A. TUJUAN BELAJAR
B. URAIAN MATERI
Tokoh yang penting pada abad ini adalah Thomas van Aquino. Menurut
pada manusia sebagai makhluk masyarakat (animal social) disamping manusia sebagai
menurut kodratnya, maka ia tidak bisa hidup dalam suatu pergaulan masyarakat dan
Filsafat Thomas Aquinas bersifat finalities, ini berarti bahwa apa yang menjadi
tujuannya itu dikemukakan terlebih dahulu, baru kemudian harus diusahakan supaya
negara dan gereja, yaitu dikatakan olehnya bahwa organisasi negara yang dipimpin oleh
raja mempunyai kedudukan sama dengan organisasi gereja yang dipimpin oleh Paus.
Hanya saja masing-masing organisasi itu mempunyai tugas yang berlainan. Tugas atau
kekuasaan negara adalah lapangan keduniawian, sedang tugas atau kekuasaan gereja
Menurut Thomas Aquino bentuk pemerintahan yang paling baik adalah Monarki.
Karena tujuan negara itu adalah selain member kemungkinan supaya manusia itu dapat
mencapai kemulyaan yang abadi, juga supaya manusia itu hidup susila. Hal ini dapat
terlaksana apabila terdapat perdamaian di dalam masyarakat dan untuk ini yang
terpenting adalah adanya persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu Monarki dipimpin oleh
1. Hukum abadi atau lex aeterna, ini adalah hukum dari keseluruhannya yang berakar
2. Hukum Alam. Manusia adalah sebagai makhluk yang berpikir, maka ia merupakan
3. Hukum positif. Ini adalah pelaksanaan dari hukum alam oleh manusia, yang
pikiran manusia dan memimpin manusia dengan wahyu-wahyunya kea rah kesucian
untuk hidup di alam baka dan ini dengan cara yang tidak mungkin salah. Wahyu-wahyu
kemauan untuk memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Disamping
itu orang harus juga mengusahakan kepatutan, seperti yang telah diajarkan oleh
Aristoteles. Undang-undang tertulis dapat dianggap sebagai hukum dan keadilan dan
Ajaran Thomas Aquinas merupakan puncak dari pemikiran pada abad pertengahan dan
berada pada titik balik dari pertumbuhan kebudayaan berikutnya. Sementara itu orang
mulai kelihatan melepaskan pikiran yang teokratis, ini terjadi sebagai akibat perubahan
2. F. Oppenheimer
Di dalam bukunya Die Sache, mengatakan bahwa negara itu adalah merupakan
suatu alat dari golongan yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib masyarakat, yang
oleh golongan yang kuat tadi dilaksanakan kepada golongan yang lemah, dengan maksud
untuk menyusun dan membela kekuasaan dari golongan yang kuat tadi, terhadap orang-
orang baik dari dalam maupun luar, terutama dalam sistem ekonomi. Sedangkan tujuan
terakhir dari semuanya adalah penghisapan ekonomis terhadap golongan yang lemah tadi
3. R. Kranenburg
Mengenai pendapatnya tentang negara Kranenburg mengatakan bahwa negara itu
pada hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok
manusia yang disebtu bangsa. Jadi menurut Kranenburg terlebih dahulu harus ada
dengan tujuan untuk memelihara dari kepentingan kelompok tersebut. Maka disini yang
primer atau yang utama dan yang terpenting harus ada adalah kelompok manusianya.
Sedangkan negara itu adalah sekunder, artinya adanya itu menyusul kemudian dam
adanya itu hanya dapat kalau berdasarkan atas suatu kelompok manusia yang disebut
bangsa.
yang menjadi anggota nya adalah negara-negara. Tetapi mengapa disebut Perserikatan
Bangsa-bangsa? Bukan United States, Melainkan United Nations. Hal yang demikian
menjadi dasar dari negara. Jadi bangsalah yang primer, yang harus terlebih dahulu, baru
Kira-kira pada tahun 1922-1944 sebelum Perang Dunia Kedua selesai, di Italia
terdapat suatu paham yang berpengaruh dan disebut Fasisme. Ajarannya pertama-tama
menolak adanya negara hukum yang demokratis di mana dalam negara demokratis diakui
adanya hak-hak kemerdekaan manusia. Sebagai kelanjutan dari paham ini ialah tidak
tertinggi terletak pada negara dan tidak diakui adanya kekuasaan yang lebih tinggi dari
negara. Tidak boleh ada pendapat yang bertentangan dengan negara dan semuanya adalah
untuk kepentingan negara. Jika semua kekuasaan dipusatkan pada negara maka yang
memegang kekuasaan itu adalah Duce pemimpin atas Capodel Governo. Dalam negara
hanya terdapat satu partai sebagai elit dan partai-partai lainnya tidak diakui. Negara
adalah satu dan sama. Karena sifat-sifatnya ini maka negara fasis mempunyai ciri
otoriter, totaliter, dan korporatif. Jadi dalam negara fasis orang tidak mengenal negara
hukum yang dapat menjamin kebebasan hukum dan kebebasan politik daripada
warganegaranya.
Kebebasan dalam hukum dan kebebasan dalam politik berarti mengakui adanya
kebebasan individu-individu, sedangkan individu dalam negara Fasis tidak ada artinya.
Bangsa Italia sebagai suatu kesatuan moral, politik, dan ekonomi kini menjelma
menjadi negara. Kepribadian tertinggi terletak pada negara dan tidak lagi pada bangsa
Italia, sehingga bukan Italia yang membentuk negara melainkan negara Italia yang
membentuk bangsanya. Negara Fasis meripakan negara yang paling berkuasa dan
menentukan segala kekuatan baik dalam bidang moral maupun dalam bidang intelektual
dari individu-individu. Tugas negara tidak hanya terbatas pada bidang tata tertib saja
seperti halnya dalam negara liberal dan juga tidak hanya merupakan alat untuk
membatasi kebebasan individu saja, lebih daripada itu negara mengatur seluruh
kehidupan manusia dengan disiplin yang keras mempengaruhi kemauan serta pikirannya.
Negara merupakan pusat inspirasi yang mendalam bagi setiap bangsa Italia dan
disekitar Italia dan kemudian hendak membentuk suatu Imperium dunia. Hal seperti ini
telah disimpan dalam dada setiap orang Italia. Inilah yang menjadi tujuan akhir dari
negara Fasis. Oleh karena itu tujuannya tidak objektif maka dilihat dari segi Ilmu Negara
5. Liberalisme
Aliran ini sudah lama timbul sebagai reaksi dari paham Mercantilisme yang hidup
pada abad 16, 17, 18 dan 19 di negara-negara Barat yang melaksanakan plitik ekonomi
berdasarkan sistem perdagangan yang menguntungkan. Negara yang menganut aliran ini
hendak mengusahakan agar ekspor lebih besar dari impor sehingga pemasukan uang
lebih banyak daripada pengeluarannya. Pada awal abad ke 17 Menteri Colbert dari
kebebasan yang leluasa dalam mencapai kemakmuran rakyatnya. Untuk mencapai ini
negara dilarang ikut campur tangan jika terjadi perselisihan di antara rakyatnya satu sama
ekonomi paham ini terkenal seperti yang diajarkan oleh Adam Smith. Dengan adanya
aliran liberalism ini maka tampak dengan jelas perbedaan antara negara dengan
masyarakat atau antara penguasa dengan yang dikuasai atau antara pemerintah dengan
rakyatnya.
yang penting dalam negara hukum seperti hak asasi manusia dan pembagian kekuasaan
negara. Dari ajaran Emmanuel Kant ini ternyata bahwa negara hukum tidak dapat
Pemerintah tidak bisa tinggal diam walaupun campur tangannya terhadap kepentingan
rakyat harus dibatasi dengan undang-undang. Yang sangat menarik perhatian dengan
masing-masing, tanpa paksaan, tekanan dan lain-lain. Dengan filsafat hidup ini mereka
beranggapan bahwa kebahagiaan hidupnya akan tercapai Dari sini mulai lahir pengertian
Akses itu antara lain perlombaan dalam mendapat keuntungan ekonomi dan sebagai
akibatnya timbul segolongan kecil manusia yang memiliki modal di dalam masyarakat
dan menguasai golongan yang terbanyak dalam masyarakat yang hidupnya tergantung
mereka.
6. Nasional Sosialisme
Dalam waktu yang bersamaan denga Fasisme di Italia, paham ini mempunya
pengaruh yang besar sekali di Jerman sebelum Perang Dunia II. Kalau menurut paha
Fasisme, negara adalah yang paling dan yang paling berkuasa maka menurut paham
Nasiona Sosialisme Jerman adalah Fuhrer, Reichstag tidak mempunya arti sama sekali
dan hanya sekali ia berkumpul kalau diperlukan oleh Fuhrer untuk memberitahukan apa
yang sudah dan apa yang akan dijalankan olehnya. Paham Nasional Sosialisme itu
dihidupkan di atas mytos bangsa Jerman yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari
rohaniahnya. Melalui ajarannya mengenai ras, para sarjana Jerman hendak membuktikan
bahwa ia adalah keturunan dari dewa-dewa yang disebut sebagai das Herrnvolk yang
mempunyai bakat-bakat yang lebih tinggi dari bangsa-bangsa lainnya di dunia. Adalah
suatu panggilan dari bangsa Jerman untuk membentuk negara Germania yang besar yang
hendak menyamai Imperium Romawi dahulu. Anehnya kalau bangsa Romawi dahulu
dikalahkan oleh Bangsa Germania maka sekarang bangsa Germania ingin meniru bangsa
Romawi maka sekarang bangsa Germania ingin meniru bangsa Romawi. Juga seperti
halnya dengan pihak Fasisme, paham ini sesudah Perang Dunia II selesai tidak
ukuran, sebutkan!
5. Menurut saudara, apa perbedaan antara Paham Liberalisme dengan Paham Nasional
Sosialisme?
D. REFERENSI
Budiyanto. (2000). Dasar-dasar Ilmu Tata Negara untuk SMU. Jakarta: Erlangga.
C.S.T Kansil. (2001). Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: Pradnya Paramita
Moh. Kusnardi dan Bintan Saragih. (1998). Ilmu Negara. Jakarta: Mega Media Pratama.