Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENELITIAN

Hubungan antara Tingkat Stres Akademik dengan


Kejadian Dispepsia pada Siswa Kelas XII IPA di SMA
Negeri 81 Kota Jakarta Timur Tahun 2019
The Association between Academic-Induced Stress with An
Incident of Dyspepsia on Grade XII Natural Science Majors at 81
Senior High School East Jakarta in 2019
Lamya Hisyam Tamimi1, Ryan Herardi2, Sri Wahyuningsih3
1
Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta
2
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta
3
Departemen IKK-IKM Kedokteran, Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta

Korespondensi:
Ryan Herardi. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta. Email: dr.ryanherardi@upnvj.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan. Dispepsia merupakan sekumpulan gejala yang diduga berasal dari saluran pencernaan bagian atas.
Penyebab dispepsia yang cukup umum pada remaja salah satunya karena keadaan stres seperti tekanan belajar atau
faktor akademik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres akademik dengan
kejadian dispepsia pada siswa remaja kelas XII IPA.
Metode. Penelitian dengan desain potong lintang dilakukan di SMA Negeri 81 Kota Jakarta Timur menggunakan instrumen
penelitian berupa kuesioner educational stress scale for adolescents (ESSA) dan short form-leeds to dyspepsia questionnare
(SF-LDQ). Teknik sampling penelitian menggunakan total sampling dengan sampel berjumlah 88 siswa. Analisis bivariat
dilakukan dengan uji Chi-square menggunakan program SPSS.
Hasil. Responden sebanyak 88 siswa terdiri dari 41 (46,6%) laki-laki dan 47 (53,4%) perempuan yang didominasi oleh siswa
berusia 17 tahun (77,3%). Didapatkan hampir seluruh responden mengalami tingkat stres akademik sedang hingga tinggi
sebanyak 64 orang siswa (72,7%) yang didominasi oleh perempuan dan usia 17 tahun. Sebanyak 51 orang siswa (58%)
mengalami dispepsia yang didominasi oleh perempuan dan usia 17 tahun. Hasil penelitian menunjukkan gejala yang
dianggap paling mengganggu oleh responden yang menderita dispepsia adalah mual sebanyak 21 orang (41,2%) dan
diikuti dengan indigesti sebanyak 18 orang (35,3%). Pada analisis bivariat didapatkan hubungan bermakna antara tingkat
stres akademik dengan kejadian dispepsia (p<0,001; OR=7,1 [interval kepercayaan [IK] 95% 2,44-20,68]).
Simpulan. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat stres akademik dengan
kejadian dispepsia pada siswa SMA Negeri 81 Kota Jakarta Timur.
Kata Kunci: Dispepsia, remaja, stres akademik

ABSTRACT
Introduction. Dyspepsia is a group of symptoms that are assumed to have it’s source from the upper digestive tract.
However, one of the main causes of dyspepsia in adolescent is psychosocial, including stress. Stress in adolescent are
commonly academic-induced. This study was aimed to observe the association between the level of academic-induced
stress with an incident of dyspepsia, particularly of students who are in grade XII and major in natural sciences.
Methods. This cross sectional study was conducted at 81 Senior High School East Jakarta using educational stress scale
for adolescents (ESSA) questionnaire dan Short form-Leeds to dyspepsia questionnare (SF-LDQ). It also uses total sampling
technique where 88 respondents have participated and then sampled. Bivariate analysis was performed by Chi-square
test using the SPSS program.
Results. The respondents were 88 students consisted of 41 (46.6%) boys, 47 (53.4%) girls, and were dominated by 17-year-old
students (77.3%). Almost all respondents experience mid-to-high level of academic stress that around 64 students (72.7%)
and dominated by girls and age 17. It is also shown that around 51 students (58%) have experienced dyspepsia and
dominated by girl and age 17. This study also shown that the symptoms that were considered as the most disturbing by
respondents that are suffering from dyspepsia were nausea that around 21 ​​ (41.2%), followed by indigestion that around
18 (35.3%). The result of bivariate analysis shows that there was a significant association between the level of academic-
induced stress with an incident of dyspepsia (p<0.001; OR=7.1 [CI 95% 2.44-20.68]).

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 3 | September 2020 | 143


Lamya Hisyam Tamimi, Ryan Herardi, Sri Wahyuningsih

Conclusion. There is apparently a significant association between academic-induced stress with an incident of dyspepsia
on grade XII natural science majors at 81 Senior High School East Jakarta in 2019.
Keywords: Academic-induced stress, adolescents, dyspepsia

PENDAHULUAN adalah tekanan yang muncul akibat persepsi subjektif


Gangguan pada saluran pencernaan merupakan terhadap suatu kondisi akademik.8 Stressor terjadinya stres
keadaan yang sering terjadi dan banyak dikeluhkan oleh akademik dapat berupa tekanan untuk naik kelas, waktu
berbagai kalangan masyarakat. Salah satu dari sekian belajar yang cukup lama, kecemasan dalam menempuh
banyak gangguan saluran pencernaan yang cukup ujian, banyaknya tugas yang harus dituntaskan, mendapat
umum dan sering diderita masyarakat adalah dispepsia. nilai ulangan yang tidak memuaskan, keputusan dalam
Dispepsia adalah istilah yang umum digunakan dalam memilih jurusan dan karir, kurikulum di sekolah yang padat,
mendeskripsikan suatu kumpulan gejala yang timbul dari ekspektasi orang tua yang menuntut pencapaian prestasi
saluran pencernaan bagian atas. Gejala-gejala ini relatif yang maksimal, dan manajemen waktu.9 Pada hampir
tidak spesifik, sehingga tidak mengherankan jika berbagai seluruh SMA, penjurusan di sekolah terbagi menjadi dua,
kondisi dapat hadir dengan salah satu atau kombinasi dari yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan
gejala-gejalanya.1 Sosisal (IPS). Fitiani10 pada studinya membandingkan
Kejadian dispepsia terjadi di seluruh dunia termasuk tingkat stres antara siswa SMA jurusan IPA dan IPS, hasilnya
Indonesia. Hampir setiap tahunnya sebanyak 13-40% didapatkan bahwa siswa jurusan IPA memiliki tingkat stres
total populasi mengalami kejadian dispepsia. WHO pada yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa jurusan IPS.
tahun 2007 menggambarkan bahwa kejadian dispepsia Penelitian selanjutnya yang mendukung hasil ini berasal
diprediksi akan menjadi suatu penyakit yang meningkat dari Semarang oleh Muhajirin11 yang mendapatkan hasil
setiap tahunnya.2 Data yang diperoleh dari Departemen serupa.
Kesehatan RI tahun 2010 juga menunjukkan tingginya Siswa yang memasuki kelas XII SMA diwajibkan
prevalensi dispepsia di Indonesia yang menempati urutan untuk mengahadapi serangkaian ujian sebagai penentu
ke-5 pada daftar pola 10 penyakit terbanyak pada pasien kelulusan. Umumnya, siswa yang akan menghadapi
rawat inap di RS di Indonesia, serta menempati urutan ujian lebih cenderung mengalami stres. Penelitian
ke-6 pada daftar pola 10 penyakit terbanyak pada pasien yang dilakukan di SMA Negeri yang ada di Kota Padang,
rawat jalan.3 menunjukkan bahwa 71,8% siswanya berada dalam
Keadaan dispepsia banyak pula ditemukan pada kategori tingkat stres sedang hingga tinggi.12 Selain itu,
anak-anak maupun remaja. Penyebabnya dapat berasal penelitian yang dilakukan pada siswa SMA kelas XII di Kota
dari organik ataupun fungsional. Nyeri perut yang Yogyakarta juga menunjukkan tingkat stres sedang pada
paling sering muncul pada anak-anak maupun remaja siswanya sebesar 63,47%.13 Hasil penelitian di Malaysia
sebagaimana diklasifikasikan oleh Apley dan Naish, menunjukan bahwa siswa yang mengalami stres akademik
diyakini adalah fungsional. Anak usia sekolah atau remaja akan cenderung meninggalkan gaya hidup sehat, seperti
dengan dispepsia fungsional dilaporkan memiliki kualitas jam tidur yang tidak sesuai dan pola makan yang salah.14
hidup yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
dengan teman sebayanya yang sehat dan dispepsia antara tingkat stres akademik dengan kejadian dispepsia
fungsional menempati peringkat kedua terbanyak dalam pada siswa remaja kelas XII IPA. Hasil dari penelitian ini
hal penyebab ketidakhadiran di sekolah.4 diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang ilmu
Berdasarkan penelitian Phavichitr, dkk.5 didapatkan penyakit dalam mengenai stres akademik sebagai salah
bahwa faktor yang lebih berpotensi menyebabkan satu faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya
dispepsia pada remaja sekolah usia 12-19 tahun adalah dispepsia pada remaja, terutama siswa SMA kelas XII.
konsumsi minuman beralkohol serta keadaan stres
berat dan stres ekstrem. Stres pada remaja sekolah di METODE
India berdasarkan penelitian Watode, dkk.6 didapatkan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
sebanyak 70% faktor penyebabnya adalah akademik, analitik observasional (kategorik) dengan pendekatan
diikuti dengan faktor teman (3,0%), keluarga (11,8%), guru potong lintang. Pada penelitian ini, dilakukan pengambilan
(6,3%) dan faktor lainnya (49,7%). data menggunakan kuesioner yang diberikan kepada
Stres yang mengarah ke bidang akademik dinilai responden dalam waktu yang bersamaan.
memiliki dampak negatif pada kesehatan.7 Stres akademik Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

144 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 3 | September 2020


Hubungan antara Tingkat Stres Akademik dengan Kejadian Dispepsia pada Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 81 Kota Jakarta Timur Tahun 2019

XII IPA di SMA Negeri 81 Kota Jakarta Timur tahun 2019 Tabel 1. Karakteristik umum subjek penelitian
dengan jumlah populasi penelitian sebanyak 180 orang. Karakteristik n (%)
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh Jenis kelamin
siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 81 Kota Jakarta Timur Perempuan 47 (53,4)
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Laki – laki 41 (46,6)
inklusi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA Usia
program regular yang berusia 15-18 tahun dan mengikuti 16 tahun 18 (20,5)
bimbingan belajar. Kriteria eksklusi pada penelitian ini 17 tahun 68 (77,3)
adalah siswa yang tinggal kelas, pindahan dari sekolah lain, 18 tahun 2 (2,3)
program akselerasi, minum minuman beralkohol, memiliki
penyakit komorbid yang memengaruhi dispepsia, sudah
Tabel 2. Tingkat stres akademik subjek penelitian
menderita dispepsia, dan data yang tidak diisi lengkap.
Tingkat stres akademik
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel Karakteristik
Sedang – tinggi (n=64), n (%) Rendah (n=24), n (%)
menggunakan metode non probability sampling dengan
Usia
teknik total sampling, yang mana seluruh populasi
16 tahun 17 (94,4) 1 (5,6)
digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian.15
17 tahun 46 (67,6) 22 (32,4)
Jumlah total sampel minimal yang dibutuhkan pada
penelitian ini adalah 85 sampel. 18 tahun 1 (50) 1 (50)

Data yang digunakan dalam penelitian ini Jenis kelamin

merupakan data primer. Data diambil langsung dari Laki-laki 26 (63,4) 15 (36,6)
responden dengan menggunakan kuesioner educational Perempuan 38 (80,9) 9 (19,1)
stress scale for adolescents (ESSA) untuk mengukur tingkat
stres akademik siswa, dan short form-leeds to dyspepsia Tabel 3. Kejadian dispepsia subjek penelitian
questionnare (SF-LDQ) untuk menilai kejadian dispepsia. Kejadian dispepsia
Karakteristik
Responden diberikan penjelasan di setiap kelas, lalu Dispepsia (n=51), n (%) Tidak dispepsia (n=37), n (%)
peneliti membagikan lembar penjelasan penelitian, lembar Usia
informed consent, serta lembar kuesioner penelitian. Hasil 16 tahun 11 (61,1) 7 (38,9)
yang telah diisi oleh responden kemudian dipilah oleh 17 tahun 40 (58,8) 28 (41,2)
peneliti sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi untuk
18 tahun 0 (0) 2 (100)
selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan
Jenis kelamin
aplikasi SPSS 20.0 dengan uji statistik Chi-square.
Laki-laki 21 (51,2) 20 (48,8)
Studi ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian
Perempuan 30 (63,8) 17 (36,2)
Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta.
Proporsi responden usia 17 tahun yang memiliki
HASIL tingkat stres akademik sedang hingga tinggi sebanyak
Pada penelitian ini, didapatkan sebanyak 88 67,6% dan dua kali lebih banyak dibandingkan dengan
responden yang memenuhi kriteria pemilihan sampel siswa usia 17 tahun dengan tingkat stres akademik
dan sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu rendah. Proporsi responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 47 orang (53,4%), sedangkan laki-laki sebanyak yang memiliki tingkat stres akademik sedang hingga
41 orang (46,6%). Lebih dari setengah jumlah sampel tinggi yaitu sebanyak 80,9% dan 4,2 kali lebih banyak
didominasi oleh kelompok usia 17 tahun yaitu sebanyak dibandingkan responden dengan tingkat stres akademik
68 orang (77,3%), 16 tahun sebanyak 18 orang (20,5%), rendah. Sedangkan, responden berjenis kelamin laki-
dan usia 18 tahun sebanyak 2 orang (2,3%). Berdasarkan laki dengan tingkat stres akademik sedang hingga tinggi
jenis kelamin responden sebagian besar berjenis kelamin memiliki proporsi sebanyak 63,4% dan 1,7 kali lebih
perempuan, yaitu sebanyak 47 orang (53,4%). Karakteristik banyak dibandingkan tingkat stres akademik rendah. Hasil
umum subjek disajikan pada Tabel 1. stres akademik responden disajikan pada Tabel 2.

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 3 | September 2020| 145


Lamya Hisyam Tamimi, Ryan Herardi, Sri Wahyuningsih

Pada responden yang mengalami kejadian dispepsia Tabel 4. Analisis bivariat tingkat stres akademik dengan kejadian
dispepsia
dan berusia 17 tahun memiliki proporsi sebanyak 58,8%
Kejadian dispepsia
dan 1,4 kali lebih banyak dibandingkan responden yang Tingkat stres-
akademik Dispepsia, Tidak dispepsia, OR (IK 95%) P
tidak mengalami kejadian dispepsia. Responden yang n (%) n (%)
berusia 16 tahun sebagian besar juga mengalami kejadian Sedang- 45 (70,3%) 19 (29,7%) 7,1 (2,44- <0,001
tinggi 20,68)
dispepsia dengan proporsi sebanyak 61,1% dan 1,5 kali lebih Rendah 6 (25%) 18 (75%)
banyak dibandingkan responden yang tidak mengalami
kejadian dispepsia, sedangkan responden berusia 18
tahun seluruhnya tidak mengalami kejadian dispepsia. DISKUSI
Proporsi responden berjenis kelamin perempuan yang Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan
mengalami kejadian dispepsia didapatkan sebanyak 63,8% uji statistik Chi-square pada derajat kepercayaan
dan 1,7 kali lebih banyak dibandingkan responden yang 95%, diperoleh nilai p<0,001 (Tabel 4) sehingga dapat
tidak mengalami kejadian dispepsia. Pada responden disimpulkan bahwa pada penelitian ini terdapat hubungan
berjenis kelamin laki-laki yang mengalami kejadian bermakna antara tingkat stres akademik dengan kejadian
dispepsia, proporsinya didapatkan sebanyak 51,2% dispepsia. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dan tidak jauh berbeda dengan responden yang tidak dilakukan oleh Syifa, dkk.16 yang menyatakan bahwa stres
mengalami kejadian dispepsia. Hasil kejadian dispepsia memiliki hubungan dengan kejadian dispepsia dengan nilai
pada responden disajikan pada Tabel 3. signifikansi sebesar 0,001 dan menggunakan instrumen
Proporsi responden yang mengalami kejadian penilaian dispepsia yang sama yaitu dengan SF-LDQ.
dispepsia didapatkan sebanyak 58% dan 1,4 kali lebih Selain itu, penelitian oleh Rosalina17 juga menyatakan
banyak dibandingkan dengan responden yang tidak bahwa stres memiliki hubungan dengan kejadian dispepsia
mengalami kejadian dispepsia. Proporsi gejala yang pada remaja dengan nilai signifikansi p<0,001, meskipun
dianggap paling mengganggu oleh responden adalah mual instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai
sebanyak 41,2%, diikuti dengan gejala indigesti sebanyak dispepsia berbeda yaitu dengan menggunakan Rome
35,3%. Hasil ini disajikan pada Gambar 1. Criteria III. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian
Proporsi kejadian dispepsia pada kelompok dengan Hjern, dkk.18 yang menyatakan pada penelitiannya bahwa
tingkat stres akademik sedang hingga tinggi sebesar penyebab dispepsia yang paling sering pada anak usia
70,3%. Hasil ini 2,3 kali lebih banyak dibandingkan siswa remaja ialah keadaan stres, terutama akibat tekanan
dengan tingkat stres akademik sedang hingga tinggi yang belajar.
tidak mengalami kejadian dispepsia. Siswa yang memiliki Keadaan stres psikologi memainkan peranan
tingkat stres akademik rendah lebih banyak yang tidak penting dalam patofisiologi dispepsia, meskipun belum
mengalami dispepsia dengan proporsi sebesar 75% dan 3 ada penjelasan jelas tentang mekanisme tersebut. Stres
kali lebih banyak dibandingkan siswa dengan tingkat stres diasosiasikan sebagai salah satu penyebab dispepsia
akademik rendah yang mengalami dispepsia. Berdasarkan terutama dispepsia fungsional. Saat stres terjadi,
hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai odds ratio (OR) hipotalamus akan mensekresikan corticotrophin releasing
sebesar 7,1 (IK 95% 2,44-20,68; p<0,001) (Tabel 4). factor (CRF) yang akan menstimulasi kelenjar hipofisis
untuk mengeluarkan adrenocorticotrophic hormone
(ACTH) dan selanjutnya akan menyebabkan keluarnya
kortisol dari kelenjar adrenal. Kortisol yang disekresikan
tersebut akan merangsang lambung untuk meningkatkan
sekresi asam lambung dan juga menghambat prostaglandin
yang merupakan agen proteksi bagi lambung. Terpaparnya
lambung secara terus menerus akibat peningkatan asam
lambung ini lama kelamaan dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan pada mukosa lambung.19
Dispepsia nampaknya masih belum dianggap
serius oleh masyarakat, padahal keadaan dispepsia yang
tidak secara dini ditangani dapat memicu komplikasi-
Gambar 1. Diagram gejala dispepsia yang paling mengganggu
komplikasi yang tidak ringan. Terpaparnya lambung oleh
asam lambung yang meningkat dan dalam waktu yang

