Manusia adalah makhluk sosial, dan tidak dapat hidup sendiri. Artinya manusia tidak bisa
hidup tanpa adanya bantuan dari orang lan. Coba bayangkan jika anda sebagai manusia hidup
individualisme atau penyendiri.
Mungkin dunia ini akan terasa membosankan dan memuakkan, terjadi banyak kericuhan
akibat dari individualisme karena mereka menganggap ini hidupnya sendiri dan tidak mau
mengalah satu sama lain karena menyangkut individu. Dengan adanya individualisme bisa di
bayangkan oleh para pemuda semua akan terasa sepi, tidak ada yang menggajak bermain ,
nongkrong , atau sekedar jalan jalan bersama kawan.
Oleh karena itulah manusia dan cinta kasih kepada kehidupan manusia sangat di perlukan.
Agar suasana lingkungan sekitar kita tinggal terasa nyaman dan menimbulkan kehidupan
rukun dan damai tanpa adanya perseteruan antara dua orang atau pun diantara ras. Cinta kasih
kepada manusia dapat diartikan banyak hal seperti contohnya seorang anak yang mencintai
ibu dan bapaknya, seorang suami yang mencintai istrinya. Dalam kehidupan manusia tidak
lepas dari cintah kasih antara sesama manusia. seperti contohnya seorang sahabat yang selalu
menemani disetiap saat dan rasa simpati dan empati muncul karena adanya cinta kasuh antara
sesama manusia. Manusia tanpa cinta kasih bagaikan manusia tanpa perasaan dan akan
membua manusia itu berdarah dingin dan tidak perduli dengan lingkungan yang ada di
sekitarnya. Manusia dan cinta kasih tidak dapat di pisahkan karena sesuatu hal yang penting
dan misalnya terpisahkan maka dunia ini tidak seindah hari ini.
3. Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan
dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia.Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti , nilai dan
makna kehidupan yang sebenarnya.
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,menduduki
peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi
manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang
mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang
menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam
tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman, kesesatan
menuju cahaya petunjuk.
4. Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan
W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada
seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan.
Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita)
bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi
bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih
sayang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut
tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka,
sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.Bila salah satu unsur kasih
sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu.
Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagian rumah tangga itu.
5. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang
akrab.kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang
dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan
perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filusuf Rusia dalam bukunya makna kasih
mengatakan jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar
keluar dari cinta diri, Ia mulai hidup untuk orang lain. Pernyataan ini dijabarkan secara
indah oleh William Shakespeare dalam kisah Romeo dan Juliet, bila di Indonesia kisah
Roro Mendut dan Prono Citro
6. Belas Kasihan
Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasih, karena cinta disini bukan karena
cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaanya. Penderitaan ini
mengandung arti luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim piatu, penyakit yang
dideritanya,dan sebagainya. Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang
berakhlak, manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia
menggugah potensi belas kasihnya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang
berbudi dan terpujilah oleh Allah.
Definisi Penderitaan
Menurut saya penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak
menyenangkan. Penderitaan itu ada tiga macam yaitu penderitaan yang dialami secara lahir
(fisik), penderitaan yang dialami secara batin (mental/ psikologis), dan yang ketiga gabungan
dari penderitaan lahir dan penderitaan batin (fisik dan psikologis). Tentu saja penderitaan
tidak akan mucul jika tidak ada yang menyebabkannya untuk muncul. Disini saya akan lebih
membahas tentang sebab sebab munculnya sebuah penderitaan.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu
penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu,
penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat menular dari seseorang
kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringgan. Persepsi pada
setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian
suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam
apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat urgen
disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi
penderitaan.
Sebab-sebab munculnya penderitaa.
Jika diklasifikasikan berdasarkan sebab-sebab munculnya penderitaan manusia itu ada dua,
yang pertama yaitu pendertiaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia, dan yang
kedua penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan atau azab Tuhan.
Contoh kasus,
KOMPAS.com - Kisah penganiayaan atas tenaga kerja Indonesia, terutama perempuan yang
bekerja di luar negeri, bukan lagi hal baru. Hampir setiap tahun, kasus ini selalu terjadi, baik
di Malaysia, Singapura, maupun Timur Tengah. Reaksi kepedulian pemerintah hanya sesaat
disertai janji pembenahan.
