Anda di halaman 1dari 16

12 KUNCI KELUARGA BAHAGIA

Kita sering dengar cerita tentang apa yang membuat keluarga berantakan. Tapi, apa saja yang
bisa membuat keluarga bahagia?

 Antara tahun 1990 dan 2015, angka perceraian di Amerika Serikat naik dua kali lipat di
kalangan orang berusia 50 tahun ke atas dan naik tiga kali lipat di kalangan orang berusia
65 tahun ke atas.
 Para orang tua bingung karena ada pakar yang mengatakan bahwa anak harus selalu
dipuji, sementara yang lain bilang bahwa anak harus diperlakukan dengan tegas.
 Banyak anak muda tidak punya sifat-sifat yang dibutuhkan untuk menjadi orang dewasa
yang bertanggung jawab.

Tapi sebenarnya . . .

 Perkawinan bisa bertahan dan menghasilkan kebahagiaan.


 Orang tua bisa belajar untuk mendidik anak mereka dengan lembut tapi juga tegas.
 Anak muda bisa memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan agar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab.

12 kunci yang bisa membuat keluarga bahagia.

1. Komitmen
2. Kerja Sama
3. Respek Untuk Suami Istri
4. Memaafkan
5. Komunikasi
6. Disiplin
7. Nilai Moral Untuk Orang Tua
8. Teladan
9. Jati Diri
10. Bisa Dipercaya
11. Rajin Untuk Anak Muda
12. Cita-Cita
UNTUK SUAMI ISTRI
1: Komitmen
 APA ARTINYA

Suami istri yang punya komitmen menganggap perkawinan mereka sebagai ikatan yang
permanen. Hal itu menghasilkan perasaan aman di antara mereka berdua. Masing-masing yakin
bahwa pasangannya akan menjaga ikatan perkawinan mereka tetap kuat, bahkan saat mengalami
masalah.

Ada suami istri yang tetap bersama hanya karena mereka tidak mau mengecewakan keluarga dan
teman-teman. Tapi, jauh lebih baik kalau mereka tetap bersama karena saling mengasihi dan
menghormati.

KATA ALKITAB: ’Suami tidak boleh meninggalkan istrinya.’—1 Korintus 7:11.

”Kalau kita punya komitmen, kita tidak akan cepat tersinggung. Kita akan cepat mengampuni
dan meminta maaf. Kita akan menganggap masalah hanya sebagai rintangan, bukan sebagai
sesuatu yang tidak dapat diselesaikan sehingga harus bercerai.”—Micah.

 KENAPA ITU PENTING

Sewaktu menghadapi masalah, suami istri yang tidak punya komitmen kemungkinan besar akan
mengatakan, ’Kami memang tidak cocok’. Lalu, mereka akan mencari cara untuk mengakhiri
perkawinan mereka.

”Sewaktu akan menikah, banyak orang berpikir bahwa kalau nanti mereka tidak bahagia, mereka
bisa bercerai. Itu tandanya mereka tidak punya komitmen sejak awal.”—Jean.

 YANG BISA ANDA LAKUKAN

COBA PIKIRKAN

Ketika ada masalah . . .

 Apakah Anda menyesal karena menikah dengan pasangan Anda?


 Apakah Anda mengkhayalkan pria atau wanita lain?
 Apakah Anda mengatakan hal-hal seperti ”Aku mau pergi saja” atau ”Aku akan cari
orang yang menghargai aku”?

Kalau Anda menjawab ya untuk satu pertanyaan atau lebih, sekaranglah saatnya untuk
menguatkan komitmen Anda.
BICARAKAN DENGAN PASANGAN ANDA

 Apakah komitmen perkawinan kita sudah melemah? Kalau ya, kenapa?


 Apa yang bisa kita lakukan untuk menguatkan komitmen kita?

TIPS

 Tulislah pesan-pesan yang menyatakan bahwa Anda menyayangi pasangan Anda


 Tunjukkan komitmen Anda dengan memasang foto pasangan Anda di meja kerja Anda
 Teleponlah pasangan Anda setiap hari saat Anda berada di tempat kerja atau sedang jauh
darinya

KATA ALKITAB: ”Apa yang telah disatukan Allah tidak boleh dipisahkan manusia.”—
Matius 19:6.

2: Kerja Sama
 APA ARTINYA

Kalau suami istri bekerja sama, mereka seperti pilot dan kopilot yang kompak. Sekalipun ada
masalah, suami maupun istri akan memikirkan kepentingan bersama, bukan diri sendiri.

KATA ALKITAB: ”Mereka bukan lagi dua, tapi satu.”—Matius 19:6.

”Perkawinan yang bahagia bukanlah upaya satu orang. Suami dan istri harus sama-sama
berjuang.”—Christopher.

 KENAPA ITU PENTING

Kalau ada perbedaan pendapat, suami dan istri yang tidak sejalan akan mempersoalkan siapa
yang benar dan salah, bukan menyelesaikan masalahnya. Akibatnya, hal yang kecil jadi besar.

”Kerja sama adalah kunci perkawinan yang bahagia. Kalau saya dan suami tidak kompak, itu
namanya teman sekamar, bukan suami istri. Kami memang tinggal bersama, tapi tidak sepikiran
dalam hal-hal penting.”—Alexandra.
 YANG BISA ANDA LAKUKAN

COBA PIKIRKAN

 Apakah saya menganggap gaji saya milik saya sendiri?


 Untuk bisa benar-benar santai, apakah saya harus berada jauh dari pasangan saya?
 Apakah saya tidak mau akrab dengan keluarga pasangan saya, padahal pasangan saya
dekat dengan keluarganya?

BICARAKAN DENGAN PASANGAN ANDA

 Dalam hal apa saja kita sudah bekerja sama dengan baik?
 Apa saja yang masih bisa kita perbaiki?
 Apa yang bisa kita lakukan agar bisa bekerja sama dengan lebih baik?

TIPS

 Kalau Anda dan pasangan tidak kompak, Anda seperti main bulu tangkis melawan satu
sama lain. Apa yang bisa Anda lakukan agar kalian berdua bermain sebagai satu tim?
 Daripada berpikir, ’Bagaimana saya bisa menang?’ coba pikirkan ’Bagaimana kami
berdua bisa menang?’

”Siapa yang benar dan salah itu tidak penting. Yang terpenting, kita dan pasangan tetap berdamai
dan kompak.”—Ethan.

KATA ALKITAB: ”Perhatikanlah kepentingan orang lain, bukan kepentingan diri sendiri


saja.”—Filipi 2:3, 4.

3: Respek
 APA ARTINYA

Kalau suami istri merespek satu sama lain, mereka akan tetap saling menyayangi meski sedang
tidak sependapat. Buku Ten Lessons to Transform Your Marriage berkomentar, ”Mereka tidak
berkeras pada pandangan masing-masing, tapi membicarakan masalah dengan terbuka. Mereka
saling mendengarkan pendapat dengan penuh respek dan mencari solusi yang bisa diterima
kedua belah pihak.”

KATA ALKITAB: ”Orang yang punya kasih . . . tidak mementingkan diri.”—1 Korintus
13:4, 5.

”Saya merespek istri saya dengan menganggap dia penting dan tidak melakukan apa pun yang
akan menyakiti dia atau merusak perkawinan kami.”—Micah.
 KENAPA ITU PENTING

Kalau tidak ada respek, suami istri akan saling mengkritik, menyindir, dan bahkan mengejek.
Menurut penelitian, semua itu adalah tanda bahwa perkawinan tersebut tidak akan bertahan.

”Kalau kita menyindir atau mengeluarkan kata-kata dan candaan yang menghina istri kita, dia
akan merasa rendah diri dan tidak percaya lagi pada kita. Perkawinan kita pun akan hancur.”—
Brian.

 YANG BISA ANDA LAKUKAN

COBA PIKIRKAN

Selama satu minggu, coba perhatikan kata-kata dan tindakan Anda. Lalu pikirkan:

 ’Seberapa sering saya mengkritik pasangan saya, dan seberapa sering saya memuji dia?’
 ’Dengan cara apa saja saya menunjukkan respek kepada pasangan saya?’

BICARAKAN DENGAN PASANGAN ANDA

 Kata-kata dan tindakan seperti apa yang membuat kita merasa direspek?
 Kata-kata dan tindakan seperti apa yang membuat kita merasa tidak direspek?

TIPS

 Tulislah tiga cara bagaimana Anda ingin direspek. Lalu mintalah pasangan Anda
melakukan yang sama. Tukar daftar kalian, dan berusahalah untuk melakukan apa yang
ada di daftar itu.
 Tulis sifat apa saja yang Anda kagumi dari pasangan Anda. Lalu beri tahu dia bahwa
Anda sangat menghargai sifat-sifat itu.

