Anda di halaman 1dari 15

7 TINDAKAN PENYELAMAT

RUMAH TANGGA
7 HAL YANG AKAN MENGUBAH DIRI, HIDUP DAN
MENYELAMATKAN RUMAH TANGGA ANDA
PENGANTAR

PERNAHKAH ANDA BAYANGKAN BETAPA INDAHNYA BILA ANDA


DAN SUAMI BISA SALING CINTA, SALING SAYANG, SELALU MESRA,
DAN TERIKAT SECARA BATIN SEKALIPUN SUDAH BERPULUH
TAHUN MENIKAH?
TENTU HAL INI ADALAH IMPIAN SEMUA ORANG YANG BERUMAH
TANGGA. TAPI SAYANGNYA, TIDAK SEMUA ORANG BISA
MERASAKANNYA!
Fakta di lapangan membuktikan. Kurangnya ilmu dan kompetensi dalam
menjalani dunia pernikahan seringkali menjadi batu sandungan yang
berujung pada karamnya bahtera rumah tangga.
Bahkan, bila tak berujung perceraian sekalipun, pada akhirnya rumah
tangga akan jauh dari keharmonisan, selalu menderita, tidak produktif,
tidak ada keintiman dan keindahan cinta, hambar, dipenuhi dengan
kebohongan dan perselingkuhan, yang akhirnya MENJADI CONTOH
BURUK bagi ANAK-ANAK kita.
Berapa Generasi Lagi yang HARUS MENDERITA karena RUMAH
TANGGA yang TOXIC ini?
Karena itu, JANGAN REMEHKAN ILMU DAN KETERAMPILAN ini SAMA
SEKALI!
TIDAK SATU PUN ORANG YANG DILAHIRKAN SUDAH MENJADI
SEORANG JUARA. Setiap juara pasti membutuhkan pengetahuan,
mentor, dan pengalaman bertahun-tahun hingga menjadi juara.
Begitu juga dengan hubungan dalam rumah tangga. Tidak ada satu orang
pun yang terlahir sebagai ahli rumah tangga sebelum menjalaninya dan
mendapatkan bimbingan serta pengetahuan yang tepat.

Dengan kesadaran dan kemauan Anda mempelajari buku ini, itu pertanda
bahwa Anda adalah salah satu di antara sekian istri yang BERUNTUNG
dan insya Allah DIBERIKAN JALAN UNTUK MENYELAMATKAN
RUMAH TANGGA dari Kehancuran.
Ingat, tidak ada hasil instan.
Semua tentu butuh waktu, butuh proses, dan ikhtiar yang gigih, serta
tawakal kepada Allah Sang Penentu Hasil.

Dan inilah 7 HAL YANG AKAN MEMBANTU ANDA MENYELAMATKAN


RUMAH TANGGA SAAT ANDA HARUS BERJUANG SENDIRIAN!
KEAHLIAN 1 –
MENGESAMPINGKAN EGO
Sebagai istri, kita tentu juga punya masalah pribadi. Entah itu karena
nyinyiran tetangga, capek karena pekerjaan yang seolah tak ada
habisnya, atau kicauan mertua yang memekakkan telinga. Bahkan bisa
jadi masalah itu berasal dari suami kita yang menjengkelkan, nggak peka,
kurang perhatian, sibuk sendiri, egois, dan sebagainya.
Kita jadi ingin emosi saat melihat suami. Saat suami pulang kerja, kita jadi
malas untuk menyambutnya. Bunda mungkin pernah mengalami hal
semacam ini?

Nah, sejatinya itu adalah hal yang manusiawi. Kita manusia bisa marah,
bisa emosi, bisa ngambek, dan sebagainya.
Tapi yang terpenting adalah BAGAIMANA KITA MENGELOLA EGO
PRIBADI KITA dan MENGUTAMAKAN KESELAMATAN RUMAH
TANGGA.
SULIT?
Saya tak pernah bilang MUDAH. Tapi sesulit apa pun, bukan berarti tidak
mungkin.
Nyatanya, klien-klien yang saya bimbing juga mengalami kesulitan yang
sama: berperang dengan ego sendiri. Tapi alhamdulillah, karena terus
melatih diri, pada akhirnya mereka berhasil menundukkan egonya
sekaligus mendapatkan hati suaminya.
Lantas bagiamana cara mengelola ego pribadi demi rumah tangga?
Coba ingat Kembali saat terakhir kali Anda bertengkar dengan suami.
Saat itu Anda dan suami sama-sama memiliki masalah. Dan parahnya, di
saat yang sama, Anda dan suami sedang sama-sama BESAR EGO.
Bunda merasa di pihak yang benar, suami pun demikian.
Apakah dengan sama-sama ngotot kemudian masalah bisa
terselesaikan?
Boro-boro.
Yang ada justru makin runyam, karena Bunda dan suami sedang sama-
sama bad mood, sama-sama emosi, sama-sama egois, dan aura rumah
tangga sedang tidak mendukung (baca:negatif). Nah, di kondisi semcam
ini, yang paling kita butuhkan adalah MENGESAMPINGKAN EGO
sejenak dan FOKUS untuk MEMBANGUN HUBUNGAN BAIK dengan
suami.
Posisikan diri Anda bukan sebagai lawan atau musuh debat suami,
melainkan sebagai teman atau sohib lama suami yang rileks dan santai.
Ketika Anda sudah berhasil menunjukkan sikap semacam ini, suami Anda
akan lebih nyaman, sehingga dia tidak akan lari dari Anda.
Anda bisa ajak minum teh bareng, ngobrol sana-sini sambil ngemil, bahas
topik-topik seru dan lucu, atau bercanda bersama.
Dengan kenyamanan ini, suami akan ikut tergerak dan termotivasi untuk
bekerja sama dan berkompromi untuk membahas masalah.
Pahamilah, bahwa Anda di sini bukan sedang menghindari masalah,
melainkan sekadar MENUNDA PEMBAHASAN MASALAH sampai Anda
dan suami benar-benar dalam keadaan SATU FREKUENSI, dalam AURA
yang SELARAS. Di banyak kasus, Ketika suami dan istri sudah sama-
sama nyaman untuk membahasnya dengan kepala dingin, masalah
rumah tangga justru lebih cepat selesai karena adanya rahmat dan
berkah dari Allah SWT.

PR untuk Bunda: Niatkanlah untuk mengesampingkan ego dan emosi,


dan berusahalah untuk memprioritaskan hubungan persahabatan yang
baik dengan suami.
KEAHLIAN 2 - PRIORITASKAN
SUAMI

Dalam buku 7 Habits of Highly Effective People, Steven Covey


mengungkap salah satu sifat orang yang BERPENGARUH, yaitu
UNDERSTAND before UNDERSTOOD. Orang yang sukses dan
berpengaruh selalu mengutamakan PEMAHAMAN terhadap orang lain
terlebih dulu SEBELUM MINTA DIPAHAMI.
Ini juga berlaku dalam rumah tangga. Kalau Bunda ingin mendapatkan
hati suami, ingin lebih diperhatikan, dan ingin memenangkan hatinya,
maka kuncinya adalah PRIORITASKAN SUAMI.
Bagi Sebagian besar istri, kata-kata saya ini terasa begitu berat karena
belum memahami hikmah dan manfaatnya.
Tapi Anda wajib tahu. Ketika Anda bisa mendahulukan kepentingan
suami tanpa merasa berjasa, suami akan merasa terpuaskan egonya. Dia
akan merasa dimuliakan.
Setelah ‘kebutuhan psikologis’ ini terpenuhi, suami akan merasa
BATERAI CINTANYA penuh Kembali seolah baru saja di-charge.
Dan Ketika baterai cinta ini di-charge sampai penuh, dia akan merasa
BERDAYA dan SEMANGAT Kembali untuk memberikan cinta pada istri.
Lalu bagaimana teknisnya?
Fokuslah pada apa yang suami Anda sukai: mulai dari penampilan Anda
yang seperti apa yang diharapkan, perlakuan apa yang dia inginkan,
gestur Anda yang mana yang bisa membuatnya bergairah, makanan apa
yang dia sukai, aktivitas apa yang dia inginkan.
Perlakukanlah suami seakan-akan Anda masih berpacaran. Banyak
pasutri yang lupa, bahwa seharusnya pacaran itu dilakukan justru setelah
menikah, sehingga pernikahan mereka lebih diberkahi Allah.
Ingatlah bagaimana suami merasa sangat Anda muliakan karena
kesungguhan Anda dalam memberikan waktu dan usaha ekstra.
Karena itu, kuncinya adalah MEMPRIORITASKAN SUAMI. Pahami
sebelum Ingin Dipahami. MEMBERILAH DULU sebelum MENERIMA.
GIVE before you TAKE.

