Nomor 399/Pdt.G/2015/PN.Dps
tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
2. Perseroan Terbatas (PT) Bali Holiday Point, bertempat tinggal di Jalan Pemelisan
Penggugat II;
Melawan:
1. Harry Suganda, bertempat tinggal di Jalan Sapi IE III No.2b Rt 01,Rw 01,
3. I Made Pria Dharsana,SH, bertempat tinggal di Jalan Raya Kuta No.163 Kuta Bali
Telah membaca bukti-bukti surat yang diajukan oleh kedua belah pihak;
1 Bahwa Para Penggugat adalah pemilik sah tanah dan bangunan dimana tanah
Utara, Desa Tibubeneng, Prov Bali dengan 12 (duabelas) villa di atasnya yang
Penggugat 1 dan Para Penggugat, hingga saat ini belum pernah dilakukan AKTA
JUAL BELI atau menjual/ mengalihkan hak atas tanah dan bangunan dalam
perkara a qua kepada siapapun baik kepada Tergugat 1 maupun kepada Tergugat
3 Bahwa sekita awal tahun 2014, Para Penggugat sangat membutuhkan dana
pinjaman uang untuk mengembalikan dana pinjaman terhadap salah satu Bank
dengan besarnya pinjaman dan bunga kira-kira Rp. 6.500.000.000,- (enam milyar
lima ratus juta rupiah), sehingga Para Penggugat memerlukan dana talangan atau
dana talangan, dengan jaminan 1 ( satu sertifikat Hak Milik atas nama Marihot
Sihombing, dan 12 Villa yang berdiri di atasnya) yang di jaminkan di sebuah Bank
Pengikatan Jual Beli atas sebidang tanah SHM No. 1324/Desa Tibubeneng, Kec
Kuta, Kab. Badung seluas 3.100 m2 dan 12 unit villa di atas tanah tersebut kepada
puluh tiga milyar rupiah) dengan pendanaan dari kredit bank, dan Sdr. R. Adat
Prawira Bima sangat memerlukan dana cepat untuk biaya administrasi bank sebagai
5 Bahwa atas saran dan nasehat Sdr. R. Adat Prawira Bima ST, dianjurkan untuk
mencari dana talangan atau bridging loan dan memperkenalkan Sdri. Linda dan
dalam jangka 4 (empat) bulan karena Sdr R Adat Prawira Bima ST akan
sejak di pinjam nya uang itu, dan atas permintaan tersebut, Tergugat 2 bersedia
dengan syarat Para Penggugat harus bersedia menyerahkan sertifikat tanah milik
atas nama Marihot Sihombing atau Penggugat 1 sebagai jaminan dan harus di buat
akte jaminan di hadapan Notaris yang ditunjuk oleh Terugat 1 dan Tergugat 2
7 Bahwa untuk mendapatkan dana yang di sarankan oleh Sdr R. Adat Prawira Bima
dan tidak pernah berhubungan dengan Tergugat 1, baik secara fisik (langsung)
8 Bahwa atas saran dan petunjuk dari Tergugat 2 dan teman-temannya, bahwa
dibuatkan Perjanjian Perikatan Jual Beli Tanah dan Kuasa, Akta Jual Beli
Bangunan, serta Perjanjian Pengosongan serta sertifikat yang telah di tebus dari
serta perikatan-perikatan yang terjadi atas tanah SHM atas nama Marihot
tanah tertanggal 18-6-2013 akta 86 yang dibuat oleh notaris evi susanti
9 Bahwa setelah point 8 di atas dilakukan atas nasehat dan saran dari Tergugat 2
dengan klausula perikatan perjanjian jual beli tanah dan bangunan dan atas
penjelasan yang meyakinkan dari Tergugat 2, dan adanya kebutuhan uang yang
perjanjian jual beli dan kuasa serta akta jual beli bangunan dan pengosongan yang
dikenal dengan akta no 25, 26 dan 27 pada tanggal 24-10-2013 antara Para
1, Sdr. R. Adat Prawira Bima, ST. meminta dana pengurusan administrasi di Bank
segera cair dan dapat melunasi pembayaran jual beli tanah dan bangunan antara
R. Adat Prawira Bima ST kepada Para Penggugat yang telah dilakukan pada
sebesar Rp. 2.886.186.000,- (dua milyar delapan ratus delapan puluh enam juta
seratus delapan puluh enam ribu rupiah) yang Para Penggugat transfer melalui
Bank BCA;
11 Bahwa untuk tujuan di atas, pada tanggal 24-10-2013, telah dilakukan perikatan
antara Para Penggugat dan Tergugat 1 atas bantuan dan pengarahan dari
Tergugat 1, terhadap sebidang tanah dengan tanda bukti Sertifikat Hak Milik
3.100 m2, sesuai dengan surat penetapan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten
penandatanganan Akta ini, dan oleh para pihak akan dibuatkan kwitansi
tersendiri sebagai tanda terima yang sah. Dan menurut Pasal 8 Akta No. 25,
dikatakan bahwa “kedua belah pihak sepakat bahwa perjanjian ini berlaku
terhitung mulai tanggal ditandatanganinya akta ini dan berakhir pada saat
akta jual beli ditandatangani antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua
b Bahwa Telah dilakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bangunan dengan Akta
VILLA, Jalan Pemelisan Agung No. 12, Berawa, Desa Tibubeneng, Kecamatan
Kuta Utara, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Tidak ada harganya tetapi
sudah merupakan satu paket dengan Akta No. 25, dan untuk penerimaan
Akta No. 25 dengan segala sesuatu yang sekarang dan telah atau nanti
dikemudian hari ditanam, didirikan dan melekat di atas bidang tanah tersebut,
setelah menerima pembayaran Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta
d Term of condition dari jual dan beli kembali atau Sales And Purchase
No. 25, Akta No. 26 dan Akta No. 27 adalah waktu pembayarannya atau
pembelian kembali tanah dan bangunan adalah tanggal 24 Februari 2014 dan
yang mana hingga saat ini Turut Tergugat 2 tidak pernah memberikannya;
dalam Akta No. 25, Akta No. 26 dan Akta No. 27 yang dibuat oleh Turut
Tergugat 2, yaitu:
a Bahwa semua penandatangan ke tiga akta tersebut di atas a qua perkara ini
Jual Beli dan Kuasa, yang sebenarnya/seharusnya adalah Akta Jual dan Opsi
Untuk Membeli Kembali setelah 4 (empat) bulan atau yang umumnya disebut
c Harga transaksi tertulis harga jual dari Para Penggugat adalah sebesar Rp.
yang akan dilakukan oleh Para Penggugat setelah 4 (empat) bulan adalah
terhadap sebidang tanah wajib dilakukan dan dihadiri oleh kedua belah pihak,
f Akta No. 25, Akta No. 26, dan Akta No. 27 bukan Notaris atau Turut
g Penandatanganan Akta No. 25, Akta No. 26, dan Akta No. 27 tidak dilakukan
Asih Fabiola;
h Akta tersebut dibaca di Bank Mutiara pada saat terjadi pembayaran di Bank
Mutiara;
i Pada saat penandatanganan Akta tersebut tidak pernah dihadiri oleh Tergugat 1
YOSOWIDAGDO;
j Bahwa harga 12 bangunan Villa dihargai 0 (nol) rupiah;
dan bangungan berupa Villa tanpa persetujuan dari Penggugat 1 dan tidak
No. 27;
l Bahwa pengelolaan Villa yang diambil alih oleh Tergugat 1 sangat merugikan
adalah Perusahaan Penanaman Modal Asing dan salah satu komisarisnya adalah
Warga Negara Asing yang memberikan ijin, tetapi Akta No. 25, Akta No. 26
transaksi Jual dan Beli Kembali terhadap tanah dan Villa milik Para
lunasi seharga Rp. 15.000.000.000,- dalam tempo waktu 4 (empat) bulan, bukan
perjanjian sebagaimana disyaratkan dalam Akta No. 25 dan Akta No. 26 yang
dibuat oleh Turut Tergugat 2 oleh sebab itu sudah selayaknya PPJB tersebut
Kembali sebesar Rp. 11. 000.000.000,- (sebelas milyar rupiah) yang akan dilunasi
dalam 4 (empat) bulan sebesar Rp. 15.000.000,000,- (lima belas milyar rupiah);
14 Bahwa Turut Tergugat 2 mengatakan bahwa adapun isi Akte Perjajian Jual Beli
tersebut tertuang mengenai harga jual tanah dan bangunan yang dikenal dengan
nama Buddha Garden Villa yaitu sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima belas milyar
rupiah) dan atas jual beli tersebut dilakukan pembayaran secara lunas sesuai
juta rupiah) yang ditransfer ke Bank Mutiara Cabang Sudirman a.n. PT. Bali
juta rupiah) ke Bank BCA KCP Sunset Boulevard Kuta Bali atas nama
2013;
15 Dari keterangan di atas, sudah tentu harga jual yang dinyatakan dalam Akta Notaris
tersebut tidak sesuai dengan fakta hukum, sebab harga jual yang sebenarnya adalah
belas milyar rupiah) sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 Akta No. 25 tersebut.
Oleh sebab itu Akta No. 25 itu sudah selayaknya dikatakan akta palsu karena berisi
pasal-pasal yang tidak sesuai dengan kebenarannya. Untuk itu sudah selayaknya
Majelis Hakim menolak dan membatalkan Akta Perikatan Perjanjian Jual Beli
Jual dan Beli Kembali atau Sales And Purchase Agreement dengan harga Rp.
tersebut tidak/bukan dengan itikat baik, karena Tergugat 1 membeli tanah dan
harta Para Penggugat dengan melawan hukum karena Tergugat 1 ingin dan
Penggugat, sehingga hak kepemilikan atas SHM No. 1324/Tibubeneng dari atas
pada tanggal 13 Maret 2014 sedangkan Penggugat 1 sama sekali tidak pernah
18 Bahwa berdasarkan Akta No. 25 dan Akta No. 26, Tergugat 1 pada tanggal 2
Desember 2013 telah melakukan Jual beli (AJB) sesuai Akta No. 290/2013 yang
padahal Para Penggugat sendiri tidak hadir di kantor Turut Tergugat 1 dan
tidak sah dan cacat hukum, dan hingga saat gugatan ini diajukan Tergugat 1 dan
Turut Tergugat 1 tidak pernah memperlihatkan Akta No. 290/2013 tersebut di atas
kepada Penggugat 1;
19 Bahwa Tergugat 1 telah melakukan Pencatatan Peralihan Hak (balik nama) objek
objek sengketa untuk dan demi kepentingan hukum atau berdasarkan hukum dan
perbuatan hukum tersebut cacat hukum dan patut dinyatakan tidak sah dan batal
demi hukum;
20 Bahwa pada akhir bulan Februari 2014, sebelum tibanya jatuh tempo atau due date
pada tanggal 24 Februari 2014, Para Penggugat dan Sdr. R. ADAT PRAWIRA
tetapi Tergugat 1 dan Turut Tergugat 2 selalu menghindar dan tidak mau
dalam Akta No. 25, Akta No. 26, dan term of condition pada tangggal 24
Oktober 2014;
21 Bahwa sejak tanggal 24 Februari 2014, Budha Garden Villa telah dikuasai oleh
membawa apapun dari Villa baik perlengkapan maupun peralatan Villa karena Para
kembali kepada Tergugat 1, oleh sebab itu Para Pengggugat sangat dirugikan
sebagai pengelola dan pemilik saham terhadap PT. BALI HOLIDAY POINT akibat
perbuatan Tergugat 1 tersebut. Tanah dan bangunan tersebut telah dikelola dan
memahami dengan benar bahwa hubungan hukum antara Para Penggugat dan
Tergugat 1 bukan Jual Beli Tanah dan Bangunan melainkan JUAL DAN BELI
KEMBALI atau SALE AND PURCHASE AGREEMENT selama 4 (empat) bulan.
adalah:
rupiah);
c Hilangnya aset Para Penggugat karena harga Villa untuk sekarang ini adalah
22 Bahwa Budha Garden Villa sekarang dikuasai secara melawan hukum oleh Terugat
1 tanpa seijin dari Para Penggugat, dan semua hasilnya dinikmati oleh Tergugat 1,
oleh sebab itu tindakan Tergugat 1 sangat bertentangan dengan rasa keadilan dan
kepatutan, dimana Budha Garden Villa milik Para Penggugat yang dikuasai oleh
Tergugat 1 dan dikelola oleh Tergugat 1 dengan melawan hukum dan hal ini
23 Bahwa oleh karena perbuatan Tergugat 1 dan Tergugat 2 serta Turut Tergugat 1
dan Turut Tergugat 2 terhadap Akta No. 25 tanggal 24 Oktober 2013 di hadapan
tanah dengan tanda bukti Sertifikat Hak Milik No. 1324/Desa Tibubeneng, terdaftar
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bangunan dengan Akta No. 26 tanggal 24 Oktober
2013 di hadapan Turut Tergugat 2, antara Penggugat 1 selaku Direktur PT. BALI
Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Yang tidak ada harganya tetapi sudah
merupakan satu paket dengan Akta No. 25, dan untuk penerimaan jumlah
yang sah, Perjanjian Pengosongan Tanah dan Bangungan dengan Akta No. 27 di
dengan segala sesuatu yang sekarang dan telah atau nanti dikemudian hari ditanam,
didirikan dan melekat di atas bidang tanah tersebut, Pihak Pertama akan
pembayaran Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) dan menurut
ACARA serah terima yang ditandatangani oleh Pihak Pertama, adalah jelas-
jelas bertentangan dengan hukum dan tidak sesuai dengan syarat-syarat tentang
KUH Perdata. Perbuatan tersebut juga sangat merugikan Para Penggugat oleh
sebab itu, sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1365 KUH Perdata, Tergugat 1,
24 Bahwa terhadap perbuatan melawan hukum oleh Tergugat 1 telah dilaporkan oleh
dan telah Penyidik Polda Bali memanggil Tergugat -1 , Tergugat -2, Turut
yang diwakili oleh Penggugat -1 dan hasil keterangan para pihak telah dinyatakan
dalam PASAL 378 KUHP, 263 KUHP, DA 266 KUHP oleh Penyidik Unit 1 Subdit
II Ditreskrim UM Polda Bali, yang keterangan para pihak yang dipanggil dalam
dibatalkan,
2 Maret Sdri, Bali Pada sekitar Maret 2013 istri Pelapor sepakat menjual
2013 SRI Buddha Garden Villa kepada Sdr. FREDY CANDRA,
ANIE dkk sesuai Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanggaal 6
RAHA Maret 2013 akan tetapi atas perjanjian tersebut Sdr.
YU FREDY CANDRA, dkk tidak memenuhi kewajibannya
yaitu melakukan pembayaran sesuai waktu yang
disepakati sehingga terhadap Perjanjian Pengikatan Jual
Beli dimaksud sepakat dibatalkan, setelah pembatalan
dengan Sdr. FREDY CANDRA, dkk selanjutnya
Buddha Garden Villa kami tawarkan kembali dan ada
penawaran dari R. Adat Prawira Bima, ST sesuai surat
penawaran tertanggal 6 Juli 2013;
3 Maret Evi Bali Bahwa saksi pernah membuat Akte Pendirian PT.
2013 Susanti Holiday Point, Akte Pernyataan Keputusan Rapat PT.
Panjait Bali Holiday Point nomor : 61 tanggal 11 September
an, SH 2013 dan Akte Pernyataan Keputusan Rapat no: 56
tanggal 11 September 2013 dan akte tersebut berisi
persetujuan pemegang saham perseroan kepada direksi
untuk menjual asset perseroan yaitu bangunan Buddha
Garden Villa berikut turutannya di Jalan Pemelisan
Agung nomor 12 Desa Tibubeneng Kecamatan Kuta
Utara Kabupaten Badung tercatat atas nama PT. Holiday
Point;
• Bahwa antara R. ADAT PRAWIRA BIMA
4 Juli Marih BALI Setelah pembatalan dengan Sdr. Fredy Candra, dkk
2013 ot selanjutnya Villa kami tawarkan kembali dan ada
Sihom penawaran dari R. Adat Prawira Bima, ST sesuai surat
bing penawaran tertanggal 06 Juli 2013;
R. • Bahwa atas penawaran tersebut setelah bertemu
Bima, ST;
(Broker);
5 Juli Sdri, Bali Bahwa atas penawaran tersebut setelah ketemu beberapa
2013 SRI kali dengan Sdr. R. Adat Prawira Bima, ST dan
ANIE timnya selanjutnya disepakati harga jual sebesar Rp.
RAHA 43.000.000.000,- (empat puluh tiga milyar rupiah) yang
YU dituangkan dalam bentuk perjanjian pengikatan jual beli
dibawah tangan antara Pelapor dengan saksi R. Adat
Prawira Bima, SH tertanggal 25 Juli 2013;
• Bahwa sesuai dengan isi perjanjian yang telah
direalisasikan;
transaksi batal.
pelapor.
Oktober 2013;
12 Agustus YANT Jakarta Pada tanggal 19 Agustus 2013 saksi dan Bu LINDA
2013 I menemui saudara BIMA dikantornya Plaza Aldiron
MARY Mbau di Pancoran untuk konfirmasi apakah benar yang
UNI D bersangkutan memilki asset-aset yang akan dijual dan
setelah pertemuan saudara BIMA bilang memiliki asset
berupa rumah di Kelapa Gading, Rumah di
Rancamaya Bogor dan Villa di Bali dan saat itu
saudara BIMA minta diprioritaskan Buddha Villa di
Bali karena kreditnya sudah macet di Bank Mutiara
dan adapun harga yang ditawarkan saat itu menyebut
angka Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah)
namun saat itu saksi bilang kalau asset di luar
Jakarta bisa dijual cepat kalau harganya sangat
miring;
• Bahwa setelah mendapatkan dokumen saksi
kembali.
15 Septem YANT Jakarta Pada bulan September 2013 Bu Linda bawa lagi calon
ber I pembeli yang lain namun batal dan selanjutnya pada
2013 MARY Bulan Oktober 2013 saksi dihubungi oleh Bu LINDA
UNI D bahwa ada calon pembeli lain yang bisa merealisasi
cepat tetapi nilainya dibawah calon pembeli sebelumnya
dan atas hal itu saksi sampaikan kepada BU RAHAYU
dan BU RAHAYU setuju dengan angka Rp.
11.000.000.000,- dan harga Buy Back nya Rp.
15.000.000.000,- ( lima belas milyar rupiah).
16 Oktober Marih Jakarta Bahwa setibanya di Jakarta, Pelapor, Isteri Pelapor, dan
2013 ot Robert langsung menuju ke Notaris Indrasari
Sihom Krisnadjadja, SH untuk penandatanganan PPJB yang
bing , sebetulnya utang piutang, dan yang hadir saat itu antara
Sri lain Pelapor, Isteri Pelapor (Sri Anie Rahayu),
ROBERT, YANTI, SUSAN, R. Adat Prawira Bima,
Anie ST, dan Staff Notaris Indrasari Krisnadjadja, SH;
• Bahwa sebelum akta ditandatangani terlebih
Rahayu,
dahulu Notaris (Notaris Indrasari
Robert
Krisnadjadja, SH) telah membacakan isi dan
Chlaczk
maksud akta tersebut, setelah itu baru
iewicz,
ditandatangani, dan setelah penandatanganan
17 Oktober Sdri, Jakarta Bahwa setibanya di Jakarta pelapor, saksi dan Robert
2013 SRI langsung menuju ke INDRASARI KRISNAJAYA, SH
ANIE untuk penandatanganan PPJB yang sebetulnya utang
RAHA piutang dan yang hadir saat itu antara lain pelapor,
YU saksi, ROBERT, YANTI, SUSAN, BIMA, dan Staff
Notaris;
• Bahwa sebelum akta ditandatangani terlebih
Mutiara;
18 Oktober YANT Jakarta Pada tanggal 17 Oktober 2013 ibu ANSI (isteri calon
2013 I pembeli) Bpk HARRY SUGANDA didampingi oleh
MARY Bpk MOSES, Bu Linda dan saksi bertemu dengan Bu
UNI D RAHAYU dan MARIHOT SIHOMBING dalam
pertemuan tersebut dibahas mengenai nilai jual
• Rp. 11.000.000.000,- (sebelas milyar rupiah)
19 Oktober LIND Jakarta Pada tanggal 17 Oktober 2013 saksi bersama dengan
2013 A Bapak MOSES, dan Ibu ANSI melakukan survei lokasi
Buddha Garden Villa di Bali yang ditawarkan untuk
dijual dan juga untuk bertemu dengan pemiliknya dan
memastikan harga dan saat itu Bu RAHAYU
menyampaikan Villa tersebut miliknya dan akan dijual
dengan harga Rp. 11.000.000.000,- (sebelas milyar
rupiah) dan saksi diminta untuk segera
direalisasikan karena sertifikatnya berada di Bank
Mutiara Jakarta sedangkan dokumen terkait
Buddha Garden Villa berada di notaris EVI
SUSANTI PANJAITAN,SH dan Bu RAHAYU juga
menyampaikan kepada IBU ANSI supaya diberikan
untuk membeli kembali dengan harga Rp.
15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah) dalam
jangka waktu 4 (empat) bulan
• Bahwa atas jual beli tersebut pak ROBERT minta
20 Oktober KRIST Jakarta Memang benar saksi pernah diajak ke kantor Notaris
2013 IN INDRASARI KRESNADJADJA,SH di Jakarta oleh
WIRA ibu YANTI sekitar bulan Oktober 2013 dan saksi tidak
NATA mengetahui maksud dan tujuan ke kantor notaris tersebut
alias dan setelah itu dilanjutkan ke Bank Mutiara disana
SUSA terjadi penanda tanganan perjanjian jual beli antara
N MARIHOT SIHOMBING dengan bapak HARRY
SUGANDA dan yang hadir saat itu adalah ibu
YANTI, PAK MARIHOT, BU RAHAYU, PAK
ROBERT, dan Pak BIMA.
21 Oktober INDR Jakarta Memang benar pada tgl 24 Oktober 2013 bertempat di
2013 ASARI Bank Mutiara Jakarta Selatan telah dilakukan
KRES penandatanganan akte Perjanjian Pengikatan Jual Beli
NADJ dan kuasa nomor: 25, akte perjanjian jual beli bangunan
ADJA, nomor: 26 dan akte pengosongan nomor: 27 antara
SH MARIHOT SIHOMBING (Selaku Penjual) dengan
saudara HARRY SUGANDA (Selaku Pembeli) dan saat
itu dihadiri oleh: Ibu SRI ANNIE RAHAYU (isteri
MARIHOT SIHOMBING), Ibu ANSI (isteri dari
bapak HARRY SUGANDA) selaku pembeli, Ibu
YANTI, LINDA dan bapak MOSES serta sebelum akte
ditanda tangani terlebih dahulu telah dibacakan dan
dijelaskan maksud dan isi masing-masing akte
tersebut setelah para pihak menyatakan setuju baru
dilakukan penanda tanganan oleh para pihak.
• Bahwa adapun isi akte perjajian jual beli tersebut
antara lain :
SIHOMBING
2013
memperlihatkan aslinya.
22 Oktober ANSE Jakarta Bahwa atas jual beli tersebut sudah dilakukan
2013 LA pembayaran lunas oleh suami saksi (HARRY
DHW SUGANDA) setelah dilakukan penanda tanganan
YOSO Perjanjian Jual Beli dan Kuasa di Bank Mutiara dan
WIDA sebelum ditanda tangani akte perjanjian jual beli dan
GDO kuasa menjual terlebih dahulu telah dibacakan dan
dijelaskan maksud dan isinya oleh notaris
INDRASARI KRSNADJADJA, setelah para pihak
sepakat baru ditanda tangani.
• Bahwa saat penanda tanganan PPJB dan
23 Oktober AGUS Jakarta Atas temuan tersebut saksi sampaikan kepada LINDA
2013 TINUS kalau mau transaksi dilanjutkan akte-akte tersebut harus
DHAE dibatalkan dan pada tanggal 21 Oktober 2013 saksi
WEA mendapat fhoto copy akte pembatalan.
MUSA • Pada tanggal 24 Oktober 2013 saudara
alias
MOSE MARIHOT SIHOMBING, isterinya (Ibu
S
RAHAYU) bertemu saksi di Bank Mutiara
MARIHOT SIHOMBING.
2008.
25 Oktober HARR Jakarta Pada sekitar bulan Oktober 2013 terlapor mendapat
2013 Y informasi dari ibu LINDA menyampaikan ada Villa di
SUGA Bali yang mau dijual, atas informasi tersebut pada
NDA tanggal 17 Oktober 2013 terlapor minta tolong kepada
isterinya untuk melakukan survei ke Bali dari hasil
survei isteri pelapor memberitahukan lokasinya bagus
selanjutnya terlapor meminta saudara MOSES (selaku
legal) untuk mengecek legalitas Villa tersebut.
• Karena kebutuhan dari saudara MARIHOT
26 Desemb Notaris Bali Bahwa pada tanggal 2 Desember 2013 juga dibuat Akte
er 2013 I MADE Jual beli (AJB) sesuai akte nomor : 290/2013 antara
HARRY SUGANDA dengan saudara MARIHOT
PRIA SIHOMBING sedangkan yang menjadi dasar dalam
pembuatan AJB tersebut adalah adanya Akte Kuasa
DHARSA yang dimuat dalam PPJB nomor : 25 tanggal 24
Oktober 2013 yang dibuat dihadapan notaris
NA, SH INDRASARI KRESNADJADJA,S.H.M.kn. di Jakarta
Selatan;
• Bahwa adapun yang hadir saat itu adalah
memerlukan lagi.
27 Pebruari Marih Jakarta Mengingat utang tempo tanggal 24 Pebruari 2014, pada
2014 ot tanggal 19 Pebruari 2014 Pelapor dengan Sdr. Robert
Sihom Chlaczkiewicz menemui R. Adat Prawira Bima, ST di
bing , Jakarta namun yang bersangkutan tidak ada, dan pada
Robert tanggal 20 Pebruari 2014 baru bisa ketemu, selanjutnya
kami bersama-sama pergi ke Notaris Indrasari
Chlacz Krisnadjadja, SH untuk menebus sertipikat yang
Pelapor jaminkan, ternyata Notaris Indrasari
kiewicz Krisnadjadja, SH tidak mau ketemu dengan alasan
sudah tidak ada lagi urusan dengan Notaris karena hal
, itu sudah menjadi urusannya Sdri. LINDA (Broker) dan
silahkan menghubungi Sdri. LINDA (Broker);
R.
Adat
Prawir
Bima,
ST.
28 Februari Sdri, Jakarta Mengingat utang tempo pada tanggal 24 Februari 2014,
2014
SRI pada tanggal 19 Februari 2014 pelapor dengan
ANIE saudara ROBERT menemui BIMA di Jakarta
RAHA namun yang bersangkutan tidak ada dan pada
YU tanggal 20 baru bisa ketemu selanjutnya kami bersama-
sama pergi ke notaris INDRASARI KRISNADJADJA,
SH untuk menebus sertifikat yang pelapor jaminkan
ternyata notaris INDRASARI KRISNADJADJA, SH
tidak mau ketemu dengan alasan sudah tidak ada
lagi urusan dengan notaris karena hal itu sudah
menjadi urusannya LINDA dan silahkan
menghubungi LINDA
29 Februari Robert Jakarta Pada tanggal 24 Februari 2014 pada saat saksi pergi
2014 Chlacz ke notaris INDRASARI KRISNADJADJA, SH di
kiewicz Jakarta bersama dengan saksi R. ADAT PRAWIRA
BIMA dan pelapor MARIHOT SIHOMBING
dengan tujuan meminta dokumen Buddha Garden
Villa dan setelah ditunjukan saksi melihat ada PPJB
terhadap objek tanahBuddha Garden Villa sesuai
sertifikat hak milik nomor : 1234 seluas 3.100 M2 antara
MARIHOT SIHOMBING dengan HARRY SUGANDA
dimana sebelumnya perjanjian dibuat antara MARIHOT
SIHOMBING (pelapor) dengan HARRY SUGANDA
adalah pinjam meminjam uang;
• Bahwa saksi tidak mengetahui adanya dokumen
yang masuk.
milik BIMA.
32 Pebruari HARR Jakarta Bahwa benar telah terjadi pertemuan dalam rangka
2014 Y memenuhi permintaan dari Bu RAHAYU lewat telepon
SUGA milik pak MOSES kepada terlapor dan dalam pertemuan
NDA tersebut yang dihadiri oleh terlapor, isteri terlapor,
pak MOSES, bu LINDA, bu YANTI, Pak
MARIHOT, Pak ROBERT dan satu orang polandia
dimana Bu RAHAYU malah tidak hadir dalam
pertemuan tersebut dan saat itu Pak ROBERT
melalui Pak MARIHOT meminta uang tambahan
sebesar Rp. 18.000.000.000,- (delapan belas milyar
rupiah) dan atas dasar kebijaksanaan dan
kemanusiaan terlapor secara pribadi hanya sanggup
membantu sebesar Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar
rupiah), setelah mendengan hal tersebut Pak ROBERT
langsung keluar dan disusul oleh Pak MARIHOT dan
orang Polandia dan YANTI.
• Berselang beberapa saat Pak MARIHOT dan
ke Polisi.
pembayaran.
jual beli;
jual beli;
POLDA BALI.
25 Bahwa Para Penggugat adalah peminjam yang beritikat baik atau pelaku yang
26 Bahwa harga sewa Villa tersebut dalam semalam adalah US$ 200,- dan tingkat
hunian atau “occupation rate” dalam sebulan adalah 50 %, oleh sebab itu
bulan Maret 2014 sampai sekarang atau bulan Februari 2015 (1 tahun atau 365 hari)
27 Bahwa dengan perbuatan Tergugat 1 sangat merugikan Para Penggugat dan Para
Penggugat dirugikan sebesar US$ 438.000,- dalam setahun, oleh sebab itu kepada
membayar kerugian Para Penggugat tersebut secara tunai setiap tahunnya sampai
Penggugat dan pemegang saham PT. BALI HOLIDAY POINT yang merupakan
2022 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Polandia sebagai pemegang saham di PT.
yang berlaku sampai 02 Agustus 2020 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Polandia
sebagai pemegang saham di PT. Bali Holiday Point sebesar 48%, dan demi
Kerugian Materiel:
a Pendapatan sewa Villa 1 tahun yaitu US$ 438.000 x Rp.12.500,-= RP.
5.475.000.000,- (lima milyar empat ratus tujuh puluh lima juta rupiah);
b Bunga bank selama 1 tahun bila bunga 6% pertahun adalah Rp. 328.500.000,-
(tiga ratus dua puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah);
(satu) tahun penguasaan oleh Tergugat atas objek sengketa adalah Rp.
5.803.500.000,- (lima milyar delapan ratus tiga juta lima ratus ribu
rupiah).
Kerugian immateriel:
Dengan adanya perkara ini mengakibatkan nama baik Para Pengugat dihadapan
Invesator Asing sangat terganggu dan malu, oleh sebab itu mohon kepada Yang
29 Bahwa Para Penggugat sangat meragukan akan itikat baik dari Tergugat 1, dan
agar Para Penggugat tidak dirugikan oleh tidak adanya itikat baik Tergugat 1
Majelis Hakim dapat meletakkan uang paksa atau dwangsom kepada Tergugat 1
Para Penggugat, maka wajar apabila terhadap objek sengketa diletakkan sita
sengketa) dengan Sertifikat Hak Milik No. 1324/Tibubeneng, yang diuraikan dalam
Surat Ukur tanggal 10 April 2007, No. 1254/Tibubeneng/2004 luas 3.100 m 2 (tiga
ribu seratus meter persegi) yang terletak di Provinsi Bali, Kabupaten Badung,
Kecamatan Kuta Utara, Desa Tibubeneng atas nama HARRY SUGANDA
31 Bahwa oleh karena gugatan aquo didasarkan pada alasan hukum yang kuat serta
landasan bukti-bukti otentik yang tidak mungkin dapat disangkal dan dibantah lagi
terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding atau kasasi (uitvoorbaar bij
voorraad).
terjadi kepada Para Penggugat dengan modus oprandi yang sama, juga terjadi
Kel Grogol Utara, kec Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang gugatannya telah di
Tergugat 2 membuat Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Kuasa, Kuasa Untuk
menjual dan Perjanjian Pengosongan yang sama persis sebagaimana dialami oleh
dapat dipastikan merupakan pola yang sama dan digunakan untuk meraup
uang, dan perbuatan ini sangat bertentangan dengan rasa keadilan dan kepatutan
DALAM PROVISI
1 Bahwa Para Penggugat tidak yakin dan percaya terhadap itikad baik Tergugat 1,
Penggugat;
tanah sebagaimana diuraikan dalam pokok perkara ini, maka dimohon agar Majelis
Hakim untuk meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap Sertifikat Hak
Milik No. 1324/Tibubeneng, yang diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 10 April
2007, No. 1254/Tibubeneng/2004 luas 3.100 m 2 (tiga ribu seratus meter persegi)
yang terletak di Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta Utara, Desa
atasnya;
3 Bahwa Para Penggugat sangat meragukan akan itikat baik dari Tergugat 1, dan
agar Para Penggugat tidak dirugikan oleh tidak adanya itikat baik Tergugat 1
Majelis Hakim dapat meletakkan uang paksa atau dwangsom kepada Tergugat 1
Para Penggugat, maka wajar apabila terhadap objek sengketa diletakkan sita
sengketa) dengan Sertifikat Hak Milik No. 1324/Tibubeneng, yang diuraikan dalam
Surat Ukur tanggal 10 April 2007, No. 1254/Tibubeneng/2004 luas 3.100 m 2 (tiga
ribu seratus meter persegi) yang terletak di Provinsi Bali, Kabupaten Badung,
Kecamatan Kuta Utara, Desa Tibubeneng atas nama HARRY SUGANDA
Bahwa berdasarkan dalil-dalil Para Penggugat di atas, mohon agar Yang Terhormat
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar memutus:
1 Menerima dan mengabulkan dalil Para Penggugat dalam provisi untuk seluruhnya;
pengelolaan Budha Garden Villa dan beserta seluruh inventarisnya kepada Para
Penggugat walaupun ada upaya hukum lainya baik banding maupun kasasi;
Penggugat;
4 Meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap Sertifikat Hak Milik No.
1324/Tibubeneng, yang diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 10 April 2007, No.
1254/Tibubeneng/2004 luas 3.100 m 2 (tiga ribu seratus meter persegi) yang terletak
di Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta Utara, Desa Tibubeneng atas
Dengan alasan-alasan tersebut di atas, maka Para Penggugat mengajukan gugatan ini
ke hadapan Yang Terhormat Ketua Pengadilan Negeri Denpasar untuk diperiksa dan
dan membeli kembali ATAU PEMBELI KEMBALI atau yang beritikat baik;
baik;
4 Menyatakan Tergugat 1, Tergugat 2, Turut Tergugat 1, dan Turut Tergugat 2
sebagai Pihak-pihak yang tidak beritikat baik dalam pembuatan perjanjian antara
Para Penggugat dan Tergugat 1 dan melakukan perbuatan melawan hukum yang
uang dengan cara JUAL DAN BELI KEMBALI atau SALE AND BUY BACK
yang diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 10 April 2007, No. 1254/
Tibubeneng/2004 luas 3.100 m2 (tiga ribu seratus meter persegi) yang terletak di
Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta Utara, Desa Tibubeneng atas
AGREEMENT atau JUAL DAN BELI KEMBALI antara Para Penggugat dan
yang sebenarnya adalah perbuatan hukum SALE AND BUY BACK agreement atau
AKTA Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25 tanggal 24 Oktober
2014 yang dibuat di hadapan Turut Tergugat 2 berkedudukan di Kota Jakarta
1320 KUHP;
Tergugat 1;
11 Menyatakan Turut Tergugat 1 adalah Notaris yang kurang beritikat baik dalam
12 Menyatakan batal demi hukum dan membatalkan Akta tanggal 2 Desember 2013
juga dibuat Akta Jual beli (AJB) sesuai Akta No. 290/2013 yang dibuat oleh
Tergugat 1 yang terbukti tidak sah dan cacat hukum dan batal demi hukum
13 Menyatakan Peralihan hak (balik nama) sertifikat atas obyek sengketa cacat hukum,
tidak sah dan batal demi hukum, serta memerintahkan Turut Tergugat 3 untuk
mengikat;
dan Penggugat 2 sangat merugikan Para Penggugat, oleh sebab itu pengelolaan
kerugian materiel Rp. 5.803.500.000,- (lima milliar delapan ratus tiga juta lima
sebahagian dan atau seluruhnya perlengkapan dan peralatan operasional Villla Rp.
hilangnya aset Para Penggugat karena harga Villa untuk sekarang ini adalah Rp.
Penggugat;
Sertifikat Hak Milik No. 1324/Tibubeneng, yang diuraikan dalam Surat Ukur
tanggal 10 April 2007, No. 1254/Tibubeneng/2004 luas 3.100 m 2 (tiga ribu seratus
meter persegi) yang terletak di Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta
Villa di atasnya;
21 Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada
23 Menghukum Tergugat 1 untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara
ini.
DALAM PROVISI
untuk seluruhnya;
ATAU
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk Para
& Counselors At Law, yang beralamat di Kompleks Pertokoan Gatsu Megah, jalan
Gatot Subroto Barat No. 311 Denpasar – Bali, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2
Juli 2015, yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Denpasar pada
tanggal 7 Juli 2015 dengan register Nomor : 1078/Daf/2015; Sedangkan Turut Tergugat
III tidak datang menghadap atau menunjuk kuasanya yang sah walaupun telah dipanggil
secara sah dan patut sesuai relaas panggilan tanggal 8 Juli 2015, 29 Juli 2015, 20
pihak yang berperkara melalui prosedur mediasi dengan difasilitasi mediator dari
pengadilan yaitu hakim Pengadilan Negeri Denpasar bernama : Putu Gede Hariadi,
SH.MH., namun pada tanggal 13 Agustus 2015 usaha perdamaian tersebut tidak berhasil
maka pemeriksaan dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan Para Penggugat yang
Tergugat I, Tergugat II, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II melalui Kuasa
Hukumnya mengajukan jawaban yang disertai eksepsi pada pokoknya sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
Bahwa perkara yang diajukan oleh Para Penggugat mengenai Akta Perjanjian
Pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25, tanggal 24 Oktober 2013, Akta
Perjanjian Jual Beli Bangunan No. 26, tanggal 24 Oktober 2013 dan Akta
Perjanjian Pengosongan No.27, tanggal 24 Oktober 2013 telah ada perkara yang
Penggugat II, Bambang Sudrajat sebagai Penggugat III, Willy Bordus Bambang
Rahayu sebagai Tergugat II, PT. Bali Holiday Point sebagai Tergugat III, R.
Adat Prawira Bima sebagai Tergugat IV, Harry Suganda sebagai Tergugat V,
dalam perkara tersebut Marihot Sihombing dan PT. Bali Holiday Point telah
Rekonvensinya menuntut :
2013 yang dibuat dan ditandatangani oleh Para Tergugat dk/Para Penggugat
segala akibat hukumnya yang disebabkan oleh karena Turut Tergugat 1 dan
3 Menyatakan hukum peralihan hak (balik nama) SHM No. 1324 yang terletak
dilakukan oleh Tergugat IV, Tergugat V dan Turut Tergugat 1 dan ganti
kerugian sebagai akibat dari tindakan Turut Tergugat 1 yang membuat akta
Garden Villa dengan diatas SHM No. 1324/Desa Tibubeneng sampai dengan
Kerugian Materiil :
rupiah) ;
Kerugian Inmateriil :
Villa sebagai asset Perseroan PT. Bali Holiday Point seluas 3.100 M2 kepada
pihak lain karena Buddha Garden Villa sudah dikuasai oleh Tergugat V
membayar uang paksa (dwang som) kepada Para Penggugat dr/Para Tergugat
hukum tetap ;
Bahwa atas gugatan Rekonvensi yang diajukan oleh Marihot Sihombing dan PT.
Bali Holiday Point PT. Bali Holiday Point, telah diputuskan oleh majelis hakim
Dalam Rekonvensi :
sebagian ;
• Menyatakan Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25, Akta
Perjanjian jual beli bangunan No. 26 dan Akta Perjanjian Pengosongan No.
3.100 M2 (tiga ribu seratus meter persegi) yang terletak di Jalan Pemelisan
Badung Propinsi Bali tercatat atas nama Penggugat Rekonpensi adalah sah
selebihnya.
Bis In Idem, dan untuk menghindari putusan yang tumpang tindih antara putusan
yang satu dengan yang lainnya, maka sudah sepatutnya gugatan Para Penggugat
dan hanya menunjukkan Surat Keterangan dari Pengadilan Tinggi Bandung yang
menerangkan bahwa kuasa hukum Para Penggugat pernah disumpah, akan tetapi
tidak pernah dijelaskan apakah Berita Acara Sumpahnya masih berlaku sampai
sekarang, karena Berita Acara Sumpah tahun 1980- an wajib diperpanjang setiap
2 (dua) tahun sekali. Oleh karena kuasa hukum Para Penggugat tidak dapat
menunjukkan Berita Acara Sumpah yang masih berlaku, maka kuasa hukum
Para Penggugat tidak sah dalam mengajukan gugatan, termasuk juga tidak
pihak lain. Apabila dipaksakan untuk dilimpahkan kepada pihak lain, maka
kuasa substitusi yang diberikan oleh kuasa hukum yang tidak sah, sudah
sepatutnya penerima kuasa substitusi juga dinyatakan tidak sah bertindak dalam
perkara ini.
nama R. Adat Prawira Bima yang terlibat dalam proses penjualan tanah
peran R. Adat Prawira dalam perkara ini cukup besar, namun tidak
diikutkan sebagai para pihak, maka sudah sepatutnya gugatan Para
ontvankelijke verklaard/NO).
Setelah dicermati secara teliti dan seksama, ternyata gugatan Para Penggugat
Bahwa dilihat dari inti gugatan Para Penggugat, bahwa gugatan diajukan
atas dasar Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25,
tanggal 24 Oktober 2013, Akta Perjanjian Jual Beli Bangunan No. 26,
Perdata, suatu gugatan agar memenuhi syarat formil, maka surat gugatan
tersebut haruslah memuat dalil yang terang dan jelas atau tegas
ground) dan dasar fakta (fetelijke ground). Petitum atau tuntutan surat
yang lebih penting juga dalam satu gugatan haruslah cukup memuat
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kami mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menyatakan gugatan Para Penggugat tidak
1 Bahwa apa yang Tergugat 1, Tergugat 2, Turut Tergugat 1 dan Turut Tergugat 2
uraikan dalam eksepsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan
tegas menolak seluruh dalil-dalil gugatan Para Penggugat, kecuali mengenai hal-
hal yang secara tegas telah diakui kebenarannya oleh Tergugat 1, Tergugat 2,
sebidang tanah Sertipikat Hak Milik No. 1324/Desa Tibubeneng yang diuraikan
3100 M2 (tiga ribu seratus meter persegi) yang terletak di Jalan Pemelisan
Agung No. 12, Berawa, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten
Utara : Jalan
Timur : Jalan
Berikut 12 (dua belas) unit villa dengan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
tanggal 6 Februari 2009, No. 190 tahun 2009 yang semula tercatat atas nama
Marihot Sihombing, sejak saat tanah dan bangunan tersebut diatas dibeli oleh
Harry Suganda (Tergugat 1), tanah dan bangunan a quo serta segala sesuatu yang
atas nama Harry Suganda, sehingga bukan lagi atas nama Marihot
4 Bahwa Tergugat 1 menolak posita gugatan Para Penggugat angka 2, karena tanah
dan bangunan sesuai Sertipikat Hak Milik No. 1324/Desa Tibubeneng yang
Tibubeneng/2007, Luas 3100 M2 (tiga ribu seratus meter persegi) yang terletak
di Jalan Pemelisan Agung No. 12, Berawa, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta
Utara, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, telah dijual kepada Harry Suganda
(Tergugat 1), dan telah diproses dengan Akta Jual Beli (AJB) yang dibuat dan
ditandatangani dihadapan Notaris I Made Pria Dharsana, S.H, AJB tersebut akan
5 Bahwa Tergugat 1 dan Tergugat 2 menolak posita gugatan Para Penggugat angka
dan bukan Rentenir, tidak benar dalil Para Penggugat yang menyebutkan bahwa
dirinya kepada Para Penggugat dan bertindak sebagai Agent Property/ perantara
yang membantu untuk mencari penjual tanah dan bangunan yang dulu dikenal
setempat dengan nama Buddha Garden Villa. Jadi dari awal yang ditawarkan
oleh Para Penggugat kepada Tergugat 1 dan Tergugat 2 adalah jual beli tanah
dan bangunan sesuai Sertipikat Hak Milik No. 1324/Desa Tibubeneng yang
Tibubeneng/2007, Luas 3100 M2 (tiga ribu seratus meter persegi) yang terletak
di Jalan Pemelisan Agung No. 12, Berawa, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta
Utara, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, tercatat atas nama Harry Suganda.
6 Bahwa Tergugat 1 dan Tergugat 2 menolak posita gugatan Para Penggugat angka
4, karena posita gugatan Para Penggugat angka 4 tidak ada kaitan dengan
Sdr. Adat Prawira Bima, ST dalam perkara ini, dan tidak dibenarkan hanya
membela diri.
7 Bahwa Tergugat 1 dan Tergugat 2 menolak posita gugatan Para Penggugat angka
pinjaman dalam jual beli tanah sesuai Sertipikat Hak Milik Nomor : 1324/Desa
Beli Kembali seperti apa yang didalilkan oleh Para Penggugat. Tergugat 1 murni
membeli tanah dan bangunan tersebut dengan pembayaran lunas dan bukan
hendak memberikan dana talangan, sehingga tanah dan bangunan tersebut sah
Para Penggugat angka 6, karena tanah sesuai Sertipikat Hak Milik Nomor : 1324/
Desa Tibubeneng bukti kepemilikannya ada di Bank Mutiara Jakarta dan akan
segera dilelang, maka Para Penggugat cepat-cepat menjual tanah dan bangunan
asal dilakukan due diligence/ uji tuntas terlebih dahulu atas tanah dan bangunan
berencana melanjutkan proses jual beli Tanah dan Bangunan Villa yaitu clean
and clear, lokasi bagus dan tidak nominee, setelah itu baru kemudian dilakukan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli dihadapan Turut Tergugat 2. Tidak ada Tergugat
tersebut dan Tergugat 1 maupun Tergugat 2 tidak pernah ada keinginan untuk
Akta Pinjaman yang dimaksud Para Penggugat yang telah dibuat dihadapan
Turut Tergugat 2 adalah Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25,
Akta Perjanjian Jual Beli Bangunan No. 26 dan Akta Perjanjian Pengosongan
9 Bahwa Tergugat 1 dan Tergugat 2 menolak posita gugatan Para Penggugat angka
pinjaman uang untuk menebus sertipikat kepada Para Penggugat, uang yang
digunakan untuk menebus sertipikat yang ada di bank adalah sebagian dari
keseluruhan uang pembayaran dari Tergugat 1 atas jual beli tanah dan bangunan
villa dan bukan dari Tergugat 2 karena yang membeli tanah tersebut adalah
uang selama 4 (empat) bulan, faktanya adalah dalam rangka melakukan due
diligence atas asset villa (tanah dan bangunan) dan legalitas villa, maka Tergugat
2 dan rekan yang telah ditunjuk oleh Tergugat 1 untuk pengurusan jual beli
S.H (sesuai arahan Penggugat 1). Pada saat Tergugat 2 melakukan verifikasi atas
dokumen Tanah dan Bangunan Villa di Kantor Notaris Evi Susanti Panjaitan,
S.H, Tergugat 2 menemukan beberapa Akta Nominee yaitu Akta Pernyataan No.
Menyewa Tanah No. 86 dihadapan Notaris Evi Susanti Panjaitan, S.H dan Akta
Panjaitan, S.H tertanggal 18 Juni 2008, karena kaget atas temuan tersebut
memohon kepada Tergugat 2 agar proses jual beli tidak dibatalkan. Tergugat 2
asal atas ketiga temuan Akta Nominee tersebut dibatalkan terlebih dahulu. Para
Made Pria Dharsana, S.H (Turut Tergugat 1) dengan Akta Pembatalan No. 10
pembatalan kemudian Transaksi jual beli tanah dan bangunan dengan Sertipikat
Hak Milik Nomor : 1324/Desa Tibubeneng (Villa) antara Para Penggugat dan
Tergugat 1 dilanjutkan dan dibuatkan Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan
Kuasa No. 25, tanggal 24 Oktober 2013, Akta Perjanjian Jual Beli Bangunan No.
26, tanggal 24 Oktober 2013 dan Akta Perjanjian Pengosongan No.27, tanggal
Tergugat 2). Dan sebelum ketiga Akta tersebut diatas ditandatangani oleh Para
membacakan isi akta dan menanyakan kepada para pihak apakah ada yang
keberatan, ingin ditambahkan, dirubah atau ditanyakan atas isi Akta tersebut,
setelah Para Pihak sepakat dengan isi Akta barulah kemudian dilakukan
penandatanganan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka semua proses jual beli terhadap tanah
dan bangunan sesuai Sertipikat Hak Milik No. 1324/Desa Tibubeneng yang
Tibubeneng/2007, Luas 3100 M2 (tiga ribu seratus meter persegi) yang terletak
di Jalan Pemelisan Agung No. 12, Berawa, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta
Utara, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, adalah sudah sesuai dengan prosedur
dan tatacara jual beli tanah pada umumnya dan tidak ada satupun ketentuan-
ketentuan yang dilanggarnya, sehingga jual beli terhadap tanah dan bangunan
sesuai Sertipikat Hak Milik No. 1324/Desa Tibubeneng Sertipikat Hak Milik No.
10, karena posita gugatan Para Penggugat angka 10 tidak ada kaitannya dengan
Tergugat 1 maupun Tergugat 2, itu adalah urusan Para Penggugat dengan Sdr. R.
Adat Prawira Bima, ST, sehingga posita gugatan Para Penggugat angka 10 patut
dikesampingkan.
12 Bahwa Posita Para Penggugat angka 11 yang menyebutkan bahwa “untuk tujuan
secara terang dan tegas apa yang hendak didalilkan. Bahwa Tergugat 1,
Tergugat 2 dan Turut Tergugat 2 menolak dengan tegas posita gugatan Para
menandatangani Term of condition dari jual beli kembali atau Sales and
dengan harga Rp. 15.000.000.000, (lima belas milyar rupiah) dan Turut
pada tanggal 24 Oktober 2013 Akta yang dibuat dihadapan Turut Tergugat 2
hanya Akta No. 25, Akta No. 26 dan Akta No. 27 sebagaimana yang telah
dipaparkan diatas dan tidak ada pembacaan dan penandatanganan atas Perjanjian
Jual Beli Kembali. Dan dapat kami sampaikan bahwa Para Penggugat telah salah
dalam menggunakan istilah jual beli kembali dengan Sales and Purchase
mempermasalahkan Akta No. 25, Akta No. 26, dan Akta No. 27 yang dibuat dan
dihadapan Notaris Indrasari Kresnadjaja, SH, M.Kn (Turut Tergugat 2). Posita
gugatan Para Penggugat adalah sangat keliru dan tidak berdasarkan fakta. Untuk
lebih jelasnya berikut ini Tergugat 1, Tergugat 2, dan Turut Tergugat 2 uraikan
sanggahan atas keseluruhan dalil Para Penggugat pada angka 12 dengan uraian
dahulu apakah Para Pihak mengerti isi Akta, apakah ada yang keberatan, apa
ada yang ingin ditambahkan, dirubah atau ditanyakan atas isi Akta tersebut.
Selanjutnya Para Pihak mengatakan menyetujui/sepakat atas isi Akta
dengan disaksikan oleh beberapa saksi dan dilakukan secara sadar dan tanpa
paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun. Akta ini merupakan Akta
b Bahwa Turut Tergugat 2 atas kehendak Para Pihak memang benar membuat
Akta No. 25 tentang Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Kuasa (PPJB), dan
tidak pernah membuat Akta Jual dan Opsi untuk Membeli Kembali dan
sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku tentang tata cara jual beli
yang baik dan benar tindakan Para Pihak dipandang tepat telah melakukan
PPJB yang notariil terlebih dahulu dalam proses jual beli sebelum dibuatkan
Akta Jual Beli (AJB), dasar dibuatnya PPJB karena SHM No. 1324 yang
Agreement yang artinya Perjanjian Jual Beli dan bukan pinjam meminjam
c Bahwa sudah tidak ada persoalan lagi mengenai harga Tanah dan Bangunan
villa SHM No. 1324, hal ini tercantum dalam Akta PPJB No. 25 yang pada
membacakan isi Akta dan menanyakan apakah ada keberatan atau ada yang
sepakat atas isi Akta dan mengakui isi Akta tersebut benar adanya dan sesuai
Para Pihak untuk menandatangi Akta, karena sudah tidak ada permasalahan/
persoalan lagi atas keseluruhan isi Akta termasuk harga dan cara
pembayaran telah clear dan disepakati bersama, hal ini juga dipertegas oleh
pada angka 11 huruf a bahwa “ Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Kuasa
Sertifikat Hak Milik No. 1324. . . dengan harga Rp. 15.000.000.000 (lima
penandatanganan Akta ini, dan oleh Para Pihak akan dibuatkan Kwitansi
Hal ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi persoalan dalam proses
pembacaan isi Akta sebagaimana yang didalilkan Para Penggugat. Ini jelas
fakta dan hanya karangan belaka, Akta No. 25, Akta No. 26 dan Akta No. 27
di Kantor Notaris, karena pada saat itu SHM No. 1324 dalam keadaan masih
peroyaan.
f Bahwa Jual Beli Bangu nan (12 unit villa) berikut kelengkapannya
Akta Perjanjian Jual Beli dan Kuasa No. 25 tertanggal 24 Oktober 2013.
g Bahwa dalil Para Penggugat angka 12 huruf k tidak benar adanya, sesuai
Oktober 2013 yang dibuat dan ditandatangani oleh Tergugat 1 dengan Para
sejumlah Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) dari Tergugat
oleh Penggugat 1 dan Srie Annie Rahayu (Istri Penggugat 1) secara sukarela
dan tanpa paksaan dari pihak manapun dan Tanda Terima uang sejumlah Rp.
350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) dari Tergugat 1 untuk
Penggugat 1), sehingga jelas bahwa apa yang disyaratkan dalam Akta No. 27
telah terpenuhi.
Bahasa Indonesia.
Dari uraian sanggahan dan beberapa fakta yang telah disampaikan Tergugat 1,
Tergugat 2 dan Turut Tergugat 2 diatas maka terlihat jelas sebagian besar yang
didalilkan oleh Para Penggugat adalah sangat keliru dan tidak sesuai dengan
peristiwa yang fiktif. Kami pertegas bahwa dalam proses jual beli terhadap tanah
dan bangunan sesuai Sertipikat Hak Milik No. 1324/Desa Tibubeneng tidak
pernah ada masalah, sehingga tanah dan bangunan tersebut telah dibalik nama
menjadi atas nama Tergugat I tanpa hambatan apapun. Dapat kami sampaikan
pula sebagai pengetahuan Majelis Hakim dalam perkara ini bahwa belakangan
ini memang ada gugatan terhadap tanah dan bangunan milik Tergugat 1 dalam
Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25, tanggal 24 Oktober
2013, Akta Perjanjian Jual Beli Bangunan No. 26, tanggal 24 Oktober 2013
sah dan mempunyai kekuatan hukum mengikat, Akta Jual Beli (AJB) yang
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat serta Sertipikat Hak Milik No.
1324/ Desa Tibubeneng yang tercatat atas nama Harry Suganda (Tergugat
Para Penggugat angka 13, karena transaksi antara Tergugat 1 dengan Para
Penggugat adalah transaksi jual beli tanah yang benar dan sesuai dengan
dalam Akta No. 25, Akta No. 26 dan Akta No. 27 dihadapan Turut Tergugat 2.
Jadi dalam proses dari awal sampai terjadinya jual beli tersebut tidak pernah ada
masalah. Dalil Para Penggugat pada angka 13 yang menyatakan bahwa “ ...
Pengikatan Jual dan Beli Kembali...” adalah permohonan yang tidak masuk akal
karena bagaimana mungkin Akta yang sah secara hukum in casu PPJB justru
diganti dengan Perjanjian Pengikatan dan Jual Beli Kembali yang tidak dikenal
dan/atau tidak diatur dalam KUHPerdata atau yang disebut dengan perjanjian
15 Bahwa Turut Tergugat 2 menolak posita gugatan Para Penggugat angka 14,
kesepakatan dari para pihak, sehingga akta-akta yang Turut Tergugat buat adalah
sudah sesuai dengan kehendak para pihak dan bukan karangan Turut Tergugat 2.
Apabila Para Penggugat tidak setuju dengan isi atau bunyi akta yang dibuat oleh
Turut Tergugat 2, seharusnya Para Penggugat tidak mau atau menolak untuk
oleh Para Penggugat tidak pernah dilihat dan ditandatanganinya adalah alibi Para
Penggugat saja karena kwitansi tersebut dibuat secara notariil dihadapan Turut
tersebut autentik, sah dan mengikat Para Pihak, selain itu Para Penggugat tidak
Akta tersebut, karena sesuai dengan hasil Lab Forensik di Kepolisian Daerah
(Polda) Bali secara tegas menerangkan bahwa tanda tangan yang terdapat pada
(Identik).
16 Bahwa Tergugat 1 dan Turut Tergugat 2 menolak posita gugatan Para Penggugat
angka 15, karena mengenai harga jual yang dituangkan dalam akta-akta yang
dibuat oleh Turut Tergugat 2 adalah kehendak Para Pihak dan pembayarannya
telah dilakukan oleh Tergugat 1. Sehingga akta-akta yang Turut Tergugat 2 buat
tidak dapat dinyatakan sebagai akta palsu. Bahwa sebelum akta tersebut
ditandatangani, terlebih dahulu sudah dibaca oleh Para Penggugat serta telah
pula dibacakan isinya oleh Turut Tergugat 2. Apabila ada keterangan palsu
17 Bahwa Tergugat 1 dan Turut Tergugat 2 menolak posita gugatan Para Penggugat
angka 16, karena jual beli terhadap tanah dan bangunan sesuai Sertipikat Hak
Milik No. 1324/Desa Tibubeneng dilakukan dengan itikad baik dan sama sekali
tidak ada niat buruk dari Tergugat I dalam membeli tanah dan bangunan tersebut.
Disamping itu semua proses terkait dengan jual beli tersebut sudah dilakukan
dengan tatacara yang benar, sehingga tidak ada ketentuan hukum yang dilanggar.
rasional. Tanah dan bangunan sesuai Sertipikat Hak Milik No. 1324/Desa
Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25, tanggal 24
Oktober 2013, Akta Perjanjian Jual Beli Bangunan No. 26, tanggal 24
Oktober 2013.
c Bahwa Akta No. 25 yang telah ditandatangani oleh Tergugat 1 dan
dasar itu Tergugat 1 melakukan proses Akta Jual Beli dihadapan Turut
dan surat kuasa tersebut merupakan bagian dari Akta No. 25 yang sah
d Bahwa Akta Jual Beli terhadap tanah dan bangunan sesuai Sertipikat Hak
dihadapan Turut Tergugat 1 adalah produk yang sah yang dibuat sesuai
dengan hukum yang berlaku dan tetap berpedoman pada kode etik
seorang notaris, sehingga Akta Jual Beli No. 290/2013 adalah Akta
gugatan Para Penggugat angka 18, karena dalam proses pembuatan Akta Jual
Beli No. 290/2013 dihadapan Turut Tergugat 1, dan kehadiran Penggugat 1 tidak
1 dalam proses jual beli tersebut, sehingga tidak lagi dibutuhkan kehadiran dan
tandatangan dari Penggugat 1, sehingga Akta Jual Beli No. 290/2013 dihadapan
20 Bahwa Tergugat 1 menolak posita gugatan Para Penggugat angka 19, karena
proses balik nama Sertipikat Hak Milik No. 1324/Desa Tibubeneng dari atas
adalah sudah sesuai dengan mekanisme hukum dan prosedur yang berlaku,
21 Bahwa Tergugat 1 dan Tergugat 2 menolak posita gugatan Para Penggugat angka
20, karena Tergugat 1 dan Tergugat 2 tidak pernah menghindar untuk ketemu
Para Penggugat, karena tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan, mengingat
proses jual beli tanah dan bangunan sesuai Sertipikat Hak Milik No. 1324/Desa
Tibubeneng sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dalam Akta No. 25,
Akta No. 26 tidak ada ketentuan dan syarat yang mengatur tentang jual beli
kembali.
22 Bahwa Tergugat 1 menolak posita gugatan Para Penggugat angka 21, 22, 23, 26,
27 dan 28, karena tanah dan bangunan tersebut sudah sah menjadi milik dari
tanah dan bangunan tersebut, sehingga Para Penggugat tidak sepatut menuntut
23 Bahwa Tergugat 1 menolak posita gugatan Para Penggugat angka 24, karena
laporan polisi Penggugat di Polda Bali, yaitu Laporan Polisi Nomor : LP/180/
dan penyidikan, namun setelah diadakan gelar perkara oleh Dir. Reskrimum
Polda Bali beserta jajarannya, maka telah diambil suatu keputusan bahwa
Laporan Polisi dari Penggugat 1 tersebut sejak tanggal 11 Maret 2015 dihentikan
2015.
24 Bahwa Tergugat 1 menolak posita gugatan Para Penggugat angka 25, karena
tanah dan bangunan yang beritikad baik, mengingat yang terjadi sebenarnya
25 Bahwa Tergugat 1 menolak posita gugatan Para Penggugat angka 29, 30 dan 31,
karena jual beli tanah dan bangunan tersebut sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, serta bukti-bukti Tergugat 1 adalah akta otentik, maka sudah sepatutnya
permohonan uang paksa, sita jaminan dan putusan dijalankan lebih dahulu yang
26 Bahwa Tergugat 1 menolak posita gugatan Para Penggugat angka 32 dan 33,
karena posita tersebut menyimpang dari pokok perkara dan sama sekali tidak ada
sangkut pautnya, sehingga posita gugatan Para Penggugat angka 32 dan 33 patut
dikesampingkan.
dalil hukum sebagaimana yang telah Tergugat 1, Tergugat 2, Turut Tergugat 1 dan Turut
Tergugat 2, maka beralasan hukum jika Majelis Hakim Pengadilan Negeri Denpasar
yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk memberikan Putusan yang amarnya
A. DALAM EKSEPSI :
2 untuk seluruhnya ;
- Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam
Atau :
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka Tergugat 1, Tergugat 2, Turut Tergugat
1 dan Turut Tergugat 2 mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;
2015, dan dijawab dengan Duplik dari Tergugat I, II, Turut Tergugat I dan Turut
Tergugat II pada tanggal 10 September 2015, yang selengkapnya sebagaimana
2 Bukti P-2 : Foto copy Kartu Tanda Penduduk A.n Sdr Marihot
Sihombing;
3 Bukti P-3 : Foto copy Akta Notaris No 101 pada tangal 30 April 2008
yaitu akta pendirian PT. BALI HOLIDAY POINT oleh Notaris EVI SUSANTI
5 Bukti P-5 : Foto copy Decree of Minister of Law and Human Rights Of
6 Bukti P-6 : Foto copy PPJB antara Marihot Sihombing dengan R. ADAT
7 Bukti P-7 : Foto copy Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25
8 Bukti P-8 : Foto copy Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bangunan No. 26
SUGANDA;
11 Bukti P-11 : Foto copy gelar perkara “tentang dugaan tindak pidana
penipuan, pemalsuan surat dan atau menempatkan keterangan palsu dalam akta
autentik”;
milyar lima ratus juta rupiah) yang di transfer ke Bank Mutiara cabang
milyar lima ratus juta rupiah) ke Bank BCA Kcp Sunset Bulovard Kuta bali atas
14 Bukti P-14 : Foto copy Berita Acara Senin, 24 Februari 2014 tentang
rencana penindak lanjutan PPJB atas aset 12 Unit Villa di Jl Pemelisan Agung
12, Canggu Bali oleh Marihot Sihombing, Adat Prawira Bima, Robert C, dan
Larasat;
tanggal 21 Februari 2014 oleh Marihot Sihombing, Robert Ch, Adat Prawira
Bima;
2020 ;
17 Bukti P-17 : Foto copy Daftar harga sewa Budha Garden Villa per
malam ;
18 Bukti P-18 : Foto copy Daftar inventaris Budha Garden Villa, diberi
tanda P-18 ;
menjual pada tanggal 18 Juni 2008 no 85 yang dibuat di notaris Evi Susanti
20 Bukti P-20 : Foto copy Pembatalan No. 10 jam 10.00 WIT tanggal
21 Bukti P-21 : Foto copy Pembatalan No. 11 jam 10.10 WIT tanggal
tanggal 09 Juli 2015 perihal Permintaan salinan akta notaris No.25, Akta No.26
dan Akta No.27, Surat tanggal 10 Juli 2015 Perihal Permintaan Salinan Akta
Asli SALES AND PURCHASE dan Surat tanggal 03 Agustus 2015 perihal
Permintaan salinan akta notaris No.25, Akta No.26 dan Akta No.27 dan Salinan
23 Bukti P-23 : Foto copy Surat ke Notaris I Made Pria Dharsana tanggal 09
Juli 2015 perihal Permintaan Salinan Akta AJB an. Marihot Sihombing dan
Harry Suganda, dan surat tanggal 03 Agustus 2015 perihal Salinan Akta AJB an.
13 Juli 2015 dan 11 Agustus 2015 yang mengatakan Salinan Akta Jual Beli
tanggal 02 Desember 2013 Nomor 290/2013 a.n. Marihot Sihombing dan Harry
Suganda bahwa salinan tersebut telah diberikan kepada Bapak Harry Suganda;
Jabatan Notaris;
26 Bukti P-26 : Foto copy Relaas Panggilan Sidang dari Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat kepada Sdr Harry Suganda tanggal 15 April 2015 dan tanggal 12
Mei 2015 tetapi alamat Harry Suganda tidak ada dan Relaas nya diteruskan ke
Kelurahan setempat;
Tergugat III, dan Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Selatan sebagai
Turut Tergugat;
28 Bukti P-28 : Foto copy Surat dari Sdr. Marihot Sihombing kepada Bapak
Kapolda Bali perihal Pemberitahuan dan Mohon Ijin tanggal 07 Mei 2015;
Bahwa Fotokopi bukti surat tersebut yaitu bukti P-1, P-2, P-3, P-4, P-7, P-8,
P-9, P-13, P-20, P-21, P-22, P-23 dan P-24 telah dicocokan dan sesuai dengan aslinya,
sedangkan bukti P-5, P-6, P-10, P-11, P-12, P-14, P-15, P-16, P-17, P-18, P-19, P-25,
P-26, P-27, P-28, dan P-29 berupa foto copy yang tidak disesuaikan dengan aslinya (foto
copy dari foto copy), dimana semua bukti surat tersebut telah bermeterai cukup;
Menimbang, bahwa atas bukti surat Para penggugat tersebut, Kuasa HUkum
Tergugat I, II, Turut Tergugat I dan turut Tergugat II menyatakan akan menanggapi
dalam kesimpulan;
Menimbang, bahwa selain bukti surat, Para Penggugat juga mengajukan bukti
saksi sebanyak 3 (tiga) orang yang telah memberikan keterangan dibawah sumpah / janji
• Bahwa saksi kenal Para Penggugat dan tergugat I dan II serta Turut Tergugat I,
• Bahwa saksi kenal dengan Penggugat /Marihot S dan istrinya sejak tahun 1993;
saksi ikut memasarkan villa Budha milik Marihot yang terletak di Jl Pantai
• Bahwa saksi pernah membawa pembeli dari jakarta pada tahun 2012 bernama
Pak Pram, dan villa tersebut diberi harga 40 Milyar, dan ditawar oleh pembeli
tersebut 33 Milyar ;
• Bahwa selanjutnya saksi membawa pembeli dari jakarta bernama Pak Wisli dan
• Bahwa saksi sering disuruh menyopir oleh Ibu Rahayu /istri Marihot Sihombing,
ibu rahayu pernah mengatakan kepada saksi punya pembeli bernama Fredi dan
menyelesaikan pembayaran ;
• Bahwa saksi mendengar SHM villa tersebut ada di Bank Mutiara Jakarta, dan
Pak Bima yang akan mengeluarkan SHM tersebut dengan meminja m uang di
Bank lain;
• Bahwa saksi ditelpon oleh bu Rahayu supaya saksi menjemput bu Yanti dan bu
Pak Marihot tidak bisa bertemu dengan pendana dari Jakarta tersebut dan
• Bahwa saksi mendengar dari Ibu Rahayu, Pak bima yang membeli villa; dan bu
Susan dan bu Yanti membantu Pak Bima untuk membiayai pembelian villa
tersebut;
• Bahwa saksi ditelpon bu Rahayu, yang mengatakan villa sudah dikuasai orang
lain, katanya pendana dari Jakarta, karena pak Marihot Sihombing tidak bisa
• Bahwa saksi mengantar bu Yanti dan bu Susan + sebanyak 3 kali antara lain ke
notaris Evi, notaris Pria Darsana dan untuk apa mereka kesana saksi tidak tahu,
• Bahwa pada tanggal 24/2/2014 saksi ditelpon oleh bu Rahayu untuk ke villa
Budha; saksi sering dipanggil bu Rahayu dan sering cerita mengenai villa
Budha ; saat itu pengosongan villa saksi melihat ada 4 (empat) orang di luar
• Bahwa saksi tidak tahu apakah harga villa Rp.35 Milyar apakah harga yang
• Bahwa saksi tahu ada tim analisis dari Jakarta hitungannya Rp.35 Milyar (tahun
2012);
• Bahwa SHM villa tersebut dijaminkan oleh Pak Marihot di Bank Mutiara
Jakarta;
• Bahwa Pak Bima calon pembeli dan saksi mendengar dari Bu Yanti dan bu
• Bahwa villa Budha saksi hanya mendengar dapat kredit, sudah mendapat
peringatan yang ke 3;
• Bahwa saksi pernah bertemu dengan Fredi yang dikenalkan oleh bu Rahayu;
• Bahwa saksi mendengar dari bu Rahayu villa sudah dijual dan kelanjutan
• Bahwa saksi mendengar dari bu Rahayu bahwa Fredi ada menggugat bu Rahayu
• Bahwa saksi tidak tahu berapa uang Fredi yang disudah dibayar ;
sertifikat /SHM, untuk mencari dana talangan dari bu Susan, tetapi jumlah
mendengar mereka membahas dana pinjaman, tetapi saksi tidak melihat surat-
suratnya ;
• Bahwa pak Marihot mau menjual villa, tetapi saksi tidak pernah melihat surat-
• Bahwa saksi tahu ada perkara pak Marihot dengan Hari Suganda tetapi saksi
• Bahwa saksi tahu pak Bima yang memperkenalkan bu Yanti bu Susan dengan bu
2 CONNY KANAL;
• Bahwa saksi tahu mengenai jual beli villa milik Marihot, saksi tahu bu Rahayu/
istri Marihot pinjam yang dari pendana dan saksi kenal dengan maklar-
maklarnya;
• Bahwa saksi tahu Pak Bima mau membeli villa; bu Rahayu pinjam uang dari
Hari Suganda sejumlah Rp.15 Milyar, untuk apa uang tersebut saksi tidak tahu,
• Bahwa saksi + 4 kali bertemu dengan bu Yanti dan bu Susan di villa Budha;
• Bahwa benar bu Rahayu mau menjual villa tetapi pinjam uang dulu melalui bu
Yanti dan bu Susan dan saksi tidak tahu waktu itu apakah mereka disuruh oleh
Hari Suganda;
• Bahwa saksi kenal dengan Bima sebagai Buyer, Bima dari Jakarta yang mau beli
• Bahwa bu Yanti dan bu Susan sebagai mediator saja tentang pinjaman uang, dan
• Bahwa pada waktu pengosongan villa tahun 2014, saksi di telpon bu Rahayu,
waktu itu ada Pak Juni di villa, bu Rahayu datang ke villa dan yang lain tidak
• Bahwa pak Marihot meminjam dana dari Hari Suganda, tetapi saksi tidak pernah
melihat surat-surat perjanjian, pinjaman selama 4 (empat) bulan hal itu saksi tahu
• Bahwa uang sejumlah Rp.15 Milyar, saksi juga tahu dari bu Rahayu;
• Bahwa saksi sebagai sahabat saksi tahu semua hanya cerita dari bu Rahayu, saksi
pernah hadir pada saat mereka meeting bu Rahayu dengan bu Yanti dan bu
Susan;
• Bahwa Pak Bima datang sebagai calon pembeli, dan bu Rahayu mau diberi
pinjaman ;
• Bahwa saksi tidak tahu Akta jual beli Bu Rahayu dengan Hari Suganda;
• Bahwa saksi tahu ada beberapa bembeli villa, tetapi ditawar dibawah harga ; dan
• Bahwa saksi mendengar dari bu Rahayu yang menguasai villa adalah Hari
Suganda;
• Bahwa harga villa Rp.46 Milyar, ditawar Rp.40 Milyar tetapi tidak dikasi;
• Bahwa saksi tahu bu Rahayu sebagai pemilik villa, + tahun 2013 saksi melihat
• Bahwa saksi tidak tahu Hari Suganda ada dilaporkan di Polda dan sampai turun
SP3;
