Anda di halaman 1dari 3

TOXIC RELATIONSHIP

Idealnya sebuah hubungan bersifat dua arah, melibatkan satu sama lain untuk saling membantu
tanpa mengharapkan imbalan. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang saling memberi
dukungan dan memelihara satu sama lain.
Ciri-ciri hubungan sehat adalah :
 Rasa kasih sayang
 Rasa aman
 Kebebasan dalam berpikir
 Saling peduli
 Saling menyayangi, serta
 Menghormati perbedaan pendapat yang ada
Tetapi mungkin kamu pernah merasa sebaliknya. Bukannya merasa aman, tetapi kamu malah
merasa tidak nyaman ketika bersama pasangan. Selain itu kamu bukannya merasakan adanya
kebebasan, tapi justru merasa lelah menghadapi pasanganmu sendiri.
Contoh ini menunjukkan lebih banyak emosi negtif yang dirsakan daripada emosi positif ssat
menjalani sebuah hubungan. Bisa jadi ini tanda-tanda hubunganmu masuk dalam toxic relationship.

Toxic relationship adalah hubungan yang tidak menyenangkan bagi diri sendiri atau pasangan.
Hubungan ini juga akan membuat seseorang merasa lebih buruk.
Ciri-ciri toxic relationship antara lain :
 Merasa tidak aman
 Kecemburuan berlebihan
 Keegoisan
 Ketidakjujuran
 Sikap merendahkan
 Memberi komentar negatif dan
 Selalu mengkritik
Seseorang yang terjebak dalam toxic relationship dapat menyebabkan terjadinya konflik batin yang
dapat mengarah pada amarah, depresi atau kecemasan. Pada intinya mereka yang terlibat di
dalamnya kesulitan untuk hidup produktif dan sehat.

Mendeteksi awal toxic relationship


Untuk mengetahui apakah hubunganmu sehat atau tidak, coba jawab pertanyaan ini :
1. Apakah kamu merasa pasanganmu menyayangimu?
2. Apakah pasanganmu membuatmu merasa aman dan nyaman?
3. Apakah kamu memiliki waktu untuk dirimu sendiri dan keluargamu?
4. Apakah kamu memiliki privasi yang tidak diganggu oleh pasangan?
5. Apakah kamu nyaman untuk menolak atau menyatakan keberatan pada suatu hal?
6. Apakah kamu dapat menyelesaikan konflik secra efektif?
7. Apakah kamu merasa adanya perkembangan diri ke arah yang lebih baik setelah menjalin
hubungan dengan pasanganmu?
8. Apakah kamu merasa diri berarti?
Jika mayoritas jawabanmu “tidak”, kamu perlu waspada. Mungkin kamu berada pada hubungan
yang tidak sehat. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih ingin berada
dalam suatu hubungan, ataupun menyudahi hubungan tertentu. Memiliki keberanian untuk
mengatakan “stop” adalah salah satu kunci penting untuk dapat keluar dari relasi yang tidak sehat.

Bagaimana mengatasinya
Mengenali dan mengakui bahwa kamu sedang berada pada toxic relationship bukanlah hal mudah.
Banyak orang terjebak dengan cinta dan kebahagiaan sesaat, atau takut akan kesepian sehingga
muncul rasa ketegantungan satu sama lain yang dijadikan alasan untuk terus menjalani toxic
relationship. Hal-hal yang tidak menyenangkan dianggap sebagai hal biasa, bahkan ketika pihak luar
menyadarkanmu tentang toxic relationship, kamu malah menyangkalnya. Membiarkan dirimu
terjebak dalam toxic relationship bukanlah keputusan yang bijak. Hal ini sama saja dengan
melupakan untuk menyayangi dirimu.

