Anda di halaman 1dari 4

A.

Expressed Emotion
Penelitian mengungkapkan bahwa salah satu hal yang berpengaruh ketika
ODGJ kembali ke keluarga dan masyarakat adalah lingkungan tempat tinggalnya.
Bagaimana pola komunikasi dan interaksi dalam keluarga maupun masyarakat dan
bagaimana sikap keluarga maupun masyarakat kepada penderita. Expressed emotion
atau emosi yang diekspresikan merupakan ucapan yang digunakan ketika
berkomunikasi dengan ODGJ. Expressed emotion terdiri dari 5 aspek yaitu: kritikan
negatif, sikap permusuhan, keterlibatan emosi yang berlebihan, kehangatan dan
perkataan positif. Secara tidak disadari kelima hal tersebut dapat berpengaruh pada
kekambuhan penderita. Penelitian menunjukkan bahwa kritikan negatif, sikap
permusuhan dan keterlibatan emosi yang berlebihan sangat mempengaruhi
kekambuhan penderita.
Expressed Emotion (EE) [ CITATION Ama12 \l 1033 ] adalah sikap seseorang
baik keluarga maupun masyarakat terhadap penderita ODGJ. Sikap tersebut tercermin
dari cara komunikasi terhadap penderita gangguan jiwa. George Brown menjelaskan
lebih lanjut bahwa Expressed Emotion (EE) mencakup kualitas pola interaksi dan sifat
hubungan di antara keluarga, caregiver atau masyarakat sosial dengan pasien
skizofrenia maupun gangguan kejiwaan lainnya. Penelitian yang telah dilakukan oleh
George Brown menunjukkan bahwa pengaruh EE merupakan salah satu prediktor
kuat kekambuh pada penderita gangguan jiwa. George Brown menjelaskan konsep EE
terdiri dari 5 komponen, yaitu 3 komponen negatif yang dapat memicu kekambuhan
pada ODGJ dan 2 komponen positif yang dapat mendukung kesembuhan ODGJ.
Komponen tersebut sebagai berikut:
1. Kritikan negatif
Didefinisikan sebagai suatu pernyataan yang diekspresikan dengan nada suara
mengkritik, kesan yang tidak menyenangkan terhadap kepribadian dan perilaku
penderita gangguan jiwa. Komunikasi langsung antara caregiver terhadap ODGJ
seringkali menimbulkan kemarahan karena perilaku ODGJ. Kemarahan yang
ditunjukkan juga berpotensi memunculkan kekerasan fisik. Perilaku ODGJ yang
tidak dapat bangun pagi, jarang atau tidak pernah mandi, maupun tidak
berpartisipasi dalam pekerjaan rumah tangga seringkali mempengaruhi caregiver
memberikan komentar kritikan terhadap ODGJ. Kritikan yang diberikan dengan
mengatakan bahwa ODGJ tersebut malas dan egois. Sementara itu, perilaku yang
ditunjukkan oleh ODGJ dapat saja merupakan manifestasi dari gejala gangguan
psikotiknya. Contoh kritikan negatif, yaitu: caregiver maupun seseorang yang
hidup berdampingan dengan ODGJ berbicara dengan nada yang tinggi atau
semakin meningkat, tempo yang cepat, dan volume yang keras akan membuat
penderita gangguan jiwa menjadi frustrasi; atau dengan sengaja menyebabkan
masalah bagi mereka; anggota keluarga merasakan beban kesabaran dan merasa
hidup bersama ODGJ lebih sulit kemudian berkomentar bahwa ODGJ
mengabaikan atau tidak mengikuti saran atau instruksi mereka.

2. Sikap permusuhan
Merupakan kritikan negatif yang berkembang menjadi komentar negatif
tentang pasien secara keseluruhan dan adanya penolakan. Permusuhan
diekspresikan oleh kritik umum atau sikap yang menolak keberadaan ODGJ.
Contoh: caregiver atau seseorang yang hidup berdampingan dengan ODGJ
menyatakan bahwa pasien menyebabkan masalah bagi mereka, ingin hidup jauh
dari ODGJ, berteriak pada ODGJ, mudah marah dan iritasi terhadap keberadaan
ODGJ, serta menyatakan keharusan bahwa ODGJ dapat mengendalikan dirinya
sendiri.

3. Keterlibatan emosi yang berlebihan


Didefinisikan sebagai penampakan emosi yang berlebihan, pengorbanan diri
yang berlebihan, identifikasi diri berlebihan dan overproteksi dari caregiver
terhadap penderita gangguan jiwa. Hal ini dapat dilihat dari orangtua yang merasa
bersalah atas penyakit yang diderita oleh anak mereka. Perasaan bersalah yang
berlebihan membuat orangtua melakukan segala upaya untuk membuat segalanya
lebih baik bagi anaknya, dalam bentuk yang sangat ekstrim seperti terlalu
overprotektif terhadap kebutuhan dan kegiatan penderita gangguan jiwa. Hal ini
justru menghambat keterampilan dan kemandirian penderita gangguan jiwa.
Dampak jangka Panjang yang dapat terjadi bahwa perlindungan yang berlebihan
dapat menghambat pemulihan penderita dan menyebabkan penderita menjadi
tergantung pada pengasuhan. Penderita akan menjadi khawatir ketika tidak ada
yang memberikan dukungan terhadap dirinya. Contoh: caregiver atau seseorang
yang hidup berdampingan dengan ODGJ menunjukkan belas kasihan berlebihan,
tidak membiarkan penderita gangguan jiwa untuk melakukan kegiatan sehari-hari,
mengabaikan diri sendiri, memberi pribadi kurang penting kebutuhan daripada
kebutuhan penderita gangguan jiwa.

4. Kehangatan
Ditunjukkan melalui antusiasme keluarga ketika berbicara atau berinteraksi
terhadap pasien, dengan simpati, perhatian, dan empati. Hal ini dapat dilihat dari
penggunaan kulitas vokal disertai dengan senyuman caregiver pada saat
berkomunikasi dengan ODGJ. Penggunaan tekanan suara atau tinggi rendah suara
disertai dengan senyuman saat berkomunikasi dengan ODGJ menunjukkan adanya
sikap empati dan simpati. Sikap ini menunjukkan adanya kehangatan dan
penerimaan terhadap ODGJ sehingga dapat menjadi pendukung kesembuhan
ODGJ. Contoh: caregiver dapat menyatakan kepada ODGJ untuk mencoba bergaul
dengan semua orang atau masyarakat sekitar; memberikan pujian bahwa dia
mempunyai inisiatif untuk melakukan suatu pekerjaan, ia mudah bergaul, dan itu
baik untuk dimiliki.

5. Perkataan positif
Suatu pernyataan yang menggambarkan kebanggaan, penerimaan atau
penghargaan terhadap perilaku atau kepribadian pasien. Contoh: caregiver atau
seseorang yang hidup berdampingan bersama ODGJ dapat menyatakan bahwa
mereka merasa sangat dekat dengan pasien, mereka menghargai sedikit upaya atau
inisiatif pasien dalam melakukan fungsi sehari-harinya, mereka menyatakan bahwa
mereka dapat mengatasi pasien dan menikmati kebersamaan dengannya.

1. Skala Expressed Emotion


Skala pengukuran expressed emotion digunakan sebagai asesmen untuk
mengetahui bagaimana selama ini cara warga dusun berkomunikasi dengan
ODGJ. Skala ini dibuat berdasarkan komponen mengenai expressed emotion yang
telah dijabarkan oleh George Brown. Praktikan membagikan skala ini kepada
kader jiwa, keluarga ODGJ dan warga dusun yang tinggal di sekitar ODGJ. Skala
pengukuran expressed emotion dibuat sebanyak 20 aitem. Skala expressed
emotion disusun berdasarkan model pengembangan skala Likert. Suryabrata
[CITATION Sur05 \n \t \l 1033 ] menjelaskan bahwa skala Likert pada dasarnya
dirancang dengan tujuan untuk mengukur sikap. Berkenaan dengan pengukurasn
sikap, maka ada dua hal yang selalu harus diingat, yaitu: (a) bahwa sikap itu selalu
mempunyai obyek, obyek sikap, yaitu sesuatu yang menjadi sasaran sikap, dan (b)
bahwa secara teori sikap itu digambarkan dalam suatu continuum dari negative,
lewat daerah netral ke positif. Pada skala model Likert perangsangnya adalah
pernyataan. Respon yang diharapkan diberikan oleh subjek adalah taraf
kesesuaian dan ketidaksesuaian dalam variasi: STS (Sangat Tidak Sesuai), TS
(Tidak Sesuai), S (Sesuai), dan SS (Sangat Sesuai).
Likert [ CITATION Sur05 \l 1033 ] menjelaskan bahwa menurut isinya pernyataan
itu ada yang searah (mendukung) teori yang mendasari program yang
diepersoalkan dan ada pula yang tak searah (tak mendukung) teori yang mendasari
hal yang dipersoalkan. Pernyataan yang mendukung itu secara eknis disebut
pernyataan mendukung (favourable statement) dan yang tidak mendukung disebut
pernyataan tak mendukung (unfavourable statement). Pemberian skor pada aitem
pernyataan favourable adalah STS (Sangat Tidak Sesuai) = 1, TS (Tidak Sesuai) =
2, S (Sesuai) = 3, dan SS (Sangat Sesuai) = 4. Pemberian skor pada aitem
pernyataan unfavourable adalah STS (Sangat Tidak Sesuai) = 4, TS (Tidak
Sesuai) = 3, S (Sesuai) = 2, dan SS (Sangat Sesuai) = 1. Berikut ini adalah blue
print skala expressed emotion.
Blue Print Skala Expressed Emotion
Aspek Nomor Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable
Kritikan negatif 1,5,14,19 10,15, 9,12 8
Sikap permusuhan 2,6, 8,18 16,20,7,13 8
Keterlibatan Emosi yang berlebihan 3,11 4,17 4
Total 10 10 20

Anda mungkin juga menyukai