Tapi, Bun. Kenapa ada suami yang meskipun sudah di-charge baterai
cintanya, suami tetap keras hati dan seakan perlakuan istri tidak
membekas di hatinya?

Jawabannya macam-macam. Bisa jadi karena cara memperlakukannya


belum sesuai selera suami. Bisa jadi bahasa cinta suami berbeda dengan
Bahasa cinta istri sehingga mereka belum sefrekuensi. Bisa jadi auranya
belum selaras. Nah, inilah pentingya prinsip membangun hubungan yang
nyaman.

PR untuk Bunda: Fokuslah pada apa pun yang bisa membuat suami
Bahagia dan bertekadlah untuk melakukan hal-hal yang membuatnya
merasa diistimewakan!
Quote Khadijah:
“Sejak menikah dengannya (Muhammad), aku tak lagi memikirkan
kebahagiaanku. Tapi yang kupikirkan adalah bagaimana aku bisa
membuatnya Bahagia denganku.”
KEAHLIAN 3 - MENYEGARKAN
CINTA SETIAP SAAT!

CINTA BUKAN KATA SIFAT YANG STATIS DAN TETAP. Cinta bukan
seperti benda pajangan yang dipajang di sebuah sudut rumah lalu
dipandangi begitu saja.
Cinta adalah air yang harus dialirkan, bola yang harus digelindingkan,
dan sepeda yang harus dikayuh agar tidak jatuh!
Banyak orang tertipu dengan definisi cinta. Mereka mengira bahwa cinta
ini adalah perasaan yang permanen. Padahal nyatanya tidak demikian.
Faktanya, banyak pasutri yang terjebak dengan ungkapan “terlanjur
cinta’ pada pasangan, tapi Ketika sudah menjalani rumah tangga sekian
tahun, rasa cinta itu seakan lenyap! Dan parahnya, banyak pasutri yang
hanya bisa meratapi dan menyesali keadan ini tanpa tahu harus berbuat
apa.
Padahal yang sedang terjadi adalah: mereka belum menyadari bahwa
yang namanya cinta itu butuh effort, butuh usaha, butuh gerak, butuh
Tindakan nyata untuk menjaga dan merawatnya agar tetap segar dan
subur.
Cinta tidak bisa diperlakukan seperti hiasan dinding yang baru
dikirimkan kurir online shop ke rumah Anda lalu Anda pajang dan
biarkan begitu saja.
Justru, cinta itu lebih mirip seperti Ketika kita mengendarai sepeda.
Kalau ingin terus berjalan dan ingin sampai ke tujuan, maka kita harus
mengayuhnya. Begitu Ketika tidak lagi mengayuhnya, kita akan jatuh!
Dan inilah yang banyak dialami pasangan suami istri di luar sana.
Dan yang paling menyedihkan adalah, HILANGNYA RASA CINTA
PADA PASANGAN sering dijadikan PEMBENARAN untuk MENCARI
PELARIAN dengan berselingkuh dengan Wanita/pria lain.
Karena itu, setelah memahami konsep cinta ini, harapan saya, Ketika
Anda merasa jenuh, merasa “kehabisan cinta”, atau merasa hambar
dalam rumah tangga, kuncinya adalah Perbanyak Tindakan Nyata.
Salah satunya yaitu dengan memberikan perhatian yang fokus pada
pasangan. Sering-seringlah kontak mata, saling menatap, saling
tersenyum, saling bicara dan mendengarkan, saling bercanda, saling
menggoda, dan lakukan banyak hal yang menyenangkan Bersama
pasangan. Ulangi bulan madu Anda, sering-seringlah refreshing
dengannya, dan jadikan setiap momen Bersama suami Anda sebagai
momen yang indah dan dirindukan.

PR untuk Bunda: Perbanyak Tindakan Nyata untuk mewujudkan Cinta


KEAHLIAN 4 – BERALIHLAH DARI
‘AKU’ KE ‘KITA’
BERALIHLAH DARI MENGAMBIL SUDUT PANDANG ‘AKU’ MENJADI
‘KITA’
Banyak orang mengatakan bahwa berumah tangga adalah bagaimana
menyatukan 2 isi kepala dan hati yang berbeda. Dan pastinya ini
bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.
Salah satu hal yang bisa memudahkan Anda dan suami untuk lebih
harmonis adalah mengubah sudut pandang dari yang tadinya ‘AKU dan
KAMU’ menjadi ‘KITA’.
Ambil contoh sederhana. Katakanlah suami Anda pulang kerja, capek,
dan dia mengeluh soal pekerjaan, atau soal bosnya, atau pun soal
temannya yang menjengkelkan.

Para istri pada umumnya akan mengambil sudut pandang ‘Aku vs


Kamu’ dan mengatakan, “Kamu itu, lagi gitu aja udah capek! Nih liat
Aku. Seharian udah masak, nyuci baju, nyetrika, ngepel, belum lagi
nganter jemput anak sekolah. Capek mana, kamu sama aku?”

Nah, di sini, istri masih menggunakan sudut pandang AKU vs KAMU.

Istri yang bijak adalah istri yang bisa mengambil sudut pandang KITA.
Di sini istri akan melihat semua sumber keluhan suami sebagai MUSUH
BERSAMA.
Jadi Ketika suami mengeluh tentang bosnya, temannya, istri akan
menempatkan diri sebagai pendamping suami. Dia akan memberikan
dukungan daripada menyalahkan.
“Nggak apa-apa. Kamu capek? Aku pijitin mau? Atau lagi butuh ME TIME?”
PR: LAKUKAN BANYAK AKTIVITAS KEBERSAMAAN, LAKUKAN HAL-HAL YANG
MENYENANGKAN BERDUA. MAKANLAH BERSAMA PASANGAN SETIDAKNYA 1 KALI
SEHARI.
KEAHLIAN 5 – TERIMA PASANGAN
APA ADANYA
HINDARI MEMBANDINGKAN DENGAN ORANG LAIN

Jangan pernah membandingkan suami Anda dengan siapa pun. Tidak


peduli orang itu adalah orang paling soleh yang pernah Anda kenal, atau
siapa pun. Bagaimanapun, sikap membanding-bandingkan adalah
perbuatan yang paling tidak adil sekalipun Anda melakukannya hanya
untuk memotivasinya untuk lebih baik.
Justru, sikap membandingkan pasangan hanya akan membuat rasa
bersyukur Anda semakin surut, dan Anda akan merasa suami Anda
selalu kurang di mata Anda.
Untuk menghindari sikap yang satu ini, hal yang bisa dilakukan salah
satunya adalah MENYADARI bahwa TIDAK ADA MANUSIA yang
SEMPURNA. Semua orang punya sisi lebih dan sisi lemahnya masing-
masing.
Yang kedua, apa yang kita lihat mengenai orang lain hanyalah secuil
image luarnya saja. Bukan pribadi aslinya. Jangan tertipu dengan
tampilan luar orang lain lalu membandingkannya dengan suai Anda.
Sadari bahwa suami Anda adalah satu paket berisi segala sisi baik dan
sisi buruknya. Cara yang paling bijak adalah dengan menerima suami
Anda apa adanya dan membuatnya merasa dihargai. Baru kemudian,
Ketika hubungan terasa nyaman, Anda bisa memberikan satu-dua
masukan untuk mengarahkan suami ke arah yang lebih baik.
KEAHLIAN 6 – MEMADAMKAN API
PERTENGKARAN

Faktanya tidak ada yang bisa menghindari pertengkaran


dalam kehidupan rumah tangga. Tapi, rumah tangga-rumah
tangga yang harmonis punya keterampilan memadamkan api
pertengkaran saat ada godaaan untuk berdebat.
Karena itu, salah satu kunci untuk mengharmoniskan rumah
tangga adalah kemampuan untuk melawan godaan untuk
melayani emosi suami.
Ketika suami sedang marah-marah dan penuh emosi, hindari
membalas emosinya dengan emosi juga. Percuma.
Kalau pun Bunda ada di pihak yang benar, melayangkan
argumen di momen penuh kemarahan tidak akan mencairkan
suasana. Justru semakin memperparah pertengkaran.
Jadi kalau Bunda masih ingin mempertahankan rumah
tangga, yang perlu Bunda menangkan adalah perdamaian
dengan suami daripada memenangkan diri sendiri.

TEKNIS-TEKNIS MEMADAMKAN EMOSI SUAMI


Diam, dengarkan. Biarkan Badai Emosi Berlalu, Jangan
Dilawan. Bila Tidak Kuat, Cari Tempat untuk Mengungsi
Yakin, Badai Pasti Berlalu!
KEAHLIAN 7 – TIDAK MENCOBA
MENGUBAH PASANGAN

Seringkali, kita ingin sekali mencoba mengubah suami.


Kita ingin suami memperbaiki diri sesuai harapan dan
keinginan kita. Apalagi di kasus-kasus di mana suami istri
berbeda level spiritualitasnya. Istri rajin ibadah, suami
shalatnya masih bolong-bolong.
Wah, pasti gregetan rasanya, dan ingin agar suami cepet-
cepet berubah dan menyesuaikan diri dengan kita. Apalagi
suami itu imam keluarga.
Tapi faktanya, semakin kita berusaha agar suami berubah,
semakin kita ngotot mengusahakan perubahan pada diri
suami, yang ada justru kita sendiri yang stres, terbebani, dan
seringkali berujung kecewa.
Bahkan efeknya, suami merasa dirinya tidak diterima apa
adanya. Secara psikologis, dia akan merasa dirinya tidak ada
baiknya di mata Bunda, dan merasa tertolak secara emosi.

Saya paham, diam-diam Bunda saat ini sedang “nggerundel”


dan nggak setuju dengan saya.
Tapi Bunda nggak usah khawatir. Di sini saya tidak sedang
membela suami Bunda dan mentolerir kelalaian suami yang
tidak mau berubah menjadi lebih baik.
Tapi, poinnya di sini adalah, sebelum menginginkan
perubahan pada diri suami, yang dibutuhkan suami adalah
PENERIMAAN yang tulus, baru kemudian setelah hatinya
sudah tersentuh, secara otomatis dia akan berubah karena
kesadarannya sendiri, bukan karena istri.

TIPS TEKNIS:
Fokuslah pada diri sendiri. Ketika Anda ingin suami berubah,
ubahlah diri Anda terlebih dulu. Entah itu mengubah cara
komunikasi, cara bicara, cara memperlakukan suami, cara
melayani suami, dan sebagainya. Semakin Anda mau
mengeksplorasi berbagai perubahan dalam diri Anda, secara
otomatis suami akan mengikuti.
Ada aksi, ada reaksi. Ketika Aksi Anda positif, pastinya reaksi
suami pun positif.
Dan prinsip ini dipakai berbagai orang di dunia Ketika ingin
mengubah keadaan. Jadi, hal pertama yang harus diubah
Ketika ingin mengubah kondisi sekitar adalah mengubah diri
sendiri.

Allah SWT berfirman, Allah tidak akan mengubah keadaan


suatu kaum sampai kaum itu mengubah keadaan dirinya
sendiri.
Dalam ayat itu Allah menyebutkan kata “anfus” (nafs) yang
juga bisa diartikan sebagai jiwa.
Jadi, Allah akan mengubah keadaan seseorang, Ketika orang
tersebut mau mengubah kondisi jiwanya terlebih dulu.

Anda mungkin juga menyukai