Anda di halaman 1dari 4

1.

Dengan cara memanipulasi otak sendiri, memang betul kebanyakan orang akan menganggap
dengan pacaran itu adalah kebahagiaan yang sempurna & selalu baik. Tapi cobalah kita
menindak kembali dimana pacaran tak selalu bahagia. Kenapa, karna pacaran itu bukan
merupakan sesuatu kebahagiaan yang mutlak untuk seterusnya. Kadang-kadang berpacaran
bisa saja kita mendapat rasa sakit yang sangat menyedihkan & berkepanjangan. Jadi,
berpacaran bukanlah kebahagiaan yang harus menjadi prioritas karna hal tersebut bukanlah
kebahagiaan permanent melainkan sesaat.
Berpacaran juga adalah hubungan yang bisa saja berakhir kapan saja, bukan berakhir bahagia
melainkan berakhir dengan rasa sakit dan kadang-kadang menyusahkan diri sendiri.
Kalau kita juga menganggap bahwa berpacaran ada sumber kebahagiaan maka kita dengan
sendirinya akan siap untuk terpuruk, ketika hal itu terjadi maka kita siap untuk terpuruk
dengan berat, kenapa. Karna pada dasarnya kita sudah menganggap bahwa pacaran adalah
sumber kebahagiaan jadi ketika terpuruk maka sumber kebahagiaan tersebut hilang. Ketika
hilang, hal tersebut akan sangat-sangat sulit untuk dikembalikan. Dan bisa saja mengganggu
proses kehidupan yang sedang dijalani, sehingga apapun yang dikerjakan menjadi urak-
urakan.
2. Dengan cara berpikir bahwa tak selamanya kita harus hidup mengenai pasangan, karna apa.
Pasangan tak selamanya ada ketika kita perlu. Melainkan yang akan ada selalu bagi kita yaitu
keluarga, teman-teman dan orang-orang terdekat. Jadi sumber kebahagiaan bukan saja berasa
dari pasangan melainkan orang-orang yang pada dasarnya peduli bagi kita.
3. Memakai waktu sebaik mungkin dalam mengejar cita-cita, dengan sendirinya segala hal yang
mengenai hubungan asmara bukanlah kebahagiaan tetap. Melaikan harapan yang dicapai
adalah kebahagiaan selamanya.
4. Dengan cara menghabiskan waktu untuk diri sendiri dan keluarga. Ketika individu sudah
merasa bahagia dan puas dengan apa yang digapai maka asmara pun akan terlupakan.
Sayangilah jiwamu sendiri sebelum belajar menyayangi orang lain. Sumber kehidupan yang
mutlak dan pasti ialah diri sendiri.
Faktor- Faktor Berpacaran :

1. Rasa nyaman
2. Perjodohan (keluarga, teman-teman dan lingkungan)
3. Ketertarikan lawan jenis
4. Ekonomi dan sosial
5. Rasa ingin tau bagaimana pacaran itu
6. Saling support dalam pendidikan atau ilmu.
7. Ingin tau rasanya pacaran apakah sebagus kisah di film-film yang ditonton
Pacaran adalah kedua hal yang sebenarnya memiliki dampak positif dan negatif. Dimana
positifnya kebanyakan bisa saling support dalam pendidikan maupun keingintahuan ilmu yang
sulit dimengerti. Tetapi dampak negatifnya sendiri juga ada, yaitu keterpurukan ketika ada yang
tersakiti. Sehingga segala hal yang berproses dalam kehidupannya menjadi terganggu dan
tertunda.
Hubungan-hubungan ini banyak terjadi di kalangan anak dan remaja yaitu karna mereka
belum berpikir secara dewasa dan matang dalam berhubungan sehingga berpacaran hanya untuk
kebahagiaan saja. Tetapi bukan sesuatu yang dianggap serius karna mereka belum siap untuk
menerima konsekuensi dalam berhubungan. Saya menyarankan agar anak dan remaja haruslah
berpikir berpacaran bukanlah prioritas kebahagiaan melainkan hidup yang mereka sedang jalani
atau berproses itu sendiri sebagai kebahagiaan nyata. Anak dan remaja berpacaran hanya karna
rasa saling menyukai lawan jenis tetapi tidak berpikir jauh kedepan tentang langkah yang mereka
ambil. Beda cerita ketika hubungan asmara dijalani orang dewasa, karna mereka adalah usia
yang siap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius (berkeluarga) jadi segalanya sudah
dipikir-pikir secara menyeluruh baik pasangan yang dipilih ataupun kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai