Anda di halaman 1dari 2

Badai Dalam Rumah Tangga

Apa sih itu badai? Badai adalah cuaca yang ekstrem, mulai dari hujan es dan badai salju sampai
badai pasir dan debu.
Terus rumah tangga itu apa? Rumah tangga yaitu terdiri dari satu atau lebih orang yang tinggal
bersama-sama di sebuah tempat tinggal dan juga berbagi makanan atau akomodasi hidup, dan bisa
terdiri dari satu keluarga atau sekelompok orang.

Jadi badai dalam rumah tangga itu apa?


Kok bisa ada badai dalam rumah tangga?

Saya akan coba urai dalam tulisan berikut ini berdasarkan pengalaman saya pribadi dan orang-orang
terdekat saya.

Hakikatnya dalam pernikahan itu bukan hanya tentang sesuatu yang indah-indah saja, bukan tentang
taburan bunga yang wangi dan berwarna-warni, tapi juga tentang sedih dan duka, tentang onak
berduri yang harus dilewati bersama.

Badai dalam rumah tangga itu adalah akumulasi dari masalah dalam rumah tangga yang tidak
pernah diselesaikan dan ditemukan solusinya karena gengsi dan keegoisan diri serta lemahnya iman.
Badai ini sesuatu yang mungkin akan terjadi dalam rumah tangga setiap orang.

Namun jika manusia berserah diri kepada Tuhan YME, saling percaya, saling menguatkan saat
masalah itu datang, maka badai itu tidak akan punya tempat untuk berlabuh. Dia hanya akan
menjadi riak-riak kecil sebagai penyemangat diri, sumber motivasi untuk diri menjadi lebih baik lagi.

Masalah? Itu hal yang lumrah terjadi dalam hidup manusia. Jadi selama manusia itu hidup dia pasti
akan menemukan masalah. Tapi masalah ini harus dihadapi bukan dihindari. Masalah itu harus
diselesaikan dan ditemukan solusinya bukan ditumpuk dan dilempar kepada orang lain.

Hal yang paling sulit ditahlukkan adalah amarah yang sering kali mengiringi permasalahan.

Tak ayal kita menjadi buta dan tersesat oleh nya.

Bukan hanya cinta yang bisa membuat kita buta dan sesat, dan bukan pula harta benda yang
berlimpah yang merubah. Ternyata faktor amarah yang tak terkendali merupakan salah satu
runtuhnya bahtera rumah tangga.

Benar kata orang tua bilang ; Apabila kita menikah maka kita harus bisa menyelami kedalam hati
pasangan kita. Semisal kita bisa memahami apa sih maunya 'dia'? Maka tentu kita bisa
mempersiapkan diri untuk menerima.

Namun hal itu harus dilandasi saling pengertian antara kedua-duanya. Jika hanya satu yang
menerapkan namun yang satunya tidak, maka keharmonisan itu akan jauh dari kata mufakat.

Bisa saja salah satu pihak berbuat demikian. Dia menjaga dengan baik perasaan pasangannya dan
selalu mengalah. Intinya harus mengalah, jika salah satu pihak egonya terlalu tinggi.
Konsekuensi-nya yaitu setiap saat dia akan merasa tertekan karena selalu berusaha mengerti dan
mengalah. Apakah setiap insan akan sama sabarnya? Tentu jawabannya 'tidak'.

Ada pula nasehat orang tua yang lainnya ; 'Jika hendak mencari pasangan maka lihatlah dari
agamanya!'.

Mengapa demikian? Ini merupakan tanda tanya (?) yang selalu bertahtah dihati saya. Mungkin anda
sekalian juga akan berpikir demikian jika kita bukan dari kalangan yang mengerti atau paham
tentang agama.

Seiring berjalannya waktu saya pun mengerti. Pasangan yang menomor satukan agama dalam segala
urusan, lebih bisa mengayomi dan menjaga keharmonisan dalam kehidupan berumah tangga.

Sebagai contoh ; Sering kali seorang anak memperlakukan ibunya buruk ketika dia dewasa. Maka
otomatis perilakunya juga akan begitu kepada istrinya. Mungkin tidak semua orang!

Namun menurutku, seandainya dia mengerti agama dengan baik. Maka dia tahu seberapa besar
dosa ketika kita berkata kasar padanya dan ingat ketika dia merawat kita sedari dalam alam
kandungan hingga sekarang. Secara tak langsung perilaku sopan kepada orang tua akan ia tetapkan
dalam kehidupan berumah tangga.

Masih banyak contoh kebaikan lainnya jika kita memiliki pasangan yang baik ahlak maupun
agamanya.

Tidak semua orang memiliki pemahaman yang pemikiran yang sama. Sebuah pelajaran terbaik itu
kita dapatkan melalui pengalaman hidup.

Jika kita masih awam dalam kehidupan berumah tangga. Ada baiknya jika melihat dan bertanya
kepada mereka yang dapat kita jadikan panutan dalam kehidupan.

Hampir setiap saat saya membaca tulisan di sosial media, yang berisikan tentang keluhan seorang
istri atau suami, terkadang semua berisi tentang peliknya kehidupan berumah tangga.

Tak jarang juga keluhan itu muncul dari tetangga bahkan orang terdekat saya.

Dari semua masalah mereka saya bisa menyimpulkan. Mungkin kebahagiaan sejati itu tidak akan ada
jika kita hanya bisa mengeluh dan mengeluh. Kita diberikan akal pikiran oleh tuhan, supaya apa?
Supaya kita dapat berpikir dengan jernih dalam menghadapi semua permasalahan. Tidak ada
manusia yang sempurna. Semua khilaf itu berasal dari ketidak sempurnaan kita. Maka bersabar dan
berdoa adalah kunci dari semua.

Anda mungkin juga menyukai