkan. Vanderburg, R. (2008). Towards a Better
Victoria: Faculty of Arts, Education and Human Appreciation of the “Intimacy” Gap Between Men
Development University, Victoria and Women: “Intimacy” is an Action Word for
Men. Hakomi Forum Issue 19-20-21
McMahon, B. (2007). Organizational
Commitment, Relationship Commitment and.Their Rusbult, C. E., Martz, J. M. & Agnew, C. R.
Association with Attachment Style and Locus of (1998). The Investment Model Scale: Measuring
Control. Tesis: Tidak Diterbitkan. Georgia: Degree Commitment Level, Satisfaction Level, Quality of
Master of Science in Psychology Institute Alternatif and Investment Size. Journal of
Technology of Georgia Personal Relationship, 5, 357-391
Newton, M., Boblin, S. & Ciliska, D. (2006). Saraceno, C. (2007). Introduction to the
Understanding Intimacy for Women with Special Issue: Dual-Career Couples. Zetischrift fur
Anorexia Nervosa: A Phenomenon Logical Familienforsxhung, 19.
Approach. European Eating Disorder Review, 14,
Schoebi, D., Karney, B.R, & Bradbury, T.N.
43-48
(2012) Stability and Change in the First 10 Years
Patrick, S. & Beckenbech, J. (2009). Male of Marriage: Does Commitment Confer Benefits
Perceptions of Intimacy: A Qualitative Studies. Beyond The Effects of Satisfaction? Journal of
Journal of Men’s Studies, 17(1), 47-56 Personality and Social Psychology, 102(4), 729-
742
8
HARYANTI / HUBUNGAN ANTARA KEINTIMAN DENGAN KOMITMEN
Sprecher, S. & Hendrick, S. S. (2004) Self- Yogyakarta: Program Doktor Psikologi Program
Disclosure in Intimate Relationship: Associations Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada
with Individual and Relationship Characteristic
over Time. Journal of Social and Clinical Zerach, G., Anat, B., Solomon, Z., & Heruti,
Psychology, 23(6), 857-877 R (2013) Posttraumatic Symptomps, Marital
Intimacy, Dyadic Adjustment, and Sexual
Stanley, S.M, Rhoades, G. K. & Whitton, S. Satisfaction among Ex-Prisoners of War. Journal
W. (2010). Commitment: Functions, Formation, of Psychiatry, 50(2)
and the Securing of Romantic Attachment. Journal
of Family Theory Rev. 2(4), 243-257
Sugiyono. (2010. Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Penerbit Alfabeta
PA Surakarta. (2014). Rekap Faktor Penyebab
Perceraian Tahun 2014. Diakses dari www.pa-
surakarta.go.id pada tanggal 13 Juni 2015
(2014a). Rekap Jenis Perkara
Diterima Tahun 2011. Diakses dari www.pa-
surakarta.go.id pada tanggal 13 Juni 2015
(2014b). Rekap Jenis Perkara
Diterima Tahun 2012. Diakses dari www.pa-
surakarta.go.id pada tanggal 13 Juni 2015
(2014c). Rekap Jenis Perkara
Diterima Tahun 2013. Diakses dari www.pa-
surakarta.go.id pada tanggal 13 Juni 2015
Van Lange, P. A.M., Rusbult, C. E., Drigotas,
S. M., Arriaga, X. B, Witcher, B. S. & Cox, C. L.
(1997) Willingness to Sacrifice in Close
Relationship. Journal of Personality and Social
Psychology. 72(6), 1373-1395
Volsky, J. A. (1998). Intimacy, Marital
Satisfaction and Sexuality in mature Couple Tesis:
Tidak Diterbitkan. Canada: Departement of
Psychology University of Concordia,
Wilcox, W.B., & Nock, S. L., (2006). What’s
Love Got to do With It? Equality, Equity,
Commitment and Women’s Marital Quality.
Social Forces, 84(3)
Wulandari, A. D. (2014). Komitmen pada
Perkawinan Ditinjau dari Kepuasan dalam
Perkawinan. Prosiding Seminar Hasil Penelitian
LPPM UMP 2014, ISBN 978-602-14930-2-1
Yohannes, W. B. (2004). Kepuasan
Perkawinan: Ditinjau Dari Komitmen.Perkawinan,
Penyesuaian Diadik, Kesediaan Berkurban,
Kesetaran Pertukaran, dan Persepi Terhadap
Perilaku Pasangan. Disertasi: Tidak Diterbitkan.