PERKEMBANGAN
KOGNITIF
“JEAN PIAGET”
OLEH :
LIZA NOPRIZA. S.PSI
NATHALIA NINDI K., S.PSI
PERKEMBANGAN KOGNITIF BALITA
Sejak balita, seseorang telah memiliki kemampuan tertentu untuk menghadapi
objek-objek yang ada di sekitarnya. Kemampuan ini sangat sederhana yakni dalam
bentuk sensor-motorik, namun dengan kemampuan ini balita akan mengeskploitasi
lingkungannya dan menjadikannya dasar bagi pengetahuan tentang dunia yang akan
dia peroleh baru kemudian berkembang menjadi kemampuan yang lebih maju. Hal ini
disebut piaget dengan skema.
TEORI DASAR PIAGET
2. Penyesuaian (adaptasi)
Individu memiliki kecenderungan untuk memyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan
sosial.
a. Asimilasi
b. Akomodasi
ASIMILASI
Proses individu
melakukan penyesuaian
struktur koginitif yang
sudah dimiliki
sebelumnya terhadap
informasi baru.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
Subtahap pertama yang terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran. Bayi belajar
mengembangkan indera sensasi dan aksi melalui perilaku refleksif.
Ex. : bayi sejak lahir ketika berada pada dekapan ibunya ia akan reflek mencari puting susu
ibu.
Subtahap kedua yang berkembang antara usia 1 sampai 4 bulan. Bayi mengkoordinasikan
sensasi, kebiasaan-kebiasaan dan reaksi-reaksi primer yang didasarkan pada usaha bayi untuk
mereproduksi suatu peristiwa yang menarik atau menyenangkan.
Ex. : menghisap botol dan menghisap jempol, karena merasa nyaman dan enak dengan tindakan
tersebut, maka bayi akan melakukannya terus.
Reaksi sirkulasi sekunder
Subtahap keempat yang berkembang di usia 8 sampai 12 bulan. Perubahan yang signifikan berlangsung meliputi
koordinasi skema dan kesengajaan. Ex. : bayi dapat melihat suatu benda dan menggenggamnya secara
bersamaan.
Subtahap kelima yang berkembang di usia 12 sampai 18 bulan. Bayi semakin berminat untuk mempertahankan
perhatian pada hal-hal yang menurut mereka menarik.
Ex. : bayi tertarik pada balok yang dijatuhkan.
Internalisasi
Subtahap keenam yang berkembang di usia 18 sampai 24 bulan. Fungsi mental bayi berubah dari sensori
motoris murni menjadi suatu taraf simbolis, sehingga bayi mulai mengembangkan kemampuan untuk
menggunakan simbolik primitive. Ex. : bayi menirukan suara hewan.
TAHAP PRAOPERASIONAL
(2-7 TAHUN)
Anak mengembangkan
kemampuan pengunaan simbol-
simbol untuk menyatakan obyek-
obyek di lingkungan sekitarnya.
Pemikiran mereka masih
egosentris dan sentrasi (dalam
berpikir tidak didasarkan pada
keputusan yang logis melainkan
didasarkan pada keputusan yang
dapat dilihat seketika).
TAHAP OPERASIONAL KONKRET
(7-11 TAHUN)
• Kata operasi merujuk pada cara kerja atau prinsip dan logika yang kita gunakan
dalam memecahkan sebuah persoalan.
• Anak tidak hanya mengggunakan simbol-simbol dalam kerangka representasi,
namun juga mampu memanipulasinya berdasarkan logika
• Nyaris sempurna, namun mereka menjalankan prinsip-prinsip dalam konteks situasi
yang konkret.
• Tahap ini dimulai dengan progressive decentering, dimana anak memiliki
kemampuan untuk mempertahankan ingatan tentang ukuran, panjang atau jumlah
benda cair.
Di usia 7-8
Anak mengembangkan kemampuan
mempertahankan ingatan terhadap
substansi
Di usia 9 atau 10
Anak mempertahankan ingatan
tentang ruang, belajar melakukan
pemilahan, dan pengurutan.
TAHAP OPERASIONAL FORMAL
(11 KE ATAS)
• Individu mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir seperti orang dewasa,
mencakup kematangan prinsip-prinsip logika dan menggunakannya untuk
menyelesaikan proses-proses abstrak (pemikiran hipotetik) dan logis.
• Pada tahap ini anak mulai berpikir tentang standar ideal, keadilan, tergerak hati
nuraninya.
• Ex. : anak membanding-bandingkan perlakuan orangtua terhadap dirinya dengan
standar ideal yang dimilikinya.
REFERENSI
• Boeree, C. George. 2014. General Psychology: Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi, Emosi, &
Perilaku.Yogyakarta: Prismashopie
• Santrock, John W. (2002). Life-Span Development Edisi Kelima Terj. Jakarta : Erlangga