Anda di halaman 1dari 8

BAB 6

PEMBAHASAN

Hasil yang dibahas dalam penelitian ini adalah hubungan antara nyeri haid (dismenore)

dengan aktivitas belajar pada remaja putri di SMA Negeri 16 Bekasi. Analisa yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Pada bab ini terdiri dari

pembahasan, keterbatasan penelitian, dan implikasi hasil penelitian.

6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil

Pembahasan hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan dan kerangka konsep

penelitan, yaitu difokuskan pada karakteristikremaja yang terdiri dari usia, kelas,

nyeri haid (dismenore), dan aktivitas belajar remaja putri.

6.1.1 Karakteristik Responden

6.1.1.1 Usia

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 60 responden

sebagian besar berusia 17 tahun yaitu sebanyak 24 responden

(40%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Salsabila Alifah Putri (2017) yang berjudul hubungan antara

nyeri haid (dismenore) terhadap aktivitas belajar pada siswi

58 Universitas Borobudur
59

kelas XI SMA Negeri 52 Jakarta, di dapatkan hasil sebanyak

61 siswi (53%) berusia 17 tahun.

Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa anak-

anak menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12-21 tahun

dan ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan

psikosoial. Perubahan paling awal muncul pada masa ini yaitu

perkembangan secara biologis (Dewi, 2012). Menurut Sa’id

(2015) ada tiga fase usia yang dilalui oleh remaja yang pertama

adalah remaja awal yaitu dimulai dari usia 12-15 tahun, yang

kedua adalah remaja pertengahan yaitu dimulai dari usia 15-18

tahun, dan yang ketiga adalah remaja akhir yaitu dimulai dari usia

18-21 tahun.

6.1.1.2 Kelas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik remaja

berdasarkan kelas di SMA Negeri 16 Bekasi tahun 2019

sebagian besar berada pada kelas XII yaitu sebanyak 32 remaja

(53,3%).

6.1.1.3 NyeriHaid (Dismenore) dan AktivitasBelajar

6.1.1.3.1 Nyeri Haid (Dismenore)

Hasil penelitian bahwa dari 60 responden sebagian

besar nyeri haid yang dialami remaja dikatakan berat

sebanyak 31 responden (51,7%).

Universitas Borobudur
60

Dismenore merupakan nyeri menstruasi yang

dikarakteristikan sebagai nyeri singkat sebelum

awitan atau selama menstruasi yang merupakan

permasalahan ginekologikal utama, yang sering

dikeluhkan oleh wanita (Lowdemilk et al,

2011).Tanda dan gejala dismenore yang

mengakibatkan terganggunya aktivitas belajar yang

paling sering terjadi yaitu sakit kepala, cemas,

kelelahan, perut terasa penuh ketika sedang haid dan

mengalami rasa tidak enak di perut bagian bawah

sebelum dan selama haid.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

Amaliya yang berjudul hubungan dismenorea dengan

aktivitas belajar mahasiswi Prodi DIV Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari didapatkan

hasil nyeri haid berat sebanyak 21 responden

(32,8%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rosi

Sinta Dewi (2018) yang berjudul hubungan nyeri

haid (dismenorea) dengan aktivitas belajar sehari-

hari di MTS Muhammadiyyah 2 Malang didapatkan

hasil nyeri haid berat sebanyak 17 siswi (56,7%).

Universitas Borobudur
61

6.1.1.3.2 Aktivitas Belajar

Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas belajar

pada remaja putri SMANegeri 16 Bekasi dari total 60

responden sebagian besar mengalami aktivitas

belajarnya terganggu sebanyak 33 responden (55%)

dan aktivitas belajarnya tidak terganggu sebanyak 27

responden (45%).

Oemar Hamalik (2009: 179) menyatakan bahwa

aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas

belajar dapat terwujud apabila siswa terlibat belajar

secara aktif. Aktivitas belajar yang sering terganggu

ketika sedang mengalami nyeri haid yaitu saat nyeri

haid muncul sering sulit berkonsentrasi, tidak bisa

menerima materi pembelajaran, saat jam pelajaran

merasa jenuh, sangat terganggu saat menjawab

pertanyaan pada saat ujian dan saat diskusi di kelas

perut bagian bawah saya mengalami nyeri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Fersta Cicilia

Saguni (2013) tentang hubungan dismenore dengan

aktivitas belajar pada remaja putri di SMA Kristen 1

Tomohan sebagian besar responden aktivitas

Universitas Borobudur
62

belajarnya terganggu yaitu sebanyak 91 responden

(68,9%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sinta

Ayu (2017) tentang hubungan nyeri haid (dismenore)

dengan aktivitas belajar sehari-hari pada remaja putri

di SMPN 3 Pulung sebagian besar aktivitasnya

terganggu yaitu sebanyak 40 responden (87%),

6.1.2 Hasil Analisis Bivariat

6.1.2.1 Hubungan Antara Nyeri Haid (Dismenore) Dengan Aktivitas

Belajar Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 16 Bekasi

Hasil penelitian diperoleh sebanyak 31 responden nyeri haid

berat, diantaranya 77,4% (24) responden aktivitas belajarnya

terganggu dan22,6% (7) responden aktivitas belajarnya tidak

terganggu. Sedangkan yang nyeri haid ringan 29 responden

diantaranya 31,0% (9) responden aktivitas belajarnya terganggu

dan 69,0% (20) respondena ktivitas belajarnya tidak terganggu.

Hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue= 0,001 (Pvalue≤ α = 0,05), maka

dapat disimpulkan adanya hubungan antara nyeri haid

(dismenore) dengan aktivitas belajar pada remaja putri di SMA

Negeri 16 Bekasi dengan OR : 0,131

Universitas Borobudur
63

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salsabila Alifah

Putri (2017)yang mendapatkan hasil bahwa ada hubungan

antara nyeri haid (dismenore) dengan aktivitas belajar pada

remaja putri di SMAN 52 Jakarta didapatkan nilai Sig =

0,000(α ≤ 0,05), dengan nilai korelasi -0,436.

Penyebab terjadinya dismenore, yaitu keadaan psikis dan fisik

seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit

menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun

(Diyan, 2013). Adapun faktor penyebab dismenore menurut

Wratsongko dan Budisulistyo, yaitu terjadi akibat kontraksi

yang kuat, hormon prostaglandin yang tinggi, pelebaran leher

rahim saat keluarnya darah haid, dan adanya infeksi daerah

panggul.

Gejala dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip kram

dibagian bawah perut yang menyebar ke punggung kaki. Gejala

terkait lainnya adalah muntah, sakit kepala, cemas, kelelahan,

diare, pusing dan perut terasa penuh. Beberapa wanita

mengalami nyeri sebelum menstruasi dimulai dan bisa

berlangsung beberapa hari (Ramaiah, 2004). Sekarang

protogenesisnya belum dapat dipecahkan dan memuaskan.

Oleh karena itu hampir semua wanita mengalami dismenore di

perut bagian bawah sebelum dan selama haid dan sering kali

rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, dan iritabilitas sehingga

Universitas Borobudur
64

memaksa penderita untuk istirahat khususnya pada remaja putri

yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu di sekolah

(Prawirohardjo,2006).

Faktor yang mempengaruhi dismenore menurut Arulkumuran

(2006) yaitu faktor menstruasi yang terdiri dari menarche dini

dan masa menstruasi yang panjang dan faktor psikologis yaitu

dimana pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil,

apalagi jika mereka tidak dapat penjelasan yang baik tentang

proses haid.

6.2 Keterbatasan Penelitian

6.2.1 Keterbatasan peneliti dalam beradaptasi pada siswa awalnya sempat

mengalami kesulitan dalam menjelaskan isi kuesioner karena kurangnya

pengetahuan siswi tentang nyeri haid (dismenore) dan istilah-istilah

kesehatan

6.2.2 Responden dalam penelitian ini hanya berasal dari satu sekolah

sehingga hasil penelitian ini tidak dapat di generalisasikan di sekolah

lain ataupun populasi lain karena kondisi atau pengetahuan siswa tentang

nyeri haid (dismenore) belum tentu sama dengan sekolah lain atau

populasi lain.

Universitas Borobudur
65

6.3 Implikasi Penelitian

Sejauh ini peneliti mengidentifikasi beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,

antara lain :

6.3.1 Belum pernah dilakukan penyuluhan atau penkes (pendidikan

kesehatan) yang terkait dengan kesehatan reproduksi karena tidak ada

kerja sama yang rutin antara puskesmas dengan sekolah.

6.3.2 Di UKS belum tersedia poster-poster yang berkaitan dengan kesehatan

reproduksi.

Universitas Borobudur

Anda mungkin juga menyukai