• Bahwa saksi tahu Pak Marihot ada berperkara dengan Pak Fredi, tetapi saksi
• Bahwa saksi tidak tahu Pak Fredi setor dana sebesar Rp12 Milyar, yang saksi
tahu pak Fredi sebagai pembeli pertama tetapi nilainya saksi tidak tahu;
• Bahwa pak Fredi telah sepakat akan menjual bersama-sama, dan saksi tahu dari
• Bahwa saksi pernah di telpon oleh Yayuk; siap dengan Rp.40 Milyar, mau take
over, sebelumnya tidak dikasi oleh bu Rahayu, tetapi setelah itu bu Rahayu
setuju/ok;
• Bahwa saksi kenal dengan Penggugat Marihot, saksi tahu PT. Bali Holiday
• Bahwa saksi tahu pak Marihot pemilik villa mau dijual sekitar awal Juni- Juli
2013;
• Bahwa saksi sebagai perantara, Pak Bima /pengusaha sebagai pembeli dan harga
villa dari bu Rahayu adalah Rp.45 Milyar, kemudian ditawar, yang disepakati
adalah Rp.43 Milyar; pak Bima berjanji akan melunasi tetapi tidak kunjung di
lunasi ;
• Bahwa karena p Bima tidak ada dana, maka akan dicarikan pendana;
• Bahwa saksi tidak pernah melihat perjanjian antara pak Bima dengan Marihot;
• Bahwa Bima telah mencari dana kemana-mana, setelah itu ketemu Fredi, bu
• Bahwa saksi kenal dengan bu Yanti dan bu Susan, yaitu mencari dana untuk
• Bahwa saksi berharap mendapat fee dari transaksi tersebut, tetapi sampai
• Bahwa pak Bima yang menghubungi mencari pendana untuk menebus SHM
• Bahwa saksi tidak tahu siapa penyandang dana bu Yanti dan bu Susan, dia
• Bahwa bu Yanti dan bu Susan menyetujui sebesar Rp.15 Milyar; untuk menebus
• Bahwa pak Bima membayar Bank Rp.7 Milyar, mengambil fee untuk bu Yanti
Milyar;
mengatakan bahwa dia di tipu villanya sudah diambil alih dan SHM sudah
beralih;
• Bahwa saksi tidak tahu siapa yang menguasai villa, bu Rahayu mengatakan
• Bahwa saksi tahu ada orang asing sebagai pemilik villa adalah Marihot dan bu
• Bahwa saksi tidak tahu apa yang tertuang dalam Akta Pendirian ;
• Bahwa saksi sebagai perantara saksi diberitahu bahwa SHM villa ada di Bank,
• Bahwa saksi tidak tahu Marihot ada pinjam uang tetapi tidak dibayar,
selanjutnya dilelang ;
• Bahwa saksi mengetahui jual beli villa dari Marihot kepada Hari Suganda dari bu
Rahayu;
• Bahwa saksi tidak tahu antara Marihot dengan Hari Suganda ada perjanjian;
• Bahwa setahu saksi, calon pembeli pertama adalah pak Fredi, lalu pak Bima;
• Bahwa saksi tidak tahu transaksi antara Fredi dengan Marihot, tetapi sudah
datang dengan pak Bima untuk ketemu dengan bu Rahayu ; dan pembicaraan
• Bahwa saksi tahu cerita bu Rahayu, Fredi sudah ada bayar, mengenai dana
• Bahwa saksi tidak tahu ada perkara Fredi dan isi putusannya;
• Bahwa saksi tidak tahu bukti P-6, saksi tidak pernah melihat dokumen tersebut;
• Bahwa saksi berani mengajak pembeli, saksi pernah bertanya kenapa villa dijual;
villa dijual kepada Fredi tetapi tidak dlunasi, sehingga bu Rahayu ada kewajiban
Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat I, II dan Turut Tergugat I dan II menyatakan
1 Bukti T-1 : Fotocopy Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dan
4 Bukti T-4 : Foto copy SHM Budha Garden Villa a.n. Harry Suganda No.
1324;
6 Bukti T-6 : Foto copy Akta Jual : Beli Tanah dan Bangunan
Budha Garden Villa No. 290/2013 di Notaris I Made Pria Dharsana, SH.,
7 Bukti T-7 : Foto copy Surat Setoran Pajak (SSP) atas nama wajib pajak
08.39.847.6.901.000;
8 Bukti T-8 : Foto copy Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak
Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB) atas nama wajib pajak :
Harry Suganda;
11. Bukti T-11 : Foto copy Cek No. 661560 BCA tertanggal 24/2/2014 ;
12. Bukti T-12 : Foto copy Receipt tertanggal 28 Pebruari 2014, No. 001/
KW1/HS/II/2014 ;
13. Bukti T-13 : Foto copy surat dari Kepolisian Negara Repubik Indonesia
14. Bukti T-14 : Foto copy putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 544/Pdt/
Menimbang, bahwa bukti surat T-1, T-2, T-3, T-6, T-8, T-9. T-10 dan T-14
merupakan foto copy yang telah dicocokkan dan sesuai dengan aslinya, sedangkan bukti
surat T-4, T-5, T-7, T-11, T-12 dan T-13 merupakan bukti foto copy yang tidak
disesuaikan asli (foto copy dari foto copy) dan telah bermeterai cukup;
Menimbang, bahwa terhadap bukti surat dari pihak Tergugat tersebut, Kuasa
berupa tanah dan villa yang dijadikan sengketa dalam perkara ini, maka Majelis Hakim
telah melaksanakan pemeriksaan setempat pada tanggal 23 Oktober 2015, dengan hasil
II serta Turut Tergugat I dan II telah mengajukan kesimpulan pada tanggal 17 Desember
yang terjadi dalam persidangan sebagaimana termuat dalam berita acara persidangan
perkara ini dianggap telah termuat dan menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dengan
putusan ini;
Dalam Provisi :
provisi yaitu :
penggugat;
(conservatoir beslag) ;
3 Bahwa Majelis Hakim agar meletakkan uang paksa atau dwangsom kepada
Para Penggugat, maka wajar apabila terhadap objek sengketa diletakkan sita
Surat Ukur tanggal 10 April 2007, No. 1254/Tibubeneng/2004 luas 3.100 m 2 (tiga
ribu seratus meter persegi) yang terletak di Provinsi Bali, Kabupaten Badung,
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan tuntutan provisi adalah tuntutan agar
dilakukan tindakan-tindakan pendahuluan guna kefaedahan salah satu pihak atau kedua
Penggugat tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa apa yang dituntut oleh
Penggugat dalam provisinya tersebut bukanlah termasuk hal-hal yang perlu tindakan
pendahuluan sebagaimana yang dimaksud dalam provisi namun sudah masuk dalam
pokok perkara yang memerlukan pembuktian lebih lanjut ; Oleh karenanya gugatan
Dalam Eksepsi
Tergugat I, II, selain mengajukan jawaban dalam pokok perkara, juga mengajukan
eksepsi ;
bahwa gugatan Para Penggugat nebis in idem karena Para Penggugat pernah
kepada R. Adat Prawira Bima, Harry Suganda dan Indrasari Kresnadjaja perihal yang
sama yaitu mengenai akta perjanjian pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25, tanggal 24
Oktober 2013, Akta Perjanjian Jual Beli Bangunan No. 26, tanggal 24 Oktober 2013 dan
akta Perjanjian Pengosongan No. 27 tanggal 24 Oktober 2013, dimana saat ini perkara
memiliki kekuatan hukum tetap karena masih dalam proses banding, tidak memiliki
subyek yang sama dan perihal perkara yang berbeda serta adanya Surat Edaran MARI
Dan terhadap bantahan tersebut Tergugat I dan II serta Turut Tergugat I dan II
merupakan landasan hukum mengenai Nebis In Idem, dimana dalam pasal tersebut
diatur tentang syarat-syarat yang bersifat kumulatif agar suatu putusan melekat Nebis In
hukum tetap;
Menimbang, bahwa syarat tersebut diatas bersifat kumulatif yang berarti agar
dapat dinyatakan nebis in idem, maka semua syarat diatas harus terpenuhi, dimana jika
dicermati dari dalil kedua belah pihak, maka nyata-nyata diketahui bahwa perkara
nomor : 544/Pdt.G/2014/PN.Dps., ternyata saat ini masih dalam proses banding atau
belum berkekuatan hukum tetap; Lebih lanjut jika dicermati bukti T-14, pihak yang
berpekara ternyata tidak sama karena dalam perkara terdahulu ada pihak bernama R.
Adat Prawira Bima yang digugat, namun dalam perkara ini tidak digugat dan ada pihak
bernama Fredy Chandra dkk yang dulu bertindak selaku Penggugat dalam konvensi,
tidak ikut digugat oleh Para Penggugat rekonvensi (Marihot Sihombing, Sri Annie
rahayu dan PT Bali Holiday Point) saat itu, demikian pula dalam perkara ini; Sementara
putusan dalam rekonvensi untuk pihak Penggugat rekonvensi I, II dan III (Marihot
Sihombing, Sri Annie rahayu dan PT Bali Holiday Point) dalam perkara terdahulu yang
dijadikan dasar nebis in idem bersifat negative karena dinyatakan tidak dapat diterima;
Dengan demikian beberapa syarat sudah tidak terpenuhi, sehingga menurut Majelis
Hakim dalil eksepsi mengenai nebis in idem sudah tidak beralasan, oleh karenanya
September 2015 dimana Majelis Hakim menyatakan salah satu amar dalam putusan sela
tersebut, bahwa kuasa Para Penggugat yaitu : DRS. SABAR SITORUS, SH.MM,
memenuhi syarat yang ditentukan sebagai advokat dan berhak beracara di Pengadilan
untuk mewakili kepentingan Para Penggugat dalam perkara Perdata nomor 399/
lagi mempertimbangkan eksepsi ini lebih lanjut sehingga eksepsi Tergugat I dan II serta
Turut Tergugat I dan II dinyatakan tidak beralasan hukum dan patut ditolak;
consortium;
bahwa gugatan Para Penggugat kurang pihak karena tidak menarik R. Adat Prawira
Bima tidak ditarik selaku subyek dalam perkara ini , sementara peran R. Adat Prawira
dengan menyatakan bahwa adalah menjadi hak Para Penggugat untuk menentukan
siapa-siapa saja yang akan digugat dengan memperhatikan hubungan hukum antara
pihak berpekara; Dan terhadap bantahan tersebut Tergugat I dan II serta Turut Tergugat
a Bahwa dikaji dari segi praktik peradilan Indonesa dengan pedoman pada
Juli 2001 Nomor : 2824K / Pdt / 2000, disebutkan bahwa ``adalah hak dari
b Bahwa dikaji dari segi teori, maka pendapat diatas telah sesuai dengan teori
hukum secara perdata tentang asas ``legitima persona standi in judicio`` yang
c Bahwa dalam hubungan ini jika Penggugat tidak memandang penting ataupun
kenyataan itu tidak dijadikan Gugatan menjadi error in persona ataupun tidak
dalam eksepsinya bahwa gugatan Para Penggugat kabur (obscuur libel) karena
menyatakan bahwa hal tersebut sudah masuk dalam pokok perkara ; Dan terhadap
bantahan tersebut Tergugat I dan II serta Turut Tergugat I dan II dalam dupliknya
fundamentum Petendi, ada syarat yang harus dipenuhi agar tidak menimbulkan rumusan
Penggugat dengan materi dan atau objek gugatan yang disengketakan, dan antara
langsung dengan atau disekitar hubungan hukum yang terjadi antara Penggugat
dengan materi atau objek perkara maupun dengan pihak Tergugat, atau
cacat obscuur libel adalah surat gugatan yang jelas sekaligus memuat penjelasan dan
penegasan dasar hukum yang menjadi dasar hubungan hukum serta dasar fakta atau
awalnya adalah menyatakan tentang terjadinya hubungan hukum antara Para Penggugat
dengan Tergugat I dan II serta Turut Tergugat I dan II hingga terbitnya akta perjanjian
pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25, tanggal 24 Oktober 2013, Akta Perjanjian Jual
Beli Bangunan No. 26, tanggal 24 Oktober 2013 dan akta Perjanjian Pengosongan No.
27 tanggal 24 Oktober 2013 yang kemudian dinyatakan sebagai perjanjian yang tidak
sah oleh Para Penggugat karena melanggar ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata dan
Penggugat mendalilkan bahwa akibat adanya perjanjian yang tidak sah tersebut telah
menimbulkan kerugian pada pihak Para Penggugat sebagaimana ketentuan dalam pasal
dalil gugatan atau posita atau fundamentum petendi diatas, maka Majelis Hakim
berpendapat bahwa meskipun Para Penggugat menyatakan dua perbuatan dengan dua
dasar hukum berbeda, namun hal tersebut tidak menjadikan gugatan menjadi kabur;
Sebagaimana dijelaskan M. Yahya Harahap dalam buku Hukum Acara Perdata hal. 456
menyatakan apabila dalam putusan tersebut posita gugatan didasarkan atas perjanjian,
namun dalam petitum dituntut agar tergugat dinyatakan melakukan PMH, apabila hal ini
karena jika petitum itu dihubungkan dengan posita, hakim dapat meluruskannya sesuai
dengan perbuatan melawan hukum dalam satu gugatan juga dimungkinkan, dengan
syarat harus tegas pemisahannya, seperti dalam gugatan ini, Para Penggugat
mengadakan perjanjian dengan Tergugat I, namun ternyata perjanjian tersebut tidak sah
Dimana kemudian atas dasar perjanjian yang tidak sah tersebut, Tergugat I telah
penggabungan gugatan wanprestasi dan PMH dalam satu gugatan juga dibolehkan. Hal
ini dapat dilihat dari yurisprudensi dalam Putusan Mahkamah Agung No. 2686 K/
Pdt/1985 tanggal 29 Januari 1987. Demikian pula, meskipun dalil gugatan yang
dikemukakan dalam gugatan adalah PMH, sedangkan persitiwa hukum yang sebenarnya
adalah wanprestasi, gugatan tidak obscuur libel, karena hakim dapat mempertimbangkan
bahwa dalil gugatan itu dianggap wanprestasi. Hal yang serupa juga dapat ditemui
dalam Putusan MA No. 886 K/Pdt/2007 tanggal 24 Oktober 2007. Majelis hakim dalam
Wanprestasi dan Perbuatan Melawan Hukum, akan tetapi dengan tegas diuraikan
secara terpisah, maka gugatan demikian yang berupa kumulasi obyektif dapat
dibenarkan.”
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Majelis Hakim
menyatakan bahwa dalil-dalil gugatan atau posita atau fundamentum petendi dari Para
Penggugat adalah jelas (tidak obscuur libel), sehingga eksepsi Tergugat I dan II serta
surat gugatannya ;
Hakim dalam eksepsi secara mutatis mutandis merupakan pertimbangan hukum dalam
dimana sejak semula Turut Tergugat III tidak datang menghadap atau menunjuk
kuasanya yang sah walaupun telah dipanggil secara sah dan patut sesuai relaas panggilan
tanggal 8 Juli 2015, 29 Juli 2015, 20 Agustus 2015 dan tanggal 27 Agustus 2015;
memperhatikan jangka waktu dan formalitas menurut hukum, telah memanggil secara
sah dan patut Turut Tergugat III dalam perkara ini, akan tetapi Turut Tergugat III tidak
datang menghadap tanpa alasan yang sah dan atau tidak menyuruh orang lain datang
menghadap sebagai kuasanya yang sah, oleh karena itu Turut Tergugat III harus
sebagai berikut :
Bahwa Para Penggugat adalah pemilik sah tanah dan bangunan dimana tanah dengan
TIBUBENENG, SELUAS 3100 m2, Kabupeten Badung, kecamatan Kuta Utara, Desa
Tibubeneng, Prov Bali dengan 12 (duabelas) villa di atasnya yang digunakan Para
Penggugat sebagai tempat usaha yaitu menyewakan Villa terhadap pengunjung yang
datang ke Bali; Bahwa Para Penggugat kemudian meminjam uang kepada Tergugat I
melalui Tergugat II untuk menalangi utang Para Penggugat dan menebus sertifikat atas
tanah dimaksud yang dijadikan jaminan di Bank Mutiara; Kemudian dengan bujukan
dan kata-kata meyakinkan dari Tergugat II ditambah keperluan mendesak dari Para
klausula perjanjian jual beli tanah dan bangunan yang dilanjutkan dengan
penandatanganan perikatan perjanjian jual beli dan kuasa serta akta jual beli bangunan
dan pengosongan yang dikenal dengan akta No. 25, 26 dan 27 pada tanggal 24 Oktober
2013 antara Para Penggugat dengan Tergugat I dihadapan Turut Tergugat II; DImana
sebelumnya telah dilakukan pembatalan semua hak-hak tanggungan serta perikatan yang
terjadi atas tanah tersebut dihadapan Turut Tergugat I atas saran dari Tergugat II sebagai
syarat peminjaman uang kepada Tergugat I; Bahwa harga yang tercantum dalam
perjanjian jual beli tersebut adalah sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima belas milyar
rupiah) namun yang dibayar hanya Rp. 11.000.000.000,- (sebelas milyar rupiah),
sehingga perjanjian tersebut harus dibatalkan dan yang benar adalah perjanjian jual dan
beli kembali (sales and purchase agreement) dengan harga Rp. 11.000.000.000,- (sebelas
milyar rupiah); Oleh karenanya penguasaan Para Tergugat atas tanah dan bangunan
dimana tanah dengan Sertifikat Hak Milik atas nama MARIHOT SIHOMBING NO
Utara, Desa Tibubeneng, Prov Bali dengan 12 (duabelas) villa di atasnya adalah
perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian pada diri Para Penggugat ;
pokoknya menolak dalil Gugatan Para Penggugat, kecuali hal-hal yang diakuinya secara
tegas, dengan alasan bahwa Tergugat I dan II tidak ada melakukan perbuatan melawan
hukum karena Tergugat I telah membeli tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak
Utara, Desa Tibubeneng, Prov Bali dengan 12 (duabelas) villa berdasarkan perikatan
perjanjian jual beli dan kuasa serta akta jual beli bangunan dan pengosongan yang
dikenal dengan akta No. 25, 26 dan 27 pada tanggal 24 Oktober 2013 antara Para
Penggugat dengan Tergugat I dihadapan Turut Tergugat II dan telah dibayar lunas
sehingga tanah dan bangunan tersebut sah milik Tergugat I; Bahwa Tergugat I dan II
tidak pernah membicarakan masalah dana pinjaman dalam jual beli atas tanah tersebut
mempunyai hak atau mengemukakan suatu peristiwa untuk menguatkan hak tersebut,
barangsiapa yang membantah hak orang lain, maka kepadanya dibebankan wajib bukti
Menimbang, bahwa oleh karena dalil Gugatan Para Penggugat dibantah oleh
Tergugat I dan II serta Turut Tergugat I dan II, maka beban awal pembuktian
dibebankan kepada Para Penggugat, dan untuk itu Para Penggugat telah mengajukan
bukti surat yang diberi tanda P-1 sampai dengan P-29 dan bukti saksi sebanyak 3 (tiga)
orang; Sedangkan Tergugat I dan II serta Turut Tergugat I dan II telah pula mengajukan
bukti bantahannya (tegen bewijs) berupa bukti surat yang diberi tanda T-1 sampai
utama dan pertimbangan hukum atas sengketa ini, terlebih dahulu Majelis Hakim akan
mempertimbangkan secara yuridis formal kekuatan alat bukti yang diajukan oleh pihak
pihak berperkara ;
Menimbang, bahwa suatu surat yang dapat dinilai sebagai alat bukti yang sah
menurut undang-undang ialah surat yang dibuat atas sumpah jabatan atau surat yang
Menimbang, bahwa dalam perkara ini yang dapat dijadikan sebagai alat bukti
suatu surat adalah sebagai bentuk resmi yang dibuat pejabat umum yang berwenang,
dengan suatu notasi, atas adanya penilaian terhadap alat bukti yang ditemukan
dipersidangan berupa keterangan saksi yang bukan merupakan bentuk korespondensi,
Menimbang,bahwa bukti surat tersebut yaitu bukti P-1, P-2, P-3, P-4, P-7, P-8,
P-9, P-13, P-20, P-21, P-22, P-23 dan P-24 telah dicocokkan dan sesuai aslinya dan
bermeterai cukup, demikian pula bukti surat T-1, T-2, T-3, T-6, T-8, T-9. T-10 dan T-14
telah dicocokan dan sesuai dengan aslinya dan telah pula bermeterai cukup; Sehingga
secara yuridis formal bukti-bukti surat tersebut dapat diterima sebagai alat bukti yang
sah untuk membuktikan dalil-dalil gugatan maupun jawaban atau bantahan para pihak
Tergugat;
Sedangkan bukti P-5, P-6, P-10, P-11, P-12, P-14, P-15, P-16, P-17, P-18, P-19, P-25,
P-26, P-27, P-28, dan P-29 berupa foto copy yang tidak disesuaikan dengan aslinya (foto
copy dari foto copy), demikian pula dengan bukti surat T-4, T-5, T-7, T-11, T-12 dan
T-13 merupakan bukti foto copy yang tidak disesuaikan asli (foto copy dari foto copy)
dimana semua bukti surat tersebut telah bermeterai cukup; Sehingga secara yuridis
formal bukanlah merupakan alat bukti yang sah dan hanya merupakan bukti pendukung
semata;
Dari sisi yuridis materiil, semua alat-alat bukti surat dimaksud bukanlah alat bukti yang
bebas, dengan mentautkannya dengan alat bukti lainnya. Terlebih dengan diakuinya
adanya keberadaan dan kebenaran secara materiel isi surat dimaksud di persidangan
suatu peristiwa perdata yang ia dengar sendiri, lihat sendiri dan alami sendiri dengan
menyebut alasan dari pengetahuan itu, serta dinyatakan secara lisan dan langsung di
depan persidangan. Bukan berupa pendapat ataupun dugaan. Keterangan saksi yang
diperoleh dari pihak ketiga (testimonium de auditu) tidaklah dapat diartikan sebagai
saksi. Agar suatu keterangan saksi sah dan mempunyai nilai kekuatan pembuktian, maka
depan persidangan memberikan keterangan secara pribadi dan langsung, serta diikat
dengan sumpah/janji sesuai dengan agamanya. Sehingga secara yuridis formal dapat
dijadikan alat bukti yang sah dan mempunyai nilai kesaksian sebagai alat bukti.
Hakim dapat memberikan penilaian secara bebas atas keterangan saksi tersebut, dengan
tetap mentautkannya dengan alat bukti lain, maupun dari keterangan saksi yang
Para Penggugat maupun dalil-dalil jawaban / bantahan Tergugat I dan II serta Turut
Tergugat I dan II, maka Majelis Hakim memformulasikan hal-hal yang perlu untuk
dipertimbangkan sebagai esensi yang utama dari gugatan ini sebagai berikut :
1 Apakah akta perjanjian pengikatan Jual Beli dan Kuasa No. 25, tanggal 24
Oktober 2013, Akta Perjanjian Jual Beli Bangunan No. 26, tanggal 24 Oktober
2013 dan akta Perjanjian Pengosongan No. 27 tanggal 24 Oktober 2013 yang
jual beli atau perjanjian menjual dengan hak membeli kembali yang sah secara
hukum?
2 Apakah pengosongan dan penguasaan oleh Tergugat I atas tanah dan bangunan
dimana tanah dengan Sertifikat Hak Milik atas nama MARIHOT SIHOMBING
kecamatan Kuta Utara, Desa Tibubeneng, Prov Bali dengan 12 (duabelas) villa
bukti-bukti surat dan saksi-saksi yang diajukan oleh Penggugat sebagai berikut ;
Bukti surat :
Bukti P-1, adalah Surat Keterangan Pelaksanaan Sumpah dari Pengadilan Tinggi
Bukti P-2, adalah Kartu Tanda Penduduk An. Sdr Marihot Sihombing yang
Bukti P-3, P-4 adalah Akta Notaris No 101 tanggal 30 April 2008 yaitu akta pendirian
berlaku ;
Bukti P-7, adalah Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan kuasa No. 25 tanggal
Bukti P-8, adalah Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bangunan No. 26 tanggal 24-10-2013
Suganda;
Bahwa bukti P-7. P-8 dan P-9 tersebut membuktikan adanya jual beli atas tanah dan
Bukti P-13, adalah Pembayaran sebesar Rp. 4.500.000.000,- (empat milyar lima ratus
juta rupiah) ke Bank BCA Kcp Sunset Bulovard Kuta Bali atas nama
Bukti P-20 dan P-21, adalah Pembatalan No. 10 dan 11 tanggal 21-10-2013, di hadapan
Bukti P-22, P-23 dan P-24 adalah Surat korespodensi antara Kuasa Hukum Para
tersebut;
Menimbang,bahwa terhadap bukti surat yang lain yang tidak memenuhi syarat
formil sebagai alat bukti surat, tidak dipertimbangkan lebih lanjut dan dikesampingkan;
Bukti saksi :
Saksi Juni Antara, menerangkan bahwa saksi mengetahui letak tanah dan bangunan villa
pembeli untuk membeli tanah dan villa tersebut. Bahwa saksi pernah
mendengar SHM villa tersebut ada di Bank Mutiara Jakarta, dan Pak
di Bank lain atau dari Ibu Yanti dan Ibu Susan; Bahwa saksi pernah
mendengar dari Ibu Rahayu, katanya disuruh mengosongkan villa
tentang transaksi atas tanah dan villa tersebut, namun saksi pernah
mengantar Ibu Yanti dan Ibu susan + sebanyak 3 kali antara lain ke
notaris Evi, notaris Pria Darsana, untuk tujuan apa saksi tidak tahu;
Saksi Conny Kanal, menerangkan bahwa saksi tahu tanah dan bangunan villa yang
dijadikan sengketa saat ini adalah milik Ibu Rahayu karena waktu
yang bernama Ibu Yanti dan Ibu Susan dengan jangka waktu pinjaman
tersebut; Setahu saksi tidak ada jual beli; Bahwa Ibu Rahayu dan
orang Polandia;
Saksi I Wayan Arda Candra, menerangkan Bahwa saksi tahu Penggugat I adalah
pemilik villa yang di mau dijual sekitar bulan Juni- Juli 2013; Bahwa
awalnya villa hendak dijual kepada Bapak Bima, namun tidak jadi;
tanah dan villa tersebut di bank dan memperoleh dana sebesar Rp.
mengatakan bahwa dia ditipu dan villanya sudah diambil alih serta
SHM sudah beralih; Saksi tidak tahu siapa yang menguasai villa, Ibu
tangan ;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim mempertimbangkan tentang
bukti-bukti surat yang diajukan oleh Tergugat I dan II serta Turut Tergugat I dan II
sebagai berikut ;
Bukti T-1, T-2 dan T-3, bahwa bukti ini identik dengan bukti Para Penggugat yaitu P-7,
Bukti T-4, adalah Sertifikat Hak Milik Nomor Budha Garden Villa a.n. Harry Suganda
No. 1324; Bukti ini membuktikan bahwa kepemilikan yang sah atas
Bukti T-6, adalah Akta Jual Beli Tanah dan Bangunan Budha Garden Villa No.
Bukti T-8 dan T-9, adalah Surat-surat pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atau
Bukti T-10, adalah Berita Acara Serah Terima tanah dan bangunan yang terletak di
Bukti T-14, adalah Salinan putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 544/Pdt/G/2014/
Menimbang, bahwa terhadap bukti surat T-4, T-5, T-7, T-11, T-12 dan T-13
merupakan bukti yang tidak memenuhi syarat formil sebagai alat bukti surat sehingga
sama dengan Penggugat II, dimana Penggugat I menyatakan dirinya adalah selaku
pribadi dan Direktur PT Bali Holiday Point, sehingga patut dipertimbangkan apakah
Tergugat I dan II serta Turut Tergugat I dan II; Bahwa Penggugat I dipersidangan
mengajukan bukti Bukti P-3, P-4 berupa Akta Notaris No 101 tanggal 30 April 2008
yaitu akta pendirian PT. Bali Holiday Point dan Surat Keputusan Menhumkam
PT Bali Holiday Point pada tanggal 04 Juni 2008; Dalam bukti P-3 tersebut, selain
sebagai pendiri, pada pasal 20 angka 2, menyatakan bahwa Penggugat I adalah Direktur
PT Bali Holiday Point; Dimana selaku direktur, Penggugat I memiliki hak mewakili
Perseroan di dalam dan diluar pengadilan (Pasal 12 bukti P-3); Sehingga berdasarkan
mengajukan gugatan ini adalah adanya perbuatan hukum pinjam meminjam uang
dengan cara jual dan beli kembali atau sale and buy back agreement terhadap objek
berupa tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Milik No 1324/Desa Tibubeneng,
Seluas 3100 m2, Kabupeten Badung, kecamatan Kuta Utara, Desa Tibubeneng, Prov
Bali dengan 12 (duabelas) villa diatasnya antara Penggugat I dengan Tergugat I, yang
kemudian secara melawan hukum diterbitkan menjadi Perjanjian Pengikatan Jual Beli
dan kuasa No. 25 tanggal 24-10-2013, Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bangunan No. 26
tanggal 24-10-2013, dan Perjanjian Pengosongan No. 27, dimana hal tersebut merugikan
Menimbang, bahwa atas dalil tersebut, dibantah oleh Tergugat I dan II serta
Turut tergugat I dan II, dengan menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat adalah
perjanjian jual beli, dan bukan perjanjian menjual dengan hak membeli kembali;
Menimbang, bahwa oleh karena Majelis Hakim berpendapat bahwa terhadap
perjajian yang disebutkan diatas merupakan perjanjian jual beli atau menjual dengan hak
bukti P-7 (identik bukti T-1), bukti P-8 (identik bukti T-2), bukti T-9 (identik bukti T-3);
Dimana dalam bukti P-7 (identik bukti T-1) berupa Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan
kuasa No. 25 tanggal 24-10-2013 antara Marihot Sihombing Dan Harry Suganda; Bukti
P-8 (identik bukti T-2), adalah Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bangunan No. 26 tanggal
24-10-2013 antara Marihot Sihombing selaku direktur PT Bali Holiday Point dan Harry
Suganda; Serta Bukti P-9 (identik bukti T-3), adalah Perjanjian Pengosongan No. 27
antara Marihot Sihombing selaku direktur PT Bali Holiday Point atas tanah dan
bangunan dengan Sertifikat Hak Milik No. 1324/Tibubeneng, yang diuraikan dalam
Surat Ukur tanggal 10 April 2007, No. 1254/Tibubeneng/2004 luas 3.100 m 2 (tiga ribu
seratus meter persegi) yang terletak di Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kecamatan
Bahwa bukti P-7, P-8 dan P-9 tersebut telah dibuat oleh kedua belah pihak dihadapan
menyatakan bahwa para saksi tidak pernah melihat surat-surat perjanjian P-7 (identik
bukti T-1), bukti P-8 (identik bukti T-2), bukti T-9 (identik bukti T-3) tersebut ;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati bukti P-7 (identik bukti
T-1), bukti P-8 (identik bukti T-2), bukti T-9 (identik bukti T-3) tersebut tidak terdapat
kata-kata “menjual dengan hak membeli kembali” atau sale and buy back agreement
sebagaimana yang didalilkan Para Penggugat, ataupun pinjam meminjam uang dengan
cara jual dan beli kembali; Demikian pula para saksi tidak tahu menahu tentang
transaksi-transaksi atas tanah dan bangunan villa yang disengketakan, hanya mengetahui
dari istri Penggugat I bahwa villa dan tanah disewakan bukan dijual; Namun oleh karena
pengetahuan tersebut diperoleh dari orang lain (testimonium de auditu) maka keterangan
saksi tersebut tidak memiliki kekuatan secara materiil; Bahwa yang tercantum dalam
bukti-bukti tersebut adalah jelas dan nyata perjanjian jual tanah dan bangunan dengan
Sertifikat Hak Milik No. 1324/Tibubeneng, terdaftar atas nama marihot Sihombing,
yang diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 10 April 2007, No. 1254/Tibubeneng/2004
luas 3.100 m 2 (tiga ribu seratus meter persegi) yang terletak di Provinsi Bali, Kabupaten
P-20 sampai dengan P-24 juga tidak ada yang menguatkan dalil Para Penggugat
tersebut;
meminjam uang dengan hak membeli kembali seperti yang didalilkan Para Penggugat,
dimana menurut Suharnoko, dalam bukunya berjudul “Hukum Perjanjian, Teori dan
Analisa Kasus,” hal. 23-24, menyatakan bahwa “Suatu prinsip yang berlaku dalam
hukum jaminan adalah kreditur tidak dapat meminta suatu janji agar memiliki benda
yang dijaminkan bagi pelunasan utang debitur kepada kreditur. Ratio dari ketentuan ini
adalah untuk mencegah terjadinya ketidakadilan yang akan terjadi jika kreditur memiliki
benda jaminan yang nilainya lebih besar daripada utang debitur kepada kreditur. Dalam
prakteknya, kreditur berupaya menghindari larangan ini dengan membuat perjanjian jual
beli dengan hak membeli kembali untuk menyelubungi perjanjian utang piutang berikut
tanah sebagai jaminannya. Sikap Mahkamah Agung RI dalam hal ini sudah jelas, yaitu
Beberapa Putusan Mahkamah Agung RI yang mengatur tentang hal tersebut adalah
Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 10 Februari 1983, Nomor 3804 K/Sip/1981 dan
Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 20 Maret 1989, Nomor 381 PK/Pdt/1986, dimana
menurut putusan tersebut perjanjian jual beli dengan hak membeli kembali yang diatur
dalam Pasal 1519 KUHPerdata adalah tidak diperbolehkan karena beberapa hal yaitu
pertama mengandung unsure riba yang diartikan pembeli menggunakan perjanjian jual
beli dengan hak membeli kembali sebagai sarana memanfaatkan penjual dengan cara
meningkatkan jual beli; Kedua, perjanjian jual beli dengan hak membeli kembali adalah
perjajian utang piutang yang terselubung (semu); Ketiga, perjanjian jual beli dengan
hak membeli kembali bertentangan dengan hukum adat karena hukum adat tidak
mengenal jual beli dengan hak membeli kembali; Intinya adalah perjanjian jual beli
semacam yang didalilkan Para Penggugat adalah perjanjian yang tidak diperbolehkan,
sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa justru Para Penggugatlah yang memiliki
maksud tidak baik yaitu ingin mengakali atau melakukan penyelundupan hukum
terhadap perjanjian jual beli yang telah dilaksanakan antara Penggugat I dengan
Tergugat I menjadi perjanjian pinjam meminjam uang dengan cara menjual dan beli
kembali ataupun jual beli dengan hak membeli kembali demi kepentingan Para
Penggugat sendiri;
Menimbang, bahwa sementara dari bukti Tergugat I dan Tergugat II serta Turut
dipertimbangkan diatas, serta bukti T-6 berupa Akta Jual Beli Tanah dan Bangunan
Budha Garden Villa No. 290/2013 di Notaris I Made Pria Dharsana, SH. (Turut
Tergugat II) membuktikan perjanjian telah dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana
diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata dan memenuhi syarat formil dan materiil; Bahwa
syarat materiil sangat menentukan sah tidaknya jual beli tersebut, diantaranya : pembeli
berhak membeli tanah bersangkutan, penjual berhak menjual tanah bersangkutan, tanah
yang bersangkutan boleh diperjualbelikan dan tidak dalam sengketa; Sedangkan syarat
formil dilakukan oleh Notaris / PPAT yang diberi kewenangan membuat akta-akta
berkaitan dengan tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 37 Peraturan pemerintah Nomor
24 Tahun 1997; Pada pasal 24 aturan tersebut juga mengatur setiap perjanjian yang
bermaksud memindahkan hak atas tanah harus dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat
oleh dan dihadapan Notaris/ PPAT; Dan sejak dibuatnya akta jual beli tanah oleh
Notaris / PPAT, pada saat itu juga hak sudah beralih dari penjual kepada pembeli, yang
sejalan dengan prinsip hukum adat; Dan jual beli yang terjadi antara Penggugat I dengan
Pengguat dilakukan oleh Tergugat I karena mengosongkan villa secara paksa, Majelis
pasal 1365 Kitab Undang Undang Hukum Perdata yang memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:
4 Adanya hubungan kausalitas atau sebab akibat antara hubungan pihak Penggugat
yurisprudensi HIR sejak tahun 1919 (Arrest Lindebauw Chohen, tanggal 31 Januari
1919) telah menjadi doktrin ilmu hukum di Indonesia dan menjadi yurisprudensi tetap
Mahkamah Agung RI, sehingga pengertian perbuatan melawan hukum diartikan secara
bahwa bukti jual beli atas tanah dan bangunan Villa telah terjadi secara sah berdasarkan
bukti T-10 berupa Berita Acara Serah Terima tanah dan bangunan yang terletak di
Tibubeneng tertanggal 26 Pebruari 2014 yang dibuat antara Penggugat I dan Tergugat I;
Bukti ini menunjukkan penyerahan tanah dan bangunan villa sekaligus pengosongan
disaksikan oleh kedua belah pihak dan tidak ada keberatan saat itu; Hingga terbit bukti
T-4 berupa Sertifikat Hak Milik Nomor Budha Garden Villa a.n. Harry Suganda No.
1324 dan bukti Bukti T-8 serta T-9 berupa Surat-surat pajak Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan atau Bangunan (BPHTB) atas nama wajib pajak Harry Suganda; Bukti ini
membuktikan bahwa kepemilikan yang sah atas tanah dan villa telah beralih kepada
Tergugat I; Dilain pihak, Para Penggugat tidak dapat membuktikan dalilnya tersebut
penguasaan Tergugat I atas tanah dan bangunan villa adalah bukan merupakan
hukum yang terjadi antara Penggugat I selaku penjual dengan Tergugat I selaku pembeli
adalah jual beli atas tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Milik No. 1324/
Tibubeneng, yang diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 10 April 2007, No. 1254/
Tibubeneng/2004 luas 3.100 m 2 (tiga ribu seratus meter persegi) yang terletak di
Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta Utara, Desa Tibubeneng sebagai
telah diuraikan diatas, dimana gugatan pokok Para Penggugat yang menuntut perjanjian
yang dibuat antara Para Penggugat dengan Tergugat I adalah merupakan perjanjian
meminjam uang dengan hak membeli kembali atau jual dan membeli kembali telah
ditolak, maka secara hukum apa yang dituntut oleh Para Penggugat dalam petitum poin
2, poin 3, poin 4, poin 6, dan poin 7 dinyatakan tidak beralasan lagi untuk
Menimbang, bahwa oleh karena perjanjian telah dibuat sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata dan memenuhi syarat formil dan
materiil perjanjian, maka tidak ada dasar hukum untuk menyatakan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli dan kuasa No. 25 tanggal 24-10-2013 antara Marihot Sihombing
Dan Harry Suganda, Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bangunan No. 26 tanggal
24-10-2013 antara Marihot Sihombing selaku direktur PT Bali Holiday Point dan Harry
Suganda dan Akta Jual Beli Tanah dan Bangunan Budha Garden Villa No. 290/2013
adalah batal demi hukum atau harus dibatalkan; Sehingga poin 9, poin 10, poin 11, poin
dilakukan Tergugat I dan Tergugat II serta Turut Tergugat I dan II, sebagaimana telah
dipertimbangkan diatas yang dinyatakan tidak terbukti, maka petitum poin 8, poin 14,
poin 15, poin 16, poin 17, poin 18 dinyatakan tidak beralasan hukum dan harus ditolak;
Menimbang, bahwa terhadap petitum poin 20, oleh karena Majelis Hakim
dalam perkara ini tidak pernah meletakkan sita jaminan atas tanah dan bangunan dengan
Sertifikat Hak Milik No. 1324/Tibubeneng, yang diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 10
April 2007, No. 1254/Tibubeneng/2004 luas 3.100 m 2 (tiga ribu seratus meter persegi)
yang terletak di Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta Utara, Desa
Tibubeneng, terlebih gugatan pun dinyatakan ditolak, maka petitum poin 20 dinyatakan
ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan pokok Para Penggugat ditolak, maka
tidak ada relevansinya mengabulkan petitum poin 21 dan poin 22, sehingga petitum ini
dinyatakan ditolak;
Para Tergugat yang tidak di pertimbangkan secara tersendiri, dianggap telah termasuk
maka telah cukup alasan bagi Majelis Hakim untuk menyatakan menolak gugatan Para
Penggugat adalah pihak yang kalah, oleh karenanya harus dihukum untuk membayar
biaya yang timbul dalam perkara ini ini, yang besarnya akan ditentukan dalam putusan
ini;
Undang Hukum Perdata, Pasal 283 Rbg dan ketentuan lain yang bersangkutan ;
M E N G A D I L I:
Dalam Provisi :
Dalam Eksepsi :
Demikianlah diputuskan pada hari Rabu, tanggal 13 Januari 2016, dalam Rapat
Anggota, putusan mana pada hari: Rabu tanggal 20 Januari 2016 diucapkan dalam
persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua didampingi oleh para Hakim
Anggota, dibantu pula oleh: KETUT SRI MENAWATI, SH., Sebagai Panitera
Pengganti Pengadilan Negeri Denpasar serta dihadiri oleh Kuasa Para Penggugat
dan Kuasa Tergugat I, II, Turut Tergugat I, II tanpa hadirnya Turut Tergugat III ;
Panitera Pengganti
PERINCIAN BIAYA :
1. Pencatatan …………….. Rp. 30.000,-
2. Proses……. ………………. Rp. 50.000,-
3. Panggilan ………………. Rp. 890.000,-
4. Pemeriksaan setempat.... Rp. 400.000,-
5. PNBP .............................. Rp. 25.000,-
6. Redaksi ………………….. Rp. 5.000,-
7. Meterai …………………… Rp. 6.000,-
JUMLAH ……………………… Rp.1.406.000,-
(Satu juta empat ratus enam ribu rupiah).
CATATAN :
Dicatat disini bahwa putusan Pengadilan Negeri Denpasar tertanggal 20
Januari 2016, Nomor 399/Pdt/G/2015/PN.Dps. telah diberitahukan
kepada pihak Turut Tergugat-III (Kantor Badan Pertanahan Kabupaten
Badung (Kantor Pertanahan Kabupaten Badung) pada tanggal 25 Januari
2016.
Panitera Pengganti,
CATATAN :
Dicatat disini bahwa pada hari : Senin, tanggal 25 Januari 2016
Penggugat I (Marihot Sihombing) telah menyatakan Banding terhadap
putusan Pengadilan Negeri Denpasar tertanggal 20 Januari 2016, Nomor
399/Pdt/G/2015/PN.Dps., sehingga putusan tersebut belum mempunyai
kekuatan hukum tetap.
Panitera Pengganti,