Anda di halaman 1dari 27

PSIKOLOGI KELUARGA

Oleh :
SIGIT SUSANTO, S.Sos.I

TIM INSTRUKTUR NASIONAL BIMBINGAN PERKAWINAN


Kemenag RI
2019
GAMBARAN UMUM
 Dalam materi ini, peserta mengeksplorasi ciri kehidupan
perkawinan yang sukses dan yang gagal, sehingga dapat
menyimpulkan tantangan dalam kehidupan berkeluarga.
 Setelah itu, peserta belajar komponen penting dalam hubungan
pasangan, dan tahap perkembangan hubungan pasangan suami
istri, penghancur hubungan vs pembangun hubungan, serta hal-
hal penting untuk membangun perkawinan yang baik.
 Peserta juga diajak untuk mengeksplorasi potensi konflik yang
terjadi dan bagaimana mengelola konflik sebagai bagian
kehidupan dalam keluarga
POKOK BAHASAN

 Komponen Hubungan Perkawinan


 Tahap Perkembangan Hubungan dalam Perkawinan
 Penghancur vs Pembangun Hubungan
 Kesiapan Menikah: Kebutuhan Saya-Kebutuhan Pasangan,
Kematangan Hubungan, dan Rekening Bank Emosi
 Ketrampilan Komunikasi
 Ketrampilan Mengelola Konflik
METODE, WAKTU, & MEDIA
 METODE
 Game, tugas kelompok, tugas pasangan, role-play (bermain peran),
presentasi, ceramah, dan tanya-jawab.

WAKTU 
180 menit.
 MEDIA
Lembar Rekening Bank Hubungan
 Lembar Kasus
 Kertas HVS, pensil, kertas plano, spidol, solatip, papan tulis putih, laptop dan
LCD jika ada
LANGKAH 1
Komponen Hubungan Perkawinan dan
Tahap Perkembangan Hubungan

 Secara kelompok menggambar keluarga harmonis dan tidak.


 Simpulkan ciri keluarga harmonis-tidak harmonis; penyebab
menjadi harmonis dan tidak harmonis
 Ingatkan 4 pilar yang akan mewarnai Komponen Hubungan
Pernikahan, yaitu Kedekatan Emosi, Gairah, dan Komitmen.
 Penjelasan kondisi kombinasi antara 3 komponen.
 PenjelasanTahap Perkembangan Hubungan.
4 Pilar Perkawinan

Zawaj
Musyawarah
Mu’asyarah
Mitsaqon Ghalidhan
bil Ma’ruf
KOMPONEN HUBUNGAN PERNIKAHAN
Komitmen, yaitu bagaimana suami-istri sama-sama
memandang ikatan perkawinan sebagai ikatan yang
Komitmen kokoh (mitsaaqan ghalizhan, QS. An-Nisa, 4: 21).
Kedekatan emosi muncul dalam bentuk rasa kasih
sayang, mawaddah dan rahmah, di antara pasangan
suami istri (QS. Ar-Rum, 30:21). Mereka
menjadikan pasangan sebagai pasangan jiwa, tempat
berbagi kehidupan yang sesungguhnya.
Gairah adalah adanya dorongan untuk mendapatkan
kepuasan seksual dari pasangannya, sebagaimana
Kedekatan
Gairahmenjadi salah satu tujuan perkawinan yaitu
emosi menghalalkan hubungan seksual antara laki-laki dan
perempuan. Demikian pentingnya komponen ini,
Al-Qur’an banyak menyebutkannya di dalam
berbagai ayat, misalnya QS Al-Baqarah, 2: 187.
KEMUNGKINAN
KOMBINASI 3 KOMPONEN

 Kedekatan Emosi + Gairah + Komitmen (Samara)


 Kedekatan Emosi + Gairah – Komitmen (Jatuh Cinta)
 Gairah + Komitmen – Kedekatan Emosi (Tdk tentram)
 Komitmen + Kedekatan Emosi – Gairah (Hampa)
 Kedekatan Emosi – Gairah – Komitmen (Persahabatan)
 Gairah – Komitmen – Kedekatan Emosi (Fisik)
 Komitmen – Kedekatan Emosi – Gairah (Empty Love)
TAHAP PERKEMBANGAN HUBUNGAN

 Hubungan pernikahan merupakan proses berkelanjutan yang


terdiri dari tahap-tahap yang memiliki tantangan yang berbeda-
beda.
 Kebanyakan pasangan tidak memahami tantangan ini, dan
karenanya tidak siap mengelola tantangan, lalu menjadi mudah
menyerah dan memilih untuk berpisah.
 Bila dikelola dengan baik, setiap Tahap Perkembangan
Hubungan akan memperkuat hubungan.
MENJAGA DAN MEMUPUK KEDEKATAN EMOSI

 Menjaga keterbukaan
 Sikap saling memahami
 Banyak yang terjebak pada sikap menuntut:
 “kalau kamu bisa membahagiakan saya maka saya baru
membahagiakan kamu”
 Ada prinsip tabadul atau saling, yang berarti tidak menunggu
pasangan melakukan terlebih dahulu
MENJAGA KOMITMEN TETAP KOKOH

 Kejujuran, kesetiaan, dan diiringi dengan sikap tanggung jawab


 Meneladani rasul, amanah
 Mengingat Mitsaqan ghalidhan
 Komitmen akan diuji dengan konflik (masalah, perbedaan)
 Jika bisa menyelesaikan konflik maka akan mjd kuat
 Jika dihindari?
MENJAGA API GAIRAH
 Bukan hanya kebutuhan fisik
 Hubungan fisik dan emosional yang paling dekat
 Tantangan: kesibukan, kelelahan, bekerja, anak dan
lingkungan
 Solusi: bersentuhan sederhana, menyiapkan diri dengan
wewangian dan pakaian yang baik
 Menghabiskan waktu berdua saja
TAHAPAN PERKAWINAN
TAHAPAN SITUASI PERSOALAN TANTANGAN
UMUM
12-18 Bulan; Mulai menyatu Ingin membahagiakan Mencari keseimbangan
Tahap pasangan kebutuhan diri dan menyatu
Menyatu
2-3 tahun Kehidupan yang Pembagian peran, Mengelola perbedaan. Ada
Tahap lebih ajeg, perbedaan pribadi, pertengkaran, pertimbangan
Bersarang memiliki anak, kebutuhan dekat dg pribadi akan keluar. Brlajar
kebutuhan keluarga mencari solusi
bersarang &
finansial
3-4 tahun Kebutuhan pribadi Cukup yakin dg Menjaga keseimbangan
Tahap semakin kuat. kekuatan hub tersebut, mis lebih
Kebutuhan perkawinan. Yakin mementingkan kepentingan
Pribadi pasangan menjaga pribadi; yg blm matang ajann
komitmen adil untuk curiga. BELAJAR
keb pribadi & kel KOMPROMI
TAHAPAN SITUASI PERSOALAN UMUM TANTANGAN
5-14 TAHUN Karena yakin dg Ada yang lupa Berbesar hati tidak
TAHAP pasangan, mjd menghargai saling mengukung,
KOLABORASI pribadi yang maju, pengorbanan pasangan. menjalin komunikasi
mampu memberi Komunikasi memburuk. yang baik agar jarak
dukungan kpd Jika tak sadar, pasangan terjaga
pasangan akan menjauh

15-24 TAHUN Pasangan sibuk Pasangan sdh melewati Kesadaran bahwa


TAHAP penyesuaian dg banyak masalah. Namun kehidupan telah
PENYESUAIAN tantangan hidup yang bs muncul persoalan membawa banyak
baru, sudah baru, mis. Menuntut, perubahan bg
menemukan cara menggampangkan. Kdg pasangan. Pasangan
menerima pasangan, putus asa pasangan tidak perlu menghindari
& menemukan cara berubah sikap merasa benar
yang tdk disukai dr sendiri. Perlu
pasangan menjadi pendengar
yg baik
LANGKAH 2

PEMBANGUN DAN PENGHANCUR


HUBUNGAN PERKAWINAN
 Role play bertengkar: satu pihak keras, yang lain longgar.
 Fasilitator menjelaskan tentang sikap penghancur hubungan: kritik
(sikap menyalahkan), sikap membenci dan merendahkan, sikap
membela diri dan mencari alasan, serta sikap mendiamkan
(mengabaikan).
 Fasilitator menjelaskan tentang beberapa pondasi dan cara pandang
dalam membangun hubungan yang mempengaruhi
komunikasi:Kebutuhan Saya dan Kebutuhan Pasangan Saya;
Rekening Bank Hubungan; Kematangan dalam berinteraksi
 Membuat Rekening Bank Emosi;
Di kolom Debet (Setoran), diisi hal-hal apa saja dalam
perkawinan yang penting dan berharga bagi catin.
Di kolom Kredit (Penarikan), diisi hal-hal apa saja yang
tidak diharapkan oleh catin.
 Para peserta bergantian menyampaikan dan fasilitator
menyampaikan simpulan
PENGHANCUR HUBUNGAN
 SIKAP MENYALAHKAN, KRITIK PEDAS .
 Tidak mau melihat keunggulan pasangan
 SIKAP MEMBENCI DAN MERENDAHKAN.
 Aku menyesal menikah denganmu
 SIKAP MEMBELA DIRI DAN MENCARI ALASAN
 “Aku sibuk di luar krn dia tidak membuatku kerasan”
 SIKAP MENDIAMKAN DAN ABAI
 “tidak mau bertengkar, tapi acuh dan tak peduli”
SIKAP

KONDISI KATA POSITIF NEGATIF


HUBUNGAN

STABIL 5 1

LABIL 1 8

(Gottman Institute)
PEMBANGUN HUBUNGAN
 MEMAHAMI KEBUTUHAN YANG BERBEDA ANTAR PASANGAN.
Kebutuhan Saya dan Kebutuhan Pasangan Saya adalah sama-sama
penting dan perlu diselaraskan. Nilai adil menjadi prinsip utama dalam
memahami kebutuhan saya, kebutuhan pasangan, dan kebutuhan untuk
menjaga keseimbangan antara kedua hal ini (QS An-Nisa, 129-130).
 REKENING BANK HUBUNGAN, di mana masing-masing istri/suami
memiliki kesempatan untuk membangun hubungan dengan
memperlakukan pasangannya dengan baik (mu’asyarah bil ma’ruf, QS.
An-Nisa, 4: 19). Setiap tindakan baik akan menambah saldo rekening,
dan setiap tindakan yang menyakiti akan mengurangi saldo rekening.
 KEMATANGAN DALAM BERINTERAKSI, yaitu pondasi penting
dalam melakukan musyawarah (QS. Al-Baqarah, 2: 23). Musyawarah
hanya akan dapat terwujud bila pasangan suami-istri memahami bahwa
demi tujuan perkawinan, diperlukan kesepakatan untuk tidak saling
mengalahkan tetapi mencari yang terbaik bagi keluarga.
REKENING BANK HUBUNGAN
SETORAN PENARIKAN
Hal-hal yang saya harapkan dari Hal-Hal yang saya harap tidak terjadi
hubungan kami dalam hubungan kami

Hal-hal yang saya harapkan dari pasangan Hal-hal yang saya harap tidak dilakukan
saya oleh pasangan saya

Bila sedang bertengkar atau berbeda Bila sedang bertengkar atau berbeda
pendapat, hal-hal yang akan meredakan pendapat, hal-hal yang akan membuat
emosi saya: emosi saya makin tinggi:
REKENING BANK HUBUNGAN

SETORAN PENARIKAN
 KOMUNIKATIF  MARAH
 PENYABAR  NGOMEL
 SENYUM  CEMBURU
 MEMBANTU  KASAR
 MENCIUM  TIDAK SADAR DIRI
 MEMUJI  SESUAI PERSPEKTIF DIRI
SENDIRI
KEMATANGAN=
KEBERANIAN X TENGGANG RASA

Keberanian: Keberanian
menyampaikan pendapat &
KALAH MENANG- kebutuhan
MENANG MENANG
Tenggang Rasa:
RENDAH -------TINGGI
TENGGANG RASA

Kemampuan untuk
memperhatikan pendapat atau
kebutuhan pasangan
Kematangan: Kemampuan
pasangan menjaga keberanian
KALAH/ MENANG
KALAH KALAH & tenggang rasa berjalan
seimbang

RENDAH-------------------TINGGI
KEBERANIAN
LANGKAH 3
MENGELOLA KONFLIK
 Secara berkelompok (berbeda jenis kelamin) menganalisis
kasus: apa yang terjadi, bagaimana respon pasangan, faktor
internal dan eksternal kasus, antisipasi
 Membangun kesadaran tentang perbedaan pasangan hal yang
lumrah. Yang penting bagaimana merespon perbedaan
tersebut, bukan mempermasalahkan,
 Konflik positif jika dikelola dengan baik untuk dinamisasi
hubungan dan pencarian pembelajaran dan sebaliknya.
Konflik soal besar kecil, sering jarang, dan bagaimana
mengelolanya.
 Sumber-sumber konflik
 Mengelola konflik
DISKUSI KASUS
Fakta-fakta apa yg terjadi dlm kasus tsb?
Faktor-factor apa yg melatari kasus tersebut terjadi?
Untuk mencegah kasus tsb apa yg bisa dilakukan
oleh suami istri?
SUMBER-SUMBER KONFLIK
Ketidak setaraan status, posisi, dan relasi
Kebutuhan pasangan yang tidak terpenuhi
Perbedaan kebiasaan dan budaya antara dua
pasangan dan keluarganya masing-masing
Perbedaan peran dan tanggung-jawab baik dalam
ranah domestik maupun publik
LANGKAH-LANGKAH
MENGELOLA KONFLIK
 Pastikan selalu memandang perbedaan secara positif lalu
berpikir untuk mencapai win-win solution.
 HINDARI sikap-sikap yg menjadi penghancur hubungan,
LAKUKAN sikap-sikap yang menjadi Pembangun hubungan
 Mulailah dengan memahami terlebih dahulu, lalu bantu
pasangan untuk memahami kita
 Lakukanlah negosiasi, membangun kesepakatan, sinergi
berdua, bekerja sama, bukan sendiri-sendiri. Dari caraku-
caramu, menjadi cara kita bersama.
 Selalu ingat dengan 4 pilar perkawinan
 Jangan ragu untuk mencari mediasi jika diperlukan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai