Anda di halaman 1dari 134

Menurut lo, pasangan yang bakal awet itu yang kayak apa?

Yang banyak persamaan?


Yang banyak kecocokan?
Yang bisa menerima apa-adanya?
Yang bisa mengubah kita jadi orang yang lebih baik?
Kemarin gue lagi ngobrol-ngobrol sama Raditya Dika di sela-sela ngedit skenario film gue,
Relationshit. Awalnya, gue nanya Radit, "Lo bakal nikah nggak sih, Bang?"
Pertanyaan itu membuat Radit melirik sinis ke arah gue. Mungkin di dalam hatinya dia mikir
kalo gue beranggapan bahwa dia bisa bereproduksi dengan cara membelah diri. Lalu Radit
menjawab, "Ya bakal nikah lah.."
"Emang abang udah dapet pasangan yang sempurna?" Gue mengernyitkan dahi.
"Ngapain nyari pasangan yang sempurna? Emang pasangan yang sempurna itu kayak apa sih?"
Dia malah balik nanya sambil mengunyah kue cubit dan kue tetek yang baru dikasih sama OB
kantor.
Gue menggaruk-garuk kepala seolah-olah di kulit kepala gue ada ulat bulu. "Ya yang punya
banyak kesamaan minat, kesamaan tingkat kecerdasan, jadinya kalo ngobrol bisa nyambung
mulu."
Radit tertawa mendengar jawaban gue. Lalu dia bilang, "Nggak perlu pasangan yang model
begitu. Itu bukan jaminan lo bakal punya hubungan yang langgeng."
"Kok gak bisa? Bukannya kalo obrolan nyambung mulu artinya kita bakal ngerasa betah sama
pasangan ya?!" Gue mencoba untuk menguatkan opini gue.
"Nggak ada jaminan kita bakal selalu betah dengan pasangan, Lit.. Karena kita ini manusia. Kita
bisa bosan dengan apapun yang kita punya di dunia. Sekeren apapun itu."
Jawaban Radit bikin gue terdiam sesaat dan merenung. Selama ini gue mikir, untuk mendapatkan
pasangan sempurna itu gue harus memiliki kriterianya dulu. Gue harus punya cetak biru
pasangan seperti apa yang gue mau. Sehingga saat kriteria itu terpenuhi, gue bakal dapet
pasangan yang sempurna. Tapi ternyata dengan mengaplikasikan teori itu, gue malah nggak
dapet-dapet pasangan juga.

Terus Radit melanjutkan, "Hidup itu akan selalu berwarna. Akan ada banyak masalah yang bakal
kita hadapi. Nah, nggak perlu kita tambah dengan pasangan yang sering ngajakin berantem. Cari
pasangan yang kalem aja. Yang bisa menghormati apa yang kita suka. Pasangan yang punya
level kecerdasan sama itu biasanya nggak selalu nyambung dan nyaman ngobrolnya, tapi malah
akan sering berantem karena sama-sama ngerasa opininya benar."
Kalimat itu lagi-lagi nabok gue. Gue jadi inget zaman sekolah gue punya gebetan anak IPA. Tiap
hari bukannya kita bisa ngobrol enak, tapi malah saling debat tentang teori siapa penemu bola
lampu yang sebenarnya, Thomas Alva Edison atau Joseph Wilson Swan. Iya, dalam hubungan
kami itu, akhirnya kami jarang ngomongin tentang pacaran itu sendiri. Tapi malah sering debatin
teori-teori yang kami sukai.
Dari obrolan sama Radit itu, gue jadi bisa nyimpulin beberapa hal:
1. Bahwa pasangan yang sempurna itu bukan jaminan untuk mendapatkan hubungan yang
bahagia. Justru pasangan yang sama-sama punya kekurangan itu bakal bisa menjalani hubungan
dengan lancar karena mereka akan saling mencoba untuk melengkapi.
2. Kadang gue mikir, pasangan yang bakal bikin gue bahagia itu adalah pasangan yang sesuai
kriteria. Tapi ternyata kalo cinta sudah bicara, pasangan itu bisa datang dari luar kriteria. Sial,
ternyata bener kata orang-orang. Cinta itu nggak bisa dirumusin teori pastinya.
3. Seindah apapun pasangan kita, kalo setiap hari yang kita temui adalah dia, pastinya bakal ada
rasa bosan juga. Gue jadi nyadar, nggak ada pertengkaran yang berawal dari ketidakcocokan,
atau perbedaan. Pertengkaran dalam hubungan itu biasanya didorong oleh kebosanan.
Nggak percaya? Saat kita sedang dimabuk cinta, apakah kita akan mempermasalahkan
perbedaan? TIDAK. Mau si gebetan bau ketek kek, jarang ganti kaos kaki kek, suka kentut
dengan efek vibra kek, pasti bakal kita maklumi. Kenapa? Karena orang yang sedang dimabuk
cinta itu toleransinya luar biasa. Sedangkan orang yang bosan sama pasangan, masalah-masalah
kecil akan dijadikan keluhan dan tumbuhlah bibit pertengkaran.
Ditambah lagi, rasa bosan itu bisa menciptakan ilusi seakan-akan kita menemukan "orang-yanglebih-baik" di tengah-tengah hubungan. Padahal, kalo akhirnya kita bubar sama pasangan lalu
milih 'orang yang lebih baik" ini, nantinya juga bakal bosan lagi, lalu sadar bahwa orang itu
adalah orang yang sama aja. Jadi, kalo udah nemu pasangan yang oke, jangan tergiur dengan
ilusi "orang yang lebih baik". Karena faktanya, dia bukan lebih baik dari pasangan kita, cuma
lebih
baru
aja.

Jadi, selama kita dengan pasangan selalu mampu untuk menjaga antusiasme dalam menjalani
hubungan dan mampu melawan kebosanan, kita bakal merasa punya pasangan yang tepat, meski
bukan pasangan yang sempurna, tapi itu adalah tipe pasangan yang paling kita butuhkan.
Dan catatan terakhir gue tentang topik pasangan ini adalah, Bisa bikin banyak orang jatuh cinta
di waktu yang sama itu hal biasa. Tapi bisa berkali-kali bikin jatuh cinta orang yang sama itu
baru luar biasa.
Yap.. This is the end of the post. Semoga lo bisa mendapatkan pengertian baru tentang pasangan
dari postingan ini. Btw, menurut lo, pasangan yang bakal awet itu yang kayak apa sih?
Menurut gue hubungan bakal awet ketika si dua sejoli ini bisa bebas menjadi dirinya sendiri,
tidak ada tekanan yang dirasakan saat menjalani hubungan. Justru kalo ada salah satunya sedang
menghadapi tekanan, pasangannyalah yang bakal menyediakan telinganya untuk mendengarkan,
pundaknya untuk disandarkan, dan pelukannya untuk menenangkan. Kalo lagi mengalami
kesalah-pahaman sama pasangan bisa saling memaafkan dan introspeksi diri. Cinta sebenernya
sederhana, tapi pelakunya yang kadang suka memperumitnya. :))
yang
mampu
menghadapi
masalah
bersama
di
saat
genting
walaupun harus berantem,tapi dengan kesadaran tinggi bisa menurunkan ego masiing2 untuk
melewati
masalah,seberat
apapun
itu
udah
ratusan
kali,nah
udah
ratusan
kali
coba
gw
dan
bini
hampir
pisah,krn
apa??
ya karena berantem,tp di saat2 menghadapi masalah mw yg kecil mw yg besar,kami selalu
menghadapi
bersama
dan
saling
menguatkan
ya Alhamdullilah smpai sekarang terus berjalan
pasangan yang bakal awet menurut gua sama sekali bukan yang anteng-anteng dan keliatan
sejahtera kayak di kantor pkk. tapi mereka sudah melewati pasang-surutnya hubungan,
mengarungi berkali-kali kebosanan, pernah jauh, pernah dekat, mereka yang saling memegang
kunci hati pasangannya sehingga pergi sejauh apapun bakal balik lagi balik lagi. maka, my
advice, kamu boleh membuka hati pada siapapun tapi once you leave the key pastikan dia adalah
orang yang tepat dan kamu memegang miliknya juga, sebab kalau tidak, tak ada yang bisa jamin
isi hatimu akan utuh
Sebenernya bukan 'bagaimana pasangan yang bagus menurutmu?', tapi 'bagaimana cara
memandangmu
agar
pasanganmu
selalu
bagus
di
matamu'.
intinya gini, lo mau punya standar kriteria setinggi apa pun, dan walau pun itu udah terwujud,
namun kalo lo ga pernah merasa puas dan masih nyari-nyari celah pastinya lo akan selalu
menemukan
'kekurangan'
pada
pasangan
lo.
cobalah untuk memantaskan dirinya di mata lo. yakinlah ini adalah pasangan terbaik gw. niscaya
lo bakal nyaman. Dan kriteria-kriteria itu bukan jaminan. jika dia udah lama di sisi lo dan lo tau
gimana dia, otomatis tubuh lo bakal merespon bahwa dia memang yang terbaik buat lo
kalo gue ya mas; gue nyari pasangan yang bisa gue ajak ngobrol apa aja. tentang agama, budaya,
politik, sejarah, eyeliner, black hole bahkan sampe imajinasi gue yang melebihi orang normal.
hahaha. gak harus pinter dan gak harus nyambung. alesannya simpel. karna di hari tua nanti gue

cuma bisa ngobrol dengan pasangan gue dalam melewati semua fase kehidupan.
dan satu lagi. kriteria gue sama lo mungkin beda. apa yang gue cari juga mungkin beda dengan
apa yang lo cari. gitu juga dengan apa yang dicari bang radit. ada satu tulisan dari tantenya temen
gw
yg
gue
catet:
"kalo lo udah nemu 70% dari kriteria yang lo mau, maka berenti buat nyari. karna gak akan ada
yang lebih dari itu"
Dari apa yang gue alami, gue seenggaknya bisa nyimpulin, pasangan yang bakal awet adalah
pasangan yang saling jatuh cinta berkali-kali, simply kaya yang lo tulis bang. Well, itu bukan
sekedar teori, bukan sekedar kata-kata bijak, tapi itu emang kenyataannya. Gue ngerasain sendiri
gimana takjubnya jatuh cinta sama orang yang sama berkali-kali. Gimana takjubnya gue sama
diri gue yang deg-degan pas ga sengaja ngeliat dia di seberang jalan, ibarat ngeliat gebetan pas
lagi nggebet-nggebetnya, padahal yang gue liat di sebrang jalan adalah orang yang sama yang
malamnya makan bareng sama gue, yang gue pacarin kurang lebih 9 tahun belakangan ini
Kalo menurut gw sih, pasangan yg bakal awet itu pasangan yg tidak menutup nutupi kekurangan
masing2. Ga jaim banget lah, yg harus tampil sempurna tanpa cacat di depan pasangannya. Jadi
diri sendiri aja. Emang ga capek jadi pribadi yg ga lo banget? Gw sm cowok gw juga gitu. Kita
udah tau semua kebaikan smp kebusukan masing2, hahaha (terlalu kasar ga sih kata2nya? Engga
kan ya? hehe). Jadi enjoy ngejalaninnya, seru juga. Kadang ada romantisnya, tp lebih sering
gilanya :p Jujur kita berdua juga punya banyak bgt kekurangan, tapi krn kita udah tau
sifat&kebiasaan masing2, jadi kita bisa saling melengkapi&bahkan menutupi kekurangan
pasangan kita. Berantem juga jarang bgt. Bener kata bang Alit, ga usah mencari pasangan yg
sempurna. Saran gw, saat lo bisa menjadi diri sendiri di depan pasangan, dan dia pun tidak
mempermasalahkan kekurangan yg lo punya bahkan membantu lo untuk menjadi pribadi yg
lebih baik lagi, tolong pertahankan hubungan itu.

Tentang Kegagalan
"Bersyukurlah saat mengalami kegagalan. Itu artinya Tuhan sudah merespon usaha kita."
Quote itu gue dapetin dari sebuah pengalaman yang panjang dan pedih. Dulu gue sempat dicap
sebagai manusia gagal oleh keluarga besar, pasca gue ketauan make narkoba, punya hutang di
mana-mana buat judi, dan mengalami cacat fisik pasca kecelakaan. Banyak judgement yang
muncul dari mulut orang-orang, dan rata-rata bisa bikin kuping gue berkunang-kunang. Kalimat
yang sering nongol adalah,
"Orang cacat gini mah, gak mungkin jadi pegawai kantoran!"
"Ngapain kuliah? Ijazahmu nggak bakal berguna, karena tubuhmu sudah tak sempurna."
"Kamu sudah tidak punya masa depan. Bisanya cuma malu-maluin keluarga!"
Itu adalah titik di mana gue ngerasa kayak orang yang nggak punya siapa-siapa di dunia. Yang
gue punya ya cuma diri gue sendiri. Bunuh diri? Sebagai cowok yang baru aja ngalamin masa
puber, waktu itu gue emang sempat kepikiran ide gila semacam itu. Namun, saat gue inget masih
ada nyokap yang berusaha mati-matian untuk ngobatin gue, gue jadi nyadar bahwa gue nggak
perlu peduli dengan apa yang orang-orang katakan. Gue cuma harus fokus untuk tidak menanam
lagi kekecewaan... di hati nyokap.
Saat itu juga, gue berpikir, betapa hancurnya hati nyokap, kalo setelah semua yang beliau
korbanin, gue hancurin lagi dengan cara bunuh diri. Gue pun berpikir lagi, "Gue udah dianggap
punya hidup yang hina, gue nggak mau lagi mati secara hina."
Sejak kejadian itu, gue bertekad untuk menjadi manusia yang lebih baik. Tujuan gue cuma satu.
Membuktikan ke diri gue sendiri bahwa gue masih punya masa depan yang layak. Gue
meyakinkan diri gue sendiri bahwa masa depan gue, gue sendiri yang nentuin, bukan ditentuin
oleh omongan orang lain.
Sepuluh tahun berselang sejak kejadian hina itu, sekarang gue udah duduk di kursi kantor yang
dulu gue rintis bareng sohib-sohib gue di Jakarta. Gue udah bisa ngelunasin semua hutang
keluarga gue, gue udah bisa mencukupi kebutuhan-kebutuhan gue, dan yang terpenting, gue udah
buktiin bahwa gue punya masa depan yang layak.
Gimana gue bisa di posisi sekarang? Bukankah dulu gue hampir nggak punya apa-apa?

Yap.. Dulu gue emang masih bukan siapa-siapa, dan nggak punya apa-apa. Tapi yang jelas, gue
punya HARAPAN dan CINTA dari orang tua. Dengan berbekal dua hal itu, gue mampu berjuang
mati-matian untuk merintis karier gue sendiri, tanpa peduli gimana jadinya nanti, yang jelas gue
mau berdikari.
Buat lo yang ngerasa sempat jadi sampah, atau masih ngerasa sebagai sampah. Atau elo yang
baru aja mengalami kegagalan, gue mau ngasih beberapa petunjuk yang mungkin akan
mencerahkan.
1. Gagal di usia muda? Biasa.
Banyak teman-teman seusia gue dulu yang nggak berani mencoba sesuatu karena mereka takut
gagal. Mereka takut salah. Mereka takut hancur. Padahal, menurut gue, usia muda adalah
investasi yang paling berharga. Di usia itu, kita masih bisa melakukan segalanya. Kita masih bisa
mencoba hal-hal baru tanpa ada kekhawatiran tentang hidup kita sendiri.
Beda kasus kalo misal sudah berkeluarga, sudah punya tanggung jawab untuk menafkahi istri
dan mungkin anak, kita bakal lebih susah lagi untuk berusaha mencoba hal baru karena kita
takut, bila salah langkah, anak istri nggak bisa lagi dapet nafkah. So, mumpung masih muda dan
merdeka, kenapa lo takut gagal? Segala resiko atas kegagalan di usia muda, yang bakal
nanggung cuma elo, bukan orang lain yang hidupnya sudah diletakkan di pundak elo.
2. Kalo nggak gagal, kita nggak belajar.
Mungkin banyak yang mikir, kegagalan adalah akhir dari segalanya, sehingga mereka takut
mengalami kegagalan. Padahal, kalo kita mau mengubah mindset, kegagalan justru memberikan
pelajaran. Setiap benda yang kita gunakan setiap hari, pastinya punya aroma kegagalan. Contoh
simpelnya, telepon. Waktu menciptakan telepon, tak mungkin om Graham Bell langsung
kebayang bentuknya panjang, bulat, ada speaker & micnya. Pastinya dia mencoba menciptakan
telepon dari benda-benda yang masih sangat sederhana yang akhirnya mengalami kegagalan.
Nah, dari setiap kegagalan itu, om Graham jadi tau, bahan-bahan apa aja yang kurang, sehingga
telepon yang dia buat pun menjadi sempurna.
Contoh lebih simpel lagi, Ningsih pengin bisa masak untuk pacarnya, Supri. Karena dia mau
belajar, dia pun berani untuk gagal. Dia mencoba untuk menggoreng ikan, tapi karena dia tidak
tau berapa lama idealnya menggoreng ikan, akhirnya ikan itu malah menjadi fosil. Dari
kegagalan itu, Ningsih jadi belajar bahwa dia tidak boleh menggoreng ikan selama 5 jam. Dia
coba lagi menggoreng ikan selama 4 jam, ternyata ikannya masih gosong. Dia coba dan coba
terus hingga dia tau ikan yang matang sempurna itu digoreng berapa lama. Nah, dari contohcontoh itu, masih nggak percayakah elo bahwa pelajaran adalah anak dari kegagalan?

3. Gagal adalah tanda bahwa kita sudah berani berusaha.


Seperti Quote di pembuka tulisan ini, kegagalan itu adalah tanda bahwa Tuhan sudah merespon
usaha kita. Bukankah kita harusnya senang, saat usaha kita udah direspon pihak lain? Bukannya
lebih menyedihkan kalo usaha kita cuma berbuah kecuekan?
Dengan teori itu, maka seharusnya kita tidak perlu down di saat mengalami kegagalan. Kalo kita
percaya bahwa Tuhan adalah yang menentukan keberhasilan kita, tentunya sebelum menentukan
keberhasilan itu, DIA harus tau sudah sebesar apa usaha kita. Nah, dengan diberi kegagalan,
artinya Tuhan sudah merespon usaha kita. Dan DIA perlu diyakinkan lagi tentang sudah
pantaskah kita diberi keberhasilan?
4. Habiskan jatah gagal.
Gue selalu percaya, semua hal dalam hidup itu punya batas. Lautan yang luas pun punya batas,
apalagi kegagalan. So, kalo kita sering mengalami kegagalan, yang perlu kita lakukan ya cuma
terus berusaha dan berusaha aja. Habiskan juga jatah gagal kita hingga ke ambang batasnya.
Nah, kalo jatah gagalnya udah habis, artinya yang kita punya tinggal apa? Keberhasilan lah.
Opini gue di atas bukan cuma isapan jempol mas-mas MLM. Gue udah ngalamin sendiri tentang
"menghabiskan jatah gagal" itu. Dulu, taun 2008-2009, gue nyoba masukin naskah buku pertama
gue demi mengejar impian gue sebagai penulis buku. Dan alhamdulillah, nggak langsung
diterima. Naskah gue ditolakin penerbit-penerbit mulu, hingga kurang lebih 12 penerbit nolak
naskah gue. Namun yang gue syukuri, sebagian dari penerbit yang nolakin naskah buku gue itu
ngasih alasan kenapa mereka nolak naskah gue. So, gue jadi tau bagian mana yang kudu
dibenerin dari naskah itu. Akhirnya, di percobaan mengirim naskah untuk yang ke 13 kalinya,
naskah gue akhirnya diterima oleh salah satu penerbit besar lokal.
Apakah di situ gue udah dianggep berhasil?
Kalo dianggep berhasil menjadi penulis buku, sudah. Tapi kalo ditanya apakah sudah menjadi
penulis buku sukses? Belom. Buku pertama gue itu cuma terjual sekitar 1000an eksemplar. Yang
kalo diitung royaltinya, nggak bakal cukup buat bayar SPP kuliah. Tapi gue juga mengakui, pasar
nggak bisa dibohongi. Tulisan gue di buku pertama gue itu emang masih menjijikan. So, dari
kegagalan itu, gue vakum nulis buku selama 3 tahun untuk belajar menulis lagi dengan lebih
tekun. Dan di tahun 2012, nongol deh buku kedua gue, SKRIPSHIT. Hingga saat ini, buku kedua
gue masih banyak di pasaran dan sudah cetak ulang 8 kali. Di situ, gue udah ngerasa bisa
mencapai impian gue untuk jadi penulis buku yang sukses di kenal oleh masyarakat. Gue pun
lanjut nulis buku-buku lagi, dan lagi-lagi Tuhan ngasih kejutan. Buku terbaru gue
RELATIONSHIT dibeli hak tayangnya oleh sebuah PH, sebulan setelah rilis. Yap..
RELATIONSHIT bakal diangkat jadi film di layar lebar, dan pak produser mempercayakan

penulisan skenario ke gue sendiri. Bahkan, beliau "menyekolahkan" gue untuk menjadi penulis
skenario. Yap.. Berawal dari blogger yang pengin jadi penulis buku, sekarang gue malah bisa jadi
penulis skenario. Yeay!
Nah,

dari

fakta-fakta

itu,

masihkah

kalian

takut

sama

kegagalan?

Satu lagi yang perlu diinget.. Kalo kita selalu gagal ngedapetin apa yang kita INGINKAN, yakin
aja Tuhan bakal menggantinya dengan hal yang memang kita BUTUHKAN. Karena yang
diinginkan itu belum tentu bermanfaat, sedangkan yang dibutuhkan pastinya lebih bermanfaat.
Yap.. This is the end of the post. Kalo kalian mau sharing tentang kegagalan-kegagalan kalian,
atau pengalaman tentang cara kalian survive dari kegagalan-kegagalan itu, silakan share di
comment box ya! Thanks for reading. Semoga berguna.
Beberapa Cara Untuk Jadi Pribadi Yang Menarik
Suatu pagi, Supri membawa seikat bunga untuk diberikan kepada Ningsih, cinta pertamanya
sejak sama-sama belajar di TK Salero Bundo. Ningsih kini sudah tumbuh dewasa, tingginya
190cm, karena Ningsih suka memakai higheels sepanjang 25cm.
Supri sudah mencoba berulang kali menunjukan isi hatinya kepada Ningsih, namun bukan hanya
ditolak, Ningsih malah tak pernah tahu bahwa Supri pernah tercipta di dunia. Kenapa? Karena
Supri tak pernah berhasil untuk mengajak Ningsih bicara empat mata. Setiap dia berada di dekat
Ningsih, nyalinya menghilang begitu saja. Supri selalu mendadak merasa seperti kehilangan
semua tulang di tubuhnya.
Pagi itu, Supri sudah mengumpulkan semua keberaniannya untuk mengajak Ningsih bicara
dengan berbekal seikat bunga. Dia sudah merancang rencana untuk berkenalan itu sejak 10 taun
yang lalu. Dia ingin berkenalan dengan Ningsih, lalu memberikan seikat bunga yang dia bawa.
Di dalam seikat bunga itu, Supri meletakan sebuah surat yang berisi segala kesan-kesan indahnya
atas Ningsih sejak Supri bertemu Ningsih pertama kali. Supri percaya, kalo Ningsih
membacanya, Ningsih akan langsung jatuh cinta.
Saat Supri melihat Ningsih memarkirkan motor Tossa roda tiganya di parkiran kampus, Supri
bergegas untuk menghampiri Ningsih. Dengan keadaan tubuh gemetaran dan keringat dingin
bercucuran.
"Ha-hai.." Supri menyapa Ningsih sambil merapihkan posisi kacamatanya.
"Hai juga.. Maaf, kamu siapa ya?" Ningsih membalas sapa Supri dengan ramah.

"Er.. Motor kamu bagus.." Supri mencoba berbasa-basi.


"Hehe.. Terima kasih. Ini dibeliin ayahku waktu aku berusia 3 tahun." Ningsih tersipu malu.
"Er.. Rodanya ada tiga ya.." Mendadak segala kata-kata yang disusun oleh Supri untuk
berkenalan dengan Ningsih, pudar dari kepalanya karena gugup.
"Iya.. Biar kuat.. Hehe.. Kamu siapa sih?" Ningsih mulai merasa pembicaraan ini tidak berjalan
dengan wajar.
"Hehe.. Motor kamu bagus." Isi kepala Supri semakin kacau.
"Iya.. Kan tadi kamu udah bilang.." Ekspresi ramah Ningsih berubah seketika menjadi jutek.
"Rodanya ada tiga, ya.." Supri mengucapkan kalimat ini sambil senyum dengan ekspresi sange.
Supri melanjutkan, "Bak belakangnya juga keliatan kokoh."
"MAKSUD KAMU APA SIH?! NGEJEKIN?! DASAR ORANG NGGAK JELAS!" Setelah
menyemprot Supri, Ningsih segera pergi meninggalkan Supri.
Hancur sudah kesan pertama yang sudah bertahun-tahun dirancang Supri agar bisa membuat
Ningsih tertarik. Supri pun menyeduh seikat bunga yang dia bawa untuk dijadikan sarapan.
Mari kita lihat, kenapa setelah sekian tahun bertemu satu sama lain, Ningsih tidak bisa mengenali
Supri? Kenapa setelah sekian tahun belajar di tempat yang sama, Supri tidak pernah dianggap
ada oleh Ningsih?
Karena Supri bukanlah pribadi yang menarik di mata Ningsih.
Yap.. hari ini kita bakal bahas soal ini. Bagaimanakah agar kita jadi pribadi yang menarik di mata
orang lain, agar kita bisa disukai, dirindukan, atau bahkan dipercaya oleh orang lain, versi gue.
Apa aja caranya? Cekidot!
1. Perbaiki Penampilan

Mungkin ada pepatah bilang "Don't judge a book by its' cover", yang intinya ngajakin kita biar
nggak menilai orang dari penampilannya aja. Pepatah itu mungkin benar, tapi siapa yang bisa
jatuh cinta kepada kepribadian kita di saat baru pertama kali ketemunya? Kesan pertama bisa
menentukan penilaian orang kepada kita loh. Kalo dari kesan pertama aja orang sudah males
sama kita gara-gara kuku kita item, badan bau, dan bagian lengan baju berwarna kuning dan
basah, gimana dia bakal bisa mengerti kepribadian kita?
Gue sih percaya, tampang yang pas-pasan itu pemberian Tuhan yang hampir mustahil buat
diubah. Tapi tubuh beraroma wangi dan pakaian rapi, masih bisa diusahakan. So, kenapa tidak?
Kalo kita udah males ngurusin tubuh, gimana orang bakal yakin kalo kita bisa ngurusin hidup?
Gue punya pengalaman mengenai penampilan. Dulu, gue selalu dandan dengan style hiphop,
kaos merah, snapback merah, celana melorot kayak orang keabisan air buat cebok. Nah, dengan
penampilan kayak gitu, setiap kali gue meeting dengan klien, mereka meragukan ide-ide yang
gue sumbangkan untuk project mereka. Akhirnya, gue mencoba untuk mengubah dandanan gue
dengan lebih formal.
Endingnya apa? Klien lebih percaya kalo gue adalah seorang profesional yang layak mereka
andalkan. Yup. Setiap kali ada project baru, mereka ngundang gue buat ikut menyusun konsep. ;)
Padahal, mereka gak tau meski dandanan gue rapih, gue berangkat meeting juga masih naik
bajaj.
2. Percaya Diri
Sebelum orang lain bisa percaya sama kita, kita sendiri harus percaya sama diri sendiri. Setiap
keraguan dalam diri, bisa terpancar di luar tubuh kita. Yang efeknya akan membuat orang lain
juga meragukan kita. Contohnya si Supri di cerita di atas. Sekian tahun dia gagal mendekati
Ningsih karena dia selalu ragu, dia selalu berpikir ada yang kurang di dirinya, sehingga dia selalu
menunda dan menunda untuk mengajak Ningsih kenalan.
Gue kasih tau ya, nggak ada satu orang pun di bumi ini yang bisa bener-bener jujur pada diri
kita, kecuali kita sendiri. Nggak ada satu orang pun di dunia ini yang bener-bener sayang sama
kita, kecuali diri kita sendiri. Nggak ada satupun orang di dunia ini yang bener-bener nyadar
betapa berharganya kita, selain diri kita sendiri. So, being confident is a must. Kalo bukan kita
sendiri yang menghargai diri sendiri, siapa lagi?
Perlu dicatat, percaya diri sih boleh, tapi nggak boleh kepedean juga. Karena nanti jatuhnya
malah jadi orang yang sok asik di mata orang. Tetap mencoba untuk humble ya! Tapi sederhana
nggak selalu berarti rendah diri. Bedakan kesederhanaan dengan keminderan.
3. Ramah

Menjadi orang yang murah senyum sebenernya bukan hal yang susah. Mengucapkan terima
kasih setelah dibantu orang, mengucapkan kata "tolong" setiap kali perlu bantuan orang, bukan
juga hal yang susah. Tapi banyak orang yang mungkin melupakan detail-detail itu. Padahal,
meski itu perbuatan-perbuatan kecil, tapi bisa memberikan perbedaan besar atas penilaian orang
lain kepada kita. Kalo gue sih selalu menanamkan kepada diri sendiri pola pikir kayak gini:
"I don't wanna' be a reason for anyone to have a bad day."
Menjadi orang ramah itu menjauhkan kita dari gossip atau pembicaraan buruk. Karena
keramahan menciptakan rasa segan di kepala orang. Sedangkan kejutekan menanamkan
kebencian
di
hati
orang.
Pilih
mana?
Menyapa orang yang ditemui, adalah salah satu cara yang mudah untuk terlihat ramah.
Tapi

Al,

masa'

aku

harus

nyapa

duluan?

