Anda di halaman 1dari 74

-BAPER BUKAN SOLUSI-

Penulis:
Purnama Dee

Lay Out & Desain Sampul :


Purnama Dee

Editor :
Purnama Dee

Diterbitkan oleh :
MDP MEDIA
Soreang, Kab. Bandung.
Dilarang !!!

Memperbanyak atau
memberikan (share),
mengirimkan ke pihak mana
pun tanpa izin dari penulis
dan penerbit.

" Jika itu terjadi? Maka semuanya akan


dipertanggungjawabkan di dunia dan juga di
akhirat, tapi insya Allah pembaca di sini
adalah pembaca yang memahami tentang
ilmu agama, baik, amanah, dan jujur."
Alhamdulillah, tiada kata yang pantas
diucapkan selain bersyukur karena telah
selesainya proses penyusunan buku ini
atas karunia dan anugerah dari Allah
Azza wa Jalla. Serta izin dari Nya kita
bisa terus mencari ilmu karena ilmu akan
menjadi penerang kita di dunia dan di
akhirat.
Daftar Isi :

BAPER 1 .................................... 10

BAPER 2 .................................... 19

BAPER 3 .................................... 27

BAPER 4 .................................... 35

BAPER 5 .................................... 46

BAPER 6 .................................... 54

BAPER 7 .................................... 50

BAPER 8 .................................... 65
BAPER 1

“ada dua hal di dunia ini yang


berpengaruh terhadap kehidupanmu,
positif dan negatif. Semua tergantung
pada bagaimana kamu menilainya dan
jika kamu merasa tersakiti, mungkin
kamu hanya menilai dari sisi negatifnya
saja”
Mungkin kamu pernah merasakan
kecewa? Sakit hati? Oleh teman-temanmu
semasa sekolah atau saat kamu berada di
bangku kuliah. Mulai dari perkataan
ataupun perbuatan teman-temanmu.

Bisa jadi ketika itu kamu melihat teman-


temanmu menertawakanmu atas apa yang
kamu lakukan, bagi mereka itu aneh, lucu,
dan pantas untuk ditertawakan, tapi bagi
kamu itu tidak.

Kita pernah berada di satu masa di mana


kita merasakan satu perasaan yang masih
sangat labil, belum bisa mengontrol
perasaan dan cepat sekali untuk berubah
kadar emosinya.
Coba kamu ingat-ingat lagi, pernah
tidak kamu pulang ke rumah dalam
keadaan sangat marah? Ya itu dikarenakan
perkataan-perkataan dari orang lain
kepadamu. Tak jarang saat sampai rumah
juga kamu pun membanting pintumu
dengan keras saking kesalnya, kamu
berharap semuanya akan reda jika emosi
bermain di situ.

Ah rasanya hari itu sangat melelahkan


bukan? Itulah kehidupan, pernah di satu
titik membahagiakan, pernah juga di satu
titik yang menyedihkan.

Hendaknya, kita lebih berusaha


meredam emosi dan mengindahkan apa
yang telah mereka lakukan padamu.
Sebab jika kamu terus menganggap itu
suatu hal yang membebanimu itu akan
sangat membuatmu terus tersakiti.
Mungkin kita bisa lebih menahan diri dan
menganggap semua itu hanyalah gurauan
semata.

Cobalah untuk melihat sesuatu hal dari


sisi yang berbeda, karena di kehidupan ini
terdapat dua sisi yang berlainan “positif”
dan tentunya “negatif”, semuanya
tergantung dari pribadi kita dan bagaimana
cara kita menilai akan hal tersebut.

Contohnya ialah saat kamu ditertawakan


oleh teman-teman mu. Jika kamu melihat
dari hal yang negatif semua itu akan terasa
menyakitkan, namun sebaliknya jika kamu
melihat dari hal yang positif, kamu tidak
akan merasa tidak enak ataupun merasa
disakiti bahkan kamu akan merasa bahagia
karena bisa tertawa bersama.

Membuatnya lebih ringan akan


membuatmu lebih bahagia, dan
hubungan pertemanan pun akan lebih
nyaman tanpa ada perasaan risih satu sama
lain.

Semuanya akan lebih terlihat indah


bukan? Begitu pun aku meski kadang
hatiku tergores atas perlakuan teman-
temanku terhadapku, aku tidak pernah
menjadikannya sebuah beban yang
berkepanjangan.
Masih banyak sekali hal yang lebih
penting yang harus aku pikirkan bukan
hanya tentang kesedihan. Jadi untuk apa
kita terus memikirkan hal tersebut?.
“Aku berharap apa yang sudah aku
lakukan bisa juga kamu amalkan,
karena hidupmu bukan hanya tentang
kepedihan”
BAPER 2

“Tidak mengapa jika kamu seperti itu,


hanya saja apakah yang kamu lakukan
itu merupakan sebuah kebenaran?”
Aku tau kamu merasa mereka itu jahat
terhadapmu, dan izinkan aku menceritakan
akan hal yang mungkin pernah kamu alami
juga.

Di antara teman-temanku, aku adalah


seorang yang paling aktif, paling banyak
bicara, paling sering teriak- teriak, dan
tertawa pun aku tidak pernah bisa dengan
elegan.

Aku juga tidak pernah bisa jika bertemu


seseorang baru yang entah itu siapa, hanya
berdiam diri dan fokus tanpa ada sepatah
kata yang terucap. Mungkin bisa dibilang
aku ini seorang EKSTROVERT.
Dari sebuah artikel di internet psyline.id
“Mereka yang memiliki kepribadian
seorang extrovert lebih didominasi
dengan sifat, kondisi atau kebiasaan
yang lebih menyenangkan. Mereka
menemukan kebahagiaan dari luar diri
mereka sendiri. Bagi mereka, aktivitas
sosial, berinteraksi dengan orang lain,
bertukar informasi dengan banyak
orang dan senang bergaul adalah hal
yang menyenangkan.”

Waah… menyenangkan bukan menjadi


seorang ekstrovert?.. Pasti kamu juga
berpikir demikian.
Namun ternyata menjadi seorang
ekstrovert tidak semenyenangkan seperti
yang kamu bayangkan.

Banyak hal yang mungkin bagi sebagian


orang adalah hal yang memalukan, namun
sering kali dilakukan oleh si ekstrovert
secara tidak sengaja. Karena hal itu,
terkadang aku menerima sikap yang sangat
tidak mengenakan dari teman-temanku.

Sebuah kalimat dengan sangat lantang


pernah diucapkan oleh temanku di depan
orang banyak “Hey kamu tuh anaknya ga
bisa diem yah? Kaya cacing kepanasan”.
Hmm… Pernah jugakah kamu merasakan
situasi seperti itu, lalu bagaimana kamu
menyikapinya? Kesal, marah, atau bahkan
merasa sakit hati?

Tak berbeda dengan mu aku pun


merasakan hal yang sama. Namun aku
lebih mengintrospeksi diriku dan
menyadari bahwa yang aku lakukan itu
mungkin mengganggu orang-orang di
sekitarku.

Aku pun tidak pernah sampai


memasukannya ke dalam hati, justru aku
malah merasa senang jika ada yang
mengingatkanku.
Karena manusia adalah makhluk sosial,
dan kita pun tidak akan pernah bisa menilai
diri kita sendiri. Tanamkan di Mindsetmu
bahwa koreksi dari orang lain adalah
sebuah pelajaran berharga.

Jangan pernah merasa diri kita adalah


yang paling benar dan paling sempurna,
karena tidak akan pernah ada manusia
yang sempurna.
“Bercerminlah!, karena cermin
merupakan sebuah kejujuran yang tidak
akan pernah berbohong kepadamu.”
BAPER 3

“Jika hanya goresan kecil, kenapa


harus sekesal itu? Jadikan semua itu
sebagai motivasi untuk membangun
persahabatanmu lebih kuat lagi”
Tak hanya dengan ucapan, namun
seringkali kamu bahkan mendapatkan
kekerasan fisik yang dilakukan oleh
temanmu.

Banyak orang yang melakukan hal


seperti itu, mereka tidak menyadari bahwa
hal tersebut menggores hati temannya.
Mulai dari dorongan, pukulan kecil atau
malah usapan ke kepala.

“Ada lhoo sebagian orang yang tidak


mau jika diusap kepalanya”

Mereka merasa bahwa jika dia


diperlakukan seperti itu seakan ia
direndahkan, dianggap tidak mampu
dalam melakukan suatu hal. Apakah kamu
termasuk orang seperti itu?
Kalo aku sih justru lebih merasakan
kenyamanan dan merasa jika aku sedang
ditenangkan. Apalagi saat aku sedang ada
masalah atau sedang marah. Semua pasti
akan terasa lebih baik jika aku diperlakukan
seperti itu.

Dan jika kamu termasuk orang yang


sering mendapatkan perlakuan seperti itu
kemudian kamu merasa hatimu telah
tergores olehnya, aku mengerti kenapa
kamu seperti itu. Setiap orang mempunyai
kadar sensitif perasaannya yang
berbeda-beda.

Namun bagaimana jika yang


melakukannya adalah sahabatmu?
Persahabatan yang sudah sangat erat,
akan selalu memiliki sifat menghilangkan
ketidakenakan. Kamu bisa mengerti
maksudku?

Sama seperti yang aku alami,


persahabatan yang sudah terjalin begitu
lama akan memunculkan rasa saling
memiliki. Jika sudah begitu, seseorang
tidak akan pernah merasa ada batasan
antara dirinya dan juga temannya.

Meskipun terkadang ada perdebatan di


antara aku dan dia, tanpa kita selesaikan
pun itu akan menjadi baik dengan
sendirinya. Itu yang aku rasakan,
bagaimana denganmu?

Kenapa bisa terjadi seperti itu yaa?


Menurutku mungkin disebabkan karena
kita sudah saling mengenal diri kita
masing-masing.

Dan akhirnya di antara kita terjadi saling


memaklumi, tentunya juga gengsi untuk
meminta maaf. Hehe begitu kan?

Tapi jika keadaannya yang


memperlakukan seperti itu bukan seorang
sahabat dekatmu, atau bahkan orang lain
bagaimana? Tentunya pasti kita akan
merasa kesal dan risih dengan hal tersebut.

Dalam pertemanan akan selalu ada


orang baru yang datang.
Namun yang menjadi tidak baiknya adalah
dia memposisikan dirinya seperti teman
yang sudah sangat dekat denganmu. Entah
itu dari bahasanya, sikapnya dan
perlakuannya. Tak ada salahnya jika kamu
berusaha mengingatkannya agar dia bisa
memahamimu.

Namun jika itu tidak membuatmu


terganggu bahkan kamu malah
membukakan pintu persahabatanmu
dengannya, tentunya hal itu tidak usah
kamu masukan ke dalam hati, justru semua
itu bisa kamu jadikan sebagai penguat
persahabatan diantara kalian.
“Lebih terbukalah dalam menerima
sesuatu, karena bisa jadi mereka adalah
penguat untuk dirimu”
BAPER 4

“Jika semua itu tidak benar,


mengapa harus jadi perdebatan hati.
Karena mereka tidak tau apa yang
sebenarnya terjadi”
Pernahkah kamu menjadi sebuah topik
pembicaraan di keluargamu, atau di
lingkunganmu? Padahal itu semua bertolak
belakang dengan keadaanmu yang
sebenarnnya. Semua anggota keluargamu
memandang dirimu sebagai orang yang
tidak baik.

Menyebalkan bukan? Mereka yang tidak


tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi bisa-
bisanya menyimpulkan opini negatif
terhadap dirimu. Bahkan yang lebih parah
lagi kamu di cap sebagai seorang yang
tidak baik.

Hmmm apa yang akan kamu lakukan,


kamu balas kah atau kamu datangi mereka
dan menghajar mereka satu persatu? Aku
rasa itu hanya buang-buang waktu.

Tenang… kamu tidak perlu melakukan


hal itu. Karena jika kamu seperti itu, sama
saja kamu seperti mereka. Kamu hanya
perlu diam dan menunjukan kepada
mereka bahwa kamu tidak sama seperti
yang mereka fikirkan, dan yang mereka
bicarakan. Sebab jika keburukan dibalas
dengan keburukan, itu bukan memberikan
jalan keluar. Malah hal itu akan
memberikanmu masalah yang lebih buruk
lagi.
“Manusia tidak berhak untuk
menghakimi seseorang, karena tidak
ada yang tau isi hati seseorang kecuali
Rabb kita”. Jika kita mampu, kita ingatkan
mereka.

Dulu sekali pada saat aku masih berada


di bangku sekolah tepatnya masa SMK, aku
di sekolahkan oleh orang tuaku di tempat
yang cukup jauh dari rumahku. Karena
tidak memungkinkan jika aku harus pulang
pergi, akhirnya aku pun tinggal dikost agar
lebih dekat dengan sekolahku.

Jarang sekali aku pulang ke rumah,


hanya satu bulan sekali. Itupun jika
persediaan bekal makananku sudah habis.
Aku ingat hari itu semua keluarga
berkumpul di rumahku, karena aku baru
saja pulang dari kost. Aku tidak tau jika ada
acara keluarga yang dilaksanakan di
rumahku.

Sesampainya di rumah, tanpa banyak


bicara aku langsung masuk ke kamarku.
Karena perjalan ku yang cukup jauh dan
qodarullah hari itu adalah weekend.
Perjalanan yang biasanya ku tempuh hanya
40 menit menjadi lebih lama dari biasanya
dikarenakan jalanan macet. Aku merasa
lelah sekali, akhirnya aku berbaring sejenak
untuk melepas lelahku.

Dari jendela kamar yang tertutup rapat,


terdengar orang yang menyebut namaku.
Karena kamarku berada di sisi paling depan
rumahku dan menghadap ke halaman
rumah. Suara dari luar pun terdengar jelas
masuk ke kamarku.

Karena penasaran akhirnya aku pun


mengintip dari sela kain yang menutupi
jendela kamarku, terlihat ada tiga orang
wanita sedang asik membicarakanku,
entah apa saja yang mereka bicarakan,
namun yang terdengar jelas adalah sebuah
kalimat negatif yang ditujukan kepadaku.

“ itu tadi anaknya yah, yang kost di kota.


Pasti pergaulannya bebas kalo jauh dari
orang tua, ih amit-amit kalo anakku kaya
gitu ”.
Mendengar kalimat seperti itu, aku
teremenung. Pikirku kenapa mereka bisa
menyimpulkan seperti itu, padahal mereka
tidak tau yang sebenarnya. Aku merasa
kesal , ingin rasanya ku katakana kepada
mereka bahwa aku tidak seperti itu.

Namun aku tidak pernah ingin berdebat


dengan seseorang yang tidak tau akan aku
yang sebenarnya. Menurutku akan hanya
membuang-buang waktu jika aku berdebat
dengan mereka.

Aku selalu mempunyai pikiran yang


terus memotivasiku, “karena jika bukan
aku yang membuat diri ini selalu
berusaha lebih baik. Mau siapa lagi?”
“Jika kamu merasa direndahkan,
diremehkan atau bahkan dicap sebagai
orang yang tidak baik. Maka buktikan,
tunjukan kepada mereka. Bahwa kamu
adalah seseorang yang patut mereka
hargai”
BAPER 5

“Pernah ingin berhenti berjuang,


namun rasa itu kembali menguatkan”
Jika kamu adalah seseorang yang
sedang berjuang untuk orang tua atau
keluargamu, salam SEMANGAT dariku.
Teruskanlah perjuanganmu, jangan sampai
kamu merasa kalo kamu sudah di
eksploitasi oleh orang tuamu. Karena
sejatinya, kita tidak akan pernah bisa
membalas semua pengorbanan mereka
terhadap kita semasa kecil dulu.

