Disusun oleh :
Nathalia Nindi Kristyaningrum
17511027
1
datang ke klinik antenatal dan melaporkan bahwa 20 persen ibu hamil tersebut memiliki
gejala depresi klinis. Penelitian lain menyimpulkan bahwa pada ibu hamil memiliki tingkat
depresi dan gejala cemas lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak hamil [ CITATION
Fis07 \l 1033 ].
Handayani dan Fourianalistyawati [CITATION Han18 \n \t \l 1033 ] menuturkan bahwa
secara normal, kehamilan umumnya berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari). Selain kehamilan normal, ada juga yang disebut dengan kehamilan risiko tinggi
(KRT). Kehamilan risiko tinggi adalah kondisi kehamilan yang menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandung.
Prawiroharjo [ CITATION Han18 \l 1033 ] menyatakan bahwa kehamilan risiko tinggi dapat
berlangsung kurang atau lebih dari 280 hari. Kondisi kehamilan berisiko tinggi digambarkan
sebagai keadaan dimana ibu-ibu hamil memiliki riwayat penyakit tertentu atau komplikasi,
seperti pre-eklampsia, diabetes dan darah tinggi. Selain itu, anemia, sakit jantung, obesitas,
penyakit terkait saluran kencing, penyakit hati, dan penyakit paru-paru yang diderita ibu-ibu
hamil juga membuat mereka termasuk dalam kondisi kehamilan dengan risiko tinggi. Fauzy
dan Fourianalistyawati [CITATION Fau16 \n \t \l 1033 ] menambahkan bahwa kehamilan
dengan risiko tinggi pada ibu hamil meliputi: riwayat kurang baik pada kehamilan dan
persalinan yang lalu (misalnya riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran dan lahir
mati), umur (terlalu muda yaitu kurang dari 20 tahun dan terlalu tua yaitu lebih dari 35
tahun), jarak kurang dari 2 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm, lingkar lengan atas
kurang dari 23,5 cm, hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, hamil lebih dari 4 kali, riwayat
keluarga menderita penyakit kencing manis atau diabetes melitus, hipertensi dan riwayat
cacat kongenital, kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
Kehamilan risiko tinggi (risti) adalah suatu kehamilan yang memiliki ancaman lebih
besar dari biasanya seperti terjadi penyakit atau kecacatan bahkan kematian sebelum
maupun sesudah persalinan. Laporan Rutin Tahunan Program Kesehatan Ibu Dinas
Kesehatan Provinsi di seluruh Indonesia juga menunjukkan penyebab kematian ibu hamil
masih didominasi oleh pendarahan (32%), hipertensi dalam kehamilan (25%), dan baru
diikuti oleh infeksi (5%), partus lama (5%) dan abortus (1%) (Kemenkes RI, 2014).
Beberapa penyebab kematian ibu hamil sekaligus merupakan faktor dari kehamilan risiko
tinggi. Kondisi kehamilan dengan risiko membuat penderita lebih rentan mengalami
2
gangguan psikologis salah satunya adalah depresi. Hasil penelitian di Indonesia
menunjukkan bahwa hampir 50% wanita hamil dengan risiko mengalami gejala depresi.
Hasil serupa ditemukan dalam banyak survei dan studi di berbagai negara, yaitu sekitar
23%-50% ibu hamil berisiko mengalami gangguan psikologis, diantaranya adalah gangguan
depresi. Depresi adalah penyebab nomor satu di dunia seorang wanita mengalami
ketidakmampuan dalam menjalankan fungsi sehari-harinya. Sekitar 20% wanita hamil di
seluruh dunia mengalami depresi. Masa kehamilan merupakan waktu yang rentan bagi
wanita mengingat efek depresi tidak hanya pada diri mereka sendiri, namun juga pada janin
di dalam kandungan [ CITATION Bow14 \l 1033 ]. Wanita hamil yang mengalami depresi
memiliki perasaan yang didominasi oleh rasa cemas, resah dan takut terhadap kehamilan
yang berisiko. Pada wanita hamil yang berisiko dilaporkan bahwa mereka memiliki
kekhawatiran akan keselamatan janin, ancaman kematian yang lebih besar dan keterbatasan
dalam beraktivitas [ CITATION Fau16 \l 1033 ].