146 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 3 | September 2020


Hubungan antara Tingkat Stres Akademik dengan Kejadian Dispepsia pada Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 81 Kota Jakarta Timur Tahun 2019

terus menerus dapat menyebabkan keadaan luka pada 68,1% anak usia sekolah mengalami dispepsia. Akan
dinding lambung yang dalam bahkan dapat melebar. tetapi, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil
Apabila kondisi tersebut masih terus terjadi, hal yang lebih yang diutarakan oleh Phavichitr, dkk.5 yang menunjukan
buruk dapat terjadi yaitu timbulnya pendarahan saluran bahwa hanya 24% responden yang mengalami dispepsia.
cerna yang umumnya ditandai dengan tinja pasien saat Prevalensi dispepsia yang beragam pada setiap penelitian
defekasi menjadi berwarna hitam, lalu tanda yang timbul ini mungkin terjadi dikarenakan adanya perbedaan
belakangan ialah muntah darah.18 instrumen yang digunakan serta karakteristik responden.
Dispepsia pada remaja lebih membutuhkan Kejadian dispepsia dari hasil penelitian ini juga didapatkan
perhatian khusus karena keadaan dispepsia selain dapat bahwa responden yang paling banyak mengalami kejadian
menurunkan kualitas hidup, juga dapat menurunkan dispepsia adalah responden perempuan. Hasil penelitian
fungsi psikososial dan menurunkan angka kehadiran di ini sesuai dengan penelitian oleh Arsyad, dkk.27 yang
sekolah.20 Keadaan dispepsia membutuhkan cukup banyak menyatakan bahwa responden yang mengalami dispepsia
kunjungan medis, sehingga hal ini berdampak pada biaya lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan
tinggi yang perlu dikeluarkan.21 dengan laki-laki. Adanya perbedaan ini diduga didasari
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian oleh perbedaan fisiologi persepsi nyeri, seperti perbedaan
besar responden memiliki tingkat stres akademik sedang struktural atau fungsional dalam jalur aferen visceral
hingga tinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh yang terlibat dalam transmisi nyeri dan modulasi. Selain
Phavichitr, dkk.5 yaitu pada siswa usia sekolah sebanyak itu, perbedaan ini dapat pula berkaitan dengan fluktuasi
95,9% dari total responden memiliki tingkat stres hormon seks wanita. Untuk itu, diperlukan penelitian
akademik sedang hingga tinggi. Hasil ini juga didukung oleh lebih lanjut terkait agen antinociceptive apa yang cocok
penelitian sebelumnya oleh Wulandari13 yaitu sebanyak digunakan sesuai dengan gender tersebut.28
63,7% siswa mengalami stres akademik sedang hingga Selain itu, dari hasil yang didapatkan mengenai
tinggi. Siswa yang memasuki kelas XII SMA diwajibkan gejala yang dianggap paling mengganggu oleh responden
untuk menghadapi serangkaian ujian sebagai penentu didapatkan hasil terbanyak adalah keadaan mual (Gambar
kelulusan, terutama kelulusan SMA dan kelulusan masuk 1). Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian
perguruan tinggi. Umunya, siswa yang akan menghadapi Putri, dkk.29 yang mendapati gejala dispepsia yang paling
ujian lebih cenderung mengalami stres. Hasil penelitian banyak dikeluhkan adalah nyeri epigastrium atau disebut
di Malaysia menunjukan bahwa siswa yang mengalami juga sebagai indigesti, sedangkan untuk gejala mual masuk
stres akademik akan cenderung meninggalkan gaya hidup dalam urutan ke-4.
sehat, seperti jam tidur yang tidak sesuai dan pola makan Penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur
yang salah.14 penelitian, namun terdapat beberapa keterbatasan.
Selain itu, tingkat stres akademik sedang hingga Diantara keterbatasan tersebut yaitu adanya keterbatasan
tinggi lebih banyak terjadi pada perempuan (Tabel waktu sehingga lingkup yang diteliti tidak cukup luas serta
2). Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Shabilla,22 waktu dalam pengisian kuesioner juga terbatas, sebab
dimana sebanyak 73% responden yang mengalami stres peneliti mengambil waktu jam belajar siswa.
akademik sedang hingga tinggi adalah siswa perempuan.
Astuti23 menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang SIMPULAN
signifikan antara stres akademik pada siswa laki-laki dan Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
perempuan. Hal ini disebabkan karena perempuan lebih stres akademik dengan kejadian dispepsia pada siswa kelas
sensitif terhadap berbagai hal dibandingkan dengan laki- XII IPA di SMA Negeri 81 Kota Jakarta Timur tahun 2019.
laki pada umumnya.24 Namun, hal ini berbeda dengan Diperlukan penelitian lebih lanjut di beberapa sekolah
penelitian oleh Khan, dkk.25 yang menyatakan bahwa stres untuk menilai apakah terdapat perbedaan, serta faktor
pada siswa laki-laki jauh lebih besar dibandingkan siswa apa yang memicu terjadinya stres akademik, sehingga
perempuan yang kemungkinan dapat disebabkan tujuan dapat menjadi bahan evaluasi tiap sekolah.
dan target karier anak laki-laki yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan.25 DAFTAR PUSTAKA
Hasil distribusi proporsi kejadian dispepsia 1. Koduru P, Irani M, Quigley EMM. Definition, pathogenesis, and
management of that cursed dyspepsia. Clin Gastroenterol Hepatol.
didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami 2018;16:467–79.
kejadian dispepsia. Hasil penelitian ini didukung oleh 2. Susanti A, Briawan D, Uripi V. Faktor risiko dispepsia pada mahasiswa
penelitian yang dilakukan Yasin, dkk.26 dimana didapatkan Institut Pertanian Bogor (IPB). J Kedokt Indones. 2011;2(1):80-91.

