Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ
lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai
sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu
tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin (Jimmy Wales,
2008).
Organ utama dari sistem endokrin adalah:
-Hipotalamus
-Kelenjar hipofisa
-Kelenjar tiroid
-Kelenjar paratiroid
-Pulau-pulau pankreas
-Kelenjar adrenal
-Buah zakar
-Indung telur.
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.
Pada sistem endokrin II akan dibahas mengenai kelenjar pankreas, kelenjar adrenal, dan
kelenjar gonad sebagai sistem endokrin. Adapun kelenjar pankreas menghasilkan hormon
antara lain : insulin, glukagon, somatostatin, dan polipeptida pankreas. Pada kelenjar adrenal,
medula menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin, sedangkan korteks menghasilkan
hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron. Pada kelenjar gonad, testis menghasilkan
hormon testosteron dan pada ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
KELENJAR PANKREAS
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki fungsi utama yakni untuk
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin dan glukagon.
Pankreas juga mengsekresikan hormon somatostatin, dan polipeptida pankreas.
Kelenjar pankreas terletak pada bagian belakang lambung dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari). Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti
pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau Langerhans. Dinamakan Langerhans atas
penemunya, Paul Langerhans pada tahun 1869. Setiap pulau berisikan sel beta yang berfungsi
mengeluarkan hormon insulin. Dimana hormon insulin memegang peran penting dalam
mengatur kadar glukosa darah.
Tiap pankreas mengandung lebih kurang 100.000 pulau Langerhans dan tiap pulau berisi 100
sel beta. Disamping sel beta ada juga sel alfa yang memproduksi glukagon yang bekerja
sebaliknya dari insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta yang
mengeluarkan somatostatin dan sel PP yang mengsekresi hormon polipeptida pankreas.
A. INSULIN
Sintesis Insulin
1. Insulin disintesis oleh sel-sel beta, terutama ditranslasikan ribosom yang melekat pada
retikulum endoplasma (mirip sintesis protein) dan menghasilkan praprohormon insulin
dengan berat molekul sekitar 11.500.
2. Kemudian praprohormon diarahkan oleh rangkaian pemandu yang bersifat hidrofibik
dan mengandung 23 asam amino ke dalam sisterna retikulum endoplasma.
3. Di retikulum endoplasma, praprohormon ini dirubah menjadi proinsulin dengan berat
molekul kira-kira 9000 dan dikeluarkan dari retikulum endoplasma.
4. Molekul proinsulin diangkut ke aparatus golgi, di sini proteolisis serta pengemasan ke
dalam granul sekretorik dimulai.
5. Di aparatus golgi, proinsulin yang semua tersusun oleh rantai Bpeptida (C) penghubung
rantai A, akan dipisahkan oleh enzim mirip tripsin dan enzim mirip karboksipeptidase.
6. Pemisahan itu akan menghasilkan insulin heterodimer (AB) dan C peptida. Peptida-C
dengan jumlah ekuimolar tetap terdapat dalam granul, tetapi tidak mempunyai aktivitas
biologik yang diketahui.
Bisa dapat disimpulkan bahwa : Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin
(precursor hormon insulin) pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim
peptidase, preproinsulin mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang
kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung (secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di
sini, sekali lagi dengan bantuan enzim peptidase, proinsulin diurai menjadi insulin dan
peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap untuk disekresikan secara bersamaan
melalui membran sel.
Sekresi Insulin
Sekresi insulin merupakan proses yang memerlukan energi dengan melibatkan sistem
mikrotubulus-mikrofilamen dalam sel B pada pulau Lengerhans. Sejumlah intermediet turut
membantu pelepasan insulin.
Glukosa: apabila kadar glukosa darah melewati ambang batas normalyaitu 80-100
mg/dLmaka insulin akan dikeluarkan dan akan mencapai kerja maksimal pada kadar
glukosa 300-500 mg/dL.
Faktor Hormonal: ada beberapa hormon yang meningkatkan insulin dalam darah, yaitu
epinefrin (meningkatkan cAMP intrasel), kortisol, laktogen plesenta, esterogen dan
progestatin.
Prefarat Farmakologi: banyak obat merangsang sekresi insulin, tetapi preparat yang
digunakan paling sering untuk terapi diabetes pada manusia adalah senyawa sulfaonilurea.
Kerja dan Metabolisme Insulin
Insulin merupakan hormon yang berfungsi sebagai second messenger yang merangsang
dengan potensial listrik. Beberapa peristiwa yang terjadi setelah insulin berikatan dengan
reseptor membran:
Terjadi perubahan bentuk reseptor.
Reseptor akan berikatan silang dan membentuk mikroagregat.
Reseptor diinternalisasi.
Dihasilkan satu atau lebih sinyal. Setelah peristiwa tersebut, glukosa akan masuk ke dalam
sel dan membentuk glikogen.
Insulin yang telah terpakai maupun yang tidak terpakai, akan dimetabolisme. Ada dua
mekanisme untuk metabolisme insulin:
1. Melibatkan enzim protese spesifik-insulin yang terdapat pada banyak jaringan, tetapi
banyak terdapat pada hati, ginjal, dan plasenta.
2. Melibatkan enzim hepatik glutation-insulin transhidrogenase, yang mereduksi ikatan
disulfida, dan kemudian rantai A dan B masing-masing diuraikan dengan cepat.
Fungsi Insulin: stimulasi glikogenesis, lipogenesis, dan sintesis protein.
EFEK INSULIN PADA METABOLISME KARBOHIDRAT
Setelah memakan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, glukosa akan masuk ke
dalam darah dan menyebabkan pengeluaran insulin secara cepat. Insulin menyebabkan
pengambilan, penyimpanan, dan penggunaan glukosa pada hampir semua jaringan khususnya
pada otot, jaringan adiposa, dan liver.
EFEK INSULIN PADA METABOLISME LIPID
Merangsang lipogenesis, menghambat lipolisis di hati dan jaringan adiposa, dengan cara
menghambat aktifitas enzim lipase. Karena itu insulin menurunkan kadar asam lemak bebas
yang beredar dalam darah. Selain itu insulin juga mempengaruhi kadar kolestrol.
EFEK INSULIN PADA METABOLISME PROTEIN
Insulin merangsang sintesis protein dan memperlambat penguraian protein. Insulin juga
menstimulasi asam amino yang diambil dari otot.
B. GLUKAGON
Glukagon adalah antagonis dari insulin, yang tersusun atas 29 asam amino. Pada prinsipnya
menaikkan kadar gula di dalam darah. Enzim ini diproduksi di sel A dari pankreas. Glukagon
melewati dalam proses sintesisnya yang disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya
molekul glukagon berasal dari prohormon. Gen untuk glukagon selain di pankreas juga
terdapat di otak dan sel enteroendokrin L di sistem pencernaan (Ileum dan Kolon).
Glukagon merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologis
meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat
konversi dari glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino, gliserol, dan
asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis). Kemudian hati mengeluarkan glukosa ke
dalam darah, dan kadar gula darah meningkat. Sekresi dari glukagon secara langsung
dikontrol oleh kadar gula darah melalui sistem feed-back negative. Ketika kadar gula darah
menurun sampai di bawah normal, sensor-sensor kimia dalam sel-sel alfa dari pulau
Langerhans merangsang sel-sel untuk mensekresikan glukagon. Ketika gula darah meningkat,
tidak lama lagi sel-sel akan dirangsang dan produksinya diperlambat. Jika untuk beberapa
alasan perlengkapan regulasi diri gagal dan sel-sel alfa mensekresikan glukagon secara
berkelanjutan, hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) bisa terjadi. Olahraga dan
konsumsi makanan yang mengandung protein bisa meningkatkan kadar asam amino darah
juga menyebabkan peningkatan sekresi glukagon. Sekresi glukagon dihambat oleh GHIH
(somatostatin). Glukagon kehilangan aktivitas biologiknya apabila diperfusi melewati hati
atau apabila diinkubasi dengan ekstrak hati, ginjal atau otot. Glukagon juga diinaktifkan oleh
inkubasi dengan darah. Indikasinya ialah bahwa glukagon dihancurkan oleh sistem enzim
yang sama dengan sistem yang menghancurkan insulin dan protein-protein lain.
Regulasi
Stimulus untuk sekresi dari glukagon adalah hipoglikemia atau jika konsentrasi asam amino
turun di dalam darah setelah konsumsi makanan yang kaya protein. Walaupun begitu
konsumsi makanan yang kaya mengandung protein tidak hanya menstimulasi pengeluaran
hormon glukagon tetapi juga hormon insulin. Transmitter Hormon sistem saraf autonom
seperti asetilkolin dan adrenalin lewat 2 reseptor juga menstimulasi pengeluaran hormon
glukagon. Selain itu juga sederetan hormon berikut yang diciptakan di sistem pencernaan
gastrin, CCK, GIP, dan GH.
Inhibitor atau yang menghambat sekresi glukagon adalah hiperglikemia atau jika
konsentrasi gula darah naik. Selanjutnya juga hormon insulin yang antagonisnya,
somatostatin, GLP-1, GABA, sekretin, dan waktu makan yang kaya kandungan karbohidrat.
Fungsi Glukagon: melawan kerja insulin (stimulasi glikogenolisis dan lipolisis), stimulasi
glukoneogenik.
C. SOMATOSTATIN
Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas. Somatostatin menghambat sekresi
insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan mungkin bekerja lokal di dalam pulau-pulau
pankreas. Penderita tumor pankreas somatostatin mengalami hiperglikemia dan gejala-gejala
diabetes lain yang menghilang setelah tumor diangkat. Para pasien tersebut juga mengalami
dispepsia akibat lambatnya pengosongan lambung dan penurunan sekresi asam lambung, dan
batu empedu, yang tercetus oleh penurunan kontraksi kandung empedu. Sekresi somatostatin
pankreas meningkat oleh beberapa rangsangan yang juga merangsang sekresi insulin, yakni
glukosa dan asam amino, terutama arginin dan leusin. Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK.
Somatostatin dikeluarkan dari pankreas dan saluran cerna ke dalam darah perifer.
D. POLIPEPTIDA PANKREAS
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear yang dibentuk oleh sel F
pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat dengan polipeptida YY (PYY), yang ditemukan
di usus dan mungkin hormon saluran cerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di otak dan
sistem saraf otonom.
Sekresi polipeptida ini meningkat oleh makanan yang mengandung protein, puasa, olahraga,
dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun oleh somatostatin dan glukosa intravena.
Pemberian infus leusin, arginin, dan alanin tidak mempengaruhinya, sehingga efek stimulasi
makanan berprotein mungkin diperantarai secara tidak langsung. Pada manusia, polipeptida
pankreas memperlambat penyerapan makanan, dan hormon ini mungkin memperkecil
fluktuasi dalam penyerapan. Namun, fungsi faal sebenarnya masih belum diketahui.
KELENJAR SUPRARENALIS/ADRENAL
ACTH dalam dosis yang kecil. Perannya sangat kecil hanya dalam konsentrasi yang tinggi
merangsang pelepasan aldosteron.
Efek mineralkortikoid:
Efek ginjal dan sirkulasi dari aldosteron
Aldosteron menyebabkan pengangkutan pertukaran natrium dan kalium yakni absorbsi
natrium bersama sama dengan ekskresi kalium oleh sel sel epitel tubulus terutama dalam
tubulus distal dan duktus koligentes
Meningkatkan jumlah total natrium dalam cairan ekstraseluler sementara menurunkan
jumlah kalium.
Karena natrium dalam ciran ekstraselular banyak maka berpengaruh juga terhadap
kandungan air dalam cairan ekatraselular dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Aldosteron sebaliknya menyebabkan sekresi ion hidrogen yang ditukr dengan natrium di
tubulus sehingga mengakibatkan alkalosis ringan.
Efek aldosteron pada kelenjar keringat, kelenjar liur, dan absorpsi intestinal
Efek aldosteron terhadap kelenjar keringat penting untuk menyimpan garam tubuh dalam
lingkungan yang panas.
Efek aldosteron terhadap kelenjar liur adalah menyimpan garam sewaktu liur hilang secara
berlebihan.
Aldosteron meningkatkan absorsi natrium oleh usus terutama di dalam kolon yang mencegah
hilangnya natrium di dalam tinja.
Efek pada hormon kelamin
Androgen, terutama ketosteroid dehidroepialdosteron: maskulinisasi meningkatkan
anabolisme protein dan merangsang pertumbuhan.
Estrogen pada keadaan fisiologis tidak mempunyai efek feminisasi.
B. Glukokortikoid disintesis dalam zona fasikulata.
Hormon ini meliputi kortikosteron, kortisol, dan kortison. Hormon yang terpenting adalah
kortisol.
1) Efek fisiologis
a) Glukortiroid mempengaruhi metabolisme gluksosa, protein
dan lemak untuk membentuk cadangan molekul yang siap dimetabolis.
b) Hormon ini meningkatkan sintesis glukosa, simpanan glikogen di hati (glikogenesis), dan
peningkatan kadar glukosa darah, pengurain lemak dan protein serta menghambat
pengambilan asam amino dan sintesis protein.
c) Hormon ini juga Menstabilisi membran lisosom untuk mencegah kerusakan jaringan lebih
lanjut.
2) Fungsi
a) Meningkatkan kegiatan metabolisme berbagai zat dalam tubuh.
Meningkatkan glikogenesis dan glukogenesis dalam sel hati.
Menningkatkan metabolisme protein terutama di otot dan tulang.
Meningkatkan sintesis DNA dan RNA dalam sel hati.
Menahan ion Na dan ion Cl, meningkatkan sekresi ion K di ginjal.
Meningkatkan lipolisis dan jaringan perifer, deposit lemak.
b) Menurunkan ambang rangsang susunan saraf pusat.