Menyapa orang adalah contoh perbuatan yang baik. Kenapa harus gengsi untuk berbuat baik
duluan?
4. Open-minded
Selalu mencoba untuk menerima pendapat orang, mencoba untuk mengerti keadaan orang lain
sebelum men-judge mereka, adalah beberapa contoh tindakan orang yang open-minded.
Tidak ada satupun manusia di dunia yang suka dijudge oleh sesamanya. Apalagi dijudge oleh
orang yang mereka anggap tidak mengerti tentang kehidupan mereka. Itulah kenapa, menjadi
orang open-minded akan cenderung lebih disukai oleh orang lain dibandingkan orang yang
mudah menyimpulkan kehidupan orang lain secara dangkal.
Contoh:
Ada temen minjem duit.
Respon tukang judge: Iya, gue pinjemin. Udah gede masih suka ngutang, pasti suka foya-foya!
Suka ngelem lo ya?!
Respon orang open-minded: Ada masalah apa ya? Gue bakal bantu duit dan siapa tau gue juga
bisa bantu ngatasin masalah lo.
Nah, dari respon di atas, mana yang lebih enak didengar?

5. Cerdas
Kecerdasan itu mungkin saja didapat dari bakat, namun tak sedikit juga orang yang cerdas
karena mereka memang mau tekun belajar. So, nggak ada alasan buat kita untuk menolak jadi
orang cerdas.
Kenapa untuk jadi pribadi yang menarik, kita harus cerdas?
Karena orang akan menerima kita dari cara kita berkomunikasi. Dengan kecerdasan yang kita
miliki, kita akan mampu menyeimbangi topik obrolan apa aja yang mereka bicarakan. So,
semakin cerdas, kita akan semakin nyambung untuk ngobrol dengan banyak jenis kalangan.
Sehingga, kita akan makin memperluas pergaulan. Bukankah orang yang memiliki pergaulan
yang luas itu adalah contoh pribadi yang menarik? ;)
6. Dermawan
Dermawan di sini bukan hanya tentang uang atau harta kok. Gue pengin menekankan kepada
kalian untuk menjadi orang yang dermawan dalam segala bidang agar kalian bisa jadi pribadi
yang menarik dan bisa diandalkan. Contohnya?
Dermawan soal ilmu: Mau berbagi ilmu, mau berbagi pengetahuan, mau berbagi pengalaman.
Dermawan soal telinga: Mau mendengarkan keluh kesah orang, mau meminjamkan pundak bagi
yang membutuhkan.
Dermawan soal Doa: Mau mendoakan orang yang kesusahan, maupun mendoakan mereka yang
lupa kepada Tuhan.
Dermawan soal rezeki: Mau berbagi rezeki kepada yang membutuhkan.
Kenapa Dermawan bisa membuat kita menjadi pribadi yang menarik?
Contoh simpelnya gini:
A. Lo ketemu orang di lampu merah saat panas terik, terus dia ngajak salaman dan ngasih tau
namanya.
B. Lo ketemu orang di lampu merah saat panas terik, dia ngasih lo minuman dingin, senyum,
terus dia ngasih tau namanya dan bilang"Semoga harimu menyenangkan!".

Tipe orang mana yang bakal lebih lo inget nama mau pun mukanya? Tentu tipe orang yang B,
karena
dia
dermawan,
karena
dia
menarik
perhatian.
;)
Nama, bisa terlupakan begitu saja. Namun jasa, nggak bakal mudah dilupakan meski sampai
tua.
7.
Jujur
Ini point paling penting dari semua point-point di atas. Semua point di atas bisa hancur nilai
plus-nya kalo kita nggak punya sifat jujur. Sifat jujur kayak gimana? Gue yakin kalian paham. ;)
Okay.. This is the end of this topic. Kalo kalian ada tambahan berdasarkan pengalaman kalian,
atau kalo kalian ada pertanyaan, silakan tuliskan di comment box di bawah ini ya! Terima kasih
sudah menyisihkan waktu, tenaga, dan biaya kalian untuk membaca postingan ini. Semoga
tulisan gue ini berguna.
Selamat berpuasa bagi yang menjalankan, dan selamat menikmati hari libur, kawan-kawan.

Yang Lo Rasain itu Cinta atau Apa?


Supri menghampiri Ningsih yang lagi boker di jamban lele. Dia duduk di depan pacarnya yang
sedang ngeden-ngeden itu. Supri nengok kanan dan kiri, memastikan tidak ada benda tajam
maupun bom atom di sekitarnya.
"Ningsih.. Aku mau ngomong."
"I-Iyaaa!! A-Aaaapaaa?!" Ningsih menjawab pertanyaan Supri sambil ngeden-ngeden.
"Gini.. Aku mau kita bubaran.." Supri mengucapkan kalimat itu sambil menatap tajam-tajam
mata Ningsih untuk menunjukkan keyakinannya.
"L-Loooh?! Ke-Kenapaaaahhh?!" *Plung!*
"Nggak tau, tiba-tiba persaanku ke kamu hilang gitu aja. Hambar. Jadi daripada membohongi diri
sendiri, dan membohongi kamu, aku mau kita bubar aja. Maaf ya." Supri mengernyitkan dahi,
dan menunjukkan ekspresi melas.
"Hmm.. Alasan bul-bullshittt!!" *Plok!* Ningsih menangkap e'eknya sendiri, lalu melemparkan
ke wajah Supri. Ningsih segera cebok dengan sebotol fanta yang dia bawa, kemudian berlalu.
Supri pun terjangkit penyakit kusta di wajahnya.
Mungkin sebagian dari kalian udah pernah ngalamin kejadian kayak di atas. Ntah sebagai orang
yang mutusin, atau diputusin. Nah, menurut analisa gue, itu bukan alasan bullshit. Itu adalah
alasan yang realistis. Perasaan bisa hilang kapan aja, apalagi kalo yang dirasain itu bukan cinta,
melainkan cuma kekaguman aja.
Ha? Kagum? Maksud lo, Al?!
Oke, mending gue jelasin beberapa tipe cinta orang yang kadang nggak disadari oleh orang yang
mengalami. Here they are:
Cinta Karena Kagum
Supri ketemu seorang cewek yang lagi yoga di fly over. Melihat kegemulaian tubuhnya, Supri
mendadak deg-degan dan segera beribadah. Tubuh cewek itu terlihat kencang sekali. Dadanya

kencang, bahkan karena kencangnya bokong cewek itu, bokongnya bisa naik hingga menyentuh
punggung. Pemandangan itu membuat Supri ngiler tiga ember.
Supri pun memarkirkan mobilnya di pinggiran fly over, lalu dia berjalan sambil koprol untuk
mendekati cewek itu pelan-pelan. Sesampainya di samping cewek itu, Supri pura-pura ikutan
Yoga. Akhirnya, cewek itu melihat keberadaan Supri di sampingnya.
"Eh? Suka yoga juga?" Cewek itu bertanya sambil melakukan gerakan planking.
"I-Iyaaa!!" Supri menjawab sambil ngeden-ngeden karena tidak pernah melakukan planking
sebelumnya.
"Oh.. Udah lama ngelakuin Yoga?"
"U-Udaaah.. Dari zaman SD."
"Wow! Mau dong, kapan-kapan diajarin. Yuk yoga bareng!"
"B-Boooleeehhh.." Supri ngeden makin kencang, seluruh badannya sudah bergetar hebat.
"Oiyah.. Namaku Ningsih, nama kamu siapa?" Ningsih berdiri dan menyodorkan tangan
kanannya untuk berjabatan.
"Namaku Supri." Supri segera ikut berdiri lalu menyambut tangan Ningsih dengan penuh
semangat.
Sejak hari itu, Supri membeli banyak DVD dan buku tentang Yoga. Lalu dia pelajari semuanya
agar Ningsih mengira Supri benar-benar paham yoga. Meskipun di minggu pertama, seluruh
tubuh Supri kram semua. Semakin lama, Supri dan Ningsih pun jadi makin sering ketemu karena
mereka suka ngelakuin yoga bareng di rumah, di sawah, atau kadang di jalan tol. Sebulan
kemudian, Supri dan Ningsih pun jadian. Tapi, seminggu setelah jadian Supri mutusin Ningsih
karena dia merasa tidak ada yang spesial dari Ningsih. Perasaannya tiba-tiba hambar gitu aja.
"Ningsih.. Putus yuk!"

"Loh? Kenapa? Ntah kenapa, perasaanku ke kamu tiba-tiba hilang gitu aja."
"Wah.. Sama.. Ya udah, putus yuk!"
Oke.. Di kasus ini, Supri ngalamin cinta yang singkat karena cuma bermodalkan kekaguman.
Cinta kayak gini, biasanya nggak bakal awet karena siklusnya bakal kayak gini:
Kagum-> Kenalan-> PDKT dengan mencoba jadi sosok sempurna agar bisa membuat gebetan
terpesona-> Jadian-> Capek akting jadi sosok sempurna terus-> Sifat asli pelan-pelan keluar->
Pasangan ilfeel-> Putus.
Iya, mencintai cuma dengan modal kagum doang, tidak akan bertahan lama karena kekaguman
itu bisa hilang saat kita tau sifat asli si dia. Apa sih yang bikin kita tetap kagum sama si dia? Ya
semua persepsi positif kita tentang si dia lah. Biasanya persepsi positif ini tumbuh dan bertahan
di masa-masa PDKT, di saat dia masih jaim juga dan bisa terlihat sempurna. Nah, pas abis
jadian, si dia bakal mulai nunjukin ketidak sempurnaannya. Persepsi positif kita tentang gebetan
akan bertemu dengan realita dan fakta. Kalo kita tidak bisa menolerirnya, ya udah.. Perasaan
kagum itu bakal hilang gitu aja.
Salah kita di mana? Salahnya cuma di bagian kita nggak bisa ngebedain perasaan kagum sama
perasaan cinta. Cinta itu harusnya nggak semudah itu pudar dan jadi hambar.
Cinta Karena Penasaran/Obsesi
Supri suka Ningsih dari zaman masih sama-sama jadi embrio. Sejak balita, Supri udah berani
ngajak jadian Ningsih. Biasanya, Supri ngajak Ningsih main pengantin-pengantinan untuk
memulai modusnya.
"Ningsih.. Tadi kan kita abis main pengantin-pengantinan, menurut aku kita cocok loh jadi
pengantin beneran." Supri memulai modusnya.
"Maksudnya?" Ningsih yang masih polos tidak bisa menangkap kode Supri.
"Kamu mau nggak, jadi pacar aku?" Supri pun mulai blak-blakan.
"Umm.. Nggak ah.. Aku belum boleh pacaran sama mama. Kata mama, gandengan tangan sama
cowok itu bisa bikin hamil. Aku belum mau hamil! Aku takut ngelahirin! Aku belum bisa nete'in

anakku! Tete'ku belum tumbuh!! Huhuhuuuuu.." Ningsih menangis sesenggukan lalu berlari
pulang ke rumah.
Itu adalah saat pertama Supri menembak Ningsih. Dan itu tentu bukan saat terakhir Supri
nembak Ningsih. Pas SD, SMP, SMA, Supri nembakin Ningsih mulu dan nggak pernah diterima.
Supri pun semakin gemes. Setiap bangun tidur, hal pertama yang Supri pikirkan adalah
bagaimana cara dia menembak Ningsih hari itu, bagaimana dia bikin surprise buat Ningsih hari
itu, dan bagaimana cara bawa Ningsih ke penghulu.
Sampai akhirnya, saat mereka sudah kuliah, Supri lagi-lagi nembak Ningsih. Melihat Supri yang
tak pernah menyerah, Ningsih pun luluh dan ngasih kesempatan buat jadian. Ya, mereka pun
pacaran. Hari itu Supri senang luar biasa karena usahanya bertahun-tahun terbayar sudah.
Tapi setelah jadian, ada banyak hal yang berubah dari kehidupan Supri. Bangun tidur, dia tak
perlu memikirkan lagi hal-hal untuk membuat Ningsih cinta padanya, tiap mau tidur pun Supri
tidak lagi ngomel-ngomel di kamarnya karena habis ditolak cintanya. Pelan-pelan, Supri nyadar
bahwa perasaannya ke Ningsih setelah jadian malah hambar.
"Ningsih.. Putus yuk!" Supri mengucapkan kalimat itu saat mereka makan siang bersama di
kantin kampus.
"Loh? Kenapa?" Ningsih terlihat agak kaget mendengar kalimat Supri itu.
"Nggak tau kenapa, perasaanku ke kamu mendadak hambar aja."
"Oh gitu.. Jadi selama ini yang kamu rasain bukan cinta ya?" Ningsih menjawab dengan tenang
sambil menelan sebongkah bakpau tanpa dikunyah.
"Iya.. Kayaknya aku cuma penasaran aja."
"Tuh kan.. Itulah kenapa aku nolak kamu sejak dulu. Soalnya, target kamu sama aku itu cuma
jadian, bukan mencari kebahagiaan setelah jadian. Jadi, setelah jadian, kamu nggak bakal tau lagi
apa yang mau kamu lakukan."
"......."

"Ya udah, putus yuk!" Setelah mengucapkan kalimat itu, Ningsih pun pergi.
Hari itu, Supri memang putus cinta, namun tidak patah hati. Tapi dia menyadari, bahwa selama
ini yang dia rasakan bukan cinta, namun cuma penasaran. Itu murni kesalahan Supri yang tak
bisa membedakan rasa cinta dan penasaran. Memang banyak kok orang di luar sana yang
memulai hubungan cuma dengan modal rasa penasaran. Jadinya, setelah rasa penasarannya
terjawab, rasa hambar pun hinggap.
Cinta Karena Kasian
Supri jadian sama Ningsih karena Ningsih bilang, usianya cuma tinggal 3 bulan. Ningsih ngakungaku kalo dia didiagnosa kena penyakit jerawat jantung. Jadinya, dia bakal meninggal saat
jerawat di jantungnya pecah. Atas permintaan Ningsih, Supri pun jadian demi mengisi saat-saat
terakhir hidup Ningsih dengan kebahagiaan bersamanya.
Namun 6 bulan berlalu, dan Ningsih nggak mati-mati juga. Supri pun mulai ngerasa kelelahan
karena kelamaan jadian tanpa make perasaan, cuma karena kasian.
"Ningsih.."
"Iya.."
"Putus yuk!" Supri mengucapkan kalimat itu dengan nada yang mantab.
"Loh? kenapa?"
"Abis.. kamu nggak mati-mati. Dulu bilangnya kan cuma 3 bulan. Ini udah 6 bulan kita pacaran,
kamu masih sehat-sehat aja."
"Ya udah.. Aku juga udah bosen kok pacaran sama kamu. Aku bakal ngegebet cowok lain dengan
alasan penyakitku. Bye!" Ningsih segera melompat dari jendela mobil yang disetir Supri di jalan
tol.
"....."

Lagi-lagi, perasaan yang dibangun bukan karena cinta namun karena terpaksa, pasti bakal
ketemu titik jenuh juga. Titik di mana kita tidak mampu lagi mempertahankannya karena sudah
capek rasanya. So, cinta karena kasian, tetaplah bukan cinta, namun iba.
Cinta Tanpa Karena
Supri sudah temenan sama Ningsih sejak masih sama-sama masih di ovarium. Mereka tumbuh
bersama di lingkungan yang sama. Setiap pagi, mereka bertemu dan mengobrol di pinggir kali
sambil membakar ubi. Setiap siang, mereka suka berenang bersama di danau belakang kampung.
Setiap malam tiba, mereka pun ronda bersama. Mereka tidak memiliki ketertarikan yang
berlebihan antara satu sama lain. Bahkan, mereka tidak pernah ngomongin soal perasaan. Justru
setiap hari obrolan mereka malah hancur sehancur-hancurnya. Kadang ngegossipin pak RT yang
suka bobo bareng bu RT. Kadang ngomongin soal pak hansip yang suka jogging di malam hari
sambil bawa senter. Pokoknya, obrolan mereka sama sekali nggak penting, namun mereka selalu
bisa ketawa bersama.
Sampai akhirnya, suatu hari saat mereka lulus SMA, mereka harus berpisah. Ningsih harus
kuliah di luar kota, dan Supri tetap di kampung untuk menggarap sawah milik keluarga.
Seminggu berlalu, Supri tidak punya teman lagi untuk membakar ubi, Supri tidak punya teman
lagi untuk mandi di danau, dan Supri nggak punya teman ronda. Hidup Supri mendadak jadi
sepi.
Ternyata, Ningsih pun merasakan hal yang sama di kota. Setiap hari Ningsih cuma sendirian saja.
Dia tak punya teman untuk melakukan apa-apa. Karena tidak ada yang tertarik buat ngegossipin
pak RT dan bu RT bareng dia. Lama-lama, kesepian pun mulai menyiksa mereka. Mereka jadi
sering sakit karena tidak mau makan lagi tanpa satu sama lain, tidak mau mandi lagi tanpa satu
sama lain, tidak mau ngobrol lagi tanpa satu sama lain. Hingga akhirnya, Ningsih memaksakan
diri untuk pulang ke kampung dan bertemu Supri.
Saat mereka bertemu kembali, ada rona bahagia berpijar di keempat mata mereka. Mereka
berdua seperti orang dehidrasi yang bertemu air dingin, orang yang ngantuk berat dan melihat
kasur, atau seperti pengidap penyakit flu yang bertemu inhealer. Ya, akhirnya mereka menyadari
bahwa mereka membutuhkan satu sama lain, melebihi dari kebutuhan mereka kepada siapapun
di dunia. Mereka pun mulai menyadari kalau mereka saling jatuh cinta, bukan karena apa-apa,
tapi saling membutuhkan aja.
Cinta tanpa karena, tipe cinta ini biasanya menciptakan hubungan yang awet. Soalnya, cinta yang
ini tidak dibuat-buat dengan alasan-alasan tertentu kayak cinta-cinta yang ada di point 1 sampai 3
di atas. Bukan pula cinta yang diciptakan secara sengaja. Bukan cinta yang dibuat seolah-olah
sempurna. Bukan cinta yang dicocok-cocokin kepribadiannya.
Cinta tipe ini tercipta oleh kuantitas dan kualitas kebersamaan yang sudah diuji.

Sering barengan-> Menciptakan kebiasaan barengan-> Kebiasaan pun menciptakan


kebutuhan.
Sehingga, mindset pasangan di sini bukanlah orang yang bisa menciptakan kekaguman, bukan
orang yang bisa bikin penasaran, dan bukan juga orang yang bisa bikin kasian. Pasangan di
hubungan ini ada karena terciptanya sebuah kebutuhan. Kebutuhan untuk selalu bersamanya,
kebutuhan untuk selalu melengkapi hari-hari bersamanya, kebutuhan untuk selalu mengobrol
bersamanya. Nah, kebutuhan itu tercipta karena kecocokan. Bukan kita yang mencocok-cocokan
diri dengan pasangan, melainkan waktu yang pelan-pelan menunjukkan banyaknya kecocokan
kita bahkan di saat kita tidak menyadari ada banyak kecocokan di sana.
Eh, Al.. Kalo udah lama bareng, ngerasa saling butuh, tapi nggak ditembak gimana? Kan sakit!!
Jawaban dari pertanyaan lo itu, klik link ini: Pacaran kudu nembak? Penting?!
Wah.. uadh pajnang bagnet gue ngetik. Tuh apme typo-typo kan. Udah dulu ya tulisan gue hari
ini. Semoga bisa ngasih pencerahan buat kalian yang sedang mencinta, habis putus cinta, atau
lagi mau mengatasnamakan cinta untuk alasan lainnya.
Mungkin gue udah berada di fase yang terakhir, Bang. Dimana gue mencintai seseorang tanpa
karena. Gue ngerasa perasaan gue ke dia ngga sekedar cinta lagi, namun berevolusi menjadi
butuh. Gue mencintai setiap hal di dirinya, bahkan ekspresi waktu dia ngupil maupun kentut
terang-terangan di depan gue. Udah ngga ada jaim-jaiman lagi, ngga ada pencitraan lagi. Gue
seneng ketawa bareng dia, ngobrol bareng dia, bertingkah bodoh bareng dia, ngelewatin hari-hari
bareng dia, nonton bola tengah malem sampe ketiduran bareng dia, masak bareng malem-malem
karena perut kita keroncongan, sampe pertengkaran-pertengkaran yang terjadi di antara kita yang
akhirnya baikan lagi. Semakin gue kenal dia, gue makin ngerasa cocok, karena dia ngelengkapin
kekurangan gue. Selalu ada yang kurang kalo sehari gue ngga ketemu atau ngedengar suara dia.
Mungkin
dia
yang
Tuhan
persiapkan
untuk
imam
hidup
gue
kelak..
Oiya, panggilannya juga Al loh, Bang. Muehehe. cinta ya?? sebenarnya saya ga ngerti apa itu
cinta, kalau seandainya point 1-4 itu benar ada, saya sering lihat itu di ftv, dikehidupan nyata, apa
dan bagaimana itu, beneran atau ngga itu, kaya ga bisa kebaca #ketauan banget ga punya
pengalaman.
tapi

ada

satu

cerita

yang

bisa

di

share

dikit.

tini pada saat itu adalah cewek yang berpacarkan seorang pimpinan kegiatan penting, pada saat
itu entah apa yang memposisikan tono berada pada posisi yang dekat dengan tini, pada waktu itu,
tini yang berpacar bagaikan rambo yang bisa melindunginya seakan percakapan itu tidak penting
untuknya dan hanya angin lalu, seketika itu pembicaraan berhenti dan tidak ada kelanjutan.
singkat cerita tini dan pacarnya rambo tersebut putus akibat alasan tertentu, dan seketika itu tono
kembali muncul. orang yang tidak diingat tini tersebut kemudian mengisi waktu dan dan

pikirannya akan dia. dan waaw tono masih memiliki pacar, how could be explaned?
tono selalu memberi perhatian yang tidak biasa, dan anehnya tini merasakan itu cukup berarti
untuknya, bahkan ungkapan yang tidak biasa sering muncul "kalau kamu butuh apa-apa bilang
saja
sama
aku"
wajarkah
itu?
dalam
hati
selalu
bertanya
demikian
tono selalu mampu memberikan energi berlebih pada tini, untuk selalu bersamanya dan
mendampinginya,
padahal
dia
berstatus
PACAR
ORANG!!
pada suatu waktu tono putus dengan pacarnya, kemudian seketika itu pula tono menghilang dari
hidup tini. melihat hal tersebut tidak biasa, tini kemudian panik dan berusaha mencari tono
kembali, karena dia sadar selama ini telah merasa nyaman dengan tono dan berharap tono pun
demikian
tapi tidak disangka 1 bulan setelah kehilangan kabar dari tono, statusnya yang tadi JOMBLO
berubah lagi menjadi IN RELATIONSHIP tapi mirisnya bukan dengan tini, tapi dengan wanita
lainnya
perjalanan cinta mereka diawal bukan suatu hal yang baik, bisa jadi karena aspek nomor 1 jadi
setelah jadian masih saja jaim dengan pasangan, sehingga sedikit banyak masih saja
menghubungi tini untuk hal-hal yang urgent, seperti saat dia sakit atau butuh teman dan
sebagainya
tini yang tidak bisa move on karena merasa dia sandaran hatinya terus berbaik hati dan merasa
sakit hati sendiri karena dia bukan siapa-siapanya. tini masih tetap berharap tono putus dengan
pacarnya tapi ternyata itu tidak terjadi hingga hubungan mereka nyaris 3 tahun, bahkan semua
pria yang mendekatinya diacuhkan olehnya karena tono masih menjadi bayang-bayang manis
untuknya.
mungkin
ga
tini
bertemu
dengan
cerita
cintanya
cerita cinta yang katanya akan awet dan akan bertahan lama?

seperti

nomor

4?

ayaknya semua bidang ada titik jenuh. Nah, kalo urusan hubungan, selama kita berhubungan
dengan sesama manusia, kita kan bisa berkomunikasi. Nah, saat jenuh, coba deh buat
berkomunikasi sama pasangan. Cari cara buat mengalahkan kejenuhan. Karena buat gue, nyawa
dari hubungan itu ada di komunikasi.
Sadar atau tidak, saat kita berhubungan dengan orang yg belum pernah kita temui itu
biasanya yang terjadi adalah kita merasa nyaman dengan sosok imajiner ciptaan kita sendiri.
Kenapa? Karena kita belum melihat wujud fisik orang itu. Jadinya otak kita menciptakan sosok
imajiner
agar
kita
bisa
merasa
dia
benar-benar
ada.
Nah, kelemahannya adalah, kadang secara tidak sadar kita menciptakan sosok imajiner tentang
orang yang sempurna di mata kita. Sosok yang tercipta dari kriteria-kriteria yang kita mau.
Sedangkan orang yang ada di seberang sana itu cuma media. Sebagai orang yang akan
menghidupkan sosok imajiner ini sehingga bisa diajak ngobrol dan bercanda. Dengan fakta yang
kayak gitu, kelak saat lo ketemu dengan orang (nyata) itu, sosok imajiner ini bakal terbunuh oleh

realita.

Nah,

resikonya

ada

2:

- Lo bisa move on dari sosok imajiner ini dan menyukai orang yang nyata itu.
- Lo ilfeel sama orang yang nyata karena tidak seindah sosok imajiner ciptaan lo. (misal: ternyata
dia
ngileran)
Bitter but it's true, masih ada rasa penasaran yang menjadi alasan lo merasa tertarik sama dia.
Nah, rasa penasaran itu bisa berubah menjadi cinta atau hambar, semua itu bisa terjawab setelah
kalian ketemu di dunia nyata. Semoga mencerahkan. :)

Mau Pacaran Kudu Nembak? Penting Nggak Sih?


Meskipun gue adalah seorang duta Tuna-Asmara yang selalu gagal sebelum menggebet, tapi gue
ngerasa udah punya banyak pengalaman dalam dunia percintaan. Karena gue udah ngalamin
banyak kegagalan-kegagalan dalam percintaan (CONTOH: Gagal ngajak kenalan), tentunya gue
jadi punya banyak pengalaman. Gue tuh suka ngehadepin kegagalan dengan cara kayak
gini: "Lupain kegagalannya, ambil pengalamannya..".

Nah, berhubung gue udah banyak pengalaman, gue mau nyampein opini gue soal dunia
percintaan. Lebih spesifik lagi, gue mau ngomongin soal tembak menembak. Menurut kalian,
nembak dulu sebelum resmi jadian itu penting gak sih? Kalo menurut opini gue, nembak itu
nggak penting. Kalo dalam istilah Islam, itu sunnah.. Alias gak wajib.. Kenapa? Berikut alasanalasannya:
1. Tumbuhnya Rasa Cinta Itu Nggak Ada Aturannya

Orang kalo jatuh cinta, biasanya kan dimulai saat mereka berdua sama-sama ada getaran di hati.
Nah, kapankah itu? Bisa aja udah dari awal ketemu, atau pas pertama dinner bareng, atau pas gak
sengaja ketemu di ruang dekan pas mau ngajuin surat permohonan perpanjangan masa studi.

Yang jadi masalah adalah, biasanya ke dua belah pihak, meski udah sama-sama ngerasain hal
serupa, deg-degan kalo ketemu, senyum-senyum kalo inget apa yang abis dilakuin bareng,
gampang ngerasa kangen, mereka bakal "menahan" perasaan-perasaan itu karena takut pihak
satunya nggak ngerasain perasaan serupa. Biasanya mereka menunggu pihak lain ngasih "lampu
ijo" dulu, biar bisa berbuat lebih. Tapi ada kalanya karena ke dua belah pihak sama-sama
nungguin "tembakan" dari pasangan, akhirnya mereka terbiasa memendam rasa itu.. Sampe
akhirnya rasa itu pudar, berlalu, dan hilang.

Yang gue gemesin adalah.. KENAPA SIH KUDU NUNGGU ADA YANG NEMBAK DULU?!

Kan kalo udah ngerasa cocok, ya udah jalanin aja.. Biarin semuanya ngalir.. Kalo ada pihak yang
ngerasa nggak nyaman, pasti dia bakal mundur.. Pasti dia bakal menjauh.. Tapi kalo sama-sama
nyaman, pasti dia bakal mengerti.. Pasti dia gak bakal aborsi..

2. Cinta Itu Nggak Cuma Sekedar Status

Dulu gue sempet nyampein opini gue soal nggak pentingnya "nembak" ini di twitter. Dan.. Ada
beberapa pihak yang ngejawab,

"Lah bang.. Kalo nggak nembak, gimana kita tau perasaan dia?"

"Lah bang.. Kalo nggak nembak, gimana kita tau status kita?"

"Lah bang.. Kalo nggak nembak, ntar diembat orang dulu dong?!"

Oke.. I realize, teenager souls won't get it..

Dalam pacaran orang dewasa, tembak menembak itu cuma sekedar seremonial semata. Karena,
pacaran yang sesungguhnya itu terjadi saat kedua belah pihak merasa sama-sama cocok.

"Gimana ngerasainnya, Litt??"

Nyadar gak sih, kita kan udah dibekali Tuhan dengan fitur yang bernama "Perasaan". Nah,
perasaan itu gunanya buat merasakan dan menilai perlakuan si dia ke kita itu gimana. Kalo kita
nggak mau muna sih, pasti kita bisa bedain, dia bener-bener sayang atau nggak.

Masak iya sih elo nggak nyadar dia suka sama elo pas elo tau dia tiap hari rela nganter jemput
elo di sekolah? Nemenin di salon sampe muka dia mirip oli bekas? Bawain barang belanjaan elo
sampe dia mirip kuli panggul pelabuhan? Bantuin bersihin kamar lo, sampe dia ketiduran karena
kecapekan? Kalo elo masih belom bisa nyadar dia sayang sama elo setelah ngeliat itu semua,
artinya elo muna. Haus pengakuan.

"Lah?? Kalo nggak nembak, artinya ini HTS dong??"

HTS itu sih cuma modus para oknum playboy biar bisa punya banyak gebetan. Jadinya kalo
mereka ke-gap jalan ama cewek lain, mereka bisa jawab, "Loh? Kita kan nggak ada hubungan
apa-apa!"

Itu terjadi karena mereka "menggeser" makna HTS itu sendiri. HTS yang sesungguhnya itu
emang hubungan yang dijalani tanpa status pacaran. Dan dari awal, harusnya emang udah ada
semacam komitmen, ini hubungan tanpa status, ini hubungan yang gak boleh ngelibatin
perasaan, ini hubungan yang nggak boleh ada cemburu-cemburuan. Kalo kalian ngejalanin
hubungan yang masih ada cemburu-cemburuannya mah artinya kalian udah pacaran secara
terselubung.

"Maksudnya ini semacam TTM ya litt?"

Bukan lah.. TTM mah tetep ada komitmen di mana kalian menyadari bahwa hubungan kalian itu
tetep sebagai "teman" (meskipun kadang pake acara cipokan), jadinya kalian sama-sama berhak
untuk jadian sama orang lain.

"Terus, kalo nggak pake nembak ntar kalo digantungin gimana?"

Nah, kalo kalian udah menyadari kalian sama-sama sayang, tentunya nggak ada lagi istilah
"gantung-menggantung". Ini kan soal hati, gak bisa disamain sama jemuran. Kalo kalian samasama cinta, tentunya kalian bakal bisa saling percaya, dan bisa saling menghargai kepercayaan
satu sama lain.

"Yaaahh.. ntar kalo tiba-tiba ditinggalin gimana Litt?"

Semua hal pasti ada resikonya. Orang pacaran kan juga ada potensi buat putus kan? Dan cara
putus itu macem-macem kan? Ada yang putus baik-baik, meskipun di belakang udah booking
dukun santet. Ada yang putus dengan membawa dendam. Ada yang ngilang gitu aja.. Pokoknya
mah sama aja.. Kalo takut patah hati, ya jangan jatuh cinta donggg.. Lagian, bukannya mending
ditinggalin pas masih pacaran, daripada ditinggalin saat udah punya anak delapan?

3. Mau Pacaran, Apa Mau Ngitungin Tanggalan

"Litt.. Kalo nggak pake nembak, gimana ntar ngitung Anniversary nya? Gimana ngitung berapa
bulannya? Berapa minggunya? Berapa harinya? Berapa weton-nya? Gimana Feng Shui-nya?"

Lo mau pacaran, apa mau jualan kalender? Masih pacaran gini, jalanin aja.. Nggak usah terlalu
peduli sama kuantitas waktu, yang penting fokus ke kualitas hubungan. Itung-itung latihan untuk
tahap yang lebih serius. Kalo pacaran tanpa nembak aja kalian bisa saling jaga perasaan
pasangan, apalagi ntar kalo udah diikrarkan di depan Tuhan? Kalo mau itung-itungan soal
Anniversary, ntar aja.. Kalo nikah kan jelas, tanggal berapa nikahnya.. Dan itu emang penting
buat dirayain anniversary nya demi menjaga keharmonisan hubungan dalam keluarga. Bisa jadi
contoh bagi anak-anak kelak, biar mereka tau sudah seberapa lama kalian bersama.. Asik kan? :')

Pesen gue sih:

"Mending pas jadian gak pake nembak, tapi pas bubar ada kata perpisahan.. Daripada pas
jadian pake nembak, tapi pas bubar ngilang tanpa pesan.."

Yap.. Kayaknya itu aja yang mau gue omongin malem ini. Gue tegasin lagi, ini cuma opini. Gue
nggak ngajak kalian buat ikutan berpikir hal serupa. Jadi, gue nggak butuh jawaban setuju atau
enggak. Lagian, itu kan pemikiran gue sebagai seorang Tuna-Asmara.. Gue benci banget sama
yang namanya tembak-menembak.. Karena gue selalu ditolak..#NangisDiBawahJemuran

Jadi, kalo gue suka sama orang, gue lebih milih untuk melakukan apa pun yang kayaknya bisa
bikin dia bahagia. Tanpa perlu mengumbar kata-kata. Menunjukan isi hati dengan perbuatan,
bukan cuma lisan. Lebih suka langsung mengunjunginya di saat rindu, daripada cuma
mengetikkan kalimat-kalimat sendu..

Bersosialisasi itu Apa?


Ceritanya kurang lebih sebulan yang lalu gue di-tag dalam sebuah foto yang berisi undangan
untuk datang ke acara launching novel baru dari salah satu sahabat gue yang cukup produktif di
bidang menulis novel. Sebut saja namanya Supri. Di foto undangan itu ada hampir ratusan icon
"Love", "Smile", "Laugh", dan ada juga puluhan komentar penuh antusiasme mereka (yang
sebagian besar adalah teman-teman gue juga). Ada juga yang bilang "Aku pasti datang!",
"Sampe ketemu di sana ya!", "Good luck bro! See you there!", dan gue nggak komen apa-apa
karena gue belum bisa memastikan bisa hadir atau enggak.

Hari H pun datang. Gue datang ke acara launching novel tersebut. Ternyata gue bisa hadir,
karena hari itu gue lagi males jalan ama pacar-pacar gue. Sesampainya di venue, Supri sudah
beraksi di atas panggung. Ada ratusan pembaca antusiasnya yang duduk di kursi-kursi yang
tersedia di depan panggung. Terus gue nengok kanan-kiri, gue nggak nemu satupun orang yang
komen penuh antusiasme di Path itu. Beberapa menit kemudian, baru deh dateng satu orang yang
gue kenal. Hingga akhir acara, dari semua orang yang komen di Path, yang akhirnya hadir di
acara itu memang cuma gue dan dia. Yang lainnya? Mungkin masih sibuk nge-love-in poto-poto
di Path
Gue, sebagai orang yang hidup dan bergaul dari zaman belum ada internet, belum ada wifi, dan
masih banyak T-rex yang memangsa manusia, hingga zaman yang didominasi oleh internet,
merasakan perbedaan kualitas pertemanan. Sadar atau tidak, teknologi sudah membuat kita
semakin merasa kesepian. Bisa kita compare zaman teknologi masih seadanya dan zaman
sekarang deh. Dulu, ada sebuah ruangan di dalam rumah yang sebutannya ruang keluarga.
Kenapa? Karena di ruangan itu biasanya sekeluarga ngumpul bersama, nonton satu TV, dan
kadang anak-anaknya saling bacok-bacokan buat rebutan remote TV. Tapi dengan kemajuan
teknologi seperti sekarang, ruang keluarga jarang terisi. Ortu nonton TV di kamar, anak-anak

main gadget di kamar masing-masing. Ruang keluarga? Dipake pembantu nonton acara goyanggoyang ayan.

Di zaman serba internet ini, ada sebuah aplikasi yang mempermudah manusia untuk
berkomunikasi dan bersosialisasi. Ada aplikasi untuk berkirim pesan (messenger), ada juga
aplikasi untuk bersosialisasi dan berbagi banyak hal (Social Media). Aplikasi-aplikasi ini
tentunya sangat mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan sesama. Zaman gue kecil dulu,
mau ngobrol temen, gue kudu dateng ke rumahnya. Itu pun belum tentu orangnya ada di rumah.
Zaman sekarang, gue tinggal ngechat aja pake aplikasi messenger gue. Atau gue bisa nyusul di
mana teman gue lagi nongkrong dengan petunjuk dari di mana dia check in lokasi social
medianya. Bahkan, di zaman dulu gue bisa hafal, jam sekian, temen-temen gue pada nongkrong
di mana. Mungkin itu insting bawaan ikatan hati kali ye. :D

Sayangnya, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan aplikasi ini malah menciptakan efek candu
kepada penggunanya. Karena untuk ngobrol sudah nggak perlu ketemu lagi, akhirnya para
pengguna aplikasi yang udah kecanduan malah cenderung males ketemu. Gara-gara kebiasaan
semacam ini, sebagian orang malah lebih sering menunjukkan simpati dibandingkan empati.
Padahal, buat gue, empati itu lebih penting daripada simpati, karena empati itu efeknya lebih
terasa.
Eh.. Empati dan Simpati itu bedanya apa sih, Al?

Simpati: Hape lo rusak? Sabar ya.


Empati: Hape lo rusak? Tenang, lo boleh make punya gue kalo lagi butuh.

Atau,

Simpati: Lo lagi patah hati? Yang kuat ya.


Empati: Lo lagi patah hati? Tenang, lo boleh make pacar gue kalo lagi butuh.

Udah paham?

Jadi, zaman gue sekolah dulu, kalo ada teman sekelas yang sakit, gue dan teman-teman pada
patungan buat beli buah, terus jengukin anaknya rame-rame. Tapi di zaman serba internet ini,
sebagian orang lebih milih buat ngetik "GWS ya!" dibandingin ngejenguk di rumahnya. Zaman
belum ada internet, ada teman ulang tahun kita bisa inget dan bawain kue ke rumahnya. Tapi di
zaman sekarang, sebagian orang baru inget ultah teman karena diingetin facebook dan
ngucapinnya cuma via social media dengan ucapan "HBD WYATB!".

Secara tidak langsung, semua perbuatan simpati tanpa empati itu membuat ikatan sosial antara
manusia semakin melemah. Tidak ada ikatan hati yang benar-benar kuat karena tidak banyak lagi
perbuatan yang bisa dikenang. Secara, semuanya sudah terwakili oleh teks dan gambar doang.
Apalagi untuk orang-orang yang benar-benar sudah kecanduan sama internet, mereka bakal
berlomba-lomba untuk jadi eksis. Eksis dalam arti punya banyak orang yang dikenal, bukan
punya banyak teman yang benar-benar teman. Mereka menargetkan pertemanan mereka bukan
dari kualitas pertemanan, tapi kuantitas/jumlah teman. Kalo udah gitu, endingnya dia bakal
punyak banyak teman, tapi sedikit yang benar-benar bisa memberi kepedulian yang nyata. Kalo
udah gini, bukannya dia tetap kesepian?

Gue, sebagai orang yang masih mencoba untuk mengimbangkan antara kehidupan sosial di dunia
nyata dan di internet, kadang merasa kesal dengan ulah teman-teman yang terlalu kecanduan
dengan sosial media. Paling sebal di saat kita janjian untuk ketemuan dengan harapan di sana gue
bisa dengerin ketawa yang ada suaranya, bukan cuma emoticon semata. Tapi pada prakteknya,
teman-teman gue malah pada nunduk, megangin gadget, senyum-senyum, dan meja kami
hening. Misalpun gue nanyain tentang sesuatu buat buka topik obrolan, pertanyaan gue bakal
dijawab satu menit atau dua menit kemudian setelah mereka kelar menjawab chat atau komen

orang di social medianya. Don't you know it sucks when you realize no one cares when you're
really there, and they get busy with someones who are not there?

Gue khawatir, kalo sampai kehidupan sosial bergeser ke arah digital semua, kelak misal kita
nikahin anak-anak kita, nggak ada tamu yang dateng, tapi cuma ucapan "Semoga langgeng
ya!" di social media, dan sumbangan kondangannya ditransfer semua. Atau, kalo kelak kita
meninggal, nggak ada yang ngelayat, tapi cuma ada ucapan "Turut berduka cita" di social media.
ORANG YANG UDAH MENINGGAL NGGAK BISA MAIN SOCIAL MEDIA, KALI!!

So, dengan menulis postingan ini gue berharap, bukan memaksa, teman-teman mau
menyeimbangkan kehidupan sosial di internet dan di kehidupan sosial di dunia nyata. Agar
tercipta ikatan emosional yang nyata juga di sana. Kita imbangkan kembali fungsi pertemanan
kita sebagai media untuk berbagi kebahagiaan dan kesedihan secara nyata. Saat teman sedih,
jangan cuma dikasih emoticon peluk aja, tapi datengin, peluk dan usap matanya. Gue yakin, cara
itu lebih efektif untuk mengurangi kesedihannya.

Di zaman serba internet ini, semua orang bisa bilang peduli, sayang, cinta, tapi cuma sedikit
orang yang bisa nunjukin itu semua dengan perbuatan nyata.

Hal Besar Dari Masa Kecil


Hualo..
Hujan berguguran di malam minggu ini. Indahnya.. #JombloSirik #JombloDengki
Hujan ini ngingetin gue tentang masa kecil gue dulu. Yup.. Hujan itu jadi moment yang sangat
ditunggu-tunggu oleh anak kecil. Kalo hujan turun, biasanya gue langsung lari ke halaman depan
rumah, lari-larian, manggil temen-temen sekampung, terus main ujan rame-rame sambil
telanjang. Mungkin kalo sekarang gue ngelakuin hal itu lagi, gue bakal dilarikan ke psikiater.

Nah, dengan semangat nostalgia, malem ini gue bakal sharing tentang beberapa hal yang dulu
sering gue lakuin di masa kecil, dan tentu saja sekarang sangat gue rindukan. Langsung aja
yak, here are those fun things!
1. Balap Sepeda
Jeruji roda sepedanya dikasih balon, terus ngebut sengebut-ngebutnya. Suara "Brum-brumbrum!" menggelegar bikin makin semangat untuk ngebut.

Ini adalah permainan favorit gue jaman kecil. Ntah kenapa meski gue cuma pake sepeda buluk
warisan VOC, tapi gue berasa naik moge import dari Cilacap. Biasanya, untuk membuat
balapannya lebih menantang, gue sama temen-temen bakal balapan di pematang sawah.
Kebetulan kampung gue tuh masih banyak area persawahannya. And that was our playground.
Balapan di pematang sawah itu nggak cuma melatih fisik, tapi juga kesabaran. Soalnya kita

nggak bisa asal ngebut, salah-salah malah nyemplung ke sawah. Pulang-pulang kena omel
simbah. Karena pakean basah dan penuh tanah.
2. Mandi di Kali
Di belakang rumah eyang gue, kira-kira 500 meter dari rumah lah, ada sungai Bengawan Solo.
Sungainya lebar banget. 40 sampe 50 meteran gitu deh.. Tergantung lagi pasang atau surut.
Jaman gue kecil, sungai Bengawan Solo masih relatif bening. Soalnya jaman gue kecil, mesin
diesel belum ditemuin, jadinya jaman itu belum ada pabrik. So, belum ada yang namanya limbah
dan pencemaran sungai. Iya, gue lahir jamannya T-Rex masih merajalela.

Gue sama temen-temen biasanya mandi di sungai itu. Kita rame-rame nyeberangin tuh sungai,
berenang dengan bantuan batang pohon pisang, demi nyolong ketela yang ditanam petani di
seberang sungai. Abis renang, biasanya kita bakar ketela rame-rame dan bercerita betapa degdegannya kita waktu dikejar-kejar petani yang bawa parang marah-marah karena dicolong
ketelanya.

Tapi misinya nggak selalu sukses, jaman gue kecil ada dua orang temen gue yang tewas
tenggelam karena keabisan nafas dan keseret arus. Kita semua nangis, kita semua trauma, kita
nggak mau mandi di sungai lagi. Tapi seminggu kemudian, kita udah lupa sama trauma itu, dan
mandi di sungai lagi. Gak lama kemudian, ada yang tewas lagi. Tapi nggak ada yang bikin kita
benar-benar trauma. Semua kerasa bahagia!

3. Tiduran di Jerami
Seperti point pertama di atas, sawah itu tempat main sempurna buat gue dan teman-teman. Selain
balap sepeda, kita suka main di atas tumpukan jerami. Tumpukan jerami kan empuk tuh,
biasanya tumpukannya lumayan tinggi. Bisa 2,5 meteran gitu deh. Nah, kita biasanya make tuh

tumpukan jerami buat loncat-loncatan, kayak trampolin. Paling efek sampingnya, badan bentolbentol dan terpaksa sering garuk-garuk selama seminggu.

Selain buat lompat-lompatan, tuh tumpukan jerami jadi tempat kita nungguin layangan yang lagi
kita parkirin di langit. Biasanya kita baringan di tumpukan jerami itu, sambil ngeliatin layangan
yang terbang tenang di atas kita. Lalu merenung tentang masa depan. Gue masih inget dialog gue
sama sahabat kecil gue, namanya Supri.

"Jadi layangan itu nggak enak ya.." Celetuk gue


"Gak enak gimana? Bisa terbang kan enak.." Jawab Supri sambil ngelap ingusnya pake kaos
"Ya, dia bisa terbang setinggi apapun, tapi dia nggak bebas. Masih diiket tuh.." Itulah alasan gue
waktu itu
"Oh.. Mau layangannya bebas?" Supri nawarin solusi
"Gimana tuh?!" Gue terbawa rasa penasaran

Supri pun spontan ngegunting senar layangan gue. Layangan gue pun terbang bebas dan jatuh
nggak tau ke mana. Gue nangis. "Supri ki cen asu og!" Amarah menguasai pikiran gue. Supri
cuma tertawa puas dan lari sampe Korea. Tapi, kita masih tetep temenan, nggak ada marahmarahan.

4. Belajar Kelompok
Jaman SD, pasti kita perna ngerasain belajar kelompok kan? Begitu juga gue. Gue paling
semangat kalo diajak ikutan kegiatan belajar kelompok sama temen-temen sekelas. Apalagi kalo
cewek yang gue suka waktu itu ikutan belajar kelompok juga.

Setiap waktunya belajar kelompok, bukan belajarnya yang gue pikirin. Tapi gimana bikin cewek
yang gue suka itu mau menganggap gue ada di sana. So, sebelum berangkat belajar kelompok,
gue biasanya malah bingung mau dandan kayak apa. Gue cobain pakean satu lemari. Padahal
pakean gue waktu kecil itu cuma tiga biji. Satu kaos bolong di ketek, satu kaos kelunturan celana
jeans, satu kemeja ilang kancingnya semua. Tapi yang jelas, gue lebih pede pake pakean yang
bukan seragam. Gue sendiri juga penasaran sama cewek yang gue suka gimana penampilannya
kalo nggak pake seragam sekolahnya. Yang kepikiran di gue sih, waktu itu belajar kelompok itu
berasa first date banget, meskipun cewek yang gue suka nggak berpikir hal yang sama.

5. Nyolong Mangga
Masa kecil kayaknya belum gaul kalo belum ngalamin nyolong buah Mangga punya tetangga.
Nah, demi menuruti tuntutan itu, gue pun ikutan nyolong Mangga tetangga sebelah gue. Jadi
sebelah rumah gue itu ada bapak-bapak yang hidup sendirian tanpa keluarga. Kebunnya banyak
pohon mangga. Tapi dia pelit banget. Siapapun yang minta Mangga dia, nggak bakal dibolehin.
Bahkan dia lebih rela Mangga-mangganya membusuk di pohonnya daripada dimakan tetangga.
Saking pelitnya, bapak ini suka ngitungin berapa jumlah mangga siap petik yang ada di tiap
pohonnya setiap hari. Jadi kalo ada yang berkurang jumlahnya satuuuu aja, dia bakal
ngeintrogasi semua anak tetangga. Cara interogasinya sadis banget. Dia bakal ngegelitikin kita
sampe pipis-pipis maupun mencret lewat hidung kalo nggak ngaku juga.

So, biar aksi nyolong gue gak ketauan, gue nggak metik mangga itu dari pohonnya. Tapi
langsung gue makan tuh Mangga di pohonnya. Gue sisain bijinya masih menggantung di
batangnya, biar dikira tuh Mangga dimakan sama binatang liar. Yup.. Dengan penuh kehatihatian, gue gigitin tuh mangga perlahan di malam hari. Kurang lebih 15 menit kemudian,

mangga yang tadi utuh, tinggal sisa bijinya doang menggantung utuh. Malam itu gue seakan
kesurupan siluman codot.

Gue seneng, gue ngerasa sukses jadi maling. Setelah kenyang, gue pun pergi ke mushola untuk
sholat tobat. Nah, kira-kira sejam kemudian karma terjadi. Kepala gue pusing-pusing, dan gue
nggak tahan buat muntah. Akhirnya gue nggak bisa tidur sampe pagi gara-gara pusing-pusing
dan muntah-muntah. Gue bingung, apa Tuhan menghukum gue karena kenakalan gue? Apa gue
kena santet? Apa bapak yang punya mangga itu muridnya Eyang Subur?

Besoknya, gue dapet jawaban. Bapak-bapak pelit itu, ngomel-ngomel di kebun mangganya. Dia
bilang, "Ini Mangga baru kemarin disemprot Pestisida kok ya tetep aja ada tupai yang doyan
ya?"

Mendengar kata-kata bapak tadi, gue langsung minta dilarikan ke UGD. Yup.. karma is a bitch.

6. Persahabatan Sejati
Point yang paling gue suka dari kehidupan masa kecil gue adalah bagian persahabatannya.
Persahabatan anak-anak kecil itu bener-bener sempurna. Nggak pernah ada intrik di dalamnya.
Semua dilakukan atas dasar rasa apa adanya. Nggak ada misi lain di dalamnya. Nggak
ngomongin temen di belakang, nggak manfaatin temen buat keuntungan diri sendiri, nggak ada
rasa sungkan. Yup.. Temen sama sahabat beda loh.. Teman itu kadang masih menyimpan rasa
sungkan,

Contoh:

sedangkan

sahabat

itu

suka

blak-blakan

demi

kebaikan.

Lo

nanya:

Teman:

"Gak

Sahabat:

"Itu

"Aku
kok.
betis

apa

gendutan
Kamu
galon

gak?"

tetep
deh?!

cantik.."
Diet

kek.."

Seperti anak kecil.. Yang selalu jujur mengatakan apa yang ada di kepala mereka. Gue kangen
sifat itu. :)

Tapi kawan-kawan, semua hal di atas nggak akan terasa menyenangkan tanpa bantuan imajinasi.
Nggak bakal terasa asyik. Semua hal di atas bakal dianggep bodoh. Balapan sepeda, main hujan,
berenang di sungai, adalah kegiatan-kegiatan bodoh menurut logika. Tapi itu semua kegiatan
yang sangat menyenangkan menurut imajinasi. Itulah yang gue rindukan dari masa kecil.
Kemampuan berimajinasi yang luar biasa, tanpa diganggu oleh cerewetnya logika. Itulah kenapa,
sampe sekarang pun, gue masih mainin mainan bocah kayak Radio Control, mobil-mobilan atau
action figure, biar kemampuan berimajinasi gue nggak mati.

Sadarkah kita? Semakin dewasa usia manusia, mereka akan semakin mengandalkan logika.
Padahal, indahnya hidup justru bisa dinikmati dengan bantuan imajinasi. Kita layak belajar
menikmati hidup dari anak-anak. Agar hidup nggak sekaku permainan catur. :) "Hal besar dari
masa kecil" yang gue maksud di judul postingan kali ini adalah, imajinasi. Kalian masih suka
berimajinasi? Harus!

Yup.. This is the end of this post. Kalo temen-temen mau nostalgia dengan berbagi cerita tentang
indahnya masa kecil atau hal-hal yang sering dilakuin di masa kecil,

Sadarkah kita? Semakin dewasa usia manusia, mereka akan semakin mengandalkan logika.
Padahal, indahnya hidup justru bisa dinikmati dengan bantuan imajinasi. Kita layak belajar
menikmati hidup dari anak-anak. Agar hidup nggak sekaku permainan catur. :) "Hal besar dari
masa kecil" yang gue maksud di judul postingan kali ini adalah, imajinasi. Kalian masih suka
berimajinasi? Harus!

Yup.. This is the end of this post. Kalo temen-temen mau nostalgia dengan berbagi cerita tentang
indahnya masa kecil atau hal-hal yang sering dilakuin di masa kecil,

Tentang Kebahagiaan
Kemarin gue dicurhatin temen gue yang kuliah di luar negeri. Dia kuliah di Kutub Utara
mengambil jurusan insinyur es serut. Nah, dia curhat tentang segala kekurangan yang dia rasakan
dalam hidupnya. Dia merasa hidupnya itu penuh kekurangan banget. Dia mengeluhkan tentang
warna cat rambutnya yang nggak bener kek, berat badannya yang naik 5 ons kek, atau orang
tuanya ternyata bukan David dan Victoria Beckham kek. Hal itu bikin gue ngerasa kesal,
menahan amarah, lalu setiap kali dia menambahkan keluhan-keluhan hidupnya, gue ketiduran.

Gue kesal sama nih anak, di mata gue hidupnya itu udah enak banget. Bisa kuliah di luar negeri,
di saat banyak orang yang pengin ke sana dan nabung seumur hidupnya pun nggak cukup dana.
Dia ngeluhin soal penampilannya yang menurut gue udah jauh lebih cantik daripada cabe-cabean
yang nongkrong di fly-over manapun. Dia ngeluhin soal keluarganya yang masih utuh di saat di
luar sana masih banyak anak-anak yang sejak lahir udah diasuh sama tempat sampah.

Terus gue keinget kata temen gue, TiPang, "Jangan membandingkan main-stage seseorang
dengan backstage lo." Maksudnya gini, apa yang kita liat dari orang lain itu adalah apa yang
mereka sengaja perlihatkan kepada dunia, dan itulah yang dimaksud main-stage. Sedangkan apa
yang nggak bisa kita liat dari orang lain, atau yang kita simpan sendiri itu yang dianalogikan
sebagai back-stage.

Kesenangan orang, kesuksesan orang, itu adalah main-stage yang bisa kita lihat dari mereka.
Kita nggak tau keadaan back-stage mereka di sana. Kita nggak tau seberapa banyak hal yang
harus mereka lakuin dan korbanin sebelumnya buat ngedapetin itu semua. Seperti quote yang
pernah gue dengar, "Success is like being pregnant. So many people can see it, but they don't
know how many times we were f*cked."

Sedangkan yang kita tau dari diri kita adalah back-stage kita. Kita udah tau seberapa hebat kita
berusaha untuk memperbaiki karier, tapi hasilnya gitu-gitu aja. Nah, kita nggak boleh
ngebandingin main-stage orang dengan back-stage kita, karena hal itu bakal bikin kita semakin
down. Kalo mau adil, bandingin dong back-stage kita sama back-stage orang, terus baru deh
diliat apakah dengan usaha kita itu, kita layak punya main-stage sesuai dengan back-stage yang
ada?

Membanding-bandingkan diri dengan orang yang lebih bersinar, akan membuat kita merasa
semakin redup. Sama kayak bulan, di malam hari, dia sangat indah dan dipuja oleh jutaan
manusia. Tapi di siang hari, sedikit orang yang tertarik untuk melihat pucat wajahnya, karena
matahari bersinar lebih terang darinya. Tapi apakah bulan layak untuk bersedih? Tidak. Bulan
akan kembali indah di saat malam tiba, karena memang di sanalah tempatnya dia berjaya.
Harusnya bulan hanya keluar di saat malam, dan membiarkan matahari bersinar sendiri di siang
hari. Ya, dari analogi itu, intinya tidak ada manusia yang bisa bahagia di segala keadaan. Seperti
sang bulan, dia tidak bisa jadi indah di semua suasana. Jadi, keindahan itu tercipta saat ada
perpaduan yang sempurna dari obyek dan sikonnya.

Membanding-bandingkan diri adalah salah satu ciri orang yang tidak bahagia. Kenapa? Karena
dengan membanding-bandingkan diri, artinya dia tidak puas dengan apa yang dimilikinya. Lalu
bagaimana agar kita bisa selalu bahagia?

Cara paling mudah untuk bahagia buat gue adalah, bersyukur. Iya, gue tau, ini klise. Tapi hal
seklise ini pun masih sedikit buanget orang yang bisa mengerti apalagi menjalani. Kadang lucu
juga di saat semua orang berteriak, mengatakan "Hidup ini nggak adil!". Bukankah di saat semua
orang mengatakan hidup ini nggak adil, itu justru berarti hidup ini sudah cukup adil? Semua
orang diberiNYA kekurangan, semua orang diberiNYA kelebihan. Itulah bukti keadilan.

Masalahnya bagi manusia adalah, ada yang tidak setuju dengan kekurangan yang mereka miliki,
dan ada juga yang tidak setuju dengan kelebihan yang mereka miliki. Sehingga mereka
menganggap hidup ini nggak adil. Siapakah orang-orang yang menganggap hidup ini nggak adil?
Mereka yang lupa cara bersyukur. Mereka yang tidak bisa bahagia dengan hidup mereka. Orangorang yang ingin jadi matahari di siang hari, dan jadi bulan di malam hari. Mereka adalah bulan
yang datang di siang hari dan selalu melihat matahari, kemudian emosi. Harusnya mereka sadar,
bila bulan itu datang di malam hari, sinar bulan tidak ada yang menyaingi, bahkan bulan mampu
membuat jutaan bintang mungkin merasa iri.

So, menurut gue semua orang bisa bahagia, semua orang bisa berjaya, asal tau di mana dia harus
membawa dirinya. Misalpun dia anak seorang menteri, tapi kalo dia nongkrongnya sama anak
milyarder yang ngupil aja pake emas batangan, dia bakal selalu ngerasa hidupnya mengenaskan
karena dia kalah bersinar di antara temen-temennya. Tapi misal dia mau nongkrong sama temanteman yang mungkin secara finansial berada di bawahnya, pasti dia bakal bersyukur dengan apa
yang dia miliki. Seperti bulan, yang bersyukur bahwa dia lebih besar dan bersinar lebih terang di
antara jutaan bintang.

Kesimpulannya, saat kita ngerasa nggak bahagia sama hidup kita, itu bukan salah takdir. Tapi
salah kita memilih lingkungan, salah kita memilih timing, dan salah kita lupa bersyukur. Kalo elo
ngerasa hidup elo berat, cobalah untuk melihat ke bawah, dan elo bakal nyadar, di bawah lo
masih banyak orang yang pengin punya beban seringan elo.

Mengeluh tidak akan memperbaiki keadaan. Semakin kita mengeluh, hidup bakal berasa
semakin berat. Berprasangka baiklah kepada Tuhan, niscaya hidup akan terasa lebih ringan.
Percaya aja bahwa semua keputusanNYA itu sudah yang terbaik bagi kita. Please remember,
positive thinkers have positive life. Negative thinkers have negative life as well.:)

This is the end of the post. Gue cuma numpahin apa yang ada di kepala. Meski agak absurd,
semoga kalian paham. Btw, gue mau nanya, menurut kalian, BAHAGIA ITU APA?

Sebagian

orang

mengejar

kebahagiaan

dengan

bekerja

keras

untuk

menghimpun harta. Dia menyangka bahwa pada harta yang berlimpah itu

terdapat kebahagaiaan. Ada yang mengejar kebahagiaan pada tahta, pada

kekuasaan. Beragam cara dia lakukan untuk merebut kekuasaan. Sebab

menurutnya kekuasaan identik dengan kebahagiaan dan kenikmatan dalam

kehidupan. Dengan kekuasaan sesrorang dapat berbuat banyak. Orang sakit

menyangka, bahagia terletak pada kesehatan. Orang miskin menyangka,

bahagia

terletak

kebahagiaan

pada

terletak

harta

pada

kekayaan.

kekuasaan.

Rakyat

Dan

jelata

menyangka

sangkaan-sangkaan

lain.

Jadi kebahagiaan itu adalah ketika manusia dapat menyatukan antara

kebutuhan

jasmani

dan

ruhaniyah.

Namun jika tidak mencapai dari dua tingkatan itu maka manusia berada

pada derajat binatang, karena kebaikan itu tidak ada pada binatang dan ia

tidak diberikan kemampuan mencapai tingkatan-tingkatan itu, sedangkan

manusia diberi bekal untuk itu, tetapi manusia lebih suka kepada hal-hal

yang lebih rendah. Oleh karena itu, kebahagiaan manusia itu ada yang

sempurna dan ada yang tidak.

Tentang Passion
Sejak kecil gue doyan curhat. Mungkin lebih tepatnya, gue doyan cerita. Soalnya zaman kecil
gue nggak punya teman di rumah. Nyokap merantau, dan pas kecil, gue nggak punya saudara.
Jadi, bercerita adalah cara gue menumbangkan rasa sepi. Bahkan, kadang-kadang gue tergiur
untuk menelpon premium call (0809-CLUB-JANDA) cuma biar ada teman ngobrol aja. Setiap
gue nyeritain kepada teman-teman tentang cerita lucu kodian yang gue dapet dari majalah atau
koran, dan mereka ketawa, gue ngerasa ada orang peduli sama gue. Ada kebahagiaan sederhana
di sana. Tapi cuma cerita-cerita lucu yang berani gue ceritain kepada teman-teman. Untuk isi hati
dan masalah hidup, gue ceritain kepada buku diary. Iya, zaman SD, gue punya diary yang ada
gemboknya gitu. Cuman, anehnya meski itu diary ada gemboknya, gue dulu suka tukeran diary
sama teman-teman sekolah gue. Lebih tepatnya gue tukeran diary sama teman-teman sekolah
yang cewek. Soalnya teman-teman sekolah gue yang cowok, nggak ada yang main diary. Mereka
mainin mainan cowok yang nggak wajar kayak yoyo, layangan, atau perasaan. Gue adalah
cowok yang paling normal di antara teman-teman gue, karena gue main diary, miara Barbie, dan
nangis kalo nonton kartun Honey Bee Hutch.

Hal yang ngangenin dari main diary adalah, tukeran diary sama teman-teman. Terus di sana, kita
ngisi biodata kita. Mulai dari nama, tempat tanggal lahir, makanan favorit, minuman favorit,
sampai kesan-kesan kita kepada teman yang punya diary ini. Agak aneh memang, kita disuruh
untuk nulisin perasaan kita kepada orang, di buku orang itu sendiri. Mungkin aktivitas itu bisa
disebut sebagai main social media secara offline.

Dan kebiasaan curhat kepada diary itu masih gue lanjutin sampe gue dewasa. Gue suka curhat
dengan cara menulis, karena itu salah satu cara gue untuk mensyukuri hidup. Setiap detail
kejadian dalam hidup, gue ceritain ke dalam tulisan dengan sudut pandang yang unik. Biar kelak,
bisa gue baca lagi cerita-cerita itu di saat hidup gue terasa membosankan. Sehingga gue bakal
kembali bersyukur dan mengerti bahwa hidup itu akan selalu menarik, tergantung dari sudut

mana gue melihatnya. Lagian, kalo gue rajin nulisin kisah hidup gue sejak kecil, kelak kalo gue
punya anak atau cucu, gue nggak perlu nyeritain kisah masa muda gue kepada mereka secara
lisan. Jadi, kalo anak gue kelak nanya,

"Pa.. Papa dulu gimana bisa jatuh cinta sama mama?"

Gue bakal jawab dengan bangga, "Baca aja buku papa."

Nah, karena pas gue udah mulai remaja teknologi kian maju pesat, gue pun nggak make diary
lagi buat curhat. Gue makenya blog, alias diary online. Soalnya gue pernah trauma make diary
konvensional karena dulu diary gue pernah hilang. Gue nggak takut ceritanya diketawain sama
yang nemu diary-nya sih. Tapi gue sedih karena cerita yang pernah gue tumpahin di sana itu
nggak ternilai harganya. Setelah gue punya blog, hampir setiap hari kerjaan gue ke warnet buat
numpahin isi hati dan cerita hidup gue sehari-hari. Dan setiap akhir bulan, gue baca ulang ceritacerita yang gue tulis sepanjang bulan itu, sebagai bahan introspeksi sudah setangguh apa gue
untuk bertahan hidup.

Kira-kira 6 tahun yang lalu, gue masih bertahan untuk terus ngeblog meski sudah 2 tahun gue
rutin ngeblog seminggu sekali dan nggak pernah ada yang ngasih komentar di blog gue.
Sekalinya ada yang komen, paling tukang bakso di kantin kampus. Itu juga gara-gara dia gue
ancem, kalo nggak ngasih komen di blog, gue nggak mau bayar utang jajan bakso gue. Di titik
itu gue hampir males ngelanjutin blog gue lagi. Sebagai manusia, tentunya gue butuh yang
namanya apresiasi dari sesuatu yang gue lakuin. Setidaknya pertanyaan semacam, "Kapan
blognya update lagi?" bisa jadi cambuk kreativitas gue di masa gersangnya motivasi itu.

Akhirnya gue emang sempat berhenti ngeblog selama kurang lebih sebulan. Gue nyoba
menjalani hidup tanpa pernah curhat lagi di blog. Gue milih buat curhat kepada pohon mangga.
Karena hobby ini, gue sempat dibawa ke paranormal, karena gue dikira kesurupan kuntilanak

penunggu pohon mangga. Tapi selama sebulan itu, gue ngerasa kosong. Karena gue nggak punya
tulisan untuk bahan introspeksi diri lagi. Gue ngerasa hidup gue sebulan terakhir udah sia-sia.
Karena perasaan hambar itu, akhirnya gue nyoba nulis lagi di blog, nggak peduli tuh tulisan
nggak ada yang baca. Setidaknya gue punya cerita yang nggak bakal terlupakan gitu aja. Saat itu
gue nggak pernah kepikiran kalo gue bakal jadi penulis buku. Apalagi mikirin kalo menulis itu
bisa ngasilin duit.

Sampai akhirnya di tahun 2009, ada penerbit khilaf yang mau nerbitin blog gue jadi sebuah
buku. Untuk cerita lengkap gue mengejar karier sebagai penulis buku, bisa cek di SINI Ya, di
tahun itu, gue resmi menyandang gelar penulis buku. Tapi apakah gue bisa dianggap sukses
secara finansial setelah buku pertama gue rilis? Jawabannya, enggak. Kalo misal niat gue nulis
buku waktu itu adalah demi jadi jutawan, pasti gue nggak bakal ngelanjutin profesi gue sebagai
penulis buku. Gue inget banget royalti pertama yang gue terima setelah 6 bulan buku gue terbit
itu adalah, Rp.1.500,000an. Bukan jumlah yang sepadan untuk penantian selama 6 bulan dan
kerja keras menembus penerbit beberapa taun sebelumnya. Tapi gue saat itu benar-benar tidak
kecewa dengan penghasilan segitu. Malah gue sempet mikir, "Wah.. Ternyata ada yang mau beli
tulisan gue ya?"
Gue pun terus mencoba berkarya dalam bidang tulisan. Bahkan di saat banyak orang sekitar yang
nggak begitu peduli dengan usaha gue ini. Saat buku kedua gue rilis, ada perubahan besar terjadi.
SKRIPSHIT merupakan karya "balas dendam" gue kepada mereka yang dulu mengatakan buku
pertama gue alay, buku pertama gue sampah, atau, buku pertama gue cuma cocok buat dijadiin
ganjel meja. Tapi kritik mereka nggak membuat gue untuk berhenti berkarya. Masukan dari
pembaca yang berbentuk saran demi kemajuan skill gue, gue terima dengan lapang dada.
Kritikan pedas yang cuma bertujuan menghina, gue cuekin aja. Gimana caranya gue bisa cuek
sama omongan pedas orang? Caranya simpel, gue kasih tau kepada diri gue sendiri, "Jangan
down sama kata-kata mereka, setidaknya lo selalu berusaha dan punya karya. Ngapain
ngedengerin omongan mereka yang tiap hari ongkang-ongkang sambil megangin hape aja?"

Iya, berkat kritikan pembaca, gue jadi belajar lebih tekun buat mengaktualisasikan diri dan
menciptakan gaya tulisan yang unik. Gue baca banyak buku dari berbagai genre untuk gue jadiin
referensi. Gue juga nggak malu buat bertanya kepada penulis-penulis yang lebih senior bila ada
hal yang belum gue pahami. Dan semua usaha gue terbayar, buku gue SKRIPSHIT cukup
meledak di pasar. Alhamdulillah saat ini SKRIPSHIT sudah memasuki cetakan ke delapan.
Kembali lagi, ini bukan tentang uang, ini adalah tentang passion. Tentang melakukan apa yang
membuat gue bahagia. Buat yang belum paham, gue kasih sedikit pengertian, ya..Passion adalah
sesuatu yang terus dilakukan, tapi tak pernah terasa membosankan. Justru kalo nggak dilakukan,
hidup malah terasa membosankan. Nah, bukankah indah kalo kita bisa melanjutkan hidup sambil
melakukan hal yang kita suka? Dan hal tersebut dapat menghidupi, pula. :p

Dari dulu gue nggak pernah bercita-cita untuk jadi karyawan di kantor-kantor besar, dengan
pakaian rapi, sepatu mengkilap, dan dasi. Gue udah sempat mikir, sejak SD, SMP, SMA, Kuliah,
hidup gue udah dijadwal. Hampir setiap hari gue kudu ngelakuin hal yang sama, bangun jam 6
pagi, terus kudu pulang di sore hari. Mau liburan, kudu nunggu tanggal merah, mau di rumah aja
seharian, ntar boss marah. Gue nggak mau gaya hidup yang kayak gitu. Makanya gue milih
untuk jadi penulis, yang bisa kerja di mana aja, kapan aja. Kerja sambil molor, atau cuma pake
kolor. Ini hidup gue, yang boleh ngatur ya gue. Kalo saat muda gue lebih suka ngikutin jadwal
daripada kemauan keluarga, apa kelak gue nggak bakal ditinggalin sama mereka juga di hari tua?

Setelah sekarang gue udah punya beberapa karya baru, dengan gaya hidup sesuai yang gue mau,
pelan-pelan teman-teman yang dulu menyepelekan apa yang gue lakukan, mendadak berusaha
untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang udah pernah gue lakukan. Mereka mulai
ngeblog, mulai nulis, mulai minta buat diajarin soal nulis. Gue, sebagai orang yang pernah
merasakan susahnya berjuang untuk jadi penulis, tentunya merasa antusias untuk membantu
mereka. Berdasarkan pengalaman yang pernah gue punya, gue kasih tip dan materi soal nulis
yang gue punya.

Tapi sayang, rata-rata setelah kurang lebih sebulan sampai tiga bulan mereka ngeblog, mereka
akhirnya menyerah dengan alasan tidak ada respon dari siapapun. Tidak ada yang membaca
tulisan mereka, apalagi berkomentar. Hal-hal semacam itu bisa membuat mereka berhenti nulis
begitu aja dan nggak mau lagi untuk melanjutkannya. Saat gue tanya kenapa nggak dilanjut,
mereka biasanya jawab,

"Udah lah.. Lo mah emang beruntung bisa jadi penulis. Dan mungkin gue nggak bisa
seberuntung elo."

Mendengar jawaban semacam itu, gue sebenarnya lumayan kesal. Mereka menyimpulkan
kesuksesan yang mereka tidak ketahui prosesnya itu sebagai keberuntungan. Padahal tidak.. Kalo
mereka mau membuka mata, apa yang mereka perjuangin itu belum ada apa-apanya dibandingin
apa yang udah gue perjuangin beberapa tahun sebelumnya. Jadi, gue nggak setuju kalo yang gue
dapetin itu adalah semata-mata hasil keberuntungan. Apa yang gue dapetin itu adalah buah dari
ketekunan dan kesabaran dalam menjalani passion. Sejak dulu, gue selalu yakin bahwa Tuhan
nggak bakal nyuekin orang yang bener-bener tekun.

Nah, untuk problema teman-teman gue yang menyerah untuk jadi penulis tadi, gue jadi bisa
mempelajari bahwa menulis bukanlah passion mereka. Mereka ikut-ikutan nulis, karena mereka
menganggap gue sukses karena nulis, dan mereka berharap untuk bisa mendapatkan jalan yang
sama dengan cara mengikuti jejak langkah yang pernah gue buat sebelumnya. Padahal, kalo
passion mereka bukan menulis, dengan mengikuti jejak langkah yang ada pun mereka bakal
cepat merasa jenuh dan lelah untuk memperjuangkannya. Kenapa? Karena mereka tidak pernah
merasa bahagia saat melakukannya. Jadi, sebenarnya yang sebaiknya mereka lakukan bukanlah
ikut-ikutan jadi penulis kalo memang mereka tidak suka menulis. Harusnya mereka mengejar
passion mereka sendiri. Lakukan apa yang mereka sukai. Sehingga mereka tidak akan merasa
letih untuk menjalani. Tekuni, tekuni dan yakini, niscaya Tuhan bakal ngasih hasil di luar
ekspektasi.

Yap, sekian curhatan gue hari ini. Semoga post ini bisa memberi manfaat untuk kalian semua
yang pengin menjalani hidup dengan bahagia. Kalo ada yang mau ditanyain mengenai passion,
silakan share di comment box ya! Thank you!

Ketekunan itu pasti ada hasilnya. Kalo lo udah berjuang tapi ngerasa belum ada hasilnya,
artinya lo masih kurang tekun. ;)
Namanya manusia, rasa jenuh pasti ada. Cara ngakalin kalo jenuh tiba ya, bikin inovasi/lakuin
passion lo dengan cara yang beda/lain. Misal gue, biasanya ngeblog soal kejadian sehari-hari.
Pas bosen nulis tentang itu, gue tantang diri gue sendiri buat nulis parodi film. Misalnya gitu.. Itu
cuma contoh.. Ada banyak cara lain bikin variasinya.

Hal-hal Kecil Buat Nyenengin Pacar Pas LDR


"Hal yang pertama pengin aku lakuin kalo ketemu kamu ntar adalah, meluk kamu kencengkenceng ampe ginjalmu remuk, sayang.. Karena aku gemes ama kamu.." Ucap Supri kepada
pacarnya Ningsih yang tinggal di benua yang berbeda.

"Iiiih.. Kok jahat siiihh.." Ningsih menjawab kalimat Supri tadi sambil gigitin meja kamar.

"Hahaha.. Becanda sayang.. Aku sayang kamu.. Nggak tau kenapa, hawanya aku tuh pengin
melukin kamuuuuu, terus.." Supri kembali merayu pacarnya yang mulai merajuk itu.

"Aku bosen tau.. Dari zaman kita masih SD, ampe sekarang kamu udah jadi Satpol PP, kamu
cuma bilang pengin meluk mulu, tapi nggak pernah ada niat buat ketemu. Aku mulai nggak
percaya sama perasaanku ke kamu." Ningsih kian menjadi.

"Tapi kan aku kudu nabung dulu.." Supri membela diri, "Dari Cilacap ke Bosnia itu nggak deket
loh!!"

"NABUNG! NABUNG! UDAH 15 TAUN LEBIH TABUNGANNYA NGGAK CUKUPCUKUP! Kayaknya sih bukan duitnya yang nggak ada, tapi niatnya yang nggak ada! Udah ah..
Aku capek!" Ningsih memencet tombol merah di hapenya.

Supri terdiam dengan tatapan kosong tanpa terganggu oleh suara "tut.tut.tut." di hapenya yang
terus berbunyi karena sambungan teleponnya sudah putus. Beberapa menit kemudian, Supri
memutuskan untuk tiduran di rel.

Buat lo yang udah pernah ngerasain hubungan LDR, gue yakin lo pada nggak ngerasa asing
dengan dialog semacam itu. Ya, hubungan LDR itu emang sering berantem karena masalahmasalah kecil. Dan sebenernya kalo udah ketemu, pasangan LDR itu bakal nganggep masalah
yang jadi alasan berantem mereka tiba-tiba nggak ada. Aneh ya? Iya.

Seperti layaknya hubungan percintaan manusia normal lainnya, hubungan LDR itu bisa diganggu
oleh masalah kebosanan pasangan. Gimana enggak? Ketemu aja susah. Apalagi mau nyium,
meluk, atau ngeprospek buat ikutan MLM?

Gue adalah veteran pejuang LDR yang udah tobat dan kembali ke jalan yang benar, alias milih
jadi jomblo. Iya, mending jadi jomblo daripada LDR sih. Gue capek dicemburuin sama orang
yang fisiknya nggak pernah ada, diomelin karena telat makan tapi dianya nggak pernah ngajakin
makan, dilarang buat nongkrong ama temen-temen sedangkan dianya nggak pernah bisa
nemenin. Hih! Tapi intinya sih, gue mau berbagi tips biar lo yang masih tersesat di lembah LDR
yang fana itu bisa ngejalanin hubungan lo dengan lancar. So, silakan pantengin tips-tips gue
berikut

ini:

1. Laporan
Karena masalah jarak, tentunya pasangan nggak bisa nemenin kita ke mana-mana. Si dia cuma
bisa tau lo lagi apa dan di mana kalo lo ngasih tau si dia. Nah, sadar atau nggak, intensitas kalian

ngabarin dia itu berpengaruh sama level kepercayaan dia loh. Kalo lo jarang ngabarin, dia bakal
ngerasa dia nggak ada gunanya buat lo. Dia bakal nganggep lo nggak pernah peduli kalo dia lagi
mikirin gimana keadaan lo.

Makanya, dengan sering-sering ngabarin, artinya elo peduli sama dia dan dia juga ngerasa
dihargai meski nggak bisa selalu menemani. Ngabarin itu bukan aktivitas yang berat kok. Apa
sih susahnya ngetik:

"Sayang.. Aku lagi main futsal nih.."


"Sayang.. Aku lagi ngegiring bola nih.."
"Sayang.. Di depanku ada pemain belakang lawan, di kiriku ada gawang, di kananku ada temen
satu team, enaknya bola ini dioper atau langsung ditendang ke gawang ya?"

Nah, dengan selalu ngabarin dan minta pertimbangan si dia dalam kehidupan sehari-hari lo, si
dia bakal ngerasa lo prioritasin. Si dia bakal ngerasa berguna buat elo. Dengan begitu, si dia juga
bakal makin sayang sama elo.

2. Ketemuan
"Pacaran kok sama hape."
"Pacaran kok sama monitor."
"Pasangan lain kalo pacaran boros tissue, eh elo pacaran boros pulsa.."

Para pelaku LDR pastinya sering dong ya diejekin temen atau orang-orang terdekat dengan
kalimat semacam di atas itu. Nah, kalimat-kalimat intimidasi kayak di atas ini kadang yang bikin
iman pasangan goyah. Kalo mereka udah mulai terhasut, endingnya mereka bakal ngomelngomel kayak Ningsih di awal postingan ini.

Cara ngeredamnya gimana?

Ya ketemuan dong!! Usaha dikit kek.. Korban dikit kek.. Gue kasih tau ya, dalam hubungan itu,
jarak bukan dihitung dari seberapa jauh lo dan pasangan berada, tapi dilihat dari seberapa gede
niat ketemunya. Iya, jadi dalam hubungan sekota pun, kalo nggak pernah ada niat buat ketemu,
artinya itu hubungan yang berjarak. Jarak yang menyiksa bukanlah jarak rumah, tapi jarak di
hati. So, usahain bikin quality time rutin buat ketemu sama pasangan dan ngelupain semua
kesibukan. Pastiin kalian bisa menikmati moment itu berdua. Kalo gue dulu, tiap lagi ketemuan
sama pacar, gue matiin semua gadget. Sehingga gue nggak bisa diganggu urusan kerjaan maupun
skripsi.

3. Kejutan
Buat temen-temen yang udah pernah baca postingan gue yang INI, pastinya udah ngerti kalo gue
bukanlah cowok romantis, tapi gue adalah cowok yang penuh kejutan. Gue seneng aja bikin
kejutan-kejutan buat pasangan, yang bikin dia speechless. Misal: Mendadak buka celana pas lagi
jalan di mall berdua.

Nah, di hubungan LDR, kejutan-kejutan itu penting banget buat bikin pasangan makin nempel.
Lagian, kejutan sekecil apapun, buat pasangan LDR, itu bisa berasa gede banget loh. Misal lo

nggak ngabarin, tiba-tiba lo ada di depan rumah dia sambil bawa sesuatu yang biasa aja, misal
bunga, boneka, atau bom molotov. Gue jamin dia bakal nangis terharu. Ada kepuasan tersendiri
kok kalo lo sukses buat kejutan buat pasangan. Pas liat dia speechless, salting, nyubit-nyubitin
elo sambil bilang, "Kamu apa-apaan sih? Aku masih nggak percaya kamu ngelakuin ini buat
aku! I love you!"

Nggak percaya? Coba dulu aja~

4. Virtual Gifts
Ngasih sesuatu itu tentunya bisa bikin orang yang dikasih ngerasa seneng, meskipun itu hal
sepele. Misal, lo lagi makan bakso. Lo makan abis mie dan kuah-kuahnya, sisanya tinggal bakso.
Terus baksonya lo kasih deh ke orang, dijamin orang itu bakal seneng. Begitu juga ke pasangan.
Bedanya, kalo di hubungan LDR, hadiah yang praktis buat dikasih ya hadiah-hadiah virtual
kayak gambar atau video atau suara. Ini adalah salah satu contoh virtual gift yang gue kasih ke
(mantan) pacar, dan coba liat gimana komentar dia pas dapet pemberian gue ini:

5. Liburan
Menurut gue, hubungan yang tingkat stressnya paling tinggi itu ya LDR. Soalnya, jarak itu
semacam kaca pembesar yang bikin segalanya terlihat berlebihan. Misal liat pacar punya teman
baru di Facebook dengan foto profile jauuuhh lebih cakep, lo pastinya bakal insecure. Padahal,
belum tentu itu gebetan barunya. Padahal lagi, foto profile yang cakep tadi cuma fotonya artis
Korea. Tapi ya namanya karena jarak, wajar aja lo jadi insecure ama temen baru pacar itu.

Tingkat stress semacam itu yang ngerasain nggak cuma lo kok. Pasangan lo pasti ngerasain juga.
Oleh karena itu, gue nyaranin lo buat ngejadwalin liburan bareng biar bisa ngilangin stress kalian

selama kalian pisah. Nggak perlu liburan jauh-jauh ke luar negeri. Yang deket-deket juga nggak
apa-apa. Soalnya, kualitas liburan itu bukan ditentuin tujuannya ke mana, tapi dengan siapa
kalian menikmatinya.

Kenapa harus rutin liburan? Dengan seringnya liburan bareng, kalian bakal punya banyak
moment indah buat dikenang bareng. Sadar atau nggak,moment indah itu susah terganti
meskipun orangnya udah nyoba buat berpindah ke lain hati. Dengan kata lain, semakin banyak
moment indah yang kalian miliki, bakal makin susah juga buat kalian buat berpisah nanti.

Nah, gue harap tips-tips di atas bisa bikin lo makin langgeng ama pasangan kalian. Btw, kalian
udah rutin ngelakuin yang point berapa? Kalo kalian punya pengalaman lain yang bisa bikin
seneng pasangan

Lanjut PDKT Nggak Ya?


Gue pernah suka sama cewek. Dia nggak cantik-cantik banget. Dia juga nggak seksi-seksi
banget, tubuhnya cukup rata untuk disebut wanita. Mungkin kalo dia tidur terlentang di ruang
tamu, badannya bakal dipake bibi buat alas nyetrika baju. Tapi ada satu hal yang bikin gue sangat
tertarik sama dia. Dia enak buat diajak ngobrol. Yup, gue pernah nulis nasihat dari nyokap gue
yang selalu gue yakinin buat nyari pasangan yang tepat. Nasihatnya gini:

"Kalo nyari pasangan hidup itu, carilah yang enak buat diajak ngobrol, di mana mengobrol
bersama dia bisa bikin kamu lupa udah ngabisin waktu berapa lama. Soalnya, kelak kalo kalian
udah tua dan nggak bisa ngapa-ngapain lagi, kalian cuma bisa ngobrol berdua."

Tiap kali gue ngobrol sama cewek ini, gue nggak bakal ngerasa ngantuk meskipun malam sudah
menjelang pagi. Gue juga nggak ngerasa laper, meskipun perut udah 8 jam nggak diisi. Dan
setiap bareng sama dia, gue juga nggak ngerasa sedih meskipun udah 4 taun gagal nyelesaiin
skripsi.

Bareng dia, gue biasa ngobrolin dunia, keadaan sosial manusia, sampe ngobrolin kasus-kasus
yang ada di KPK. Bareng dia, gue bisa ketawa. FYI, di keseharian gue, gue bukanlah tipe cowok
ngocol yang suka bercanda. Gue lebih suka ngobrolin hal-hal yang mampu mengisi sisi-sisi
kosong di kepala.

Terus, lo jadian sama tuh cewek nggak Litt?!

Nggak.
Gue nggak mau jadian sama dia, karena ada satu alasan yang nggak mungkin gue lawan. Dia
sudah punya pacar. Gue nggak mau ego gue membuat hubungan mereka jadi pudar. Gue nggak
mau ngerusak hubungan orang, karena pedoman gue adalah, "Saat gue bisa ngerebut pacar
orang, suatu saat gue juga harus siap pasangan gue itu direbut sama orang lain lagi."

Gue cuma bisa bersyukur aja, menikmati kehangatan yang dia beri. Toh, apalah arti status, kalo
setiap saat gue bisa ngobrol sama dia, dan hal itu selalu sukses bikin mood menjadi bagus? Gue
sih ngedoain cowoknya si cewek ini bisa bener-bener ngejaga dia. Semoga cowoknya si cewek
ini juga melihat sisi spesial dia seperti yang gue liat di dia. Gue doain mereka selalu bahagia,
sehingga setiap nih cewek ketemu gue, kita bisa selalu ngobrolin tentang dunia, bukan tentang
sayatan-sayatan pedih dari cinta.

Oke Litt, maksudnya apa sih lo ngomongin soal pengalaman tadi?

Hari ini gue mau sharing ke kalian tentang proses PDKT. Mungkin sharing hari ini bakal berguna
buat temen-temen yang lagi PDKT dan stuck, atau lagi PDKT tapi nggak berani nembak. Gue
agak resah sama kasus-kasus percintaan yang sering terjadi akhir-akhir ini. Misal, nikung pacar
orang, jadian cuma karena kasian, atau sekedar PHP doang
Nah, di sini gue bakal ngasih beberapa point yang harus kalian perhatiin buat nentuin buat lanjut
PDKT nggak. Biar kalian nggak buang waktu buat kelamaan PDKT yang sia-sia. Oke deh.. Mari
kita bahas langsung aja ya~

1. Pacar Orang

Ini kasusnya kayak cerita gue di atas. Dapet gebetan yang asik, dan orangnya welcome banget.
Mungkin kalo dapet gebetan yang kayak gitu, kalian bakal ngerasa dia bisa jadi pasangan yang
pas buat kalian. Tapi ya itu, kudu diinget, dia bukanlah orang yang layak untuk kalian dekati
secara lebih jauh lagi. Jangan terlalu jauh ngomongin soal hati sama dia, nanti takutnya kalian
malah saling jatuh cinta.

Saran gue sih, jangan sampe kalian jadi alasan bagi dia untuk meninggalkan pacarnya. Karena
kelak, dia juga bakal nemuin orang lain yang bisa jadi alasan dia buat ninggalin kalian. Kenapa?
Karena tipe orang yang suka ninggalin yang lama buat dapet yang baru itu ciri-ciri orang yang
sedang mencari pasangan yang sempurna. Dan faktanya, pasangan yang sempurna itu nggak ada.
Yang ada adalah menerima segala kekurangan pasangan untuk kita sempurnakan dengan
kelebihan yang ada di diri kita. So, pacar sempurna itu nggak ada, yang harus diusahakan adalah
hubungan yang sempurna. Kalo orang itu selalu nyari yang sempurna, gue jamin dia bakal gontaganti pasangan mulu seumur hidupnya. Udah, jangan dilanjut lagi, daripada besok-besok makan
ati.

2. Pasif
Pernah nggak kalian lagi PDKT sama seseorang, tapi dianya pasif banget? Dia nggak mau nyapa
duluan sebelum kalian sapa. Dia ngejawab cuma kalo lagi ditanya. Terus kalo di-chat, balesnya
pendek-pendek dan lama. Sikap-sikap semacam itu mungkin akan membuat kalian disiksa oleh
batin yang serba-salah dengan memunculkan kalimat ini, "Aku bukannya nggak perhatian ke
kamu, tapi kalo keseringan nyapa, aku takut justru hal itu malah bikin risih kamu".

Yup, itu tadi tanda-tanda kalo gebetan kalian orangnya pasif. Pasif di sini disebabkan oleh tidak
adanya ketertarikan dari dia ke kalian. Kenapa dia nggak tertarik sama kalian? Ada banyak
penyebabnya. Mungkin dia ilfeel karena kalian suka boker di pasir, atau kalian suka ngemilin
permen karet bekas orang lain. Tapi yang paling sering jadi penyebab adalah faktor appearance
kalian, dan faktor lain lagi adalah dia nggak ngerasa nyambung sama kalian. Pasti kalo kalian
punya gebetan pasif gini, obrolan yang ada di chat kalian bakal sebasi pertanyaan-pertanyaan ini:
"Lagi apa?" "Udah maem belum?" "Tadi bokernya keras apa cair?"

Kenapa pertanyaan-pertanyaannya kayak gitu? Karena kalian nyadar, kalian nggak ngerti mau
bahas topik apa yang bisa bikin kalian nyambung. Mungkin pada dasarnya kalian emang nggak
cocok, tapi kalian paksa-paksain biar cocok. Endingnya? Ya dicuekin ampe kalian capek sendiri.
Ya.. Pembunuh rasa cinta yang sebenarnya itu adalah dengan dicuekin lama-lama. Kalo udah
gini, udah.. Gak usah dilanjut aja~

3. Tarik Ulur
Gebetan kadang care banget, sehari kemudian jadi cuek banget. Gitu terus, dari SD sampe jadi
PNS. Mungkin sikap yang kayak gini, bikin kalian bingung dan penasaran. Tapi menurut gue,
kalian kudu hati-hati kalo ngadepin sikap yang kayak gini. Gue takut gebetan kalian itu tipe
orang yang baik kalo pas ada maunya doang. Dia nyapa duluan cuma kalo pas lagi kesepian. Pas
dia lagi asik sama temen, kalian dilupakan. Dia ngajak jalan, cuma kalo pas butuh tebengan. Pas
udah ada temen jalan, kalian dilupakan. Dia ngajak makan, cuma kalo pas dia lagi butuh
traktiran. Dia rajin SMS cuma pas pengin ngabisin bonus dari operator.. Dan seterusnya.. Pahami
sikap-sikap kayak gini.. Jangan ampe kalian PDKT buta dengan alasan "asal bisa bahagia" ya.

Endingnya apa? Kalian nggak bakal bisa jadian. Kalian cuma kena PHP doang. Digantungin
mulu ampe perasaan mengering, dan rapuh hingga hancur berkeping-keping. Udah, tinggalin aja.

4. Belum Move on
Kalian lagi PDKT sama seseorang yang abis putus. Dan menurut kalian, dia welcome banget?
Fine. Gue kasih tau ya, orang yang abis putus itu biasanya bakal welcome sama orang yang bisa
membuat dia nyaman. Orang yang mau meluangkan telinga buat dia. Karena orang yang abis
putus itu biasanya punya buanyak uneg-uneg di kepalanya. Dan pendengar setia dia kudu punya
kesabaran ekstra. Dan saat kalian bisa menjadi pendengar setia dia, dia bakal ngerasa kalian
mampu memberi kenyamanan buat dia.

Tapi harap diingat, hati-hati saat PDKT sama orang yang belum move on. Sikap welcome dia
nggak bakal abadi. Karena gue yakin, di saat luka hatinya udah sembuh, dia nggak bakal ngerasa
butuh kalian lagi. Dan orang yang belum move on, sangat mudah banget untuk didekati
mantannya lagi. Karena kenyamanan sementara yang kalian beri, nggak bakal sebanding dengan
kenyamanan jangka panjang yang pernah dia dan mantannya miliki. So, jangan mau jadi obat
patah hati. Karena kalo patah hatinya udah sembuh, dia nggak bakal butuh obat lagi. Analoginya,
orang yang lagi masuk angin, pasti bakal suka dikerokin. Tapi kalo udah sembuh, nggak
mungkin dia tiap hari mau dikerokin. Jadilah candu, di mana saat kalian nggak di samping dia,
dia bakal nyariin kalian mulu, karena rindu.

Kayaknya itu aja dulu beberapa point yang harus kalian perhatiin sebelum nentuin mau lanjut
PDKT atau nggak. Tapi bukan berarti saran gue buat berenti PDKT di point-point itu kudu kalian
patuhin semua. Itu cuma saran kasat mata dari gue. Sedangkan hubungan hati itu cuma bisa
kalian nilai sendiri. Kalo kalian ngerasa siap dengan segala konsekuensi, ya itu bakal lebih baik
lagi. Lebih baik gugur dalam berjuang, daripada menyerah tanpa perlawanan lalu pulang.

Yang paling penting buat gue saranin ke kalian adalah pertebal rasa ikhlas saat PDKT, sehingga
saat gagal PDKT, kalian nggak bakal ngerasa dirugiin apapun. Soalnya, kalo pas PDKT kalian
nggak ikhlas, ntar pas gagal, endingnya kalian bakal ngomel-ngomel dan nyalahin sana-sini.
Menyalahkan orang atas sebuah kegagalan tak akan membuat kita jadi manusia yang terpuji.

Yup.. This is the end of the post. Kalian stuck di point yang mana? Atau kalo kalian pernah
punya pengalaman gagal PDKT, coba share di comment box dong, kira-kira apa penyebab kalian
gagal PDKT. Biar temen-temen yang lain bisa belajar dari kegagalan kalian.

Cara Ngungkapin Perasaan Diem-diem


"Aku lagi suka sama seseorang loh.." Ucap Supri kepada Ningsih yang saat itu duduk di
sampingnya. Mereka sedang menikmati sejuknya hembusan angin di bawah pohon beringin
besar yang ada di belakang kelas mereka. Di hadapan mereka, ada sebongkah e'ek ayam yang
masih empuk dan hangat.

"Suka sama siapa, Pri?" Ningsih mengerutkan dahinya.

"Iya.. Dia itu sohib baik aku.. Dia baik, cantik, dan kalo lagi bingung, mukanya lucu.." Kata
Supri seraya ngasih kode.

"Hah? Siapa namanya? Kok kamu gak pernah cerita kalo kamu punya sohib selain aku?!
Bukannya yang mau deketan sama kamu di sekolah ini cuma aku dan mas tukang kebun
ngondek itu?" Ningsih semakin tergiring oleh rasa penasaran. Dia menggaruk-garuk rambutnya
sambil sesekali menyeka ketombe yang berguguran di pundak cewek belia itu.

"Hehehe.. Ada dehh.. inisialnya 'N'.." Supri kembali melempar kode yang lebih jelas, dengan
harapan Ningsih bisa mengerti.

"OOooOOh.. Jadi kamu lagi jatuh cinta sama Nardi?! Tukang kebun sekolah ini?! OKE!
FINE!" Ningsih pun berlalu.. Supri hanya bisa tertunduk lesu sambil mengaduk-ngaduk e'ek
ayam di hadapannya dengan penuh rasa kesal.

Mungkin kalian pernah ngalamin dialog kayak di atas. Banyak juga yang udah ngalamin
kejadian serupa, dan mungkin terlalu malu untuk mengakuinya. Gue juga kok.. Dan itu wajar
banget dilakuin sama orang-orang yang udah terlanjur suka sama seseorang, tapi terlalu takut
untuk ngungkapinnya. Dan buat gue, ngungkapin perasaan diem-diem dengan menggunakan
inisial itu udah kuno banget. Terus, ngungkapin perasaan pake NoMention di twitter itu juga
udah basi. Karena NoMention itu nggak bakal ngebawa kita ke mana-mana, justru malah bikin
banyak orang salah sangka.

Nah, karena itulah, gue sekarang mau ngeshare beberapa cara ngungkapin perasaan diem-diem
dengan cara yang lebih berkelas. Udah penasaran banget gimana cara ngungkapinnya? Cekidot
aja yuk!

Karaoke
Mungkin banyak yang setuju kalo gue bilang karaoke itu adalah curhat yang bernada. So,
ngungkapin perasaan pake nyanyi di tempat karaoke itu halal-halal aja buat dilakukan. Ngajakin
gebetan ke tempat karaoke, milih lagu-lagu jatuh cinta kayak misalnya, "Janji Suci - Yovie and
Nuno", atau "Dari hati - Club 80s", atau bisa juga "Pujaan Hati - Kangen Band", adalah salah
satu trik awal. Ada trik khusus biar kode kita itu bisa diterima dengan baik oleh gebetan.

Penjiwaan.. Ya.. Cara kalian nyanyiin lagunya harus bener-bener dari hati. Lagu-lagu di atas
nggak bakal ngefek ke gebetan kalo kalian nyanyinya sambil ngelakuin goyang itik atau push-up.
Kalian harus nyanyi sambil menatap dalam-dalam ke arah mata gebetan. Karena, mata itu justru
bisa menangkap hal-hal yang nggak mampu diucapkan dengan kata.

Selain karaoke, sebenernya ada lagi cara yang lebih elegan. Yaitu dengan mainin alat musik dan
nyanyi secara live di deket si dia. Cara ini, menurut gue sih bakal lebih nancep di hati gebetan.
Minimal nyanyiin pake gitar lah. Kalo nggak bisa make gitar, ya make piano.. Kalo nggak bisa
make instrumen musik, coba pake Kecrekan. Tapi ati-ati, ntar si dia malah ngasih uang receh.
Pemilihan lagu juga penting banget untuk menyampaikan perasaan kalian ke gebetan. Misal
kalian masih sama-sama jomblo, udah lama sahabatan, so, kalian harus milih lagu yang
membahas soal temenan yang akhirnya pacaran. Contohnya lagu, "Inginku bukan hanya jadi
temanmu - Yovie and Nuno". Kalo kalian suka sama pacar temen, pilih lagu "Dilema Cherrybelle". Nah, kalo kamu suka sama istri orang, pilih lagu "Ku Tunggu Jandamu Irwansyah". Tapi, untuk lagu yang terakhir, pastiin kalian nggak nyanyiin tuh lagu di depan
suaminya kalo nggak mau pulang dengan keadaan titit terbelah dua.

Puisi
Hari gini emang udah dikit sih, orang yang mau ngungkapin perasaan dengan karya sastra.
Meskipun jarang, tapi bukan berarti cara itu udah nggak bisa dipake. Justru kata-kata yang ditulis
secara tulus itu malah bisa menyentuh bagian hati orang yang nggak bisa disentuh dengan
ucapan lisan.

Nyokap gue pernah bilang, "Cowok itu kelemahannya di mata, sedangkan cewek itu
kelemahannya di telinga". Maksudnya, cowok itu gampang luluh hatinya saat melihat cantiknya
rupa. Sedangkan cewek itu gampang luluh hatinya saat dibelai dengan kata-kata. Nah, buat
kalian yang nggak berani ngomongin soal perasaan langsung kepada gebetan, bisa make cara ini.
Yup.. Bikin puisi.. Bikin puisi itu nggak susah loh.. Karena intinya, setiap tulisan yang ditulis
pake hati itu punya kekuatan tersendiri. Nggak perlu nyari kata-kata yang indahnya berlebihan

untuk merangkainya. Cukup dengan membayangkan sisi-sisi indah dari si dia, dan tuangkan
semua keindahan itu dengan pena. Simpel kan? Pasti kalian bisaaaa..

Btw, gue juga suka curhat di puisi. Karena menurut gue, puisi itu adalah cara curhat yang paling
elegan. Bisa dinikmati orang lain, tanpa perlu cerita panjang lebar dan menebar kebosanan.
Kemarin gue sempet curhat pake puisi juga. Berikut ini puisinya:

Puisi Yang Lelah


Hey.. Letakkan penamu!
Berhentilah menitipkan beban hatimu padaku!
Kebodohanmu, ketakutanmu, penyesalanmu, slalu jadi organ tubuhku.
Seakan-akan aku hanya sebatas tempat sampah penuh tissue basah di pojokan kamarmu.
Kau kira aku tak letih?
Setiap hari kau ciptakan aku dengan merintih.
Kau kira aku tak sedih?
Menggoreskan cerita cintamu yang tertatih.
Aku merindukan saat-saat kau ciptakan aku dengan tawa.
Aku memimpikan tubuhku berisi warna.
Aku ingin sekali ada yang membaca tubuhku dengan tawa..
Bukan wajah-wajah yang bermuram durja.
Berhentilah menangisi wanita.
Sambutlah sisi cerah lain dari dunia.
Usaplah bayang-bayang wanita yang telah menutupi retina.
Karena dia lah yang sudah membuatmu buta.

Sebenarnya, aku tak keberatan saat tubuhku kau isi bait-bait luka..
Asal setidaknya, kau berani menunjukan aku kepadanya..
Aku letih kau jadikan lukisan hitam..
Yang selalu tenggelam di saat malam..
Sudahlah.. Cepatlah pergi dari sini..
Keluarlah, dan sambut mentari pagi..
Lihatlah warna lain yang lebih abadi.
Warna berseri yang bernama Persahabatan sejati.

Nah, dari puisi di atas, kalian bisa nangkep apa? Coba jawab di comment box ya! :D

Percayalah.. Dengan kata-kata, kita bisa saja menguasai dunia.. Masak gak bisa juga buat
menguasai hati wanita?! ;)

Kasih Perhatian Khusus


Yang ini agak susah sih. Soalnya perlu lebih banyak tindakan. Nggak cuma kata-kata atau
sindiran. Kalian perlu ngelakuin banyak pengorbanan.

Emang perhatian khusus itu yang kayak apa Litt?!

Perhatian khusus itu adalah sebuah perlakuan spesial yang nggak kalian lakuin buat orang lain.
Nggak cuma ngechat bilang, "Met pagi! Met siang! Met sore!" atau, "Udah maem? Udah Boker?

Udah Mens?" Kebanyakan nanyain keadaannya, bukan bikin dia merasa diperhatiin, tapi malah
bikin dia ngerasa dikepoin. Dan di titik itu, kalian udah gagal membuat si dia ngerasa nyaman.

Misalnya bawain dia makanan ke sekolah, atau anter jemput dia ke sekolah, atau bawain dia obat
pas dia ngeluh flu. Tapi hal itu harus dilakuin secara rutin, nggak boleh angin-anginan. Kenapa
begitu? Karena, kalo kalian ngelakuin hal itu dengan rutin, maka hal itu akan jadi sebuah
kebiasaan buat dia. Saat hal itu udah jadi kebiasaan, maka saat kalian berhenti melakukannya,
dia bakal merasa kehilangan. Di titik itu, PERHATIAN jadi KEBIASAAN dan endingnya jadi
KEBUTUHAN. Saat kalian udah jadi KEBUTUHAN buat dia, bukankah itu udah cukup jadi
alasan dia untuk menerima kalian? ;)

Kode Morse
Kalo kalian pengin ngungkapin perasaan dengan cara yang bener-bener beda, coba tunjukin
perasaan kalian pake sandi semaphore. Sandi semaphore kan butuh bendera, pastiin benderanya
emang bendera kecil yang biasanya buat semaphore. Bukan bendera Slank, apalagi bendera FPI.
Kalo gak mau ribet bawa-bawa bendera, kalian lakuin aja pake sandi morse. Gimana caranya
ngungkapin pake sandi morse?

Gini.. Kan sandi morse itu cuma ngandelin nada panjang dan pendek kan.. Nah, manfaatin organ
tubuh kalian buat nyiptain nada panjang dan pendek itu. Misal pake kentut, atau suara tangan
yang dijepit-jepit pake ketek basah. Semoga dengan cara itu, gebetan kalian bisa ngerti kalo
kalian nggak waras.

In the end, mau gimana pun cara kalian ngungkapin perasaan, intinya sih lakuin dengan tulus,
bukan paksaan. Karena hati itu nggak bisa dipaksa, hati itu cuma perlu diyakinkan saja. :)

Nunggu Jodoh, Apa Pura-Pura Bodoh?


Gue inget seorang pria yang tinggal di dekat rumah gue. Dia sudah cukup berumur. Dalam hal
karier dia sukses. Segala urusan hidup dia juga keliatan beres. Tapi ada satu hal yang selalu bikin
pria ini kelihatan murung terus. Dia tak punya siapa-siapa di rumahnya.

Kalian kebayang nggak, gimana rasanya punya apa-apa, tapi nggak punya siapa-siapa? Duit
banyak, tapi nggak tau mau dipake buat nyenengin siapa. Bisa beli apa-apa, tapi nggak tau tuh
barang bakal dikasih ke siapa. Impian tercapai, tapi dirayain tanpa siapa-siapa. Hambar rasanya.
Hidup tanpa rasa? Ya saat hidup tanpa punya siapa-siapa.

Sekarang pria itu masih sendiri. Nggak punya teman untuk berbagi. Dia sempat bilang ke gue
mengenai hal yang berhubungan dengan "jodoh". Dia bilang,

"Mumpung kamu masih muda, masih punya banyak teman sebaya yang belum memiliki pria,
segeralah pilih salah satu di antara mereka. Belajarlah untuk hidup bahagia berdua sedari usia
muda. Jangan seperti saya.. Semakin tua umur manusia, pilihan pasangan semakin sedikit
rasanya.. Karena orang-orang yang umurnya sebaya, sudah menikah semua.. Yang ada,
akhirnya saya menyesali segala keputusan bodoh di masa muda.. karena saya selalu mencari
yang sempurna.."

"Dulu setiap kali saya mencoba untuk serius sama wanita, saya selalu berfikir 'Emangnya siapa
dia? Saya terlalu bagus untuk dia!', atau 'Dia nggak boleh semudah ini untuk mendapatkan

saya, dia harus tau siapa saya!' Sekarang, saya hanya bisa berfikir, 'Saya tak peduli siapa saya,
saya mau dengan siapa saja'.. "

Ngeliat hal itu, gue jadi kepikiran sama beberapa kata orang mengenai jodoh. Apakah itu semua
benar? Apakah itu semua pantas untuk jadi pedoman? Berikut adalah opini gue menanggapi
beberapa quotes tentang jodoh:
"Jodoh itu di tangan Tuhan.."
Pepatah itu udah sering banget gue denger dari orang-orang di sekitar gue. Tapi di mata gue,
kalimat itu hanya sekedar kalimat motivasi biar orang-orang yang abis putus, nggak down-down
banget. Atau buat orang-orang yang jomblo selama 4 windu, nggak bakal putus asa.

Jodoh emang di tangan Tuhan, tapi kalo kita nggak ngejemput jodoh itu dan cuma terdiam di
rumah, Tuhan nggak bakal ngelempar jodoh itu ke hadapan kita gitu aja. So, menurut gue,
kalimat itu mesti dilanjutin lagi.."Jodoh itu di tangan Tuhan.. Dan akan tetap di tangan Tuhan,
selama kita nggak mau berusaha untuk menjemput pasangan." ;)

"Tak akan lari, gunung dikejar.."


Pepatah itu ada benarnya juga. Kalo emang jodoh, emang nggak ke mana. Tapi kalo kita nggak
usaha, kita juga nggak bakal ke mana-mana. Iya.. 'Gunung'nya nggak bakal lari, tapi kalo kita
nggak punya inisiatif untuk mendakinya, kita bakal berada di tempat yang sama, hanya bisa
melihatnya, tanpa pernah bisa menyentuhnya, apalagi menaklukkan puncaknya.

"Masih banyak ikan di laut"

Ini pepatah yang sering orang-orang ucapkan kalo abis putus cinta. Mereka memilih kalimat ini
dengan harapan agar cepat move on dan sadar, di luar sana masih banyak orang yang bisa
dijadiin pasangan. Tapi.. Seperti kata pepatah, "Lain ladang, lain belalang". Meskipun buanyak
pilihan di luar sana, kalo hati kita emang cuma bisa ngerasa cocok sama yang lama, apa kita
harus memaksakan diri untuk mencari yang baru, dan memaksakan selera hati kita? Nggak.

"Pentingin karier dulu.. kalo udah kaya, wanita bakal datang juga.."
Banyak orang tua yang salah mengajarkan ke anak-anaknya mengenai hal ini. Menurut mereka,
urusan asmara itu harus dijadwalkan. Di mana, karier jadi prioritas, sedangkan soal perasaan bisa
disusulkan belakangan. Padahal, yang namanya perasaan itu nggak bisa dikontrol sama otak dan
logika. Kalo mau tumbuh, ya tumbuh aja karena ngerasa cocok sama orang yang dicinta.

Lagian, kalo menunggu jodoh pas udah mulai kaya, gue nggak ngerasa itu bakal jadi hubungan
yang sehat. Hubungan yang sehat di mata gue adalah sebuah hubungan yang mampu mengikat
dua orang untuk tumbuh bersama dari tangga terdasar, hingga bisa menuju puncak mercusuar.
Selalu berjalan beriringan, saling membantu satu sama lain saat jatuh dan bangun bergantian.

Gatel nggak sih, kalo liat wanita yang suka pamer, "Suamiku itu tajiiiirrr banget loh.." Padahal,
dalam prosesnya sang suami dari nol hingga bisa jadi tajir, tuh wanita nggak ada di sana. Dia
cuma menikmati kehidupan bareng suaminya setelah kaya aja. Bukan seorang wanita yang tegar
ngasih support kepada pasangannya, hingga pasangannya bisa melakukan segalanya. Kalo udah
kayak gitu, yakin nggak tuh wanita bakal tetap mau mendampingi suaminya saat kelak suaminya
sudah tak punya apa-apa?! ;)

Menurut gue, Jodoh itu bukan tentang bidadari yang siap gue jemput dengan kereta kencana.

Tapi

tentang

siapa

yang

mau

gue

gandeng

berjalan

kaki

sampai

ke

istana.

So, menurut pendapat gue sih.. Jodoh itu bukan untuk ditunggu, maupun direncanakan. Kalo
emang udah ngerasa menemukan orang yang layak buat dijadikan pasangan, ya cukup
diperjuangkan dan dipertahankan. Nggak perlu nunggu ini-itu dulu, apalagi nyari yang
sempurna. Karena menurut gue, "Mencari pasangan yang sempurna itu sia-sia.. Hal itu justru
akan jadi pemicu kita untuk meninggalkan pasangan terbaik yang sudah kita punya.. Dan
membuat kita menyesal pada akhirnya.."

Itu aja dulu sharing gue mengenai "Jodoh" malam ini. Kalo kalian punya pendapat lain soal
Setuju mas... jodoh itu harus 'dicari'. Tapi juga jangan maksain. Kalo belum cocok ya jangan.
Alhamdulillah aku orangnya gak terlalu milih sih Mas :D akhirnya (calon) jodoh nemu juga.
Kata Papa, jangan milih jodoh dari apa pekerjaan dan latar belakangnya, semua bisa berubah.
Papa malah bilang sekalipun pengangguran atau tukang becak pun gapapa asal punya kemauan
bekerja dan tanggung jawab itu cukup (untuk cowok). Calon jodohku ini supir truk, terus tak
geret jaga warnet sama aku. Malah deket-deket ini kita mau nikah padahal belum mapan :D Tapi
justru ituuu... kemapanan yang kita cari bareng. Jadi nggak ada pihak yang kaya raya duluan :D
Yah intinya sih, ngapain punya pacar kaya tapi komitmen aja gak punya? Ya nggak? Hahaaay~
Alasan bapak tetangga anda tersebut mungkin hanya salah satu alasan yang tidak bisa mewakili
semua
orang
yang
memilih
hidup
untuk
sendiri
di
masa
tua.
Mungkin di luar sana ada banyak orang yang memlilih untuk lebih baik hidup sendiri karena itu
pilihan
hidupnya.
Lagipula ga selamanya orang yang hidup sendiri waktu tua itu selalu sendirian tak punya teman
dan memiliki harta tapi tidak memiliki orang untuk berbagi dengan sesama, mungkin*maaf*
bapak tetangga anda tersebut memang tipe orang yang pendiam dan tidak pandai bergaul.
Kalau memang benar-benar ingin berbagi dengan sesama, ya bapak tersebut bisa kan membantu
dengan memberi sumbangan kepada panti asuhan, bersedakah, atau ikut terjun dalam kegiatan
sosial lainnya. Ya mungkin *maaf* memang bapak tetangga anda itu orang yang menutup diri
dan egois, sehingga walaupun dia hidup menua sendiri dia pun tidak bahagia.

Memecahkan Kode-Kode Cewek


Lo-Tuh-Nggak-Peka!

Pernahkah kalian denger kalimat itu dari cewek? Misal dari sahabat, gebetan, atau pacar?
Mungkinkah kalian denger kalimat itu dari nyokap kalian yang ngambek gara-gara twitternya
gak kalian folbek?

Atau, pernah nggak kalian ngalamin dialog kayak gini?

Cewek: Enaknya hari ini aku pake kaos apa kemeja ya?
Cowok: Ya, gimana nyamannya kamu aja deh..
Cewek: Aku tuh minta pendapat kamu!
Cowok: Ya udah.. Kaos aja.. Bagus..
Cewek: TAPI AKU SUKANYA PAKE KEMEJA!
Cowok: ..

Nah, gue sendiri pernah ngalamin hal itu. Gue bingung banget. Cewek itu pengin dimengerti,
dengan cara yang susah dimengerti. Mereka nggak akan pernah mau mengungkapkan apa yang
mereka rasakan dengan bahasa yang mudah diartikan.

Misalnya kayak gini, kalo ada cewek yang upload photo full make up di facebook, terus di
captionnya dia nulis, hari ini aku jelek banget!. Itu artinya tuh cewek justru pengin dipuji
kecantikannya. Nah, dari contoh itu, kalian udah dapet konsepnya?

Oke, sekarang gue mau ngeshare beberapa terjemahan dari kalimat-kalimat kode yang sering
dipake cewek ke cowok. Langsung aja, cekidot!

Have Fun Ya~


Suatu hari, Supri mau main futsal, di saat yang sama, sebenernya Ningsih pacarnya, pengin
ditemenin sama Supri di rumah aja. Tapi, karena Supri udah janji sama temen-temen di tim
futsalnya, Supri nggak bisa bolos main futsal. Endingnya, Ningsih cuma bilang ke Supri: Oke..
HAVE FUN ya..

Nah, kalo kalian nggak peka, mungkin kalimat itu kalian anggep ucapan dukungan atau kalimat
yang menandakan kalo cewek kalian itu ikhlas. ITU SALAH BESAR!

Justru kalo cewek ngomong HAVE FUN ya gitu, artinya dia nggak ikhlas melepas kalian
untuk pergi. Dalam kalimat manis itu, ada hati yang ngambek. :p

Aku pulang sekarang aja, Bye!


Supri lagi debat sama Ningsih karena Ningsih cemburu pas ada cewek yang selalu nge-Like
status FB si Supri. Padahal, Supri nggak kenal siapa cewek itu. Ending debatnya, si Ningsih
bilang: "Aku pulang sekarang aja, bye!" Padahal itu kondisinya malem-malem, dan mereka
berdua lagi berantem di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit.

Apakah Ningsih beneran mau pulang sendiri?


Nggak. Ningsih sebenernya nggak punya niat buat balik, bahkan Ningsih terlalu takut untuk
balik sendiri.
Terus kenapa Ningsih bilang gitu?
Biar Ningsih dicegah, lalu Supri mohon-mohon si Ningsih biar nggak pulang. Terus Supri bakal
ngejelasin siapa cewek yang suka nge-Like status FB dia. And, mission acomplished!

Oke, karena kode-kode yang bakal gue bongkar ada banyak, mending gue jelasin dengan kalimat
pendek aja kali ya.. Biar postnya nggak kepanjangan. Yup.. Berikut beberapa kalimat kode yang
sering dipake cewek dan terjemahannya:

Oke, terserah deh!


Kalo cewek lo ampe bilang gitu, artinya dia nggak ngebolehin lo buat ngelakuin hal itu. Karena
kalimat yang sebenernya mau dia bilang adalah "Nggak, nggak boleh!"

Aku kan bukan siapa-siapa kamu


Kalimat ini dipake sama cewek kalo dia pengin mastiin, gimana sih perasaan cowok itu ke dia
sebenarnya. So, itu tadi cuma kalimat pancingan. Kalimat yang sebenernya mau cewek itu
ucapin adalah, "Seberapa berarti kah aku di mata kamu?"

Mantan kamu cantik loh.. Kenapa putus?


Lagi ngomongin mantan, terus cewek lo bilang kalimat ini ke elo? Ya.. Arti yang sebenernya dari
kalimat ini adalah, "Plis bilang, aku lebih cantik dari semua mantan-mantanmu.."

Aku bisa kok, pulang sendiri..


Saat cewek ngucapin kalimat ini, tujuannya bukan buat nunjukin kalo dia bisa mandiri.
BUKAN!! Justru dengan nodongin kalimat ini, dia semacam nodong lo buat ngakuin lo
pecundang (gak mau nganterin dia), atau lo cowok jantan (maksa buat nganterin dia demi
keselamatan dia).

Aku nggak apa-apa kok..


Pernah nggak lo, ketemu pacar lo yang tumben-tumbenan murung banget. Terus pas lo tanya
kenapa, dia cuma jawab, "Aku nggak apa-apa kok..". Jangan berhenti di sana kawan. Kalo lo
berhenti kepo setelah denger kalimat tadi, tuh cewek bakal berasumsi kalo lo tuh kurang care,
atau kurang peka. Kalimat "Aku nggak apa-apa kok" itu, punya arti sebenarnya begini, "Cari tau
dong, aku ini kenapa.. Jangan cuma nanya-nanya".

Hehehe.. Random ya? Cewek emang gitu.. Cewek pengin banget dimengerti, dengan cara yang
sangat susah untuk dimengerti. Kalian pernah denger kalimat kode lain dan tau artinya apa?
Coba share di comment box ya! :D

Oiyah, di atas adalah beberapa kalimat kode mematikan yang biasanya dipake cewek-cewek ke
cowok-cowok mereka. Semoga petunjuk gue di atas bisa berguna. Dan semoga kita nggak
pernah lagi dikatain nggak peka sama cewek kita.. Walaupun kayaknya mustahil juga..

Nah, itu aja dulu sharing dari gue.. Semoga yang sering dikatain "nggak peka", bisa belajar dari
postingan ini. Buat temen-temen yang punya tips lain, atau ada cewek-cewek yang mau bongkar
rahasia buat ngadepin kalian,

Ngomongin Ibu-ibu Sosialita


Kemarin gue lagi duduk sendirian di sebuah cafe yang berada di dalam Mall Grand Indonesia
sambil ngetik skenario calon film layar lebar gue sendiri, Relationshit yang bakal rilis taun
depan.

Saat gue konsen nulis dialog antara Supri dan Ningsih, konsentrasi gue terpecahkan oleh suara
gelak tawa ibu-ibu yang berkumpul di belakang gue. Gue sempet nengok ke belakang, mata gue
langsung berkunang-kunang karena silau melihat perhiasan di sekujur tubuh ibu-ibu itu. Gue
sempet mikir, tiap hari mereka memakai gelang, kalung dan cincin yang bahannya entah emas,
timah atau porselen yang gue taksir seberat 20 kiloan itu. Dengan beban segitu di sekujur tubuh,
harusnya badan mereka bisa lebih sangar dari Lisa Rumbewas.
Gue nyoba konsen ngetik lagi, tapi lagi-lagi konsentrasi gue dipecahkan oleh kedatangan seorang
ibu-ibu yang dateng membawa sebuah tas impor baru. Ibu-ibu lain heboh banget ngeliat tasnya.
Terus ibu-ibu yang baru dateng itu bilang, "Eh jengg... Saya dapet tas LV ini dari diskonan di
Paris loh.. Cuma 55 juta.."

Beberapa saat kemudian, ibu-ibu lain langsung teriak dengan suara ala paduan suara sekte sesat
dengan ekspresi takjub, "AAAKKK!! KOK MURAH JENG?!"

"Anjir.. Tas harganya 55 juta dibilang murah. Ini ibu-ibu suka makan pake lauk nuklir
kah?" Gumam gue waktu itu.

Tapi dari obrolan soal tas itu, gue malah mikir, "Tas doang harganya Rp. 55 juta? Itu tas apaan?
Kalo dijambret di jalan, tasnya bisa pulang sendiri apah?"

Kehebohan mereka masih berlanjut dan bikin gue bener-bener nggak bisa konsen nulis skenario
gue lagi. Gue pun cabut, pulang dengan keadaan hati yang jengkel. Sesampainya di rumah, gue
googling dan nyari-nyari info, sebenernya pada ngapain ibu-ibu itu berkumpul. Dan setelah
beberapa saat, gue pun nemuin istilah "Ibu-ibu Sosialita" yang cukup menggambarkan kegiatan
ibu-ibu yang gue temuin sebelumnya itu.

Nah, di sini gue bakal ngeshare tentang beberapa ciri ibu-ibu sosialita sesuai hasil riset gue.
Semoga bisa menambah pengetahuan kalian.

Suka Arisan
Kegiatan rutin ibu-ibu sosialita adalah arisan. Tapi arisannya bukan sembarang arisan kayak ibuibu PKK. Yap, iuran arisannya itu bisa sampe berjuta-juta. Tapi biasanya, iuran arisannya masih
kalah gede dibanding duit yang harus mereka keluarin buat persiapan arisannya seperti: Makeup, Perhiasan, Pakaian, dan Gadis perawan buat persembahan dewa.

Hedon
Seperti yang gue bilang di atas, barang-barang yang dimiliki oleh ibu-ibu sosialita itu nggak ada
yang murah. Tas doang bisa ampe puluhan juta harganya. Bahkan, ada juga tas mereka yang
harganya sampai ratusan juta. Gue penasaran, kayak apa sih bentuk tas yang harganya ratusan
juta itu? Apa di dalam tas itu ada TV, home theater, dapur, kamar mandi dan garasi? Atau, apa tas
itu tahan api, peluru dan bencana alam? Atau jangan-jangan tas itu bisa berubah jadi jet-pack
dalam keadaan darurat?

Make Up W.O.W
Ibu-ibu sosialita yang gue temuin kemarin, dandanannya nggak ada yang biasa. Ada yang make
sanggul tinggi banget. Gue curiga itu sanggul juga bisa dipakai buat alat penguat sinyal
handphone. Selain sanggul, make-up yang nempel di wajah mereka juga nggak wajar. Yang
paling mencolok adalah bulu mata. Tebal dan panjang banget. Dengan bulu mata sepanjang itu,
kalo mereka ngedipin mata dengan kecepatan tinggi secara rame-rame, mungkin mereka bisa
menciptakan angin topan.

Narsis
Kalo udah dandan heboh dan punya aksesoris mahal, tentunya bakal mubadzir kalo nggak
dipamerin kepada dunia. So, sering-sering selfie atau foto-foto sendiri dan di-share ke social
media adalah kegiatan wajib.

Tapi biasanya nggak cuma wajah, barang-barang branded yang mereka beli juga mereka pamerin
ke social media. Misal, upload foto lagi makan steak. Gambar steaknya cuma menghabiskan
25% dari frame foto. Sisanya? Gambar sepatu baru yang ditaroh di sebelah steak itu. Ntah
mereka make tuh sepatu buat ngalusin daging steaknya atau gimana.

Kembali ke soal selfie-nya ibu-ibu sosialita. Seru sih ngeliat ibu-ibu berumur yang masih segar
dan enerjik berpose menggemaskan. Tapi yang jadi masalah, sebagian dari ibu-ibu sosialita ini
nggak sadar diri kalo mereka sudah terlalu tua untuk berpose dengan gaya tertentu. Misal gaya
"Chibi", terakhir liat temen nyokap yang usianya udah 50an nge-upload foto gaya chibi di

Facebook, gue kehilangan semangat hidup selama seminggu. Rasanya kayak abis liat berhala
yang sedang puber.

Suka Nyumbang
Tapi di samping segala kebiasaan-kebiasaan 'wah' mereka, ibu-ibu sosialita itu juga terkenal
dermawan. Mereka suka menyumbangkan sebagian dari harta mereka untuk orang-orang kurang
mampu. Mereka juga suka melakukan kegiatan-kegiatan sosial secara rame-rame untuk
mendukung orang-orang yang membutuhkan. So, mungkin di titik ini gue setuju mereka disebut
ibu-ibu sosialita, karena kesadaran mereka akan kehidupan sosial ternyata tinggi juga.

So, kesimpulan yang bisa gue ambil dari ibu-ibu sosialita ini, mereka adalah sekumpulan orang
yang bingung cara ngabisin duit gimana. Mungkin suaminya kalo pilek, ingusnya berbentuk duit.
Nah, syukurlah mereka menghabiskan duitnya dengan cara yang positif. Yap.. Gue tetep bilang
gaya hidup hedonis mereka positif selama tidak merugikan orang. Duit juga duit mereka sendiri
ini. Dan hobi mereka nyumbangin sebagian harta mereka adalah hal yang sangat layak diacungin
jempol. Gue sebel sama orang yang suka pamer, tapi pelit.

Modus Basi Orang Buat Ngajak Balikan si Mantan.


Haloh.. Haloh..
Seperti biasa, di malam minggu gue selalu ngepost buat nemenin para tuna-asmara yang sedang
mengungsi dari kejamnya pemandangan orang-orang yang sedang bercinta di luar sana. Nah,
kurang baik apa, abangmu ini?! So, jangan lupa buat milih gue buat jadi Preshitden di Pemilu
taun 2030 kelak ya! Tapi... Semoga di taun itu, gue udah wisuda.

Oke, gak perlu bertele-tele. Mari kita langsung ke topik malam ini. Pernah nggak sih kalian
nyesel semenit setelah mutusin pacar? Atau, baru putus ama pacar kemarin, terus hari ini ketemu
dia lagi, dia jadi keliatan jauh lebih cakep? Wajar sih.. Orang biasanya baru bisa ngerti betapa
sempurnanya hal yang dia punya, justru saat hal itu udah nggak ada.

Gue mau ngebahas beberapa modus orang labil yang abis mutusin pacar, terus pengin ngajak
balikan lagi. Harusnya sih, kalo udah mutusin mah gak perlu ngajak balikan. Kan yang bikin
keputusan dia sendiri. Kenapa juga harus ngejilat ingus sendiri? Di bawah ini bakal gue share
beberapa contoh dialog modus ngajak balikan basi. So, here are those 'modus basi' ngajak
balikan mantan:

1. Lagu

Sore-sore, Supri ngirim chat ke Ningsih, mantannya yang baru dia putusin sehari sebelumnya.
Ningsih diputusin Supri gara-gara Ningsih lupa nge-Like status terbaru di FB Supri.

Supri: "Coba dengerin Radio Swaragama deh.."


Ningsih: "Kenapa?"
Supri: "Ada Lagunya Depapepe. Lagu yang selalu kita nyanyiin di Karaoke dulu."
Ningsih: "Terus?"
Supri: "Nggak apa-apa.. Mendadak jadi inget jaman kita masih jalan bareng aja.."
Ningsih: "Oh.."
Supri: "Kamu nggak mau semua masa indah itu terulang ya?"
Ningsih: "Maksudnya?"
Supri: "Umm.. Ya.. Kita balikan, gitu.."
Ningsih: "Nggak."
Supri: "Knp gak mau? Km udah punya pacar baru?"
Ningsih: "Nggak."
Supri: "Terus? Kenapa gak mau balikan sama aku?"
Ningsih: "Buat aku, putus itu cukup sekali. Aku nggak mau besok-besok kamu putusin lagi.
Bye!"

Ningsih pun nge-delete contact si Supri. Dan Supri kemudian loncat dari jemuran.

2. Bawa-bawa Orang Tua

Di suatu sore yang mendung, Supri nelfon Ningsih, mantannya. Siangnya mereka putus garagara Ningsih telat ngirim jatah pulsa ke Supri.

"Halo.. Ningsih?" Supri menelpon dengan menggaruk-garuk sikunya sendiri karena salah
tingkah.

"Iya.. Ada apa, tumben nelfon? Emang semenjak putus ama aku, ada orang yang mau beliin
kamu pulsa juga?" Jawab Ningsih ketus.

"Errr... Gak.. Cuma mau nyampein salam mamaku.. Beliau kangen sama kamu.."

"Oh.. Oke.. Walaikumsalam buat mamamu.. Udah dulu ya.. Aku mau gantiin bracket behel punya
singa piaraanku dulu."

"Eh.. Tunggu.. Aku mau ngomong penting.."

"Apa?"

"Aku nggak tega aja kalo mamaku nanyain kamu terus karena kamu gak pernah ke rumah lagi.
Sejak kamu nggak ada, rumahku nggak ada yang ngurus. Rumput depan rumah udah 2 meter
tingginya. Piring-piring kotor berceceran di lantai. Pakaian orang serumah, numpuk memenuhi
ruang tamu. Plis Ningsih.. Balikan yuk sama aku.."

"CARI AJA PEMBANTU BEGO YANG MAU DIBAYAR SAMA CINTA SANA!' *tut* *tut*
*tut*

3. Kangen Diomelin Sama Kamu

Ningsih dateng ke rumah Supri karena Ningsih mau balikin barang-barang yang pernah dikasih
sama Supri. Soalnya kemarin pas mutusin Ningsih, Supri minta Ningsih balikin semua barangbarang yang pernah dia kasih. Supri nggak mau rugi.

Tapi begitu Ningsih udah nyampe rumah Supri, sikap Supri melunak..

"Sebenernya, itu semua nggak perlu kamu balikin kok.. Aku nggak butuh itu semua.." Kata Supri
dengan nada gentle.

"Kan kamu sendiri yang minta. Nih aku balikin. Biar aku nggak ada utang lagi!" Ningsih
ninggalin barang-barang pemberian Supri, lalu langsung berjalan menuju Bajaj-nya dan menarik
engine starternya.

"Ningsih.."

"Apa lagi? Minta ganti rugi?! Besok aku ganti!" Wajah Ningsih menunjukan aura bara api.

"Bukan begitu Ningsih.. Abis putus ama kamu, aku jadi nyadar.. Ada sisi yang hilang dari
kehidupanku. Aku kangen diomelin sama kamu. Aku rindu dilarang-larang ama kamu. Sekarang
aku ngerti. Kamu ngomel dan ngelarang itu karena kamu peduli. Bukan karena kamu egois. Aku
mohon.. Balikan yuk sama aku.."

"Ehm! Maaf.. Sayang sekali kamu telat untuk mengerti itu semua. Aku udah nemu orang lain
yang bisa menghargai caraku meduliin dia. Bye!" Ningsih pun bergegas pergi dari rumah Supri
dan menggeber-geber Bajaj-nya.

"Juh..." Supri terduduk pasrah di teras.

4. Pura-Pura Sakit Keras

Setelah seminggu putus karena Ningsih nggak ngefolbek Supri, Supri nyoba nelpon-nelpon
Ningsih dan minta maaf. Tapi telfonnya nggak pernah diangkat oleh Ningsih. Sampai akhirnya,
Supri ngirim SMS yang berisi:

"Ningsih.. Aku mohon.. Aku cuma pengin ngomong ama kamu sekali iniiii aja.. Jujur.. Aku punya
penyakit parah.. Dengkulku katarak, ditambah bisul di lobang pantat, bikin aku nangis misal
mau kentut sekalipun. Dokter nge-vonis aku bakal meninggal tak lama lagi kalo masih hobby

jalan kayang di depan truk yang lagi ngebut. Jadi aku mohon.. Aku pengin ketemu kamu untuk
yang terakhir kalinya. Please.."

SMS itu sempat meluluhkan hati Ningsih. Akhirnya Ningsih datang ke rumah Supri untuk
menjenguk keadaan Supri. Hati Supri berbunga-bunga.

"Jadi gimana keadaan kamu?" Ningsih mencoba memastikan bagaimana keadaan kesehatan
Supri.

"Jauh lebih baik.. Karena kamu jengukin.. Hehe.." Supri nyoba ngegombal.

"Oh.. Ya udah.. Kalo gitu, aku pamitan ya.. Aku mau mandiin macan tutulku nih.. Udah Sore."
Ningsih berjalan menuju sepeda roda tiganya.

"Eh.. Tunggu Ningsih.."

"Apa lagi?"

"Err.. Setelah kamu tau keadaanku kayak gini.. Kamu gak ngerasa khawatir gitu?"

"Maksudnya?"

"Yaa.. Waktuku kan terbatas.. Kamu gak mau nyenengin aku di saat-saat terakhirku ini?"

"Ehm! Kan tadi permintaan kamu di SMS tuh kamu pengin ketemu aku sekali aja untuk yang
terakhir kalinya kan? Dan aku udah kabulin permintaan kamu. So, aku udah nggak perlu peduli
sama keadaan kamu esok atau lusa. Yang penting aku udah menuhin permintaan terakhir kamu.
Bye!"
*CETHAZZ!!* *Bisul Supri pun pecah*

Yap.. Di atas adalah beberapa contoh modus basi orang-orang yang ngajak balikan si mantan.
Modus-modus di atas gue dapetin dari survey-survey di lingkungan terdekat gue. Kenapa bukan
pengalaman gue? Inget ya... ALITT ITU ANTI BANGET SAMA YANG NAMANYA NGAJAK
BALIKAN! Orang nggak pernah bisa jadian.. -_____-"

Okay guys.. Semoga kalian yang udah ngebaca postingan ini, nggak bakal make modus basi ini
juga. Pesen gue, kalo mau mutusin pacar, inget-inget dulu.. betapa susahnya dulu kalian mau
ngedapetin si dia. Betapa kompaknya kalian dulu ngehadapin dunia. Betapa deg-degannya kalian
waktu digerebek Satpol PP di warnet. Dll.. So, nggak bakal ada penyesalan di kemudian hari
deh.. A good rule in life is, take one choice and never look back. Otherwise, you'll never move
on.

Kebodohan Yang Mereka Namai Ketulusan

"Hey, Ningsih.. mata kamu kenapa?" Tanya seorang sahabat kepada Ningsih.
"Ah.. Ndak apa-apa.. ini cuma digigit nyamuk kok~" Ningsih mencoba menyembunyikan
lukanya.
"Nyamuknya segede traktor ya? Kok gigitannya bisa bikin mata memar gitu?" Temannya
semakin bertanya-tanya..
"Eh liat.. Ada Bajaj terbang!! " Lalu Ningsih buru-buru kabur.

Kalian udah pernah mengalami, atau mendengar dialog semacam itu kah?
Bisa kah kalian menebak apa yang sebenernya terjadi sama Ningsih?
Bisa kah kalian menebak apakah zodiak si Ningsih?

Yap.. Ningsih sedang mengalami kasus KDLP (Kekerasan Dalam Lingkup Pacaran). Hal seperti
ini kadang bikin gue geli sendiri sama orang-orang yang masih mau aja bertahan dalam
hubungan di mana pasangannya rajin main tangan. Mereka bilang sih, "Inilah caraku untuk tulus
mencintainya". One word to respond it, "PRET!". Kentut Anoa juga kedengeran lebih bermakna
daripada alasan sedangkal itu.

Dalam lingkungan sehari-hari anak sekarang, ada BUANYAK banget kasus"Kebodohan Yang
Mereka Namai Ketulusan". Dan berikut ini, gue bakal bahas tentang beberapa kebodohan itu. Ya,
dalam cinta emang nggak ada kata bodoh atau pinter, tapi cinta juga nggak boleh dijadiin alasan
untuk membodohi orang lain juga. So, berikut ini adalah beberapa hal bodoh yang bakal gue
tunjukin

biar

kalian

yang

ngelakuin

hal

itu,

bisa

nyadar

dan

mampu

bangkit:

KDLP
Kekerasan Dalam Lingkup Pacaran adalah salah satu kasus yang bikin gue gedeg. Soalnya gue
pernah terseret dalam kasus ini. Nggak.. Gue nggak pernah nginjek leher pacar. Ini kasusnya
lebih rumit. Jadi gue punya sahabat deket banget, cewek, sebut saja Ningsih.. Dia sahabat gue
yang udah kenal bertahun-tahun. Orangnya itu baik banget.. Dia selalu rutin ngutangin gue kalo
tanggal tua udah dateng, atau sekedar ngundang gue ke kostnya kalo dia tau gue lagi kelaperan
dan nggak bisa beli makan.

Nah, dia ini punya cowok, sebut saja Supri. Mukanya kayak apa cowoknya? Kayak muntahan
kadal. Nih cowok dulu suka mukulin si Ningsih ini. Anehnya, setiap kali Ningsih abis dianiaya
sampe memar-memar, dia selalu mencoba untuk menyembunyikan lukanya. Setiap kali gue
tanya dia kenapa, dia bilang abis jatuh dari motor kek, ketiban galon kek, keseret angkot sejauh 3
KM kek. Tapi gue nggak bodoh.. Gak mungkin banget orang seapes itu, bisa ngalamin
kecelakaan lebih dari lima kali dalam dua minggu.

Sampe suatu hari, pas gue dateng ke kost si Ningsih (buat minta nasi), gue ngeliat dengan mata
kepala gue sendiri, si Ningsih lagi digampar sama manusia-muntahan-kadal-bencong itu pake
sapu lidi. Tangan ningsih mulai memerah, Ningsih nangis tanpa suara. Gue ngerti.. Tangisan
tanpa suara itu justru lebih dalem sakitnya dibanding tangisan biasa. Di situ gue naik pitam, gue
nggak rela sohib gue, yang selalu bantuin gue, disakitin gitu sama COWOK. Akhirnya tuh sapu
lidi gue rebut, terus gue buang ke luar jendela. Cowok itu langsung gue banting ke lantai dan
nggak tau berapa kali gue pukulin muka tuh bencong ampe hampir ompong. Gue khilaf.. Gue
bener-bener nggak suka sama cowok yang tega main tangan ataungucapin kata-kata makian
ke cewek. Seolah-olah mereka yang tega ngelakuin itu, lahir dari batu. Nggak punya ibu.

Tapi apa yang gue dapetin dari Ningsih? Ucapan makasih? NGGAK.

Si Ningsih malah ngamuk-ngamuk ke gue, gue dibilang jahat-bodoh-tega-gak-punya-otak.


Tubuh gue didorong Ningsih untuk keluar dari kamarnya. Gue kecewa. Tapi gue juga nggak mau
ngilang gitu aja. Gue jelasin ke Ningsih kenapa gue ngelakuin hal itu ke Supri. Dari luar kamar
gue teriak-teriak ke Ningsih, "Kamu bodoh atau gimana sih? Aku tuh cuma nyoba nolongin
kamu."

Nggak ada jawaban.

"Ningsih.." Gue nyoba gedor-gedor pintu kamar Ningsih biar Ningsih ngerespon.

"PULANG SANA! AKU BENCI SAMA KAMU!" Itulah respon Ningsih.

Gue balik dengan membawa rasa nyesek di dada. Gue kecewa, sekaligus bertanya-tanya.
Kecewa karena gagal dapet nasi, dan bertanya-tanya kenapa Ningsih bisa gitu reaksinya? Di saat
galau itu, hape gue bunyi. Ningsih ngirim SMS.

"Maaf Alitt.. Aku kayak gitu ke kamu, karena aku gak tega liat cowokku kamu hajar gitu.. Maaf,
ini urusan kami, bukan urusan kamu. Aku minta kamu jangan ikut-ikutan lagi ya."

SMS itu gue bales dengan beberapa pertanyaan yang mungkin bisa "menyudutkan" dia. Tapi itu
semata-mata gue lakuin biar dia nyadar, kalo cara yang dia tempuh itu salah.

"Kamu mungkin bisa bertahan sekarang. Tapi kalo pas nikah ntar, anak kamu yang digituin ama
suamimu, kamu masih bisa bertahan? Atau setidaknya anak kamu ngeliat kamu digituin? Masih
bisa bertahan?"

Gak berapa lama, SMS itu berbalas.

"Ini caraku mencintai dia, Litt.. Inilah ketulusanku. Kamu nggak akan ngerti. Aku tak peduli
hari esok dia akan melakukan apa lagi padaku. Tapi aku yakin, aku siap dengan hal itu. Karena
aku mencintainya dengan tulus.."

Alasan bodoh itu bikin gue lumayan kesel, dan langsung ngelempar pertanyaan yang retoris.

"Kamu bener-bener tulus? Atau, hubungan kamu sama dia udah terlanjur terlalu 'jauh'?"

SMS itu tak pernah berbalas lagi, dan Ningsih seakan menghindar dari gue. Sejak saat itu kita
hanya bertegur sapa seadanya (itu pun kalo nggak sengaja ketemu doang), tanpa pernah bisa

mengobrol sebagai sahabat. Tentunya, gue harus nyari sahabat baru buat rutin ngutang dan minta
nasi di saat bokek melanda.

Hmm.. Gue sampe sekarang masih kasihan aja sama cewek sebaik Ningsih. Gue yakin di luar
sana masih ada cowok yang bisa menghargai inner-beauty Ningsih. Tapi sayang, Ningsih terlalu
takut untuk pergi, karena dia pikir, tak ada cowok di luar sana yang mau mengerti. Mungkin dia
menganggap

Menurut

kalian,

semua

yang

dilakuin

cowok

Ningsih

itu

seperti

KEBODOHAN,

atau

Supri.

KETULUSAN?

Menurut gue sih, orang yang suka ngelakuin KDLP itu termasuk psikopat. Kenapa begitu?
Karena

rata-rata

kelakuannya

gini:

- Pas marah bener-bener sisi kejamnya yang keluar.


- Sering nyebutin kekurangan pasangan dengan bahasa kasar, sehingga pasangan merasa minder
dan nggak berani ninggalin dia, seakan-akan cuma dia satu-satunya orang yang mau nerima
kekurangan

pasangannya.

- Nah, pas nih kecoa minta maaf, bener-bener sisi melasnya yang keluar, sehingga pasangan yang
abis

dia

Yakin,

mau

aniaya

hidup

jadi

sama

nggak

orang

yg

tega

kayak

buat

gini

ningggalin

seumur

hidup?

dia.

:p

PDLP
Ini beda kasus. Pemorotan Dalam Lingkup Pacaran, tentunya banyak banget udah makan korban.
Ntah kenapa banyak orang yang nggak PeDe dengan tampangnya, atau nyadar kurang oke level

kecerdasannya, sehingga yang dia banggakan adalah harta. Dan.. Bisa ditebak. Saat orang itu
dapet orang yang ngaku bisa mencintainya, endingnya cuma hartanya doang yang dipuja.

Kenyataannya hari gini banyak kok, cowok jelek, bermobil bagus, dan pacarnya mirip artis film
korea. Atau, tante-tante keriput, duitnya banyak, suka jalan sama berondong ganteng dan berotot.
Fakta itu udah nunjukin banget, cinta di mata mereka sangat murah. Padahal, cinta nggak bisa
dinilai dengan harta. Klise? Emang. Tapi c'mon.. kalo kalian mau aja jalan sama orang yang
nganggep dia bisa ngebeli cinta, kalian ntar nggak bakal ada harganya di mata dia. Dia nggak
bakal ngerasain penyesalan kalo misal dia kehilangan kalian, karena dia bisa "beli" cinta yang
baru.

Yang rutin diporotin tapi masih diem aja, ayolah.. Nyadar.. Cinta nggak sesimpel transaksi jual
beli tempe gitu. Cinta butuh perjuangan, pengorbanan, kesabaran, yang endingnya bisa
menciptakan keharmonisan. Keharmonisan bisa tercipta saat pasangan bisa mengerti dan
melengkapi karakter kalian, bukan cuma mengerti dan mengurangi saldo kalian. Jangan bawabawa nama ketulusan kalo kalian masih mikir,"Selama ada duit, dia nggak bakal pergi dari
aku". Itu adalah pola pikir orang bodoh, yang mau dibodohi orang lain, dengan membawa-bawa
nama cinta.

Oiyah, semalem ada yg kirim curhatan dia soal pacarnya yang pelan-pelan morotin dia dengan
mengobral rasa iba. Untuk sekedar pelajaran teman-teman yang mungkin senasib, gue copas
email curhatannya di sini dengan TIDAK MENYEBUTKAN identitasnya demi melindungi
privasi

======o0o======

dia.

Berikut

isinya:

Bang gue abis baca postingan lo yang berjudul, "Kebodohan Yang Mereka Namai Ketulusan".

Terus Bang, kalo menurut lo gue gimana?


Gue bukan orang kaya, gue juga masih kuliah, uang gue masih dari ortu. hampir 3 bulan ini
cowo gue berhenti kerja, dia juga bukan dari orang yang berada. kadang gue kasian ngeliat dia,
kadang gak makan, ditambah lagi dia udh gak punya ibu. Dia punya 1 orang ade cewek dan dia
juga ngurus bapaknya.bapaknya sih emang masih kerja, cuma petani. lo tau kan seberapa besar
sih penghasilan petani? Adeknya juga masih sekolah. pokonya hidup serba ngepas. gue sebagai
pacar ngga tega aja ngeliat dia, kalo gue makan dia gak makan dirumahnya rasanya juga gak
enak.

kalo pas gue lagi ada uang kadang gue bantu dia. niat gue mau bantu dia semampunya gue, tapi
akhir2 ini gue ngerasa dia makin ngelunjak, kadang dia maksain banget harus ada uang itu dan
kadang dia yang nentuin 'nominalnya' gue bingung, gue mau nolak karna gue pas bener-bener lg
gak punya uang, tapi dia ngeluarin senjatanya. itu ngebuat batin gue ngerasa kasian, dan gue
cuma bisa jawab "iya aku usahain ya, aku ngumpulin dari uang jajan aku kamu sabar dulu ya"
kadang gue nyesek kalo dia ceritain tentang kehidupannya, batin gue pengen banget ngebantu dia
disaat sulit kayak gini. gue yakin suatu saat dia berubah dia bisa bangkit dan keluar dari masalah
ini.

Alesan

dia

yang

sering

dia

pake

buat

ngeluluhin

hati

gue:

1. kalo aku punya uang, aku gak bakalan sampe ngomong gini ke kamu. buat aku makan aja
susah, aku laper banget Beib!

2. seandainya kamu tau keadaan aku dirumah gimana, makan paling sama garem doang kalo ga
sambel. itupun kalo kebeli beras.
3. aku lagi pusing ade belum bayaran sekolah
4. iya kalo aku punya uang buat ongkos aku bisa nyari kerja, aku juga lagi usaha kok. tapi aku
gak punya ongkos
5. badan aku panas, gak tau nih kenapa sakit semua bawaannya juga mual. aku pengen periksa
tapi gak punya uang. udahlah biarin aku rasain aja sendiri.

tapi pernah bang uang yang gue kasih dia gak pergunain buat kepentingan dia dirumah, malah
ngga jelas dipake buat apa. jujur aja gue kecewa. tapi gue juga gak tega ngeliat ade dan bapaknya
sampe gak makan. gue bodoh kah? tapi kan niat gue tulus buat ngebantu dia keluar dari
masalahnya.. gak ngandelin gue terus-terusan, paling ngga sampe dia dapet kerja.. gue akan
bantu selagi gue mampu selagi gue masih ada dan gue masih bisa bernafas.. gue salah gak sih
bang?

Dan, karena curhatan dia, gue jadi gatel buat jawab..

Halo..
Maaf bukannya mau ikut campur ya..
Tapi gue mau ngasih pendapat aja..
Yang gue liat, jujur aja nih ya
Nolong sih boleh.. Tapi seikhlasnya.. nggak ada rasa keterpaksaan..
Minta tolong sih boleh.. Tapi bukan memaksakan..
Indah kan kalo bisa jalan kayak gitu? Yup.. Itu baru namanya sama-sama sayang..
Tapi kalo kamu ngerasa apa yang kamu alamin itu beda dengan yang gue bilang di atas, artinya
itu udah nggak beres. Ada pihak yang memanfaatkan keadaan, dan ada pihak yang
dimanfaatkan..

So, apa yang harus kamu lakuin?


Hey.. Wake up.. Cinta emang membutuhkan pengorbanan.. Tapi buat orang yang layak dikasih
pengorbanan..
Dari apa yang kamu ceritakan, gue malah ngeliat kamu manjain dia.. Dia nggak bakal mau
berusaha, kalo kamu masih jadi malaikat penolongnya.. Kamu tau kenapa Tuhan kadang serasa
menghilang dan nggak ngasih pertolongan? Biar manusia sadar, dia punya kemampuan yang
lebih daripada hanya merengek..
Kalo kamu emang sayang dia, dan berharap dia bisa jadi PRIA yang lebih baik, berhentilah
memanjakannya..
Semakin kamu nurutin kemauannya, tanpa sadar kamu akan ngerasa udah banyak banget
berkorban buat dia.. Makin susah pula kamu untuk lepas dari dia, sehingga apapun
permintaannya akan selalu kamu coba untuk penuhi.. Lagi-lagi manjain dia lagi..

Let's break it down..


Cowokmu nggak punya mama? Cowokmu cuma anak petani?
Aku juga nggak punya papa. Mamaku cuma penjual jamu keliling.
Bedanya apa?
Cowokmu manja. Sedangkan Aku suka berusaha.
Hasilnya gimana?
Liat aja, gimana kehidupan cowokmu sekarang, sama kehidupanku.
Bukannya membanding-bandingkan.. Tapi kami sama-sama cowok dari keluarga yang nggak
bisa disebut keluarga yang berkecukupan. Cuma beda di sifat dan cara menyikapi hidup aja.
Cowok itu harusnya menjauhi sifat suka mengeluh, karena kelak cowoklah yang bertanggung
jawab untuk keluarganya. Gimana dia bisa bertanggung jawab pada keluarganya, kalo
BERTANGGUNG JAWAB BUAT DIRI SENDIRI AJA DIA NGGAK BISA?

So, the choice is yours.. Kamu mau terus-terusan kayak gini dan terjebak dalam "pemerasan" ini,
atau bisa bangkit dan membiarkan dia jadi pria mandiri?

Kalo kamu berniat untuk berhenti memanjakannya, menurut gue (kalo emang dia cowok manja),
siap2 aja kamu dapet respons kayak gini:

Dia memelas (nyebutin beratnya hidupnya tanpa kamu.. blablabla) -> dia janji bakal berusaha ->
dia bakal nangis.

Kalo kamu bisa tega menghadapi itu semua dan kekeuh ninggalin dia, kamu bakal bisa merdeka..
Dan dia bakal punya kesempatan untuk ngebuktiin kalo dia bisa berusaha, bukan cuma janji
semata.. Tapi kalo kamu luluh menghadapi respon di atas, dan mau nolongin dia lagi, kamu bakal
balik lagi mengalami hal yang kamu ceritakan di email kamu tadi.. Yang artinya, diskusi ini
nggak ada gunanya. So, the choice is yours.. Gak perlu curhat ke gue lagi kalo kamu nggak bisa
ngambil keputusan yang bener.. Karena semuanya sudah terjawab dengan jelas. Tergantung
kamu bisa ngelakuin atau tidak.

Itu aja sih pendapat gue.. Semoga bermanfaat. ;)

P.S. : Maaf kalo ada kata2 yang frontal, tapi gue adalah tipe orang yang lebih suka blak2an
daripada sungkan tapi menyisakan kebohongan.

======o0o======

Mencintai tanpa pernah mau keluar duit, itu pelit. Tapi selalu rela keluar duit demi dapet cinta,
itu hina.

Pacar Cadangan
Kasus ini sering banget gue temuin di lingkungan gue. Ada temen gue yang lagi LDRan sama
pacarnya, tapi di sini dia punya orang baru, alias simpenan. Yah.. Perasaan manusia, kadang
emang gitu sih..

"Yang pertama ada, bisa digantikan oleh yang selalu ada.."


"Yang cuma sering ngabarin, bisa digantikan oleh yang selalu nemenin.."
"Yang cuma sering ngucapin met bobo, bisa digantikan oleh yang selalu nemenin bobo.."

Meh.

Si "simpanan" ini pernah gue tanyain, "Lo nggak ngerasa jadi 'ban cadangan' dia?"
Dia cuma ngejawab, "Nggak lah.. mana ada ban cadangan tapi lebih sering dipake daripada
ban

utama?

So,

yang

cadangan

mah

yang

jauh

di

sana

itu.."

Terus gue coba desak dengan pertanyaan gini, "Hmm.. Gitu? Yakin? Coba bandingin pas
kemarin pacar dia main ke sini seminggu. Adakah sehariii aja dia nemenin kamu? Atau
seenggaknya nemuin kamu? Atau ngabarin kamu?"

Dia terdiam.

Endingnya sih, tuh orang ngakunya dia cuma mencoba untuk mencintai dengan tulus, pengennya
mikir nothing to lose. Lagian, katanya dia nggak mikir bakal bener-bener serius pacaran sama si
pasangannya.

H-E-L-L-O??

Emang cinta bisa diatur kapan datang dan perginya? Emang cinta bisa diatur untuk nggak
tumbuh sendiri? Gak usah muna.. Yang namanya kebiasaan bersama, berbagi segalanya, PASTI
pelan-pelan akan menumbuhkan perasaan istimewa. Fine, misal alesannya cuma buat "Have
Fun", silakan.. Tapi nggak lebih dari sebulan.. Kalo udah lebih dari sebulan dengan segala
rutinitas

yang

dilakukan,

GUE

JAMIN,

bakal

ada

perasaan

takut

kehilangan.

Udahlah.. Nggak usah sok suci dengan menggunakan istilah "ketulusan" untuk menutupi
"kebodohan". Cinta itu simpel. Saling menyayangi, saling menjaga, saling mengutamakan, saling
melengkapi. Saat salah satu dari hal-hal itu nggak terpenuhi tapi kalian tetep bertahan, artinya
kalian sedang mengkambing-hitamkan ketulusan.

Mau jadi pacar cadangan dari orang tajir yang bisa diporotin, tapi tiap hari kamu digamparin?
BODOH.

Okay.. This is the end of the post. Maaf kalo terlalu "Berapi-api". Gue cuma jengah aja sama

orang-orang yang awalnya membawa istilah "ketulusan", tapi saat kehilangan, akhirnya nyawa
pun dikorbankan karena tak mampu menahan sakitnya perasaan. Gue nggak akan nganggep
orang-orang yang ngelakuin hal di atas itu sebagai orang bodoh, asal dia nggak pernah mengeluh
atau menangisi keadaannya. Itu baru bener-bener tulus... Dan langka. :')

Yakin, Dialah Yang Terbaik Buat Lo?


Sejak pacaran sama dia, hidupku jadi beda..
Sejak pacaran sama dia, hidupku jadi berwarna..
Sejak pacaran sama dia, aku jadi suka buang air besar di jendela..

Itu adalah beberapa contoh testimoni orang yang sedang jatuh cinta. Indah memang, tapi di mata
dia. Pernahkah kalian melihat lingkungan sekitar juga saat sedang jatuh cinta? Apakah orangorang di sekeliling kalian masih bersikap sama? Kalo sikap dan kehidupan kalian jadi beda
(nggak nyaman lagi), artinya "dia bukan yang terbaik buat lo".

Emang pacaran itu selalu nyari yang terbaik ya Litt?

Yup.. IMHO, Segala hubungan itu wajib nyari yang terbaik, bukan yang sempurna. Karena, kalo
nyari pasangan yang sempurna, yang ada ntar malah sering jadian dan putus sia-sia. Soalnya
emang nggak ada manusia yang sempurna. So, kita cukup nyari yang terbaik, di mana pasangan
itu bisa membuat hidup kita terasa sempurna. Begitupun kita, juga harus bisa bikin pasangan kita
ngerasa hidupnya sempurna, alias lengkap hidupnya.

Terus, "Pasangan yang terbaik" itu yang kayak apa Litt?

Okay, berdasarkan survey yang udah gue lakuin di beberapa lokalisasi dan lampu merah,
terciptalah beberapa hasil analisa yang bakal gue jabarin di bawah ini. Gue bakal bahas beberapa
gejala orang yang pacaran dengan pasangan yang salah. Here they are:

1. Gak Punya Waktu Untuk Hal Lain


Sejak pacaran sama Ningsih, Supri udah jarang melakukan hobby-nya seperti Futsal, Renang,
Mancing, dan Nyebokin singa. Seluruh waktunya, dia abisin buat nemenin Ningsih. Sejak
bangun tidur, sampe waktunya tidur lagi, Supri selalu harus ada di samping Ningsih. Ningsih
bilang sih, itu contoh pasangan yang tak terpisahkan. Dan Supri tampaknya tak punya pilihan.
Gue curiga, saking nggak terpisahkannya cinta mereka, mereka bakal pake bakiak kalo lagi jalan
berdua.

Apakah Supri nyaman? Yang bisa jawab Supri sendiri. Dengan sering sama pacar, dia berasa
nggak punya kehidupan sendiri, atau Dengan sering sama pacar, dia berasa punya hidup baru
yang lebih berarti? The answer is yours!

2. Tunduk Karena Takut


Banyak orang yang pacaran dan salah satunya cenderung dominan. Sedangkan pasangannya
cuma bisa ngikutin misal disuruh ngapa-ngapain. Misal, waktu di mall ceweknya minta
cowoknya bawain tas ceweknya, dan tasnya ini warna pink, ditambah hiasan bling-bling di
mana-mana. Terus cowoknya ngikut aja. Penampilan cowoknya bakal jadi kayak orang yang abis
sukses ngejambret ibu-ibu pejabat.

Boleh-boleh aja sih, cewek minta cowoknya ngelakuin sesuatu yang DIA NGGAK BISA. Misal
benerin listrik, nguras jamban, atau nyuci genteng. Dan cowoknya berhak nolak kalo misal

ceweknya minta hal-hal yang nggak sewajarnya dilakukan pria, misal beli sayur, masangin
pengait beha, atau buang pembalut bekas.

Tapi ada juga sih, orang yang nggak nolak permintaan pasangannya, meskipun itu permintaan
terkonyol sekalipun. Yang jadi pertanyaan, dia mau ngelakuin itu karena sayang, atau karena
takut si dia nyiletin tangan doang? Ask yourself. :)

3. Gak Punya Temen


Pernah nggak, kalian pacaran terus semenjak jadian itu kalian jadi jarang atau malah nggak
pernah lagi ngumpul sama temen-temen setongkrongan? Semua waktunya udah dipake buat
bareng pacar, tiap mau jalan ama temen, gak dibolehin pacar. Akhirnya bukannya temen-temen
kalian yang menjauh, tapi kalian lah yang secara nggak sadar udah menjauh. Kalo udah kayak
gini, misal kalian lagi ada masalah ama pacar, mau ke mana kalian lari? Nyariin sahabat-sahabat
kalian lagi kan?

Itulah yang pengen gue omongin. Sahabat itu lebih tulus dari pacaran loh.. Saat berantem sama
sahabat, terus baikan, semua bakal balik kayak semula. Tapi kalo putus sama pacar, misal baikan,
semua nggak akan utuh seperti semula. Paling ntar kalo berantem lagi, masalah yang dulu-dulu
bakal diungkit lagi. Jadi, kalo pacar nuntut kalian untuk nggak boleh lagi nongkrong sama
sahabat-sahabat kalian dengan dasar keegoisan,udah.. Putusin aja.

4. Pacaran Karena Kasian


Supri akhirnya jadian sama Ningsih setelah Supri nembak Ningsih dan ditolak 12 kali.
Endingnya Supri pake jurus andalan buat nyuri hati Ningsih. Supri ngaku-ngaku kena penyakit

bisul ganas tepat di lubang pantat sehingga kalo mau kentut pun Supri akan berteriak histeris.
Dia juga ngaku-ngaku hidupnya nggak lama lagi. Endingnya, Ningsih pun mau menerima Supri
buat jadi pacar. Bukan pacaran karena ada kecocokan, tapi pacaran karena kasian.
Mengenaskan..

Orang pacaran harusnya sih jalan tanpa ada paksaan, termasuk dipaksa oleh rasa kasian. Karena
segala jenis "paksaan" itu nggak akan bisa menghasilkan kenyamanan. Tanpa adanya
kenyamanan, di sana nggak bakal ada juga yang namanya ketulusan.
Udah.. Putusin aja..

5. Menghambat Mimpi
Yang namanya pasangan terbaik itu kan harusnya membuat hidup kita terasa jadi sempurna. Jadi
saat kita sedang ada sesuatu untuk dikejar, harusnya pasangan nggak berhenti ngasih dukungan.
Tapi kalo pasangan itu malah menghambat mimpi kalian demi sebuah keegoisan, itu bukanlah
pasangan yang terbaik.

Contohnya kayak gini, kalian ada tugas dari kantor ke luar kota di hari ulang tahun si dia. Saat
kalian ngasih tau dia soal hal itu, dia malah ngasih pilihan, "Kamu pilih kerjaan, atau aku?"

Pacar kayak gitu, udah... Putusin aja..

6. Nggak Punya Privasi

Sedeket-deketnya seorang pacar, dia nggak punya hak untuk menuntut kita berbagi privasi.
Pasangan yang terbaik itu menghargai privasi, karena dia mampu mempercayai. Gue masih
nggak ngerti sama orang-orang yang menuntut pasangannya buat bagi password twitter,
facebook, email dan semua akun-akunnya.

Pelanggaran privasi gitu sebenernya malah nggak bakal menciptakan rasa aman loh. Mungkin
hal kayak gitu bisa jadi bibit pertengkaran. Soalnya, apa yang dia kepoin di akun kita, bisa aja
berbeda makna dengan apa yang kita tulis di sana. Kalo emang cintanya tulus, ngapain sih halhal kecil kayak gini juga diurus? Kalo emang mau ngasih perhatian, ya nggak cuma dengan cara
ngepoin akunnya, tapi jagain orangnya dong ya~

Makin pengin tau banget kehidupan pasangan, itu semakin nunjukin ketidak percayaan. Kalo
masih miara rasa gak percaya, ngapain masih dipacarin juga? Nikah sana..

Nah, dibanding contoh di atas, yang lebih ekstrim lagi, adek gue.. Dia tuker-tukeran simcard
sama pacarnya! Jadi pas gue nelpon mau ngomong penting ke adek gue, yang ngangkat malah
pacarnya. Tentunya gue marah.. Bukan, gue bukan marah soal nomor hape yang tukeran sama
pacarnya. Gue marah karena adek gue udah ngelangkahin gue dengan punya pacar lebih dulu
daripada gue. Sejak saat itu, gue bilang ke adek gue, "Udah.. Putusin aja.." #AbangSirik
#AbangDengki

7. Gak Bisa Jadi Diri Sendiri


Poin ini adalah inti dari semua poin di atas. Pasangan terbaik itu akan menerima kita apa adanya,
bukan menuntut kita untuk jadi seseorang yang sesuai kriterianya. Kayak yang pernah gue bahas

di postingan ini misalnya. Rasa nyaman untuk bersama pasangan itu bukan muncul dari saat kita
pegangan tangan dan nyium pipi, tapi rasa nyaman itu muncul saat kita bisa jadi diri
sendiri. Yeah.. Our life is too short to be someone else. Live our own life lah~

Yup.. Kayaknya itu dulu yang bisa gue share hari ini. Semoga kalian nggak ada yang ngalamin
poin-poin yang udah gue sebutin di atas. Kalo emang ada yang ngalamin, tunggu apa
lagi? Udah.. Putusin aja..#JombloNyariTemen

And this is the end of the post. Kalo ada yang mengalami hal yang sama? Terjebak keadaan yang
sama? Atau ada yang ngalamin hal yang belum gue sebutin di atas? Share di comment box
yah! :D

Orang yang salah pilih pasangannya, bakal salah juga cara hidupnya. - Mama gue

Hal-Hal Yang Bisa Menggagalkan PDKT


"Ha-hai.." Sapa gue kepada seorang cewek tinggi berkulit cerah dan wajah oriental. Dia lagi
makan es krim sambil jongkok di sebuah jamban umum yang sekatnya cuma setinggi satu meter.

"Hai juga.." Jawab dia menunjukan kedamaian, tapi dengan nada agak ngeden dan diikuti suara
benda yang jatuh ke air. *plung!*

"Umm.. Sendok es krim kamu lucu ya.." Gue nggak ngerti kudu basa-basi gimana. Gue
komentarin aja seadanya.

"Makasih.. Ini tadi yang beliin cowokku. Tuh, dia lagi boker di jamban sebelah kamu." Kalimat
ini mengakhiri segala harapan gue untuk deketin dia.

"O-oh.. Udah punya cowok ya? Ganteng ya.. Badannya bagus.. Suara kentutnya tadi juga cetar
membahana.. Bikin gemes.. Kenalin dong.. Hehe.." Gue nggak ngerti gimana mengakhiri
obrolan ini.

Setelah mendengar kalimat-kalimat penuh nafsu birahi gue tentang cowoknya, cewek itu buruburu cebok dan pergi dengan tatapan najis dan curiga. Gue masih jongkok sambil termangu di
jamban sebelahnya.

Oke, itu tadi adalah salah satu contoh perkenalan yang bisa dibilang gagal karena keamatiran gue
di bidang gebet menggebet dulu. Tapi tenang, itu cerita gue jaman SD dulu. Sekarang gue udah
gak secupu itu. Justru gue mau bagi-bagi tips kepada kalian yang udah mulai ngerasa jenuh
dengan kejombloan kronis yang KALIAN.. IYA.. KALIAN alami.

Di postingan ini, gue bakal ngebahas hal-hal yang bisa menggagalkan PDKT kalian sama
gebetan. So, buat para JOMBLO, silakan disimak dan dihindari hal-hal yang bakal gue tulis di
bawah ini:

1. Bahas Fisik

"Ihihihi.. Betis kamu gemesin deh.." Supri mencoba memuji si Ningsih.

"Maksut lo?!" Ningsih menggebrak meja.

"Gak apa-apa.. Lucu aja kalo dicubit-cubit gitu.." Supri tetap belum paham kalo Ningsih
ngambek.

"Hmmm..." Ningsih mendengus. Hidungnya mengeluarkan asap seperti knalpot Vespa yang udah
5 abad gak ganti oli.

"Iiiihh.. Perut kamu juga luchu.. Pasti sering ngemil sebelum tidur ya?"

"Daritadi lo komenin badan gue mulu?! LO NGATAIN GUE GENDUT?! GUE INJEK NIH!
GUE INJEK!!"

Tak lama setelah kejadian itu, Supri pun dilarikan ke UGD.

Itu tadi adalah salah satu contoh conversation pencair suasana yang gagal diaplikasikan oleh
Supri kepada gebetannya yang bernama Ningsih. Dalam dunia PDKT, kalian dilarang
mengomentari bagian-bagian tubuh yang nggak lazim. Contoh bagian-bagian tubuh yang gak
lazim (bagi cewek) tentunya, adalah:

- Betis
Misal: "Ih.. betis kamu kayak tabung Elpiji ya.. Suka narik becak Jawa-Sumatera ya?" -> Bunuh
diri

- Perut
Misal: "Ih.. Perut kamu lipetannya banyak ya.. Pasti bisa buat nyimpen ATM di situ." -> Bunuh
diri

- Dada
Misal: "Itu payudara apa tutup gelas sih?" -> Bunuh diri

- Lengan
Misal: "Kamu atlet panco ya?" -> Bunuh diri

Dan..

- Ekor
Oke.. ini khusus buat yang suka PDKT sama Sapi aja.

Hindari mengomentari bagian-bagian tubuh yang sangat rentan akan konflik kayak di atas.
Karena bagian-bagian tubuh di atas termasuk SARA (Sexualy Amateur Rapist Action) [P.S. :
iya, singkatan ini gue karang sendiri]. Hal-hal di atas ini termasuk dalam pelecehan seksual
dengan cara yang kampungan.

2. Bahas Mantan

Mungkin ada yang mencoba mengakrabkan diri sama gebetan dengan nanya-nanya soal masa
lalunya? I tell you guys! Itu BASI dan BUNUH DIRI! Gak percaya? Coba liat contoh dialog di
bawah ini:

"Kamu udah berapa lama jomblo?" Tanya Supri kepada gebetannya, Ningsih.

"Baru 1 bulan.." Jawab Ningsih lirih.

"Hmm.. Tampaknya kamu masih sedih gitu ya? Kenapa? Mantan kamu jahat ya? Tenang, kan
sekarang ada aku.. Aku gak akan jahatin kamu kayak mantanmu kok.. Janji!" Supri mencoba
mencuri hati Ningsih dengan kalimat-kalimat mautnya.

"Nggak.. Dia nggak jahat.. Dia itu baiiiikk banget sama aku.. Dia itu figur pacar sempurna buat
aku.. Kamu ngerti nggak sih, sakitnya berpisah karena dipaksa oleh agama?! Ya.. Aku masih
mencintainya.." Perlahan, air mata Ningsih membanjiri pipinya, sebagian lagi mengalir hingga
ke dalam beha.

Tenggorokan Supri tercekat. Dia tak bisa bicara apa-apa lagi. Sejak hari itu, Supri nggak mau
ketemu Ningsih lagi.

Ya, tak perlu membandingkan diri kalian dengan sang masa lalu gebetan. Kalo kalian ngerasa
bisa ngasih yang lebih baik, jangan jadikan sang masa lalu sebagai patokan. I believe, everybody
is so special. Kalian pasti punya cara sendiri yang spesial tanpa perlu ngebandingin dengan apa
yang ada di masa lalu si dia. Hargai masa lalu si dia, dengan membiarkan dia mengenang sendiri
dengan caranya. Mau ngasih cerita baru? Gak usah nengokin masa lalu mulu.. ;)

3. Terlalu Kepo

Setiap doi update status FB, di-Like..


Setiap doi ngetweet, di-Retweet..
Setiap doi jalan kemana-mana, diikutin..

Kepo.. Gue ngerti, Kepo itu tanda peduli. Tapi kalo over kepo, artinya kalian sudah mengganggu
privasi doi. Ada kalanya, tiap orang pengin menikmati dunianya sendiri. Pengin ngetweet tanpa
dikomentari. Dengan seringnya kalian nge-kepoin dia, tentunya dia nggak akan bisa ngerasa
nyaman. Bukan cap "orang care" yang bakal nempel di kalian, tapi justru si doi bakal
mikir, "Belum apa-apa aja udah diselidikin kayak detektif gini. Apalagi kalo udah pacaran
nanti?"

So, hindari sifat kepo kalian kepada gebetan. Apalagi sampe berlebihan kayak misalnya, setiap
abis liat dia di jalan, kalian kirim SMS atau BBM yang isinya kayak gini, "Aku tadi liat kamu
loh.. Tadi kamu jalan ke toko obat herbal, beli obat pelangsing 25 ribuan yang akhirnya kamu
tawar dan kamu beli dengan harga 15 ribu kan? Dasar licik.."

Dijamin, kalian bakal diblock, delete contact, report as spam, dan dia bakal nyewa pembunuh
bayaran.

4. Curhat

Masih jaman PDKT dengan cara tiba-tiba curhat tanpa ditanya kenapa? That's sooooo last year!

Gue tau sih, sebagian dari kalian pastinya masih ngelakuin cara ini. Curhat soal masa lalu, betapa
jahatnya mantan kalian. Pelan-pelan sebenernya kalian lagi nyoba menunjukan ke gebetan kalo
kalian adalah pihak yang telah disia-siakan mantan. Meh..

Sudahlah, udah nggak perlu lagi make trik basi gini. Curhat sih boleh, asal si dia udah ngasih
izinnya. Misal dia bilang, "Ada apa sih kok murung gitu? Kalo ada masalah, sini deh cerita."

Kalimat di atas nunjukin kalo si gebetan emang mau peduli. Dan itu halal-halal aja untuk
dicurhati. Tapi kalo nggak ada angin, nggak ada bajaj, tiba-tiba kalian bilang, "MANTAN GUE
TUH KADAL RUSIA YA! BLA..BLA..BLA.."

Dijamin si doi nggak bakal respek. Gue tau, semua orang berharap ada telinga yang mendengar
keluh kesahnya. Tapi nggak semua telinga mau gitu aja dengerin apa yang lagi kalian rasain juga.

Orang yang siap ngedengerin kalian curhat, bakal punya pikiran positif sama cerita kalian.
Sedangkan orang yang nggak siap ngedengerin curhatan kalian, bakal punya asumsi negatif ke
cerita kalian. Karena pada dasarnya dia ngerasa terganggu dengan cerita itu. Kalo dia sendiri
udah terlalu banyak masalah, ngapain kalian tambah?! Udah.. PDKT itu kan misi utamanya
adalah ngebikin dia nyaman, bukan malah kebanyakan nyari perhatian.

5. Ngelamar

Baru kenalan dua hari via Facebook, terus lo bawa orang tua dan saudara-saudara ke rumahnya
dan ngelamar gitu aja? Sumpah.. Lo itu jomblo stadium dewa. Kalo ada yang ngelakuin ini, gue
kira udah nggak sabar buat bikin hasil sunatannya nggak mubadzir lagi.

Yap.. Kayaknya itu dulu beberapa hal yang bisa menggagalkan PDKT yang bisa gue sampein di
sini. Gue berharap dengan membaca postingan ini, jumlah jomblo di Indonesia bisa makin
ditekan. Semoga yang terlanjur ngelakuin kesalahan-kesalahan di atas bisa berbenah diri, dan
nggak jomblo lagi. Gue lakuin ini semata-mata karena gue peduli sama KALIAN.. IYA..
KALIAN yang JOMBLO. Ciao!

Kebiasaan Tak Terlupakan Jaman Gue Pacaran


"Lirik lagu kamu ngaco!!" Ujar seorang cewek berambut lurus dengan dua tahi lalat di pipi
kanan dan kiri yang bikin tingkat kecantikannya naik 69% itu. Saat itu kami sedang berada di
dalam sebuah mobil yang audio systemnya sedang memutar lagu-lagu top 40 kencang-kencang.
"Suara kamu juga fals, Kayak kentut Koala!!" Ujar gue.
"Apa kamu bilang?! Kentut Koala?! Nakaaalll...!!" Cewek itu nyubit-nyubit dengan brutal perut
gue. Gue pun ngaceng. Kita pun pelukan. Sweet.

Gue jadi inget moment-moment indah jaman gue pacaran sama mantan calon gebetan gue. Ada
banyak banget hal-hal indah yang udah kita lakuin bareng. Karena rutinnya hal-hal indah yang
kita lakukan, akhirnya itu menciptakan sebuah kebiasaan. Endingnya, pas bubar nyesek
sendiri.Karena memang susah sih menghapus perasaan, tapi yang lebih susah lagi itu untuk
menghapus kebiasaan.

Oke, di postingan ini gue bakal nostalgia tentang indahnya jaman-jaman gue pacaran dulu. Gue
tau, sepahit-pahitnya pacaran yang udah bubar, pasti selalu ada kenangan-kenangan berharga
yang nggak akan bisa pudar. Semua kenangan itu selalu bisa diinget lagi, sebagai bekal untuk
tersenyum-senyum kecil pas udah tua nanti. Selain itu, bisa juga diceritakan ke anak sendiri. :)
Dan nggak usah berlama-lama, mari kita mulai bernostalgia..

Nyanyi bareng

Saat malem tiba, dan saat berdua, gue main gitar dan dia nyanyi, itu adalah perpaduan sempurna
buat kita. Walaupun mungkin orang lain bilang, itu adalah semacam duet pengundang bencana,
tapi karena cinta, indah-indah aja tuh di mata kita.

Seperti di pembuka postingan ini, gue demen nyanyi-nyanyi, teriak-teriak pas lagi jalan sama
mantan gue dan lagi di dalam mobil. Pengin juga sih nyanyi-nyanyi heboh gitu pas jalan pake
motor, tapi terakhir kali gue coba cara itu, mantan gue ngambeg karena air liur gue nyemprot
semua ke muka dia. Wajahnya pun terserang penyakit kusta.

Endingnya gue diputusin.

Bayangin Tentang Masa Depan.


Membicarakan tentang masa depan bersama pasangan adalah salah satu hal yang susah
dihentikan saat sedang pacaran. Gue sendiri udah membuktikan itu. Berkhayal tentang masa
depan kalo nanti bisa bersama, emang cara paling sederhana untuk bahagia. Contoh simpelnya
kayak dialog ini:

"Sayang, aku mau anak kita kelak dua aja.." Kata gue ke mantan calon gebetan gue itu.
"Aku juga gak mau punya anak banyak-banyak.. Ngelahirin kan sakit!"
"Nah, aku pengin anak kita ntar cowok sama cewek.. Yang cowok ntar suka belain aku kalo
sering pulang malem, yang cewek ntar suka ngadu sama kamu kalo liat aku jalan sama istri
baru.."
"ENAK AJA!!"

Endingnya gue diputusin.

Giving surprises, and Get surprised!


Setiap kali gue pacaran, gue selalu bilang ke pasangan kalo gue itu bukan tipe cowok romantis,
tapi gue adalah cowok yang penuh kejutan. Dan itu bukan gombal seribuan di pasar-pasar dan
trotoar. Gue selalu bisa ngebuktiin itu. Contoh simpelnya gue dulu pernah LDR Jakarta-Medan.
Baru aja kelar skype-an sampe jam 4 pagi, jam 8 pagi gue udah BBMin dia lagi, "Sayang.. Kamu
di mana? Aku kangen."
"Kangen? Sini lah.." Jawab dia.
"Udah.. Jemput dong di Polonia.." Gue jawab gue dengan santai.
"HAH?! SERIUS?! SUMPAH?!" Iya, dia nulis chatnya dengan huruf kapital semua.
"Iya. *kirim pic tiket pesawat*"
Dia jemput gue dan kita pun pelukan.. :')

Itu baru salah satu kejutan gue buat mantan. Ada beberapa pengalaman gue bikin kejutan lain
yang nggak terlupakan.

Gue juga suka bikin surprise dalam bentuk ngasih sesuatu tanpa perlu diminta dulu. Jadi pernah
suatu ketika mantan gue bilang,

"Sayang, aku abis beli bantal Shaun the sheep loh!"


"Oh ya?! Makin ngefans sama Shaun the Sheep dong ya!" Jawab gue sambil senyum-senyum.

"Iya dong!! Jadi ada temen bobo sekarang.."


"Biar temen bobonya makin rame, coba deh cek di bagasi ada apa..." Senyum licik gue muncul.
"Ada apa?! Ada apa?!" Dia penasaran.. Dan pas dia ngecek bagasi mobil, dia nemu boneka salah
satu tokoh di kartun Shaun the Sheep itu. Dia terharu.. Dia kayang di zebra cross pas lampunya
lagi nyala ijo.
Pas beli nih boneka, gue diketawain cewek-cewek di toko. Muka sangar tapi beli boneka..
-______-"

Cerita lain lagi nih.. Jaman semester 1 dulu, gue demen sama seorang cewek. Dia cantik, muka
agak arab, tapi dia pendiam banget. Mungkin karena pendiamnya itu, bikin gue makin
tertarik. Emang banyak sih orang yang mengawali rasa cinta cuma karena penasaran. Setelah
rasa penasaran itu terjawab, rasa hambar jadi menyelinap.

Nah, untuk bikin surprise, gue dibantu sohib gue Agil nyiapin 100 potong lilin yang gue susun di
lapangan basket kampus gue. Lilin emang selalu sukses memberi kesan romantis di malam hari
sih ya. Terus pas si target lewat, gue bawa ke zona-lilin itu, dan gue tembak dia di sana.
Endingnya?

Gue ditolak. Soalnya kita belum sempet kenalan sebelumnya. -_______-"

Selain kejutan yang itu, ada juga kejutan lain lagi. Jadi dulu gue sempet berpikir untuk serius
sama salah satu mantan gue. Karena gue sendiri udah capek dengan siklus KENALAN-> PDKT> JADIAN -> ILFEEL -> PUTUS -> KENALAN LAGI. Sumpah udah gak umur lagi buat
gituan. So, gue mutusin buat ngelamar dia dulu secara pribadi.

Waktu itu gue lagi jalan di mall sama mantan gue dan adeknya. Sebelumnya adeknya itu udah
gue minta buat ngalihin perhatian doi. Pas dia lagi lengah, gue pelan-pelan ngabur. Terus dengan
ditemenin sohib mantan gue, namanya Iam, kita masuk ke sebuah toko emas. Gue langsung pilih
cincin couple yang ukurannya pas. Eh.. pas gue lagi milih-milih, mantan gue itu tiba-tiba lewat
depan toko sambil nengok kanan-kiri mencari-cari. Karena gue nggak mau ketauan, spontan gue
ngumpet di bawah meja. Ibu-ibu penjaga toko itu langsung teriak-teriak, "Ini apa?! Kau mau
ngerampok kau?! Ku panggil security ya?! Awas kau!!" Gue sempet ikut panik juga waktu itu.
Gue nggak mau masuk koran dengan tuduhan perampokan, terus dibawa ke Nusa Kambangan,
dan jadi mangsa para narapidana kesepian.

Setelah mantan gue itu gak ada lagi di depan toko, gue jelasin pelan-pelan ke ibu yang jaga toko.
Setelah dia paham apa yang gue maksud, dia bilang, "aaah.. So sweet ya~"
Karena bete dituduh rampok, gue jawab, "Mana ada rampok se-sweet ini lah buk! Kimbek!"

Gue simpen dulu cincinnya di tas gue, sebelum gue ke bandara.

Terus balik dari mall itu, kebetulan gue harus balik ke Jakarta. Dan cincin itu gue kasih ke dia di
bandara. Gue lamar dia, sambil diliatin orang-orang sebandara. Dia mewek. Gue horny.

Sebenernya gue ngelakuin hal-hal seperti itu, ada alasan utamanya. Gue nyadar wajah gue nggak
tampan. Jadi, saat wajah tak bisa dibanggakan, kenapa nggak bikin kisah yang membanggakan?
Gue juga sering bilang ke mantan gue, "Aku nyadar gimana tampangku, jadi aku selalu nyari
cara biar kamu bangga memiliki aku." Dia cuma tersenyum penuh makna.

Meskipun endingnya dari kisah-kisah cinta gue nggak mulus, tapi nggak ada yang gue sesali
karena itu semua gue lakuin dengan tulus. Sepahit-pahitnya kisah cinta, pasti selalu ada kisah
manis tak terlupakan di sana. Ngasih kejutan ke orang spesial itu asiknya luar biasa. Klimaksnya
tuh kalo liat dia nangis terharu, dan bilang "kamu tuh gila ya!" terus meluk kenceng-kenceng.
Sensasinya lebih gila daripada cuma sekedar ciuman di depan Satpol PP loh.

Tapi ada kalanya gue juga dapet "surprise" dari cewek. Ya, tukang bikin surprise emang kudu
siap juga kalo suatu saat gantian dapet surprise. Jadi waktu itu gue masih semester 4 kali ya. Gue
tau malem itu pacar gue bakal ulang tahun. So, gue berencana bikin surprise gitu. Seharian dia
udah gue bikin bete. Malem dia ngajak dinner gue alesan sibuk, nggak bisa. Gue nggak mau
nemuin dia seharian karena nyiapin kado, kue dan topi ulang tahun. Tapi ke dia, gue beralasan
sibuk sama urusan kampus. Gue ngelakuin itu sengaja biar efek surprise-nya makin luar biasa.
Karena gue percaya, matahari itu akan selalu terlihat lebih cerah setelah mendung seharian.

Nah, menjelang jam 12, gue dateng ke kosnya dengan membawa kue tart, make topi ultah dan
kado. Tepat jam 12 malemnya, gue ketuk-ketuk kamarnya, tapi gak ada respon juga. Kurang
lebih sejam gue nyoba manggil-manggil dia, tapi dia nggak keluar juga. Waktu itu gue sempet
panik, gue kira dia bener-bener murka. Akhirnya gue cuma bisa nunggu dengan duduk di kursi
depan kamarnya. Gue harap, esok pagi saat dia bangun dan liat gue udah di depan pintu dengan
kejutan ulang tahun yang udah gue bikin, kemarahan dia akan mereda.

Tapi kenyataannya nggak sepositif pemikiran gue. Kurang lebih pukul 4.30 pagi, gue liat ada
mobil berenti di depan kost mantan gue itu. Dari mobil itu turun seorang cowok dan cewek yang

keliatan sangat akrab. Ya, cewek itu adalah mantan gue. Saat itu juga, gue deketin mereka dan
ninggalin kue tart di kursi depan kamar mantan gue itu. Gue bilang, "Selamat ulang tahun ya..
Semoga kamu makin dewasa." Abis itu gue langsung pergi. Mantan gue nyoba ngejar dan
nyegah kepergian gue. Dia mencoba membela diri, "Ini gak seperti apa yang kamu pikirkan kok!
Jangan marah plis!"

Gue cuma jawab, "Iya, ini nggak seperti yang aku PIKIRIN, tapi seperti apa yang aku LIHAT!
Cewek subuh-subuh dianter balik cowok itu udah lebih dari cukup buat nyimpulin apa yang
kalian

lakuin.

Bye!"

Tampak bodoh memang. Soalnya waktu gue bilang gitu, gue masih make topi ulang tahun.
Sejak saat itu, gue nggak ketemu dia lagi. Ternyata dapet surprise nggak enak itu nyesek juga ya.
Tapi gue nggak bakal berubah. Karena buat gue, nyenengin pasangan itu bukan kewajiban,
melainkan kebutuhan. :)

Okay, sampe sini dulu aja nostalgianya. Mungkin ada yang bilang kisah-kisah gue ini alay atau
lebay. Tapi gue percaya, cinta itu nggak mengenal kata lebay. Lebay itu milik logika.

Intinya, kalo kita udah ngelakuin hal terbaik buat pasangan tapi masih ditinggalkan, ya udah..
Ikhlasin aja, biar Tuhan tau kalo kita siap nerima pasangan yang lebih baik lagi.. :)
karena gue adalah cewe tomboy, kejutannya gajauh2 dari pake barang2 cewe dan
memperlihatkan ke beliau.. yang gue sendiri ga nyaman buat makenya.. but, he changed me..
dari perempuan hutan jadi perempuan desa.. :P akhirnya lama kelamaan that's not bad at
all..kadang
keren
juga
:D
tapi kejutan yg lebih sering adalah memberikan sesuatu yang sangat dibutuhkannya, kadang2
tercetus dari mulutnya, 'aduh lagi butuh "ini" nih, nnti rencanaiin beli aah klu sempet',,yaa..
mantan pacar gue adalah orang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya. tapi selalu
menyempatkan waktu kapanpun demi gue kapanpun gue minta.. T.T he's angel for me.
dan gue pun cuma bisa membalas dengan membuat kejutan, menghadirkan sesuatu yang dia

butuhkan secepat mungkin dan memberikan kepadanyaa.. surprise! dia senang dan memberikan
gue
senyumnya
yang
mahal.
:D
Pernah juga saat bikin surprise buat ultahnya, tapi sudah ditebak ama dia, zzzzz.. yang paling
seru adalah saat memberikan surprise saat beliau wisuda, gue emang sengaja datang telat, tapi
jadi telat beneran karena kehilangan dompet pas abis makan siang.. zzzzz... gue telat biar bikin
beliau bete yg semua wisudawan sudah mengandeng PW nya masing2, sedangkan dia cuma ama
hapenya menghub gue.. HAHAHAHA, but, akhirnya gue bawa bunga, ama sekotak pizza
kesukaannya, dan hadiah spesial yg gue buat dengan tangan gue sendiri..

karena gue adalah cewe tomboy, kejutannya gajauh2 dari pake barang2 cewe dan
memperlihatkan ke beliau.. yang gue sendiri ga nyaman buat makenya.. but, he changed me..
dari perempuan hutan jadi perempuan desa.. :P akhirnya lama kelamaan that's not bad at
all..kadang

keren

juga

:D

tapi kejutan yg lebih sering adalah memberikan sesuatu yang sangat dibutuhkannya, kadang2
tercetus dari mulutnya, 'aduh lagi butuh "ini" nih, nnti rencanaiin beli aah klu sempet',,yaa..
mantan pacar gue adalah orang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya. tapi selalu
menyempatkan waktu kapanpun demi gue kapanpun gue minta.. T.T he's angel for me.
dan gue pun cuma bisa membalas dengan membuat kejutan, menghadirkan sesuatu yang dia
butuhkan secepat mungkin dan memberikan kepadanyaa.. surprise! dia senang dan memberikan
gue

senyumnya

yang

mahal.

:D

Pernah juga saat bikin surprise buat ultahnya, tapi sudah ditebak ama dia, zzzzz.. yang paling
seru adalah saat memberikan surprise saat beliau wisuda, gue emang sengaja datang telat, tapi
jadi telat beneran karena kehilangan dompet pas abis makan siang.. zzzzz... gue telat biar bikin
beliau bete yg semua wisudawan sudah mengandeng PW nya masing2, sedangkan dia cuma ama
hapenya menghub gue.. HAHAHAHA, but, akhirnya gue bawa bunga, ama sekotak pizza
kesukaannya,

dan

hadiah

spesial

yg

gue

buat

dengan

tangan

gue

sendiri..

Nah.. Kalo dulu gue pernah bahas Beberapa Penyakit Cowok, sekarang gue bakal bahas
beberapa kalimat sakti cewek. Intinya kalimat-kalimat ini udah pernah gue denger dari cewek
kepada cowok pas lagi berantem. Entah itu pacarnya temen sebelah kamar kost gue, entah itu
cewek yang lagi berantem di cafe langganan gue, dan sebagian pertengkaran ini emang pernah
gue denger di jamban umum. Berikut ini adalah kalimat-kalimat sakti itu:

1. Lo Tuh Emang Nggak Peka

Seperti di pembuka postingan ini, gue sering banget nemu kasus di mana cewek ngucapin
kalimat "Lo tuh emang nggak peka" ke cowok saat dia sudah merasa kesal. Kesal di sini
mungkin karena kode-nya gagal diterima oleh si cowok. Contoh simpelnya kayak gini, ada
cowok dan cewek lagi jalan. Nah, si cewek cuma pake tank-top. Terus kebetulan itu suasananya
abis ujan. Si cewek sedikit menggigil kedinginan. Terus cowoknya ngeliat kejadian itu, lalu dia
menawarkan sesuatu.

"Kamu kedinginan ya? Ini pake Jaketku.."


"Ah.. Nggak kok.. Udah biasa.."
"Oh... Ya udah deh.. Syukur kalo kamu ternyata cewek kuat.."
"He'eh.."

Sepulangnya dari ngedate tadi, si cewek update status BBM: "Lo Tuh Emang Nggak Peka!"

Si pihak cowok tentunya nggak ngerasa itu status update buat dia dong. Soalnya si cowok udah
merasa peka dan nawarin jaketnya pas ngeliat si cewek kedinginan. Si cowok nggak mau
maksain si cewek buat make jaketnya lah kalo ceweknya udah nolak. Takut dikira cowok yang
suka maksain kehendak ntar.. Jadi cowok itu mikir tuh status update buat orang lain. Tapi pada
kenyataannya, tuh status BBM emang buat cowok tadi. Nah loh?! Nggak ngerti kan maksud tuh
cewek apa? Gue juga!

2. Pilih Mana.....?

Kadang hidup memberi kita beberapa pilihan yang sulit. Tapi pilihan-pilihan yang disediakan
oleh hidup, nggak pernah sesulit pilihan yang dikasih sama cewek. Gue sering liat kalo ada
cewek sama cowok lagi debat, si cewek bisa ngasih skak-mat ke cowoknya dengan "Pilihan" ini.
Berikut adalah salah satu contoh kasusnya. Si cewek ngajakin cowoknya ke salon. Sayangnya di
jam yang sama si cowok harus ketemu dosen pembimbing skripsinya.

"Anter aku nyalon ya.. Bulu kakiku mulai gimbal dan ubanan nih sayang.."

"Umm.. Aduh.. Gimana ya.. Aku ada janji buat bimbingan skripsi.. Besok aja ya.." Si cowok
mulai garuk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Tapi apa kamu nggak liat kakiku bentuknya udah kayak kemoceng Rusia gini?!" Cewek itu
menatap mata cowoknya dengan tatapan penuh harapan.

"Gimana lagi.. Bimbingannya hari ini.."

"Oke.. Kamu pilih aku, atau skripsi kamu?!" Si cewek mengeluarkan taring dari hidung.

Yup.. Skak-mat. Nggak heran kalo endingnya cowok itu akhirnya nggak lulus-lulus kuliah
karena batal bimbingan skripsi mulu. Soalnya tiap kali mau skripsi, dia dikasih "Pilihan" yang
berat tadi.. Kasian.

3. Iya.. Emang aku kok yang salah.. Kamu yang selalu bener.

Suatu hari si Supri mau nonton sama Ningsih di bioskop. Di jalan, Ningsih ketemu mantannya.
Ningsih lupa ngenalin Supri ke mantannya karena terlalu asyik reunian sama mantannya itu
sampe lehernya merah-merah.

Di situ Supri tersinggung dong. Soalnya Supri itu udah resmi jadi pacar Ningsih. Terus Supri
protes,

"Kok aku nggak kamu kenalin sama mantanmu, tadi?"

"Maaf, lupa.." Ningsih menjawab dengan santainya.

"Nggak boleh gitu dong sayang.. Namanya itu kamu nggak nganggep aku.."

"Kan aku udah bilang, aku khilaf.." Ningsih mulai mengerutkan dahi sambil menggigit-gigit
bibirnya.

"Ya udah.. Besok jangan diulangi lagi ya.." Supri tersenyum lega.

"Iya deh.. Iya.. Emang aku kok yang selalu salah.. Kamu yang selalu bener.. Makanya cuma aku
yang kena marah mulu.." Bibir ningsih mulai membentuk pola bulat seperti gunung berapi yang
miring ke kiri.

"Lha? Bukan git....."

"IYA.. AKU YANG SALAH!! PUAS?!"

"....."

Ini kenyataan loh.. Mihihihihi...

4. Ntah aku yang terlalu berharap ke kamu, atau kamunya yang nggak bisa diharapkan..

Kadang ada aja cara cewek buat maksa cowok ngelakuin sesuatu. Jadi gue pernah denger
perdebatan temen sebelah kamar kost gue sama pacarnya. Saat itu gue denger pacarnya bilang,

"Duh sayang.. mendadak aku dapet nih.. Mana gak bawa pembalut!"

"Wah.. Terus gimana dong?! Gak bisa beli?" Cowok itu nepok jidatnya.

"Mana mungkin aku keluar dalam keadaan kayak gini?!"

"Terus?"

"Beliin aku pembalut dong.." Cewek itu memohon belas kasihan cowoknya.

"HAH?! Aku kan cowok.. masak disuruh beli gituan?!"

"Ya ampun.. Baru disuruh kayak gitu doang nggak mau.. Cowok macam apa kamu ini?! Gimana
kalo besok kita nikah, terus kamu aku suruh beli popok, beli susu, blablablalba.." Cewek itu
mulai lompat-lompat di atas meja.

"Itu kan kasusnya beda.." Cowoknya juga masih mencoba membela diri.

"Aishhh... Ntah aku yang terlalu berharap ke kamu, atau kamunya yang emang nggak pernah
bisa diharapkan.."

"*JLEB!!*" ini suara muncul dari dalam dada si cowok.

Lima menit kemudian, cowok itu bergegas ke indomaret. Beli pembalut, tentunya dia pake
topeng Batman dan pake Hotpants.

5. Cowok tuh di mana-mana sama aja!

Kalian mungkin nggak asing sama kalimat ini. Begitu juga gue. Jadi gue pernah denger cewek
seumuran Aurel Hermansyah lagi berantem sama cowoknya di cafe. Endingnya cewek itu
nyeletuk, "Halah.. Cowok di mana-mana sama aja! Nggak ada yang bener!".

Di situ gue pengen banget ngelurusin. Cowok itu tipenya banyak kok. Ada yang ganteng, ada
yang jelek, ada yang macho, ada yang ngondek, macem-macem! Jadi jangan pernah
menganggap semua cowok itu sama, kalo tuh cewek sendiri yang sering terjebak pada selera
yang sama.

6. Kalo udah gak ada temen aja, baru dateng.

Kadang cowok emang suka larut dalam kesibukan mereka. Sampe-sampe mereka lupa buat
sekedar ngabarin pacarnya. Tapi itulah cowok. Mereka kadang lebih suka ketemu, daripada cuma
sekedar ngabarin dan bilang rindu. Cowok itu lebih suka menunjukan isi hatinya dengan
perbuatan, daripada cuma sekedar lisan. Dan kadang, saat mereka baru punya waktu untuk
ngelakuin itu, si cewek udah bete duluan. Yap.. Endingnya bukannya kalimat "Aku juga rindu
kamu" yang menjadi jawaban si cewek.. Tapi,"Kalo udah gak ada temen, aja.. Baru dateng ke
aku.. Kalo lagi ada temen, lupa sama aku.."

Dan kalimat itu adalah kalimat penghancur mood paling luar biasa bagi cowok loh.. Bikin
ngerasa bersalah iya, bikin nyesel udah ngorbanin waktu buat ketemu, iya.

7. Selama ini kamu nganggep aku apa?

Supri deket sama Ningsih udah cukup lama. Mereka kenal, kira-kira udah 50 tahun lamanya.
Sudah banyak hal yang mereka lakuin bersama. Dan kemungkinan di dalam hati masing-masing
udah tumbuh benih-benih asmara. Tapi Supri nggak pernah berani mengungkapkan isi hatinya
karena dia takut hubungan cinta akan merusak persahabatannya. Sedangkan Ningsih sebenarnya
udah lama nungguin Supri buat bilang cinta kepadanya. Sampe akhirnya Ningsih nemu titik
jenuh penantian itu. Ningsih pun dideketin cowok lain. Cowok yang juga care ke dia.

Terus Ningsih curhat ke Supri, "Pri.. Menurut kamu, si Harno itu cowok yang gimana?"

"Hmm.. Dia cowok baik kok.. Kan dia care gitu sama kamu.."

"Terus, kalo misal Harno ngajakin aku jadian sama dia, gimana?" Dahi Ningsih berkerut.

"Y-ya.. selama kamu juga ngerasa nyaman sama dia, kenapa ditolak?" Supri menepuk pundak
Ningsih.

"Huuuhh!! Sebenernya selama ini kamu nganggep aku ini apamu sih?!"

"...."

Yup.. Kalo udah di posisi Supri kayak gini, tentunya Supri bakal ngerasa kayak "ditodong. Dan
pilihannya cuma 2:

1. Ngakuin isi hatinya kepada Ningsih.


2. Sok tegar dan ngedukung hubungan Ningsih sama Harno, meski harus membohongi diri
sendiri.

Benar-benar kalimat yang sakti..

8. Terserah

Ini kata pamungkas yang paling-super-duper-maha-sakti. Kalo cewek udah ngeluarin kalimat ini,
si cowok nggak bakal bisa jawab "Ya" atau "Tidak". Sama-sama bakal ancur deh intinya. Saking
seremnya nih kata "terserah", gue ampe nggak ngerti lagi gimana cara ngasih contohnya. Gue
nggak kuat iman.

Intinya, kalo cewek udah ngeluarin kata "terserah", si cowok nggak bakal punya kesempatan
untuk membela diri atau memperbaiki keadaan. Bahkan mau kabur pun juga nggak bisa, karena
kalo si cowok kabur setelah dikatain "Terserah" sama ceweknya, tuh cewek bakal
memberondong dia dengan kalimat, "Lagi kayak gini kamu malah kabur gitu aja?! Selama ini
kamu nganggep aku apa? Kamu tuh emang nggak peka ya! Ntah aku yang terlalu berharap ke
kamu, atau kamu yang emang nggak pernah bisa diharapkan!"

Lalu cowok itu pun meninggal dunia.

Yap.. Itu tadi beberapa kalimat sakti yang jadi jurus pamungkas cewek kalo lagi debat sama
cowok. Nggak semua cewek pernah ngelakuin jurus-jurus di atas sih.. Tapi secara umum, kasuskasus di atas emang sering terjadi.
1. Ada beberapa hal yg tidak harus diungkapkan, tapi ya harus dimengerti dg sendirinya.
Memang dimana" lelaki selalu ingin bicara secara langsung, simple gitu kan? saya tidak
pernah bilang itu salah, disini sy coba jelaskan saja dr sisi wanitanya.
2. tergantung intonasinya.. misal, iya aku yg salah(kalem).. it's mean kami mencoba
mengalah
atau, iya aku yg salah!!!!!!!! kalau begitu dy lagi ngamuk.. sebaiknya kalian lelaki
mengalah
saja,
daripada
berakibat
buruk
o.O
3. situasi positif maksudnya sedang tidak terjadi pertengkaran (situasi normal). Situasi
negatif artinya ya sebaliknya (abnormal)..

Suatu malam, ketika sedang berjalan sepanjang pantai California, seorang pria menemukan
lampu tua yang diletakkan di atas batu. Ketika ia mengambil dan menggosoknya, seorang Jin
mendadak
muncul.
"Baik, cukup sudah!" bentak Jin itu. "Ini keempat kalinya dalam bulan ini orang
menggangguku! Aku begitu marah sampai aku hanya akan memberimu satu permintaan
bukannya tiga! Jadi ayolah, ayo! Katakan apa yang kau inginkan, dan jangan membuang
waktuku
seharian!"
Orang itu berpikir cepat, kemudian berkata, "Yah, aku selalu bermimpi pergi ke Hawaii,
tetapi aku takut terbang dan aku cenderung mabuk laut di atas kapal. Bagaimana kalau kau
buatkan aku jembatan ke Hawaii? Dengan begitu, aku bisa naik mobil ke sana."
Jin itu tertawa. "Jembatan ke Hawaii?! Kau pasti bercanda? Bagaimana aku bisa mendapat
penyangga yang sampai ke dasar samudera? Itu membutuhkan terlalu banyak baja, dan
sangat terlalu banyak beton! Itu sama sekali tidak bisa dilakukan! Pikirkan permintaan lain!"
Kecewa,

pria

itu

berusaha

keras

untuk

memikirkan

permintaan

lain.

Akhirnya ia berkata, "Baiklah, aku punya keinginan lain. Semua wanita dalam hidupku
berkata aku tidak peka. Aku berusaha dan berusaha untuk menyenangkan mereka, tetapi tidak
ada
yang
berhasil.
Aku
tidak
tahu
di
mana
kesalahanku."
"Satu permintaanku adalah untuk mengerti wanita... tahu bagaimana sebenarnya perasaan
mereka ketika mereka membisu padaku... tahu mengapa mereka menangis...tahu apa yang
mereka inginkan ketika mereka tidak memberitahu aku apa yang sebenarnya mereka
inginkan...aku ingin tahu apa yang membuat mereka benar bahagia."

Anda mungkin juga menyukai