Namun, janji ini selalu nihil sebab kisah yang sama terulang kembali. Malah penganiayaan
ini semakin menjadi-jadi membuat hati tersayat-sayat pilu. Berdasarkan data Migrant Care,
jumlah TKI yang bermasalah pada tahun 2008 sebanyak 45.626 orang. Tahun 2009 sekitar
44.569 orang dan selama Januari-oktober 2010 mencapai 25.064 Korban terbanyak bekerja di
Arab Saudi, yakni berkisar 48,29 persen-54,10 persen. Mereka menderita beragam masalah,
seperti gaji tidak dibayar, kekerasan seksual, dianiaya sampai tewas, serta dianiaya hingga
mengalami cacat fisik.
Kini, kasus serupa timbul lagi di Arab Saudi yang menimpa Sumiati (23) asal Dompu,
Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Kikim Komalasari asal Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Kikim dianiaya hingga tewas oleh majikannnya, sedangkan Sumiati digunting bibirnya. Suatu
tindakan yang tidak bias ditoleransi apapun alasannya. Bukan tak mungkin kasus sejenis akan
dialami TKI lainnya. Apalagi, penanganan kasus TKI yang dilakukan Pemerintah Indonesia
sama sekali tidak menyentuh akar persoalan yang sesungguhnya. Sebaliknya, pemerintah dan
semua pihak terkait selalu berbangga jika mendengar majikan dihukum dan TKI diberikan
berbagai biaya sebagai kompensasi. Tetapi, sumber masalah yang ada di dalam negeri tetap
dibiarkan kian menggurita.
Akar masalah itu mulai dari tata cara dan mekanisme perekrutan, proses penyiapan
keterampilan, sistem pengiriman, hingga sejumlah ketentuan lainnya, termasuk adanya
sindikat dalam pengiriman TKI. Para pelaku sindikat tidak peduli seperti apa nasib TKI di
luar negeri. Yang penting bagi mereka adalah menikmati keuntungan dari transaksi
pengiriman TKI.
Sumber masalah itu sudah berkali-kali diungkapkan secara telanjang. Solusi juga sudah
banyak diberikan, tetapi pemerintah sama sekali tidak punya niat serius untuk menuntaskan
masalah.
Terkesan pemerintah tidak pernah merasa bersalah. Mereka malah menganggap sudah
bekerja maksimal. Padahal, rasa bersalah itu penting sebagai modal melakukan perbaikan,
kata Direktur Eksekutif insitut for Ecosos Right Sri Palup
Tema : Manusia dan Cinta Kasih
Dalam perjalanan hidup manusia, tidak akan pernah lepas dari yang namanya cinta kasih.
Cinta akan selalu ada dalam suatu dimensi yang bernama manusia. Manusia diciptakan
dengan penuh cinta kasih dan tanpa cinta kasih, manusia tidak akan lahir. Cinta adalah
ungkapan rasa saying dan simpati kita kepada seseorang. Kata cinta juga diberikan dari kita
kepada Sang Pencipta sebagai tanda bahwa kita membutuhkanNya. Rasa cinta yang kita
berikan menunjukkan bahwa kita sangat menyukai dan ingin selalu bersamanya.
Kecemburuan sering terjadi jika seseorang yang kita cintai bersama dengan orang lain. Itulah
cinta, satu nama seribu makna. Ungkapan cinta dapat dilakukan dengan pengorbanan diri,
empati, perhatian, memberikan kasih sayang, selalu ada jika dibutuhkan dan lain-lain. Cinta
kepada sesama adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam.
Cinta kasih tidak hanya sekedar cinta belaka, akan tetapi cinta kasih itu timbul dari lubuk hati
manusia yang sifatnya kekal dan tak akan pernah berubah. Dengan cinta kasih manusia akan
selalu berbahagia dan menderita di dalam hidupnya.
Menurut teori, cinta adalah sikap dasar untuk memperhatikan kepuasan dan ketentraman serta
perkembangan orang yang kita cintai. Prakteknya, cinta berarti bersedia melepas kesenangan,
mengabadikan waktu, bahkan mengorbankan ketentraman kita demi peningkatan kepuasan,
ketentraman, dan perkembangan orang lain. Namun, menerangkan anatomi cinta sangat sulit.
Menurut Erich From, cinta merupakan tindakan aktif (bukan pasif). Berdiri di dalam cinta
(bukan jatuh di dalamnya), memberi (bukan menerima). Sedang R.M. Rilke, cinta
merupakan dorongan luhur bagi seseorang untuk menuju kematangan, untuk menjadi sesuatu
dalam dirinya sendiri maupun orang lain. Kita akan coba sajikan beberapa unsur-unsur cinta.
1) Kasih Sayang
Menurut Mery Lutyens, bahwa kasih sayang adalah faktual, bukan sentimental yang
mengandung emosional yang dapat ditangisi kepergiannya maupun kedatangannya. Memiliki
kasih sayang berarti memiliki simpatik, ia bebas dari rasa takut, paksaan dan kewibawaan
serta tindakan akal budi pada diri sendiri. Dalam kasih sayang, sadar atau tidak sadar dari
masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, pengertian,
dan keterbukaan sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
2) Kemesraan
Menurut Suryadi, bahwa kemesraan berasal dari kata mesra yang artinya simpati yang
akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab antara setiap individu.
3) Belas Kasih
Belas kasih adalah hati yang iba dan rasa sayang atau cinta kepada sesuatu atau seseorang.
Arti lain yakni mengucapkan syukur, maksudnya merupakan pemberian itu menyentuh rasa
kebutuhan seseorang yang diberi. Dalam menumpahkan belas kasihan, benar-benar harus
keluar dari hati yang ikhlas, tidak terkandung unsure pamrih. Maksudnya, yang berbelas
kasihan dapat merasakan penderitaan orang yang dibelas kasihi. Karena kita sekarang berada
pada kemanusiaan dan kesadaran hokum yang menjadi nilai universal, maka setiap
permasalahan harus didekati secara professional.
Pemujaan merupakan bentuk penghormatan seseorang kepada sesuatu yang tentu akan
melahirkan pujian sebagai bentuk apresiasi bahkan boleh dikatakan sebagai bagian dari
penghormatan itu sendiri. Di dalamnya, ada makna ketakjuban dan penghargaan atas segala
kebaikan dan kelebihan.
Manusia dan Cinta Kasih Pada dasarnya, manusia diciptakan dibekali dengan sifat-sifat
bawaan, bayi yang baru lahir telah memiliki sifat-sifat dasar yang pada nantinya akan muncul
sesuai dengan perkembangan fisik serta pengaruh luar yang mempengaruhi
perkembangannya. Esensi diartikan sebagai sifat dasar sementara eksistensinya adalah wujud
manusia, dimana keberadaan keduanya saling terkait, tidak ada yang satu maka tidak ada
yang lainnya. Berangkat dari sifat-sifat dasar inilah, secara naluriah bayi, setelah tumbuh
seiring dengan pertumbuhan fisik, akan dapat membedakan mana yang tepat dan mana yang
tidak tepat, mana yang baik dan mana yang kurang baik, mana yang benar dan mana yang
salah. Sifat dasar ini dapat kelihatan ketika bayi akan lebih merasa aman ketika bersama ibu
kandungnya dibanding harus digendong oleh orang yang baru dikenalnya. Bersama ibunya
dia merasa lebih baik. Seiring dengan perkembangan tubuhnya, dan yang paling penting,
pengaruh luar terhadap perkembangan karakteristik bayi, maka dia dengan akalnya telah
dapat mengetahui bahwa ada sesuatu yang baik dan yang buruk, dapat membedakannya serta
memilih jalan mana yang akan dia ambil. Kasih sayang adalah juga merupakan sifat dasar
yang dibawa ketika bayi lahir. Kasih sayang ini termanifestasikan dalam hubungan antara ibu
dan bayinya. Bayi akan dapat mengenal sentuhan kasih dari orang tuanya, dapat mengenal
sentuhan cinta ketika Ibu memberikan ASI kepada bayinya, ada contoh kasuistik, bahwa
terkadang bayi dapat merasakan ASI dari ibu kandungnya (atau ibu yang biasa menyusuinya)
serta menolak ASI yang diberikan dari ibu lainnya. Cinta Kasih terus berkembang seiring
dengan perkembangan bayi hingga menjadi anak-anak, anak-anak ketika menjelang usia
remaja, remaja ketika mulai tumbuh menjadi dewasa, dewasa ketika memasuki usia tua dan
ketika sudah tua beranjak menuju usia senja. Cinta kasih terus tumbuh sesuai dengan
pertumbuhan usia, dan pengejawantahan dari kasih tersebut juga berbeda sesuai usianya.
Pernyataan cinta seorang ibu akan berbeda dengan pernyataan cinta anak kepada ibunya.
Pernyataan kasih kakek kepada cucunya akan berbeda dengan seorang ayah kepada anaknya.
Begitulah usia berpengaruh terhadap manifestasi cinta kasih manusia. Cinta kasih adalah
cinta yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusia, bukan karena
dorongan kepentingan tertentu. Cinta kasih ini tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, tidak
pula terbatasi oleh umur, jenis kelamin, suku budaya, bangsa dan agama. Dalam cinta kasih
ini, tidak dapat ditemui rasa cemburu, iri hati, persaingan atau penyisihan, sebabnya, dalam
cinta kasih tidak hanya berbicara mengenai kepentingan, maka semuanya dianggap sama,
semuanya merupakan objek pemberian kasih kepada sesama tanpa memberikan arti khusus
untuk kepentingan tertentu. Pentingnya cinta kasih dalam kehidupan manusia adalah karena
manusia selain sebagai makhluk individu yang akan menghidupi diri mereka sendiri, juga
sebagai makhluk social, yang membutuhkan bantuan orang lain, membutuhkan orang lain
dalam mengarungi kehidupan agar dapat lebih terpuaskan kebutuhan sosialnya. Karena
manusia membutuhkan sesamanya, maka manusia juga harus menyatakan cintanya kepada
sesamanya tanpa membedakan antara satu dan yang lain karena sentiment tersertentu yang
sengaja ataupun tidak sengaja digulirkan. Cinta harus ditebarkan kepada setiap makhluk
dengan porsi yang setara, tidak ada persaingan dalam cinta dan tidak ada kecemburuan dalam
cinta, saling mengulurkan tangan dan saling bergandengan tangan. Melalui cinta ini pula,
hubungan khusus antar manusia dapat terjalin, cinta juga merupakan rasa yang mampu
menjalin hubungan keluarga, menjalin ikatan persaudaraan, menggandeng perbedaan menjadi
satu kesatuan dan menciptakan persaudaraan yang saling mengerti kebutuhan satu dengan
yang lainnya. Dalam membicarakan manusia dengan kasih sayang, dapat pula
dispesifikasikan menjadi beberapa kelompok, yakni kasih sayang antar individu, kasih sayang
interindividu, kasih sayang sesama, kasih sayang keibuan, kasih sayang erotis dan kasih
sayang terhadap Tuhan dan Rasulnya. Kasih sayang antar individu adalah manifestasi dari
cinta yang mengaitkan hubungan khusus dua individu yang memiliki rasa cinta dan
ketertarikan antara satu dengan yang lain. Kasih sayang antar individu ini adalah fondasi
dasar dari hubungan keluarga, dengan kasih sayang antar individu ini, maka terjalinlah
pernikahan, memiliki keturunan dan selanjutnya menjadi satu keluarga besar dalam beberapa
decade kedepannya. Cinta yang tumbuh antara satu orang dengan orang lain biasanya lebih
dapat dilihat dari ketertarikan secara fisik ataupun non fisik seseorang kepada orang lain yang
kemudian cinta itu disambut kemudian menjalin kesepakatan bersama dalam ikatan
pernikahan. Secara umum dalam pandangan masyarakat awam, yang dinamakan cinta adalah
yang demikian ini, hubungan antar individu, cinta sama artinya dengan hubungan khusus satu
orang dengan satu orang yang lain. Sering kali masyarakat awam berpandangan sempit
mengenai cinta, sehingga tafsiran mengenai cinta itu sendiri juga diartikan sempit dan
tertutup dari penjelasan yang lebih universal. Kasih sayang interindividu adalah kasih sayang
seseorang terhadap dirinya sendiri, bagaimana seseorang mencintai dirinya sendiri dan
memanifestasikan cinta itu kepada dirinya sendiri. Tentang klasifikasi cinta ini, orang
cenderung mengabaikan, tidak menempatkan kasih kepada dirinya sendiri sebagai bagian
penting dari cinta. Padahal, kebutuhan cinta paling mendasar adalah cinta yang mendalam
kepada dirinya sendiri, cinta terhadap diri sendiri ini mengarah pada upaya menjaga diri,
memperbaiki diri, merias diri serta membawa diri dalam situasi dan kondisi tertentu. Cinta
kepada diri sendiri tidaklah sama dengan mementingkan diri sendiri, cinta kepada diri sendiri
tidak berarti mencintai dirinya sendiri kemudian meninggalkan kebutuhan cinta terhadap
sesama. Mementingkan diri sendiri akan membawa seseorang dalam keegoisan, memandang
kepentingan social dibawah kepentingan individu dan mengutamakan dirinya sendiri
dibanding mendahulukan orang lain atau masyarakat dalam setiap hal. Mencintai diri sendiri
yang berarti menjaga diri membawa seseorang pada upaya yang tegar menghadapi setiap
persoalan yang dihadapi dan menyelesaikannya secara bijak. Mampu menempatkan diri pada
situasi apapun dan memperbaiki dirinya apabila ternyata dia melakukan kesalahan yang
merugikan orang lain dan masyarakat secara umum. Klasifikasi cinta yang lain adalah cinta
erotis, yakni cinta yang mendambakan adanya peleburan, penyatuan antar pribadi dengan
intimitas yang tinggi. Cinta erotis mendambakan adanya dua pribadi yang
mengaktualisasikan cintanya melalu tindakan-tindakan erotis yang mampu menutupi
kebutuhan biologis diantara keduanya. Dalam kasus cinta erotis, tidaklah merupakan bagian
dari cinta yang umum, ini kasuistik dan bersifat ekslusif. Cinta jenis ini terjadi apabila ada
ketertarikan secara seksual antara satu orang dengan orang lain yang telah memiliki
hubungan cinta antar individu yang mendalam. Dorongan seksual yang tinggi merupakan
bagian terpenting dalam jenis cinta ini. Selanjutnya cinta terhadap sesama, cinta ini adalah
cinta yang bersifat universal, cinta dalam pandangan kaum universalis adalah mencintai
kepada setiap makhluk tuhan yang ada dibumi, tidak hanya mencintai sesama manusia saja,
tetapi mencintai alam raya, binatang-binatang dan mencintai kekayaan alam dengan
menjaganya dari kepunahan. Cinta terhadap sesama tidak ada kata cemburu atau iri hati
dalam pengejawantahannya. Seseorang yang mencintai sesamanya, maka secara otomatis
orang lain akan mencintainya juga, cinta ini bersifat universal, kadarnya tidak terlalu tinggi
apabila dibaningkan dengan cinta antar individu dan cinta erotis, sehingga jarang sekali
seseorang cemburu karena orang lain mencintai hutan belantara, mencintai rakyat, mencintai
masyarakat secara umum. Menyatakan cinta terhadap sesama tidak harus dibuktikan dengan
katakata kepada semua orang bahwa ia mencintainya, tetapi dibuktikan dengan tindakan yang
nyata, tindakan yang orang lain dapat menilainya sebagai pengejawantahan rasa cinta.
Dengan senyum, orang dapat mengetahui bahwa orang yang tersenyum menebarkan kasih
kepadanya, misalnya, atau dengan mengajak orang lain bersalaman, berpelukan atau cium
pipi maka orang akan merasa bahwa orang tersebut memberinya cinta. Atau dalam kasus lain,
orang dapat dikatakan cinta kepada alam raya ketika orang tersebut turut serta dalam upaya
reboisasi, pencegahan global warming, menjaga kelesatarian hutan dan kekayaan alam dan
menjaga binatang-binatang langka yang hamper punah dari perburuan liar untuk kepentingan
pribadi. Orang juga dapat dikatakan mencintai terhadap sesama ketika orang tersebut ternyata
dapat dibuktikan setiap kata-katanya, setiap tindakannya, setiap langkahnya tidak merugikan
orang lain, membuat orang lain senang dan membuat setiap orang merasa nyaman dan aman
ketika berada disekeliling orang tersebut. Ini berbeda dengan cinta seorang ibu kepada
anaknya, cinta keibuan lebih didasarkan cinta yang bernilai tanggung jawab dan perhatian.
Seorang ibu akan merasa bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anaknya, sehingga
dengan jalan apapun ia memberikan perhatian, kasih sayang, cinta, dan kebutuhan anaknya
yang lain. Ia akan merasa nyaman ketika anaknya merasa nyaman pula, ia akan merasa
senang apabila setiap kebutuhan anaknya terpenuhi, ia akan merasa bahagia meskipun ia
membanting tulang untuk masa depan anaknya ketika melihat anaknya sukses. Cinta seorang
ibu kepada anaknya tidak bernilai materi, tidak pula bernilai timbal balik, cinta seorang ibu
tulus kepada anaknya, ia akan rela jatuh bangun memenuhi kebutuhan anaknya, ia akan
bahagia ketika anaknya senang meskipun dirinya sendiri sengsara. Cinta seorang ibu melebihi
cinta kepada apapun. Sehingga peran ibu menjadi sangat penting dalam menunjang masa
depan anak kedepannya. Selain kepada sesama makhluk, manusia juga dituntut untuk
mencintai kepada tuhannya sebagai upaya memenuhi kebutuhan rohani setiap manusia.
Mencintai tuhan berarti mencintai dan bersyukur dengan apa yang telah dianugerahakan oleh
tuhan kepada dirinya, orang yang bersyukur adalah orang yang begitu mencintai Tuhannya.
Pernyataan cinta kepada Tuhan dibuktikan dengan pengabdian kepada tuhan dengan sepenuh
hati dan jiwa raganya. Seseorang mencintai Tuhannya ketika orang tersebut mampu
membuktikan bahwa dia dalam setiap tindakannya tidak bertentangan dengan apa yang
diperintahkan oleh tuhan untuk dikerjakan dan tidak pula melanggar terhadap setiap larangan
Tuhan yang manusia tidak diperkenankan untuk mengerjakannya. Pengabdian kepada tuhan,
diatur dalam aturan agama yang dibentuk untuk kepentingan bersama oleh tuhan. Orang tidak
dapat menolak perintah Tuhan yang ada dalam perintah agama. Apabila sampai terjadi hal
yang demikian itu, maka orang tersebut dapat dikatakan tidak mencintai Tuhannya. Orang
yang tidak mau mengabdi kepada Tuhannya, orang tersebut dapat dikatakan tidak mencintai
Tuhannya. Demikian hubungan cinta ini berjalan, saling mendukung dan saling terkait antara
yang satu dengan yang lainnya.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang
tua. Pada prinsipnya anak terbentuk dan terlahir sebagai hasil curahan kasih sayang orang
tuanya. Pengembangan anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian
orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi apa bila itu terjadi secara timbale balik
antara orang tua dan anak.
Kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morfinis,
keberandalan remaja, frustasi, dan lain-lain dimana semuanya dilatar belakangi kurangnya
perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya. Adanya kasih sayang ini
mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih
sayangnya bermacam-macam begitupun sebaliknya.
Ada macam-macam kasus kasih sayang dalam kehidupan. Semua orang tua
mengharapkan hidup anaknya bahagia. Karena itu, tidak sedikit orang tua yang
menumpahkan kasih sayang secara berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan
pendapatnya. Ada yang secara berlebihan, disiplin, secara memberikan kebebasan dan
sebagainya. Karena itu ada yang berhasil, tetapi banyak juga yang gagal.
Diposkan
PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan
batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-
tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang
berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan
seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan,
kesakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu
gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan
ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah
lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-
sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa
tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan
terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara
lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah
laku secara kurang wajar.
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami
gangguan.
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif.
Positif : trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam
hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah
kejatuhan dalam hidupnya.
Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,
yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
1. Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara
fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang
sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan
3. Fiksasi adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan
membisu.
4. Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap
sendiri yang negatif kepada orang lain.
5. Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. Narsisme adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya
lebih superior dari paa orang lain.
7. Autisme ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan
orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
3. wanita
Penderitaan yang muncul karena suatu penyakit atau siksaan. Penderitaan manusia
dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan atau azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal,
dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak
contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat
diungkapkan berikut ini : Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh
orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat
dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan
sampai di universitas dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone
Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha
kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan
tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan. Mahluk bernyawa
memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup
selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk
kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa
ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja
tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan
untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal
di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting
namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani. Manusia
diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri
secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada
penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan
terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya. Manusia
memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat
memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha
memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat,
walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada
pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Masalah kemiskinan sering kali selalu kita lihat, terutama di negeri ini.penderitaan
yang sampai saat ini belum bisa diatasi dan mungkin belum ditemukan akar permasalahannya
yaitu adalah kemiskinan yang sering membedakan kesenjangan sosial setiap orang.
Contohnya adalah penderitaan masyarakat papua yang sampai saat ini belum bisa
diselesaikan oleh pemerintah, masyarakat papua menuntut keadilan terhadap pemerintah
pusat karena mereka selama ini hidup di negra yang merdeka dengan nasib yang menderita.
Memang sangat miris melihat penderitaan rakyat papua yang memiliki sumberdaya yang
berpotensi untuk aset dan peningkatan devisa negara tetapi malah mereka malah merasakan
penderitaan yang luar biasa seperti misalnya kelaparan dan masih banyaknya orang papua
yang mengalami gizi buruk, bahkan yang lebih parahnya lagi di daerah pedalamannya masih
sering dijumpai masyarakat yang memakan umbi-umbian sebagai panganan penyambung
hidup, ini terjadi karena akses transportasi menuju daerah tersebut masih sangatlah jauh dari
perkotaan dan tidak adanya biaya yang cukup untuk membeli beras. Memang miris bangsa
indonesia yang dikenal sebagai salah satu penghasil beras terbesar didunia harus masih
melihat rakyatnya kelaparan karena tidak dapat menikmati hasil kekayaan bangsanya sendiri.
Papua memang pulau yang memiliki banyak kekayaan tetapi jika pemerintah tidak
pekaterhadap semua ini mungkin kita tinggal hanya menghitung hari menunggu rakyat papua
merdeka, karena penderitaan yang mereka rasakan selama ini memang sudah cukup mencapai
puncaknya selain menderita karena kekurangan bahan makanan mereka juga masih tertinggal
di masalah pendidikan dan kemajuan teknologi pun menjadi masalah penderitaan yang harus
bisa di atasi oleh pemerintah. Apakah pemerintah sadar akan penderitaan yang dialami oleh
rakyat papua selama ini ? itulah pertanyaan yang masih menunggu jawaban, ataukah
sebenarnya pemerintah itu tahu terhadap penderitaan tersebut tetapi mereka malah jadi pura-
pura tidak tahu karena mereka sendiri tidak tahu harus berbuat apa.
SUMBER :
http://arfanart.wordpress.com/2012/06/13/manusia-dan-penderitaan/
http://aero-7.blogspot.com/2012/04/manusia-dan-penderitaan.html
http://kampoeng-it.blogspot.com/2012/06/pengertian-penderitaan-penderitaan.html
http://akiliblogspotc.blogspot.com/2011/12/contoh-kasus-penderitaan.html
Hubungan Manusia dengan Keadilan
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil
adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates
memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta
bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya
dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah
pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa
keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja,
masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai
tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan
dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada
keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan
adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang
memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
PENGERTIAN KEADILAN
Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai
persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang
yang bijaksana. Contoh Keadilan: Seorang koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di
tangkap dan dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun pada
wajahnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia tidak adil pada
rakyat kecil yang dikarenakan mencuri dompet mendapatkan masa kurungan lebih dari sang
koruptor, padahal koruptor lah yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet
itu. Bahkan koruptor bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan seperti apartemen
didalam penjara.
KEADILAN SOSIAL
Seperti pancasila yang bermaksud keadilan sosial adalah langkah yang menetukan
untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur. Setiap manusia berhak untuk
mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya masing-masing. 5
Wujud keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan dan sikap : Dengan sila keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama
untuk untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Selanjutnya
untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk,
yakni :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai
langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan
perumahan.
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil
setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than
man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto
menyebutnya keadilan legal.
b) Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done
when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5
tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan
sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp.100.000,-maka Budi harus
menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut
tidak adil.
c) Komutatif
KEJUJURAN
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang
ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya
dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata
dan perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan
perbuatannya. Karena itu jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui
kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan
dan niat.
Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung
kepada Tuhan. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia
dan akhirat. Tuhan telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan
memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun
kesabaran. Bahwa mereka itu adalah orang-orang jujur dan benar. Dan pada hakekatnya jujur
atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya
sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama
pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh
keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah,
tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai
orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat sekelilingnya hidup
menderita.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan, ditinjau dari hubungan
manusia dengan alam sekitarnya ada empat aspek yaitu:
1. Aspek ekonomi
2. Aspek kebudayaan
3. Aspek peradaban
4. Aspek tenik
Apabila ke empat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan
berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum, akan tetapi apabila manusia
dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan
perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan. Tentang baik dan buruk
Pujowiyatno dalam bukunya filsafat sana-sini menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis
dengan perbuatan curang, misalnya berbohong, menipu, merampas, memalsu dan lain-lain
adalah sifat buruk. Lawan buruk sudah tentu baik. Baik buruk itu berhubungan dengan
kelakuan manusia. Pada diri manusia seakan-akan ada perlawanan antara baik dan buruk.
Baik merupakan tingkah laku, karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya, namun
sukarlah untuk mengajukan ukuran penilaian mengenai halyang penting ini. Dalam hidup kita
mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan lawannya pada tingkah
laku tertentu juga agak mudah menunjuk mana yang baik, kalau tidak baik tentu buruk
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak
tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia
menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak
ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau
perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau
perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara
berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-
perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik
adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan
nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir,
melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan
kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih
sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil
dan budi luhur selalu dipupuk.
PEMBALASAN
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang
seimbang. Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan
pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan, dan bagi yang
mengingkari perintah Tuhan pun diberikan pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di
neraka. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat
mendapatkan pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan,
menimbulkan pembalasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul,
manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia bermuat
amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah
perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban manusia lain. Oleh karena itu manusia tidak
menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar, maka manusia berusaha mempertahankan hak
dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
keadilan,sering kali kita mendengar istilah ini dari masyarakat di negeri ini terutama bagi
mereka para kaum marjinal yang terpinggirkan. Banyak dari mereka yang masih menuntut
keadilan akan kedamaian di negeri yang tekenal dengan keramah tamahannya ini dan lagi
masih banyak juga masyarakat yang menuntut menuntut keadilan akan penegakan hukum
yang berlaku di negeri ini. Seperti yang kita telah rasakan bahwa keadilan di negeri ini sering
kali tidak berpihak kepada masyarakat miskin melainkan lebih mementingkan kaum atas
boleh memberikan memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk membeli hukum dan instansi-
instansinya. Jika kita boleh bertanya mengapa hanya kaum menengah keatas yang selalu
dipentingkan dan mendapatkan keadilan itu? maka jawaban tersebutu akan lebih tepat jika
dijawab seperti inihukum di indonesia hanya berdasarkan kepada KUHP yaitu (keluarkan
uang habis perkara) inilah potret negeri yang mengatas namakan dirinya negara hukum
ternyata keadilan saja masih belum bisa dirasakan oleh semua lapisan dan elemen
masyarakat. Apa jadinya bila negara ini terus menerus mempunyai tradisi budaya hukum
yang buruk mau dibawa kemana rasa keadilan bagi rakyat miskin.
Sebagai contoh misalnya seorang maling biji coklat yang hanya mencuri mungkin
cuma sekali dan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena masalah ekonomi dan
kesenjanagan sosial yang di hadapinya harus merasakan hukuman yang berat atau kurungan
walaupun hanya 3-5 bulan tetapi rasanya tidak adil sekali ketika kita melihat seorang mafia
kasus seperti gayus tambunan yang kasusnya berat dan banyak merugikan masyarakat
terutama masyarakat menengah kebawah,dia memang sama juga seperti maling biji coklat
sama-sama mendapat hukuman tetapi apakah proses yang dilakukan terhadap si maling dan
gayus itu melaui proses yang sama? tentu tidak, mungkin karena kasus gayus tersebut
merugikan negara hingga triliunan jadi harus memalui proses-proses terlebih dahulu, tetapi
hukuman yang didapatkannya tidak setimpal dengan apa yang dilakukannya terhadapa negara
sedangkan si maling biji coklat dia harus menerima resiko hukuman yang berat juga
walaupun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, apakah anda menyadari kalau seorang gayus
melaukan korupsi untuk kebutuhan hidup juga seperti si maling biji coklat ? tentu kita bisa
menilainya sendiri.
Kesimpulannya dalam contoh kasus keadilan ini masih banyak sikap tebang pilih
dalam prakteknya tidak seperti apa yang dibicarakan oleh mereka yang duduk di gedung DPR
dan MPR sana yang selalu sibuk merevisi undang-undang hukum tetapu percuma saja bila
sistem yang ada tidak berjalan sesuai apa yang telah direncanakan.
SUMBER :
http://arickanjass.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-keadilan.html
Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji,
Universitas Gunadarma
http://akiliblogspotc.blogspot.com/2011/11/contoh-kasus-keadilan.html