Anda di halaman 1dari 8

RAHASIA PERNIKAHAN BAHAGIA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengembagan Peserta Didik

Oleh EUIS ENCAR IMAM BURHANUDIN MAS SITI IRMA K MELAWATI NUNU NURJAMAN NIM: 41032151111016 NIM: 41032151111008 NIM: 41032151111 NIM: 41032151111002 NIM: 41032151111027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG 2012

RAHASIA PERNIKAHAN BAHAGIA A. Lihat sisi positif hubungan anda, jangan melihat sisi negatifnya. Memilih sisi positif berarti memilih cara paling efektif dan efisien dalam hidup. Seharusnya, pada kedalaman diri kita, terdapat keseimbangan dua rasa yang saling berlawanan ketika hubungan yang mesra itu berada dalam ujian. Pertama-tama memang sekelompok perasaan tertentu yang mendominasi. Tetapi sekelompok rasa yang lainnya tidak langsung mundur diri. Ia tetap ada walau terpaksa mundur dan sembunyi di pojok gelap untuk menunggu kesempatan. Suami istri menjalankan tugas dan perab masing-masing dengan cepat. Keduanya akan merasa lemah ketika tidak bisa mencari jalan keluar dari sisi-sisi negatif. Mereka merasa bahwa jiwanya adalah karikatur kepribadiannya dalam kehidupan rumah tangga. Hal itu sangat mudah jika orang-orang cukup memikirkan apa saja yang menyenangkan dari pasangannya,lalu meninggalkan apa saja yang tidak mereka senangi. Jika semua orang cukup berfikir seperti itu, tentu saja hubungan keluarga tidak akan hancur, pasangan suami istri tidak akan rusak, keluarga tak akan pecah, dan anak-anak tidaka akan terlantar. Jika orang-ornag cukup berpikiran seperti itu, tentu saja rela dan qonaah pasti menjadi asas hubungan keluarga, hingga kita tak usah menyaksikan adat kebiasaan yang selau mengikat, menyakitkan hati, dan menghancurkan hubungan yang ada. Adat dan kebiasaan adalah hal-hal rapuh yang kita jadikan gantungan, layaknya orang tenggelam di laut yang bergantung pada sepotong bambu. Adat dan kebiasaan yang sudah usang. Pernikahan yang sukses adalah seperti tenunan dalam beludru kehidupan praktis. Seperti nada harmoni yang di petik hubungan realistis. Pernikahan yang sukses adalah hasil gabungan cinta, penghormatan, kesetiaan, dan sikap saling mendukung. Ia laksana perusahaan raksasa, perusahaan yang bentengnya adalah kesamaan ide dan ikatannya adalah dukungan dari awal hingga akhir langkah. B. Bagilah tanggunga jawab sesuai dengan cara yang anda sukai. Dalam kehidupan modern sekarang ini, muncul problem baru setiap hari. Ada tanggungjawab baru, ada juga kewajiban-kewajiban baru. Oleh karna itu, pasangan suami istri harus siap menghadapi semua problem kehidupannya beberapa tahun lalu. Suami