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 3 | September 2020| 147


Lamya Hisyam Tamimi, Ryan Herardi, Sri Wahyuningsih

3. Sari DN, Murni AW, Edison E. Hubungan ansietas dan depresi wilayah kerja puskesmas Bluto. Wiraraja Med. 2018;8(2):22-8.
dengan derajat dispepsia fungsional di RSUP Dr M Djamil Padang
periode Agustus 2013 hingga Januari 2014. J Kesehat Andalas. 27. Arsyad R, Irmaini H. Hubungan sindroma dispepsia dengan prestasi
2017;6(1):117-22. belajar pada siswa kelas XI SMAN 4 Banda Aceh. J Ilm Mhs Kedokt
Biomedis. 2018;4(1):36–42.
4. Korterink JJ, Diederen K, Benninga MA, Tabbers MM. Epidemiology
of pediatric functional abdominal pain disorders: a meta-analysis. 28. Ahlawat SK, Cuddihy MT, Locke GR. Gender-related differences
PLoS One. 2015;10(5):1–17. in dyspepsia: a qualitative systematic review. Gend Med.
2006;3(1):31-42.
5. Phavichitr N, Koosiriwichian K, Tantibhaedhyangkul R. Prevalence
and risk factors of dyspepsia in Thai schoolchildren. J Med Assoc 29. Putri RN, Ernalia Y, Bebasari E. Gambaran sindroma dispepsia
Thai. 2012;95(Suppl 5):42–7. fungsional pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau
angkatan 2014 [Disertasi]. Riau: Fakultas Kedokteran Universitas
6. Watode BK, Kishore J, Kohli C. Prevalence of stress among school Riau; 2015.
adolescents in Delhi. Indian J Youth Adolesc Health. 2015;2(4):5-9.
7. Zaralidis V. Stress and burnout in senior high school students in a
Greek High School. Maastricht, Netherlands: Maastricht University;
2015. p.1–55.
8. Barseli M, Ifdil I. Konsep stres akademik siswa. J Konseling dan
Pendidik. 2017;5(3):143-8.
9. Nurmaliyah F. Menurunkan stres akademik siswa dengan
menggunakan teknik self-instruction [Disertasi]. Malang:
Universitas Negeri Malang; 2014.
10. Fitiani MA. Perbedaan tingkat stres pada siswa kelas XI Jurusan IPA
dengan jurusan IPS Di SMAN 2 Sukoharjo [Disertasi]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2011.
11. Muhajirin M. Perbedaan tingkat stres pada remaja siswa kelas
XI jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA) dengan remaja siswa
jurusan ilmu pengetahuan sosial (IPS) di SMA 3 Islam Sultan Agung
Semarang [Disertasi]. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung
Semarang; 2016.
12. Taufik T, Ifdil I. Kondisi stres akademik siswa SMA negeri di kota
Padang. J Konseling dan Pendidik. 2013;1(2):143-50.
13. Wulandari VD. Tingkat stres siswa SMA kelas XII di Yogyakarta
dalam menghadapi ujian nasional [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma; 2009.
14. Hassan AA, Jantan R, Redza MA, Fauzi M. Level of Stress and
anxiety and sources of stress among secondary school students.
SciInt(Lahore). 2017;29(4):959–63.
15. Notoatmodjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; 2018.
16. Syifa K, Rachman F, Disrinama M. Analisis pengaruh faktor risiko
terhadap gangguan pencernaan (pekerja industri pestisida Gresik).
Proceeding conference on safety engineering and its application;
2017 Sept 2; Surabaya: Politeknik Perkapalan Surabaya; 2017.
p.235-40.
17. Rosalina M, Nurdin NM. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
dispepsia pada remaja SMA di Bogor [skripsi]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor; 2018.
18. Hjern A, Alfven G, Östberg V. School stressors, psychological
complaints and psychosomatic pain. Acta Paediatr Int J Paediatr.
2008;97(1):112–7.
19. Darwin E, Murni AW, Nurdin AE. The Effect of psychological stress
on mucosal IL-6 and Helicobacter pylori activity in functional
dyspepsia. 2017;49(2):99–104.
20. Mustawa I, Supriatmo S, Hakimi H, Sinuhaji AB. Effectiveness of
amitriptyline for treating functional dyspepsia in adolescents.
Paediatr Indones. 2017;56(5):262.
21. Babaeian M, Naseri M, Kamalinejad M, Ghaffari F, Emadi F, Feizi
A, et al. Herbal remedies for functional dyspepsia and traditional
Iranian medicine perspective. 2015;17(11):e20741.
22. Shabilla N. Hubungan antara tingkat stres akademik dengan tingkat
depresi pada siswa kelas XII di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang
Selatan [Disertasi]. Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional
‘Veteran’ Jakarta; 2019.
23. Astuti, Anisa Dwi T& I. Stres akademik siswa yang akan menghadapi
ujian nasional berdasarkan jenis kelamin. Proceeding seminar &
workshop nasional bimbingan dan konseling; 2017 Mar 16-17;
Pontianak; Ikatan Konselor Indonesia. p.190-5.
24. Dhull I, Kumari S. Academic stress among adolescents in relation to
gender. Int J Appl Res. 2015;1(11):394–6.
25. Khan Z, Abul Barkat L, Ahmad N. The level of stress in male and
female school students. J Educ Pract. 2015;6(13):166–8.
26. Yasin Z, Huzaimah N, Hariyanto H. Hubungan Tingkat stres dengan
kejadian sindroma dispespsia pada anak usia 10-14 tahun di

148 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 3 | September 2020

Anda mungkin juga menyukai