ABNORMAL
TRIANTORO SAFARIA, PhD. Psikolog.
.
Apa yang disebut Psikologi Abnormal?
Psikologi Abnormal: merupakan bagian dari bidang
ilmu psikologi yang berkaitan dengan pemahaman,
penanganan/treatment dan pencegahan dari perilaku
abnormal.
Sekarang merupakan bagian dari psikologi klinis :
bidang profesional yang secara mendalam
memfokuskan pada penelitian, asesmen, intervensi
dan pencegahan terjadinya perilaku abnormal
Psikologi Abnormal (lanjutan)
Bidang lain yang berhubungan dengan psikologi abnormal:
Psikiatri yang merupakan salah satu bidang dari
kedokteran.
Pekerja Sosial: yang memfokuskan pada analisa
lingkungan sosial dan menyediakan pelayanan
untuk membantu penyesuaian diri pasien
dikeluarga dan lingkungan sosial.
Psikologi Abnormal (lanjutan)
Psikopatologi adalah istilah lain yang berarti
bidang yang mempelajari perilaku abnormal
Para profesional bekerja untuk menentukan definisi dari
“normal” dan “abnormal” dan mengembangkan kriteria untuk
menentukan perbedaan antara keduanya dalam kehidupan
sehari-hari bukanlah hal yang MUDAH…
9
Klasifikasi Vs Labeling
Labeling: memberi cap atau label seseorang
dalam klasifikasi atau penggolongan tanpa
tujuan yang jelas dampak kurang positif
Tugas profesional: klasifikasi perlu untuk
menetapkan diagnosis pada klien atau pasien
10
Tujuan Klasifikasi
Komunikasi suatu gangguan secara mudah
Kontrol/pengendalian: merupakan tujuan paling
penting dari klasifikasi karena memungkinkan
pengendalian gangguan, melakukan pencegahan
serta memilih atau mengubah terapi
Pemahaman: penyebab, proses terjadi dan
bertahannya gangguan
11
Klasifikasi dan Diagnosis
Klasifikasi: memilah dan menggolongkan dimensi
atau kategori utama psikopatologi anak dan
keterkaitan antar kategori tersebut
Diagnosis: menetapkan kategori atau
klasifikasi bagi suatu gejala atau sindrom
(sekumpulan gejala yang sering ada bersama
dan mengikuti jalur perkembangan yang
sama)
Sejarah Perkembangan
Psikologi Abnormal
Demonologi Awal
Para arkeolog menemukan kerangka manusia
Zaman Batu dengan lubang sebesar telur pada
tengkoraknya.
Interpretasi yang muncul terhadap lubang tersebut
adalah bahwa nenek moyang kita di zaman
prasejarah percaya bahwa perilaku abnormal
merefleksikan adanya pengaruh dan serangan
dari roh-roh jahat.
Menggunakan teknik yang disebut trephination
yaitu menciptakan sebuah jalur melalui tengkorak
sebagai jalan keluar bagi roh jahat tersebut.
Tengkorak Trephination
Tata Cara Trephination: Ilustrasi
Lanjutan demonologi
Model medik
Mesmerism,
Hypnotisme
Psychoanalytic
Model
Psychoanalysis
Psychotherapy
Source of illustration: Corbis/Bettmann.
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.
Kriteria Abnormalitas
Suatu ilmu yang mempelajari perilaku
abnormal-menyimpang:
Kriteria perilaku abnormal
Defence Definition
Repression Blocking threatening material from
consciousness
Example
An adult who cannot recall being abused as a child
Denial Preventing threatening material from entering
consciousness
Example
A parent who cannot accept the death of their child
Projection Attributing one’s own unacceptable impulse or
action to another
Example
Someone who denies their homosexuality, and
considers that homosexuals are constantly making
sexual approaches
Behavioural approaches
Perilaku ditentukan oleh stimulus eksternal (Behaviour is
determined by external events)
Pengalaman belajar masa lalu, mempengaruhi perilaku saat
ini (Past learning experiences drive present behaviour).
Perubahan perilaku dapat dilakukan melalui manipulasi
langsung stimulus eksternal (Behavioural change can be
achieved through direct manipulation of external events;
there is no need to explore or change the individual’s
‘psyche’ or ‘inner world’).
The principles of learning are subject to scientific
exploration and hold across all species: studies in rats and
mice inform our understanding of human behaviour.
CLASICAL CONDITIONING
Prinsifnya stimulus netral (neutral stimulus)
menjadi stimulus terkondisi (conditioned
stimulus) dan memunculkan respon
terkondisi (conditioned response)
(identical to the unconditioned one).
Learn to associate between the neutral
stimulus and unconditioned stimulus
CLASICAL CONDITIONING
This response has three components: a
behavioural element involving avoidance or
escape from the feared object, a high state of
physiological arousal evident through a
variety of symptoms including physical
tension, increased startle response, tremor or
sweating, and the emotion of anxiety and
fear.
CLASICAL CONDITIONING
Penjelasan behavioral ttg phobia : terjadi
karena adanya pengalaman terkondisi
(conditioning experience) dimana objek yg
ditakutkan diasosiasikan dengan pengalaman
rasa takut di masa lalu. Adanya conditioned
stimulus yang memicu munculnya
conditioned fear response.
Operant conditioning
Primary reinforcement seperti makanan dan
conditioned reinforcement penguatan yg
memiliki asosiasi dgn penguatan primer.
Skinner’s basic premise was that behaviour
that is rewarded (reinforced) will increase
in frequency or be repeated; that which is
not rewarded or is punished will decrease in
frequency or not be repeated.
Socio-cultural models
Model sosial kultural ini menegaskan bahwa
abnormalitas terjadi akibat faktor sosial
mulai dari faktor pola asuh/komunikasi
keluarga hingga faktor sosio-ekonomik
(pengangguran, tempat tinggal, kelas sosio-
ekonomik, minoritas, dll).
Socio-cultural models
Social drift theory : ganguan mental atau
psikologis menyebabkan keterpurukan
individu dari sisi sosial ekonomi. That is,
mental health problems cause a decline in
socio-economic status. Contohnya mereka
menjadi tidak bisa bekerja dan di PHK akibat
gangguan psikologis yg dialaminya.
Socio-cultural models
Social stress. Individu dari kelas sosio-
ekonomi bawah cenderung memiliki beban
stress yang tinggi, dibandingkan dengan
individu kelas atas.
Lack of resources. Terkiat dengan
kekurangan sumber daya yang berguna bagi
pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Perspektif Biologis
TEJADINYA GANGGUAN JIWA
Interaksi Multipel Faktor
taruma pengalaman/
gen ekspresi gen virus toksin nutrisi
persalinan stresor
fungsi jiwa
kesadaran, kewaspadaan, atensi, berbahasa, emosi, memori, proses pikir
A: sakit
Risiko
lingkungan B:kondisi spektrum
A C: normal
Predisposisi Genetik
66
STRES AKUT
FUNGSI VEGETATIF
KEWASPADAAN
KETERJAGAAN
67
Gamma aminobityric acid (GABA)
Menurut hasil penelitian, munculnya gangguan
tersebut di atas akibat adanya disfungsi neuron-
neuron yang secara normal memproduksi gamma
aminobityric acid (GABA) secara otomatis ketika
individu berada pada kondisi puncak kecemasannya.
Ketika arousal yang tinggi terjadi dalam diri
individu secara otomatis GABA mengikat neuron,
sehingga menurunkan tingkat arousal yang tinggi,
dan dengan turunnya tingkat arousal fisiologis ini
secara langsung menurunkan keadaan cemas dalam
diri individu.
Pengobatan dengan benzodiazepam seperti
diazepam (valium) atau chlor-diazepam
(librium) menurunkan kecemasan klien. Hal
ini disebabkan karena obat tersebut mengikat
GABA neruoreseptor sehingga
mengakibatkan penurunan dalam tingkat
arousal dan pengalaman cemas individu.
Perspektif Diathesis-Stress
Perspektif ini menegaskan bahwa baik factor
kerentanan biologis (gen, struktur otak) atau
psikologis (pola pikir, sikap negative) dan stressor
dalam kehidupan berperan dalam memunculkan
gangguan jiwa.
Teori ini menegaskan bahwa tiap individu memiliki
kerentanan yang berbeda secara biologis dan
psikologis. Ketika orang yang rentan secara biologis
dan psikologis mendapatkan stresors atau tekanan
hidup yang berat. Maka stressor ini akan memicu
munculnya gangguan jiwa.
PENGUKURAN ABNORMALITAS
Mengandung evaluasi tentang status
psikologis seseorang dilakukan untuk
Diagnosis
Menentukan kapasitas mental
Memprediksi
Kesesuaian individu dengan pekerjaan tertentu
Menentukan apakah individu secara mental dapat
dituntut
Pengukuran Abnormalitas
Beberapa alat pengukuran
Wawancara
Tes psikologis kepribadian
Observasi perilaku
Pengukuran psikofisiologis
Fisik
Neuropsikologis
Pengukuran Abnormalitas
Pemeriksaan status mental
Tingkahlaku gerakan badan, katatonia, kompulsi
Orientasi waktu, tempat dan identitas
Isi fikiran obsesi yaitu pikiran dan bayangan yang
repititif yang tidak dikehendaki dan masuk dalam alam
kesadaran individu. Kompulsi tingkahlaku yang
repititif yang berhubungan dg adanya obsesi. Delusi
Kepercayaan yang tidak sesuai dengan nalar dan
kebudayaan
Gaya berfikir dan bahasa tidak logis dan tidak
sistimatik
Pengukuran Abnormalitas
Afek dan suasana hati ekspresi emosi yang dapat
dilihat orang lain
Sedih akan tetapi tertawa
Bicara monoton, tanpa ekspresi
Suasana hati kadang disforik-euforik berganti-ganti
Pengalaman persepsi halusinasi dan ilusi
Perasaan diri depersonalisasi. Kekacauan
identitas
Motivasi
Intelegensi-insight
Pengukuran Abnormalitas
Testing psikologis
Pengukuran behavior ABC
Pengukuran fisiologis pengukuran dan
analisis aktivitas otak Brain electrical
activity mapping (BEAM)
Pengukuran neuropsikologis MRI-PET
Diagnosis dan diagnosis deferensial
Merencanakan treatment dengan segera,
tujuan jangka pendek-panjang
The ABCs of Observation
Antecendent
Observational
Behavior
Assessment
Focussesion Consequences
A Schematic view of the clinical
assessment process
Continuity
Discontinuity
Normal Mild
Disorder
Moderate
Disorder
Severe
Disorder
Macam Penanganan
Abnormalitas
Macam treatment
Kelompok
Individual
Keluarga
lingkungan
ANXIETY DISORDER
(CEMAS-TAKUT DAN PANIK)
Kecemasan
Kondisi suasana hati
Emosi-perasaan yang negatif
Ketegangan anggauta badan
Rasa cemas tentang masa depan
Ditandai dengan perilaku
Cemas dan khawatir
Gugup
Perubahan fisiologis
Jantung berdetak lebih keras
Ketegangan otot
Anxiety Disorder
Takut
Suatu tanda yang tiba-tiba sebagai reaksi terhadap bahaya
Bentuk reaksi yang mengikut sertakan sistem syaraf
otonom
Reaksi yang nampak dapat flight atau fight
Kecemasan
Bentuk reaksi yang masih dapat diorganisir
Nilai realitasnya masih baik
Subjek masih dapat memisahkan penderitaannya dg
fantasi subjektivitas dan realitas dunia luar
Anxiety Disorder
Dalam kehidupan sehari-hari siapa saja dapat
mengalami kecemasan
Tanda-tandanya
Ketegangan fisiologis
Emosional
Ketakutan
Yang ditandai denmgan suatu sebab khusus-
peristiwa
Anxiety Disorder
Pengolongan gangguan cemas:
Anxiety state
Panic attack
Generalized anxiety
Phobic disorder
Simple/Object phobia
Situational phobia
Socia phobia
Obsessive-compulsive disorder
Obsessive reaction
Compulsive reaction
Anxiety disorder
- Pengolongan gangguan cemas
PTSD – Post traumatic stress disorder
Separation anxiety
Anxiety Disorder
Macam
Sterss related adjustmen disorder/PTSD
PANIC ATTACK
Perasaan takut yang kuat-hebat ada doronag untuk
bunuh diri
Suatu reaksi yang tiba-tiba dan menyeluruh sifatnya
tanpa dapat diantisipasi
Diiringi dengan gejala fisik
Jantung berdetak keras
Dada sesak
Bernafas sulit
pusing
Anxiety disorder
Ada tiga macam reaksi panik
Situationally bound
Unexpected
Situationally predisposed
Macamnya :
Simple/object phobia
Ketakutan terhadap objek tertentu
Sifatnya tunggal dan khusus anjing, binatang kecil
Anxiety Disorder
Situational phobia
Ketakutan pada situasi umum (Agoraphobia)
Sifatnya jauh lebih mengganggu takut tempat
terbuka
Social phobia
Jarang terjadi
Takut tampil;, merasa perpenampilan bodoh waktu
berbicara, menulis dan makan
Anxiety Disorder
Obsessive-Compulsive
Cara individu untuk mengontrol kecemasan dengan
intelektualisasi dan ritual
Obsessive Compulsive Disorder
Obsessive reaction
Adanya ide, fikiran yang berulang
Bersifat ego distonik
Dimulai pada remaja dewasa awal
Obs. Seksual
Obs. Permusuhan
Compulsive reaction
Tingkahlaku berulang
Tampak bertujuan dan ditampilkan secara stereotype
Anxiety Disorder
Stress related adjustment disorder (PTSD)
Adanya tekanan yang menyebabkan ketakutan
karena kejadian traumatic
Disebabkan karena stresor dari luar
Perang, kecelakaan dan bencana alam
Acute stress reaction
Chronic post traumatic disorder
GANGGUAN CEMAS
95
HIPERAKTIVITAS AKSIS HPA
96
NEUROTRANSMITER PADA GANGGUAN CEMAS
97
Somatic symptom disorder and
related disorders) AND
DISSOCIATIVE DISORDER
Somatic symptom disorder
Hypochondriasis (illness anxiety
disorder)
Somatic symptom disorders
Conversion disorder
SOMATIC SYMPTOM disorder
lanjutan……
Motor conversion
Conversion convulsion
Astasia abasia
Writers cramp
Hysterical aphoni
Autonomic conversion
Pseudocyesis-Phantom pregnancy
Pain disorder-psychogenic disorder
Dissociative disorder
Dissociative amnesia
Dissoiciative fugue
Dissociative trance disorder
Dissociative identity disorder
SOMATIC SYMPTOM
DISORDER
Gangguan tipe somatoform merupakan bentuk
gangguan kecemasan yang tidak begitu jelas, karena
dimunculkan dalam bentuk keluhan fisik
Pada DSM III gangguan somatoform dibagi menjadi
dua
Melibatkan gejala-gejala fisik artinya tampak betul
gangguan fisiknya
Gangguan somatisasi/somatozation
Psychogenic pain
hypochondriasis
Somatic symptom disorders
Merupakan gangguan somatis yang dikeluhkan secara berulang-ulang dan
macam-macam keluhan yang membutuhkan perhatian medis
Secara medis tidak ada bukti
Adanya pikiran, perasaan dan perilaku eksesif yang berhubungan dengan
symptom somatic. Yang dintunjukan dengan:
1. pikiran-pikiran yg tidak tepat dan persisten ttg keseriusan symptom yg
dialaminya.
2. munculnya tingkat kecemasan yg tinggi tentang kesehatannya atau
simptomnya
3. menghabis banyak waktu dan tenaga untuk mrngkhawatirkan kesehatannya
atau symptom yg dialaminya.
Syarat utk bisa ditegakkan diagnosa ini adalah jika ganggung berlangsung
lebih dari 6 bulan.
Keluhannya simptom somatis/ somatic symptom yang menimbulkan distress.
Sakit kepala
Kelelahan
Sakit di dada
Perut
Saluran kencing
Somatic symptom lanjutan……..
Wanita lebih banyak daripada pria
Secara memikat dapat menunjukkan
keluhannya
Dapat menyakinkan dokternya
Faktor resiko terkena somatic
symptom.
Memiliki kepribadin neurotisisme (negative
affectivity), dan comorbid dengan gangguan
kecemasan dan depresi
Lebih banyak terjadi pada individu yang
memiliki tingkat pendidikan lebih rendah,
status social ekonomi bawah, dan banyak
mengalami tekanan kehidupan (stressful life
event).
Wanita, usia lebih tua.
PENENTUAN GANGGUAN
SOMATISASI (DSM IV)
Paling sedikit ada 4 gejala yang berbeda fungsinya
Sakit kepala, dada, punggung, gangguan dalam berjalan,
sakit pada waktu menstruasi
Ada dua gejala keluhan di sistem pencernaan
Mau muntah, mual, diare dan tidak tahan terhadap
makanan
Ada satu gejala gangguan seksual
Gangguan ereksi, menstruasi
Ada satu gejala pseudoneurologis
Histeria, paralisis, gangguan keseimbangan
Somatoform lanjutan …..