Gangguan psikologis berupa depresi yang dialami pada ibu hamil secara tidak
langsung berpengaruh terhadap risiko kejadian BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). Penelitian
yang telah dilakukan menunjukkan ada hubungan antara gangguan psikologis dengan
terjadinya peningkatan indeks resistensi arteri uterina. Hal ini disebabkan karena terjadi
peningkatan konsentrasi noradrenalin dalam plasma, sehingga aliran darah ke uterus
menurun dan uterus sangat sensitif terhadap noradrenalin sehingga menimbulkan efek
vasokonstriksi. Mekanisme inilah yang mengakibatkan terhambatnya proses pertumbuhan
dan perkembangan janin intra uterin sehingga terjadi BBLR [ CITATION Hap10 \l 1033 ] .
Selain itu, tingkat depresi dan gejala kecemasan selama masa kehamilan yang tidak
tertangani cenderung akan menyebabkan wanita mengalami depresi postpartum. Gejala
depresi dapat terjadi tumpang tindih dengan gejala kecemasan. Sementara pada gangguan
kecemasan lebih didominasi keluhan perasaaan ketakutan dan kekhawatiran, sedangkan
depresi didominasi perasaan kemurungan dan kesedihan.
Fourianalistyawati menjelaskan bahwa masalah kesehatan pada ibu hamil, baik secara
fisik maupun psikis, memiliki dampak terhadap kualitas hidup ibu hamil secara keseluruhan.
Pada kondisi tertentu, masalah fisik dan psikis tersebut dapat meningkatkan risiko selama
kehamilan, sekitar 5-10% dari kehamilan termasuk kehamilan dengan risiko tinggi. Penelitian
yang dilakukan Canisti dan Fourianalistyawati [CITATION Fou141 \n \t \l 1033 ] menunjukkan
3
sekitar 21,8% dari 55 ibu hamil dengan risiko tinggi memiliki kualitas hidup yang rendah, dan
63,6% dengan tingkat kualitas hidup yang sedang. Ibu hamil khususnya dengan kasus risiko
tinggi perlu menyiapkan diri dengan lebih memperhatikan kondisi kesehatannya dalam
menghadapi kehamilan. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan peningkatan
kesejahteraan hidup selama masa kehamilan dengan pemberian intervensi berbasis mindfulness,
khususnya dalam mengatasi rasa nyeri, mengurangi depresi, dan meningkatkan kemampuan
orangtua dalam memberikan perhatian penuh pada bayi mereka yang baru lahir.
Berdasarkan uraian di atas penulis memilih subjek penelitian ibu hamil risiko tinggi yang
mengalami depresi terkait kondisi kehamilannya untuk diberikan intervensi mindfulness. Maka
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah pemberian intervensi mindfulness
efektif untuk menurunkan tingkat depresi pada ibu hamil berisiko tinggi?
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan alternatif pemberian
intervensi psikologis pada ibu hamil berisiko tinggi yang mengalami depresi terkait
kondisi kehamilannya.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu ibu hamil risiko tinggi yang mengalami
depresi dalam upaya menurunkan tingkat depresinya.
C. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai depresi pada ibu hamil dengan risiko tinggi telah dilakukan
Fourianalistyawati bersama dengan rekan-rekannya. Berikut ini adalah hasil penelitian yang
telah dilakukan:
4
1. Judul penelitian: Depresi dan Kesejahteraan Spiritual pada Ibu Hamil Risiko Tinggi
dilakukan oleh Fourianistyawati dan Handayani. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
depresi dan kesejahteraan spiritual pada ibu hamil risiko tinggi. Metode penelitian ini
adalah kuantitatif dengan desain korelasional. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan dan bernilai negatif antara depresi dengan kesejahteraan
spiritual sebesar r= - 0,422 (hubungan sedang) dengan signifikansi 0,01. Kesimpulan
dari hasil penelitian ini adalah tingkat depresi yang rendah memiliki hubungan dengan
kesejahteraan spiritual yang tinggi. Artinya, semakin tinggi depresi individu,
kesejahteraan spiritualnya juga akan semakin rendah. Sebaliknya,semakin rendah
depresinya, maka akan semakin tinggi kesejahteraan spiritualnya.
2. Judul penelitian: Hubungan antara Depresi dengan Kualitas Hidup pada Ibu Hamil
Berisiko Tinggi dilakukan oleh Fourianistyawati dan Fauzy. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat hubungan depresi dengan kualitas hidup pada ibu hamil berisiko tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa depresi berhubungan secara signifikan pada setiap
dimensi kualitas hidup. Artinya bahwa ibu hamil berisiko tinggi yang mengalami depresi
akan mempengaruhi kualitas hidup selama masa kehamilan. Seseorang yang mengalami
depresi akan terganggu kemampuan mereka untuk berfungsi secara normal sehingga
kualitas hidup orang yang mengalami depresi berada pada posisi yang tidak seimbang.
3. Judul penelitian: The Role of Mindfulness and Self Compassion Toward Depression
Among Pregnant Women dilakukan oleh Fourianistyawati, Uswatunnisa dan
Chairunnisa. Penlitian ini bertujuan untuk melihat peran kesadaran secara penuh
terhadap diri sendiri dan mengasihi diri sendiri terhadap depresi pada wanita hamil.
Hasil penelitian menggunakan analisis multiple regression menunjukkan bahwa
kesadaran secara penuh terhadap diri sendiri (pandangan diri, kesadaran diri, tidak
menghakimi) kasih terhadap diri sendiri memiliki hubungan yang signifikan sebesar
42,4% terhadap depresi pada wanita hamil. Pandangan akan diri dan kasih terhadap diri
sendiri menyumbangkan peran besar terhadap prediksi adanya gangguan depresi.
Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, nampaknya belum ada penelitian yang
secara khusus meneliti mengenai efektivitas terapi mindfulness terhadap penurunan
depresi pada wanita hamil resiko tinggi yang mengalami depresi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kehamilan
Primadewi [CITATION Pri08 \n \t \l 1033 ] menuturkan bahwa kehamilan
merupakan suatu proses alamiah yang menyenangkan dan didambakan oleh setiap
wanita, bukan hanya semata-mata untuk meneruskan keturunan, tetapi juga dapat
melengkapi kesempurnaan sebagai seorang wanita. Manuaba [ CITATION Han18 \l 1033 ]
menjelaskan bahwa kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya
pembuahan atau konsepsi, masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri dengan
lahirnya sang bayi. Pada saat seorang wanita hamil banyak yang berubah saat kehamilan,
mulai dari kondisi fisik maupun psikososial karena pertumbuhan dan perkembangan alat
reproduksi dan janin [ CITATION Fou14 \l 1033 ]. Pertumbuhan dan perkembangan alat
reproduksi yang dimaksudkan adalah persiapan ibu untuk menyusui dan saluran kelahiran
untuk persalinan. Perubahan ini dapat menimbulkan beberapa rasa sakit atau nyeri pada
ibu hamil. Kehamilan memiliki 2 golongan, yaitu kehamilan normal dan kehamilan
dengan resiko tingi (risti). Kehamilan normal pada umumnya berlangsung selama 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Namun, ada juga yang disebut dengan kehamilan
risiko tinggi (KRT). Kehamilan resiko tinggi terjadi ketika ibu hamil mengandung pada
usia kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun. Pada usia kurang dari 20 tahun
dikatakan memiliki resiko tinggi karena pada usia tersebut reproduksi belum siap
menerima kehamilan dan persalinan. Resiko yang kemungkinan akan terjadi yaitu bayi
lahir premature dan pendarahan. Pada usia lebih dari 35 tahun dikatakan memiliki resiko
tinggi karena pada usia tersebut ibu mudah terserang penyakit, kemungkinan bayi
mengalami kecacatan higga berat lahir bayi rendah. Ibu-ibu hamil yang memiliki riwayat
penyakit tertentu atau komplikasi, seperti pre-eklampsia, diabetes dan darah tinggi
termasuk dalam kondisi kehamilan resiko tinggi. Selain itu, anemia, sakit jantung,
obesitas, penyakit terkait saluran kencing, penyakit hati, dan penyakit paru-paru yang
diderita ibu-ibu hamil juga membuat mereka termasuk dalam kondisi kehamilan dengan
risiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi adalah kondisi kehamilan yang menyebabkan
6
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang
dikandung. Prawiroharjo [ CITATION Han18 \l 1033 ] menyatakan bahwa kehamilan risiko
tinggi dapat berlangsung kurang atau lebih dari 280 hari.
Masa kehamilan terbagi menjadi 3 semester (trismester), yaitu: trismester I
dimulai dari 0 hingga 3 bulan kandungan, trismester II dari 4 hingga 6 bulan, dan
trismester III dari 7 hingga 9 bulan. Paritas adalah keadaan seorang wanita sehubungan
dengan kelahiran anak yang dapat hidup [ CITATION Sus12 \l 1033 ]. Paritas adalah jumlah
persalinan yang pernah dialami ibu baik lahir hidup maupun lahir mati dengan berat janin
mencapai 500 gram dan pada umur kelahiran lebih dari 20 minggu. Paritas adalah jumlah
anak yang dilahirkan dari seorang wanita. Klasifikasi paritas dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu: ibu yang belum pernah melahirkan sebelumnya disebut primigravida, sementara
ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya disebut multigravida.
2. Depresi
a. Pengertian
Radolff [CITATION Rad77 \n \t \l 1033 ] berpendapat bahwa depresi merupakan
kondisi dimana individu mengalami gejala seperti perasaan sedih, tertekan, kesepian,
merasa pesimis, berkurang nafsu makan, membutuhkan usaha yang lebih besar untuk
melakukan sesuatu, sulit tidur, sulit melakukan sesuatu dan memiliki hubungan sosial
yang kurang baik.
Semiun [CITATION Sem06 \n \t \l 1033 ] menuturkan bahwa depresi merupakan
salah satu diantara bentuk gangguan keseimbangan mood (suasana perasaan). Mood
adalah kondisi perasaan yang terus ada yang mewarnai kehidupan psikologis individu.
Perasaan sedih atau depresi bukanlah hal yang abnormal dalam konteks peristiwa atau
situasi yang penuh tekanan. Namun orang dengan gangguan mood yang luar biasa
parah atau berlangsung lama akan mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi
secara normal.
Eaton, Muntaner, Smith, Tien, dan Ybarra dalam [ CITATION Han18 \l 1033 ]
menyatakan bahwa ada sembilan dimensi yang bisa digunakan untuk menilai adanya
depresi, yaitu: 1) kesedihan; 2) kehilangan minat; 3) nafsu makan; 4) tidur; 5) berpikir
7
dan konsentrasi; 6) rasa bersalah dan tidak berharga; 7) kelelahan; 8) pergerakan; 9)
keinginan untuk bunuh diri.
Fourianalistyawati [CITATION Han18 \n \t \l 1033 ] menjelaskan bahwa depresi
selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama seperti halnya pada depresi
yang terjadi pada orang pada umumnya, dimana pada kejadian depresi akan terjadi
perubahan kimiawi pada otak. Perubahan kimiawi pada otak ibu hamil ini akan
mempengaruhi kondisi psikologisnya. Depresi juga terjadi karena adanya perubahan
hormon yang memengaruhi mood ibu hamil, sehingga mereka merasa kesal, jenuh
atau sedih tanpa alasan. Selain itu, gangguan tidur yang kerap terjadi menjelang proses
kelahiran, dan adanya kekhawatiran akan kandungannya dapat menyebabkan ibu
menjadi merasa tertekan dan depresi.
2. Kondisi spritualitas
Penelitian yang telah dilakukan oleh Chairunnisa dan Fourianalistyawati
(2017) menunjukkan bahwa spiritualitas dapat menurunkan depresi pada ibu
hamil. Price (2007) menyatakan bahwa aspek spiritualitas yang dimiliki seseorang
dapat memberikan kekuatan psikologis. Spiritualitas memiliki hubungan yang
positif dengan kesejahteraan psikologis individu.
8
Penelitian yang dilakukan Sittner, DeFrain, dan Hudson dalam [ CITATION
Han18 \l 1033 ] menunukkan hasil bahwa pengetahuan tentang spiritual membantu
individu dalam mengontrol stres dan depresi yang terjadi pada keluarga ibu hamil
risiko tinggi. Spiritualitas merupakan salah satu aspek yang dapat memengaruhi
depresi ibu dengan kehamilan risiko tinggi. Keadaan kesejahteraan spritual ibu
hamil dengan risiko kehamilan tinggi berkaitan dengan kemungkinan depresi yang
mereka alami dan kemampuan dalam mengatasi kondisi tersebut.
Gomez dan Fisher dalam [ CITATION Han18 \l 1033 ] menuturkan bahwa
kesejahteraan spiritual adalah suatu keadaan yang merefleksikan perasaan positif,
perilaku dan kognisi dari hubungan dengan diri sendiri dan orang lain, serta
hubungan dengan Yang Maha Kuasa (transcedent) dan alam, yang pada akhirnya
memberikan individu suatu rasa identitas, keutuhan, kepuasan, suka cita, rasa puas,
keindahan, cinta, rasa hormat, sikap positif, kedamaian dan keharmonian batin,
serta tujuan dan arah dalam hidup.
3. Kondisi ekonomi
Romauli (2011) menjelaskan kehidupan ekonomi dapat menjadi pemicu
depresi pada ibu hamil. Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi kondisi ibu
hamil:
- Ekonomi rendah menyebabkan gangguan emosi ibu hamil.
- Ekonomi rendah mempengaruhi gizi yang disebabkan gangguan makanan.
- Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya jumlah anak.
- Ekonomi rendah mempengaruhi saat terjadi pendarahan.
- Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya anak yang disebabkan kurangnya
penyuluhan keluarga berencana.
- Ekonomi rendah menyebabkan ibu yang sedang hamil dalam melakukan
pemeriksaan mendapatkan fasilitas pelayanan pemeriksaan yang tidak efektif
karena kurangnya biaya yang harus dikeluarkan.
- Ekonomi rendah menyebabkan ibu hamil yang pendidikannya rendah tidak
mengetahui tentang pemeriksaan kehamilan yang baik
9
- Ekonomi rendah menyebabkan masyarakat khususnya ibu hamil bertempat
tinggal di daerah yang jauh dari pelayanan kesehatan.
- Ekonomi rendah menyebabkan ibu hamil berperan penting dalam masalah
transportasi dan biaya lain yang mempengaruhi kehamilan
c. Dampak Depresi Pada Ibu Hamil Risiko Tinggi
Ibu hamil dengan risiko tinggi rentan mengalami depresi. Apabila tidak
mendapatkan penanganan yang baik akan meningkatkan risiko kematian pada ibu
hamil baik sebelum maupun setelah persalinan. World Health Organization (WHO)
mengatakan tahun 2010 Angka Kematian Ibu (AKI) di Amerika Serikat yaitu 17 per
100.000 kelahiran hidup, Afrika Utara 92 per 100.000, Asia Barat 68 per 100.000.
Hasil penelitian WHO (World Health Organization) menyampaikan bahwa selain
memilki kondisi penyulit saat hamil, kehamilan dengan risiko tinggi menyumbang
angka kematian yang besar di berbagai negara, baik di Afrika, Amerika Latin, Karibia
dan negara-negara Asia [CITATION Fou14 \t \l 1033 ].
Selain itu, Gangguan depresi yang dialami saat hamil juga dapat berpengaruh
pada kondisi kesehatan bayi. Pada penelitian yang dilakukan pada ibu yang memiliki
gejala depresi, didapatkan berat badan bayi ketika lahir menjadi rendah. Gejala depresi
lebih banyak terjadi pada kelompok ibu yang melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir
Normal (BBLN) [ CITATION Hap10 \l 1033 ].