Dan sekaranglah waktunya kamu


berkorban untuk orang tuamu. Aku tau
kamu kehilangan banyak waktu untukmu
sendiri, tapi percayalah semua itu tidak
akan pernah menjadi waktu yang terbuang
sia-sia.
Kamu tau gak? Sebenanya kamu itu
orang yang beruntung. Banyak d iluar sana
orang yang tidak bisa berbakti kepada
orang tuanya, dikarenakan orang tuanya
telah tiada, atau bahkan orang yang cuek
terhadap orang tuanya pun ada lhoo…
padahal orang tua mereka masih ada.
Jangan sampai deh kamu kayak gitu.

Meskipun terkadang kamu capek, kamu


mengeluh, kamu bosan. Tapi yakin lah
bahwa senyum yang terpancar dari
kedua orang tuamu adalah senyum
bangga dan bahagia akan anaknya
senantiasa berbakti kepada mereka.
Tanamkan pada dirimu bahwa orang tua
adalah segalanya, dahulukan orang tuamu
sebelum urusan apapun kecuali hal yang
wajib dalam agama.

Tak perlu iri dengan mereka yang


menghabiskan waktunya untuk bersenang-
senang dengan dirinya sendiri. Iri lah
dengan orang yang mampu berbakti
kepada orang tua tanpa pamrih, dan
dengan senang hati ia lakukan tanpa ada
beban. Ridha orang tua adalah ridha
Allah juga.

Itu pun yang sedang aku usahakan


karena apa yang aku ungkapkan di atas
sebenarnya adalah pengingat dan nasihat
untuk diriku sendiri.
Aku adalah salah seorang dari kamu
yang sedang berjuang untuk kedua orang
tua. Karena suatu hal yang menimpa
ayahku, akhirnya aku dituntut untuk
menjadi tulang punggung keluarga.

Jujur pada saat pertama aku


menjalaninya, aku merasa ini sangat berat.
Walaupun kenyataannya aku tidak
berjuang sendiri, ibuku membantu
mencukupi perekonomian keluarga
dengan berjualan di warung.

Namun tetap saja aku merasa belum


siap menjalaninya. Padahal jika aku
melihat ke bawah, banyak orang yang lebih
dariku dengan perjuangan mereka.
Tapi apa boleh buat aku harus bisa
membantu ibuku untuk menjadi tulang
punggung keluarga. Kalo kamu
bagaimana jika ada di situasi seperti itu,
akan mengeluhkah?

Aku pun sama aku merasa masa remaja


ku terenggut oleh semua ini, namun itu
merupakan pikiran yang salah. Aku hanya
melihat dari sisi negatifnya saja, padahal
dibalik itu mungkin aku termasuk orang
yang sangat beruntung.

Tau gak bagaimana aku bisa tetap


berjuang selama ini?

Setiap kali rasa ingin berhenti berjuang


menghampiri, aku selalu memikirkan
kembali mengapa aku di sini, mengapa aku
harus melakukan ini dan mengapa aku
tidak boleh berhenti?

“ karena tidak ada hal apapun yang


bisa membalas akan jasa kedua orang
tuaku”.

Kalimat itulah yang selalu aku jadikan


sebagai motifasi (motivasi) agar terus
berjuang untuk keluagaku.

Jadi untukmu yang saat ini sedang


berjuang keras untuk orang tuamu, paha-
milah alasanmu dan mengapa kamu harus
melakukan itu? Dan seperti yang pernah
aku katakan jangan melihat suatu hal hanya
dari satu sisi saja.
BAPER 6

“Bak berjalan pada seutas tali yang


terbentang di atas tebing. Aku sangat
berhati-hati dalam melangkah”
Setiap perjuangan yang aku lakukan pun
tak pernah luput dari segala cobaan,
dengan sekuat tenaga ku genggam erat
alasanku untuk tetap berdiri tegak. Jika
orang lain akan berhenti setelah berulang
kali gagal, namun untukku tidak ada kata
menyerah. Karena jika aku menyerah,
siapakah yang akan menjadi pahlawan
untuk orangtuaku sendiri?

Semuanya tergantung akan diriku,


apapun yang aku lakukan akan sangat
berdampak terhadap keduanya, orang
tuaku dan tentunya diriku sendiri.

Pernah juga aku dihadapkan dengan


dua pilihan. Untukku yang masih remaja
mungkin sebuah pilihan sulit.
Pilihannya adalah aku dengan segala
kebutuhan pribadiku, dan sekolah adik-
adikku. Jika kamu berada dalam posisiku
saat itu, mana yang akan kamu dahulukan,
egomu atau sekolah adik-adikmu?

Dengan egoku yang masih sangat labil,


aku masih berpikir untuk tetap
mementingkan keinginanku sendiri. Karena
saat itu, dalam pikiran jahatku “kalo aku
terus mementingkan adik-adikku, mana
untukku? ”.

Ya Allah aku pernah berpikir seperti itu,


padahal sebenarnya apa yang ku inginkan
tidaklah lebih penting dari sekolah dan
masa depan mereka. Apa kamu juga
pernah berpikir seperti itu?
Aku berharap kamu tidak pernah
mempunyai pikiran sejahat itu.

Sampai akhirnya aku disadarkan oleh


kedua adikku yang berbicara bagaimana
akan sekolahnya. Aku termenung sejenak,
dalam pikiranku terbayang akan masa
depan mereka jika mereka tidak
meneruskan sekolahnya ke jenjang yang
lebih tinggi bagaimana masa depan
mereka?

Akhirnya aku relakan apa yang menjadi


keinginanku saat itu, karena masa depan
mereka penting daripada egoku.
Untukmu yang sedang membaca
tulisanku saat ini, jika kamu pernah
mengalami seperti apa yang aku alami dan
kamu adalah seorang pejuang untuk
keluarga. Jangan khawatir, akan selalu ada
jalan untukmu dalam menghadapi setiap
cobaan, terutama dalam hal materi.

“Karena Allah tidak akan pernah


menguji diluar batas kemampuan
hambanya”.
BAPER 7

“Berbeda bukan berarti kamu salah,


bisa jadi perbedaan diantara kamu dan
mereka adalah sebuah kebaikan yang
menyelamatkanmu”
Jika kamu merasa dikucilkan,
ditinggalkan dan juga dijauhi oleh mereka.
Tak perlu risau, mungkin dengan menjadi
yang berbeda dari kebanyakan orang di
lingkunmganmu adalah lebih baik daripada
bersama mereka, namun melakukan hal-
hal yang dianggap biasa oleh mereka.

Pernah tidak kamu dikucilkan oleh


sekumpulan orang-orang yang berada
sekitarmu? Dan kamu dijauhi oleh mereka
karena kamu berbeda dengan mereka. Apa
yang kamu lakukan tak pernah mereka
lihat, kerja keras yang kamu lakukan tak
pernah dihargai, dan bahkan
keberadaanmu tak dianggap di antara
mereka.
Seringkali kamu merasa sakit hati dan
bahkan merasa hidupmu tak berguna,
kamu merasa dunia ini tidak adil padamu
dan kamu selalu bersedih hati dengan
keadaanmu.

Memang sangat menyedihkan, di saat


semua orang dengan mudahnya
berinteraksi satu sama lain, sementara
dirimu merasa itu sebuah tantangan sulit
dalam hidupmu.

Aku paham dengan perasaanmu, namun


apakah benar yang kamu rasakan selama
ini adalah sebuah ketidakadilan? Atau
mungkin semua itu adalah cara Allah untuk
menjagamu dari orang-orang yang tidak
baik.
Tak perlu berkecil hati, setiap orang
mempunyai prinsip masing-masing dalam
hidupnya. Dan jangan biarkan orang lain
membuyarkan prinsipmu hingga akhirnya
kamu mengikuti kebanyakan orang
tersebut.

Tetaplah berdiri tegak, pegang erat


prinsipmu dengan kedua tanganmu.
Jadilah pembeda di antara mereka, buatlah
dirimu lebih menonjol daripada
kebanyakan orang. Dengan begitu kamu
akan menemukan orang-orang yang
memiliki prinsip yang sama denganmu.
BAPER 8

“Kamu seperti burung dara di dalam


sangkar berlapis emas, yang senantiasa
terjaga dari kotornya dunia ini”
Membosankan rasanya jika setiap hari
kita harus berdiam diri tanpa mengetahui
kapan datang dan perginya sang mentari,
terkadang kita ingin terbang bebas tanpa
ada yang menghalangi. Namun apakah kita
tidak akan mendapatkan dampak buruk
dari hal itu?

Apakah kamu pernah melihat dan


memperhatikan seekor burung dara yang
dikurung di dalam sangkar? Warnanya
putih bersih, paruh mungilnya berwarna
merah muda, matanya yang sangat kecil
dan berbalut lingkaran hitam di sekitar
matanya. Cantik sekali bukan?

Jika kamu menjadi pemilik dari burung


dara itu, apa yang akan kamu lakukan?
Tentunya kamu akan merawatnya
dengan sangat hati-hati dan penuh
perhatian. Setiap hari kamu akan
menjaganya agar bulu putihnya tidak
ternodai, karena akan sangat tidak rela
sekali jika burung dara itu ternodai oleh
debu ataupun kotoran lainnya.

Sudah tau apa yang aku maksud?

Begitu pula denganmu, kamu juga tidak


mau kan jika kamu ternodai oleh kotornya
dunia ini?

Terlebih orang tuamu, sedari dulu


mereka merawatmu hingga kamu tumbuh
menjadi seseorang yang dewasa seperti
sekarang. Mereka tidak akan rela jika
merpati putihnya terkotori oleh dunia ini.
Itulah kenapa mereka tidak melepaskanmu
begitu saja, tanpa ada pengawasan darinya.

Aku tau kamu merasa seperti dikurung,


jika setiap hal yang kamu lakukan harus
dengan pengawasan dari orang tuamu.
Namun menurutku itu lebih baik
untukmu.

Tak perlu merasa iri dengan orang lain


yang dengan bebasnya melakukan semua
hal yang mereka mau.

Karena mungkin saja saat ini mereka


sedang terancam oleh suatu hal yang akan
membahayakan mereka, tapi mereka tidak
menyadarinya.
Jadi untuk apa kamu masih ingin seperti
mereka, bersyukurlah karena kamu masih
memiliki orang tua yang sangat
menyayangimu dan mereka sangat
memperhatikanmu. Sehingga sampai saat
ini kamu masih terjaga dari kotornya dunia
ini.
Wahh.. Ternyata baper itu bukan hanya
tentang cinta, maknanya sangat luas sekali.
Tidak ada salahnya menjadi seorang yang
baperan, tapi apakah kamu akan selalu
seperti itu? Menurutku jika diperhatikan
lagi, sifat baperan itu bisa menghambat kita
untuk bertumbuh loh, dalam hal apapun.
Karena kita akan selalu membanding-
bandingkan diri kita dengan orang lain,
merasa diri kita penuh dengan kekurangan.
Padahal setiap orang mempunyai
POWERnya masing-masing.

Kurangin yuk sifat baperannya!! ,


alihkan sifat baperan menjadi Lebih lapang
dada serta berKHUSNUZON terhadap
apapun yang kita alami.
Semoga setelah kamu membaca tulisan
ini, kamu yang memili sifat baperan akan
lebih bisa mengontrol dan sedikit demi
sedikit melenyapkan sifat baperan itu.
Karena BAPER bukan SOLUSI.
Dilarang !!!

Memperbanyak atau
memberikan (share),
mengirimkan ke pihak mana
pun tanpa izin dari penulis
dan penerbit.

" Jika itu terjadi? Maka semuanya akan


dipertanggungjawabkan di dunia dan juga di
akhirat, tapi insya Allah pembaca di sini
adalah pembaca yang memahami tentang
ilmu agama, baik, amanah, dan jujur."

Anda mungkin juga menyukai