”Kalau saya merespek suami, saya akan menunjukkan lewat tindakan bahwa saya menghargai
dia dan ingin dia bahagia. Tidak perlu yang luar biasa, kadang hal-hal kecil yang saya katakan
dan lakukan bisa menunjukkan bahwa saya merespek dia.”—Megan.

Intinya, ini bukan soal apakah Anda merasa sudah menunjukkan respek, tapi apakah pasangan
Anda sudah merasa direspek.

KATA ALKITAB: ”Kenakanlah kasih sayang, keibaan hati, kebaikan hati, kerendahan
hati, kelembutan, dan kesabaran.”—Kolose 3:12.
4: Memaafkan
 APA ARTINYA

Memaafkan artinya melupakan kesalahan orang lain dan tidak lagi merasa kesal. Memaafkan
tidak sama dengan meremehkan kesalahannya atau menganggap itu tidak pernah terjadi.

KATA ALKITAB: ”Kalaupun ada alasan untuk tersinggung, kalian harus tetap bersabar
satu sama lain dan saling memaafkan dengan tulus.”—Kolose 3:13.

”Kalau kita mencintai seseorang, kita tidak akan fokus pada kekurangannya, tapi pada upayanya
untuk menjadi orang yang lebih baik.”—Aaron.

 KENAPA ITU PENTING

Kalau kita terus merasa kesal, kita bisa stres dan sakit. Selain itu, perkawinan kita bisa rusak.

”Suatu hari, suami saya minta maaf karena dia menyakiti saya. Saya menyesal karena tidak
langsung memaafkan dia sehingga hubungan kami jadi tidak baik. Sebenarnya itu semua bisa
dihindari kalau dari awal saya memaafkan dia.”—Julia.

 YANG BISA ANDA LAKUKAN

COBA PIKIRKAN

Kali berikut Anda merasa sakit hati karena apa yang dikatakan atau dilakukan pasangan, coba
pikirkan:

 ’Apakah saya terlalu sensitif?’


 ’Apakah kesalahan dia memang sebesar itu sampai dia harus minta maaf, atau apakah
saya bisa melupakannya saja?’

BICARAKAN DENGAN PASANGAN ANDA

 Biasanya, berapa lama kita merasa kesal sebelum akhirnya bisa mengampuni?
 Apa yang bisa kita lakukan supaya bisa mengampuni dengan lebih cepat?

TIPS

 Kalau kita merasa sakit hati, jangan merasa bahwa pasangan kita sengaja menyakiti kita.
 Coba maklumi sikap pasangan kita. Ingat bahwa ”kita semua sering berbuat salah”.—
Yakobus 3:2.
”Mengampuni akan lebih mudah kalau kita dan pasangan sama-sama salah. Yang susah adalah
kalau kita merasa hanya dia yang salah. Kita harus rendah hati untuk bisa memaafkan.”—
Kimberly.

KATA ALKITAB: ”Cepatlah selesaikan masalahnya.”—Matius 5:25.

UNTUK ORANG TUA


5: Komunikasi
 APA ARTINYA

Kalau Anda dan anak Anda bisa sama-sama mengutarakan pikiran dan perasaan dengan terbuka,
itu namanya kalian bisa berkomunikasi dengan baik.

 KENAPA ITU PENTING

Komunikasi dengan anak remaja bisa sangat sulit. Waktu masih kecil, mereka mau cerita
semuanya. Tapi setelah remaja, mereka jadi jarang cerita. Anda jadi susah memahami pikiran
dan perasaannya. Tapi, meski anak remaja Anda kelihatannya tidak mau bicara dengan Anda,
mereka justru sangat membutuhkannya!

 YANG BISA ANDA LAKUKAN

Berkomunikasilah pada saat yang diinginkan anak Anda. Bisa jadi, anak Anda baru mau
mengobrol saat sudah tengah malam.

”Kita mungkin ingin bilang, ’Kenapa baru sekarang kamu mau mengobrol? Kamu kan seharian
sama Mama!’ Tapi, anak kita mau cerita ke kita, dan itu saja sudah bagus. Semua orang tua
berharap anaknya mau terbuka.”—Lisa.

”Saya tidak suka tidur larut malam. Tapi selama ini, saya merasa anak-anak lebih terbuka kalau
kami mengobrol setelah tengah malam.”—Herbert.

KATA ALKITAB: ”Setiap orang harus memikirkan kepentingan orang lain, bukan
kepentingannya sendiri.”—1 Korintus 10:24.

Jangan tersimpangkan. Seorang ayah mengakui, ”Kadang, waktu anak-anak sedang bercerita,
saya malah memikirkan hal lain. Dan mereka bisa langsung tahu!”
Apakah Anda juga pernah mengalaminya? Sewaktu mengobrol dengan anak Anda, matikan TV
dan jangan sibuk sendiri dengan ponsel Anda. Dengarkan dia dan jangan remehkan ceritanya
walaupun Anda merasa itu cuma soal kecil.

”Kita harus meyakinkan anak kita kalau kita peduli pada perasaannya. Kalau tidak, mereka tidak
akan terbuka atau malah minta bantuan orang lain.”—Maranda.

”Jangan bereaksi berlebihan meski cara berpikir anak kita itu salah.”—Anthony.

KATA ALKITAB: ”Coba perhatikan cara kalian mendengarkan.”—Lukas 8:18.

Jangan buat percakapan terlalu resmi. Kadang, anak-anak bisa lebih terbuka kalau mereka
tidak duduk berhadapan dengan orang tua.

”Kami memanfaatkan waktu kami di mobil. Karena dia duduk di sebelah saya dan bukan di
depan saya, dia jadi lebih terbuka.”—Nicole.

Anda juga bisa mengobrol santai dengan anak Anda saat makan.

”Waktu makan malam, kami saling cerita tentang kejadian yang paling buruk dan paling
menyenangkan di hari itu. Kami jadi kompak dan tahu bahwa kalau ada masalah, anggota
keluarga yang lain selalu siap membantu.”—Robin.

KATA ALKITAB: ”Setiap orang harus cepat mendengar, tidak cepat bicara.”—Yakobus
1:19.

6: Disiplin
 APA ARTINYA

Kata disiplin bisa memaksudkan bimbingan atau pengajaran. Disiplin dari orang tua mencakup
membantu anak membuat keputusan yang bijaksana. Kalau anak itu melakukan sesuatu yang
buruk, orang tua mendisiplin anak itu dengan mengoreksi kesalahannya.

 KENAPA ITU PENTING

Dalam beberapa puluh tahun terakhir ini, disiplin sudah hampir tidak ada lagi, karena orang tua
takut bahwa teguran bisa membuat anak kurang percaya diri. Namun, orang tua yang bijaksana
membuat aturan yang masuk akal dan melatih anak mereka untuk mematuhinya.

”Supaya bisa menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, anak harus diberi batasan. Tanpa
disiplin, anak akan seperti kapal tanpa kemudi. Kapal itu bisa salah arah atau bahkan terbalik.”—
Pamela.
 YANG BISA ANDA LAKUKAN

Berlaku konsisten. Kalau anak Anda tidak mematuhi aturan, Anda harus memberikan sanksi.
Tapi kalau dia patuh, jangan lupa memujinya.

”Sekarang ini, kebanyakan orang suka melawan. Jadi, saya selalu memuji anak-anak saya karena
mereka penurut. Kalau mereka dipuji, mereka jadi lebih bisa menerima koreksi.”—Christine.

KATA ALKITAB: ”Apa yang ditabur orang, itu jugalah yang dituainya.”—Galatia 6:7.

Bersikap masuk akal. Jangan membesar-besarkan masalah kecil. Sesuaikan disiplin dengan
usia dan kesanggupan setiap anak serta seberapa besar kesalahannya. Selain itu, disiplin biasanya
lebih efektif kalau itu langsung berhubungan dengan kesalahan si anak. Misalnya, kalau anak itu
menyalahgunakan ponselnya, orang tua bisa mengambil ponsel itu untuk beberapa waktu.

”Waktu anak saya berbuat salah, saya mencoba mencari tahu apakah itu disengaja atau tidak.
Sifat buruk yang sudah menjadi kebiasaan tidak sama dengan kesalahan kecil yang hanya butuh
teguran.”—Wendell.

KATA ALKITAB: ”Jangan mengesalkan anak-anak kalian, supaya mereka tidak patah
semangat.”—Kolose 3:21.

Menunjukkan kasih sayang. Anak-anak akan lebih mudah menerima dan menaati disiplin
kalau mereka tahu bahwa orang tua mereka melakukannya karena menyayangi mereka.

”Waktu anak kami melakukan kesalahan, kami memberi tahu dia bahwa kami bangga dengan
semua hal baik yang pernah dia lakukan. Kami meyakinkan dia bahwa kesalahannya itu tidak
akan merusak semuanya, asal dia mau dikoreksi. Kami juga bilang bahwa kami siap membantu.”
—Daniel.

KATA ALKITAB: ”Orang yang punya kasih itu sabar dan baik hati.”—1 Korintus 13:4.

7: Nilai Moral
 APA ARTINYA
Nilai moral adalah pedoman tingkah laku yang kita ikuti. Misalnya, apakah Anda berusaha untuk
selalu jujur? Kalau begitu, Anda pasti juga ingin anak Anda punya nilai moral yang sama.

Orang yang punya nilai moral yang baik juga punya etika. Dia akan memikirkan orang lain,
rajin, dan juga adil. Semua sifat itu sebaiknya dikembangkan sejak kecil.

KATA ALKITAB: ”Latihlah seorang anak menurut jalan yang seharusnya; bahkan di
saat tua, dia tidak akan menyimpang darinya.”—Amsal 22:6.
 KENAPA ITU PENTING

Dalam era teknologi sekarang, nilai moral yang baik sangat penting. Seorang ibu bernama
Karyn berkata, ”Pengaruh buruk bisa masuk lewat peralatan elektronik apa saja, kapan saja.
Anak-anak bisa saja duduk di sebelah kami tapi ternyata mereka sedang nonton sesuatu yang
tidak pantas!”

KATA ALKITAB: ”Orang dewasa . . . kemampuan berpikirnya selalu digunakan sehingga
terlatih untuk membedakan yang benar dan yang salah.”—Ibrani 5:14.

Etika juga sangat penting. Ini mencakup tata krama yang sederhana (seperti bilang ”tolong”
dan ”terima kasih”) dan memikirkan orang lain. Sekarang, banyak orang tidak beretika karena
mereka lebih memperhatikan peralatan elektronik daripada orang lain.

KATA ALKITAB: ”Apa yang kalian ingin orang lain lakukan kepada kalian, lakukan itu
juga kepada mereka.”—Lukas 6:31.

 YANG BISA ANDA LAKUKAN

Ajarkan nilai moral Anda kepada anak. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa anak
remaja kemungkinan besar tidak akan berhubungan seks sebelum menikah kalau orang tua sudah
mengajarkan bahwa itu salah.

TIPS: Gunakan berita yang masih hangat untuk memulai percakapan tentang nilai moral.
Misalnya, kalau ada berita soal pembunuhan, Anda bisa bilang, ”Kok bisa ya ada orang sejahat
itu. Menurut kamu, kenapa ya dia bisa begitu?”

”Anak-anak akan sulit menentukan mana yang benar dan salah kalau mereka tidak pernah diberi
tahu.”—Brandon.

Ajarkan sopan santun. Anak yang masih kecil pun bisa belajar mengatakan ”tolong” dan
”terima kasih” serta memikirkan orang lain. Buku Parenting Without Borders mengatakan,
”Kalau anak-anak sadar bahwa mereka adalah bagian dari keluarga, sekolah, dan masyarakat,
mereka kemungkinan akan melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain, bukan hanya
untuk diri mereka sendiri.”

TIPS: Beri anak-anak tugas di rumah agar mereka tahu pentingnya melayani orang lain.

”Kalau anak-anak sering membantu di rumah, mereka tidak akan kaget waktu mereka tidak
tinggal lagi bersama orang tua, karena mereka sudah terbiasa mengerjakan semuanya sendiri.”—
Tara.
8: Teladan
 APA ARTINYA

Orang tua memberikan teladan kalau mereka melakukan apa yang mereka ajarkan. Misalnya,
Anda mengajar anak Anda untuk selalu jujur. Tapi sewaktu ada tamu, Anda suruh anak itu
menjawab, ”Bilang saja Papa tidak ada.” Anak itu pasti sulit untuk menjadi orang yang jujur.

”Orang tua tidak bisa berharap anak-anak melakukan apa yang mereka minta kalau mereka
sendiri tidak melakukannya. Anak-anak itu seperti spons yang menyerap semua yang kita
katakan dan lakukan, dan mereka akan protes kalau tindakan kita tidak sama dengan apa yang
kita ajarkan.”—David.

KATA ALKITAB: ”Kalian berkata, ’Jangan mencuri,’ tapi kenapa kalian mencuri?”—
Roma 2:21.

 KENAPA ITU PENTING

Siapa yang punya pengaruh paling besar atas anak-anak dan remaja? Jawabannya adalah orang
tua. Pengaruh orang tua bahkan melebihi pengaruh teman-teman mereka. Itu berarti orang tua
adalah orang yang paling tepat untuk mengajar anak mereka, tapi orang tua juga harus
melakukan apa yang mereka ajarkan.

”Kita bisa terus mengatakan sesuatu sampai mulut berbusa, tapi kita tidak tahu anak kita
mendengarkan atau tidak. Nah, giliran kita tidak melakukan apa yang kita katakan, anak kita
langsung tahu. Entah kita sadar atau tidak, anak-anak sebenarnya selalu memperhatikan apa yang
kita lakukan.”—Nicole.

KATA ALKITAB: ”Hikmat dari atas . . . tidak munafik.”—Yakobus 3:17.

 YANG BISA ANDA LAKUKAN

Periksa diri Anda sendiri. Film seperti apa yang Anda tonton? Bagaimana Anda
memperlakukan pasangan dan anak-anak? Seperti apa teman-teman Anda? Apakah Anda peduli
kepada orang lain? Intinya, kalau Anda minta anak Anda melakukan sesuatu, apakah Anda
sendiri sudah melakukannya?

”Saya dan suami tidak menyuruh anak-anak mengikuti aturan yang kami sendiri tidak jalankan.”
—Christine.

Minta maaf kalau Anda berbuat salah. Anak Anda tahu bahwa Anda tidak sempurna. Kalau
Anda tidak malu untuk meminta maaf kepada pasangan dan anak Anda, Anda mengajar anak-
anak untuk jujur dan rendah hati.
”Anak-anak perlu mendengar kita mengakui kesalahan kita dan minta maaf. Kalau kita tidak
melakukannya, mereka tidak akan belajar untuk mengakui kesalahan.”—Robin.

”Sebagai orang tua, kita punya pengaruh yang paling besar atas anak kita. Teladan kita adalah
cara yang paling ampuh untuk mengajar mereka karena mereka selalu melihat apa yang kita
lakukan. Itu seperti buku pelajaran yang selalu terbuka.”—Wendell.

UNTUK ANAK MUDA


9: Jati Diri
 APA ARTINYA

Jati diri berhubungan dengan prinsip moralmu, apa yang kamu percayai, dan kepribadianmu.
Jadi intinya, jati dirilah yang menentukan orang seperti apa kamu.

 KENAPA ITU PENTING

Kalau kamu punya jati diri, kamu akan punya pendirian yang teguh dan tidak mudah dipengaruhi
teman-teman.

”Banyak orang seperti patung yang dipajang di toko pakaian. Mereka tidak bisa memilih mau
pakai baju apa. Semuanya ditentukan orang lain.”—Adrian.

”Aku belajar untuk punya pendirian dalam keadaan sulit. Aku bisa tahu siapa teman yang baik
kalau aku merasa nyaman dengan mereka karena mereka merespek pendirianku.”—Courtney.

KATA ALKITAB: ”Jangan dipengaruhi dunia ini lagi. Sebaliknya, berubahlah dengan
mengubah cara berpikir kalian.”—Roma 12:2.

 YANG BISA KAMU LAKUKAN

Pikirkan, ’Orang seperti apa aku sekarang?’ dan, ’Aku mau jadi orang yang seperti apa
nantinya?’ Untuk tahu jawabannya, coba pikirkan apa kelebihan, kekurangan, serta
keyakinanmu. Mulailah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.

Kelebihan: Bakat dan keterampilan apa yang aku miliki? Apa kelebihanku? (Misalnya: Apakah
aku tepat waktu? bisa mengendalikan diri? rajin? suka memberi?) Hal-hal baik apa saja yang
sudah aku lakukan?

TIPS: Apakah kamu sulit mencari hal-hal baik dalam dirimu? Cobalah tanya orang tua atau
sahabatmu hal baik apa yang mereka lihat dari dirimu dan apa alasannya.
KATA ALKITAB: ”Setiap orang hendaknya memeriksa perbuatannya sendiri, dan dia
akan bergembira karena dirinya sendiri, bukan karena membandingkan dirinya dengan
orang lain.”—Galatia 6:4.

Kekurangan: Apa sifat yang perlu aku perbaiki? Kapan aku khususnya mudah tergoda untuk
berbuat salah? Apakah aku harus berusaha untuk lebih bisa mengendalikan diri?

KATA ALKITAB: ”Kalau kita berkata, ’Kita tidak berdosa,’ itu berarti kita menipu diri.”
—1 Yohanes 1:8.

Keyakinan: Nilai-nilai moral apa yang aku ikuti, dan apa alasannya? Apakah aku percaya Allah
itu ada? Apa yang membuat aku yakin? Apa saja tindakan yang aku anggap tidak baik, dan
kenapa? Menurutku, bagaimana masa depan manusia?

KATA ALKITAB: ”Kemampuan berpikir akan terus menjagamu, dan pertimbangan


yang baik akan melindungimu.”—Amsal 2:11.

10: Bisa Dipercaya


 APA ARTINYA

Kalau kamu bisa dipercaya, orang tua, teman-teman, atasanmu akan mengandalkanmu. Orang
yang bisa dipercaya akan mengikuti peraturan, menepati janji, dan selalu berkata jujur.

 KENAPA ITU PENTING

Biasanya, semakin besar kepercayaan seseorang kepadamu, semakin besar kebebasan yang dia
berikan kepadamu.

”Kalau kamu mau dipercaya orang tuamu, buktikan bahwa kamu dewasa dan bertanggung
jawab, termasuk waktu mereka tidak ada. Itu cara yang terbaik.”—Sarahi.

KATA ALKITAB: ”Teruslah pastikan seperti apa kalian sebenarnya.”—2 Korintus 13:5.

 YANG BISA KAMU LAKUKAN

Kalau kamu ingin orang lain lebih percaya kepadamu atau kamu ingin mengembalikan
kepercayaan mereka, coba lakukan beberapa hal ini.

Selalu jujur. Kalau kamu berbohong, orang lain akan langsung tidak percaya kepadamu. Tapi
kalau kamu jujur dan terbuka, apalagi kalau kamu mengakui kesalahanmu, orang akan percaya
kepadamu.
”Kalau semuanya baik-baik saja, jujur itu mudah. Yang susah adalah kalau kamu harus
mengakui kesalahanmu. Tapi kalau kamu melakukannya, orang akan semakin percaya
kepadamu.”—Caiman.

KATA ALKITAB: ”Kami ingin berlaku jujur dalam segala hal.”—Ibrani 13:18.

Bisa diandalkan. Dalam salah satu survei di Amerika, 78 persen pegawai personalia
mengatakan bahwa sifat bisa-diandalkan adalah ”satu dari tiga sifat yang paling dicari oleh
perusahaan saat akan memilih pegawai”. Jadi, kalau dari sekarang kamu berusaha untuk bisa
diandalkan, manfaatnya akan kamu rasakan sampai dewasa.

”Kalau aku bertanggung jawab dan melakukan tugasku di rumah tanpa harus disuruh-suruh,
orang tuaku memperhatikannya. Semakin sering aku seperti itu, mereka akan semakin percaya
sama aku.”—Sarah.

KATA ALKITAB: ”Aku tahu bahwa kamu akan berbuat lebih banyak daripada yang
kukatakan.”—Filemon 21.

Bersabarlah. Pertumbuhan fisik, seperti tinggi badan yang bertambah, bisa langsung dilihat
orang lain. Tapi, pertumbuhan mental dan emosi tidak langsung terlihat.

”Supaya orang tua dan orang lain percaya sama kita, kita harus terus berusaha, dan itu butuh
waktu. Satu tindakan saja tidak cukup.”—Brandon.

KATA ALKITAB: ”Kenakanlah . . . kesabaran.”—Kolose 3:12.

11: Rajin
 APA ARTINYA

Orang yang rajin senang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan untuk
membantu orang lain, meskipun pekerjaan itu tidak bergengsi.

 KENAPA ITU PENTING

Entah kita suka atau tidak, ada banyak tanggung jawab dalam hidup ini. Sekarang, banyak orang
tidak senang bekerja keras, jadi kalau kita rajin, itu akan menguntungkan kita.—Pengkhotbah
3:13.

”Setelah bekerja keras, aku senang dan puas. Rasa puas itulah yang membuatku belajar untuk
senang bekerja. Selain itu, kalau kita rajin, kita akan punya reputasi yang baik.”—Reyon.

KATA ALKITAB: ”Setiap jenis kerja keras ada manfaatnya.”—Amsal 14:23.


 YANG BISA KAMU LAKUKAN

Kamu harus berusaha untuk menikmati pekerjaanmu. Untuk itu, cobalah lakukan hal-hal ini.

Berusahalah melakukan semua tugas dengan baik. Tidak soal itu pekerjaan rumah tangga,
PR, atau mencari nafkah, lakukan itu dengan sepenuh hati. Kalau kamu sudah bisa melakukan
satu tugas dengan baik, berusahalah untuk melakukannya dengan lebih baik lagi. Misalnya, coba
selesaikan pekerjaan itu dengan lebih cepat. Kalau kita semakin terampil, kita akan semakin
menikmati pekerjaan kita.

KATA ALKITAB: ”Pernahkah kamu lihat orang yang terampil dalam pekerjaannya? Dia
akan berdiri di hadapan raja-raja, bukan di hadapan orang biasa.”—Amsal 22:29.

Pikirkan manfaatnya untuk orang lain. Kalau kita menjalankan tanggung jawab dengan baik,
orang lain pasti akan mendapat manfaat. Misalnya, kalau kita rajin melakukan pekerjaan rumah
tangga, kita meringankan pekerjaan anggota keluarga yang lain.

KATA ALKITAB: ”Lebih bahagia memberi daripada menerima.”—Kisah 20:35.

Lakukan lebih daripada yang diminta. Kalau kamu hanya melakukan apa yang diminta, kamu
akan merasa bahwa kamu bekerja hanya untuk memenuhi permintaan orang lain. Tapi kalau
kamu yang memilih untuk berbuat lebih, kamu akan merasa bahwa kamulah yang mengendalikan
hidupmu sendiri, bukannya orang lain. Kamu jadi lebih senang bekerja.—Matius 5:41.

KATA ALKITAB: ”Kamu berbuat baik karena kerelaanmu sendiri, bukan karena
terpaksa.”—Filemon 14.

Bekerjalah dengan seimbang. Rajin bukan berarti gila kerja. Orang yang rajin itu senang
bekerja keras, tapi juga menikmati waktu santai.

KATA ALKITAB: ”Lebih baik segenggam istirahat daripada dua genggam kerja keras
dan upaya mengejar angin.”—Pengkhotbah 4:6.

12: Cita-Cita
 APA ARTINYA

Cita-cita bukan sekadar mimpi atau keinginan. Agar cita-cita tercapai, kita perlu membuat
rencana, rela menyesuaikan diri, dan mau bekerja keras.

Ada cita-cita jangka pendek (bisa dicapai dalam beberapa hari atau minggu), jangka menengah
(beberapa bulan), dan jangka panjang (setahun atau lebih). Untuk bisa meraih cita-cita jangka
panjang, pertama-tama kita harus mencapai cita-cita jangka pendek dan menengah.
 KENAPA ITU PENTING

Kalau cita-cita kita terwujud, kita bisa lebih percaya diri, lebih akrab dengan teman-teman, dan
lebih bahagia.

Percaya diri: Kalau kita berhasil meraih cita-cita yang kecil, kita akan lebih percaya diri untuk
mencoba mencapai cita-cita yang lebih besar. Kita juga akan lebih percaya diri dalam
menghadapi masalah sehari-hari, seperti menolak tekanan teman.

Persahabatan: Orang biasanya senang bergaul dengan mereka yang punya cita-cita dan mau
bekerja keras untuk mencapainya. Malah, salah satu cara paling baik untuk mempererat
persahabatan adalah jika kita dan sahabat kita berusaha meraih cita-cita yang sama.

Kebahagiaan: Kalau kita menetapkan cita-cita dan berhasil meraihnya, kita akan bahagia dan
puas.

”Aku senang punya cita-cita. Aku jadi terus sibuk dan punya target yang harus dicapai. Waktu
aku berhasil meraih satu target, aku bisa bilang, ’Wah, ternyata aku bisa! Akhirnya targetku
tercapai.’ Aku senang sekali.”—Christopher.

KATA ALKITAB: ”Siapa menunggu sampai angin dan cuaca sempurna, tak akan
menanam dan tidak pula memetik hasilnya.”—Pengkhotbah 11:4, Bahasa Indonesia Masa
Kini.

 YANG BISA KAMU LAKUKAN

Lakukan hal-hal ini dan raihlah cita-citamu.

Tentukan cita-citamu. Buatlah daftar cita-citamu dan urutkan itu berdasarkan mana yang ingin
kamu raih lebih dulu.

Rencanakan. Untuk setiap cita-cita, lakukan hal berikut:

 Tentukan waktu yang masuk akal untuk mencapainya.


 Rencanakan apa saja yang harus kamu lakukan.
 Pikirkan rintangan yang mungkin akan muncul dan cara mengatasinya.

Bertindaklah. Jangan menunggu sampai kamu sudah menyiapkan semua hal sampai yang
terkecil. Pikirkan, ’Apa langkah pertama yang bisa aku lakukan untuk mencapai cita-cita itu?’
Lalu bertindaklah. Pantau kemajuanmu setelah kamu berhasil mencapai setiap langkah.

KATA ALKITAB: ”Rencana orang rajin pasti menguntungkan.”—Amsal 21:5.

Anda mungkin juga menyukai