Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEBERANIAN DAN KEPERCAYAAN DIRI

Dosen Pengampun
Dr. H. Munir Salham, MA

Disusun Oleh :

Nama : Lanny Engeline Vanecha Tumadang


Npm : 21.110.7.1.080

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim…..
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak lupa pula
sayahaturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul “KEBERANIAN DAN KEPERCAYAAN DIRI” bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesehatan
Masyarakatoleh dosen Bapak Dr. H. Munir Salham, MA.
Akhirul kalam, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan saya agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palu, 18 Desember 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A Latar Belakang..........................................................................................................1

B Rumusan Masalah.....................................................................................................2

C Tujuan.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A Konsep Keberanian....................................................................................................3

B Keberanian Dalam Pengambilan Keputusan.............................................................3

C Konsep Kepercayaan Diri.........................................................................................4

E Kepercayaan Diri Dalam Pengambilan Keputusan....................................................5

BAB III PENUTUP.............................................................................................................7

A Kesimpulan...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberanian diartikan sebagai sifat yang berani menanggung resiko dalam


pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011). Sifat
keberanian seseorang tidak dimiliki sejak lahir tetapi sifat ini dapat dibentuk dengan
membuat suasana yang kondusif sehingga dia merasa nyaman dan lebih percaya diri.
Keberanian merupakan karakter yang dapat dibentuk oleh setiap manusia. Pada
umumnya, keberanian dapat kita lihat ketika seseorang sedang menghadapi sebuah
masalah atau pengambilan keputusan yang besar. Dalam kehidupan nyata, keberanian
datang dari tekad yang kuat dari diri sendiri. Pada hakikatnya, hidup ini selalu
mengandalkan keputusan. Seperti yang dialami kebanyakan orang, mengambil keputusan
sangatlah penting. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari, ada peristiwa dimana seorang
anak yang kurang mampu tetapi memiliki cita-cita yang besar. Berangkat dari
keberaniannya, segala usaha selalu ditekuni agar dapat mengubah hidupnya. Semangatnya
tidak pernah patah. Banyak dukungan dan motivasi untuk maju dengan mengambil sebuah
keputusan yang besar. Mengumpulkan keberanian dan rasa percaya diri tidaklah mudah,
tetapi berkat dari tekad dan keyakinan hati yang kuat, segala sesuatu akan berhasil
(Wartaekonomi.co.id).
kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting
untuk mengaktua1isasikan potensi yang dimilikinya. Tanpa adanya kepercaya an diri
maka banyak masalah akan timbul pada manusia. Menurut Koentjaraningrat (1982), salah
satu kelemahan generasi muda Indonesia adalah kurangnya kepercayaan diri.
Upaya peningkatan kepercayaan diri bagi remaja yang mengalami hambatan
kepercayaan diri dapat dilakukan dengan proses belajar dan bertatih (Lauster, 1978;
Hambly, 1992). Menurut Hurlock (1973), remaja yang mengalami masalah percaya diri
memerlukan bantuan dengan program peningkatan diri dengan cara konseling. Selanjutnya
Egan (1990) menyatakan dengan konseling individu dapat dibantu untuk memperoleh
kepercayaan diri karena di dalam konseting individu akan memperoleh umpan balik yang
sangat berarti dan berguna untuk meningkatkan penampilannya. Umpan balik yang paling
efektif bagi seseorang dapat diperoleh individu dari interaksinya dalam kelompok
(Douglas, 1993). Dengan mengikuti konseling kelompok. remaja yang kurang percaya diri

1
akan mendapatkan lingkungan yang kondusif dan alamiah sesuai dengan lase
perkembangan serta kesempatan melihat dan berlatih perilaku baru yaitu perilaku percaya
diri. Mereka juga akan memperoleh kesempatan untuk saling memberikan dukungan,
bantuan dan umpan batik. Hal ini akan menumbuhkan konsep diri yang positif yang
selanjutnya akan menumbuhkan harga diri yang tinggi dan meningkatkan kepercayaan
diri.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud Konsep Keberanian?
2. Bagaimana Keberanian Dalam Pengambilan Keputusan?
3. Apa yang dimaksud Konsep Kepercayaan Diri?
4. Bagaimana Kepercayaan Diri Dalam Pengambilan Keputusan?

C. Tujuan dan manfaat


1. Untuk mengetahui Konsep Keberanian!
2. Untuk mengetahui Keberanian Dalam Pengambilan Keputusan!
3. Untuk mengetahui Konsep Kepercayaan Diri!
4. Untuk mengetahui Kepercayaan Diri Dalam Pengambilan Keputusan!