Psychogenic pain
Keluhan yang muncul biasanya pada punggung dan leher
Diiringi dengan/dicetuskan oleh perubahan yang
menyakinkan dalam hubungan antara sakitnya dengan
stres emosional
Ada kecenderungan menolak dan mengingkari sebab
psikologis
Individu biasanya tidak menyadario ada hubungan antara
sakitnya dengan stres emosional
Sulit ditritmen secara psikologis
ILNESS ANXIETY DISORDER
ILLNESS ANXIETY DISORDER
Keluhan hampir sama dengan psychogenic pain
Ada kecenderungan salah menafsirkan perasaan-perasaan dan sensasi tentang
fisiknya yang normal sebagai indikasi penyakit fisik ynag berat
Keluahannya pada setiap bagian tubuh biasanya pada perut dan jantung
Pasien selalu datang ke dokter, meskipun dokter tidak mampu melakukan
pengobatan
Prognosis jelek
Untuk sembuh sangat sulit karena ada negative style
Pasien dengan hipokhondri sangat pandai berperan sebagai orang sakit
dengan tujuan untuk :
Mendapatkan simpati
Mendapatkan perhatian
Diterima kegagalannya
CONVERSION DISORDER
Conversion disorder (functional neurological
symptom disorder)
Ada hubungan dengan konflik-konflik psikologis
Ketidakmampuan fisik tanpa bukti medis
Conversion
Sensory
Motor/autonomic system
Sensory conversion
Kesulitan/tidak mampu menerima, mengolah stimuli
sensosrik
Conversion lanjutan ……
Pada kulit mati rasa
Tactual anesthesia
Tidak mampu merasakan sentuhan
Glove anesthesia
Mati rasa pada jari-jari tangan dan pergelangan
Swimsuit anesthesia
Mati rasa pada daerah pantat dan selangkang
Hyperesthesia
Terlalu-sangat sensitif terhadap rangsang
Conversion lanjutan……
Motor conversion
Tidak mampu mengontrol konstraksi otot,
termor/seizure tanpa ada dasar fisik
Conversion convulsion
Gerakannya tidak teratur
Tidak menggigit lidah
Tidak lepas kontrol
Jarang menyakiti diri
Jatuh pada tempat yang aman
Conversion lanjutan ……
Conversion convulsion
Astasia abasia
Tidak dapat jalan
Jika jalan membutuhkan pegangan
Writers cramp
Kelumpuhan pada saat menulis
Berhubungan dengan pekerjaan
Hysterical aphoni
Tidak mampu berbicara keras
Suaranya berbisik
Conversion lanjutan …..
Autonomic Conversion
Pengaruhnya pada pencernaan makanan
Sistem pembuangan
Reproduksi
Pseudocyesis/Phantom pregnancy
Wanita berhenti menstruasi
Perut dan buah dada membesar
Mual di pagi hari (seperti mengandung)
DISSOCIATIVE DISORDER
Individu merasa terpisah dari dirinya maupun
lingkungan sekitarnya
Individu merasa bermimpi
Merasa hidup dalam gerakan yang lamban
Terjadi setelah mengalami kejadian yang penuh
dengan stres-mengalami kecelakaan
Ketika mengalami kelelahan yang sangat
Dibawah tekanan psikis-mental-fisik
Peristiwa yang sangat menakutkan
Dissociative disorder lanjutan……
Ada dua macam pengalaman yang dapat
dibadi menjadi dua tipe :
Depersonalization
Ada persepsi yang secara temporer bahwa dirinya
merasa lepas dengan realita
Derealization
Perasaan hubungan dengan dunia luar hilang
Dissociative Disorder lanjutan…..
Dissociative Amnesia
Individu tidak ingat samasekali
tentang dirinya (generalized
amnesia)
Gagal untuk mengingat
kejadian yang spesifik
(traumatis) localized-
selective amnesia
Dissociative Fugue
(Fugue=flight)
Tidak dapat mengingat kembali atas
kejadian yang spesifik
Tidak dapat mengingat bagaimana dan
mengapa dia ada di tempat tersebut
Menggunakan identitas baru sebab
bingung dengan identitas dirinya
DissociativeTrance Disorder
across culture
Trance or possession
Tiba-tiba berubah kepribadiannya karena
kerasukan
Biasa terjadi pada wanita
Karena trauma-stres
Dissociative Identity Disorder (DID)
Mengadopsi 100 identitas baru
Termasuk perilaku, nada suara, gerakan
anggauta tubuh
DEPRESSIVE
DISORDERS
DEPRESSIVE DISORDER
Gangguan ini berpusat pada emosi bukan
pada pikiran
Dapat dibagi menjadi dua :
Unipolar depression
Bipolar disorder
Disruptive mood dysregulation
disorder
Kriteria diagnostic:
Adanya ledakan temper trantum baik secara verbal
(memaki) maupun perilaku (merusak/agresif).
Ledakan temper ini tidak sesuai dgn tingkat
perkembangan psikologis anak
Temper terjadi minimal tiga atau lebih tiap
minggunya.
Suasana hati antara tiap temper ditunjukkan dengan
rasa marah dan iritabilitas.
Kemunculan ledakan temper tantrum terjadi minimal selama
12 bulan atau lebih.
Selama 12 bulan tersebut, masa tenang dari ledakan temper
tersebut tidak boleh lebih dari 3 bulan.
Ledakan temper di atas harus muncul dalam 2 dari 3 seting
yaitu seting sekolah, seting rumah, dan seting di kelompok
teman sebaya.
Penegakan diagnosis tdk boleh dibuat untuk pertama kalinya
sebelum usia 6 tahun, atau setelah usia 18 tahun.
Onset gangguan ini biasanya muncul sebelum usia 10 tahun,
di atas usia 6 tahun.
Prevalensi
Lebih banyak terjadi pada anak laki-laki, usia
sekolah.
Tingkat prevalensi tidak pasti, berkisar Antara
2% - 5%.
Risk factor
Anak yang memiliki chronic irritability
(temperamen iritabilitas kronis).
Adanya faktor hereditas. Mis anak dari orang
tua yang mengalami gangguan bipolar
disorder
MAJOR DEPRESSIVE DISORDER
MAJOR DEPRESSIVE disorder ditandai dengan
minimal 5 gejala di bawah ini atau lebih terjadi
selama paling sedikit 2 minggu:
Mengalami suasana hati yang depressif disepanjang hari
dan terjadi hampir setiap hari,
Kehilangan minat/ketertarikan terhadap aktivitas yg
sebelumnya dia senangi.
Sulit tidur atau menjadi banyak tidur (hypersomnia)
Berat badan menurun atau naik, kehilangan nafsu makan
Agitasi motorik
Kesulitan mengontrol gerakan
Retardasi psikomotorik
Pikiran-pikiran ttg kematian, Ide-ide bunuh, atau
percobaan bunuh diri
Munculnya perasaan bersalah yang tidak tepat dan
perasaan tidak berharga yang berlebihan.
Kesulitan untuk berpikir, konsentrasi dan mengambil
keputusan.
Fatigue, kelelahan, atau kehilangan energi tubuh.
World
NEGATIVE
FUTURE COGNITION
SELF
PERSISTENT DEPRESSIVE
DISORDER (DYSTHYMIA)
KRITERI DIAGNOSTIK:
Mengalami suasana hati depresif sepanjang hari atau hamper
setiap hari selama masa minimal 2 tahun.
Dua atau lebih gejala dibawah ini harus dialami yaitu:
Nafsu makan rendah atau banyak makan
Insomnia atau hypersomnia
Fatigue atau low energy
Low self-esteem
Konsentrasi yg rendah atau sulit membuat keputusan
Perasaan kehilangan harapan (hopelessness).
BIPOLAR DISORDER
Ada 2 tipe utama gangguan bipolar yaitu
bipolar tipe 1 dan bipolar tipe 2.
Ada perbedaan antara depresi bipolar tipe
I dan tipe II, yaitu pada bipolar tipe II
hanya mengalami episode hipomanik dan
episode depresif, dan tidak pernah sama
sekali mengalami episode manik atau
campuran.
BIPOLAR DISORDER
Sedangkan pada depresi bipolar tipe I,
semua episode muncul dan dialami dari
episode manik, hipomanik, depresif dan
campuran.
Pada depresi bipolar tipe I dibagi lagi
menurut episode yang mendominasinya,
sehingga ada depresi bipolar tipe I dengan
dominasi episode manik, hipomanik,
campuran dan depresif.
EPISODE MANIK
Kriteria untuk Episode Manik:
Adanya periode yang nyata akan munculnya
abnormalitas dan secara persisten memunculkan
suasana hati yang meninggi, melebar dan
sensitif, paling sedikit dalam 1 minggu.
Selama periode gangguan suasana hati tersebut,
tiga atau lebih simptom di bawah ini muncul
secara terus-menrus dan hadir pada tingkat yang
signifikan, simptom tersebut yaitu :
EPISODE MANIK
Adanya harga-diri yang meningkat atau grandiositas
(merasa lebih hebat dari orang lain).
Menurunnya kebutuhan untuk tidur (merasa sudah fit
setelah hanya 3 jam tidur).
Lebih banyak bicara dari biasanya (more talkative)
atau adanya dorongan untuk terus berbicara (pressure
to keep talking).
Adanya flight of ideas atau pengalaman subjektif
bahwa pikirannya seperti berlomba-lomba (thougths
racing).
EPISODE MANIK
Perhatiannya mudah teralihkan oleh stimuli yang tidak
penting atau tidak relevan (distractibility).
Peningkatan dalam aktivitas bertujuan seperti gila
kerja, sosialisasi atau aktivitas seksual.
Keterlibatan berlebihan dalam aktivitas mencari
kenikmatan yang memiliki potensi tinggi
memunculkan konsekuensi negatif/menyakitkan
(seperti belanja berlebihan, aktivitas seks berlebihan,
berkendara dengan kecepatan tinggi, atau investasi
bisnis yang ceroboh).
EPISODE HIPOMANIK
Kriteria untuk Episode Hipomanik:
Adanya periode yang nyata akan munculnya
abnormalitas dan secara persisten
memunculkan suasana hati yang meninggi,
melebar dan sensitif, paling sedikit selama 4
hari, yang secara nyata berbeda dari suasana
hati yang non-depresif.
EPISODE HIPOMANIK
Selama periode gangguan suasana hati
tersebut, tiga atau lebih simptom di bawah ini
muncul secara terus-menrus dan hadir pada
tingkat yang sedang, simptom tersebut yaitu :
Adanya harga-diri yang meningkat atau grandiositas
(merasa lebih hebat dari orang lain).
Menurunnya kebutuhan untuk tidur (merasa sudah fit
setelah hanya 3 jam tidur).
Lebih banyak bicara dari biasanya (more talkative)
atau adanya dorongan untuk terus berbicara (pressure
to keep talking).
EPISODE HIPOMANIK
Adanya flight of ideas atau pengalaman subjektif
bahwa pikirannya seperti berlomba-lomba (thougths
racing).
Perhatiannya mudah teralihkan oleh stimuli yang tidak
penting atau tidak relevan (distractibility).
Peningkatan dalam aktivitas bertujuan seperti gila
kerja, sosialisasi atau aktivitas seksual.
Keterlibatan berlebihan dalam aktivitas mencari
kenikmatan yang memiliki potensi tinggi
memunculkan konsekuensi negatif/menyakitkan
(seperti belanja berlebihan, aktivitas seks berlebihan,
berkendara dengan kecepatan tinggi, atau investasi
bisnis yang ceroboh).
GEJALA-GEJALA DEPRESI
AFEK KOGNITIF FISIK
Sedih Rendah diri Gangguan tidur
Apatis Konsentrasi Gangguan nafsu
Anhedonia makan
Ragu-ragu
Tak bertenaga Gangguan seksual
Iritabilitas
Tak bersemangat Aktivitas
Rasa bersalah
Perubahan BB
Ide bunuh diri
144
STRES MENETAP
NE MEDIAL FOREBRAIN
ANERGIA, ANHEDONIA
LIBIDO
LEARNED HELPLESSNESS
145
INESCAPABLE STRESS
(KRONIK)
KORTISOL MENINGKAT
NOREPINEFRIN
SEROTONIN
DOPAMIN
GABA
TAK BERDAYA
TAK ADA HARAPAN
APATIS
146
Regio Otak yang Mengalami
Disfungsi pada Depresi
147
GANGGUAN MOOD BIPOLAR
148
ASETILKOLIN
DEPRESI MANIA
Retardasi
psikomotor Hiperaktivitas Motorik
Energik
Letargi, Gg. Tidur Tidak Butuh Tidur
Learned Percaya Diri
Helplessness
149
SISTEM DOPAMIN
SUBSTANSIA
PROLAKTIN MESOLIMBIK MESOKORTEK
NIGRA
MANIA/DEPRESI 150
FUNGSI OTAK
151
Gangguan Prefrontal
PADA SKIZOFRENIA PADA BIPOLAR
SIMPTOM NEGATIF EPISODE DEPRESI
1. APATI 1. TIDAK BERTENAGA
2. AFEK TUMPUL 2. RASA SEDIH
152
3. MISKIN IDE & PEMBICARAAN 3. KOGNITIF DAN KONSENTARSI
DISFUNGSI SISTEM LIMBIK
PADA SKIZOFRENIA PADA GG. BIPOLAR
SIMPTOM POSITIF GANGGUAN EMOSI DAN
PERILAKU
WAHAM
HALUSINASI
GEJALA YANG SAMA DAPAT DITEMUKAN PADA SKIZOFRENIA DAN BIPOLAR
153
SIMTEM LIMBIK TERLIBAT PADA KEDUANYA
SIMPULAN
Paling sedikit dua gejala dan harus selalu ada dan jelas
Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja
Arus pikiran yang terputus inkoherensi, neogolisme
Perilaku katatonik, gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu,
negativisme, mutisme dan stupor
Gejala-gejala negatif sikap apatis, jarang bicara, respon
emosional yang menumpul
Gejala-gejala tersebut telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih
Hilangnya minat, hidup tak bertujuan.
5 Kategori Schizoprenia
Schizoprenia Paranoid
Schizoprenia Katatonik
Schizoprenia Hebeprenik
Schizoprenia Residual
Schizoprenia Undifference
Schizophrenia lanjutan ……
Diskripsi dari Connoly 1849
Tanpa sebab menjadi sedih-gembira
Lamban-pasif dan apatis
Diskripsi dari Morel
Sama dengan demintia praecox
Dementia
Secara progresif kemampuan mentalnya berkurang-
hilang
Schizophrenia lanjutan ……
Diskripsi dari Kraeplin 1896
Menggunakan paradigma biologis
Hukum-hukum genetis
Dementia parecox = hebeprenic dan katatonik
Diskripsi Bleuler 1930
Menggunakan pradigma psikososial
Schizo = split
Phrenum = mind
Symptom primer schizophrenia
Gangguan dalam Assosiasi
Gangguan Affect
Ambivalence
Autism
Kesukaran berfikir
Fantasi dan withdrawl
Ciri-ciri dasar Schizophrenia
Dysfunction dalam :
Behavior
Perception
Affective
Cognitive
Verbal
General Dysfunction
Schizophrenia
Symbolism
Ada pola hubungan dalam berbicara, berfikir dan perilaku
Warna tertentu simbol
Sensitivity
Meliputi stimulasi sensorik dan emosional
Social withdrawl
Loss of ego boundares
Orang lain dapat membaca fikiran dirinya atau sebaliknya
Ekstrim fusi dengan benda mati radio-televisi
General dysfunction lanjutan….
Variability
Tingkahlakunya tidak dapat diduga
Behavioral dysfunction
Berlebih-kurang
Antara orang yang satu dengan yang lain tidak sama
4 jenis dari fikiran yang berbeda pula
Psychotic mannerism
Gerakan-gerakan aneh
Behavioral dysfunction
Echopraxia
Perilaku meniru tingkahlaku orang lain
Stereotype
Mengulang-ulang perilaku
Typical slovenly appearance
Tidak mau mandi-kebersihan sangat kurang
Cognitive dysfunction
Delusion
Delusion of influence
Orang lain mempengaruhi
Delusion of grandeur
Delusion of presecution
Delusion of reference
Delusion of bodily change
Delusion of nihilsm
Dysfuntion of thinking
Affective dysfunction
Emosi yang berubah-ubah
Respon emosional kurang/tidak tetap
Perasaan datar
Verbal dysfunction
Mutism diam dalam beberapa hari
Incoherent
Neologism menciptakan kata-kata baru yang tidak ada
dalam bahasa normal
Verbigeration ketidakmampuan mengulang kata-kata
CIRI-CIRI UMUM SCHIZOPHRENIA
Mempunyai ciri-ciri psikotik tertentu selama
aktif gangguannya
Adanya gejala yang khas
Menurunnya taraf kemampuan fungsional
sebelumnya
Terjadi sebelum umur 45 tahun
Sekurang-kurangnya terjadi selama 6 bulan
Fase-fase schizophrenia
Fase prodromal
Social withdrawl
Tingkahlaku aneh
Kemunduran kesehatan
Ada masalah dalam komunikasi
Reaksi emosi yang tidak tetap
Fase-fase schizophrenia lanjutan…
Fase aktif
Ada disfungsi secara umum dan spesifik dan
kelihatan nyata
Fase residual
Gejala tampak lagi seperti fase prodromal
Tipe schizophrenia
Paranoid
Hebefrenik
Katatonik
Tak terinci
Depresi pasca schizophrenik
Residual
Simpleks
Lainnya
Yang tidak tergolongkan
Tipe schizophrenia lanjutan ….
Paranoid
Memiliki kriteria umum diagnosis schizophrenia
Adanya halusinasi dan delusi yang menonjol
Dengar-pembauan/pengecapan
Waham berupa hampir semua jenis
Merasa dikontrol
Dipengaruhi
Dikejar-kejar
Tipe schizophrenia lanjutan….
Hebeprenik
Memenuhi kriteria umum diagnosis schizophrenia
Terjadi pada usia remaja atau dewasa awal mulai 15 th-25
tahun
Untuk menyakinkan perlu pengamatan kontinyu selama 2-
3 bulan
Menyendiri, mannerism, hampa tujuan dan perasan
Perasaan dangkal, tidak wajar, cekikikan, senyum sendiri,
menyeringai, mengibul secara bersenda gurau, inkoheren
Tipe schizophrenia lanjutan …
Tipe katatonik
Memenuhi kriteria umum schizophrenia
Stupor
Gaduh gelisah
Menampilkan posisi tubuh tertentu
Negativisme
Rigiditas mempertahankan posisi tubuh
Afeksi dan psikomotor rusak berat
Tipe schizophrenia lanjutan….
Depresi pasca schizophrenia
Pasien telah menderita schizophrenia selama 12 bulan
terakhir
Gejala schizo masih ada tetapi tidak menonjol
Gejala depresi ,menonjol dan mengganggu
Schizophrenia residual
Gejala negatif schizo menonjol
Withdrawl, eksentrik, emosi tumpul
Melampaui kurun waktu satu tahun
Skizofrenia
187
Etiologi Skizofrenia
Etiologi pasti skizofrenia masih belum
ditemukan.
Faktor:
Genetik
Kejadian prenatal atau perinatal, misalnya
hipoksia, infeksi virus prenatal, penyalahgunaan
zat oleh ibu hamil, trauma kepala ketika
persalinan dll.
188
Abnormalitas struktur otak Pada
skizofrenia
Studi otak (autopsi):
beberapa struktur otak mengalami abnormalitas
189
REGIO OTAK TERLIBAT PADA
SKIZOFRENIA
GANGGUAN LOB. TEMPORALALIS DIKAITKAN DENGAN:
1. WAHAM
2. HALUSINASI
3. TIDAK MENGENAL OBJEK/ WAJAH
190
LOBUS TEMPORAL
191
LOBUS FRONTALIS PADA SKIZOFRENIA
HIPOAKTIVITAS LOBUS FRONTAL
192
LOBUS FRONTALIS
193
SISTEM LIMBIK PADA SKIZOFRENIA
Terdiri dari:
Hipokampus
Amigdale
Talamus
Girus singulat
194
HIPOKAMPUS
195
AMIGDALA
196
GIRUS SINGULAT
197
TALAMUS
198
PELEBARAN VENTRIKEL
199
NEUROTRANSMITER PADA SKIZOFRENIA
Dopamin
Serotonin
Norepinefrin
Asetilkolin
Glutamat
200
PERSONALITY DISORDER
Cluster A : Eccentric/Odd
Paranoid
Schizoid
Schizotypal
Cluster B : Dramatic/Erratic
Histrionic
Borderline
Narcisstic
Antisocial
Cluster C : Anxious/Fearful
Obsessive-Compulsive
Avoidant
Dependent
Personality Disorder
(Gangguan Kepribadian)
Ditentukan oleh kemampuan individu dalam
menyesuaikan diri dengan :
Peraturan masyarakat
Harapan-tuntutan masyarakat
Gangguan kepribadian bukan karena stres
akan tetapi bermula dari perkembangan yang
tidak masak dan gangguan penyesuain diri
Gangguan keribadian lanjutan….
Ciri klinis gangguan kepribadian
Hubungan pribadi yang retak
Gangguan ini berlangsung lama mengganggu
orang lain, polanya menetap dan berjangka waktu
lama
Mempunyai dampak negatif terhadap diri dan
berhubungan dengan
Kecanduan
merusak
Gangguan kepribadian lanjutan ….
Ciri klinis ….
Ada pola-pola khusus seperti keras kepala, curiga
dan tertutup
Memberi kesan ingin periksa pada ahli akan
tetapi tidak ingin sembuh
Merasa normal
Gangguan kepribadian
Beberapa dari kondisi dan pola perilaku
berkembang sejak dini dari masa
pertumbuhan dan perkembangan diri sebagai
hasil interaksi faktor konstitusi dan
pengalaman hidup
Penegakan diagnostik
Kodisi yang tidak berhubungan langsung dengan
kerusakan/penyakit otak berat atau gangguan jiwa
lain
Disharmon sikap dan perilaku yang cukup berat
Afek, kesiagaan, pengendalian impuls, cara
memandang dan berfikir gya berhubungan dengan
orang lain
Pola perilaku berlangsung lama
Gangguan bersifat pervasif/mendalam
Muncul pada masa kanak-kanak sampai dewasa
Diagnostik lanjutan ……
Menyebabkan penderitaan pribadi tetapibaru
menjadi nyata setelah perjalanan yang lanjut
Gangguan ini biasanya tatapi tidak selalu
berkaitan secara bermakna dengan masalah-
masalah pekerjaan dan kinerja sosial
ClusterA:
Eccentric/Odd
Paranoid
Schizoid
Schizotypal
Paranoid Personality
Mempunyai ciri pribadi yang kaku, curiga
yang berulang, cemburu dan iri
Hypersensitive, mudah marah, cenderung
menyalahkan orang lain, menyimpan dendam
Kesepian dalam persahabatan
Rasa humornya rendah
Schizoid Personality
Social withdrawal
Suka aktivitas yang menyendiri
Tidak ada keinginan untuk memiliki teman dekat
atau menikmati pertemanan
Diam dan tak ramah
Sedikit atau tidak ada sama sekali ketertarikan
seksual.
Sulit mengekspresikan kemarahan, emosi datar,
dingin, dan menjauh
Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan
sosial yang berlaku
Schizotypal Personality
Kadang menunjukkan ciri seperti simpel
schizophrenia
Merasa dapat tembus pandang.
Komunikasi dan cara berfikir yang aneh.
Adanya keyakinan yang aneh atau pemikiran magis
yang mempengaruhi perilakunya. Seperti percaya
akan nomer 13.
Cara berpakaian dan berpenampilan yang aneh.
Sedikit teman, dan menunjukkan adanya kecemasan
sosial yang berlebihan.
ClusterC:
Anxious/Fearful
Obsessive-Compulsive
Avoidant
Dependent
Avoidance Personality
Menghindari penolakan dan penghinaan orang
lain, sehingga malas berhubungan dengan
orang lain
Merasa sendirian, rendah diri dan distress
serta hubungan dengan orang lain negatif
Kriteria diagnosis yaitu perpaduan dari dua
kategori schizoid dan dependent
Dependent Personality
Ada ketergantungan yang ekstrem
Ada kegelisahan
Perilaku nampak normal jika tidak dituntut
untuk melakukan sendirian
Obsessive compulsive personality
Ada perhatian yang berlebihan terhadap aturan,
perintah, detail-detail, jadwal dan efisiensi
Perilakunya hati-hati, patuh, rigid, keras kepala
dan kaku.
Adanya perfeksionisme yang berlebihan sehingga
mengambat penyelesaian tugas.
Ada pikiran-pikiran yang selalu muncul dan
diwujudkan dalam tindakan dan individu tidak
dapat mengontrol.
Cluster B :
Dramatic/Erratic
Histrionic
Borderline
Narcisstic
Antisocial
Histrionic Personality
Ciri khususnya tidak masak secara emosional
Ada perasaan tidak nyaman jika tidak menjadi pusat
perhatian.
Selalu berusaha mencari perhatian secara berlebihan
(attention seeking).
Perubahan suasana hati/emosi yang cepat dan ekspresi
emosi yang dangkal.
Menggunakan penampilan fisik untuk menjadi daya
tarik pusat perhatian.
Suka menggunakan daya tarik seksual untuk
memperoleh perhatian.
Self-dramatization, theatricality.
Mudah dipengaruhi (high suggestibility).
Narcistic personality
Perasaan grandiosity
Merasa dirinya paling segalanya
Melihat orang lain rendah
Tetapi semua keunggulan yang dibanggakan
pada kenyataanya tidak nyata hanya delusi.
Borderline personality
Adanya usaha yang berlebihan untuk mengindari
penolakan baik hanya beruopa imagenasi atau pun
nyata.
Adanya pola yang tidak stabil dalam hubungan
interpersonal, dikarakteristikan dengan mengidolakan
seseorang dan lain waktu menjatuhkan orang tersebut.
Gangguan identitas-self image yang tidak stabil.
Adanya perilaku impulsif setidaknya di dua wilayah yaitu
: membelanjakan uang, seks, penyalahgunaan napza dan
berkendara secara ceroboh/ngebut.
Adanya ketidakstabilan emosional.
Kesulitan mengontrol rasa marah.
Perasaan hampa yang kronis dan adanya perilaku/ ide
bunuh diri
SEXUAL DYSFUNCTIONS
AND DISORDER
Apa perbedaan antara SEXUAL DISORDER
dgn SEXUAL DISFUNCTION?
JAWABANNYA……………………………
………..???
SEXUAL DYSFUNCTIONS
AND DISORDER
Disfungsi seksual
Disfungsi menunjukkan tingkat kesulitan
yang menggambarkan :
Kelemahan dan ketidakmampuan dalam
memperoleh kepuasan seksual.
Sexual disorder: adanya pola atau cara pemuasan
seksual yang menyimpang. Melalui 1) benda mati,
2) anak-anak, dan 3) melalui menyiksa atau disiksa
untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Fase respon seksual
Sexual Desire (hasrat) : terdiri dari adanya
fantasi tentang aktivitas seksual dan hasrat
untuk aktivitas seksual.
Sexual Arousal (pembangkitan): pada fase
ini merasakan kenikmatan seksual subyektif,
ditandai dengan ereksi, lubrikasi, penetrasi
dan sentuhan seksual.
Fase Respon Seksual
Orgasm : fase puncak kepuasan
seksual.
Resolution : fase relaksasi,
dimana otot mulai relaks dan
keadaan psikofisiologis kembali
normal.
Fase sexual desire
Hypoaktif sexual disorder:
Dicirikan dengan adanya kondisi yang
persisten atau berulang kekurangan
fantasi seksual atau hasrat untuk
berhubungan seksual. Individu seringkali
tidak tertarik/tidak memiliki hasrat seks,
dan tidak pernah menikmati fantasi
seksual.Hal ini mengakibatkan fungsi
seksual individu menjadi terhambat.
Sexual aversion disorder:
Individu dengan gangguan ini mengalami
ketidaknyamanan ekstrim untuk hub seksual
atau menghindari kontak genital dengan
patnernya. Termasuk kissing, hugging. Reaksi
yang muncul adalah muncul kecemasan hingga
serangan panik. Individu ini mungkin tertarik
dalam seksual, dan menikmati fantasi seksual,
tetapi menolak/menghindari hubungan seksual
lebih lanjut, hingga menimbulkan distres.
Fase Sexual arousal disorders
A. Female sexual arousal disorder:
Gangguan ini dintandai dengan adanya
pengalaman/kondisi yang persisten dan
berulang dari ketidakmampuan mencapai atau
mempertahankan lubrikasi genital yang adekuat
selama aktivitas hubungan seksual. Hal ini
kemudian menghambat aktivitas seksual
tersebut dan menimbulkan distres.
Fase Sexual arousal
B. Male erectile disorder
Sering dikenal sebagai impotensi.
Ketidakmampuan laki-laki untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi yang adekuat sehingga
gagal menyelesaikan sexual intercouse. Hal ini
kemudian menghambat hub seksual yang
memuaskan dan menimbulkan distres.
Gangguan primer
Tidak pernah sama sekali dapat ereksi
Gangguan sekunder
Sebelumnya dapat ereksi akan tetapisekarang tidak dapat ereksi
Fase Orgasmic
A. Female orgasmic disorder
Ditandai dengan ketidakmampuan wanita mencapai,
atau tidak pernah orgasme dalam fase hubungan
seksual yang normal.
Primer
1. Fetishism
Pusat minat dan perhatian pada objek benda mati
Pakaian dalam wanita, sepatu, tas, rambut, BH
Barang tersebut digunakan pada waktu masturbasi
2. Transvestism
Kepuasan diperoleh dengan memakai pakaian
curian lawan jenisnya dan sebagaian besar
diderita laki-laki
Sexual lanjutan ….
3. Transexualism
Pada DSM III disebut Gender Dysphoria Syndrome
Menggunakan pakaian kepunyaan jenis kelamin lawan
(priai/wanita). Meskipun untuktidak mencari kepuasan
seksual
4. Incest
Aktivitas seksual antara dua individu yang masih
mempunyai hubungan keluarga dekat atau ada hubungan
darah (ayah-anak wanitanya)
Sexual lanjutan ….
5. Pedophilia
Aktivitas seksual dengan anak-anak
Dapat dengan sodomi, fellatio, coitus
Orang alkoholik, mental defective dan inadequate
Disordered choice of method of
gratification
Exhibitionism
Memamerkan organ genitalnya kepada wanita/anak-anak
yang asing bagi dirinya
Kepuasan akan meningkat sesuai dengan keterkejutan
sasaran
Vayeurism
Kepuasan seks diperoleh dengan jalan mengintip orang
lain dalam kondisi tanpa busana atau ketika sedang mandi
atau sedang melakukan hubungan seks
Semakin besar tantangan untuk dapat mengintip semakin
puas
Gratification lanjutan……
Masochism dan sadism
Merasa puas jika disakiti
Merasa puas jika menyakiti
Rapist/Perkosaan
Kepuasan terjadi jika mampu melakukan hal-hal yang
mungkin sangat memberi manfaat
Ada tiga bentuk-alasan pemerkosaan
Power rapist dengan bentuk mengancam memanfaatkan
kelemahan korban
Anger rapist pelampiasan kemarahan pada wanita
Sadistic rapist
FROTTEURISME
Frottage
Bentuk masturbasi dengan jalan menggesekkan
alat kelaminnya pada orang lain (wanita)
Seorang frottour
Orang yang mempunyai dorongan dan fantasi
seksual yang dalam dan berulang dengan jalan
menggesekkan alat kelaminnya pada orang lain
dan orang ini masih asing bagi dirinya
Frotteurisme…..
Ketika menggesekkan sambil berfantasi
melakukan hubungan intim
Supaya tidak tertangkap basah, frottour
melakukan dengan cepat dan siap lari
Biasanya dilakukan di tempat yang
berdesakan bis kota, bis antar propinsi,
kereta api
Di dapat dari pengalaman masa lalu dan
mendapatkan penguat
PERILAKU ANTI SOSIAL
DAN AGRESIF
Perilaku anti sosial mencakup tindakan :
Tindakan agresif
Ancaman verbal
Perkelahian
Pengrusakan
Pencurian
Vandalism
Kebohongan
Kabur dari rumah
Pembunuhan
Perilaku anti sosial
Istilah perilaku anti sosial
Acting out
Conduct disorder
Disruptive
Delinquency
Gangguan perilaku
Melanggar hak orang lain
Melanggar norma sosial
Perilaku anti sosial
Dua subtipe gangguan perilaku
Tipe kelompok :
Tindakan kelompok-bersama-sama
Masalahnya hampior sama
Loyal terhadap seseorang
Agresi fisik
Tipe dilakukan sendiri
Agresi secara verbal-fisik
Dilakukan sendirian
Lingkungan menolak dirinya
Perilaku agresi
Secara umum :
Membahayakan
Menyakiti
Melukai orang lain mengandung maksud
untuk melukai orang lain
Teori yang melatar belakangi
Psikoanalisa
Dorongan atau naluri dasar
Dorongan agresif yang diekspresikan lewat perilaku agresif
Hipotesis frustrasi agresif
Reaksi terhadap rasa frustrasi
Teori belajar
Agresi sebagai perilaku yang dipelajari
Diperoleh melalui reinfrocement
Mekanisme kondisioning
Teori belajar sosial
Hasil mengamati perilaku agresi orang lain ditiru
Disorder of Self Control
Kleptomania
Individu mengambil sesuatu di toko-mall, rumah
dikerenakan gangguan kontrol diri
Ciri-ciri :
Ada keinginan yang besaruntuk mencuri.
Tingkahlaku mencuri didasari motivasi untuk melepaskan
ketegangan
Yang dicuri makanan, pakaian, perhiasan, kosmetik, rekaman,
mainan, pena dan kertas sampai uang
Tingkahlaku terjadi karena kecemburuan dan untuk menarik
perhatian
Disorder of self control
Gambling : judi patologis.
Pyromania : mania terhadap api, sehingga ingin
membakar benda apa saja yang ada didekatnya.
Sexual impulsivity: ketidakmampuan
mengendalikan dorongan seksual, sehingga
menyebabkan individu suka berganti-ganti pasangan
atau kecanduan kegiatan prostitusi.
Trichotillomania: gangguan yang dintujukkan
dengan aktivitas tak terkontrol memunter-muter
rambutnya hingga rontok.
Eating Disorder
Anorexia nervosa : Gangguan makan yang ditandai
dengan puas secara ekstrim karena menginginkan
tubuh yang ideal. Tetapi ditunjukkan adanya
perpsepsi yang terdistorsi tentang tubuh yang ideal
tersebut. Sehingga individu kehilangan berat badan
secara ekstrim dan terhentinya menstruasi.
Bulimia nervosa : Gangguan makan yang
ditunjukkan dengan kegiatan makan berlebihan
(binge eating), lalu kemudian makanan tersebut
langsung dimuntahkan dengan menggunakan
berbagai cara, obat pencahar atau sengaja
memuntahkannya.
Rumination disorder
Terjadi pada bayi, anak dan remaja
Dengan cara memamah (ngemut, nggayemi)
Biasa terjadi pada retardasi mental
Karena masalah biologis dan psikologis
Pica
Individu makan cat, paster, rambut dan kain
Pada individu yang lebih tua makan pasir,
serangga, daun dan bedak
Sleep Disorder
Dyssomnia : Gangguan yang ditandai dengan
kekurangan alam jumlah, kualitas atau waktu tidur.
Primary Insomnia : Gangguan yang ditandai dengan
kesulitan kronis dengan tidur, yaitu sulit untuk tertidur,
frekuensi bangun, atau bisa tidur sepanjang malam tetapi
merasa tidak nyenyak.
Primary Hypersomnia : gangguan yang
ditandai dengan kebutuhan yang berlebihan untuk
tidur, frekuensi menguap berlebihan, mencuri-curi
waktu utk tidur, dan kesulitan utk bangun dari tidur.
Sleep Disorder
Circadian rhythm sleep disorder:
gangguan tidur dan jaga yang disebabakn oleh
kekacauan siklus tidur-jaga diakibatkan oleh jeta lag
atau rotasi waktu kerja (shift).
Breathing-related sleep disorder:
gangguan yang ditandai dengan rasa kantuk
sepanjang hari diakibatkan oleh frekuensi terbangun
dari tidur akibat adanya gangguan bernafas, seperti
nafas tersedak, sulit bernafas atau nafas tiba-tiba
terhenti.
Parasomnia
Nightmare disorder : mimpi buruk yang
menyebabkan individu tdk bisa tdr
nyenyak.
Sleep terror disorder: tiba-tiba terbangun,
dgn rasa tkut tdk tahu sebabnya pasti.
Sleepwalking disorder/SOMNABULISME
: tidur sambil berjalan.
Narcoeplsy : serangan kantuk yg
datang tiba-tiba tanp abisa
dihentikan, biasanya individu tertidut
pulas selama 10 – 20 menit.
GANGGUAN-
GANGGUAN YANG
TERJADI PADA MASA
ANAK
AUTISME
AUTISME : merupkan gangguan perkembangan
pervasif yang menghambat seluruh fungsi anak.
Autisme pertama kali ditemukan oleh Kanner
pada tahun 1943. Secara khas gangguan yang
termasuk dalam kategori ini ditandai dengan
distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar
majemuk yang meliputi perkembangan
keterampilan sosial dan berbahasa, seperti
perhatian, persepsi, daya nilai terhadap realitas,
dan gerakan-gerakan motorik.
AUTISME
Menurut hasil penelitian, tingkat
prevalensi dari autisme ini diperkirakan 4
sampai 5 per 10.000 anak akan
mengalami gangguan autism. Beberapa
penelitian yang mengunakan definisi lebih
luas dari autism memperkirakan 10
sampai 11 dari 10.000 anak mengalami
gangguan autism (Dawson & Castelloe,
1985; Safaria, 2005).
Kriteria diagnostik
Timbul sebelum usia 30 bulan.
Secara pervasif (menyeluruh dan meresap dalam)
kurang responsif terhadap orang lain sehingga
mengakibatkan kegagalan membina perilaku melekat
dengan orang lain.
Gangguan yang sangat berat dalam kemampuan
perkembangan berbahasa.
Apabila dapat berbicara, pola bicaranya sangat aneh,
misalnya terdapat ekolalia yang langsung atau
tertunda, bahasa metaforik atau memutarbalikan
penggunaan kata ganti (misalnya kata “kamu untuk
menyebut “saya” ).
Kriteria diagnostik autisme
Respon yang aneh terhadap berbagai
keadaan dan aspek lingkungan, misalnya
menolak perubahan, minat yang aneh
atau terdapat kelekatan erat terhadap
benda atau benda yang bergerak.
Tidak terdapat halusinasi, waham atau
pelonggaran asosiasi dan inkoherensi
seperti pada skizofrenia.
Etiologis autsime
Pada beberapa kasus gangguan ini
dihubungan dengan dan diduga akibat dari
beberapa kondisi medis, seperti spasma
infantil, rubella kongenital, sklerosis
tuberosa, lipidosis serebral, dan anomali
komosom X rapuh, virus dan juga
keracunan timbal, merkuri, zat berbahaya
lainnya selama masa kandungan.
DOWN SYNDROM
Gangguan ini terjadi akibat adanya sinrom
Fragile-X yaitu : gen x yang rapuh. Lebih
banyak diakibatkan oleh proses hereditas.
Biasanya down syndrom ini menyebabkan
munculnya retardasi mental.
RETARDASI MENTAL
Retardasi mental ditandai dengan adanya
fungsi intelektual yang di bawah batas
ambang yaitu IQ 70 ke bawah. Terjadi
sebelum usia 18 tahun. Hal ini kemudian
menyebabkan terjadinya hendaya dalam
fungsi adaptif anak sehari-hari.
Berjenjang dari ringan-sedang-berat-sangat
parah.
RETARDASI MENTAL RINGAN
Gangguan retardasi mental ringan (mild)
memiliki IQ antara 50/55-70. mereka dapat
mengembangkan keterampilan sosial dan
komunikasi, memiliki hendaya minimal pada
aspek sensori-motornya. Sering disebut
dengan mampu “mampu didik” dan dapat
mempelajari keteram,pilan akademik sampai
SD kelas 6.
RETARDASI MENTAL SEDANG
Gangguan retardasi mental SEDANG
(moderate) memiliki IQ antara 35/40-50/55.
mereka dapat belajar untuk berkomunikasi,
poor social awareness, fair motor skill. Sering
disebut dengan mampu “mampu latih” dan
dapat mempelajari keterampilan hidup untuk
diri sendiri seperti mandi, makan, bisa dilatih
akademiknya hingga tingkat kelas 2 SD.
RETARDASI MENTAL BERAT
Gangguan retardasi mental berat (severe)
memiliki IQ antara 20/25-35/40. Mereka
memiliki keterampilan komunikasi yang
miskin, memiliki hendaya pada
psikomotoriknya. Sering disebut dengan
mampu “tdk mampu latih” dan sedikit dapat
mempelajari keteram,pilan hidup.
Komunikasinya sedikit.
RETARDASI MENTAL SANGAT
BERAT
Gangguan retardasi mental SANGAT
BERAT (profound) memiliki IQ dibawah
20 atau 25 . Sangat tergantung dengan orang
lain dan membutuhkan rawatan yang intens.
Mengalami hendaya yang sangat berat baik
dari sisi motorik, sensorik, sosial dan
komunikasi. Tidak mampu berkomunikasi
sama sekali.
FETAL ALCOHOL SYNDROME
Gangguan ini terjadi ditandai dengan cacat
secara fisik dan mental setelah seorang bayi
lahir akibat konsumsi alkhol berat yang
dilakukan oleh ibu selama masa
kehamilannya. Gangguan ini dapat
menyebabkan anak mengalami retardasi
mental. Berat badan lebih ringan dan tubuh
lebih pendek. Sering juga muncul bentuk
wajah yang tidak proporsional.
FETAL ALCOHOL SYNDROME
Organ dalam, sistem syarat dan sistem
kardiovaskuler juga sering terganggu. Motorik
dan kognitifnya sering defisit. Kesulitan
koordinasi, tdk mampu berkonsentrasi,
hendaya dalam bicara dan pendengar. Ketika
memasuki masa anak mereka sering
menyendiri, mengisolasi diri (socially
withdraw or isolated).
RETT’S SYNDROM
Hanya dialami oleh anak perempuan, ditandai
perkembangan yang normal sampai usia 5 bulan.
Tetapi antara 5 bulan – 4 tahun perkembangannya
melambat seperti pertumbuhan kepala melambat,
mengakibatkan fungsi kognitif, sosial dan
komunikasinya terhambat. Psikomotoriknya juga
mengalami hambatan ditandai dengan adanya
gerakan tangan yg aneh (hand-wringing),
koordinasi yang buruk dalam berjalan dan gerakan
tubuh.
ASPERGER SYNDROME
Ciri gangguan ini adalah interaksi sosialnya
mengalami hendaya berat, sementara fungsi
kognitif dan bahasa cukup adekuat. Anak
juga menunjukkan pola perilaku yang
terbatas, repetitif, dan stereotipik.
CHILDHOOD DISINTEGRATIVE
DISORDER
Ditandai dengan perkembangan yg normal
sampai 2 tahun pertama, tetapi setelah masa
itu dan sebelum usia 10 tahun, mulai
kehilangan keterampialn motorik, bahasa dan
fungsi adaptif lainnya seperti buang air kecil
dan buang air besar. Hendaya juga terjadi
pada interaksi sosial dan komunikasi, diikuti
dengan pola perilaku yang terbatas, repetitif,
dan stereotipik.
GANGGUAN BELAJAR
MATEMATIK DISORDER : Gangguan yang ditunjukkan
dengan ketidakmampuan anak memahami dan memecahkan
soal matematis, walaupun dari segi kesulitan soal matematika
yang dikerjakan tergolong mudah.
WRITTEN-EXPRESSION DISORDER : gangguan yang
ditunjukkan dengan ketidakmampuan anak dalam membuat
tulisan, mengeskpresikan pikirannya melalui tulisan. Tidak
mampu mengeja dengan benar, gramatikal yang buruk dan
alenia yang tidak koheren.
READING DISORDER (DISLEKSIA) : ketidakmampuan
anak dalam membaca, mencerna kata, menganti kata-kata
sehingga kesulitan memahami rangkaian kalimat ketika
sedang membacanya.
GANGGUAN KOMUNIKASI
EXPRESSIVE LANGUAGE DISORDER : Gangguan
yang ditunjukkan dengan ketidakmampuan mengekspresikan
bahasa secara verbal.
MIXED RECEPTIVE-EXPRESSIVE LANGUAGE
DISORDER : Gangguan yang ditunjukkan dengan
ketidakmampuan memahami sekaligus mengekspresikan
bahasa secara verbal.
PHONOLOGICAL DISORDER : gangguan yang
ditunjukkan dengan ketidakmampuan anak mengartikulasikan
huruf, menganti huruf, dan menghilangkan huruf, sehingga
tidak sesuai dengan bunyi dari huruf tersebut. Misalnya kata
“Buka” diartikulasikan menjadi bunyi “Buta”. Anak tidak
mampu membunyikan huruf “K” secara tepat, diganti
menjadi huruf “T”.
MOTOR SKILL DISORDER
DEVELOPMENTAL COORDINATION
DISORDER : Gangguan yang ditunjukkan dengan
adanya hambatan nyata dalam perkembangan
koordinasi motorik, sehingga membuat anak tdk
mampu melakukan suatu aktivitas motorik spesifik
yang membutuhkan koordinasi. Misalnya
menangkap bola, menendang bola, dll.
STUTTERING (GAGAP) : gangguan yang
ditunjukkan dengan ketidaklancaran berbicara yang
tergagap-gagap, terpotong atau berualang-ulang
sehingga mempengaruhi proses komunikasi secara
lancar.
CONDUCT DISORDER
Adanya pola perilaku antisosial umum yang menetap
Pemberontakan/penyimpangan terhadap aturan sosial
Agresi
Perilaku merusak (distructiveness)
Perilaku mencuri dan menipu/berbohong
Perilaku kejam (cruelty)
Melarikan diri dari rumah
Perilaku pemaksaan hubungan seksual (coercive sex)
Penyalahgunaan obat pada masa pra-remaja
Oppositional Defiant Disorder
Internalisasi yang terbatas aturan sosial dan
norma
Atribusi bermusuhan yang bias (hostile
attributional bias).
Kemarahan dan adanya iritabilitas.
Pola penentangan/penyimpangan terhadap
otoritas orang dewasa.
Agresi, Temper trantums-Hubungan
problematik dengan orang tua
Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD)
Ciri-ciri klinis utama dari gangguan ADHD
adalah Rentang Perhatian Pendek
(Distractibility), IMPULSIVITAS,
HIPERAKTIVITAS, RISK-TAKING.
Akibatnya mereka kesulitan menyelesaikan
tugas-tugas akademik yang membutuhkan
tingkat konsentrasi tinggi. Mereka juga tidak
mampu melihat resiko/akibat dari perbuatan
yang dilakukannya.
Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD)
Mereka juga menunjukkan keterlambatan
dalam perkembangan motorik dan
koordinasi. Akibatnya mereka sering gagal
ketika harus menyelesaikan tugas-tugas
sekolah yang menuntut koordinasi seperti
mengambar, mematung, atau bahkan
menulis.
Separation anxiety
Gangguan yang ditandai dengan munculnya
kecemasan yang kuat ketika berpisah atau
akan ditinggal oleh ibunya, ayahnya atau
pengasuhnya. Anak menjadi takut dan tdk
mau ditinggal, menangis ketika akan
ditinggal, tidak bisa pisah dan selalu lekat
dengan orang tuanya atau pengasuhnya.
ENURESIS
Ketidakmampuan anak untuk mengendalikan
perilaku buang kecil (ngompol).
Dikatakan abnormal ketika perilaku
ngompolnya sdh tidak sesuai dengan usia
kronologis anak.
Misalnya anak 7-10 tahun lebih masih
ngompol.
ENCOPRESIS
Ketidakmampuan anak untuk mengendalikan
perilaku buang besar (babe).
Dikatakan abnormal ketika perilaku buang air
besarnya sdh tidak sesuai dengan usia
kronologis anak.
Misalnya anak 5-10 tahun lebih masih suka
babe dicelana, selain di wc.
DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Pedoman diagnosis yang sekarang banyak digunakan
diseluruh dunia adalah DSM yang singkatan dari “
Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders”.
Dikembangkan pertama kali oleh American
Psychiatric Association pada tahun 1952.
Tujuannya adalah untuk menciptakan manual dan
pedoman dalam menklasifikasikan gangguan
psikologis untuk keperluan menegakkan diagnostik.
Sejarah DSM
Tahun 1952 = DSM-I
Tahun 1968 = DSM-II
Tahun 1980 = DSM-III
Tahun 1987 = DSM III-R
Tahun 1994 = DSM-IV
Tahun 2000 = DSM IV-TR (text revision)
Pembuatan DSM melalui beberapa tahap
penyempurnaan sehingga menghasilkan seri DSM
terakhir yang lebih reliabel dan valid untuk
digunakan sebagai manual diagnosis gangguan
psikologis.
Diagnosis Multiaxial
Diagnosis multiaksis terdiri dari lima aksis, dgn
kategori gangguan yg berbeda sbb yaitu :
Aksis I : Semua Gangguan Psikologis selain
Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental.
Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi
Mental
Aksis III : Kondisi medis/penyakit fisik
Aksis IV : Masalah Psikososial dan lingkungan
Aksis V : Global assesment of functioning.
Diagnosis Multiaksial
Pada aksis III : kondisi medis umum meliputi
penyakit fisik seperti diabetes, jantung, stroke,
dll.
Aksis IV : masalah psikososial dan
lingkungan meliputi yaitu masalah
perkawinan, pekerjaan, sekolah, dll.
AKSI V : menjelaskan ttg keberfungsian
individu berkisar antara skor 1 (paling rendah)
– 100 (paling optimal).
Keterangan Ujian
Bahan ujian mid semester dari pendahuluan
psikologi abnormal sampai dgn gangguan
schizoprenia (menurut urutan di modul
anda).
Bahan ujian semester dari gangguan
kepribadian sampai dgn diagnosis
multiaxial.
Soal multipel choice.