Tips yang bisa dilakukan apabila kamu berada dalam toxic relationship :
1. Pahami mengenai hubungan yang sehat dan bertumbuh itu seperti apa
2. Coba tuliskan hal-hal yang menjadi harapanmu dalam hubungan, lalu refleksikan apakah hal-
hal tersebut sudah tercapai dalam hubunganmu saat ini
3. Kenali gejala-gejala stress pada dirimu. Apakah kamu sering merasa lelah, jatuh sakit
belakangan ini? Jika ya, tanyakan pada dirimu apakah kamu ingin tetap berada dalam
hubungan seperti itu?
4. Terima dan akui jika memang kamu berada dalam toxic relationship. Menutupi atau
berusaha membenarkan hubunganmu tidak akan membuat hubunganmu semakin
menyenangkan. Kamu hanya menunda waktu.
5. Dokumentasikan hal-hal yang bisa menjadi barang bukti, misalnya rekaman percakapan yang
berisi teror atau caian, atau kalau ada bentuk kekerasan fisik, simpan foto dan pakaian yang
dipakai.
6. Kamu tidak bisa menyelesaikan masalahmu sendiri. Ada banyak pihak yang bisa membantu.
Bicarakan dengan orang yang dapat kamu percayai atau cari bantuan profesional
7. Atur strategi untuk penyelamatan diri jka pasanganmu melakukan teror atau ancaman
berlebih. Ajak sahabat atau keluarga untuk ikut membantu dalam strategi ini
8. Ingat bahwa bukan tugasmu untuk merubah dirinya. Seseorang akan mampu menghasilkan
perubahan perilaku secra konsisten atas usaha dan niat dari diri sendiri. Menerima
permintaan maaf dan memberikan kesempatan kedua tidak memberi jaminan hubunganmu
kan lebih baik.

Bagi mereka yang ingin meninggalkan hubungan yang tidak sehat ini bukanlah hal mudah apalagi jika
sudah berada dalam hubungan tersebut cukup lama. Itu merupakan hal yang wajar kok. Hal ini bisa
disebabkan karena mereka memiliki harapan dan keyakinan bahwa suatu hari psangannya bisa
berubah. Lalu muncul perasaan bersalah jika tidak memberikan kesempatan dan menerima
ungkapan maafnya. Namun, perlu diwaspadai jika terdapat pola berulang yaitu ketika masalah yang
dihadapi tak kunjung selesai dan terus menerus terjadi, maka bisa diprediksikan bahwa lama
kelamaan pola tersebut akan menetap dan semakin sulit untuk dirubah. Sudah saatnya untuk berani
bertindak dan memikirkan kesejahteraan dirimu. Yuk sayangi dirimu sendiri.
Bagaimana memelihara hubungan yang sehat
Bila kamu memiliki hubungan yang sehat, jagalah agar terus bertumbuh. Salah satu caranya adalah
dengan mengenali bahasa cintanya. Bahasa cinta dikenalkan oleh seorang ahli bernama Dr. Gary
Chapman. Bahasa cinta adalah bagaimana seseorang memahami atau mengekspresikan cintanya.
Menurutnya, setiap orang akan memiliki bahasa cinta yang primer. Ketika bahasa cinta primer
seseorang terpenuhi, ia akan merasa aman di dalam cinta dan akan mencapai potensi tertingginya.
Ada 5 bahasa cinta menurut Chapman, yaitu :
1. Words of Affirmation atau kata-kata penguatan. Seseorang yang memiliki bahasa cinta ini,
ia akan sangat senang dan merasa disayang jika sering dipuji, diberi motivasi atau dukungan
yang diucapkan . Sebaliknya kata-kata negative terhadapnya bisa melukainya.
2. Quality Time atau waktu yang berkualitas. Seseorang dengan bahasa cinta ini senang
menghabiskan waktu bersama atau melakukan kegiatan bersama. Keberadaan pasangan
disisinya sangat berarti baginya. Ketidakhadiran pasangan dalam momen-momen khusus
biasanya akan membuatnya merasa tidak dikasihi.
3. Physical touch atau sentuhan fisik. Sentuhan fisik tidak melulu berupa seks. Seseorang
dengan bahasa cinta ini, secara emosi menyukai bentuk kontak fisik seperti bergandengan
tangan, dirangkul, ditepuk atau dikecup keningnya. Pelukan saat dia sedih akan lebih berarti
daripada kata-kata. Dengan sentuhan dia akan merasa sangat diperhatikan.
4. Receiving gifts atau hadiah. Bagi seseorang dengan bahasa cinta ini, cinta diidentikkan
dengan pemberian atau hadiah. Dengan menerima hadiah, ia merasa diperhatikan atau
dikasihi. Bukannya materialistis, karena bukan hadiah mahal yang diharapkan tapi perhatian
yang dicurahkan dalam pemberian tersebut. Dia menyukai kejutan, meski hanya sekedar
kartu ucapan.
5. Acts of service atau melayani. Seseorng yang memilikibahasa cinta ini, ia akan merasa
dikasihi apabila pasangannya membantunya melakukan hal-hal yang ia inginkan. Misalnya
membantu merapikan meja, atau membantu memasak.
Kenali bahasa cintamu dan pasanganmu 

Diambil dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai