Masa pandemi dan stay home dalam waktu yang lama mulai membuat orang bosan dan kehilangan
rasa untuk berkomunikasi dengan keluarga. Awalnya semangat dan bahagia bisa punya banyak waktu
di rumah, lama-kelamaan mulai bosan karena bingung hal apa lagi yang mau di bahas.
Orang pertama yang Tuhan percayakan pada kita bukan orang-orang dalam pekerjaan atau pelayanan
kita atau dalam pergaulan kita, tapi keluarga! Seseorang boleh memiliki karunia rohani tapi tidak ada
artinya jika kita tidak bisa mengelola kehidupan nyata. Setiap anak Tuhan harus bisa menjaga
keseimbangan antara karunia dan keluarga, pelayanan dan keluarga, antara karir dan keluarga.
Kunci sukses dalam hidup kita, di bidang apapun, tidak lepas dari kebahagiaan keluarga
Walaupun new normal mulai berlaku, ingatlah untuk tidak meninggalkan waktu bersama keluarga.
3 THINGS TO DO AT HOME :
1. Membangun Keintiman atau Kerukunan.
Mazmur 133: dimana ada kerukunan, ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat.
Jangan mengejar berkat, kejarlah kerukunan! Bila ada kerukunan, ide-ide baru akan
bermunculan. Jika tak ada kerukunan, kita harus bekerja dengan susah payah.
Kita tidak boleh pelit kepada anggota keluarga. Kita harus saling memberi perhatian, saling
memaafkan, dan saling mendukung. Khususnya anak-anak yang jauh dari orang tua, kadang
kita merasa bebas, seoalh dunia milik sendiri dan tidak peduli lagi dengan keadaan orang tua
kita. Sesibuk apapun sempatkanlah untuk mengirim pesan singkat, banyak emoticon yang
dapat digunakan untuk mengungkapkan kasih.
3. Menjaga Keterbukaan.
Yakobus 5 : 16 : Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling
mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin
didoakan, sangat besar kuasanya
Ceritakan pergumulan yang dihadapi dan bersama-sama menyelesaikannya. Beberapa orang
sulit melakukan hal ini karena berpikir memiliki keluarga yang kaku. Namun, komunikasi
adalah sesuatu yang perlu dibangun, mungkin dari hal sederhana. Keterbukaan adalah awal
pemulihan!
Mungkin kedengarannya lucu karena ini fakta tetapi karena perbandingan tersebut, Saul
berubah menjadi pembunuh.