Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk
maupun lainnya yang sangat sederhana.

Pada kesempatan ini, kami sampaikan ucapan terimakasih kepada


pembimbing kuliah ini bapak J. Tiwery, ST, MPSDA. yang telah membimbing
penulis dalam mengikuti proses pembelajaran dan menyelesaikan tugas ini.

Laporan ini membahas tentang “Pengukuran Laju Infiltrasi Tanah”.


Harapan penulis semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan juga khusus nya bagi penulis sendiri.

Laporan ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman


yang kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami berharap para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini agar
kedepannya dapat menjadikan lebih baik.

Ambon, 06 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

Daftar Gambar .................................................................................................. iii

Daftar Tabel ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................
1.4 Manfaat ......................................................................................................

BAB II DASAR TEORI ..................................................................................

2.1 Pengertian Infiltrasi ...................................................................................


2.2 Persamaan Laju Infiltrasi ..........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air atau (Dihidrogen monoksida) adalah senyawa yang penting bagi semua
bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Air menutupi hampir 71
persen permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³)
tersedia di bumi. Rumus kimianya yaitu H2O, yang setiap molekulnya
mengandung satu oksigen dan dua hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan
kovalen. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es
(di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air dan lautan es. Air dalam objek-objek
tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu : melalui penguapan, hujan dan
aliran air di atas permukaan tanah (run off, meliputi mata air, sungai, muara)
menuju laut.

Infiltrasi adalah peristiwa merembesnya air ke dalam tanah. Tingkat


infiltrasi dipengaruhi oleh permeabilitas, tutupan vegetasi, volume air, intensitas
curah hujan, tingkat pra-saturasi, topografi tanah, serta tingkat evapotranspirasi.
Air yang hanya sampai di lapisan atas tanah sebagian akan diserap dan
sebagiannya lagi secara bertahap akan menguap. Sedangkan air yang mampu
masuk ke bagian tanah lebih dalam, biasanya akan tertampung ke ekuifer dan
selanjutnya kan terbawa ke sungai atau danau melalui aliran bawah permukaan.

Infiltrasi diatur oleh dua kekuatan, yaitu gravitasi dan kapiler. Pori-pori
yang lebih kecil dalam tanah akan memberikan “perlawanan” yang lebih besar
terhadap gravitasi karena pori-pori tersebut akan menarik air melalui kapilernya.
Kecepatan terserapnya air oleh tanah diukur dengan nilai inci per jam atau
milimeter per jam, biasa dikenal dengan istilah laju infiltrasi (infiltration rate).
Jika volume air di permukaan melebihi laju infiltrasi maka biasanya akan terjadi
limpasan air. Hal ini terkait dengan konduktivitas hidrolik jenuh pada tanah yang
dekat dengan permukaan (lapisan atas). Tanah dalam kondisi kering memiliki
daya serap yang tinggi, sehingga laju infiltrasi akan semakin besar. Kemampuan
tanah in secara perlahan-lahan akan berkurang apabila tanah tersebut mulai jenuh
terhadap air.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada laporan ini, yaitu :

1. Apa pengertian infiltrasi dan laju infiltrasi ?


2. Bagaimana proses pengolahan data lapangan untuk menentukan laju
infiltrasi di suatu titik ?
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin diperoleh dari proses praktikum dan penyusunan laporan
ini, yaitu :

1. Memahami pengertian infiltrasi dan laju infiltrasi.


2. Memahami proses pengolahan data lapangan untuk mendapatkan hasil laju
infiltrasi.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari proses praktikum laju infiltrasi yaitu :

1. Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar dalam menentukan laju infiltrasi.


2. Mengetahui penerapan laju infiltrasi dalam berbagai kegiatan pertambangan
dan konstruksi.
3. Memahami proses pengolahan data lapangan dengan menggunakan software
Microsoft Excel.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Infiltrasi

Infiltrasi adalah proses masuknya air kepermukaan tanah. Proses ini


merupakan bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupundalam proses
pengalihragaman hujan menjadi aliran disungai. Pengertian infiltrasi (infiltration)
sering dicampur-adukkan untuk kepentingan praktis dengan pengertian perkolasi
(percolation) yaitu gerakan air kebawah dari zona tidak jenuh, yang terletak
diantara permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah (zona jenuh). Dalam
kaitan ini terdapat dua pengertian tentang kuantitas infiltrasi, yaitu kapasitas
infiltrasi (infiltration Capaciti) dan laju infiltrasi (Infiltration rate). Kapasitas
infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu,
sedangkan laju infiltrasi adalah laju infiltrasi nyata suatu jenis tanah tertentu.

Gambar 2.1 Proses Infiltrasi

2.1.1 Proses Terjadinya Infiltrasi

Ketika air hujan menyentuh permukaan tanah, sebagian atau seluruh air
hujan tersebut masuk kedalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah. Proses
masuknya air hujan kedalam tanah ini disebabkan oleh tarikan gaya grafitasi dan
kapiler tanah.. laju infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya grafitasi dibatasi oleh
besarnya diameter pori-pori tanah. Dibawah pengaruh gaya grafitasi , air hujan
mengalir tegak lurus kedalam tanah melalui profil tanah. Pada sisi yang lain, gaya
kapiler bersifat mengelirkan air tersebut tegak lurus keatas, kebawah, dan kearah
horizontal. Gaya kapiler tanah ini bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori yang
relatif kecil. Pada tanah dengan pori-pori besar , gaya ini dapat diabaikan
pengaruhnya, dan air mengalir ke tanah yang lebih dalam oleh pengaruh gaya
grafitasi. Dalam perjalanannya tersebut, air juga mengalami penyebaran kearah
lateral akibat tarikan gaya kapiler tanah, terutama ke arah tanah dengan pori-pori
yang lebih sempit.

Proses infiltrasi yang demikian, melibatkan tiga proses yang tidak saling
tergantung :
a. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah
b. tertampungnya air hujan rtersebut di dalam tanah
c. proses mengalirnya air tersebut ketempat lain (bawah, samping, dan atas).
Infiltrasi (peresapan) merupakan perjalanan air melalui permukaan tanah dan
menembus masuk kedalamnya.

Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap :


a. Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam
tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan
kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat.
Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan
daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin
kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.
b. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian.
Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang
diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian
kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jika
ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang
berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula
diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi


Perpindahan air dari atas ke dalam permukaan tanah baik secara vertical
maupun secara horizontal disebut infiltrasi. Banyaknya air yang terinfiltrasi dalam
satuan waktu disebut laju infiltrasi. Besarnya laju infiltrasi (f ) dinyatakan dalam
mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi akan sama dengan intensitas hujan (I), bila
laju infiltrasi tersebut lebih kecil dari daya infiltrasinya. Jadi f ≤ fp dan f ≤ I
(Soemarto, 1999).

Infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan intensitas curah hujan. Akan tetapi


setelah mencapai limitnya, banyaknya infiltrasi akan berlangsung terus sesuai
dengan kecepatan absorbsi setiap tanah. Pada tanah yang sama kapasitas
infiltrasinya berbeda-beda, tergantung dari kondisi permukaan tanah, struktur
tanah, tumbuhtumbuhan dan lain-lain. Di samping intensitas curah hujan, infiltrasi
berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara yang terdapat
dalam tanah (Maryono, 2004).

Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi


adalah sebagai berikut:
 Tinggi genangan air di atas permukaan tanah dan tebal lapisan tanah yang
jenuh.
 Kadar air atau lengas tanah
 Pemadatan tanah oleh curah hujan
 Penyumbatan pori tanah mikro oleh partikel tanah halus seperti bahan
endapan dari partikel liat
 Pemadatan tanah oleh manusia dan hewan akibat traffic line oleh alat olah
 Struktur tanah
 Kondisi perakaran tumbuhan baik akar aktif maupun akar mati (bahan
organik)
 Proporsi udara yang terdapat dalam tanah
 Topografi atau kemiringan lahan Intensitas hujan
 Kekasaran permukaan tanah
 Kualitas air yang akan terinfiltrasi
 Suhu udara tanah dan udara sekitar

Apabila semua faktor-faktor di atas dikelompokkan, maka dapat


dikategorikan menjadi dua faktor utama yaitu:
 Faktor yang mempengaruhi air untuk tinggal di suatu tempat sehingga air
mendapat kesempatan untuk terinfiltrasi (oppurtunity time).
 Faktor yang mempengaruhi proses masuknya air ke dalam tanah. Selain
dari beberapa faktor yang menentukan infiltrasi di atas terdapat pula sifat-
sifat khusus dari tanah yang menentukan dan membatasi kapasitas
infiltrasin (Arsyad, 1989).

Diantaranya adalah sebagai berikut:


a. Ukuran pori
Laju masuknya hujan ke dalam tanah ditentukan terutama oleh ukuran pori
dan susunan pori-pori besar. Pori yang demikian itu dinamakan pori aerasi,
olehkarena pori-pori mempunyai diameter yang cukup besar yang
memungkinkan air keluar dengan cepat sehingga tanah beraerasi baik.
b. Kemantapan pori
Kapasitas infiltrasi hanya dapat terpelihara jika porositas semula tetap tidak
terganggu selama waktu tidak terjadi hujan.
c. Kandungan air
Laju infiltrasi terbesar terjadi pada kandungan air yang rendah dan sedang.
d. Profil tanah
Sifat bagian lapisan suatu profil tanah juga menentukan kecepatan masuknya
air ke dalam tanah. Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, maka
proses infiltrasi tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian
atau seluruh air hujan tersebut akan mengalir masuk ke dalam tanah melalui
pori-pori permukaan tanah. Proses mengalirnya air hujan ke dalam tanah
disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Oleh karena
itu, infiltrasi juga biasanya disebut sebagai aliran air yang masuk ke dalam
tanah sebagai akibat gaya kapiler dan gravitasi. Laju air infiltrasi yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori
tanah. Tanah dengan pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil
dibandingkan dengan tanah dalam keadaan kering (Asdak, 2002).

Di bawah pengaruh gaya gravitasi, air hujan mengalir vertical kedalam


tanah melalui profil tanah. Dengan demikian, mekanisme infiltrasi melibatkan tiga
proses yang tidak saling mempengaruhi (Asdak, 2002):
a. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.
b. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.
c. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping dan atas).

Pengukuran laju infiltrasi dapat dilakukan pada permukaan tanah, pada


kedalam tertentu, pada lahan kosong atau pada lahan bervegetasi. Walaupun
satuan infiltrasi serupa dengan konduktivitas hidraulik, terdapat perbedaan antara
keduanya. Hal itu tidak bisa secara langsung dikaitkan kecuali jika kondisi batas
hidraulik diketahui, seperti kemiringan hidraulik dan aliran air lateral atau jika
dapat diperkirakan. Laju infiltrasi memiliki kegunaan seperti studi pembuangan
limbah cair, evaluasi potensi lahan tanki septik, efisiensi pencucian dan drainase,
kebutuhan irigasi, penyebaran air dan imbuhan air tanah, dan kebocoran saluran
atau bendungan dan kegunaan lainnya (Kirkby, 1971).

2.2.Persamaan Laju Infiltrasi


MODEL HORTON

2.2.1 Pengertian
Model Horton adalah salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam
hidrologi yang dikembangkan oleh Horton pada tahun 1933. Horton mengakui
bahwa kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan bertambahnya waktu hingga
mendekati nilai yang konstant. Ia menyatakan pandangannya bahwa penurunan
kapasitas infiltrasi lebih dikontrol oleh faktor yang beroperasi di permukaan tanah
dibanding dengan proses aliran di dalam tanah.

Faktor yang berperan untuk pengurangan laju infiltrasi seperti penutupan


retakan tanah oleh koloid tanah dan pembentukan kerak tanah, penghancuran
struktur permukaan lahan dan pengangkutan partikel halus dipermukaan tanah
oleh tetesan air hujan.

2.2.2 Laju Infiltrasi Model Horton


Laju infiltrasi berdasarkan Model Horton dihitung dengan rumus:
𝑓 = 𝑓𝑐 + (𝑓0 + 𝑓𝑐 )𝑒 −𝑘𝑡
𝑓0 − 𝑓𝑐
𝑘=
𝐹𝑐
Keterangan:
f = laju infiltrasi(cm/jam)
f0 = laju infiltrasi awal (cm/jam)
fc = laju infiltrasi akhir (cm/jam)
e = bilangan dasar logaritma Naperian
Fc = selisih total volume infiltrasi dengan volume infiltrasi konstan (cm)
= luas kurva yang diarsir (gambar di bawah)

t = waktu yang dihitung dari mulainya hujan (jam)

Gambar 3.1 Kurva infiltrasi menurut Horton

Besarnya laju infiltrasi dipengaruhi oleh faktor jenis tanah dan kondisi
kelengasannya. Laju infiltrasi tidak selalu sama selama berlangsungnya hujan.
Pada awal hujan, untuk kondisi lahan dengan lengas tanah kering - normal, laju
infiltrasi akan sangat tinggi kemudian berangsur-angsur menurun hingga akhirnya
konstan / tetap setelah kondisi lengas tanah menjadi jenuh.
Penentuan laju infiltrasi dengan Model Horton memerlukan data inflitrasi
tanah setempat rinci, dari waktu ke waktu dalam interval waktu yang cukup
pendek, misal 10 atau 15 menitan, sampai mendapatkan laju infiltrasi yang tetap /
konstan. Curah hujan netto dihitung dengan mengurangkan curah hujan total
dengan laju infiltrasinya.

Perhitungan laju infiltrasi dengan metode Horton tidak biasa digunakan


untuk perhitungan banjir desain bendungan. Dalam perhitungan banjirdesain
bendungan, secara konservatif, digunakan asumsi bahwa pada saat curah hujan
desain yang diperhitungkan terjadi, kondisi lengas tanah DTA sudah cukup jenuh
sehingga laju konsentrasinya cukup kecil atau bahkan mendekati tidak ada (nol).

Anda mungkin juga menyukai