BAB I
PENDAHULUAN
Organization (WHO) pada tahun 2013, setiap tahunnya ada sekitar 1,7
miliar kasus diare dengan angka kematian 760.000 anak dibawah 5 tahun.
Health Organization (WHO) pada tahun 2013, secara global terdapat dua
mendukung sekitar 45,0% dari semua kematian anak. Diare juga terutama
Diseluruh dunia, 780 juta individu memiliki akses yang buruk terhadap air
minum dan 2,5 miliar kekurangan sanitasi yang baik, namun memperbaiki
lingkungan dengan sanitasi buruk saja tidak akan cukup selama anak tetap
2
2009).
Luar Biasa (KLB). KLB diare sering terjadi terutama di daerah yang
dan sanitasi yang rendah sering menjadi faktor risiko terjadinya KLB diare
bulan terjadi karena daire (31,4%), dalam hal ini juga penyebab kematian
tertinngi pada balita 1-4 tahun (25,5). Berdasarkan data tersebut maka
diare (Depkes RI,2008). Kejadian luar biasa (KLB) diare masih sering
9,0%. Prevalensi diare berdasarkan kelompok umur pada balita (1-4 tahun)
terlihat tinggi menurut hasil Riskesdas (2007), yaitu 16,7%. Demikian pula
botol susu. Hasil penelitian tersebut yaitu adanya hubungan antara praktik
kebersihan makanan terhadap kejadian diare pada anak usia lebih dari 2
tahun.
menyebutkan angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan
pada balita 75 per 100 ribu balita. Jumlah kasus diare yang dilaporkan
orang..
batita di puskemas klangenan diperoleh data pada 2014 dan 2015 tahun
terakhir, terjadi penurunan angka kesakitan diare pada balita yaitu tahun
2015 jumlah batita yang menderita diare adalah 778 (70,0 %).
dihitung berdasarkan jenis kelamin pada toddler a usia 1-3 tahun pada
tahun 2016 (413 ) jumalah kasus diare pada batita data ini dalam satu
tahun, dan dalam satu bulan pada balita laki-laki 38 orang dan
masih banyak ibu balita yang belum mengetahui penyebab diare pada
balita, dan sebagian besar ibu balita yang bertempat tinggal dilingkungan
responden (50.0%).
kejadian diare pada toddler usia 1-3 tahun di wilayah kerja puskemas
kejadian diare pada batita. Petugas kesehatan atau perawat harus melakuan
dengan kejadian diare pada toddler usia 1-3 tahun di wilayah kerja
2017.
makanan oleh ibu dengan kejadian diare pada toddler usia 1-3
Selain itu juga hasil dari penelitian ini diharpkan dapat menjadi
sumber literatur atau referensi dalam trend dan isu masalah kesehatan
1. Bagi penulis
2. Bagi institusi
3. Bagi keluarga
diare.
Pangkajene
Kabupaten
Pangkep
4 Astya Hubungannya Desain Perbedaan dalam
Palupi1dan Dengan kohort penelitian ini
Hamam, 2009 Kejadian Diare retrospektif dengan peneliti
Pada Anak sebelumnya adalah
Diare Akut Di judul, tempat
Ruang Rawat penelitian dan
Inap RSUP Dr. waktu penelitian.
Sardjito
Yogyakarta.
5 Didik Gunawan Hubungan Penelitian ini Perbedaan dalam
Tamtomo2,2016 Antara Usia di adalah penelitian ini
Bawah Umur, analitik dengan peneliti
Kebiasaan observasional sebelumnya adalah
Makanan Beras dengan judul, tempat
di Luar pendekatan penelitian dan
Rumah, cross waktu penelitian
Dengan sectional
Kejadian Diare
Pada Populasi
padat Kali
Code
Yogyakarta ".
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200
g atau 200 ml/24 jam. Diare merupakan buang air besar encer
lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut
2.1.1.2 Klasifikasi
menjadi :
1) Diare akut
2) Diare kronik
3) Diare persisten
lambat
4. Diare persisten
dehidrasi.
2.1.1.3 Etiologi
a. Infeksi
Astrovirus).
b. Faktor Malabsorbsi
dan cepat.
kekambuhan diare.
c. Faktor makanan
Faktor makanan:
1) Makanan basi
2) Makanan beracun
kurang matang.
d. Faktor fisiologis
e. Faktor lingkungan
mempengaruhi balita.
f. Faktor pengetahuan
(Notoatmodjo,2008).
(Notoatmodjo,2010).
g. Perilaku ibu
kuman perut :
oleh tinja
dan kemiskinan.
lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi
laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus
selama diare.
cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
2.1.1.6 Patofisiologi
3. Hipoglikemia
2.1.1.7 Komplikasi
hipertonik).
24
4) Hipoglikemi.
2.1.1.8 Pencegahan
kesakitan diare masih tetap tinggi ialah sekitar 400 per 1000
a. Pemberian ASI
25
dari air susu sapi sebagai pengganti ASI. ASI steril berbeda
mungkin.
manusia.
2.1.1.9 Penatalaksaan
(Depkes RI,2011).
Tabel 2.2
Oralit Yang Diberikan Pada Anak Yang Mengalami Dehidrasi
Waktu < 1 tahun 1-4 tahun >5 tahun
3 jam 300 Ml 600 mL 1200 mL
pertama
Setiap 100 Ml 200
400
kali
mencret
Sumber : ( widoyono, 2008)
anak
4) Antibiotik selektif
1) Umur Balita
sterilisasinya kurang).
(Puspitasari,2012).
2) Status gizi
(Sardjana,2007).
diare.
(Wikipedia,2013).
berikut :
manusia.
a. Sumur gali
30 meter.
38
e. Perpipaan/ PDAM
(Kemenkes RI,2010).
nabati.
(2008).
2009).
kemudian digoreng.
diperlukan :
1) Protein
2) Vitamin
kacangan.
Zat besi terdapat pada daging merah, hati dan telur, juga
sebagai berikut :
tersebut.
anoreksia.
makanan kecil
per satu, dimulai dengan sereal yang diperkaya zat besi bayi
makanan, yaitu:
tersedianya pangan.
2. Tingkat pendapatan
3. Pengetahuan gizi.
terus.
fisiknya).
makanan.
3. Pencucian
a. Pengolahan Thermis
nilai gizinya.
b. Pengolahan Kimiawi
c. Pengolahan mikrobiologis
a. Penjamah makanan
dihasilkan.
Makanan.
dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Higiene dan sanitasi
pola makan anak (food diary) agar anak terbiasa dengan pola
dikonsumsi juga harus diatur dengan baik agar anak tidak cepat
Kolopaking,R.,2007:12).
bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan
berikut ini:
Tabel : 2.3
Penyimpanan Bahan Makanan Mentah
Lama penggunaan
Jenis bahan 3 hari atau kuramg 1 minggu atau 1 minggu
makanan kurang atau lebih
Daging.ikan,ud -5c sampai 0c -10 c samapi Kurang dari
ang dan 0 - 10c
olahanya
Telur, susu, 5c samapai 7c -5 c samapai Kurang dari
dan olahannya 0c -5c
Sayur,buah 10c 10c 10c
dan minuman
Tepung dan 15c 25c 25 c
biji-bijian
58
menyebutkan
a. Nama bahan
b. Tanggal penerimaan
c. Asal bahan
f. Tanggal pemeriksaan
g. Hasil pemeriksaaan
3. Pengolahan Makanan
(Arisman, 2009).
2004) :
bantuan.
ada.
sebagai berikut :
1. Lantai
5. Pencahayaan
memadai
6. Pembuangan asap
berkarat
makanan.
kepada
5) Pengangkutan Makanan
beberapa faktor :
a. Tempat/alat pengangkut
b. Tenaga pengangkut
c. Tekhnik pengangkutan
sanitasi :
dihindari
jalan singkat
6) Penyajian Makanan
menarik baik dari variasi bentuk, warna dan rasa. Variasi bentuk
menggunakan alat saji atau alat makan yang lucu sehingga selain
yang bersih
67
2.1.3.1 Definisi
Maka dari itu asupan gizi pada saat usia balita harus sangat
tubuhnya.
toddler
68
umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah
BAB III
Bagan 3.1
Kerangka konsep
Variabel independen Variabel
Pengolahanan makanan pada toddler
Dependen Kejadian diare pada
toddler
Keterangan :
= variabel independen
= variabel dependen
3.2 HIPOTESIS
berikut :
makanan oleh ibu dengan kejadian diare pada toddler usia 1-3
72
Cirebon.
makanan oleh ibu dengan kejadian diare pada toddler usia 1-3
Cirebon .
73
BAB IV
METODE PENELITIAN
oleh variabel yang lain, dan melibatkan minimal dua variabel (Nursalam,
balita.
74
konsep tersebut telah ditemukan para ahli atau pakar. Dengan demikian
(Arisman, 2009).
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200
ml/24 jam. Diare merupakan buang air besar encer lebih dari 3
kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai
Tabel 4.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
Operasioanl ukuer
Independen Observasi lembar chek list 0. 1. Kurang Nominal
Pengolahan baik jika
Pengolahan makanan nilai
makanan yaitu MEDIAN <
membuat 50%
bahan
makanan 1. 2.Baik
yang mentah jika nilai
menjadi MEDIAN >
matang 50%
melalui
proses
pemanasan
4.4.1 Populasi
jumlah yang ada pada subyek/ obyek yang dipelajari, tetapi meliputi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu dari anak toddler
puskesmas klangenan.
4.4.2 Sampel
Tabel 4.2
Perhitungan jumlah sampel dimasing-masing desa
No Desa populasi Perhitungan sampel
sampel
1 Serang 83 83/413x1.96 6
2 Klangenan 92 92/413x1.96 7
3 Danawinangun 68 68/413x1.96 6
4 Jemaras kidul 93 93/413x1.96 7
5 Pekantingan 77 77/143x196 6
Jumlah 413 32
77
Jumlah Sampel :
(1 )2
2
=
d2 ( 1) + (Z1 )2 Pq
2
Keterangan:
n = jumlah sampel
P = proporsi (0.1)
q = 1-P (0.9)
N = jumlah populasi
(1 )2
2
=
d2 ( 1) + (Z1 )2 Pq
2
(1.96)2 (0.1)(0.9)(413)
=
(0.1)2 (413 1) + (1.96)2 (0.1)(0.9)
(3.84)(37,17)
=
(0.01)(412) + (3.84)(0.09)
143
=
4.12 + 0.3456
78
142,7328
=
4,4656
= 31,962
32
sampling yaitu dilakukan secara acak dan digunakan apabila setiap anggita
2014).
A. Kriteria Inklusi
B. Kriteria Ekslusi
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik
79
jika nilai 1 ) dan Tidak (nilai 1 kategori : kurang baik jia nilai 1 ) dan
diuji validitas dan rehabilitas dan untuk cara ukurnya menggunkan medote
(2010 ),yang sudah diuji validitas dan rehabilitasnya dan hasilnya Computed
only for a 2x2 tablea. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The
langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
yang dibutuhkan.
komputer.
silang.
P = X 100%
Keterangan
P = persentase
84
N= jumlah populasi
squer (x2). Adapun rumus chi squer (x2) yang digunakan dalam
X2 = (fo f n)2
fn
Keterangan:
X2 : Chi squere
pencerminan
8. Seminar penelitian
1. Sidang skripsi
Puskesmas Klangenan.
88
BAB V
makanan oleh ibu dengan kejadian diare pada toddler usia 1-3
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi pengolahan makanan pada pasien dengan
kejadian diare di puskesmas klangenan kabupaten cirebon tahun
2017.
2017.
Tabel 5.2
Kejadian Diare Pada Toddler Usia 1-3 Tahun Di Wilayah Kerja
Puskesmas Klangenan Kabupaten Cirebon Tahun 2017.
Kejadian Diare
Tabel 5.3
Hubungan Proses Pengolahan Makanan Dengan Kejadian Diare
Kejadian
Diare
value
Tidak Ya Total
Baik Count 15 6 21
Total Count 16 16 32
(100.0%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square pada
atau ada hubungan proses pengolahan makanan oleh ibu dengan kejadian
91
diare pada toddler usia 1-3 tahun di wilayah kerja puskesmas klangenan
(= 001, = 0,05 ).
5.2 Pembahasan
oleh ibu kajadian diare pada toddler usia 1-3 tahun di wilayah kerja
(Arisman, 2009).
tekstur lunak dengan kandungan air tinggi yaitu di rebus, diungkep atau
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Diare merupakan buang air
93
besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut
nya yang masih tinggi. Menurut data World Health Organization (WHO)
pada tahun 2009 di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua
setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan setiap tahun 100.000
terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Sedangkan menurut
jenis kelamin prevalensi laki-laki dan perempuan hampir sama yaitu 8,9%
botol susu. Hasil penelitian tersebut yaitu adanya hubungan antara praktik
kebersihan makanan terhadap kejadian diare pada anak usia lebih dari 2
tahun.
termasuk dalam kategori cukup baik, hal ini dikarenakan orang tua yang
makanan yang baik sehingga orang tua dapat memilih makanan dan
jumlah konsumsi makanan yang sesuai pada balita. Selain itu pola sanitasi
makanan yang baik ditunjang dengan pemahaman orang tua yang baik
memberikan makan yang sesuai dengan kebutuhan gizi balita. Selain itu
keluarga masih kurang, hal ini disebabkan ibu saat membawa makanan
95
makanan jadi atau matang dengan makanan mentah dalam satu wadah.
semua keluarga telah melakukan hal yang benar dalam pemilihan bahan,
BAB VI
6.1 Simpulan
21orang (65.5%)
(50.0%).
kejadian dare pada toddler usia 1-3 tahun di wilayah kerja puskesmas
6.2 Saran
diare.
B. Bagi responden
maknan oleh ibu dengan kejadian diare pada toddler usia 1-3 tahun agar
D. Penelitian selanjutnya