Anda di halaman 1dari 2

Banyak jalan menemukan diri,

salah satunya jauh didalam orang lain.

Bisa jadi tidak ada apa-apa disana, hanya ada dirimu sendiri.

30 Maret 2018

//Personal Point of View on Relationship

Lagu cinta memuakan saya akhir-akhir ini. Bagaimana ia melantunkan kata-kata manis yang
mengundang pendengarnya berkhayal membuat saya tidak tahan untuk tidak mengganti radio yang
memutarkan nyanyian riang orang kasmaran atau nyanyian sendu orang patah hati. Mungkin karena
cinta telah memenuhi diri saya selama beberapa bulan terakhir dan sangat memengaruhi hidup saya
hingga detik ini.

Cinta menyusahkan. Cinta menjengkelkan.

Betapa kuatnya rasa itu hingga dapat membuat orang berhenti menggunakan logikanya (Ya, saya salah
satunya, mungkin kalian juga, semoga saya tidak sendiri). Saya adalah orang yang cukup bodoh untuk
melakukan apapun karena cinta pada seseorang. “Peluru pun aku telan untukmu” mungkin terdengar
indah dalam roman klasik Shakespeare tapi terlampau melankolis untuk dikatakan ditengah makan siang
di hari biasa di kampus. Cinta tidak seharusnya menjatuhkan seseorang. Rela mati urusan panjang, lain
kali kita bicarakan. Cinta seharusnya bisa menggerakkan kita dengan lembutnya, menginspirasi kita
menuju kebaikan karena kasih sayang dan kebaikan ayalnya dapat bersanding dengan serasi pada suatu
kedudukan. Pilah-pilahlah isi kepalamu dan berhati-hatilah dalam bersikap.

I find that feeling is temporary, and love may come in many different shapes. Saya rasa penting untuk
memahami hal tersebut untuk bisa berhati-hati dalam memutuskan menjalin hubungan dengan
seseorang, dan untuk memahami hal tersebut tentulah kamu harus mengenal dirimu dengan baik
terlebih dahulu. Kenali betul hatimu sebelum memberikannya pada seseorang. Jagalah dirimu dengan
baik sebelum menjaga seseorang, bukankah pramugari selalu mengingatkanmu hal tersebut sebelum
lepas landas? You need to be enough for yourself, because a good interpersonal relationship starts with
a good intrapersonal relationship.

Seperti yang saya sudah saya katakan sebelumnya bahwa rasa hanyalah sementara dan sudah
hakikatnya manusia akan merasa bosan, kecuali mereka memiliki alasan lain untuk bertahan. That’s why
I’m not only looking for a lover, but also a partner. Dulu ketika saya masih kecil saya melihat bahwa cinta
adalah alasan dua orang menikah. Ternyata hidup bukanlah dongeng, banyak logika yang perlu kita
gunakan dalam hubungan penuh rasa ini. The rest of our life means forever and always, in health and
sickness, in happy and sorrow. Betapa inginnya saya menghabiskan sisa hidup saya dengan orang yang
bersamanya saya bahagia dan bisa menjadi sebaik-baiknya diri saya yang merasa produktif dan
bersemangat menjalani hidup meraih apa yang dicita-citakan.
Keluarga juga pertimbangan yang penting untuk dipikirkan. Katanya pernikahan tidak hanya menyatukan
dua orang tapi juga dua keluarga. Dia akan menjadi bagian dari keluargamu, menjadi anak bagi orang
tuamu, menjadi kakak bagi adikmu, menjadi keponakan untuk tantemu.

Will I be in a relationship again? Not in a while, I decided.

Saya rasa ini bukanlah waktu yang baik bagi saya.

Saya masih belum mengerti perasaan saya sendiri dan berisiko untuk menyakiti orang karena
ketikpahaman saya ini. Masih banyak waktu yang saya butuhkan untuk sendiri dan mengenal diri dengan
lebih baik.

Saya tidak ingin menutup pintu saya untuk siapapun, relationship means commitment so it’s just too
early to decided to close your door. Menyenangkan rasanya bisa berteman dengan sebanyak-banyak
orang dengan bebas. Dulu saya bilang bahwa jika saya punya 20 jam waktu luang saya lebih memilih
untuk menghabiskannya dengan 10 orang berbeda dibandingkan 1 orang yang sama, sekarang masih
sama.

Keluarga menjadi hal yang lebih utama bagi saya, yang tidak sedekat itu dengan keluarga. Saya ingin
keluarga saya, atau salah satu di keluarga saya, memberikan banyak saran ketika saya memutuskan
menjalani sebuah hubungan nantinya.

Cerita Michelle Obama di masa mudanya menjadi motivasi yang terus mengingang di kepala saya hingga
saat ini, bagaimana ia lebih fokus pada self improvement dan pendidikannya ketimbang terlarut dalam
hubungan cinta monyet remaja, bagaimana ia percaya bahwa suatu saat ia akan mendapatkan
seseorang yang pantas baginya. Then she got Obama by her side. Jodohmu cerminan dirimu

“This dunya is meant to break your heart” jadi tidakkah lebih baik mengganti waktumu membaca chat
darinya dengan membaca Quran dari Allah?

Bandung, 24 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai