Determinisme Kebudayaan
Natural Explanation
Penjelasan
Pemikiran Klasik
Kecerdasan & rasionalitas adalah ciri fundamental manusia dan dasar untuk menerangkan
tingkah laku manusia.
Kejahatan dipandang sebagai hasil pilihan bebas dari individu dalam menilai untung ruginya
melakukan kejahatan.
Kata-kata yang mengambil artinya dari konsep ini adalah: rationalisme, hedonisme,
utilirianisme, kontrak sosial dalam hubungannya dengan indeterminisme, dan free will atau
kehendak bebas.
Natural Explanation
Penjelasan
Determinisme Biologis
Manusia merupakan suatu organisme-biologis, suatu bagian dari dunia makhluk biologis.
Oleh karena itu, manusia tunduk pada pembatasan-pembatasan dan pengontrolan dari hukum
biologis (determinisme biologis).
Manusia bukanlah suatu makhluk yang dapat bebas menentukan segala sesuatunya
berdasarkan kemauan dan kepandaiannya, namun manusia adalah makhluk yang dibatasi
tindakannya, oleh organisme biologisnya.
Kejahatan harus dicari dalam sifat-sifat individu, yaitu dengan mencari kelainan-kelainan
pokok yang membedakan antara penjahat dengan yang bukan penjahat.
Natural Explanation
Penjelasan
Determinisme Kebudayaan
Tindakan manusia selalu berkaitan dengan dunia kebudayaan sosialnya dimana ia hidup
(determinisme kebudayaan).
Dunia kebudayaan itu relatif dan terpisah dari dunia biologi
Perubahan dalam dunia kebudayaan tidak menimbulkan perubahan langsung dan segera
pada dunia biologi. Demikian juga sebaliknya.
Kejahatan dilihat sebagai suatu aspek dari pertumbuhan dan pertentangan untuk memperoleh
kekuasaan, di antara kelompok dan kekuatan dalam masyarakat.
Perbedaan individual tidak begitu penting dalam menjelaskan kejahatan.
Penggolongan (Tipologi) Ajaran Tentang Etiologi Krimina
(menurut beberapa ahli)
1. Penggolongan Sutherland
2. Penggolongan Barnes & Teeters
3. Pengolongan Bonger
Penggolongan (Tipologi) Ajaran Tentang Etiologi Krimina
(menurut beberapa ahli)
Sutherland
Ajaran Statistik
Lombroso Demografi
Ajaran Mental
Patologi Sosial
Tester
Ajaran Psikiatri
Penggolongan Etiologi Kriminal
Penjelasan (menurut Sutherland)
1. Ajaran Klasik
• Seseorang melakukan tindakan atau perbuatan berdasarkan pertimbangan untuk
memilih kesenangan (pleasure) atau sebaliknya yaitu penderitaan.
• Pelaku memiliki kehendak bebas
• Persoalan sebab kejahatan telah dijawab secara sempurna sehingga tidak
diperlukan lagi penelitian untuk menggali sebab musabab kejahatan.
• Tokohnya adalah Becaria
3. Ajaran Sosialis
• Mengacu pada ajaran Karl Marx dan Friedrich Engels (1850) yang berdasarkan
pada determinisme ekonomi.
• Kriminalitas adalah konsekuensi dari masyarakat kapitalis akibat sistem
ekonomi yang diwarnai penindasan terhadap buruh, sehingga menciptakan
faktor-faktor yang mendorong berbagai penyimpangan terhadap kejahatan.
4. Ajaran Tipologis
• Meliputi tiga kelompok yang berpendapat bahwa perbedaan antara penjahat dan
bukan penjahat terletak pada sifat tertentu pada kepribadian, yang mengakibatkan
seseorang tertentu dalam suatu keadaan tertentu berbuat kejahatan dan seseorang
yang lain tidak.
Ajaran Lombroso : Penjahat memiliki tipe tersendiri/ born criminal
Mental Tester : Penjahat adalah mereka yang mengidap kelemahan otak
Ajaran Psikiatrik : Kejahatan umumnya dilakukan oleh mereka yang
mengalami hambatan kedewasaan emosionalnya.
Penggolongan Etiologi Kriminal
Penjelasan (menurut Sutherland)
5. Ajaran Sosilogis
• Menekankan pada a function of environment
• Bahwa kejahatan terjadi karena faktor sosial
Penggolongan Etiologi Kriminal
Penjelasan (menurut Barnes & Teeters)
Tokoh:
Franz Joseph Gall;
John Gazpar Spurzheim;
Cesare Lombroso
Tokoh:
A. Lacassagne,
L. manouvrier,
Gabriel Tarde
Tokoh:
Enrico Ferri (1856-1928)
Tokoh:
E. SUTHERLAND
Teori ini berdasarkan pada proses belajar, yaitu bahwa perilaku kejahatan
adalah perilaku yang dipelajari
Lanjutan
5) Arah dari motif dan dorongan dipelajari melalui batasan (definisi) aturan
hukum baik sebagai hal yang menguntungkan maupun yang tidak.
6) Seseorang menjadi delinkuen karena lebih banyak berhubungan dengan
pola-pola tingkah laku jahat daripada yang tidak jahat
7) Differential association dapat bervariasi dalam frekuensinya, lamanya,
prioritasnya dan intesitasnya. dalam hubungan ini maka differential
association bisa dimulai sejak anak-anak dan berlangsung sepanjang hidup
8) Proses mempelajari perilaku kejahatan diperoleh melalui hubungan dengan
pola-pola kejahatan dan anti kejahatan yang menyangkut seluruh mekanisme
yang melibatkan pada setiap proses belajar pada umumnya.
9) Sementara itu perilaku kejahatan merupakan pernyataan kebutuhan dan
nilai-nilai umum, akan tetapi hal tersebut tidak dijelaskan oleh kebutuhan
nilai-nilai, sebab perilaku yang bukan kejahatan juga merupakan pernyataan
dari nilai yang sama.