3. Mindfulness
Germer, Siegel, dan Fulton [CITATION Ger05 \n \t \l 1033 ] menyebutkan
mindfulness adalah suatu kondisi kesadaran pada saat ini dengan penuh penerimaan.
Mindfulness menekankan pada kesadaran, menjadi sadar sepenuhnya pada hal
yang terjadi saat ini dengan mengalihkan pengalaman yang lain, diterima sepenuhnya
tanpa penilaian [ CITATION Mac08 \l 1033 ].
Mindfulness merupakan suatu keterampilan dalam memberikan perhatian dengan
berfokus pada satu tujuan, saat ini, dan tidak menilai [ CITATION Kab90 \l 1033 ].
Fachrudin menjelaskan lebih lanjut secara sederhananya mindfulness merupakan
suatu kondisi di mana pikiran, perasaan, dan tubuh kita berada pada saat ini, tidak
10
mengembara ke masa lalu maupun masa depan. Mindfulness sangat berorientasi pada
hidup saat ini. Konsep hidup saat ini (living in the present) berbeda dengan hidup untuk
saat ini (living for the present). Hidup untuk saat (living for the present) ini dapat
membuat seorang individu berperilaku dengan tidak mempertimbangkan konsekuensi
yang terjadi di masa depan. Sementara hidup pada saat ini (living in the present)
mengembangkan perilaku berdasarkan kontrol diri dan pencapaian tujuan yang lebih
efektif.
11
penyakit terkait saluran kencing, penyakit hati, dan penyakit paru-paru juga digolongkan
dalam kondisi kehamilan berisiko.
Kondisi kehamilan berisiko memunculkan gangguan psikologis pada ibu hamil yaitu
depresi. Kondisi depresi yang dialami ibu hamil dengan risiko dapat menjadi pemicu berat
bayi lahir rendah, kemunculan penyakit lain pada ibu hamil, kecacatan pada bayi hingga
kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Depresi yang dialami ibu hamil merupakan
gangguan suasana perasaan yang menyebabkan ibu hamil merasa sedih sepanjang hari hingga
munculnya perasaan putus asa. Perasaan sedih dan putus asa ini terkait kondisi kesehatan
selama kehamilan yang dinyatakan berisiko. Perasaan ibu hamil yang mengalami depresi
didominasi oleh rasa cemas, resah dan takut terhadap kehamilan yang berisiko. Ibu hamil
cenderung memikirkan ancaman kematian karena kerentanan kehamilannya.
Ibu hamil dengan risiko tinggi perlu memiliki kesadaran terhadap kerentanan yang dapat
dialaminya. Berbagai cara dapat dilakukan untuk menghadapi kemungkinan depresi yang
dialami, salah satunya dengan terapi mindfulness. Mindfulness merupakan kemampuan untuk
menyadari dan fokus pada pengalaman saat ini pada diri individu, baik internal maupun
eksternal [CITATION Bro13 \l 1033 ]. Kabat-Zinn dalam [ CITATION Cha18 \l 1033 ] menyatakan
bahwa mindfulness adalah kesadaran seseorang yang meningkat oleh pemberian perhatian
dengan sengaja. Pendekatan mindfulness pada ibu hamil rikiko tinggi bertujuan membantu
ibu hamil dalam menghadapi dan memahami proses kehamilan dan melahirkan sebagai suatu
tantangan dan bukan sebagai ancaman, sehingga mengarahkan ibu hamil kepada usaha coping
yang lebih proaktif dan adaptif.
