Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman Buku Secrets of the Millionaire Mind

Author: T.Harv Eker

Genre: Non-Fiksi, Bisnis & Investasi.

Pada kesempatan kali ini gua coba ngerangkum hal-hal penting yg gua dapet setelah gua baca
buku Secrets of the Millionaire Mind. Gua tau informasi mengenai buku ini dari beberapa channel self
developement di Youtube, yang mana di channel itu mereka bikin list tentang beberapa buku yg
recomended banget buat dibaca, dan setelah gua lihat dari list yg ada perhatian gua langsung tertuju
sama buku ini. Kalau dilihat dari judul bukunya sendiri dengan jelas tertulis ‘rahasia-rahasia dari pikiran
para jutawan (dalam kurs dollar yang berarti miliarder di Indonesia). Jadi inilah rangkuman ilmu-ilmu
bermanfaat yang gua dapet dari buku ini:

A. Money Blue Print


Penulis didalam buku ini menjelaskan kalau money blue print itu sebagai
pemahaman/kepercayaan kita tentang uang atau juga orang kaya yang hanya didasarkan
pada pengalaman kita dimasa kecil atau hanya dari ‘katanya orang’ dan bukannya dari
kenyataan, misalnya kita percaya kalau “uang itu gak penting”, “uang gak bisa membeli
kebahagiaan”, “orang kaya itu sombong”, “orang kaya itu gak bisa jadi religius / jarang ibadah”

Kalo kita coba bahas satu-persatu :


1. Uang itu gak penting
Apa jadinya misalkan kita bilang ke teman atau kekasih kita ‘hei, kamu itu gak penting!’.
ya, udah bisa ditebak hasilnya mereka pasti bakalan membenci & menjauhi kita. Hal yang
sama juga bakalan terjadi saat kita berkata seperti itu pada uang.
2. Uang itu gak bisa membeli kebahagiaan.
Definisi bahagia setiap orang itu pasti berbeda-beda, maka dari itu kita gak bisa
menggeneralisasikan apa itu bahagia. Tapi ada satu hal yang kita pasti sama-sama setuju
adalah dengan uang, kita bisa memperoleh kualitas makanan yang lebih bergizi, kualitas
kesehatan & pengobatan yang lebih baik, kualitas pendidikan yang jauh lebih bermutu,
dan juga kita bisa membangun tempat peribadatan.
3. Orang kaya itu sombong
Faktanya orang menengah atau miskin juga banyak yang sombong, karena sombong itu
tergantung dari kepribadian individunya bukan karena faktor isi dompet.
4. Orang kaya itu gak bisa jadi religius / jarang ibadah
Untuk tuduhan soal orang kaya itu gak bisa jadi religius juga sangat tidak tepat. Karena
faktanya tidak harus jadi kaya untuk malas beribadah, jika kita lihat disekeliling pun
banyak orang menengah yang malas beribadah plus juga malas bekerja.. hahaha...

Jika kita punya anggapan yang buruk tentang uang & orang kaya seperti yang dicontohkan
tadi, bagaimana kita bisa jadi salah satu dari mereka? Bagaimana kita bisa menjadi sesuatu
yang kita benci? Sudah pasti kita harus merubah mindset kita yang keliru tersebut. Maka dari
itu pertama-tama yang harus dirubah dari diri kita adalah pandangan kita tentang uang,
bahwa kita butuh uang, kita menyayangi dan menghormati orang kaya sebagaimana kita juga
menghargai dan menghormati orang miskin dan menengah.
B. 17 perbedaan cara berpikir orang kaya dan orang menengah kebawah.
1. Orang kaya percaya ‘saya yang bertanggung jawab atas hidup saya, sementara orang
miskin percaya ‘saya adalah korban dari kehidupan’
2. Orang kaya ‘memanfaatkan uang untuk mendapat lebih banyak lagi’, sementara orang
miskin ‘memanfaatkan uang agar tidak hilang’
3. Orang kaya ‘berkomitmen untuk kaya’, sementara orang miskin ‘ingin kaya’
4. Orang kaya ‘berfikir besar’, sementara orang miskin ‘berfikir kecil
5. Orang kaya ‘fokus pada kesempatan’, sementara orang miskin ‘berfokus pada hambatan
masalah’
6. Orang kaya ‘bergaul dengan orang-orang yang berfikiran positif dan sukses’, sementara
orang miskin ‘bergaul dengan orang-orang yang berfikiran negatif dan tidak sukses’
7. Orang kaya ‘bersedia mempromosikan diri dan kualitas yang mereka miliki’, sementara
orang miskin ‘berpikiran negatif soal promosi dan penjualan’
8. Orang kaya ‘lebih besar daripada masalah mereka’, sementara orang miskin ‘lebih kecil
daripada masalah mereka’
9. Orang kaya adalah ‘penerima yang baik’, sementara orang miskin adalah ‘penerima yang
buruk’
10.
11. Orang kaya ‘memilih untuk dibayar berdasarkan hasil kerja’, sementara orang miskin
‘memilih untuk dibayar berdasarkan waktu kerja’

Anda mungkin juga menyukai