istri menganbil bagiannya masing-masing, tana ada benturan, saling tarik ulur, ataupun mempermasalahkan, siapa yang mengerjakan ini ? suami atau istri. Konflik seperti itu berbahaya karna di dalamnya terdapat sirip tajam yang akan memenggal kesepahaman dan menghapus kebahagiaan rumah tangga. Bekerja sebagai satu tim yang saling memahami merupakan h terbaik yang harus dilakukan oleh pasangan suami istri. Sikap seperti itu adalah jaminan keabadian, yaitu keabadian kasih sayag, rumah tangga, kebahagiaan, keluarga, dan kemampuan mereka untuk terus maju meretas segala rintangan. Akan tetapi sikap tidak kompromi juga merupakan bahaya yang terus menghantui. Terkadang suami harus pulang terlambat karena urusan pekerjaan. Apakah dalam kasus seperti ini sang istri tetap tidaka mau mengerjakan apa yang menjadi kewajiban suami ? jangan. Di sini fleksibelitas memainnkan peran besar. Fleksibel dan berpikir sehat. Jadi, sang istri harus mengerjakan kewajiban suaminya agar ketika suami pulang telat, dia melihat sosok istri setia yang tahu tugas-tugas daruratnya. Jangan bergantung dengan pembagian kerja agar tidak menjadi istri yang kaku. C. Anda harus tahu, jika salah satu dari anda berubah, hubungan rumah tanggapun ikut berubah. Konsepsi yang populer di masyarakat mengatakan bahwa pernikahan adalah keputusan yang diambil sekali dalam seumur hidup. Konsepsi seperti ini menyalahi kenyataan karena pernikahan berarti usaha yang terus-menerus. Anda tidak dapat membuat atau mencegah perubahan yang terjadi pada pasangan hidup dengan cara kekerasan. Satu perubahan yang mungkin terjadi adalah perubahan dari dalam. Ketika dating perubahan bagaimanapun bentuk dan pemenangnya jiwa anda berbisik untuk menolak. Seseorang jika mulai bergerak dan menjauh dari titik kesepahaman, bisa jadi orang lain berusaha untuk meminimalisasi urgensitas apa yang terjadi, atau bahkan tidak mengindahkannya sama sekali. Baru ketika mencapai titik kekalahan atau kerugian yang tiba-tiba, sebagian oang menyetujui perubahan tersebut. Hal yang terpenting adalah kita harus sadar sejak pertama bahwa tak ada seorangpun yang berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak berubah. Terkadang, sedikit perubahan yang terjadi pada pasangan, dianggap telah menyalahi janji. Seorang suami yang selalu memenuhi tuntutan pasangannya yang siap menghibur ketika istri bersedih,

mungkin saja dicurigai telah melaggar jajni ketika suatu hari, ia teledor tidak memenuhi keinginan istri karena lelah atau penat. Dalam kasus seperti ini, jika sang istri tidak sadar bahwa suami tidak mungkin selalu menuruti segala kehendaknya, maka konflik pasti akan terjadi. Jika perubahan terjadi dengan penuh kesadran, maka segala sesuatu dalam pernikahan dapat dikaji ulang, diteliti kembali, dirundingkan, lalu disepakati. Hal yang perlu diketahui bahwa setiap intervensi pihak ketiga justru akan memperbesar nyala api. Keputusan yang terlambat dalam hidup hanya akan menimbulkan bencana, kehancuran, dan putus harapan. Kondisinya akan begitu mengenaskan jika sepasang suami-istri hidup sebagai dua orang asing. Kita juga berusaha untuk menghadapi kemarahan suami atau istri dengan bijaksana dan penuh kesabaran, sebab jika tidak, konsekuensi-konsekuensinya akan begitu gelap penuh kejahatan. D. Berbuat sesuatu ketika sudah harus mencapai jalan damai. Inilah sikap yang tersimpan didalam inti masalah. Orang-orang menduga bahwa mencari jalan tengah berarti komromi dan merendahkan diri. Berarti mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah. Padahal, tak harus ada yang kalah atau terkalahkan. Menerima kebijaksanaan seperti di atas sangatlah penting, apalagi ketika sepasang suami istri memiliki dua pekerjaan berbeda dan memiliki berbagai tuntutan yang berbeda yang harus segera diselesaikan. Jangan keras kepala agar pernikahan tetap sehat sejahtera karena sikap keras kepala tidak dapat membuahkan kesepakatan atau member solusi. Jika pasangan suami istri mampu memikirkan jalan keluar tanpa menganggap bahwa mencari jalan tengah berarti mengorbankan sebagian kehidupan pribadi masing-masing, maka pasangan sumai-istri berhasil menaiki tangga akal hingga pada dimensi-dimensi baru. Kesombongan dan sikap terlalu yakin dengan kebenaran sendiri tidak akan bermanfaat dalam sebuah pernikahan. Jika istri yang menduga telah kehilangan identitas menanggapi pasangka itu, maka perang dengan suami akan terus berlanjut. Dengan begitu, keduanya tidak lagi memiliki janji bersama. Bahkan rasa cinta kasih meluap, rasa bosan meluap, dan dua hal kontradiktif itu tetap ada di persimpangan jalan.

Akan tetapi, hal yang juga harus disadari adalah bahwa terlalu mengalah juga akan berakibat buruk. Sekali dua kali mengalah, istri yang tadinya luwes, taat, dan selalu menjauhi percekcokan, meledak kemarahannya. Hunungan suami istri memang naik-turun. Hubungan ini sangat erat dan jernih, tapi masalah sehari-hari terkadang membuat keruh. Kita harus menerima kenyataan walau tidak mengenaka. E. Anggaplah percekcokan sebagai bumbu pernikahan. Pernikahan yang tanpa konflik, percekcokan, dan tanpa perbedaan pendapat tidak mungkin dapat menjadi hubungan intim yang benar. Menghindari tersulutnya api konflik patut disayangkan karena penghindaran ini justru dapat memisahkan pasangan suami-istri dan menjadikan hubungan semakin membosankan. Secara naluri, kaum pria juga berwatak penakut. Tetapi mereka belajar independen dan tidak bergantung. Mereka belajar tersenyum ketika menghadapi apa yang mereka benci dan tidak menunjukkan derita atau katakutannya. Tingkah laku seperti itu menghancurkan hubungan erat yang ada dan menghancurkan kelangsungan afiliasi yang terjalin. Kaum pria harus melupakan adat kebiasaan itu, kemudian bersikap jujur dan terbuka terhadap perasaan istri yang dicinta. Tetapi sang istri menimbang segalanya dengan hati-hati. Dia meyakini bahwa suami hanya menghibur diri dan berusaha untuk membuatnya bahagia dengan sikap seperti itu. Dia yakin bahwa kemarahan suami akan menurun dengan sikap berlagaknya itu. Suami mengira bahwa sang istri akan setuju, tapi perkiraanya salah. Ketika terjadi konflik, sebaiknya suami-istri belajar bagaimana mengekspresikan kemarahan mereka tanpa harus mengeluarkan vonis atau tunduk kepada vonis yang dikeluarkan salah satu pihak. Suami-istri yang tertimpa mendung karena adanya konflik, harus mengambil jalan langsung dengan cara menyelesaikan konflik yang ada. Jika suami marah karena mendengar kata-kata pedas, sang istri harus berinisiatif untuk meredam kemarahannya, lalu berkata dengan lemah lembut, misalnya, Engkau benar. Lupakan saja sikap tergesagesaku.

Dengan begitu, sang istri tidak tenggelam dalam kemarahannya. Suami pun tidak menjadi semakin murka. Keduanya harus berdialog agar cobaan yang ada dapat terlewati. Dengan dialog masalah-masalah besar akan terlihat kecil. Tetapi bagaimana pun hasilnya, dan meskipun kejelasannya telah dapat dipahami secara mendetail, konflik dapat menjadi sumber kebaikan dan dapat pula menjadi batu fondasi keburukan. Namun yang perlu diketahuati, rasa putus asa adalah suatu keburukan yang terus menghantui. Mengapa kita menikah? Karena kita ingin terikat dengan individu lain agar hidup kita menjadi lebih dalam dan bermakna daripada cara hidup independen dan bebas yang pernah kita jalani. Meskipun pernikahan begitu sulit, jalinan indah yang kita peroleh dari keharmonisan yang rumit itu tetap ada dan terjaga. Karena harapan kita terhadap pernikahan jauh lebih besar ketimbang harapan orang-orang sebelumnya, maka kita harus terus melakukan segala usaha untuk belajar bagaimana bertutur kata dan mencari jalan yang akan mengantarkan kita kearah kebahagiaan pribadi. Apa yang mampu menimbulkan pernikahan bahagia? Yang mampu menimbulkan pernikahan bahagia hanyalah sikap setia pasangan. Dengan hubungan yang erat, sepasang suami-istri mampu menyuguhkan kata akhir yang final, yang mereka suguhkan untuk diri mereka sendiri, tidak untuk orang lain. F. Bangun fondasi yang kukuh untuk hubungan anda berdua. Bagian vital dalam dimensi ekstra ini adalah pertumbuhan rasa saling percaya yang dimiliki sepasang suami-istri tanpa membanding-bandingkan secara fanatik dengan hubungan pasangan lain. Berbagai pengalaman menggelisahkan yang sulit dipahami selalu muncul setelah pernikahan. Bisa jadi, seorang istri mendapati suaminya gemar minum, lalu membandingkannya dengan suami-suami temannya untuk melihat perbedaan yang ada. Bahkan, mungkin saja seorang istri bimbang kalau-kalau pernikahannya merupakan suatu kesalahan. Dia lupa bahwa meskipun suaminya berbeda dengan suamisuami temanya, belum tentu kondisi pernikahan mereka jauh lebih baik. Setelah beberapa lama, dia mengetahui bahwa setiap pernikahan memiliki kondisi yang berbeda. Dia pun memahami bahwa setiap suami istri memiliki konflik yang berbeda. Setelah berbincang lama dengan teman-temannya, dia yakin bahwa pernikahannya pun memiliki kelebihan dan kekruangan, seperti juga pernikahan teman-

temanya yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Akhirnya, dia rela dan tampaklah keharmonisan dalam pernikahannya. Rasa percaya dirinya terus bertambah dan istri yang suka membanding-bandingkan itu tidak lagi melakukannya. Jika pernikahan kita sukses, hal itu adalah karena beberapa faktor, diantaranya yang tidak kalah penting adalah selalu melihat kebahagiaan sebagai dimensi yang terus menerus memperlihatkan kehidupan ideal. Mari kita mencintai, menghormati, dan memuliakan. Semua hal diatas tidak tercakup dalam janji dalam pernikahan. Buku-buku juga tidak ada yang mengilustrasikan atau menggambarkan efek dan pengaruhnya. Akan tetapi semua hal itu memmilki peran penting dalam mewujudkan pernikahan yang langgeng yang mampu merealisasikan segala harapan dan cita-cita. Ketika seseorang telah mengambil keputusan untuk menikah dengan orang lain, rasa gembira yang dia rasakan karena ada pihak yang mencintainya hampir sama dengan rasa terhormat. Sang suami pasti mengandaikan istri pilihannya sebagai pigur yang memenuhi seluruh karakter yang dia inginkan itu. Dia berharap agar semua karakter itu terdapat dalam pasanagan hidupnya. Sang suami ingin melihat seluruh karakter ideal pada diri istrinya. Sang istri pun ingin melihat seluruh karakter ideal pada diri suaminya. Mencintai tidak sama dengan menghormati. Cinta berarti memandang seseorang layaknya pandangan anak kecil terhadap ibunya. Anak kecil ingin melihat bahwa semua unsur ideal terdapat pada diri seorang ibu. Berbeda dwngan menghormati, karena menghormati berarti memandang dan meneliti. Sikap itu mampu menyukseskan hubungan pernikahan. Rasa saling menghormati memiliki kekuatan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat, meski konflik yang ada sudah rumit dan melebar. Jelaslah bahwa menghormati dan tidak menghormati adalah sikap timbal balik. Jika suami atau istri menerima pasangannya dengan tangan terbuka, maka pasanganpun akan membalas dengan hal yang sama. Akan tetapi, jika salah satu pihak yang terus menghina dan merendahkan pihak lain, maka pihak yang dihina itu pun akan segera membalas dengan penghinaan. Sikap meremehkan dan menghina adalah penghalang pokok atau senjata ampuh yang menyebabkan tipisnya rasa hormat. Sikap itu sangat merusak secara psikologi, spiritual, dan kesehatan.

Pernikahan mampu menyandingkan sejumlah selera dan memperbesar kesamaan kondisi. Jika sudah begitu, pasangan suami istri akan berbaur layaknya dua orang kembar siam, saling mengungkapkan apa yang ada didalam hati dan pikiran. Inilah beberapa karakter pernikahan yang sukses. Dengan menghormati seseorang, maka terbukalah pintu perubahan. Cinta itu buta. Kalimat ini sering kita ulang-ulang. Cinta memang buta selagi belum melahirkan sikap saling menghormati. Jadi, menghormati berarti proses melihat kembali. Dengan menghormati, mata akan melihat dan mencintai secara jelas. Ia akan melihat apa yang benar-benar ada dan apa yang mungkin akan ada. Seperti halnya pancaran sinar x, kemudian membantu mewujudkannya. Menghormati adalah seni dalam bercinta yang memuliakan apa yang luhur bagi jiwa dan menjaga apa yang disukai dalam diri pasangan.

Anda mungkin juga menyukai