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh terapi mindfulness untuk menurunkan
tingkat depresi pada ibu hamil risiko tinggi.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
c. Mindfulness
13
Mindfulness merupakan suatu kondisi di mana pikiran, perasaan, dan tubuh kita
berada pada saat ini, tidak mengembara ke masa lalu maupun masa depan.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan risiko tinggi. Karakteristik dari ibu
hamil berisiko tinggi dilihat dari:
1. umur (terlalu muda yaitu kurang dari 20 tahun dan terlalu tua yaitu lebih dari 35 tahun),
2. jarak kurang dari 2 tahun,
3. tinggi badan kurang dari 145 cm,
4. lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,
5. hemoglobin kurang dari 11 gr/dl,
6. hamil lebih dari 4 kali,
7. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis atau diabetes melitus, hipertensi
dan riwayat cacat kongenital,
8. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
9. Ibu hamil dengan riwayat penyakit tertentu atau komplikasi, seperti pre-eklampsia,
diabetes, darah tinggi, anemia, sakit jantung, obesitas, penyakit terkait saluran kencing,
penyakit hati, dan penyakit paru-paru
14
Daftar Pustaka
Aprisandityas, A., & Elfida, D. (2012, Desember). Hubungan antara regulasi emosi dengan
kecemasan pada ibu hamil. Jurnal Psikologi, 8, 80-89.
Azwar. (2008). Pengantar epidemiologi. Jakarta: Binarupa Aksara.
Bowen, A., Baetz, M., Schwartz, L., Balbuena, L., & Muhajarine, N. (2014, Agustus). Antenatal
group therapy improves worry and depression symptoms. Journal of psychiatry and
related sciences, 226-231.
Brown , K. W., & Ryan, R. M. (2013). The benefits of of being present: Mindfulness and its role
in psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 84(4), 822-
848.
Chandra, A. R., & Febriani, Z. (2018). The role of trait mindfulness towards pregnancy stress.
Majalah Saintekes, 5(2), 141-154.
Dunkel , S. C. (2011). Psychological science on pregnancy: stress processes, biopsychosocial
models. Annual Review of Psychology, 62, 531–558. doi:10.1146/
annurev.psych.031809.130727.
Fauzia, E. (2015). Hubungan personality style dengan kecemasan ibu hamil. Psychology Forum
UMM, 116-119.
Fauzy, R., & Endang , F. (2016, Desember). Hubungan antara depresi dengan kualitas hidup
pada Ibu hamil berisiko tinggi. Psikogenesis, 4 (2), 206-214.
Fisher, J. R., Tran, H., & Tran, T. (2007). Relative socioeconomic advantage and mood during
advanced. International Journal of Mental Health Systems, 1, 1-9.
Fourianalistyawati , E., & Caninsti, R. (2014, Juni). Kualitas hidup ibu dengan kehamilan risiko
tinggi. Retrieved from ResearchGate:
https://www.researchgate.net/publication/320597324
Fourianalistyawati, E., & Caninsti, R. (2014). Kualitas hidup pada ibu dengan kehamilan risiko
tinggi. Dipresentasikan pada Konferensi Nasional II Psikologi Kesehatan Universitas
YARSI. Jakarta. Retrieved Januari 18, 2020, from https://
www.researchgate.net/publication/320597324_Kualitas_Hidup_pada_Ibu_dengan_Keha
milan_Risiko_Tinggi
Handayani, F. P., & Fourianalistyawati, E. (2018). Depresi dan Kesejahteraan Spiritual pada Ibu
Hamil Risiko Tinggi. Psikologi Teori dan Terapan, 8, 145-153.
Hapisah , Dasuki , D., & Prabandari, Y. S. (2010, Juni ). Depressive symtom pada ibu hamil dan
berat lahir bayi rendah. Berita Kedokteran Masyarakat, 26(2), 81-89.
Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. Jakarta: EGC.
15
Primadewi, R. (2008). Rahasia kehamilan. Jakarta: Shira Media.
Radlooff, L. S. (1977). The CES-D scale: a self report depression scale for research in general
population. Applied Psychology Measurement, 1(63), 385-401.
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 3, . Yogyakarta:: Penerbit Kanisius.
Susilowati, D. (2012). Pengaruh dukungan keluarga dan paritas terhadap kecemasan ibu hamil
trismester iii dalam menghadapi persalinan di rb harapan bunda surakarta (thesis).
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
16