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keberanian
1. Pengertian Keberanian
Keberanian adalah kualitas karakter yang memotivasi orang untuk bertindak
berani, meski sedang takut. Keberanian juga bermakna kesiapan jiwa untuk menerima
segala penderitaan yang di dalamnya terdapat tekad untuk tetap berada dalam
keyakinan. Menurut Effendi (2020:27), keberanian didefinisikan sebagai keinginan
dalam hati untuk mengabil resiko dan bertindak dalam kondisi yang sulit. Keberanian
akan mengejawantahkan (mewujudkan) dalam ekspresi, pikiran, perasaan, serta
tindakan-tindakan yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan Comte-Sponville (1999:7)
yang mengatakan bahwale courage n’est pas un savoir mais une decision, non une
opinion mais un acte. Keberanian bukan hanya sebuah pengetahuan tetapi juga sebuah
keputusan, keberanian bukan tentang pendapat melainkan sebuah tindakan nyata.
Keberanian adalah sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak merisaukan
kemungkinan-kemungkinan buruk. Orang yang memiliki keberanian akan mampu
bertindak tanpa dibayangi oleh ketakutan yang sebenarnya imajinasi belaka. Menurut
Irons (2003, hlm. 29) menyatakan bahwa “Keberanian merupakan tindakan untuk
memperjuangkan sesuatu karena dianggap penting dan mampu menghadapi suatu
penghalang karena percaya dengan kebenarannya.”
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keberanian dapat
dibentuk pada setiap orang, keberanian membutuhkan keteguhan jiwa untuk
menghadapi situasi atau kondisi dimana rasa takut muncul dalam diri untuk melakukan
tindakan.
2. Ciri-ciri Keberanian
Ciri-ciri keberanian yaitu berpikir secara matang dan terukur sebelum bertindak,
mampu memotivasi orang lain, selalu tahu diri, rendah hati, bertindak nyata,
semangat,menciptakan kemajuan, bertanggung jawab, siap mengambil resiko dan
konsisten.
B. Keberanian Dalam Pengambilan Keputusan

3
Menurut Laura, dkk (2010, hlm. 37) mengatakan bahwa secara umum
keberanian dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu visi (vision) atau tujuan yang dicapai,
tindakan nyata (action) atau usaha yang dilakukan dalam mencapai tujuan, dan
semangat (passion) atau situasi untuk tetap bertahan bagaimanapun kejadian dalam
mencapai tujuan. Apabila dari ketiga hal tersebut terpenuhi, maka perasaan khawatir,
gelisah, ragu-ragu, dan takut dapat diatasi.
Keberanian yang sebenarnya ialah ketika seorang bukan saja berani melawan
kesakitan atau ketakutan, tetapi mereka yang sungguh-sungguh hebat dalam bertempur
melawan hawa nafsu dan kenikmatan. Keteguhan jiwa memikul tanggung jawab atas
apa yang menjadi perannya. Yang terpenting dari semua itu ialah memiliki ilmu dan
terbuka terhadap semua kemungkinan (berani memilih dan berani mempertanggung-
jawabkan).

C. Konsep Kepercayaan Diri


1. Pengertian Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri pada dasarnya adalah kemampuan dasar untuk dapat
menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. kepercayaan diri merupakan
salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri,
seseorang memiliki pandangan dan harapan yang positif mengenai diri dan masa
depannya , mampu menghadapi segala persoalan dengan kemampuan pola pikir
yang positif serta mampu menerima kenyataan dari sebuah kegagalan yang
dialaminya. Seperti yang dijelaskan oleh Who (2003) Kepercayaan diri atau self
confidencediartikan sebagai perilaku yang membuat individu memiliki
pandanganpositif dan realistis mengenai diri mereka sendiri dan situasi di
sekelilingnya).
Kepercayaan diri berkembang melalui interaksi individu dengan lingkungannya.
Lingkungan psikologis dan sosiologis yang kondusif akan menumbuhkan dan
meningkatkan kepercayaan diri seseorang. dungkungan psikologis dan sosiologis yang
kondusif adatah lingkungan dengan suasana demokratis, yaitu adanya suasana penuh
penerimaan, kepercayaan, rasa aman dan kesempatan untuk mengekspresikan ide ide
dan perasaan. Lingkungan psikologis dan sosiologis yang tidak kondusif adalah
lingkungan dengan suasana penuh tunMan, tidak menghargai pendapat orang lain dan
tidak ada kesempatan untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Kepercayaan diri juga

4
dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan melalui penanaman sifat-sifat percaya diri dengan
belajar perilaku baru, yaitu perilaku percaya diri.

2. Ciri-ciri Kepercayaan Diri


Seorang individu.yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki ciri-ciri seperti
yang dikemukakan oleh Guilford (1959) dan Lauster {1978) serta lnstone (1983) seba
gai berikut:
1. lndividu merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan.
Hai ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan dan
ketrampilan yang dimiliki. la merasa optimis, cukup ambisius, tidak selalu
memerlukan bantuan orang lain, sanggup bekerja keras, mampu menghadapi tugas
dengan baik dan bekerja secara elektif serta ber tanggung jawab atas keputusan dan
perbuatannya.
2. lndividu merasa diterima oleh kelompoknya.
Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kemampuannya dalam berhubungan
sosial. la merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya, aktif
menghadapi keadaan lingkungan, berani mengemukakan kehendak atau ide-idenya
secara bertanggung jawab dan tidak memen tingkan diri sendiri.
3. lndividu percaya sekali terhadap dirinya serta memiliki kelenangan sikap.
Hal ini didasari oleh adanya keyakinan ter hadap kekuatan dan kemampuannya. la
bersikap tenang, tidak muclah gugup, cukup toleran terhadap berbagai macam
situasi.

D. Kepercayaan Diri Dalam Pengambilan Keputusan


Menurut Natawidjaja (1987), untuk meningkatkan kepercayaan diri remaja-remaja
membutuhkan pihak lain yang dipercayainya untuk mendorong keberaniannya dalam
mengambil keputusan. Selanjutnya juga dinyatakan bahwa program konseling kelompok
merupakan salah satu upaya untuk memberi bantuan pada remaja dalam situasi yang
membutuhkan dorongan. Dengan demikian konseling kelompok merupakan sarana belajar
dan berlatih, serta mendapat suasana aman dan demokr8tis untuk meningkatkan
kepercayaan diri remaja.
Konseling kelompok merupakan proses hubungan antar pribadi yang dinamis dan
melibatkan fungsi terapi dalam suatu kelompok kecil yang berupaya untuk membantu

5
perkembangan individu (Gazda, 1984; Oixondan Glover, 1984; Natawidjaja, 1984;
Fuhnnann, 1990). Menun.rtOhlsen (dalam Sukiat, 1981 ), suasana dalam konseling
kelompok adalah suasana yang demokratis, yang didasari adanya rasa penerimaan,
kepercayaan dan rasa aman serta memberikan kesempatan klien untuk mendapatkan
umpan balik dan latihan perilaku baru. Selanjutnya dinyatakan bahwa suasana tersebut
memungkinkan klien untuk belajar menghadapi, mengekspresikan, dan menguasai
perasaan atau pemikiran klien, dengan demikian klien juga mengembangkan keberanian
serta rasa percaya diri.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki rasa
percaya diri mampu menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri,
berfikir secara positif, memiliki kemandirian dan kemampuan untuk memiliki serta
mencapai segala sesuatu yang diinginkan. Dalam menentukan pengambilan keputusan
karir maka seseorang harus merasa yakin akan kemampuan yang dimiliki, ketika
seseorang tidak yakin akan kemampuan yang dimiliki maka akan sulit dalam
merencanakan atau mengambil sebuah keputusan terutama dalam merencanakan karir
dimasa depan.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberanian adalah kualitas karakter yang memotivasi orang untuk bertindak berani,
meski sedang takut. Keberanian juga bermakna kesiapan jiwa untuk menerima segala
penderitaan yang di dalamnya terdapat tekad untuk tetap berada dalam keyakinan. Menurut
Effendi , keberanian didefinisikan sebagai keinginan dalam hati untuk mengabil resiko dan
bertindak dalam kondisi yang sulit. Orang yang memiliki keberanian akan mampu bertindak
tanpa dibayangi oleh ketakutan yang sebenarnya imajinasi belaka. Lndividu merasa adekuat
terhadap tindakan yang dilakukan. Hai ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan,
kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki, untuk meningkatkan kepercayaan diri remaja-
remaja membutuhkan pihak lain yang dipercayainya untuk mendorong keberaniannya dalam
mengambil keputusan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki rasa
percaya diri mampu menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berfikir
secara positif, memiliki kemandirian dan kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala
sesuatu yang diinginkan. Dalam menentukan pengambilan keputusan karir maka seseorang
harus merasa yakin akan kemampuan yang dimiliki, ketika seseorang tidak yakin akan
kemampuan yang dimiliki maka akan sulit dalam merencanakan atau mengambil sebuah
keputusan terutama dalam merencanakan karir dimasa depan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Egan, G. 1990. The Skilled Helper. A Sys tematic Approach to Effective Helping
Pacific Grove, Califomia: Brooks/Cole Publishing Company.

Irons, P. (2003). Keberanian Mereka yang Berpendirian. Bandung: Angkasa.

Lauster, P. 1978. The Personality Test(2nd. Ed.). London: Pan Books, Ltd.

Prawitasari, J.E. 1991. Pendekatan Kelompok Dalam Konseling dan Psikoterapi.


Malang: !KIP Malang.

Purnamaningsih, E.H. & Afiatin, T. 1995. Validitas Ekstemal Skala Kepercayaan


Diri. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas psikologi UGM.

Rahayu, P. (2020). Peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam pengambilan


keputusan. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 2(1), 550-557.

Anda mungkin juga menyukai